Anda di halaman 1dari 21

Universitas Mulawarman

DAMPAK MASYARAKAT EKONOMI ASEAN


TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

Disampaikan oleh:

Adopan Nauli Harahap


Fitri anto
Suprayitno
Wahyu Gusty Pranata

A. SEKILAS TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)/


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

B. ELEMEN-ELEMEN MEA
C. KONDISI DAYA SAING INDONESIA
D. HAL-HAL YANG HARUS DIANTISIPASI DALAM MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
D. DAMPAK MEA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

E. KEBIJAKAN DALAM PERSIAPAN MENUJU MEA


F. PENUTUP

SEKILAS TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)/


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Kerjasama ekonomi ASEAN mengarah kepada


pembentukan komunitas ekonomi ASEAN
sebagai suatu integrasi ekonomi kawasan ASEAN
yang stabil, makmur dan berdaya saing tinggi.
MEA yang akan diberlakukan pada Desember
2015, bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan
budaya
MEA bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal
dan basis produksi yang ditandai dengan
bebasnya aliran barang, jasa, investasi, tenaga
kerja terampil dan perpindahan barang modal
secara lebih bebas.

ELEMEN ELEMEN DALAM


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

1. Arus Bebas Barang


Dalam mewujudkan AEC dengan kekuatan pasar tunggal dan berbasis produksi.
Dengan mekanisme arus barang yang bebas di kawasan ASEAN diharapkan
jaringan produksi regional ASEAN akan terbentuk dengan sendirinya.

Komponen arus perdagangan bebas barang tersebut meliputi penurunan dan


penghapusan tarif secara signifikan maupun penghapusan hambatan non-tarif.

ELEMEN ELEMEN DALAM


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

2. Arus Bebas Jasa


Arus bebas jasa juga merupakan elemen paling penting dalam pembentukan
ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi. Liberialisme bertujuan untuk

menghilangkan hambatan penyediaan jasa di antara negara-negara ASEAN


yang dilakukan melalui mekanisme yang diatur dalam ASEAN Framework
Agreement on Service (AFAS).
AFAS merupakan persetujuan di antara Negara-negara ASEAN di bidang jasa.

ELEMEN ELEMEN DALAM


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

AFAS bertujuan untuk:

Meningkatkan kerjasama diantara Negara Anggota di bidang jasa dalam


rangka
meningkatkan efisiensi dan daya saing, diversifikasi kapasitas produksi dan
pasokan serta distribusi jasa dari para pemasok jasa masing-masing Negara
Anggota baik di dalam ASEAN maupun di luar ASEAN;
Menghapuskan

secara

signifikan

hambatan-hambatan

perdagangan

jasa

diantara Negara Anggota; dan

Meliberalisasikan perdagangan jasa dengan memperdalam tingkat dan cakupan


liberalisasi melebihi liberalisasi jasa dalam GATS dalam mewujudkan perdagangan
bebas di bidang jasa.

ELEMEN ELEMEN DALAM


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

3. Arus Modal Yang Lebih Bebas


Keterbukaan

yang

sangat

bebas

atas

arus

modal,

akan

berpotensi

menimbulkan risiko yang mengancam kestabilan kondisi perekonomian suatu


negara. Dengan mempertimbangkan, antara lain hal-hal tersebut, maka ASEAN
memutuskan hanya akan membuat arus modal menjadi lebih bebas (freer). Konteks

lebih bebas dalam hal ini secara umum dapat diterjemahkan dengan pengurangan
(relaxing)
Liberalisasi arus modal yang dimaksud dalam konteks ASEAN adalah suatu
proses menghilangkan peraturan yang bersifat menghambat arus modal

ELEMEN ELEMEN DALAM


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Arus modal yang lebih bebas dalam mencapai AEC 2015 adalah
untuk mendukung transaksi keuangan yang lebih efisien, sebagai
salah

satu

perdagangan

sumber

pembiayaan pembangunan,

internasional,

memfasilitasi

mendukung pengembangan

keuangan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

sektor

ELEMEN ELEMEN DALAM


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

4. Arus Bebas Tenaga Kerja Terampil


Apaila AEC terwujud pada tahun 2015, maka dapat dipastikan akan terbuka
kesempatan kerja seluas luasnya bagi warga negara ASEAN. Para warga
negara dapat keluar dan masuk dari suatu negara lain untuk mendapatkan
pekerjaan tanpa adanya hambatan di negara yang di tuju.

HAL YANG HARUS DI ANTISIPASI DALAM


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

4 Hal Yang Harus Diantisipasi

c.

Dalam ASEAN Economic Community:

a.

b.

implementasi AEC berpotensi


menjadikan Indonesia sekedar
pemasok energi dan bahan baku
bagi industrilasasi di kawasan
ASEAN, sehingga manfaat yang
diperoleh dari kekayaan sumber
daya alam mininal.
melebarnya defisit perdagangan
jasa
seiring
peningkatan
perdagangan barang.

d.

Ketiga, implementasi AEC juga akan


membebaskan aliran tenaga kerja
sehingga harus mengantisipasi dengan
menyiapkan strategi karena potensi
membanjirnya Tenaga Kerja Asing (TKA)
akan berdampak pada naiknya remitansi
TKA yang saat ini pertumbuhannya lebih
tinggi daripada remitansi TKI. Akibatnya,
ada beban tambahan yaitu dalam
menjaga neraca transaksi berjalan dan
mengatasi masalah pengangguran.
Keempat, implementasi AEC akan
mendorong masuknya investasi ke
Indonesia dari dalam dan luar ASEAN.

KONDISI DAYA SAING INDONESIA DALAM


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
No

Negara

Rank

Score

Singapura

5.61

Malaysia

24

5.03

Brunei

26

4.95

Thailand

37

4.54

Indonesia

38

4.53

Laos

48

4.08

Filipina

59

4.29

Vietnam

70

4.18

Kamboja

88

4.01

10

Timor Leste

138

3.25

11

Myanmar

138

3.23

Posisi ini menempatkan peringkat Indonesia di bawah Singapura (2), Malaysia (24), Brunei (26),
dan Thailand (27), sehingga untuk hadirnya investasi Indonesia masih kalah bersaing dengan
keempat negara tersebut. Relatif rendahnya peringkat daya saing Indonesia, penyebab
utamanya dari tahun ketahun hampir tidak berubah yaitu korupsi yang tinggi, in efisiensi birokrasi
pemerintah, dan pasokan infrastruktur yang tidak memadai.

KONDISI DAYA SAING INDONESIA DALAM


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Sementara The International Institute for Management Development (IMD) Competitive Center
menyebutkan bahwa faktor utama penghambat bisnis di Indonesia, adalah:

1. Kualitas dan Kuantitas SDM belum meningkat


2. Belum efisiennya birokrasi dan terlampau banyak paket deregulasi
3. Belum membaiknya infrastruktur
4. Regulasi perpajakan yang memberatkan
5. Pertumbuhan ekonomi menigkat namun 65% disokong oleh komsumsi domestik sisanya
import
6. Kebijakan yang tidak solid, otonomi daerah menimbulkan implementasi kebijakan yang

sulit
7. diarahkan/mengalami hambatan.
8. KKN

DAMPAK MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Dampak Positif MEA Terhadap Perekonomian Indonesia


1. Mendapatkan akses pasar yang lebih luas sehingga memudahkan integrasi ke dalam ekonomi
global;
2. Memperkenalkan tingkat dunia teknologi dan pengetahuan teknis serta proses untuk negara
berkembang, dengan keahlian yang dimiliki asing dapat menjadi faktor penting dalam meningkatkan
proses teknis tekhnologi. Misalnya, kesepakatan nuklir sipil antara india dan Amerika Serikat akan
memimpin untuk mentrasfer energi nuklir pengetahuan antara kedua negara dan memungkinkan
India untuk meningkatkan fasilitas nuklir sipilnya;
3. Membawa kemajuan teknologi dan proses, sehingga meningkatkan kompetisi dalam ekonomi
domestik dari negara berkembang;
4. Terjadinya peningkatan sumber daya manusia bagi negara tujuan investasi langsung asing, serta

memberikan pelatihan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan mutu dan nilai sumber daya
manusia sebagai pegawainya.

DAMPAK MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Dampak Negatif MEA Terhadap Perekonomian Indonesia


1. Tidak menginginkan tenaga kerja lokal yang sebetulnya berkualitas dan mampu, tetapi karena
ada tenaga kerja asing, tenaga kerja lokal pun tergeser.
2. Syarat untuk masuk di dalam dunia kerja sangat diperketat
3. UMKM Indonesia yang kalah bersaing akan terancam terpinggirkan dalam persaingan MEA

nanti

PERSIAPAN KEBIJAKAN MENJELANG


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

AEC ibarat dua mata pisau bagi Indonesia, kita akan menjadi produsen yang banyak
mengekspor atau justru menjadi sasaran empuk importir. Langkah-langkah strategis pun
sebaiknya diterapkan dengan segera. Setidaknya perlu segera dirumuskan suatu kebijakan
untuk melaksanakan tujuh langkah strategis yang perlu diimplementasikan oleh pemerintah

Indonesia.
1. Sosialisasi Besar-Besaran
Upaya sosialisasi hajat besar AEC 2015, ternyata belum merata. Hanya terbatas kalangan
tertentu. Bisa dibilang, hanya kalangan menengah ke atas. Sedangkan, masyarakat
awam ke bawah tidak begitu mengenalnya. Jangankan bersiap, mengenal pun tidak.

PERSIAPAN KEBIJAKAN MENJELANG


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

2. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)


SDM merupakan hal yang paling krusial dalam menghadapi AEC. SDM yang berkualitas
akan mampu bersaing dan kuat menghadapi tantangan. Cekatan serta inovatif dalam
mengambil ide, langkah, dan tindakan. Peningkatan kualitas SDM misalnya dengan
pelatihan bahasa. Bahasa sangat penting dalam peranan persaingan global. Terutama
bahasa inggris.
3. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Pemberdayaan ini dapat menciptakan iklim usaha dan mengurangi ekonomi biaya tinggi.
Pemberdayaan

UMKM

sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing ekonomi.

Persaingan dalam hal kualitas maupun kuantitas yang bukan hanya untuk pasar lokal dan
nasional, tetapi juga ekspor. Karena Semakin banyak UMKM yang bisa mengekspor, akan

semakin besar pula daya saing ekonomi Indonesia.

PERSIAPAN KEBIJAKAN MENJELANG


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

4. Penyedia Modal
Pemodalan ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas produksi suatu usaha. Oleh
karenanya, dibutuhkan lembaga pemodalan yang mudah diakses oleh pelaku usaha dari
berbagai skala. Terutama pelaku UMKM yang seringkali kesulitan dalam penambahan modal.
5. Perbaikan Infrastruktur
Infrastruktur berupa sarana dan prasarana seperti logistik, listrik, telekomunikasi, revitalisasi
transportasi, jalan raya, rel kereta api, pelabuhan, bandara, dan lain-lain. Kita mengetahui
bahwa kesemua faktor ini sangat mempengaruhi proses produksi dan distribusi. Oleh
karenanya, perbaikan infrastruktur ini harus disegerakan. Tersendatnya logistik dapat

meningkatkan inflasi. Karena daya saing juga sangat ditentukan cepat lambatnya keluar
masuk barang.

PERSIAPAN KEBIJAKAN MENJELANG


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

6. Reformasi Kelembagaan & Pemerintah


Kelembagaan dan pemerintah yang taat hukum & tidak memihak sangat diharapkan.
Sikap kelembagaan & pemerintah yang kooperatif terhadap pelaku usaha merupakan
salah satu hal yang harus diperbaiki. Tidak mempersulit urusan administrasi dan birokrasi
yang berkepanjangan. Penguatan lembaga hukum harus ditingkatkan, terutama dalam hal
independensi dan akuntabilitas kelembagaan hukum. Sehingga tercipta iklim kelembagaan
hukum yang

profesionalisme, transparan, dan tindakan yang mengarah dan berpotensi

koruptif atau pungli dapat di minimalisir bahkan di hilangkan.

PERSIAPAN KEBIJAKAN MENJELANG


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

7. Reformasi Iklim Investasi


Indonesia harus melakukan pembenahan iklim investasi melalui perbaikan infrastruktur

ekonomi, menciptakan stabilitas makro-ekonomi, serta adanya kepastian hukum dan


kebijakan, dan memangkas ekonomi biaya tinggi.

PENUTUP

1.

Keterbukaan integrasi ekonomi ASEAN mengisyaratkan perlunya upaya sinergi,


kerjasama dan aktualisasi komitmen yang komprehensif, sehingga Koperasi, UKM, dan
tenaga kerja indonesia memperoleh manfaat dengan diberlakukannya MEA 2015.

2.

Mungkin, countdown, hitungan mundur lahirnya AEC perlu diterapkan. Setidaknya di

dalam pemikiran kita masing-masing. Sehingga akan terus mengingatkan kita akan
seberapa jauh dan matangkah persiapan kita.
3.

Ketujuh kebijakan tersebut harus segera dilakukan oleh pemerintah, dan sangat sulit
dilaksanakan apabila hal ini (MEA) harus dilakukan oleh dunia bisnis secara mendadak.

Anda mungkin juga menyukai