Anda di halaman 1dari 72

ANALISIS TESIS

Disadur dari : Misbahul Munir, (2012)


Jenis Karya Ilmiah : Tesis
Jenis Penelitian : Kualitatif
Judul : Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) di SMK PGRI 3 Tulungagung
Sumber : http://repo.iain-tulungagung.ac.id/824/

Uraian Analisis:

1. Judul
Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) di SMK PGRI 3 Tulungagung.
# Berdasarkan judul di atas sudah tergambar sebagian dari unsur 5W (who, what, why, where, when), namun
belum menggambarkan unsur 1H (how). Setelah dibaca secara keseluruhan ternyata dalam Bab III baru
terlihat adanya unsur tersebut pada metode penelitian.
# Judul di atas juga memperlihatkan bahwa di SMK PGRI 3 Tulugagung telah menerapkan strategi
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran pendidikan agama Islam
(PAI).

2. BAB I: Pendahuluan
A. Latar Belakang
# Latar belakang yang ada menunjukkan jenis penulisan secara deduktif, yaitu suatu metode berpikir yang
menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu dan kemudian dihubungkan dengan bagian-bagian yang
khusus serta dikaitkan dengan fenomena yang ada dilapangan.
# Pada bagian akhir latar belakang penulis mengatakan bahwa ingin mengetahui sejauh mana penerapan
strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam (PAI) di SMK PGRI 3 Tulungagung. Peneliti memilih lokasi tersebut sangat tepat, karena di SMK
PGRI 3 Tulungagung merupakan sekolah yang maju dan telah menerapkan strategi pembelajaran CTL, jadi
peneliti ketika melakukan penelitiannya tidak akan mengalami kesulitan dalam mengumpulkan data.

B. Penegasan Istilah
Dalam penegasan istilah, peneliti membagi menjadi dua bagian yaitu, penegasan konseptual dan penegasan
operasional.
1) Penegasan Konseptual
# Dalam penegasan konseptual peneliti telah menjelaskan satu persatu definisi dari judul tersebut sehingga
memberi kemudahan kepada pembaca agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap istilah yang digunakan
dalam penelitian ini, tetapi peneliti tidak mencantumkan definisi menurut peneliti diakhir definisi tersebut
dan juga peneliti tidak memberikan kesimpulan dari kutipan definisi yang ia paparkan.
2) Penegasan Operasional
# Dalam penegasan operasional peneliti telah menjelaskan dengan baik bahwa tugas guru dalam pembelajaran
CTL bukan sebagai pusat informasi, tetapi lebih berurusan dengan strategi dan sebagai fasilitator.

C. Rumusan Masalah
# Rumusan masalah dalam penelitian ini sudah tepat dan jelas yang berupa pertanyaan mengenai masalah
terkait dengan judul penelitian, tetapi poin yang pertama dan kedua menurut penulis itu diganti dengan
“Bagaimana penerapan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam di SMK PGRI 3 Tulungagung karena kata “penerapan” itu sudah dapat mewakili
“perencanaan dan pelaksanaan”. Sedangkan setelah poin “Bagaimana faktor penghambat dan pendukung
penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada pelajaran agama Islam di SMK PGRI 3
Tulungagung” baru dicarikan solusi bagaimana upaya guru dalam mengatasi faktor penghambat tersebut.
Saran penulis pada poin selanjutnya “Bagaimana upaya guru mengatasi kendala dalam penerapan strategi
pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada pelajaran agama Islam di SMK PGRI 3
Tulungagung”
D. Tujuan Penelitian
# Tujuan penelitian dalam penelitian ini sudah tepat dan jelas yang berupa pernyataan mengenai masalah
terkait dengan judul penelitian tersebut.

E. Kegunaan Penelitian
# Kegunaan dalam penelitian ini ada tiga yaitu, 1) untuk lembaga, 2) bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
3) dan bagi peneliti. Menurut penulis, kegunaan penelitian untuk lembaga itu masih bersifat umum,
alangkah baiknya kegunaan penelitian untuk lembaga itu dipecah menjadi, bagi sekolahnya sendiri dan bagi
sekolah yang diteliti. Sedangkan bagi pengembangan ilmu pengetahuan sebaiknya dipecah lagi menjadi
dua bagian menjadi bagi guru dan kepala sekolah.

F. Sistematika Penulisan
# Dalam sistematika penulisan di sini sudah sangat jelas, peneliti sudah menjelaskan mulai dari Bab I sampai
dengan Bab yang terakhir, jadi pembaca dapat gambaran secara keseluruhan isi dari penelitian tersebut.

3. BAB II: Kajian Pustaka


# Dalam kajian pustaka ini secara keseluruhan sudah tepat dan jelas, tetapi peneliti tidak memasukkan
pembahasan tentang hambatan-hambatan atau kelebihan dan kekurangan dalam teori pembelajaran CTL
ini. Karena ketika peneliti memasukkannya, maka nantinya muncul apa yang menjadi penghambat dari
penerapan pembelajaran CTL dan itu akan menjawab dari rumusan masalah dari penelitian ini.

4. BAB III: Metode Penelitian


A. Pendekatan Penelitian
# Dalam pendekatan penelitian ini sudah jelas dan terarah, peneliti sudah menjelaskan bahwa dalam penelitian
ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

B. Jenis Penelitian
# Sudah tepat dan jelas, di dalam penelitian ini, peneliti telah menjelaskan bahwa apabila di lihat dari lokasi
sumber datanya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research).

C. Kehadiran Peneliti
# Dalam kehadiran peneliti ini sudah sangat jelas, bahwa peneliti sebagai instrumen utama dalam
pengumpulan data atau sebagai instrumen kunci. Dan dalam kehadiran peneliti ini sudah menjelaskan
tentang lokasi penelitiannya, tetapi peneliti tidak menjelaskan alasan kenapa memilih lokasi tersebut,
walaupun sebenarnya peneliti sudah menjelaskan di akhir latar belakang di atas.

D. Data dan Sumber Data


# Dalam data dan sumber datanya sudah sangat tepat dan jelas, bahwa data yang didapatkan dari penelitian
ini adalah melalui observasi, tetapi menurut hemat penulis, apabila data yang dikumpulkan hanya
menggunakan observasi tanpa menggunakan wawancara dengan sumber primer maupun sumber sekunder,
maka data itu kurang valid. Karena ketika peneliti melakukan observasi, responden mengetahui kalau
dirinya diamati dan pasti ia melakukan yang terbaik. Ternyata setelah dibaca keseluruhan baru terlihat
metode wawancara dicantumkan di metode pengumpulan data.

E. Metode Pengumpulan Data


# Dalam pengumpulan data penelitian ini sudah tepat dan jelas, bahwa teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi (pengamatan), wawancara dan analisis dokumen
(dokumentasi).

F. Teknik Analisis Data


# Teknik analisis data dalam penelitian ini sudah tepat dan jelas, peneliti menggunakan analisis deskriptif
dengan menerangkan proses berfikir induktif (khusus-umum) dan teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu, 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) dan menarik kesimpulan.
# Tetapi peneliti tidak mencantumkan bagaimana langkah-langkah dalam menganalisis data seperti, checking
data (mengecek lagi lengkap tidaknya data penelitian, memilih dan menyeleksi data, sehingga hanya yang
relevan saja yang digunakan dalam analisis), editing data (diedit yaitu dibaca lagi dan diperbaiki, bila masih
ada yang kurang jelas atau meragukan), dan coding data (mengubah data menjadi kode-kode yang dapat
dimanipulasi sesuai dengan prosedur analisis statistik tertentu).

G. Pengecekan Keabsahan Data


# Dalam pengecekan keabsahan data sudah sangat tepat dan jelas, bahwa peneliti memakai metode seperti,
triangulasi, perpanjangan kehadiran, diskusi sejawat, dan review informan dengan tujuan agar tingkat
validitas data semakin tinggi kualitasnya.
# Kekurangan dalam metode penelitian ini, peneliti tidak mencantumkan tahap-tahap penelitian yang
dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui objek penelitiannya secara sistematis.

5. BAB IV: Hasil Penelitihan dan Pembahasan


A. Paparan Hasil Penelitian
# Dalam paparan hasil penelitian sudah sejalan dengan metode pengumpulan data di atas, peneliti sudah
memakai ketiga metode seperti, observasi, wawancara, dan analisis dokumen untuk mendapatkan data
tentang perencanaan, pelaksanaan, dan faktor penghambat dan pendukung dari strategi pembelajaran
Contextual Teaching and Learning pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMK PGRI 3 di
Tulungagung.

B. Pembahasan Penelitian
# Dalam pembahasan penelitian ini sudah baik, karena peneliti dapat mengaitkan hasil temuannya dengan teori
yang sudah ada sehingga peneliti nantinya tidak akan mengalami kesulitan dalam memberikan interpretasi
dari data yang telah dikumpulkan.

6. BAB V: Penutup
A. Kesimpulan
# Kesimpulan dalam penelitian ini sudah tepat dan jelas, peneliti sudah memberikan kesimpulan terhadap
masing-masing rumusan masalah dan sudah memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini.

B. Saran
# Dalam saran di sini sudah sangat baik, peneliti sudah memberikan masukan terhadap guru pada umumnya
agar guru lebih kreatif dan terampil dalam melaksanakan pembelajaran.
# Tetapi dalam saran ini menurut penulis ada kekurangan yaitu saran bagi kepala sekolah dan untuk
pemerintah.

Perhatikan Judul Penelitian, Kita Tahu Metode Analisis Datanya


08Okt By Hidayat Huang
Pada umumnya, judul sebuah penelitian identik dengan metode analisis data yang digunakan. Mengapa?
Karena pada judul penelitian terutama penelitian kuantitatif dicantumkan tujuan secara umum dari sebuah
penelitaian. Sedangkan tujuan dari penelitian akan identik dengan beberapa kelompok metode analisis
data. berikut merupakan contoh beberapa judul penelitian:
1. Hubungan antara tinggi badan anak dengan tinggi badan orang tua.
2. Pengaruh kebijakan Bank Sentral terhadap penurunan suku bunga bank komersial.
3. Perbandingan rata-rata biaya hidup di kota A dan kota B.
Jika kita perhatikan ketiga contoh judul penelitian di atas, maka terdapat kata-kata yang merujuk kepada
tujuan dari penelitian tersebut. Secara garis besar, tujuan dari penelitian kuantitatif terbagi menjadi empat
kelompok yaitu penelitian deskriptif, penelitian asosiatif, penelitian kausalitas/pengaruh dan penelitian
perbandingan/komparatif. Masing-masing judul penelitian contoh judul penelitian di atas merujuk kepada
tujuan penelitian yang berbeda. contoh pertama merujuk kepada jenis penelitian yang bertujuan untuk
mencari hubungan asosiatif, contoh kedua merujuk kepada judul penelitian kausalitas dan contoh ketiga
merujuk kepada penelitian yang bertujuan untuk membandingkan (komparatif).
Statistika terbukti sangat bermanfaat untuk mendeskripsi data penelitian yang diperoleh serta
kemampuannya mereduksi data menjadi beberapa besaran tertentu seperti rerata (mean), median, modus,
variansi (variance), simpangan baku (standard deviation), normalitas dan lainnya. Lebih jauh, statistika
dimanfaatkan sebagai metode yang andal untuk melakukan inferensi melalui pengujian hipotesis (dugaan
sementara), sehingga para periset dapat mengambil kesimpulan dari penelitiannya.
Melalui pengujian statistika tersebut, diharapkan proses pengambilan kesimpulan (conclusion) dan
keputusan (decision) dari penelitian dapat berlangsung dengan baik dan benar dari sudut pandang ilmiah
dan dapat menggeneralisasi populasi berdasarkan sampel. Sekalipun tidak tertutup kemungkinan adanya
kesalahan dari hasil analisis keputusannya, namun sekurang-kurangnya statistika dapat membuat
probabilitas terjadinya kesalahan tersebut seminimal mungkin. Bahkan, lebih jauh lagi tingkat kekeliruan
analisis dapat dirancang sejak awal.
Metode statistik yang digunakan dalam sebuah analisis data penelitian, pada umumnya berkaitan erat
dengan perumusan masalah dan kerangka pemikiran penelitian (research paradigm) itu sendiri.
Perumusan masalah merupakan landasan utama dari setiap penelitian ilmiah yang menjadi panduan
langkah-langkah berikutnya. Secara umum, proposal penelitian terdiri dari latar belakang, permasalahan,
tujuan, kajian literatur, kerangka pemikiran, perumusan hipotesis, metode penelitian, dan rancangan
analisis. Selanjutnya, setelah data penelitian dianalisis maka disusunlah pembahasan/diskusi hingga
kesimpulan penelitian serta saran/rekomendasi apabila diperlukan. Untuk penelitian tingkat strategik pada
umumnya dilengkapi dengan policy paper untuk memudahkan para pengambil kebijakan membuat
keputusan strategiknya.
Perumusan masalah penelitian pada umumnya wajib dicantumkan dengan tegas pada Bab Pendahuluan
bersama dengan tujuan bahkan judul penelitian di setiap skripsi dan tesis ekonomi. Kualitas perumusan
masalah penelitian, pada umumnya sangat tergantung pada kemampuan kita dalam mengidentifikasi
permasalahan dan telaahan (review) teori dan penelitian sebelumnya. Semakin tajam dan komprehensif
dalam mengidentifikasi masalah penelitiannya yang disertai kedalaman telaahan terhadap artikel ilmiah
terkait dan terbaru (recent research), maka akan semakin baik pula kualitas penelitiannya. Oleh karena
itu, kesalahan dalam mengidentifikasi masalah penelitian (sympton) akan berakibat fatal. Identifikasi
masalah merupakan bagian terpenting dari belakang penelitian yang menjadi landasan utama dalam
membentuk kerangka pemikiran, metode penelitian, rancangan analisis dan alur penelitian yang akurat.
Selain itu, jumlah dan kualitas referensi terbarukan yang dijadikan acuan penelitian akan menentukan
kualitas state of the art suatu penelitian yang memenuhi unsur-unsur kemutakhiran (novelty) dan
originalitas penelitiannya. Sebagaimana kita ketahui bersama, kualitas kerangka pemikiran merupakan
landasan utama penyusunan hipotesis yang akan diuji, metode penelitian dan rancangan analisis yang
sesuai dan konsisten dengan tujuan utama penelitian. Perlu diingatkan kembali, bahwa pada proses
penentuan hipotesis harus dilandasi teori yang kokoh (robust) dan didukung oleh berbagai temuan
penelitian sebelumnya sesuai dengan topik penelitiannya.
Setiap rumusan masalah penelitian yang dibentuk melalui dasar teori dan beberapa penelitian sebelumnya
tersebut akan diuji melalui hipotesis dalam bentuk dugaan sementara sebagai jawaban masalah penelitian
inferensial. Dalam hal ini, pengujian statistik terhadap berbagai hipotesis, hanyalah salah satu metode
(tool) yang digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian tersebut. Melalui pengujian statistik
tersebut, kita dapat menyimpulkan apakah hipotesis penelitian yang kita ajukan sebelumnya ditolak
(rejected) atau tidak ditolak (not rejected).

Rancangan Analisis Data


Analisis Data Penelitian Kuantitatif
Analisis data adalah sebuah proses untuk memeriksa, membersihkan, mengubah, dan membuat
pemodelan data dengan maksud untuk menemukan informasi yang bermanfaat sehingga dapat memberikan
petunjuk bagi peneliti untuk mengambil keputusan terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Rancangan analisis data adalah bagian integral dari proses penelitian yang dituangkan baik dalam bentuk
tulisan atau tidak. Rancangan ini telah terformat sebelum kegiatan pengumpulan data dan pada saat
merumuskan hipotesis. Artinya, rancangan analisis data hasil penelitian telah dipersiapkan mulai dari
penentuan jenis data yang akan dikumpulkan, sumber data yang ditemui, dan rumusan hipotesis yang akan
diuji telah dibuat.
Analisis Data
Langkah Analisis Data
Pada penelitian kuantitatif, analisis data pada umumnya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Editing
Editing atau kegiatan mengedit data dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kelengkapan,
konsistensi, dan kesesuaian antara kriteria data yang diperlukan untuk menguji hipotesis atau menjawab
pertanyaan penelitian.
Coding
Coding atau memberi kode pada data dilakukan dengan tujuan merubah data kualitatif menjadi data
kuantitatif (kuantifikasi data) atau membedakan aneka karakter. Pemberian kode sangat diperlukan
terutama dalam rangka pengolahan data, baik secara manual, menggunakan kalkulator atau komputer.
Tabulasi Data
Tabulasi data atau memasukkan data ke dalam tabel-tabel yang telah disediakan, baik tabel untuk data
mentah maupun tabel kerja untuk menghitung data tertentu secara statistik.
Pembahasan atau Diskusi Hasil Penelitian
Pada tahap ini peneliti mengabstraksikan hasil uji hipotesis, membahas hasil penelitian tersebut serta
mengkonsultasikannya dengan hasil penelitian sebelumnya (bila memungkinkan).
Analisis Data Pada Penelitian Kualitatif
Pada penelitian dengan pendekatan kualitatif, fokus masalah penelitian menuntut peneliti melakukan
pengkajian secara sistematik, mendalam, dan bermakna sebagaimana ditegaskan oleh Burgess berikut ini.
“Dalam penelitian kualitatif, semua investigator atau peneliti memfokuskan diri pada permasalahan yang
dikaji, dengan dipandu oleh kerangka konseptual atau teoritis” (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 262).
Prinsip-prinsip Analisis Data
Atas dasar pendapat Bogdan dan Biklen serta Lincoln dan Guba, Sudarwan Danim dan Darwis (2003 : 263
– 267) mengemukakan prinsip-prinsip analisis data pada penelitian kualitatif sebagai berikut:
a. Peneliti menjadi instrumen utama pengumpulan data dan subjek yang diteliti dipandang mempunyai
kedudukan sama secara nisbi dengan peneliti. Sebagai instrumen utama, peneliti melakukan wawancara
kepada responden dan mengamati sejumlah fenomena fokus penelitian yang tampak dan terjadi di lapangan
sebagaimana adanya.
b. Data penelitian yang dikumpulkan bersifat deskriptif. Peneliti mengumpulkan data dan mencatat
fenomena yang terkait langsung atau tidak langsung dengan fokus penelitian. Karakteristik ini berimplikasi
pada data yang terkumpul, yaitu cenderung berupa kata-kata atau uraian deskriptif, tanpa mengabaikan data
berbentuk angka-angka.
c. Proses kerja penelitian dilakukan dengan menggunakan perspektif etik, yaitu dengan mengutamakan
pandangan dan pendirian responden terhadap sistuasi yang dihadapinya. Peneliti meminimalkan perspektif
etik dengan tujuan mereduksi subjektivitas data yang dihimpun.
d. Verifikasi data dan fenomena dilakukan dengan cara mencari kasus yang berbeda atau bertentangan
dengan menggunakan metoda dan subjek yang berbeda.
e. Kegiatan penelitian lebih mengutamakan proses dari pada hasil dan data penelitian dianalisis secara
induktif untuk mendapatkan makna kondisi alami yang ada. Pemaknaan atas data dilakukan dengan
interpretasi idiografik (idiographic interpretation) berupa analisis atas fenomena yang muncul namun bukan
dimaksudkan untuk merumuskan generalisasi.
f. Pemberian makna merupakan dasar utama dalam memahami situasi, di mana pemaknaan itu selain
dilakukan sendiri oleh peneliti juga didasari atas interpretasi bersama dengan sumber data.
Proses Analisis Data
Bogdan dan Biklen mengemukakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan melalui dua fase, yaitu selama
dan setelah selesainya proses pengumpulan data (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 268 – 269).
Analisis data selama peneliti dilapangan dilakukan dengan cara:
1) mempersempit fokus dan menetapkan tipe studi;
2) mengembangkan secara terus-menerus pertanyaan analitis;
3) merencanakan sesi pengumpulan data secara jelas;
4) menjaga konsistensi atas ide dan tema atau fokus penelitian;
5) membuat catatan sistematis mengenai hasil pengamatan dan penelaahan;
6) mempelajari referensi yang relevan selama di lapangan;
7) menggunakan metafora, analogi dan konsep;
8) menggunakan alat-alat audio visual.
Analisis data setelah pengumpulan data selesai dilakukan dengan :
1) Membuat kode data secara kategoris;
2) Menata sekuensi atau uruan penelaahan.
Disamping analisis kualitatif, data yang telah terkumpul juga dianalisis dengan menggunakan prosentase.
3. Tingkat Kepercayaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian kualitatif atau naturalistik dipandang memenuhi kriteria ilmiah jika memiliki tingkat
kepercayaan tertentu. Menurut Lincoln dan Guba, tingkat kepercayaan hasil penelitian dapat dicapai jika
peneliti berpegang pada 4 prinsip atau kriteria, yaitu : credibility, dependability, corfirmability, dan
transferability (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 269 – 270).
a. Credibility
Credibility atau prinsip kredibilitas menunjuk pada apakah kebenaran penelitian kualitatif dapat dipercaya,
dalam maknadapat mengungkapkan kenyataan yang sesungguhnya. Untuk memenuhi kriteria ini peneliti
perlu melakukan trianggulasi, member check, wawancara atau pengamatan secara terus menerus hingga
mencapai tingkat redundancy.
Secara lebih spesifik, kredibilitas hasil penelitian kualitatif dapat dicapai dengan beberapa cara, yaitu :
1) Peneliti tinggal cukup lama pada situasi penelitian;
2) Observasi dilakukan secara berlanjut dan cermat;
3) Melihat fenomena dari berbagai sudut pandang;
4) Diskusi dengan sejawat;
5) Analisis kasus negatif.
b. Dependebility
Prinsip dependabilitas merujuk pada apakah hasil penelitian memiliki keandalan atau reliabilitas. Prinsip
ini dapat dipenuhi dengan cara mempertahankan konsistensi teknik pengumpulan data, dalam
menggunakan konsep, dan membuat tafsiran atas fenomena.
c. Corfirmability
Prinsip konfirmabilitas menunjuk pada sangat perlunya upaya untuk mengkonfirmasikan bahwa temuan
yang telah diperoleh dapat dipercaya kebenarannya. Untuk memenuhi prinsip ini, peneliti dapat melakukan
berbagai cara, yaitu:
1) Mengundang berbagai pihak untuk mendiskusikan temuan dan draf hasil penelitian;
2) Mendatangi pihak-pihak tertentu untuk melakukan audit trial, berupa jejak atau sistematika kerja
penelitian yang dapat dilacak dan diikuti, serta melakukan proses kerja secara sistematis dan
terdokumenasi, serta memeriksa secara teliti setiap langkah kerja penelitian ;
3) Mengonfirmasikan hasil penelitian dengan para ahli, khususnya para promoter.
d. Transferability
Prinsip transferabilitas mengandung makna apakah hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan atau
diaplikasikan pada situasi lain. Berkenaan dengan hal ini hasil penelitian kualitatif tidak secara apriori dapat
digeneralisasikan, kecuali situasi tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan situasi lapangan tempat
penelitian. Dengan demikian upaya untuk menstransfer hasil penelitian kualitatif pada situasi yang berbeda
sangat mungkin namun memerlukan penyesuaian menurut keadaan dan asumsi yang mendasarinya.
Demikian di atas telah kami jelaskan secara detail tentang Analisis Data, baik analisis data untuk penelitian
kuantitatif maupun penelitian kualitatif. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca atau peneliti dan
mahasiswa yang sedang melakukan penelitian.

TEKNIK ANALISIS DATA KUANTITATIF


Posted by mabadik on July 10, 2010 · 1 Comment
Oleh: Ubaidillah*)
Tindak lanjut kegiatan peneliti sesudah pengumpulan data sangat bervariasi bentuknya tergantung dari
bagaimana data yang terkumpul akan diorganisasikan. Agar peneliti tidak terhenti langkahnya dengan
kebingungan tidak tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya, sebaiknya pada waktu menyusun proposal
penelitian langkah-langkah tersebut sudah tercermin di dalamnya.
Di sisi lain, perolehan data dalam kancah penelitian sering dibicarakan kadar kevaliditasan dan
kereabilitasannya. Pembicaraan masalah ini termasuk hal hal urgen dalam dunia penelitian, mengingat
kualitas data yang bersumber dari hasil pengukuran akan ikut menentukan terhadap bagaimana kualitas
kegiatan dan hasil suatu penelitian. Pada sisi lain pada persoalan tersebut juga terkait dengan masalah
generalisasi, sehingga kualitas hasil data sangat bergantung pada kualitas alat ukurnya. Oleh karena
kesahihan dan keterandalam alat ukut merupakan standar mutlak yang tak dapat ditawar lagi oleh seorang
peneliti, jika ia menginginkan hasil penelitiannya memiliki kadar kualitas yang memadai. Alasan cukup
sederhana, alat ukur yang baik (valid dan reliabel) akan mampu merekam data secara baik; sehingga data
yang diperoleh akan memiliki kualitas yang baik pula. Data ini apabila ditindak lanjuti dengan suatu
analisis, maka akan dihasilkan suatu kesimpulan (temuan) yang dapat dipercaya.
Persoalan bagaimana teknik membuat alat ukur yang handal dan dapat dipercaya tampaknya sudah ada
wilayah pembahasan sediri, termasuk pula bagaiamana penggunaannya. Pembahasan makalah ini akan
dibatasi hanya pada persoalan bagaimana tindak lanjut dari perolehan data setelah data terkumpul
melalui alat ukurnya sebab bagaimanapun lengkapnya data, validitas dan reliabilitasnya terpenuhi, jika
ternyata tidak ditindak lanjuti dengan suatu analisis, maka data tersebut tidak akan memiliki sedikitpun
arti bagi sebuah penelitian kecuali sebuah pemborosan tenaga, waktu, dan bahkan mungkin biaya.
Sehubungan dengan hal tersebut, uraian berikut akan mencoba menindak lanjuti data yang terkumpul
supaya bisa memiliki fungsi sebagaimana yang diharapkan oleh peneliti dalam aktivitas penelitiannya.
Fokus pembahasan makalah ini akan dibatasi pada analisis kuantitatif (data yang berupa angka-angka).
B. Pendekatan Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif dalam suatu penelitian dapat didekati dari dua sudut pendekatan, yaitu analisis
kuantitatif secara deskriptif, dan analisis kuantitatif secara inferensial. Masing-masing pendekatan ini
melibatkan pemakaian dua jenis statistik yang berbeda. Yang pertama menggunakan statistik deskriptif
dan yang kedua menggunakan stastistik inferensial. Kedua jenis statistik ini memiliki karakteristik yang
berbeda, baik dalam hal teknik analisis maupun tujuan yang akan dihasilkannya dari analisisnya itu (lihat
Sudijono:1987:4).
Sesuai dengan namanya, deskriptif hanya akan mendeskripsikan keadaan suatu gejala yang telah direkam
melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan fungsinya. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya
dipaparkan dalam bentuk angka-angka sehingga memberikan suatu kesan lebih mudah ditangkap
maknanya oleh siapapun yang membutuhkan informasi tentang keberadaan gejala tersebut. Dengan
demikian hasil olahan data dengan statistik ini hanya sampai pada tahap deskripsi, belum sampai pada
tahap generalisasi. Dengan kata lain, statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai tugas
mengorganisasi dan menganalisa data angka, agar dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas
dan jelas, mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna
tertentu.
Statistik inferensial fungsinya lebih luas lagi, sebab dilihat dari analisisnya, hasil yang diperoleh tidak
sekedar menggambarkan keadaan atau fenomena yang dijadikan obyek penelitian, melainkan dapat pula
digeneralisasikan secara lebih luas kedalam wilayah populasi. Karena itu, penggunaan statistik inferensial
menuntut persyaratan yang ketat dalam masalah sampling, sebab dari persyaratan yang ketat itulah bisa
diperoleh sampel yang representatif; sampel yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dimiliki populasinya.
Dengan sampel yang representatif maka hasil analisis inferensial dapat digeneralisasikan ke dalam
wilayah populasi.
C. Jenis Data Statistik
Sudah dikenal bahwa statistik merupakan salah satu cara yang banyak manfaatnya bagi peneliti untuk
menganilis data. Satu modal penting yang harus dikuasai terlebih dahulu oleh peneliti yang akan
menggunakan teknik statistik adalah pengertian mengenai jenis data yang akan dianalisis, agar
penggunaan data kuantitatif untuk keperluan analisis statistik tepat sasaran. Atau sebaliknya, pemilihan
jenis teknik statistik dapat dipilih secara tepat sesuai dengan sifat-sifat atau jenis-jenis data yang dihadapi.
Dalam dunia statistik dikenal setidaknya terdapat empat jenis data hasil pengukuran, yaitu data Nominal,
Ordinal, Interval dan Rasio. Masing-masing data hasil pengukuran ini memiliki karaktristik tersendiri
yang berbeda antara satu dengan lainnya.
1. Data Nominal
Data ini juga sering disebut data diskrit, kategorik, atau dikhotomi. Disebut diskrit karena ini data ini
memiliki sifat terpisah antara satu sama lainnya, baik pemisahan itu terdiri dari dua bagian atau lebih; dan
di dalam pemisahan itu tidak terdapat hubungan sama sekali. Masing-masing kategori memiliki sifat
tersendiri yang tidak ada hubungannya dengan kategori lainnya. Sebagai misal data hasil penelitian
dikategorikan kedalam kelompok “ya” dan “tidak” saja misalnya laki-laki/wanita (laki-laki adalah ya
laki-laki; dan wanita adalah “tidak laki-laki”), kawin /tidak kawin; janda/duda, dan lainnya.
Data nominal selain contoh di atas terdapat pula yang berupa angka-angka. Akan tetapi angka-angka
tersebut bukan merupakan suatu atribut, oleh sebab itu pada angka tersebut tidak berlaku hitungan
matematis. Contoh data ini misalnya nomor punggung pemain sepak bola, nomor rumah, nomor plat
mobil dan lainnya. Nomor-nomor tersebut semata-semata hanya menunjukkan simbol, tanda, atau stribut
saja.
2. Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang menunjuk pada tingkatan atau penjenjangan pada sesuatu keadaan.
Berbeda dengan data nominal yang menunjukkan adanya perbedaan secara kategorik, data ordinal juga
memiliki sifat adanya perbedaan di antara obyek yang dijenjangkan. Namun dalam perbedaan tersebut
terdapat suatu kedudukan yang dinyatakan sebagai suatu urutan bahwa yang satu lebih besar atau lebih
tinggi daripada yang lainnya.Kriteria urutan dari yang paling tinggi ke yang yang paling rendah
dinyatakan dalam bentuk posisi relatif atau kedudukan suatu kelompok. Contoh dari data ini misalnya:
prestasi belajar siswa diklasifikasikan menjadi kelompok “baik”, “cukup”, dan “kurang”, atau ukuran
tinggi seseorang dengan “tinggi”, “sedang”, dan “pendek”.
Dalam kaitannya dengan analisis data, terhadap data ordinal seringkali diberikan “skor’ sesuai dengan
tingkatannya. Istilah “skor” diberi tanda petik karena skor tersebut bukan skor sebenarnya, tetapi sebagai
“tanda” yang menunjukkan tingkatan.
Contoh: “Baik” …….. diberi tanda 3
“Cukup” …….. diberi tanda 2
“Kurang” …….. diberi tanda 1
Contoh lain data ordinal misalnya hasil ujian mahasiswa peserta kuliah Statistik Pendidikan Budiman
memperoleh skor 90, Rahmat 85, Musyafak 75, dan Mahsunah 65. Berdasarkan skor-skor tersebut
dibuatlah suatu jenjang (rangking), sehingga terjadilah urutan jenjang ke 1 (90), ke 2 (85), ke 3 (75), dan
ke 4 (65).Data ordinal memiliki harga mutlak (dapat diperbandingkan) dan selisih perbedaan antara urut-
urutan yang berdekatan bisa tidak sama.
Data ordinal mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan data diskrit karena mempunyai
tingkatan yang lebih banyak daripada data diskrit yang hanya mempunyai dua kategori yaitu “ya” dan
“tidak”.
3. Data Interval
Data interval tergolong data kontinum yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi lagi dibandingkan
dengan data ordinal karena mempunyai tingkatan yang lebih banyak lagi. Data interval menunjukkan
adanya jarak antara data yang satu dengan yang lainnya.Contoh data interval misalnya hasil ujian, hasil
pengukuran tinggi badan, dan lainnya. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa data interval tidak dikenal
adanya nilai 0 (nol) mutlak. Dalam hasil pengukuran (tes) misalnya mahasiswa mendapat nilai 0. Angka
nol ini tidak dapat diartikan bahwa mahasiswa tersebut benar-benar tidak bisa apa-apa. Meskipun ia
memperoleh nilai nol ia memiliki suatu pengetahuan atau kemampuan dalam matakuliah yang
bersangkutan. Nilai nol yang diberikan oleh dosen sebetulnya hanya merupakan atribut belaka hanya saja
pada saat ujian, pertanyaan yang diujikan tidak pas seperti yang dipersiapkannya. Atau jawaban yang
diberikan tidak sesuai dengan yang dikehendaki soal.
4. Data Rasio
Data rasio merupakan data yang tergolong ke dalam data kontinum juga tetapi yang mempunyai ciri atau
sifat tertentu. Data ini memiliki sifat interval atau jarak yang sama seperti halnya dalam skala interval.
Namun demikian, skala rasio masih memiliki ciri lain. Pertama harga rasio memiliki harga nol
mutlak, artinya titik nol benar-benar menunjukkan tidak adanya suatu ciri atau sifat. Misalnya titik nol
pada skala sentimeter menunjukkan tidakadanya panjang atau tinggi sesuatu. Kedua angka skala rasio
memiliki kualitas bilangan riel yang berlaku perhitungan matematis. Misalnya berat badan Rudi 70 kg,
sedangkan Saifullah 35 kg. Keadaan ini dapat dirasiokan bahwa berat badan Rudi dua kali berat badan
Saifullah. Atau berat badan Saifullah separuh dari berat badan Rudi. Berbeda dengan data interval
misalnya Rudi ujian dapat 70 sementara Saifullah memperoleh 30. Hal ini tidak dapat diartikan bahwa
kepandaian Rudi dua kali lipat kepandaian Saifullah.
Data rasio dalam ilmu-ilmu sosial jarang dipergunakan, bahkan hampir tidak pernah dipergunakan.
Lapangan penggunaan data berskala rasio ini lebih banyak berada dalam bidang ilmu-ilmu eksakta
terutama fisika.
D. Teknik Analisis Kuantitatif
Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa analisis kuantitatif dapat didekati dari dua sudut pendekatan,
yaitu analisis kuantitatif deskriptif dan analisis kuantitatif inferensial. Bagaimana teknik penggunaan
masing-masing pendekatan tersebut berikut disajikan contoh penggunaannya.
1. Analisis Kuantitatif Deskriptif
Mengenai data dengan statistik deskriptif peneliti perlu memperhatikan terlebih dahulu jenis datanya. Jika
peneliti mempunyai data diskrit, penyajian data yang dapat dilakukan adalah mencari frekuensi mutlak,
frekuensi relatif (mencari persentase), serta mencari ukuran tendensi sentralnya yaitu: mode, median dan
mean (lebih lanjut lihat Arikunto, 1993: 363).
Fungsi statistik deskriptif antara lain mengklasifikasikan suatu data variabel berdasarkan kelompoknya
masing-masing dari semula belum teratur dan mudah diinterpretasikan maksudnya oleh orang yang
membutuhkan informasi tentang keadaan variabel tersebut. Selain itu statistik deskriptif juga berfungsi
menyajikan informasi sedemikian rupa, sehingga data yang dihasilkan dari penelitian dapat dimanfaatkan
oleh orang lain yang membutuhkan.
Ciri analisis kuantitatif adalah selalu berhubungan dengan angka, baik angka yang diperoleh dari
pencacahan maupun penghitungan. Data yang telah diperoleh dari pencacahan selanjutnya diolah dan
disajikan dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti oleh pengguna data tersebut. Sajian data kuantitatif
sebagai hasil analisis kuantitatif dapat berupa angka-angka maupun gambar-gambar grafik.
Seorang dosen Statistik Pendidikan tertarik untuk meneliti Kemampuan Statistik Pendidikan mahasiswa.
Untuk keperluan tersebut peneliti melihat nilai Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Semester dalam
matakuliah yang diberikannya kepada 14 mahasiswa semester 4 di salah satu perguruan tinggi. Setelah
melakukan studi dokumenter diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1
Skor Ujian Statistik Pendidikan Mahasiswa Semester V
Nama Mahasiswa Nilai U T S Nilai U A S Statistik Pendidikan
A 65 70 67,5
B 70 73 71,5
C 75 80 77,7
D 73 71 72
E 60 75 67,5
F 65 72 68,5
G 74 80 77
H 68 74 71
I 67 78 72,5
J 65 78 71,5
K 80 82 81
L 78 81 79,5
M 76 78 77
N 72 80 76
N = 14
Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana kualifikasi kemampuan mahasiswa tersebut dalam mata kuliah
Statistik pendidikan, baik ditinjau dari nilai Ujian Tengah Semester maupun Ujian Semester, skor-skor
tersebut dikonversi menjadi nilai. Pengkonversian skor menjadi nilai dapat dipergunakan pendekatan
Penilaian Acuan Norma (PAN) atau Penilaian Acuan Patokan (PAP). Jika pendekatan pertama (PAN)
yang dipergunakan, maka norma yang dijadikan standar adalah nilai Rata-rata (Mean) dan Standar
Deviasi (SD) masing-masing nilai variabel. Namun, jika yang dipergunakan pendekatan kedua (PAP),
maka standarnya adalah standar nilai yang dimiliki oleh lembaga yang bersangkutan. Misalnya STAIN
Jember memiliki standar nilai prestasi hasil belajar mahasiswa sebagai berikut:
Tabel 2
Standar Konversi dan Kualifikasinya
NO SKOR NILAI KODE KUALIFIKASI
1 80 – 100 4 A Baik Sekali
2 70 – 79 3 B Baik
3 60 – 69 2 C Cukup
4 50 – 59 1 D Kurang
5 0 – 49 0 E Sangat Kurang
Dengan berpedoman pada standar di atas, maka skor hasil pengukuran kemampuan Statistik Pendidikan
yang terdapat pada tabel 1 dapat dilakukan konversi. Melalui cara ini dapat diketahui distribusi nilai
berikut kualifikasinya. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3
Kualifikasi Nilai Ujian Statistik Pendidikan Mahasiswa Semester V
Jurusan Tarbiyah STAIN Jember TH. 2001/2002
Nama Nilai UTS Nilai Ujian Semester Statistik Pendidikan
Mhs Skor Kw Skor Kw Skor Kw.
A 65 C 70 B 67,5 C
B 70 B 73 B 71,5 B
C 75 B 80 A 77,5 B
D 73 B 71 B 72 B
E 60 C 75 B 67,5 C
F 65 C 72 B 68,5 C
G 74 B 80 A 77 B
H 68 C 74 B 71 B
I 67 C 78 B 72,5 B
J 65 C 78 B 71,5 B
K 80 A 82 A 81 A
L 78 B 81 A 79,5 B
M 76 B 78 B 77 B
N 72 B 80 A 76 B
N = 14 1030
Langkah selanjutnya agar hasil konversi nilai memiliki makna lebih jelas, maka dilakukan kualifikasi
berdasarkan jenis-jenis variabel beserta kualifikasinya. Tabel-tabel berikut merupakan hasil dari prosedur
pengerjaan ini. Dari tabel-tabel tersebut peneliti mulai bisa bicara sesuai dengan keadaan yang termuat di
dalamnya. Misalnya pada tabel 4 peneliti mulai mendeskripsikan bahwa nilai Statistik Pendidikan
mahasiswa Jurusan Tarbiyah STAIN Jember Semeter V, tidak tampak (0%) yang
berkategori/berkualifikasi Kurang (D) dan Sangat Kurang (E) tidak tampak (0%). Kualifikasi nilai
mereka berkisar antara nilai Baik Sekali 7%, Baik sebesar 71,43%, dan selebihnya berkualifikasi Cukup
21,43%. Secara umum dapat dikatakan bahwa nilai Statistik Pendidikan yang diperoleh mahasiswa
Jurusan Tarbiyah termasuk Baik. Hal ini dapat dilihat pula dari nilai rata-ratanya, yaitu sebesar 73.57.
Tabel 4
Nilai Statistik Pendidikan Mahasiswa Jurusan Tarbiyah
Nilai Ujian Teng. Sem. Ujian Semester Statistik Pend.
F % F % F %
A 1 7 5 35,71 1 7
B 7 50 9 64,29 10 71,43
C 6 42,86 0 0 3 21,43
D 0 0 0 0 0 0
E 0 0 0 0 0 0
2. Analisis Kuantitatif Inferensial
Pemakaian analisis inferensial bertujuan untuk menghasilkan suatu temuan yang dapat
digeneralisasikan secara lebih luas ke dalam wilayah populasi. Di sini seorang peneliti akan selalu
berhadapan dengan hipotesis nihil (Ho) sebagai dasar penelitiannya untuk diuji secara empirik dengan
statistik inferensial.
Jenis statistik inferensial cukup banyak ragamnya,Peneliti diberikan peluang sebebas-bebasnya untuk
memilih teknik mana yang paling sesuai (bukan yang paling disukai) dengan sifat/jenis data yang
dikumpulkan. Secara garis besar jenis analisis ini dibagi menjadi dua bagian. Pertama untuk jenis
penelitian korelasional dan kedua untuk komparasi dan/atau eksperimen. Perhatikan tabel berikut:
Tabel 5
Jenis Data dan teknik Analisis Korelasi yang Tepat
Variabel 1 Variabel 2 Teknik Analisis Korelasi
1. Interval Interval Product Moment
2. Ordinal (rangking) Ordinal (rangking) Tata jenjang (lebih tepat untuk N kurang dari 30
3. Rangking Rangking Tau dari Kendall (lebih tepat untuk N kurang
1. Dikhotomi buatan Interval dari 10)
2. Dikhotomi Interval Biserial
3. Dikhotomi asli Interval Wide Spread biserial
4. Dikhotomi buatan Dikhotomi buatan Point biserial
5. Dikhotomi asli Dikhotomi asli Tetrachoric
6. Kategorik asli atau Kategorik asli atau Korelasi Phi
buatan buatan Chi Kuadrat dilanjutkan Koefisien Kontingensi
(Suharsimi Arikunto, 1993: 422)
Untuk jenis penelitian Komparasi dan/atau eksperimen, jika hanya dua variabel yang diperbandingkan,
maka penggunaan t-tes lebih tepat dengan memperhatikan besar kecilnya data serta sifat hubungan
variabelnya. Namun apabila lebih dari dua variabel, maka penggunaan analisis varians akan lebih efektif
dan efisien. Apalagi sekarang sudah cukup memasyarakat penggunaan komputer sebagai sarana analisis
data.
Mengingat waktu yang sangat terbatas, tentu tidak mungkin semua teknik statistik tersebut akan dibahas.
Pada bagian ini hanya akan diberikan contoh analisis dengan teknik korelasi Tata Jenjang. Teknik
korelasi ini dipergunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara dua variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y). Persyaratan yang harus dipenuhi di dalam mempergunakan teknik ini selain datanya
harus berskala ordinal, baik variabel X maupun variabel Y, dan jumlah kasusnya kurang dari 30 kasus.
Data pada tabel 1 (mahasiswa Jurusan Tarbiyah) dapat dipergunakan sebagai contoh analisis kuantitatif
inferensial. Nilai Ujian Tengah Semester dianggap variabel bebas (X) dan Nilai Ujian Semester sebagai
variabel terikat (Y). Berhubung teknik statistik inferensial selalu berhubungan dengan hipotesis nihil
(H0), maka terlebih dahulu harus dipersiapkan hipotesis ujinya berupa hipotesis nihil. Misalnya sebagai
berikut:
“Tidak ada hubungan antara nilai Ujian Tengah Semester dengan nilai Ujian Semester pada mahasiswa
Jurusan Tarbiyah STAIN Jember dalam mata kuliah Statistik Pendidikan”
Selanjutnya dengan mempergunakan data dari tabel 1 (mahasiswa Jurusan Tarbiyah) dibuatkan tabel
kerja sebagai berikut:
Tabel 1
Tabel Kerja Untuk Menghitung Koefisien Korelasi
Nilai Ujian Tengah Semester (X) dan Ujian Semester (Y)
Dalam Matakuliah Statistik Pendidikan
Nama Nilai Rangking D 2
Mahasiswa X Y X Y D
A 65 70 12 14 -2 4
B 70 73 8 11 –3 9
C 75 80 4 4 0 0
D 73 71 6 13 –7 49
E 60 75 14 9 5 25
F 65 72 12 12 0 0
G 74 80 5 4 1 1
H 68 74 9 10 –1 1
I 67 78 10 7 3 9
J 65 78 12 7 5 25
K 80 82 1 1 0 0
L 78 81 2 2 0 0
M 76 78 3 7 –4 16
N 72 80 7 4 3 9
N = 14 – – – – 0 148

= 0,675
Bagaimana melakukan tes signifikansi terhadap hasil di atas? Sama seperti korelasi Product Moment,
maka koefisien korelasi hasil perhitungan tersebut harus dikonsultasikan atau dibandingkan dengan nilai r
dalam tabel. Bedanya jika r product moment mempergunakan tabel product moment, maka rho
mempergunakan tabel Spearman. Tabel ini terdapat pada lampiran buku-buku statistik. Jadi koefisien
korelasi dari hasil perhitungan di atas (rho = 0,675), jika dikonsultasikan dengan harga kritiknya ( r
tabel). Dengan N sebanyak 14 , dan tingkat signifikansi 5 % , maka harga r tabel didapat sebesar 0,544.
Berarti re > rt, sehingga hasil uji tersebut membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara Nilai
ujian Tengah Semester dengan Nilai Ujian Semester. Jadi andaikata berbunyi:
“Tidak ada hubungan antara nilai Ujian Tengah Semester dengan nilai Ujian Semester pada mahasiswa
Jurusan Tarbiyah STAIN Jember dalam mata kuliah Statistik Pendidikan”
Maka berdasarkan hasil uji di atas ditolak. Kita tidak mempunyai alasan untuk menerimanyanya. Jadi
kesimpulannya ialah kita menerima , yaitu ada ada hubungan yang positif antara nilai Ujian Tengah
Semester dengan nilai Ujian Semester pada mahasiswa Jurusan Tarbiyah STAIN Jember dalam mata
kuliah Statistik Pendidikan”
Artinya semakin baik nilai Ujian Tengah Semester, akan semakin baik pula Nilai Ujian Semester Mata
kuliah Statistik Pendidikan Mahasiswa jurusan Tarbiyah STAIN Jember, dan sebaliknya semakin rendah
nilai Ujian Tengah Semester, semakin rendah nilai Ujian Semesternya.
E. Tes Signifikansi
Tes signifikansi artinya melakukan perbandingan antara nilai hasil perhitungan dengan nilai yang ada di
dalam tabel statistik. Perlu diingat bahwa setiap jenis teknik statistik. Selalu disertai dengan angka-angka
tabel, sehingga ada yang berpendapat bahwa keterampilan statistik itu sebenarnya hanya keterampilan
membandingkan angka-angka perhitungan dengan angka-angka tabelnya.
Di dalam pembandingan tersebut jika nilai hasil perhitungan nilai tabel, berarti signifikan (ditolak dan
diterima). Sebaliknya jika hasil perhitungan nilai tabel berarti non signifikan ( diterima dan ditolak).
F. Penutup
Makalah ini sebenarnya masih tergolong elementer, sehingga bagi mereka yang telah banyak makan
garam, tentu tulisan ini kurang bermakna. Namun, bagi pemula atau yang belum banyak mempraktekkan
analisis statistik, makalah ini akan sedikit membantu dan merangsang untuk mencoba menjelajahi lebih
jauh lagi.
Harapannya semoga makalah ini ada manfaatnya untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan
mahasiswa dalam mempraktekkan sebagian teknik analisis statistik dalam bidang yang akan digelutinya,
terutama ketika akan menulis skripsi di mana teknik analisisnya menggunakan teknik analisis kuantitatif,
baik deskriptif maupun inferensial. Amin……..
*)Dosen Tetap STAIN Jember dan Universitas Yudharta Pasuruan
REFERENSI
A. Latif, Misno, 2000, Teknik Analisis Data Kuantitatif, Makalah diklat Action Research Mahasiswa
STAIN Jember.
Arikunto, Suharsimi, 1993, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Maqsun Arr. Sofwan, Misno A. Latif, 1991, Pengantar Statistik Pendidikan, Jember, FKIP.
Sudijono, Anas, 1987, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers.
Wayan Ardana, 1982, Beberapa Metode Statistik Untuk Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha
Nasional.

ANALISIS DATA PENELITIAN KUANTITATIF


A. Pengertian Analisis Data
Kata analysis berasal dari bahasa Greek (Yunani), terdiri dari kata “ana” dan “lysis“. Ana artinya atas
(above), lysis artinya memecahkan atau menghancurkan. Secara difinitif ialah: ”Analysis is a process of
resolving data into its constituent components to reveal its characteristic elements and structure” Ian Dey
(1995: 30). Agar data bisa dianalisis maka data tersebut harus dipecah dahulu menjadi bagian-bagian kecil
(menurut element atau struktur), kemudian menggabungkannya bersama untuk memperoleh pemahaman
yang baru. Analisa data merupakan proses paling vital dalam sebuah penelitian. Hal ini berdasarkan
argumentasi bahwa dalam analisa inilah data yang diperoleh peneliti bisa diterjemahkan menjadi hasil yang
sesuai dengan kaidah ilmiah. Maka dari itu, perlu kerja keras, daya kreatifitas dan kemampuan intelektual
yang tinggi agar mendapat hasil yang memuaskan. Analisis data berasal dari hasil pengumpulan data. Sebab
data yang telah terkumpul, bila tidak dianalisis hanya menjadi barang yang tidak bermakna, tidak berarti,
menjadi data yang mati, data yang tidak berbunyi. Oleh karena itu, analisis data di sini berfungsi untuk
mamberi arti, makna dan nilai yang terkandung dalam data itu (M. Kasiram, 2006: 274).
Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisi data adalah rangkaian kegiatan
penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verivikasi data agar sebuah fenomena memiliki
nilai social, akademis dan ilmiah. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan
data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan. Tujuan analisa menurut Sofian
Effendi dalam bukunya Metode Penelitian Survai (1987 : 231) adalah menyederhanakan data dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi. Dalam penelitian strukturalistik, data yang berupa kualitatif
(kata-kata) dikuantifikasikan terlebih dahulu kemudian dianalisis secara statistikan bertujuan untuk
menjelaskan fenomena, menguji hipotesis kerja dan mengangkat sebagai temuan berupa verifikasi terhadap
teori lama dan teori baru. Sedangkan dalam penelitian naturalistik data bisa berupa kata-kata maupun angka.
Data yang bersifat kuantitatif (angka) tidak perlu dikualitatifkan terlebih dahulu dan tidak menguji
hipotesis/teori, melainkan untuk mendukung pemahaman yang dilakukan oleh data kualitatif dan
menghasilkan teori baru.
2. Tujuan Analisis Data Kuantitatif
Analisis data dimaksudkan untuk memahami apa yang terdapat di balik semua data tersebut,
mengelompokannya, meringkasnya menjadi suatu yang kompak dan mudah dimengerti, serta menemukan
pola umum yang timbul dari data tersebut.
Dalam analisis data kuantitatif, apa yang dimaksud dengan mudah dimengerti dan pola umum itu terwakili
dalam bentuk simbol-simbol statistik, yang dikenal dengan istilah notasi, variasi, dan koefisien. Seperti
rata-rata ( u = miu), jumlah (E = sigma), taraf signifikansi (a = alpha), koefisien korelasi (p = rho), dan
sebagainya.
C. Metode Analisis Data Penelitian Kuantitatif
Dalam menganalisa data penelitian strukturalistik (kuantitatif) hendaknya konsisten dengan paradigma,
teori dan metode yang dipakai dalam penelitian. Ada perbedaan analisa data dalam penelitian kuantitatif
dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, analisa data yang dilakukan secara kronologis setelah data
selesai dikumpulkan semua dan biasanya diolah dan dianalisis dengan secara computerized berdasarkan
metode analisi data yang telah ditetapkan dalam desain penelitian.
D. Prinsip-prinsip Analisis Data
Dalam proses menganalisa data seringkali menggunakan statistika karena memang salah satu fungsi
statistika adalah menyederhanakan data. Proses analisa data tidak hanya sampai disini. Analisa data belum
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Setelah data dianalisa dan diperoleh informasi yang
lebih sederhana, hasil analisa terus harus diinterpetasi untuk mencari makna yang lebih luas dan impilkasi
hasil-hasil analisa.
E. Proses Analisis Data Penelitian Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.
Terdapat dua macam statistic yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian, yaitu statistic
deskriptif dan statistic inferensial. Statistic inferensial meliputi statistic parametris dan non parametris.
1. Statistic deskriptif
Statistic deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiamana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa
diambil smapelnya) jelas akan menggunakan statistic deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian
dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistic despkriptif maupun inferensial.
Statistic deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin
membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel dambil. Mengenai data dengan statistik
deskriptif peneliti perlu memperhatikan terlebih dahulu jenis datanya. Jika peneliti mempunyai data diskrit,
penyajian data yang dapat dilakukan adalah mencari frekuensi mutlak, frekuensi relatif (mencari
persentase), serta mencari ukuran tendensi sentralnya yaitu: mode, median dan mean (lebih lanjut lihat
Arikunto, 1993: 363).
Sesuai dengan namanya, deskriptif hanya akan mendeskripsikan keadaan suatu gejala yang telah direkam
melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan fungsinya. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya
dipaparkan dalam bentuk angka-angka sehingga memberikan suatu kesan lebih mudah ditangkap maknanya
oleh siapapun yang membutuhkan informasi tentang keberadaan gejala tersebut
Fungsi statistik deskriptif antara lain mengklasifikasikan suatu data variabel berdasarkan kelompoknya
masing-masing dari semula belum teratur dan mudah diinterpretasikan maksudnya oleh orang yang
membutuhkan informasi tentang keadaan variabel tersebut. Selain itu statistik deskriptif juga berfungsi
menyajikan informasi sedemikian rupa, sehingga data yang dihasilkan dari penelitian dapat dimanfaatkan
oleh orang lain yang membutuhkan.
Analisi statistic deskriptif dapat dibedakan menjadi : (1) analisis potret data (frekuansi dan presentasi), (2)
analisis kecenderungan sentral data (nilai rata-rata, median, dan modus) serta (3) analisis variasi nilai
(kisaran dan simpangan baku atau varian)
Penjelasan
1. Analisis potret data
Potret data adalah perhitungan frekuensi suatu nilai dalam suatu variabel. Nilai dapat disajikan sebagai
jumlah absolute atau presentase dari keseluruhan.
1. Analisis kecenderungan sentral data
– Nilai rata-rata atau mean biasa diberi symbol X, merupakan nilai rata-rata secraa aritmatika dari
semua nilai dari variabel yang diukur.
– Median adalah nilai tengah dari sekumpulan nilai suatu variabel yang telah diurutkan dari nilai
terkecil kepada nilai yang tetinggi.
– Modus (modu) adalah nilai yang paling sering muncul pada suatu distribusi nilai variabel.
1. Analisis variasi nilai
Analisis ini dilakukan untuk melihat sebaran nilai dalam distribusi keseluruhan nilai suatu variabel dari
nilai tengahnya. Analisis ini untuk melihat seberapa besar nilai-nilai suatu variabel berbeda dari nilainya.
Pengukuran variasi nilai biasanya dilakukan dengan melihat kisaran data (range) atau simpangan baku
(standar devinatioan).
2. Statistik Inferensial
Pemakaian analisis inferensial bertujuan untuk menghasilkan suatu temuan yang dapat
digeneralisasikan secara lebih luas ke dalam wilayah populasi. Di sini seorang peneliti akan selalu
berhadapan dengan hipotesis nihil (Ho) sebagai dasar penelitiannya untuk diuji secara empirik dengan
statistik inferensial. Jenis statistik inferensial cukup banyak ragamnya,Peneliti diberikan peluang sebebas-
bebasnya untuk memilih teknik mana yang paling sesuai (bukan yang paling disukai) dengan sifat/jenis
data yang dikumpulkan. Secara garis besar jenis analisis ini dibagi menjadi dua bagian. Pertama untuk jenis
penelitian korelasional dan kedua untuk komparasi dan/atau eksperimen. teknik analisis dengan statistic
inferensial adalah teknik pengolahan data yang memungkinkan peneliti untuk menerik kesimpulan,
berdasarkan hasil penelitiannya pada sejumlah sampel, terhadap suatu populasi yang lebih besar.
Kesimpulan yang diharapkan dapat dibuat biasanya dinayatakan dalam suatu hipotesis. Oleh karena itu,
analisis statistik inferensial juga bisa disebut analisis uji hipotesis. Inferensi yang sering dibuat oleh peneliti
pendidikan dan ilmu social pada umunya berhubungan dengan upaya untuk melihat perbedaan (beda nilai
tengah) dan korelasi, baik anatara dua variabel independent maupun anatara beberapa variabel sekaligus.
Selisih nilai tengah ataupun nilai koefisien (correlation coeficient) yang dihasilkan kemudian diuji secara
statistic.
Statistic inferensial, sering juga disebut statistic induktif atau statistic probabilitas, adalah teknik statistic
yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan utuk populasi. Statistic ini akan
cocok digunakan bila sampel diambil dari popualsi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi
itu dilakukan secara random. Statistik inferensial fungsinya lebih luas lagi, sebab dilihat dari analisisnya,
hasil yang diperoleh tidak sekedar menggambarkan keadaan atau fenomena yang dijadikan obyek
penelitian, melainkan dapat pula digeneralisasikan secara lebih luas kedalam wilayah populasi. Karena itu,
penggunaan statistik inferensial menuntut persyaratan yang ketat dalam masalah sampling, sebab dari
persyaratan yang ketat itulah bisa diperoleh sampel yang representatif; sampel yang memiliki ciri-ciri
sebagaimana dimiliki populasinya. Dengan sampel yang representatif maka hasil analisis inferensial dapat
digeneralisasikan ke dalam wilayah populasi.
Statistic inferensial meliputi statistic parametris dan non parametris. Statistic parametris digunakan untuk
menguji parameter populasi melalui statistic, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Parameter
populasi itu meliputi : rata-rata dengan notasi µ (mu), simpangan baku σ (sigma) dan varians σ2. Dalam
statistic pengujian parameter melalui statistic (data sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistic. Oleh
karena itu penelitian yang berhipotesis statistic adalah penelitian yang menggunakan sampel. Sebagai
contoh nilai suatu pelajaran 1000mahasiswa rata-ratanya 7,5. Selanjutnya missal dari 1000 orang itu
diambil sampel 50 orang, dan nilai rata-rata dari sampel 50 mahasiswa itu 7,5. Hal ini berarti tidak ada
perbedaan antara parameter (data popualasi) dan statistic (data sampel). Hanya dalam kenyataannya nilai
parameter jarang diketahui. Statistic non parameter tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji
distribusi.
Penggunaan statistic parametris dan non parameter tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan
dianalisis. Statistik parametris memerlukan terpenuhinya banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data
yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu tes
mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen, dalam regresi harus terpenuhi
asumsi linieritas.statistik non parametris tidak menuntuk terpenuhinya banyak asumsi, misalnya data yang
akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh karena itu statistic non parametris mempunyai
kekuatan yang lebih dari statistic non parametris, bila asumsi yang melandasi dapat terpenuhi.
Dalam dunia statistik dikenal setidaknya terdapat empat jenis data hasil pengukuran, yaitu data Nominal,
Ordinal, Interval dan Rasio. Masing-masing data hasil pengukuran ini memiliki karakteristik tersendiri
yang berbeda antara satu dengan lainnya Penggunaan kedua statistic tersebut juga tergantung pada jenis
data yang dianalisis. Statistic parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio,
sedangkan statistic non parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal, ordinal. Jadi
untuk menguji hipotesis dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan statistic, ada dua hal utama yang
harus diperhatikan yaitu, macam data dan bentuk hipotesi yang diajukan.
Dalam statistik parametris menggunakan analisis data yang berupa,
– Data Interval
Data interval tergolong data kontinum yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi lagi dibandingkan
dengan data ordinal karena mempunyai tingkatan yang lebih banyak lagi. Data interval menunjukkan
adanya jarak antara data yang satu dengan yang lainnya.
Contoh data interval misalnya hasil ujian, hasil pengukuran berat badan, hasil pengukuran tinggi badan,
dan lainnya. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa data interval tidak dikenal adanya nilai 0 (nol) mutlak.
Dalam hasil pengukuran (tes) misalnya mahasiswa mendapat nilai 0. Angka nol ini tidak dapat diartikan
bahwa mahasiswa tersebut benar-benar tidak bisa apa-apa. Meskipun ia memperoleh nilai nol ia memiliki
suatu pengetahuan atau kemampuan dalam matakuliah yang bersangkutan. Nilai nol yang diberikan oleh
dosen sebetulnya hanya merupakan atribut belaka hanya saja pada saat ujian, pertanyaan yang diujikan
tidak pas seperti yang dipersiapkannya. Atau jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan yang dikehendaki
soal.
– Data Rasio
Data rasio merupakan data yang tergolong ke dalam data kontinum juga tetapi yang mempunyai ciri atau
sifat tertentu. Data ini memiliki sifat interval atau jarak yang sama seperti halnya dalam skala interval.
Namun demikian, skala rasio masih memiliki ciri lain. Pertama harga rasio memiliki harga nol
mutlak, artinya titik nol benar-benar menunjukkan tidak adanya suatu ciri atau sifat. Misalnya titik nol
pada skala sentimeter menunjukkan tidakadanya panjang atau tinggi sesuatu. Kedua angka skala rasio
memiliki kualitas bilangan riel yang berlaku perhitungan matematis.
Contohnya : berat badan Rudi 70 kg, sedangkan Saifullah 35 kg. Keadaan ini dapat dirasiokan bahwa berat
badan Rudi dua kali berat badan Saifullah. Atau berat badan Saifullah separuh dari berat badan Rudi.
Berbeda dengan data interval misalnya Rudi ujian dapat 70 sementara Saifullah memperoleh 30. Hal ini
tidak dapat diartikan bahwa kepandaian Rudi dua kali lipat kepandaian Saifullah.
Data rasio dalam ilmu-ilmu sosial jarang dipergunakan, bahkan hampir tidak pernah dipergunakan.
Lapangan penggunaan data berskala rasio ini lebih banyak berada dalam bidang ilmu-ilmu eksakta terutama
fisika.
Sedangkan dalam statistik non parametris analisi data dibagi menjadi:
– Data Nominal
Data ini juga sering disebut data diskrit, kategorik, atau dikhotomi. Disebut diskrit karena ini data ini
memiliki sifat terpisah antara satu sama lainnya, baik pemisahan itu terdiri dari dua bagian atau lebih; dan
di dalam pemisahan itu tidak terdapat hubungan sama sekali. Masing-masing kategori memiliki sifat
tersendiri yang tidak ada hubungannya dengan kategori lainnya. Sebagai misal data hasil penelitian
dikategorikan kedalam kelompok “ya” dan “tidak” saja.
Contohnya :
1. laki-laki/wanita (laki-laki adalah ya laki-laki; dan wanita adalah “tidak laki-laki”), kawin /tidak
kawin; janda/duda, dan lainnya.
2. Jenis pekerjaan dapat digolongkan secara terpisah menjadi pegawai negri, pedagang, dokter, petani,
buruh dsb.
3. Nomor punggung pemain sepak bola, nomor rumah, nomor plat mobil dan lainnya. Nomor-nomor
tersebut semata-semata hanya menunjukkan simbol, tanda, atau stribut saja.
4. Suku, golongan drah, jenis penyakit, bentuk atau konstitusi tubuhs
– Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang menunjuk pada tingkatan atau penjenjangan pada sesuatu keadaan.
Berbeda dengan data nominal yang menunjukkan adanya perbedaan secara kategorik, data ordinal juga
memiliki sifat adanya perbedaan di antara obyek yang dijenjangkan. Namun dalam perbedaan tersebut
terdapat suatu kedudukan yang dinyatakan sebagai suatu urutan bahwa yang satu lebih besar atau lebih
tinggi daripada yang lainnya.Kriteria urutan dari yang paling tinggi ke yang yang paling rendah dinyatakan
dalam bentuk posisi relatif atau kedudukan suatu kelompok.
Contoh dari data ini misalnya:
1. prestasi belajar siswa diklasifikasikan menjadi kelompok “baik”, “cukup”, dan “kurang”, atau ukuran
tinggi seseorang dengan “tinggi”, “sedang”, dan “pendek”
2. Hasil ujian mahasiswa peserta kuliah Statistik Pendidikan Budiman memperoleh skor 90, Rahmat 85,
Musyafak 75, dan Mahsunah 65. Berdasarkan skor-skor tersebut dibuatlah suatu jenjang (rangking),
sehingga terjadilah urutan jenjang ke 1 (90), ke 2 (85), ke 3 (75), dan ke 4 (65).Data ordinal memiliki harga
mutlak (dapat diperbandingkan) dan selisih perbedaan antara urut-urutan yang berdekatan bisa tidak sama.
F. Langkah-langkah Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera digarap oleh staf peneliti, khususnya yang
bertugas mengolah data. Di dalam buku-buku lain sering disebut pengolahan data, ada yang menyebut data
preparation, ada pula data analisis.
Secara garis besar, pekerjaan analisis meliputi 3 langkah, yaitu:
a. Persiapan.
b. Tabulasi.
c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.
 Persiapan
Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :
1. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi.
2. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data.
3. Mengecek macam isian data. Jika di dalam instrumen termuat sebuah atau beberapa item yang diisi
“tidak tahu” atau isian lain bukan yang dikehendaki peneliti, padahal isian yang diharapkan tersebut
merupakan variabel pokok, maka item tersebut perlu didrop. Contoh : Sebagian dari peneliti kita
dimaksudkan untuk melihat hubungan antara pendidikan orang tua dengan prestasi belajar murid.
Setelah angket kembali dan isiannya kita cek, beberapa murid mengisi tidak tahu pendidikan orang
tuanya, sebagian jawabannya meragukan dan sebagian lagi dikosongkan. Dalam keadaan ini maka
maksud mencari hubungan pendidikan orang tua dengan prestasi belajar lebih baik diurungkan saja,
dalam arti itemnya didrop dan dihilangkan dari analisis.
Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih atau menyortir data sedemikian rupa
sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Langkah persiapan bermaksud merapikan data agar
bersih, rapi dan tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis.
 Tabulasi
Yang termasuk ke dalam kegiatan tabulasi antara lain :
1. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor. Misalnya tes, angket
berbentuk pilihan ganda, rating scale, dan sebagainya.
2. Memberikan kode-kode terhadap item-item yang perlu diberi skor. Misal
i. Jenis kelamin
§ Laki-laki diberi kode 1.
§ Perempuan diberi kode 0.
ii. Tingkat pendidikan
§ SD diberi kode 1.
§ SMP diberi kode 2.
§ SMA diberi kode 3.
§ Perguruan tinggi diberi kode 4.
3. Mengubah jenis data, disesuaikan dan dimodifikasi dengan teknik analisis yang akan digunakan.
Misalnya :
§ Data interval diubah menjadi data ordinal dengan membuat tingkatan.
§ Data ordinal atau data interval diubah menjadi data diskrit.
4. Memberikan kode (coding) dalam hubungan dalam pengolahan data jika akan menggunakan
komputer.
1. G. Jenis-jenis Analisis Data Kuantitatif
1. a. Analisis Univariat
Jenis analisis ini digunakan untuk penelitian satu variabel. Analisis ini dilakukan terhadap penelitian
deskriptif, dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penghitungan statistik tersebut nantinya
merupakan dasar dari penghitungan selanjutnya.
1. b. Analisis Bivariat
Jenis analisis ini digunakan untuk melihat hubungan dua variabel. Kedua variabel tersebut merupakan
variabel pokok, yaitu variabel pengaruh (bebas) dan variabel terpengaruh (tidak bebas).
1. c. Analisis Multivariat
Sama dengan analisis bivariat, tetapi pada mutivariat yang dianalisis variabelnya lebih dari dua. Tetap
mempunyai dua variabel pokok (bebas dan tidak bebas), variabel bebasnya memliki sub-sub variabel.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Toha. 2008. Metode Penelitian. Jakarta : Universita Terbuka 2008
Singarimbun, Sofian Effendi. 1987. Etode Penelitian Survai. Jakarta : PT New Aqua Press Sudijono, Anas.
2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Suprayogo imam, Tobroni. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan r & d . Bandung : Alfabeta

Cara Melakukan Analisis Data Penelitian Kuantitatif

Sumber: 3blaws.s3.amazonaws.com
Metode penelitian kuantitatif menghasilkan output
berupa angka statistik, baik dalam penelitian yang
menghasilkan keluaran data deskriptif atau pun
inferensial. Analisis kuantitatif digunakan jika peneliti
ingin membedah topik dengan melakukan
pengukuran. Saat ini, olahan data statistik tentu sudah
menggunakan software atau aplikasi. Aplikasi yang
cukup sering digunakan, terutama untuk rumpun ilmu
sosial adalah SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences). Berikut beberapa hasil analisis SPSS dan
arti dari masing-masing output tersebut.
Statistik deskriptif

Sumber: sariasan.com
Statistik deskriptif umumnya ditemukan pada penelitian berbentuk univariat (satu variabel). Penelitian
univariat artinya penelitian hanya memiliki satu variabel, dan menggunakan skala nominal. Skala nominal
adalah pengukuran yang membedakan dari jenis atau kategori saja, misal kategori perempuan dan laki-
laki, pembagian kategori agama, atau hobi.
Baca juga: Tahapan Dasar Penelitian
Beberapa catatan statistik yang digunakan untuk mengukur penelitian univariat adalah sebagai berikut:
 Mean: nilai rata-rata
 Median: nilai tengah dalam keseluruhan data
 Modus: nilai yang paling banyak muncul dalam keseluruhan data
 Max dan Min: nilai tertinggi (Max) dan nilai terendah (Min) dalam keseluruhan data
 Range/Jangkauan: nilai yang mengindikasikan seberapa luas jarak antara data tertinggi dan
terendah
 Standar Deviasi: nilai yang digunakan untuk melihat seberapa beragam jenis data yang dimiliki
Dalam analisis statistik deskriptif, tabel yang disajikan dari SPSS umumnya berbentuk tabel frekuensi.
Tabel frekuensi ini akan memberikan informasi mengenai akumulasi dari data yang dimiliki beserta
bentuk persennya.
Statistik deskriptif cenderung menggunakan standar pengukuran pemusatan dalam statistik, dan beberapa
jenis dari standar pengukuran persebaran data. Analisis deskriptif kadang juga tetap disajikan dalam
penelitian yang bivariat atau multivariat. Umumnya, analisis deskriptif juga berguna untuk menunjukkan
karakteristik atau gambaran demografi dari responden. Misalnya, jumlah responden yang berjenis
kelamin laki-laki, jumlah responden yang tinggal di Jakarta, atau jumlah responden yang bekerja sebagai
PNS.
Statistik inferensial

Statistik inferensial berniat untuk melakukan analisis yang dapat bertujuan untuk melihat hubungan atau
melihat pengaruh. Contoh judul-judul yang menggambarkan penggunaan statistik inferensial misalnya
“Pengaruh Tarif dengan Preferensi Pemilihan Transportasi Konsumen” atau “Hubungan Konten
Politik dengan Pemasangan Slot Iklan pada Industri Televisi”. Dalam jenis penelitian yang demikian,
skala yang digunakan pada umumnya skala ordinal dan interval. Terdapat beberapa cara membaca yang
wajib dipahami dalam menganalisis data kuantitatif, yaitu:
1. Membaca korelasi
Dalam membaca korelasi, baik dengan menggunakan Spearman (tabel r3, skala ordinal) dan Pearson
(tabel r, skala interval), SPSS akan menunjukkan tabel bernama *Sig. Cara membaca tabel tersebut
adalah sebagai berikut:

Sumber: statistics.laerd.com
 Jika angka pada *Sig ≥ 0.05 (dalam level of confidence 95%) atau 0.01 (dalam level of confidence
99%) berarti Ha diterima dan Ho ditolak.
 Jika angka pada *Sig ≤ 0.05 (dalam level of confidence 95%) atau 0.01 (dalam level of confidence
99%) berarti Ha ditolak dan Ho diterima.

Sumber: vault.hanover.edu
Selain membaca korelasi dalam tabel Pearson dan Spearman, analisis data juga dapat dilakukan dengan
melakukan uji cross tab. Uji cross tab melihat keterkaitan antar bagian yang diukur. Uji cross tab akan
menampilkan tabel dengan angka dalam bentuk persentase. Dalam pengujian cross tab, peneliti
dimungkinkan untuk melakukan uji Chi-square. Cara membaca angka pada tabel Chi-Square adalah
sebagai berikut:

Sumber: pmean.com
 Jika hasil pada tabel relasi cross tab ≤ 0.5, maka kedua bagian yang dihubungkan tersebut
mempunyai relasi yang signifikan.
 Jika hasil pada tabel relasi cross tab ≥ 0.5, maka kedua bagian yang dihubungkan tersebut
mempunyai relasi yang tidak signifikan.
Dalam tabel-tabel tersebut, dapat ditemukan hasil penghitungan dengan tanda negatif di depannya. Hal ini
berarti kedua hal tersebut memiliki relasi, namun berhubungan negatif. Sebagai contoh, angka pada cross
tab menunjukkan nilai -0.87. Hal ini berarti keduanya memiliki hubungan negatif yang kuat, seperti bila
A turun maka B naik.
2. Membaca Regresi
Bila peneliti melihat hubungan dengan Sperman atau Pearson Correlation, maka jika ingin melihat
pengaruh, maka analisis yang dapat dilakukan adalah analisis Regresi. Dalam analisis regresi, SPSS akan
mengeluarkan 4 tabel. Namun, inti pembacaan tabel umumnya berada pada dua tabel, yaitu tabel Model
Summary dan tabel Coefficients.

Sumber: psychstat3.missouristate.edu
Tabel Model Summary berisi nilai r2 (r square) dan tabel Coefficients yang berisi nilai nilai p (Sig). Nilai
p (Sig) berfungsi untuk menentukan apakah Ha diterima atau ditolak. Cara membaca nilai p pada tabel
Coefficients mirip dengan cara membaca nilai pada cross tabs. Nilai yang ≤ 0.5 berarti signifikan.

Sumber: statistics.laerd.com
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam analisis data kuantitatif untuk ilmu sosial, beberapa
analisis yang bisa dilakukan adalah melihat pengaruh, hubungan, dan pengukuran pemusatan serta
persebaran data. Hasil angka tersebut nantinya dapat diinterpretasikan bersama konsep dan konteks yang
digunakan dalam penelitian masing-masing.
Sumber Referensi
Trochim, William M.K. (2006). Descriptive Statistics.
https://www.socialresearchmethods.net/kb/statdesc.php (Diakses pada tanggal 25 Maret 2017).
Sugiono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan r & d. Bandung : Alfabeta

Teknik Pengumpulan Data Dan Analisis Dalam Penelitian


Teknik Pengumpulan Data Dan Analisis Dalam Penelitian – Pengumpulan data dalam sebuah penelitian
merupakan salah satu tahap yang sangat penting. Teknik pengumpulan data yang tepat dan benar akan
menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, pada tahap ini tidak
boleh salah dan harus dilakukan secara cermat sesuai dengan prosedur dan ciri-ciri penelitian yang akan
digunakan.
Pada penelititan, kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam metode pengumpulan data akan berakibat fatal,
yakni berupa data yang tidak credible, sehingga hasil penelitiannya kurang bisa/tidak bisa
dipertanggungjawabkan keakuratannya.
Setelah melakukan proses pengumpulan data, hasil dari data tersebut harus dianalisis untuk memberikan
arti dari hasil yang telah didapatkan. Proses analisis data diawali dengan menelah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen
pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Dalam penelitian analisis data merupakan kegiatan
pokok yang harus dilakukan.
Teknik pengumpulan data dan analisis data penting untuk diketahui oleh seorang peneliti. Oleh karena itu,
dalam makalah ini topik yang akan dibahas adalah macam-macam teknik pengumpulan data dan analis data
dalam penelitian kuantitatif, kualitatif dan pengembangan.
Dari topik pembahasan yang telah disebutkan di atas, dapat diketahui tujuan penulisan makalah. Tujuan
penulisannya yaitu mengetahui macam-macam teknik pengumpulan data dan mengetahui teknik analisis
data dalam penelitian kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan.
Teknik Pengumpulan Data
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen
penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan
reliabilitas instrumen. Kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Macam-macam teknik pengumpulan data antara lain: (1) interview
(wawancara); (2) kuesioner (angket); (3) observasi (pengamatan); (4) dokumentasi; dan (5) Tes.
Interview (Wawancara)
Wawancara menurut Satori & Komariah (2011: 130) adalah suatu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab.
Sugiyono (2010: 194) menjelaskan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil/sedikit.
Teknik pengumpulan data mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-
tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Dalam Sugiyono (2010: 194), wawancara
dibedakan menjadi wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
Teknik pengumpulan data dengan wawancara biasa digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif, dan
pengembangan. Wawancara lebih sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian
kuantitatif, wawancara lebih sering digunakan untuk studi pendahuluan dalam menemukan permasalahan
yang akan diteliti. Dalam penelitian kualitatif, wawancara bersifat mendalam, karena ingin mengeksplorasi
informasi secara holistik dan jelas dari informan.
Wawancara dalam penelitian kualitatif meliputi wawancara mendalam dan wawancara bertahap.
Wawancara mendalam dilakukan dalam konteks observasi partisipasi. Peneliti terlibat secara intensif
dengan setting penelitian terutama pada keterlibatannya dengan kehidupan informan (Satori & Komariah,
2011: 130).
Selanjutnya Satori dan Komariah juga menjelaskan bahwa wawancara bertahap adalah wawancara yang
mana peneliti melakukannya dengan sengaja dating berdasarkan jadwal yang ditetapkan sendiri untuk
melakukan wawancara dengan informan dan peneliti tidak sedang observasi partisipasi. Sifat wawancara
tetap mendalam, tetapi dipandu oleh pertanyaan-pertanyaan pokok.
Wawancara Terstruktur
Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam melakukan wawancara,
pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Setiap responden diberi pertanyaan sama, dan pengumpul data
mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka
pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain
yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Contoh:
Bagaimanakah pendapat bapak/ibu terhadap kebijakan pemerintah terhadap Perguruan Tinggi Berbadan
Hukum? Dan bagaimana peluang masyarakat miskin dalam memperoleh pendidikan tinggi yang bermutu?
Jenis wawancara ini sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau penelitian yang lebih mendalam
tentang responden. Dalam penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang
berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti
permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum
mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan
ceritera responden.
Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Kuesioner
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari
responden. Kuesioner cocok digunakan apabila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang
luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka.
Kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian kuantitatif, kualitatif, dan
pengembangan. Kuesioner lebih sering digunakan dalam penelitian kuantitatif dan pengembangan. Tetapi
ada juga penelitian kualitatif yang menggunakan bantuan angket sebagai teknik pengumpulan datanya.
Dalam Arikunto (2006: 152) , kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut
pandangan:
1. Dipandang dari cara menjawab
Dibedakan menjadi kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka memberi kesempatan
kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. Sedangkan kuesioner tertutup sudah
disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih.
2. Dipandang dari jawaban yang diberikan
Ada dua jenis kuesioner, yaitu kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner langsung
yaitu responden menjawab tentang dirinya. Sedangkan kuesioner tidak langsung yaitu jika responden
menjawab tentang orang lain.
3. Dipandang dari bentuknya.
Menurut bentuknya, kuesioner dibedakan menjadi kuesioner pilihan ganda, kuesioner isian, check list,
dan rating-scale.
Observasi (pengamatan)
Pengertian observasi menurut Satori & Komariah (2011: 105) adalah pengamatan terhadap suatu objek
yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan
dalam penelitian. Secara langsung dengan terlibat ke lapangan dengan melibatkan seluruh pancaindera.
Sedangkan tidak langsung dengan dibantu mediavisual/audiovisual.
Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik observasi digunakan
bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden
yang diamati tidak terlalu besar.
Observasi dapat digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif dan pengembangan. Observasi untuk
penelitian kualitatif menurut Satori dan Komariah (2011: 105) adalah pengamatan langsung terhadap objek
untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks, dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data
penelitian. Dalam penelitian kuantitatif biasanya menggunakan observasi terstruktur. Sedangkan pada
penelitian kualitatif, observasi yang sering dilakukan adalah observasi berperanserta, dengan instrumen
observasi tidak terstruktur.
Pada observasi eksperimental dimana tingkah laku yang diharapkan muncul karena perlakuan atau suatu
kondisi tertentu, maka observasi memerlukan perencanaan dan persiapan yang benar-benar matang,
sedangkan observasi yang dilaksanakan dalam situasi yang wajar, pelaksanaannya jauh lebih sederhana,
karena observasi semacam ini dapat dilakukan sepintas lalu saja (Sudijono dalam Taniredja dan Mustafidah,
2011: 48-49).
Oleh karena itu sebelum melakukan penelitian, peneliti telah mempersiapkan terlebih dahulu blanko/lembar
observasi yang berisi perilaku yang dapat diamati oleh peneliti, yang sebelumnya dirancang/disusun dalam
sebuah kisi-kisi. Peneliti dapat meminta bantuan orang lain sebagai observer untuk dapat membantu peneliti
dalam melakukan observasi.
Berdasarkan proses pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi:
Observasi Berperanserta
Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai
sumber data penelitian. Peneliti ikut melakukan apa uang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi
ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap,tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari
setiap perilaku yang nampak.
Dalam suatu perusahaan, peneliti dapat berperan sebagai karyawan, mengamati bagaimana perilaku
karyawan dalam bekerja, bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan satu karyawan dengan
karyawan lainnya, dan lain-lain.
Observasi Nonpartisipan
Peneliti hanya sebagai pengamat independen. Data yang dikumpulkan tidak mendalam, tidak sampai pada
tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.
Dalam proses produksi, peneliti dapat mengamati bagaimana mesin-mesin bekerja dalam mengolah bahan
baku, komponen mesin mana yang masih bagus dan yang kurang bagus, bagaimana kualitas barang yang
dihasilkan, dan bagaimana performance tenaga kerja atau operator mesinnya.
Berdasarkan instrumen yang digunakan, observasi dibedakan menjadi:
Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati,
kapan dan di mana tempatnya. Observasi ini dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang
variabel apa yang diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang
yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
Contoh:
Peneliti akan melakukan pengukuran terhadap kinerja pegawai yang bertugas dalam pelayanan IMB (Ijin
Mendirikan Bangunan), maka peneliti dapat menilai setiap perilaku dan ucapan dengan menggunakan
instrument yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan tersebut.
Observasi tidak terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang
akan diobservasi. Peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Peneliti tidak
menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya rambu-rambu pengamatan.
Dalam suatu pameran produk industri dari berbagai negara, peneliti belum tahu pasti apa yang akan diamati.
Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis
dan kemudian dibuat kesimpulan.
Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen berbentuk gambar misalnya foto, sketsa, dll.
Dokumen berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dll. Dalam
penelitian kualitatif studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara.
Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel jika didukung sejarah pribadi kehidupan
di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat dan autobiografi. Penelitian juga semakin kredibel
jika didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik.
Dokumetasi dapat digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif dan pengembangan. Dokumentasi sering
digunakan pada penelitian kualitatif sebagai pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara.
Akan tetapi, dokumentasi juga digunakan dalam penelitian kuantitatif dan pengembangan, dalam hal
mengumpulkan data awal yang dapat menunjang latar belakang dan pentingnya penelitian.
Tes
Tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan obyek yang diteliti
(Arikunto, 2006: 223). Sumber yang dikenai tes bukan hanya manusia. Misalnya binatang, mesin mobil,
dll. Contoh: Jika seekor anjing pelacak akan digunakan sebagai pembantu polisi untuk mendeteksi
narkoba, dia dites dulu apakah kiranya memiliki kecerdasan dan penciuman yang tajam, sehingga ada
kemungkinan untuk dilatih. Selama dan sesudah latihan berlangsung, anjing tersebut dites lagi berkali-
kali untuk diketahui seberapa tinggi peningkatan kemampuannya.
Untuk manusia, instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan
pencapaian atau prestasi. Tes prestasi belajar yang biasa digunakan di sekolah dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu tes buatan guru dan tes terstandar. Tes buatan guru yang disusun oleh guru dengan prosedur
tertentu, tetapi belum mengalami uji coba berkali-kali sehingga tidak diketahui ciri-ciri dan kebaikannya.
Tes terstandar biasanya sudah tersedia di lembaga testing, yang sudah terjamin keampuhannya.
Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2010:
330). Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti
mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan
berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi digunakan pada penelitian
kualitatif.
Terdpat dua macam triangulasi, yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik, berarti
penelitian menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber
yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk
sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber, untuk mendapatkan data dari sumber yang
berbeda-beda dengan teknik yang sama.
Analisis Data
Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Kegiatan Analisis data dalam Sugiyono ( 2010: 207) adalah:
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel
dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Teknik analisis data pada penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang
digunakan untuk analisis data dalam penelitian kuantitatif, yaitu statistik deskriptif dan dan statistik
inferensial. Statistik intefensial meliputi statistik parametris dan statistik nonparametris.
Statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono,
2010: 208). Analisis statistik ini digunakan
apabila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, tidak untuk membuat kesimpulan yang berlaku
untuk populasi dimana sampel diambil.
Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran,
piktogram, perhitungan modus, median, mean, perhitugan desil, persentil, perhitungan penyebaran data
melalui perhitungan rata-rata dn standar deviasi dan perhitungan persentase.
Analisis statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui
analisis, korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan
membandingkan rata-rata data sampel atau populasi. Analisis ini tidak sampai pada pengujian
signifikansinya, karena dalam analisis deskriptif tidak membuat generalisasi.
Analisis statistik inferensial digunakan apabila peneliti ingin membuat suatu kesimpulan yang berlaku
untuk populasi. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel
dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Analisis statistik ini cocok digunakan bila sampel diambil dari
populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara random.
Kualitatif
Dalam Moleong (2010: 287) disebutkan bahwa terdapat tiga model analisis data pada kualitatif, antara lain:
1. Metode perbandingan tetap, secara tetap membandingkan satu datum dengan datum yang lain dan
kemudian secara tetap membandingkan kategori dengan kategori lainnya. Secara umum proses
analisis datanya mencakup: reduksi data, kategori data, sintesisasi, dan diakhiri dengan menyusun
hipotesis kerja.
2. Metode analisis data menurut Spradley, proses penelitiannya terdiri dari:
3. Pengamatan deskriptif,
4. Analisis domein, dilakukan terhadap data yang diperoleh dari pengamatan
berperanserta/wawancara atau pengamatan deskriptif yang terdapat dalam catatan lapangan, yang
dapat dilihat di buku lampiran.
5. Pengamatan terfokus dan wawancara tefokus berdasarkan fokus yang sebelumnya telah dipilih
oleh peneliti.
6. Analisis taksonomi, meliputi langkah-langkah berikut ini; (1) memilih satu domein untuk
dianalisis, (2) mencari kesamaan atas dasar hubungan simantik yang sama yang digunakan untuk
domein itu, (3) mencari tambahan istilah bagian, (4) mencari domein yang lebih besarn dan lebih
inklusifyang dapatdimasukkan sebagai sub bagian dari domein yang sedang dianalisis, (5)
membentuk taksonomi sementara, (6) mengadakan wancara terfokus untuk mencek analisis yang
telah dilakukan, dan (7) membangun taksonomi secara lengkap.
7. Pengamatan terpilih, dengan melakukan wancara terpilih untuk memperdalam data yang telah
ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras.
8. Analisis komponensial, meliputi; (1) memilih domein yang akan dianalisis, (2)
mengidentifikasikan seluruh kontras yang telah ditemukan, (3) menyiapkan lembar paradigma, (4)
mengidentifikasi dimensi kontras yang memiliki dua nilai, (5) menggabungkan dimensi kontras
yang berkaitan erat menjadi satu, (6) menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada, (7)
mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data, dan (8) menyiapkan paradigma lengkap.
9. Analisis tema, merupakan seperangkat prosedur untuk memahami secara holistik pemandangan
yang sedang diteliti. Langkah-langkah menemukan tema ialah; (1) melebur diri, (2) melakukan
analisis komponen terhadap istilah acuan, (3) perspektif yang lebih luas melalui pencarian domein
dalam pemandangan budaya, (4) menguji dimensi kontras seluruh domein yang telah dianalisis,
(5) mengidentifikasi domein yang terorganisir, (6) mencari tema universal.
10. Metode analisis data menurut Miles dan Huberman, analisis data ini didasarkan pada pandangan
paradigmanya yang positivisme dengan menggunakan matrik. Dengan matrik yang dipetakan
maka peneliti mulai mengadakan analisis apakah membandingkan, melihat urutan ataukah
menelaah hubungan sebab-akibat sekaligus.
Pengembangan
Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data dikumpulkan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam analisis data:
1. Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data baik dengan tabel,
bagan, atau grafik.
2. Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkan
3. Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif.
4. Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, dengan tanpa interpretasi
pengembang, sehingga sebagai dasar dalam melakukan revisi produk.
5. Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan dengan permasalahan
yang diajukan, dan produk yang akan dikembangkan.
6. Laporan atau sajian harus diramu dalam format yang tepat sedemikian rupa dan disesuaikan
dengan konsumen, atau calon pemakai produk.
Kesimpulan
1. Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara, kuesioner, observasi dan dokumentasi. Teknik
wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi dapat digunakan pada penelitian kuantitatif,
kualitatif dan pengembangan. Dokumentasi biasa digunakan pada penelitian kualitatif. Pada
penelitian kualitatif digunakan teknik triangulasi untuk menginterpretasikan beberapa teknik
pengumpulan data.
2. Teknik analisis data pada penelitian kuantitatif menggunakan statistik, baik deskriptif maupun
inferensial. Terdapat tiga model analisis data pada penelitian kualitatif, yaitu metode perbandingan
tetap, metode analisis data menurut Spradley, dan metode analisis data menurut miles dan
huberman. Analisis data pada penelitian pengembangan mencakup prosedur organisasi data,
reduksi, dan penyajian data baik dengan tabel, bagan, atau grafik.

Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Pengembangan


Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Pengembangan saya sajikan dalam bentuk
table seperti dibawah ini:
No Metode Kuantitatif Metode Kualitatif Metode Pengembangan
A.Desain
A. Desain
a. Spesifik, jelas, rinci
a. Umum
b. Ditemukan secara mantap A. Desain
1 b. Fleksibel
sejak awal a.
c. berkembang dan muncul dalam
c. Menjadi pegangan langkah
proses penelitian.
demi langkah
B. Tujuan
B. Tujuan
a. Menghasilkan produk yang
B. Tujuan a. Menemukan pola hubungan
dapat dimanfaatkan untuk
a. Menunjukkan hubungan antar yang bersifat interaktif
kehidupan manusia
variable b. menemukan teori.
2. b. Menghasilkan produk
b. Menguji teori c. menggambarkan realitas yang
penelitian yang dapat digunakan
c.Mencari generalisasi yang kompleks
untuk mengembangkan mutu
mempunyai nilai prediktif d. Memperoleh pemahaman
pendidikan dan pembelajaran
makna
secara efektif.
C. Teknik Pengumpulan Data C. Teknik Pengumpulan Data
C. Teknik Pengumpulan Data
a. Participant observation
a. Kuesioner a. Interview (Wawancara)
3. b. In depth Interview
b. Observasi wawancara b. Kuesioner (Angket)
c. dokumentasi
terstruktur c. Observasi
d. Tringulasi
D. Instrumen Penelitian
D. Instrumen Penelitian
a. Peneliti sebagai instrument(human D. Instrumen Penelitian
a. Test, Angket, wawancara
4 instrument) a. Angket
terstruktur
b.Buku catatan, tape recorder, b. Catatan, Alat rekam.
b. Instrumen yang telah terstandar.
camera, handycam,dll
E. Data E. Data E. Data
a. Kuantitatif a. Deskriptif Kualitatif a. Statistik Deskriptif dan
5. b. Hasil Pengukuran variable yang b. Dokumen pribadi, catatan Inferensial.
dioperasionalkandengan lapangan, ucapan dan tindakan b. Statistik Parametis dan
meggunakan instrumen responden, dokumen dan lain-lain. Nonparametis
F. Sampel/sumber data
F. Sampel
a. Kecil
a. Besar
b. Tidak representative F. Sampel
6 b. Representatif
c. Purposive, snowball a.
c. Sedapat mungkin random.
d. Berkembang selama proses
d.Ditemukan sejak awal
penelitian
G. Analisis G. Analisis
a. Setelah selesai pengumpulan a. Terus menerus sejak awal hingga
data akhir penelitian
7 b. Menggunakan statistic untuk b. Induktif
menguji hipotesis c. Mencari pola, model tema, teori.
H. Hubungan Dengan Responden
H. Hubungan Dengan Responden
a. Empati, akrab supaya dapat
a. Dibuat berjarak bahkan tanpa
pemahaman yang mendalam
kontak agar objektif.
b. Kedudukan sama bahkan sebagai
8 b. Kedudukan peneliti lebih tinggi
guru konsultan
dari responden
c. Jangka lama, sampai datanya
c. jangka pendek sampai hipotesis
jenuh, dapat ditemukan hipotesis atau
dapat dibuktikan.
teori
I. Usulan Desain
I. Usulan Desain a. Singkat, umum bersifat
a. Luas dan rinci sementara
b. Literatur yang b. Literatur yang digunakan
berhubungan dengan bersifat sementara, tidak
masalah, dan variable menjadi pengangan utama
yang diteliti c. Prosedur bersifat umum,
9 c. Prosedur yang spesifik seperti akan merencanakan
dan rinci langkah- tour/piknik
langkahnya d. Masalah bersifat sementara
d. Masalah dirumuskan dan akan ditemukan setelah
dengan spesifikdan jelas studi pendahuluan
e. Hipotesis dirumuskan e. Tidak dirumuskan hipotesis,
dengan jelas karena justru akan menemukan
hipotesis
f. Ditulis secara f. Focus penelitian ditentukan
rincisebelum terjun setelah memperoleh data awal
kelapangan dari lapangan
J. kapan Penelitian Dianggap J. Kapan Penelitian Dianggap J. Kapan Penelitian Dianggap
Selesai? Selesai? Selesai?
10
Setelah semua keinginan yang Setelah tidak ada data yang dianggap Saat semua tahapan sudah dilakukan
direncanakan dapat diselesaikan. baru/jenuh. semua, sampai pada Revisi produk.
K. Kepercayaan Thd. Hasil
K. kepercayaan Thd. Hasil penelitian K. Kepercayaan Thd. Hasil penelitian
penelitian
11. Pengujian Kredibilitas, Depenabilitas, Pengujian Kredibilitas dan manfaat
Pengujian validitas dan realiabilitas
proses dan hasil penelitian. produk dari hasil penelitian
instumen
M. Manfaat Penelitian
a. Sebagai pengembangan teori
b. Untuk penyempurnaan praktik
c. Sumbangan dalam menentukan
M. Manfaat Penelitian
12 kebijakan M. Manfaat Peneliti
a.
d. Mengklarifikasi isu-isu dan
tindakan social
e. Sumbangan untuk studi-studi
khusus.
PENELITIAN PENGEMBANGAN
A. Penelitian Pengembangan
Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah strategi atau
metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek. Yang dimaksud dengan Penelitian dan
Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah
dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar
dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut Sujadi (2003:164) Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D)
adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak
selalu berbentuk benda atau perangkat keras(hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di
kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk
pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model
pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain.
Penelitian pengembangan pendidikan sains adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan
mengembangkan suatu produk pendidikan dan/atau pembelajaran sains serta menvalidasi efektivitas,
efisiensi, dan/atau daya tarik produk yang dihasilkan. Contoh produk: materi pelatihan guru sains, metode
pembelajaran sains, metode pembelajaran sains, paket pembelajaran sains tercetak, paket pembelajaran
sains berbentuk CD (Soekardjo, 2008).
B. Tujuan Penelitian Pengembangan
Menurut Reski (2012) tujuan dari penelitian pengembangan adalah:
1. Menghasilkan rancangan produk digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dilakukan
melalui uji-ahli.
2. Menguji keefektifan produk sebagai fungsi validasi, dilakukan melalui uji coba terbatas, pada target di
mana produk akan digunakan untuk pembelajaran
3. Menguji efisiensi, kemenarikan, dan kemudahan produk, di ujicoba lapangan, pada target yang lebih luas
dimana produk akan digunakan untuk pembelajaran
C. Karakteristik dan Ciri Penelitian Pengembangan
Menurut Santyasa (2009), penelitian pengembangan dalam rangka peningkatan kualitas
pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut
1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau
penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggungjawaban profesional dan komitmennya
terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran
2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang
keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3. Prosedur pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba lapangan serta
terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas
pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan
secara jelas, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.
4. Proses perkembangan model, pendekatan, modul, dan media pembelajaran perlu didokumentasikan
secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah penulisan yang mencerminkan
originalitas.
Menurut Borg and Gall, terdapat empat ciri utama dalam penelitian dan pengembangan, yaitu
1. Studying research findings pertinent to the product to be develop
Artinya, melakukan studi atau penelitian awal untuk mencari temuan-temuan penelitian terkait dengan
produk yang akan dikembangkan.
2. Developing the product base on this findings
Artinya, mengembangkan produk berdasarkan temuan penelitian tersebut.
3. Field testing in the setting where it will be used ebentually
Artinya, dilakukan uji lapangan dalam seting atau situasi senyatanya dimana produk tersebut nantinya
digunakan.
4. Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage.
Artinya, melakukan revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam tahap-tahap
uji lapangan.
D. Metodologi Penelitian Pengembangan
Menurut Tim Puslitjaknov (2008) metode Penelitian Pengembangan memuat 3 komponen utama
yaitu : (1) Model pengembangan, (2) Prosedur pengembangan, dan (3) Uji coba produk. Deskripsi dari
masing-masing komponen adalah sebagai berikut :
1) Model pengembangan
Model Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan dihasilkan.
Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model teoritik. Model
prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk
menghasilkan produk. Model konseptual adalah model yang bersifat analitis, yang menyebutkan
komponen-komponen produk, menganalisis komponen secara rinci dan menunjukkan hubungan antar
komponen yang akan dikembangkan. Model teoritik adalah model yang menggambar kerangka berfikir
yang didasarkan pada teori-teori yang relevan dan didukung oleh data empirik.
2) Prosedur penelitian pengembangan
Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang ditempuh oleh
peneliti/pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan model
pengembangan dalam memaparkan komponen rancangan produk yang dikembangkan. Dalam prosedur,
peneliti menyebutkan sifat-sifat komponen pada setiap tahapan dalam pengembangan,
menjelaskan secara analitis fungsi komponen dalam setiap tahapan pengembangan produk, dan
menjelaskan hubungan antar komponen dalam sistem.
Sebagai contoh Prosedur pengembangan yang dilakukan Borg dan Gall (1983)
mengembangkan pembelajaran mini (mini course) melalui 10 langkah:
1. Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei) untuk mengumpulkan informasi (kajian pustaka,
pengamatan kelas), identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan merangkum
permasalahan
2. Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan
pembelajaran, dan uji ahli atau ujicoba pada skala kecil, atau expert judgement
3. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi pembelajaran, penyusunan buku
pegangan, dan perangkat evaluasi.
4. Melakukan uji coba lapangan tahap awal, dilakukan terhadap 2-3 sekolah menggunakan 6-10 subyek
ahli. Pengumpulan informasi/data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan kuesioner, dan
dilanjutkan analisis data.
5. Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil uji lapangan
awal
6. Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 3-5 sekolah, dengan 30-80 subyek.
Tes/penilaian tentang prestasi belajar siswa dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran.
7. Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji lapangan
utama.
8. Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah, melibatkan 40-200 subyek),
data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan kuesioner.
9. Melakukan refisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba lapangan
10. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan menyebarluaskan produk melalui
pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial, dan
memantau distribusi dan kontrol kualitas.
3) Uji Coba Model atau Produk
Uji coba model atau produk merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian
pengembangan, yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba
model atau produk bertujuan untuk mengetahui
apakah produk yang dibuat layak digunakan atau tidak. Uji coba model atau produk juga melihat
sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan.
Model atau produk yang baik memenuhi 2 kriteria yaitu : kriteria pembelajaran (instructional
criteria) dan kriteria penampilan (presentation criteria).
Ujicoba dilakukan 3 kali: (1) Uji-ahli (2) Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai
pengguna produk; (3) Uji-lapangan (field Testing)
Dengan uji coba kualitas model atau produk yang dikembangkan betul-betul teruji secara empiris.
1. Desain Uji Coba
Ada 3 tahapan dalam uji coba produk:
a. Uji ahli atau Validasi, dilakukan dengan responden para ahli perancangan model atau produk.
Kegiatan ini dilakukan untuk mereview produk awal, memberikan masukan untuk perbaikan. Proses
validasi ini disebut dengan Expert Judgement atau Teknik Delphi.
b. Analisis konseptual c. Revisi I
d. Uji Coba Kelompok Kecil, atau Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna
produk.
e. Revisi II
f. Uji Coba Lapangan (field testing)
g. Telaah Uji Lapangan
h. Revisi III
i. Produk Akhir dan Diseminasi
2. Subyek Uji Coba.
Subyek uji coba atau sampel untuk uji coba, dilihat dari jumlah dan cara memilih sampel perlu
dipaparkan secara jelas. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sampel.
a. Penentuan sampel yang digunakan disesuaikan dengan tujuan dan ruang lingkup dan tahapan penelitian
pengembangan.
b. Sampel hendaknya representatif, terkait dengan jenis produk yang akan dikembangkan, terdiri atas
tenaga ahli dalam bidang studi, ahli perancangan produk, dan sasaran pemakai produk.
c. Jumlah sampel uji coba tergantung tahapan uji coba tahap awal (preliminary field test).
3. Jenis Data
Dalam uji coba, data digunakan sebagai dasar untuk menentukan keefektifan, efisiensi, dan daya
tarik produk yang dihasilkan. Jenis data yang akan dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi yang
dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Bisa terjadi
data yang dikumpulkan hanya data tentang pemecahan masalah yang terkait dengan keefektifan dan
efisiensi, atau data tentang daya tarik produk yang dihasilkan.
Paparan data hendaknya dikaitkan dengan desain penelitian dan subyek uji coba tertentu. Data
mengenai kecermatan isi dapat dilakukan terhadap subyek ahli isi, kelompok kecil, atau ketiganya. Dalam
Uji Ahli, data yang terungkap antara lain ketepatan substansi, ketepatan metode, ketapatan desain produk,
dsb.
4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
Dalam pengumpulan data dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data atau pengukuran
yang disesuaikan dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan dan responden penelitian.
a. Teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan kuesioner.
b. Pengumpulan data dapat menggunakan Instrumen yang sudah ada. Untuk ini perlu kejelasan
mengenai karateristik instrumen, mencakup kesahihan (validitas), kehandalan (reliabilitas), dan pernah
dipakai dimana dan untuk mengukur apa..
c. Instrumen dapat dikembangkan sendiri oleh oleh peneliti, oleh karena itu perlu kejelasan prosedur
pengembangannya, tingkat validitas dan reliabilitas.
5. Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data dikumpulkan. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam analisis data:
a. Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data baik dengan tabel, bagan,
atau grafik.
b. Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkan
c. Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif.
d. Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal- hal yang bersifat faktual, dengan tanpa interpretasi
pengembang, sehingga sebagai dasar dalam melakukan revisi produk.
e. Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan
dengan permasalahan yang diajukan, dan produk yang akan dikembangkan.
f. Laporan atau sajian harus diramu dalam format yang tepat sedemikian rupa dan disesuaikan dengan
konsumen, atau calon pemakai produk.
6. Penyajian Hasil Pengembangan
Penyajian data hasil uji coba hendaknya komunikatif, sesuai dengan jenis dan karakteristik
produk dan calon konsumen pemakai produk. Penyajian yang komunikatif akan membantu
konsumen/pengguna produk dalam mencerna informasi yang disajikan, dan menumbuhkan ketertarikan
untuk menggunakan model atau produk hasil pengembangan.
E. Tahapan Kegiatan Pengembangan
Model pengembangan perangkat Four-D Model disarankan oleh Sivasailam Thiagarajan, Dorothy
S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define,
Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian,
perancangan, pengembangan, dan penyebaran.
Tahap I: Define (Pendefinisian)
Tahap define adalah tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran.
Tahap define ini mencakup lima langkah pokok, yaitu analisis ujung depan (front-end analysis), analisis
siswa (learner analysis), analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept analysis) dan perumusan
tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives).
1. Analisis Ujung Depan (front-end analysis)
Menurut Thiagarajan, dkk (1974), analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan
menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran, sehingga diperlukan suatu pengembangan
bahan ajar. Dengan analisis ini akan didapatkan gambaran fakta, harapan dan alternatif penyelesaian
masalah dasar, yang memudahkan dalam penentuan atau pemilihan bahan ajar yang dikembangkan.
2. Analisis Siswa (learner analysis)
Menurut Thiagarajan, dkk (1974), analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa
yang sesuai dengan desain pengembangan perangkat pembelajaran. Karakteristik itu meliputi latar
belakang kemampuan akademik (pengetahuan), perkembangan kognitif, serta keterampilan-keterampilan
individu atau sosial yang berkaitan dengan topik pembelajaran, media, format dan bahasa yang dipilih.
Analisis siswa dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik siswa, antara lain: (1) tingkat
kemampuan atau perkembangan intelektualnya, (2) keterampilan-keterampilan individu atau sosial yang
sudah dimiliki dan dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
3. Analisis konsep (concept analysis)
Analisis konsep menurut Thiagarajan, dkk (1974) dilakukan untuk mengidentifikasi konsep pokok
yang akan diajarkan, menyusunnya dalam bentuk hirarki, dan merinci konsep-konsep individu ke dalam
hal yang kritis dan yang tidak relevan. Analisis membantu mengidentifikasi kemungkinan contoh dan
bukan contoh untuk digambarkan dalam mengantar proses pengembangan.
Analisis konsep sangat diperlukan guna mengidentifikasi pengetahuan-pengetahuan deklaratif
atau prosedural pada materi matematika yang akan dikembangkan. Analisis konsep merupakan satu
langkah penting untuk memenuhi prinsip kecukupan dalam membangun konsep atas materi-materi yang
digunakan sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan standar kompetensi.
Mendukung analisis konsep ini, analisis-analisis yang perlu dilakukan adalah (1) analisis standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang bertujuan untuk menentukan jumlah dan jenis bahan ajar, (2)
analisis sumber belajar, yakni mengumpulkan dan mengidentifikasi sumber-sumber mana yang
mendukung penyusunan bahan ajar.
4. Analisis Tugas (task analysis)
Analisis tugas menurut Thiagarajan, dkk (1974) bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan-
keterampilan utama yang akan dikaji oleh peneliti dan menganalisisnya kedalam himpunan keterampilan
tambahan yang mungkin diperlukan. Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh tentang tugas
dalam materi pembelajaran.
5. Perumusan Tujuan Pembelajaran (specifying instructional objectives)
Perumusan tujuan pembelajaran menurut Thiagarajan, dkk (1974) berguna untuk merangkum hasil
dari analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan perilaku objek penelitian. Kumpulan objek
tersebut menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang perangkat pembelajaran yang kemudian di
integrasikan ke dalam materi perangkat pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti.
Tahap II: Design (Perancangan)
Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran. Empat langkah yang
harus dilakukan pada tahap ini, yaitu: (1) penyusunan standar tes (criterion-test construction), (2)
pemilihan media (media selection) yang sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran, (3)
pemilihan format (format selection), yakni mengkaji format-format bahan ajar yang ada dan menetapkan
format bahan ajar yang akan dikembangkan, (4) membuat rancangan awal (initial design) sesuai format
yang dipilih. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan tes acuan patokan (constructing criterion-referenced test)
Menurut Thiagarajan, dkk (1974), penyusunan tes acuan patokan merupakan langkah yang
menghubungkan antara tahap pendefinisian (define) dengan tahap perancangan (design). Tes acuan
patokan disusun berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis siswa, kemudian selanjutnya
disusun kisi-kisi tes hasil belajar. Tes yang dikembangkan disesuaikan dengan jenjang kemampuan
kognitif. Penskoran hasil tes menggunakan panduan evaluasi yang memuat kunci dan pedoman
penskoran setiap butir soal.
2. Pemilihan media (media selection)
Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media pembelajaran yang relevan dengan
karakteristik materi. Lebih dari itu, media dipilih untuk menyesuaikan dengan analisis konsep dan analisis
tugas, karakteristik target pengguna, serta rencana penyebaran dengan atribut yang bervariasi dari media
yang berbeda-beda.hal ini berguna untuk membantu siswa dalam pencapaian kompetensi dasar. Artinya,
pemilihan media dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan bahan ajar dalam proses pengembangan
bahan ajar pada pembelajaran di kelas.
3. Pemilihan format (format selection)
Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini dimaksudkan untuk
mendesain atau merancang isi pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan, metode pembelajaran, dan
sumber belajar. Format yang dipilih adalah yang memenuhi kriteria menarik, memudahkan dan
membantu dalam pembelajaran matematika realistik.
4. Rancangan awal (initial design)
Menurut Thiagarajan, dkk (1974: 7) “initial design is the presenting of the essential instruction
through appropriate media and in a suitable sequence.” Rancangan awal yang dimaksud adalah
rancangan seluruh perangkat pembelajaran yang harus dikerjakan sebelum ujicoba dilaksanakan. Hal ini
juga meliputi berbagai aktivitas pembelajaran yang terstruktur seperti membaca teks, wawancara, dan
praktek kemampuan pembelajaran yang berbeda melalui praktek mengajar.
Tahap III: Develop (Pengembangan)
Tahap pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan produk pengembangan yang dilakukan
melalui dua langkah, yakni: (1) penilaian ahli (expert appraisal) yang diikuti dengan revisi, (2) uji coba
pengembangan (developmental testing).
Tujuan tahap pengembangan ini adalah untuk menghasilkan bentuk akhir perangkat pembelajaran
setelah melalui revisi berdasarkan masukan para pakar ahli/praktisi dan data hasil ujicoba. Langkah yang
dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1. Validasi ahli/praktisi (expert appraisal)
Menurut Thiagarajan, dkk (1974: 8), “expert appraisal is a technique for obtaining suggestions for
the improvement of the material.” Penilaian para ahli/praktisi terhadap perangkat pembelajaran
mencakup: format, bahasa, ilustrasi dan isi. Berdasarkan masukan dari para ahli, materi pembelajaran di
revisi untuk membuatnya lebih tepat, efektif, mudah digunakan, dan memiliki kualitas teknik yang tinggi.
2. Uji coba pengembangan (developmental testing)
Ujicoba lapangan dilakukan untuk memperoleh masukan langsung berupa respon, reaksi,
komentar siswa, dan para pengamat terhadap perangkat pembelajaran yang telah disusun. Menurut
Thiagarajan, dkk (1974) ujicoba, revisi dan ujicoba kembali terus dilakukan hingga diperoleh perangkat
yang konsisten dan efektif.
Tahap IV: Disseminate (Penyebaran)
Proses diseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan. Tahap diseminasi dilakukan untuk
mempromosikan produk pengembangan agar bisa diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau
sistem. Produsen dan distributor harus selektif dan bekerja sama untuk mengemas materi dalam bentuk
yang tepat. Menurut Thiagarajan dkk, (1974: 9), “the terminal stages of final packaging, diffusion, and
adoption are most important although most frequently overlooked.”
Diseminasi bisa dilakukan di kelas lain dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan
perangkat dalam proses pembelajaran. Penyebaran dapat juga dilakukan melalui sebuah proses penularan
kepada para praktisi pembelajaran terkait dalam suatu forum tertentu. Bentuk diseminasi ini dengan
tujuan untuk mendapatkan masukan, koreksi, saran, penilaian, untuk menyempurnakan produk akhir
pengembangan agar siap diadopsi oleh para pengguna produk.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan diseminasi adalah: (1) analisis
pengguna, (2) menentukan strategi dan tema, (3) pemilihan waktu, dan (4) pemilihan media.
1. Analisis Pengguna
Analisis pengguna adalah langkah awal dalam tahapan diseminasi untuk mengetahui atau
menentukan pengguna produk yang telah dikembangkan. Menurut Thiagarajan, dkk (1974), pengguna
produk bisa dalam bentuk individu/perorangan atau kelompok seperti: universitas yang memiliki
fakultas/program studi kependidikan, organisasi/lembaga persatuan guru, sekolah, guru-guru, orangtua
siswa, komunitas tertentu, departemen pendidikan nasional, komite kurikulum, atau lembaga pendidikan
yang khusus menangani anak cacat.
2. Penentuan strategi dan tema penyebaran
Strategi penyebaran adalah rancangan untuk pencapaian penerimaan produk oleh calon pengguna
produk pengembangan. Guba (Thiagarajan, 1974) memberikan beberapa strategi penyebaran yang dapat
digunakan berdasarkan asumsi pengguna diantaranya adalah: (1) strategi nilai, (2) strategi rasional, (3)
strategi didaktik, (4) strategi psikologis, (5) strategi ekonomi dan (6) strategi kekuasaan.
3. Waktu
Menurut Thiagarajan, dkk (1974) selain menentukan strategi dan tema, peneliti juga harus
merencanakan waktu penyebaran. Penentuan waktu ini sangat penting khususnya bagi pengguna produk
dalam menentukan apakah produk akan digunakan atau tidak (menolaknya).
4. Pemilihan media penyebaran
Menurut Thiagarajan, dkk (1974) dalam penyebaran produk, beberapa jenis media dapat
digunakan. Media tersebut dapat berbentuk jurnal pendidikan, majalah pendidikan, konferensi,
pertemuan, dan perjanjian dalam berbagai jenis serta melalui pengiriman lewat e-mail.
Untuk kepentingan diseminasi ini, Thiagarajan, dkk (1974: 173) menetapkan kriteria keefektifan
diseminasi, yaitu:
1. Clarity. Information should be clearly stated, with a particular audience in mind.
2. Validity. The information should present a true picture.
3. Pervasiveness. The information should reach all of the intended audience.
4. Impact. The information should evoke the desire response from intended audience.
5. Timeliness. The information should be disseminated at the most opportune time.
6. Practicality. The information should be presented in the form best suited to the scope of the project,
considering such limitations as distance and available resources.
F. Kerangka Analisis Proyek-Proyek Penelitian Pengembangan baik pada Skripsi, Thesis maupun
Disertasi
Kerangka ini didapat dari buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (PPKI) Universitas Negeri
Malang.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
B. Tujuan Penelitian dan Pengembangan ....................................
C. Spesifikasi Produk yang Diharapkan......................................
D. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan..............................
E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan.......
F. Definisi Istilah atau Definisi Operasional...............................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Seni Budaya................
B. Media dan Multimedia Pembelajaran.....................................
a. Klasifikasi Media................................................................
b. Nilai dan Manfaat Media....................................................
C. Kriya Anyam...........................................................................
D. Software yang Digunakan dalam Pembuatan Media
Pembelajaran...........................................................................
BAB III METODE PENELITIAN & PENGEMBANGAN
A. Model Penelitian dan Pengembangan.....................................
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan.................................
C. Uji Coba Produk.....................................................................
1. Desain Uji Coba...............................................................
2. Subjek Coba.....................................................................
3. Jenis Data.........................................................................
4. Instrumen Pengumpulan Data..........................................
5. Teknik Analisis Data........................................................
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN
A. Penyajian Data Validasi..........................................................
B. Analisis Data Validasi.............................................................
C. Revisi Produk..........................................................................
D. Penyajian Data Uji Coba……............................................... ..
E. Analisis Data Uji Coba…….................................................. ..
BAB V KAJIAN DAN SARAN
A. Kajian Produk yang Telah Direvisi……................................ ..
B. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk
... Lebih Lanjut…….................................................................. .
G. Sumber Pustaka
Borg, W.R & Gall, M.D. Gall, 1989. Educational Research: An Introduction Fifth Edition. New York: Longman.
Buhari, Bustang. 2013. Four-D Model (Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran dari
Thiagarajan, dkk), (Online), (https://bustangbuhari.wordpress.com/), diakses 11 April 2015.
Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan. 2008. Metode
Penelitian Pengembangan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sujadi. 2002. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta
Sukardjo. 2008. Hand Out Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: PPs UNY
Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I. 1974. Instructional Development for Training Teachers of
Expectional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training Institute/Special Education,
University of Minnesota.
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UM Press.
Wati Salam, Reski. 2012. Penelitian Pengembangan, (Online),
(http://reskiwatisalam.blogspot.co.id/2012/12/penelitian-pengembangan.html), diakses tanggal 20
Oktober 2015

Cara Membuat Judul Dalam Penelitian


AsikBelajar.Com – Sering kali mahasiswa salah mengartikan topik. Topik disamakan dengan judul,
padahal bukan begitu. Topik adalah pokok masalah yang akan dijadkan objek penelitian ataupun objek
pembahasan karya ilmiah.Tetapi dalam permasalahan ini kadang-kadang dosen pembimbing menerima
topik tersebut. Hal ini ada dua kemungkinan:
 Pertama, baik dosen ataupun mahasiswa tidak bisa membedakan arti topik dengan judul.
 Kedua, mungkin dosen pembimbing itu setelah melihat judul yang diajukan itu segera mengerti
tentang topik yang akan di teliti oleh mahasiswa itu (meskipun demikian sebaiknya dosen
pembimbing segera memberitahukan beda antara judul dengan topik itu).
1. Arti dan Fungsi Judul
Judul selalu diartikan sebagai kepala karangan. Dalam proses ditetapkan judul penelitian untuk karya
ilmiah harus diawali dengan penetapan berbagai masalah. Pada akhir kegiatan kadang-kadang judul
tersebut harus di ubah. Oleh karena itu, menetapkan judul diawal kegiatan biasanya bersifat sementara
(tentatif), dan dimantapkan secara tepat pada akhir kegiatan penelitian.
Judul penelitian pada wujudnya merupakan kalimat, dalam bentuk satu kalimat pernyataan (bukan
kalimat pertanyaan). Judul terdiri dari kata-kata yang jelas (tidak kabur), singkat, deskriptif (berkaitan
atau tuntut), dan pernyataan tidak terlalu puitis atau bombastis (Sutrisno Hadi, 1984).
2. Susunan dan Kaitan Variabel Dalam Judul Penelitian
Kata tersusun dalam kalimat judul, merupakan istilah ilmiah atau konsep yang di sebut variabel. Susunan
variabel itu harus mencerminkan keseluruhan isi karya tulis danmerupakan gambaran dari susunan
kerangka kerja konsep atau variabel itu (oleh karena itu disebut “conceptual framework”). Pada dasarnya
kita mengenal tiga macam bentuk penelitian:
a. Penelitian eksploratif (termasuk di dalamnya metode penelitian sejarah dan case study. Penelitian
eksploratif adalah penelitian yang bertujuan mencari atau merumuskan masalah dari suatu fenomena.
b. Penelitian pengembangan (termasuk di dalamnya metode survei deskriptif). Penelitian
pengembangan adalah penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan masalah dari suatu fenomena,
yang dihubungkan dengan teori dari suatu ilmu tertentu, untuk memecahkan masalah itu secara rasional
(biasanya dengan berpikir deduktif).
c. Penelitian verifikatif (termasuk d dalamnya penelitian eksperimen dan survey eksplanatory).
Penelitian verifikatif adalah penelitian yang bertujua untuk menguji hubungan variabel dari hipotesis
yang diajukan dengan data empiris.
Berdasarkan pengertian 3 macam penelitian tersebut, dapat dilihat susunan variabel beserta keeratan
hubungannya, yaitu antara yang menunjukan adanya hubungan yang jelas. Pertama, dalam penelitian
verifikatif (karena jelas bertujuan menguji kausalitas variabelnya). Kedua, penelitian eksploratif (karena
masih mencari hubungan variabelnya).
Menetapkan judul setiap penelitian tersebut biasanya dapat dinyatakan dengan kata kunci tertentu (key
words) yang tersusun dalam kalimat judul. Kata kunci untuk judul penelitian yang bersifat korelasional
ada dua golongan.
Pertama, yang menyatakan hubungan interaksi, misal:
a. Pengaruh X terhadap Y,
b. Efek X terhadap Y,
c. Respon X terhadap Y,
d. Dampak X terhadap Y, dan
e. beberapa faktor yang mempengeruhi Y dan sebagainya.
Kedua, yaitu menyatakan hubungan integrative, misalnya:
a. Peranan X dalam Y,
b. Partisipasi X dan Y,
c. Integrasi X dalam Y,
d. Fungsi X dalam Y,
e. Hubungan X dengan Y, dan sebagainya.
Judul penelitian yang tidak korelasional biasanya dinyatakan secara verbal. Susunan yang tidak jelas
hubungannya, biasanya menggunakan kata kunci yang langsung menunjuk kepada proses kerja atau
metode penelitiannya, misalnya:
a. Analisis X dalam upaya Y di Z.
b. Studi X dalam rangka Y.
c. Deskripsi tentang X di Y.
d. Dinamika X dalam rangka Y.
e. Perbandingan antara X dengan Y di desa Z.
f. Kecenderungan X di Y, dan sebagainya.
3. Sistematika Usulan Penelitian
Usulan penelitian itu mempunyai sistematika tertentu. Dalam menentukan judul penelitian, susunan
susunan sistematika usulan penelitian tergantung pada macam penelitian (termasuk metode ) yang akan
digunakan.
Susunan sistematika yang umum bagi penelitian verifikatif dan beberapa penelitian pengembangan (yang
mencoba mengajukan hipotesis), setidak-tidak-nya terdiri dari 12 unsur, seperti berikut ini.
a. Latar Belakang Penelitian.
b. Identifikasi dan Perumusan Masalah.
c. Maksud dan Tujuan Penelitian.
d. Kegunaan Penelitian.
e. Kerangka Pemikiran.
f. Hipotesis.
g. Metode Penelitian.
h. Organisasi Penelitian (bukan untuk skripsi).
i. Anggaran Biaya Penelitian (bukan untuk skripsi).
j. Lokasi Penelitian
k. Jadwal penelitian.
l. Kepustakaan.
a. Latar Belakang Penelitian
Dalam paparan ini di uraikan tentang garis besar yang akan diselidiki/diamati, mengapa diselidiki,
bagaimana menyelidikinya, dan untuk apa diselidiki atau diteliti. Jawaban tentang apa yang di selidiki;
baik dicari ataupun diteliti.
Menimbang pentingnya masalah itu untuk di selidiki, pada umumnya dikaitkan kepada beberapa hal,
antara lain kepada:
1) Masalah itu menyangkut kepentingan umum baik mendesak maupun tidak.
2) Masalah itu merupakan mata rantai, apabila tidak di pecahkan banyak masalah lain yang
terbengkalai.
3) Masalah itu penting di mana pemecahannya dapat mengisi kekosongan atau kekurangan ilmu dan
pengetahuan, dan sebagainya.
b. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1) Mengidentifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah tidak lain menguraikan lebih jelas tentang masalah yang telah ditetapkan pada
latar belakang penelitian.
Hubungan ketepatan memilih masalah dengan cara pemecahannya ada beberapa kemungkinan:
a) Masalah benar cara pemecahannya benar.
b) Masalah benar cara pemecahannya salah.
c) Masalah salah cara pemecahannya salah.
d) Masalah salah cara pemecahannya benar.
Keempat kemungkinan tersebut dapat dilihat dalam skema gambar di bawah ini.

2) Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang baik menurut Fraenkel dan Wallen (1990 : 22) adalah:
a) Masalah harus feasible, masalah tersebut harus dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas,
tidak banyak menghabiskan dana, tenaga, dan waktu.
b) Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah tersebut.
c) Masalah harus signifikan, artinya jawaban masalah yang di berikan harus memberikan kontribusi
terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.
Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai-nilai
keyakinan dan agama. Fancis, Bork, dan Cartens dalam bukunya Proposal Cookbook (dalam
Rakhmat,1998:105) menunjukan lima macam kerangka perumusan masalah yaitu:
a) Penelitian dampak sosial.
Pada penelitian dampak sosial masalah dungkapkan dengan menunjukan masalah sosial yang sedang
terjadi, yang memerlukan perhatian, penaf-siran, dan penyelesaian.
b) Penelitian teoritis.
Pada penelitian teoritis, masalah merujuk pada suatu teori atau salah satu aspek teori yang tidak lagi
memuaskan kita.
c) Penelitian historis.
Pada penelitian historis, pernyataan masalah adalah pengungkapan peristiwa tertentu yang
membangkitkan minat.
d) Penelitian evaluasi
Evaluasi masalah menjelaskan apa yang akan dievaluasi dan mengapa evaluasi itu penting untuk
pengambilan keputusan
e) Penelitian khusus.
Pada penelitian khusus, tidak mengikuti pola penelitian konvesional, masalah mengungkapkan satu
proses, menjelaskan dan menunjukkan makna bagi ilmu, masyarakat atau kemanusiaan.
3) Bentuk Masalah Penelitian
a) Permasalahan Deskriptif
Permasalahan deskriptif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan variable mandiri, yaitu tanpa
membuat perbandingan dan menghubungkan.
b) Permasalahan Komparatif
Yaitu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan suatu variabelpada dua sampel atau lebih.
c) Permasalahan Asosiatif
Yaitu suatu pertanyaan penelitian yang bersifat menghubungkan dua variabel atau lebih.
d) Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
e) Hubungan Interaktif
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
c. Maksud dan Tujuan Penelitian
Pada pembahasan ini diuraikan maksud atau hal-hal yang ingin dicapai, serta sasaran yang dituju oleh
penelitian ini.
d. Kegunaan Penelitian
Uraian kegunaan penelitian merupakan suatu harapan berkaitan dengan hasil penelitian, baik praktis
maupun teoritis.
e. Kerangka Pemikiran
Dalam paparan ini di uraikan cara mengalirkan jalan pemikiran peneliti menurut kerangka teori dan
kerangka konsep yang logis atau menurut “Logical Construct”. Ini berarti menerangkan, dan menunjukan
perspektif terhadap masa-lah tersebut.
Tahap berpikir itu ada tiga tahap, yaitu tahap “conception”, “judgement”, dan “reasoning”.
1) Tahap “conception” merupakan tahap menyusun konsepsi. Masalah itu adalah fakta, meskipun tidak
semua konsep sebagai “determinant” (faktor penentu) dan sebagai “result” (fakta yang ditentukan oleh
faktor). Faktor penentu maupun “result” disebut variabel (peubah); atau “indepedent variable” (peubah
bebas), dan “indepedent variable” (peubah terikat).
2) Tahap “judgement” yaitu tahap menyusun ketentuan. Ketentuan itu biasanya diperoleh dari
peninjauan atau penekunan kepustakaan. Dalam ilmu logika disebut premis mayor (postulase), sedangkan
masalah yang diteliti sebagai premis minornya.
3) Tahap “reasoning” adalah tahap membuat pertimbangan atau membuat argumentasi. Yang menjadi
pertimbangan atau argumentasi adalah menempatkan perkara dari premis minor ke dalam premis
mayornya.
f. Hipotesis
Kesimpulan kerangka pikiran itu diperinci dalam paparan ini, sesuai dengan urutan masalah yang
diidentifikasi.
Rumusan hipotesis tersebut menurut kebanyakan ahli metodologi (sugyono, 2000: 40-41) ada empat
macam:
1) Hipotesis deskriptif yaitu hipotesis yang menunjukan dugaan sementara tentang bagaimana (how)
sesuatu peristiwa, benda atau variabel itu terjadi.
2) Hipotesis argumentasi yaitu hipotesis yang menunjukan dugaan sementara tentang mengapa (why)
sesuatu peristiwa, benda, atau variabel itu terjadi.
3) Hipotesis kerja yaitu hipotesis yang menerka atau menjelaskan akibat dari suatu variabel yang
menjadi penyebabnya.
4) Hipotesis nol atau hipotesis statistik adalah hipotesis yang bertujuan untuk memeriksa
ketidakbenaran sebuah suatu teori yang selanjutnya akan ditolak menurut bukti-bukti yang sah.
1) Bentuk-bentuk Hipotesis Penelitian
Bentuk hipotesis penelitian dikaitkan dengan rumusan masalah penelitian. Ada tiga rumusan masalah bila
ditinjau dari tingkat eksplanasinya, yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif
(perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Maka hipotesis dibagi menjadi tiga yaitu:
a) Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif, yaitu yang
berkenaan dengan variabel mandiri.
Contoh rumusan masalah deskriptif:
 Berapa daya tahan lampu pijar merek X?
 Seberapa tinggi semangat kerja karyawan di PT Z?
Contoh hipotesis deskriptif:
 Daya tahan lampu pijar merek X = 600 jam (H0).
Ini merupakan hipotesis nol, karena daya tahan lampu yang nyata tidak berbeda dengan yang diharapkan
(600 jam).
Hipotesis alternatifnya:
 Daya tahan lampu pijar merek X ≠ 600 jam. Tidak sama dengan (≠) ini bisa lebih besar atau lebih
kecil dari 600 jam.
Contoh hipotesis statistik (hanya ada bila berdasarkan sampel).
 H0 : µ = 600
 Ha : µ ≠ 600 atau > 600 < 600 adalah nilai populasi yang dihipotesiskan/ditaksir.
b) Hipotesis Komparatif
Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya
sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda.
Contoh rumusan masalah komparatif:
 Bagaimanakah produktivitas kerja karyawan PT X bila dibandingkan dengan PT Y?
Contoh hipotesisnya disusun seperti:
 Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dan PT Y; ATAU terdapat
persamaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dan PT Y (H0).
Hipotesis alternatifnya: Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dan PT Y (Ha).
 Produktivitas kerja antara karyawan PT X lebih kecil atau sama dengan (≤) karyawan PT Y (H0).
Hipotesis alternatifnya: produktivitas kerja antara karyawan PT X lebih besar dari (>) karyawan PT Y
(Ha).
 Produktivitas kerja antara karyawan PT X lebih besar atau sama dengan (≥) karyawan PT Y (H0).
Hipotesis alternatifnya: produktivitas kerja antara karyawan PT X lebih kecil dari (<) karyawan PT Y
(Ha).
Hipotesis statistik untuk ketiga rumusan itu adalah:
 H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
 H0 : µ1 ≤ µ2
Ha : µ1 > µ2
 H0 : µ1 ≥ µ2
Ha : µ1 < µ2
µ1 = rata-rata produktivitas karyawan X.
µ2 = rata-rata produktivitas karyawan Y.
c) Hipotesis Asosiatif
Adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu menanyakan hubungan antara dua
variabel atau lebih.
Contoh rumusan masalah asosiatif:
 Adakah hubungan antara pengawasan melekat dengan efisiensi kerja pegawai di departemen X.
Hipotesis penelitiannya:
 Hipotesis Nol: Tidak terdapat hubungan antara pengawasan melekat dengan efisiensi kerja pegawai di
departemen X.
 Hipotesis alternatif: Terdapat hubungan yang positif antara pengawasan melekat dengan efisiensi
kerja pegawai di departemen X.
 Hipotesis statistik
H0 : p = 0 0 berarti tidak ada hubungan.
Ha : p ≠ 0 tidak sama dengan nol berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol berarti ada hubungan.
p = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.
g. Metodelogi penelitian
1) Tentukan tipe penelitian
Metodelogi adalah studi sistematis mengenai prosedur dan teknik yang berhubungan dengan sesuatu.
Dalam menguraikan metode penelitian pertama-tama harus disebut secara eksplisit tipe penelitian
(mueller,1986:9-12) apa yang akan digunakan yaitu:
a) Descriptive survey (1) cross sectional (2) longitudinal
b) Sampel survey
c) Field studies
d) Case studies of persons
e) Combined survey and case study
f) Prediction Studies
g) Controlled Experiment (1) cross sectional (2) longitudional
Penentuan tipe penelitian sangat penting sebagai pegangan si peneliti agar tidak “kesasar”. Si peneliti
akan menyesuaikan antara prosedur dan teknik dengan tipe penelitiannya termasuk dalam pengambilan
sampel, penetapan unit analisis, cara menganalisis dan menarik generalisasi.
2) Prosedur penarikan sampel
Pada dasarnya prosedur pengambilan sampel diperlukan untuk menekan sejauh mungkin terjadinya bias
dan variabilitas.
Teknik pengambilan sampel yang mungkin memenuhi persyaratan ini ialah simple random sampling
suatu metode yang memberikan peluang sama kepada anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel.
Biasanya dengan bantuan daftar random kemudian memilih nya secara acak (dikocok) kita akan
mendapatakan sampel yang representatif.
Dalam kesempatan ini akan diebutan beberapa tipe sampling (Mueller, 1986: 64-65) yaitu:
a) Simple random. Semua anggota populasi mempunyai peluang sama untuk terpilih sebagai anggota
sampel.
b) Systematic, susun lebih dahulu populasi nya menurut nomor urut,kemudian kita mengambil anggota
sampel berdasarkan pola N/n, artinya (N) dibagi besarnya sampel (n) akan menunjukkan setiap nomor
keberapa dari nomor urut populasi yang kita susun itu ambil sebagai angota sampel.
c) Stratified, (1)proportionate, (2) optimum allocation. (3) disproportionate
d) Cluster, pilih salah satu unit sampel secara random dari kelompok dalam klaster, kemudian susun
menurut kelompoknya dan akhirnya dipilih lagi secara random dengan menggunakan bilangan yang
akurat.
e) Statified cluster, pilih klaster dari setiap unit sampel untuk mengurangi variablitas dari klaster yang
setara.
f) Repetitive multiple sequential, tipe sampling ini diambil dua atau lebih sampel dengan menggunakan
hasil dari sampel yang terdahulu untuk menentukan sampel akhir
g) Judqment, pilih anak kelompok dari suau populasi yang dipandang bisa memberikan informasi dasar
yang diperlukan kemudian ambil sampel dari situ secara akurat
h) Qouta, klasifikasikan populasi menurut karakteristiknya kemudian tentukan secara proporsional
sampel dari masing-masing klasifikasi.
Hal yang tidak kalah penting dalam suatu penelitian sosial ialah menetapkan unit analis yaitu atas dasar
apa kita membuat generalisasi yang disebut eological fallacy, yaitu salah membuat generalisasi kalau unit
generalissi nya individu maka generalisasi organisasi maka dasar pembuatan generalisasi adalah
organisasi.
3) Definisi operasional variabel penelitian
Definisi operasional merupakan rumusan seara operasional tentang variabel penelitian, mulai dari
pengertian variabel, sampai pada keterukuran variabel penelitian itu. Misalnya tingkat pendidikan
responden mencakup pendidikan formal yang pernah dicapai responden dan diklasifikasikan menurut
tidak tamat pendidikan dasar tamat pendidikan dasar dan seterusnya.
4) Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data harus dijelaskna secara eksplisit dalam setiap rancangan penelitian, misalnya
penjelasan tentang data sekunder yang diperlukan dan bagaimana memperoleh data tersebut.
Instrumen penelitian bisa berupa angket, yakni daftar pertanyaan yang terstruktur baik close-ended
maupun open-ended yang disebarkan kepada responden anggota sampel baik via pos maupun kurir.
Angket kuesioner, maupun indepth interview harus mematuhi etika penelitian supaya hasil penelitian
tidak biased agar tidak bias, pertanyaan juga tidak boleh:
a) Suggestive, mengarahkan, memengaruhi, tendesius.
b) Double-barrel, membingungkan responden.
c) Sensitive, umur buat wanita terpelajar biasanya rahasia.
d) Investigative, gaya detektif, gaya interogator
e) Tricky, menjebak
Realiability yang berarti adanya ketepatan, konsisten data yang didapat dari waktu kewaktu. Rehabilitas
berkenaan dengan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian itu.
Validity berkenaan dengan tingkat kecermatan (accuracy) suatu instrumen penelitian. Contoh nyata
mengukur berat orang dengan meteran, mengukur tinggi badan dengan kiloan, artinya data apa yang
diperlukan peneliti dari responden harus ditanyakan secara tepat.
5) Rancangan analisis
Pengertian dasar analisis adalah melakukan decomposition, mengu-raikan sesuatu kedalam bagian yang
membentuk sesuatu itu. Setelah terurai kedalam bagian, kerja sipeneliti selanjutnya ialah membuat
generalisasi, “apa jembatan untuk sampai ke generalisasi? Jawaban nya adalah statistik, jadi statistik
adalah instrumen pembuatan generalisasi. Apakah hanya statistik yang bisa menjembatani kegeneralisasi?
Tidak, jika statistik yang digunakan sebagai instrumen menuju generalisasi maka analisis penelitian itu
disebut kuantitatif, analisis lainnya adalah nonkuantitatif atau bisa dikenal dengan sebutan analisis
kualitatif disini peneliti menyilang temuan empiris nya dengan sumber lain baik sumber pustaka maupun
narasumber (individu).
Metode ini disebut triangulation, yaitu peneliti menguji kebenaran informasi yang diperolehnya dari
lapangan dengan teori yang ada, dokumen pendukung, keterangan orang yang dianggap mengetahui
(informan) kesepa-danan karakteristik dengan populasi lain di tempat lain, data sejarah, dan indikasi
lainnya dianggap punya keterkaitan.
Analisis kuantitatif dengan aplikasi statistik diuji sangat ditentukan oleh level of measurement data yang
dikumpulkan yaitu:
a) Jika level of measurement data yang dikumpulkan adalah nominal (kategorikal), maka statistik yang
digunakan biasanya statistik non-para-metrik
b) Data yang dikotomis atau poliytomis tidak akan punya arti apa-apa jika dicari mean (rataan)-nya.
Misalnya kota, lelaki perempuan, islam non islam, jawa non jawa tidak perlu mencari mean nya karna hal
itu langkah yang sia-sia.
c) Jika level of measurement data yang dikumpulkan adalah termasuk ordinal (peringkat), maka analisis
statistik untuk uji korelasi misal nya digunakan:
c.1. Spearman Rank Order Correlation atau
c.2. Kendal Rank Order Correlation atau
c.3 Chi-Square (Ci Kuadrat) jika hendak mengukur hubungan asosiatif saja
d) Jika level of measurment data yang dikumpulkan adalah interval atau rasio, maka person product
momen correlation bisa dipakai untuk uji korelasi, analisis multivariate dan analisis jalur (path analysis)
bisa digunakan jika independen dan dependen variabel nya lebih dari satu.
Rancangan analisis peneliti harus menjelaskan model analisis yang akan digunakan untuk uji hipotesis
kuantitatif atau secara kualitatif. Meskipun model analisis kuantitatif yang akan digunakan tetapi
eksplanasi (penjelasan). Statistik hanyalah alat untuk menguatkan argumentasi peneliti, demikian juga
model analisis kualitatif tidak akan sepi dari angka jika memang diperlukan.
Akhir uraian bagian metodelogi penelitian ini iaah kisi penelitian yng menyimpulkan dalam sebuah tabel
hal-hal sebagai berikut:
a) Konsep penelitian ini berangkat dari konsep apa (teori apa)
b) Variabel konsep itu diturunkan variabel penelitian X,Z,Y
c) Dimensi sering disebut subvariabel, misalnya partisipasi adaah konsep sebuah ada dasar teorinya.
Dimensi dari partisipasi apa saja? Partisipasi dalam perencanaan, dalam pelaksanaan, dalam pengawasan
dalam pemanfaatan indikatornya apa saja? Tenaga, uang, benda dan pikiran.
d) Indikator, yaitu sesuatau yang mengindikasikan bekerjanya variabel tersebut, dan biasanya
terobservasi dan terukur misal nya variabel media exposure (X) tadi indikator nya ialah frekuensi melihat
atau mendengar. Dari indikator ini kita turunkan item kuesioner, misalnya, “berapa jam didalam sehari
anda menonton siaran Tv swasta?
 Kurang dari 1 jam
 Antara 1-2 jam
 Tidak tentu
 Lebih dari 2 jam
e) Jenis data apakah data nominal, ordinal,interval atau rasio.
f) Sumber data apakah primer atau sekunder.
g) Lokasi/ tempat penelitian
Lokasi penelitian bisa jadi laboraturium atau alapangan, karena itu tempat penelitian, diuraikan lengkap
lokasi nya, seperti desa, X, kecamatan X dan kabupaten X serta propinsi X.
h. Jadwal waktu penelitian
Jadwal waktu penelitian waktu penelitian diuraikan menurut fase-fase pekerjaannya sebagai berikut:
1) Fase persiapan dari…. S/d … (misalnya 30 hari)
2) Fase pengumpulan data : dari …. s/d … (misalnya 30 hari)
3) Fase pengolahan data … s/d …. (misalnya 60 hari)
4) Fase pengolahan data : dari … s/d … (misalnya 60 hari)
Lebih terperinci adalah lebih baik.
i. Daftar pustaka
Daftarkan semua kepustakaan yang dipergunakan didalam menyusun usul-an penelitian ini. Tata cara
penyususannya menurut cara yang telah dibakukan oleh setiap pimpinan fakultas atau universitas.

PENELITIAN PENGEMBANGAN (RESEARCH AND DEVELOPMENT/ R&D)


A. Pengertian
Penelitian pengembangan (Research and development /R&D) adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat
menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji
keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk
menguji produk tersebut. Jadi penelitian pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years).
Sesuai dengan namanya, Research & Developmnet difahami sebagai kegiatan penelitian yang
dimulai dengan research dan diteruskan dengan development. Kegiatan research dilakukan untuk
mendapatkan informasi tentang kebutuhan pengguna (needs assessment), sedangkan kegiatan development
dilakukan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran.
Pemahaman ini tidak terlalu tepat. Kegiatan research tidak hanya dilakukan pada tahap needs
assesment, tapi juga pada proses pengembangan produk, yang memerlukan kegiatan pengumpulan data dan
analisis data, yaitu pada tahap proses validasi ahli dan pada tahap validasi empiris atau uji-coba. Sedangkan
nama development mengacu pada produk yang dihasilkan dalam proyek penelitian.
Karakteristik langkah pokok R&D yang membedakannya dengan pendekatan penelitian lain. Borg
and Gall, 1983 menjelaskan 4 ciri utama R&D, yaitu:
1. Studying research findings pertinent to the product to be developed. (melakukan studi atau
penelitian awal untuk mencari temuan-temuan penelaitian terkait dengan produk yang akan
dikembangkan).
2. Developing the product base on this findings. (mengembangkan produk berdasarkan temuan
penelitian tersebut).
3. Field testing it in the setting where it will be used eventually. (dilakukannya uji lapangan dalam
seting atau situasi senyatanya dimana produk tersebut nantinya digunakan).
4. Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage. (melakukan revisi untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam tahap-tahap uji lapangan).
B. Prosedur penelitian pengembangan
Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang ditempuh oleh
peneliti/pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan model
pengembangan dalam memaparkan komponen rancangan produk yang dikembangkan.
Dalam prosedur, peneliti menyebutkan sifat-sifat komponen pada setiap tahapan dalam
pengembangan, menjelaskan secara analitis fungsi komponen dalam setiap tahapan pengembangan produk,
dan menjelaskan hubungan antar komponen dalam sistem.
Dalam keperluan penelitian dan pengembangan, seorang peneliti harus memenuhi langkah-langkah
procedural yang biasanya digambarkan dalam suatu gambar alur dari awal hingga akhir.
Menurut Borg & Gall (1983) menggariskan langkah-langkah umum dalam penelitian dan
pengembangan adalah sebagai berikut :
Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D)
Berikut penjelasan dari skema langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall
:
1. Analisis Kebutuhan (needs assessment)
Suatu proses yang yang sistematis untuk menentukan tujuan, mengidentifikasi ketidaksesuaian antara
kenyataan dan kondisi yang diinginkan. Meliputi kajian pustaka, pengamatan atau observasi kelas dan
persiapan laporan awal. Penelitian awal atau analisis kebutuhan sangat penting dilakukan guna memperoleh
informasi awal untuk melakukan pengembangan. Ini bisa dilakukan misalnya melalui pengamatan kelas
untuk melihat kondisi riil lapangan.
2. Perencanaan
Perencanaan, yang mencakup merumuskan kemampuan, merumuskan tujuan khusus untuk menentukan
urutan bahan, dan uji coba skala kecil (uji ahli atau ujicoba pada skala kecil, atau expert judgement).
3. Pengembangan format produk awal
Pengembangan format produk awal yang mencakup penyiapan bahan-bahan pembelajaran, handbook dan
alat-alat evaluasi. Format pengembangan program yang dimaksud apakah ber upa bahan cetak, urutan
proses, atau prosedur yang dilengkapi dengan video.
4. Validasi produk awal
Uji ahli atau Validasi, dilakukan dengan responden para ahli perancangan model atau produk. Kegiatan ini
dilakukan untuk mereview produk awal, memberikan masukan untuk perbaikan. Proses validasi ini disebut
dengan Expert Judgement atau Teknik Delphi.
5. Revisi produk tahap awal
Dilakukan berdasarkan hasil validasi awal. Hasil uji coba lapangan tersebut diperoleh informasi kualitatif
tentang program atau produk yang dikembangkan.
6. Uji coba produk
Dilakukan terhadap 5-15 sekolah dengan melibatkan 30-100 subjek data kuantitatif. Hasil belajar
dikumpulkan dan dianalisis sesuai dengan Tujuan khusus yang ingin dicapai. Atau jika kemungkinan
dibandingkan dengan kelompok control.
7. Revisi produk
Dikerjakan berdasarkan hasil uji coba lapangan. Hasil uji coba lapangan dengan melibatkan kelompok
subjek lebih besar. Dimaksudkan untuk menentukan keberhasilan produk dalam pencapaian Tujuan dan
mengumpulkan informasi.
8. Uji coba lapangan
Melibatkan 10-30 sekolah terhadap 40-200 subjek yang disertai wawancara, observasi, dan penyampaian
angket kemudian dilakukan analisis.
9. Revisi produk akhir
Melakukan refisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba lapangan.
10. Desiminasi dan implementasi
Melaporkan dan menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama dengan
penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial, dan memantau distribusi dan kontrol kualitas.
Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall, dapat dilakukan dengan lebih sederhana
melibatkan 5 langkah utama:
1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan
2. Mengembangkan produk awal
3. Validasi ahli dan revisi
4. Ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk
5. Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir
C. Metode Penelitian Pengembangan
Metode Penelitian Pengembangan memuat 3 komponen utama yaitu : (1) Model pengembangan,
(2) Prosedur pengembangan, dan (3) Uji coba produk. Deskripsi dari masing-masing komponen adalah
sebagai berikut :
1) Model pengembangan
Model Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan dihasilkan.
Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model teoritik. Model
prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk
menghasilkan produk.
Model konseptual adalah model yang bersifat analitis, yang menyebutkan komponen-komponen
produk, menganalisis komponen secara rinci dan menunjukkan hubungan antar komponen yang akan
dikembangkan. Model teoritik adalah model yang menggambar kerangka berfikir yang didasarkan pada
teori-teori yang relevan dan didukung oleh data empirik.
Dalam model pengembangan, peneliti memperhatikan 3 hal:
a. Menggambarkan Struktur Model yang digunakan secara singkat, sebagai dasar pengembangan produk.
b. Apabila model yang digunakan diadaptasi dari model yang sudah ada, maka perlu dijelaskan alasan
memilih model, komponen-komponen yang disesuaikan, dan kekuatan serta kelemahan model dibanding
model aslinya.
c. Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri, maka perlu dipaparkan mengenai komponen-
komponen dan kaitan antar komponen yang terlibat dalam pengembangan.
2) Prosedur penelitian pengembangan
Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang ditempuh oleh
peneliti/pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan model
pengembangan dalam memaparkan komponen rancangan produk yang dikembangkan. Dalam prosedur,
peneliti menyebutkan sifat-sifat komponen pada setiap tahapan dalam pengembangan, menjelaskan secara
analitis fungsi komponen dalam setiap tahapan pengembangan produk, dan menjelaskan hubungan antar
komponen dalam sistem. Dalam keperluan penelitian dan pengembangan, seorang peneliti harus memenuhi
langkah-langkah procedural yang biasanya digambarkan dalam suatu gambar alur dari awal hingga akhir.
3). Uji Coba Produk
Uji coba model atau produk merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian pengembangan,
yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba model atau produk bertujuan untuk mengetahui
apakah produk yang dibuat layak digunakan atau tidak. Uji coba model atau produk juga melihat sejauh
mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan.
Model atau produk yang baik memenuhi 2 kriteria yaitu : kriteria pembelajaran (instructional
criteria) dan kriteria penampilan (presentation criteria).
Ujicoba dilakukan 3 kali: (1) Uji-ahli (2) Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai
pengguna produk; (3) Uji-lapangan (field Testing). Dengan uji coba kualitas model atau produk yang
dikembangkan betul-betul teruji secara empiris.
a. Desain Uji Coba
Ada beberapa tahapan dalam uji coba produk:
1). Uji ahli atau Validasi
Dilakukan dengan responden para ahli perancangan model atau produk. Kegiatan ini dilakukan
untuk mereview produk awal, memberikan masukan untuk perbaikan. Proses validasi ini disebut dengan
Expert Judgement atau Teknik Delphi.
Expert Judgement atau Pertimbangan Ahli dilakukan melalui: (1) Diskusi Kelompok (group
discussion), dan (2) Teknik Delphi.
1. Group discussion, adalah sutau proses diskusi yang melibatkan para pakar (ahli) untuk mengidentifikasi
masalah analisis penyebab masalah, menentukan cara-cara penyelesaian masalah, dan mengusulkan
berbagai alternatif pemecahan masalah dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dalam
diskusi kelompok terjadi curah pendapat (brain storming) diantara para ahli dalam perancangan model atau
produk. Mereka mengutarakan pendapatnya sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.
2. Teknik Delphi, adalah suatu cara untuk mendapatkan konsensus diantara para pakar melalui pendekatan
intuitif. Langkah-Langkah penerapan Teknik Delphi dalam Uji-Ahli dalam penelitian pengembangan
adalah sebagai berikut:
a). Problem identification and specification. Peneliti mengidentifikasi isu dan masalah yang berkembang
di lingkungannya (bidangnya), permasalahan yang melatar belakangi, atau permasalahan yang dihadapi
yang harus segera perlu penyelesaian.
b). Personal identification and selection. Berdasarkan bidang permasalahan dan isu yang telah
teridentifikasi, peneliti menentukan dan memilih orang-orang yang ahli, manaruh perhatian, dan tertarik
bidang tersebut, yang memungkinkan ketercapaian tujuan. Jumlah responden paling tidak sesuai dengan
sub permasalahan, tingkat kepakaran (experetise), dan atau kewenangannya.
c). Questionaire Design. Peneliti menyusun butirbutir instrumen berdasarkan variabel yang diamati atau
permasalahan yang akan diselesaikan. Butir instrumen hendaknya memenuhi validitas isinya (content
validity). Pertanyaan dalam bentuk open-ended question, kecuali jika permasalahan memang sudah
spesifik.
d). Sending questioner and analisis responded for first round. Peneliti mengirimkan kuesioner pada
putaran pertama kepada responden, selanjutnya meriview instrumen dan menganalisis jawaban instrumen
yang telah dikembalikan. Analisis dilakukan dengan mengelompokkan jawaban yang serupa. Berdasarkan
hasil analisis, peneliti merevisi instrument.
e). Development of subsequent Questionaires. Kuesioner hasil review pada putaran pertama
dikembangkan dan diperbaiki, dilanjutkan pada putaran kedua, dan ketiga. Setiap hasil revisi, kuesioner
dikirimkan kembali kepada responden. Jika mengalami kesulitan dan keraguan dalam merangkum, peneliti
dapat meminta klarifikasi kepada responden. Dalam teknik delphi biasanya digunakan hingga 3-5 putaran,
tergantung dari keluasan dan kekomplekan permasalahan sampai dengan tercapainya konsensus.
f). Organization of Group Meetings. Peneliti mengundang responden untuk melakukan diskusi panel,
untuk klarifikasi atas jawaban yang telah diberikan. Disinilah argumentasi dan debat bisa terjadi untuk
mencapai consensus dalam memberikan jawaban tentang rancangan face-to-face contact, peneliti dapat
menanyakan secara rinci mengenai respon yang telah diberikan. Keputusan akhir tentang hasil jajak
pendapat dikatakan baik apabila dicapai minimal 70% konsensus.
g). Prepare final report. Peneliti perlu membuat laporan tentang persiapan, proses, dan hasil yang dicapai
dalam Teknik Delphi. Hasil Teknik Delphi perlu diujicoba di lapangan dengan responden yang akan
memakai model atau produk dalam jumlah yang jauh lebih besar.
2). Analisis konseptual
3). Revisi I
3). Uji Coba Kelompok Kecil, atau Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk.
4). Revisi II
5). Uji Coba Lapangan (field testing)
6). Telaah Uji Lapangan
7). Revisi III
8). Produk Akhir dan Diseminasi
b. Subyek Uji Coba
Subyek uji coba atau sampel untuk uji coba, dilihat dari jumlah dan cara memilih sampel perlu
dipaparkan secara jelas. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sampel.
1). Penentuan sampel yang digunakan disesuaikan dengan tujuan dan ruang lingkup dan tapan penelitian
pengembangan.
2). Sampel hendaknya representatif, terkait dengan jenis produk yang akan dikembangkan, terdiri atas tenaga
ahli dalam bidang studi, ahli perancangan produk, dan sasaran pemakai produk.
3). Jumlah sampel uji coba tergantung tahapan uji coba tahap awal (preliminary field test).
c. Jenis Data
Dalam uji coba, data digunakan sebagai dasar untuk menentukan keefektifan, efisiensi, dan daya
tarik produk yang dihasilkan. Jenis data yang akan dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi yang
dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Bisa terjadi
data yang dikumpulkan hanya data tentang pemecahan masalah yang terkait dengan keefektifan dan
efisiensi, atau data tentang daya tarik produk yang dihasilkan.
Paparan data hendaknya dikaitkan dengan desain penelitian dan subyek uji coba tertentu. Data
mengenai kecermatan isi dapat dilakukan terhadap subyek ahli isi, kelompok kecil, atau ketiganya. Dalam
Uji Ahli, data yang terungkap antara lain ketepatan substansi, ketepatan metode, ketapatan desain produk,
dsb.
d. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
Dalam pengumpulan data dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data atau pengukuran
yang disesuaikan dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan dan responden penelitian.
1). Teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan kuesioner.
2). Pengumpulan data dapat menggunakan Instrumen yang sudah ada. Untuk ini perlu kejelasan mengenai
karateristik instrumen, mencakup kesahihan (validitas), kehandalan (reliabilitas), dan pernah dipakai
dimana dan untuk mengukur apa.
3). Instrumen dapat dikembangkan sendiri oleh oleh peneliti, oleh karena itu perlu kejelasan prosedur
pengembangannya, tingkat validitas dan reliabilitas.
e. Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data dikumpulkan. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam analisis data:
1). Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data baik dengan tabel, bagan,
atau grafik.
2).Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkan
3). Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif.
4). Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, dengan tanpa interpretasi pengembang,
sehingga sebagai dasar dalam melakukan revisi produk.
5). Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan produk yang akan dikembangkan.
6). Laporan atau sajian harus diramu dalam format yang tepat sedemikian rupa dan disesuaikan dengan
konsumen, atau calon pemakai produk.
D. Laporan Penelitian dan Pengembangan
Seperti yang telah dikemukakan bahwa metode penelitian dan pengembangan (research and
development/ R&D) adalah merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti sehingga
menghasilkan produk baru, dan selanjutnya menguji keefktifan produk tersebut.
Dengan demikian laporan penelitian yang dibuat harus selalu dilampiri dengan produk yang dihasilkan
berikut spesifikasi dan penjelasannya. Sistematika laporan adalah sebagai berikut:
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teoritis
B. Kerangka Berfikir
C. Hipotesis (Produk yang Dihasilkan)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
B. Prosedur Penelitian
C. Populasi dan sampel
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Instrumen Penelitian
F. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Desain Awal Produk
B. Hasil Pengujian Pertama
C. Revisi Produk
D. Hasil Pengujian Tahap II
E. Revisi Produk
F. Pengujian Tahap ke III
G. Penyempurnaan Produk
H. Pembahasan Produk
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN INSTRUMEN
LAMPIRAN DATA
LAMPIRAN PRODUK
E. Contoh Judul Penelitian dan Pengembangan (R&D)
1. Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi Untuk Pencapaian Kompetensi Dasar Menganalisis
Cara Perpindahan Kalaor
2. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Tematik Untuk Siswa Sekolah Dasar
3. Pengembangan pola pembelajaran teknologi bagi anak-anak cacat
4. Pengembangan model pembelajaran program produktif sekolah menengah kejuruan
5. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Interaktif untuk Konsep Pembelajaran Kinematika di Sekolah Menegah
Atas.
6. Pengembangan Modul Cetak Berbasis Kompetensi Pada Konsep Kinematika di Kelas XI SMA/MA .
7. Pengembangan E-Learning Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang kreatif untuk kelas XI
Semester Ganjil
8. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning
Berbasis Iman dan Taqwa
9. Pengembangan modul Limit dan turunan Fungsi Berbasis RME dan TIK di SMAN 2 Sungai Tarab
10. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Mendorong Perilaku Pro
Sosial Siswa di SDIT Alam Yogyakarta
F. Contoh Laporan Penelitian dan Pengembangan (R&D)
1. Judul Penelitian
Pengembangan Modul Cetak Berbasis Kompetensi Pada Konsep Kinematika di Kelas XI
SMA/MA .
2. Rumusan Masalah
Bagaimana merancang modul agar valid, praktis dan efektif sehingga layak digunakan sebagai salah
satu perangkat pembelajaran dalam pembelajaran Fisika di kelas XI di SMA/MA.
3. Tujuan Penelitian
a). Bahan ajar dalam bentuk modul pembelajaran fisika pada konsep Kinematika yang valid.
b). Bahan ajar dalam bentuk modul yang praktis sehingga mudah digunakan dan dipahami dalam pembelajaran
fisika pada konsep Kinematika.
c). Bahan ajar dalam bentuk modul yang efektif sehingga tepat digunakan dalam pembelajaran fisika pada
konsep Kinematika.
4. Metode Penelitian
a) Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian dan Pengembangan (Research and
Development/R&D)
b) Tahap Penelitian
1. Tahap studi pendahuluan dengan melakukan pemilihan jenis produk yang akan dikembangkan
2. Tahap pengembangan desai model dengan membuat prototype produk 3. Tahap validasi sesuai dengan
prosedur penelitian
c). Validator
a. Dosen
Dosen sebagai salah satu pihak yang bertindak sebagai validator adalah dosen jurusan Fisika FMIPA
UNP yang bersedia untuk menilai kelayakan bahan ajar yang telah dirancang. Tiga orang dosen ini
bertindak sebagai pakar dari pengembangan bahan ajar ini. Tiga Dosen ini terdiri atas pakar materi dan
pakar pembelajaran.
b. Guru mata pelajaran fisika
Guru mata pelajaran fisika yang bertindak sebagai validator pada penelitian ini adalah guru mata
pelajaran fisika di SMA/MA.
c. Siswa
Siswa yang bertidak sebagai validator pada penelitian ini adalah siswa kelas XI semester 1 SMA
Negeri 1 X Koto Singkarak yang terdaftar pada tahun ajaran 2009/2010
5. Prosedur Penelitian
Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket.
Teknik Analisa Data
Layak atau tidaknya suatu bahan ajar dapat dilihat dari data angket-angket yang digunakan dalam
bentuk skala Likert.
Keterangan :
x = Rata-rata responden
N = Jumlah responden
∑x = Jumlah nilai responden
r = Nilai kelayakan
Nilai kelayakan media berdasarkan nilai kelayakan pada skala Likert
Penilaian Nilai
Sangat layak 4,00 – 5,00
Layak 3,00 – 3,99
Kurang layak 2,00 – 2,99
Tidak layak 1,00 – 1,99

8. Hasil Penelitian
1. Modul Cetak Pembelajaran Fisika
Hasil dari penelitian ini adalah bahan ajar berupa bentuk modul cetak pembelajaran Fisika
untuk satu kompetensi. Modul ini terdiri dari halaman depan (Cover), kata pengantar, daftar isi, pembatas
modul, serta bagian-bagian modul. Adapun bagian-bagian modul tersebut adalah, uraian pencapaian
kompetensi, materi, rangkuman, latihan, kunci jawaban latihan, penilaian latihan mandiri, lembar kegiatan
siswa, serta sumber & bahan bacaan.

Cover Modul cetak Yang dihasilkan


9. Uji Validitas, Praktikalitas, dan Efektifitas Bahan Ajar
a. Deskripsi dan Analisis Data Angket Uji Kevalidan Kepada Pakar (Dosen) dan Kepraktisan Guru
Fisika.
Masing-masing responden memberikan nilai kelayakan terhadap modul pembelajaran, dengan rata-
rata secara keseluruhan dari 6 responden 80,35, Nilai kelayakan masing-masing responden dalam
rentangan 0-100 dapat terlihat pada diagram dibawah ini :
Gambar 8. Diagram Nilai Kelayakan Bahan Ajar oleh Dosen dan Guru Fisika
b. Deskripsi dan Analisis Data Angket Uji Keefektifan kepada Siswa
Distribusi jawaban angket diperoleh melalui hasil perhitungan dimana nilai keefektifan bahan ajar
pada tahap uji coba kepada siswa yaitu 4,39 dengan interpretasi nilai Sangat Layak, ini berarti siswa
menilai modul telah efektif sebagai bahan ajar pada konsep Kinematika.
10. Kesimpulan
Pada penelitian pengembangan bahan ajar cetak ini kesimpulan bahwa :
1. Hasil penelitian yang diperoleh yakni nilai validitas bahan ajar yang meliputi validitas isi, validitas
konstruk dan validitas teknis bernilai 3,72 pada tahap uji pakar dengan kriteria valid.
2. Hasil penelitian mengenai kepraktisan bahan ajar berupa modul dari penilaian rancangan prototype bahan
ajar yang di uji kepada pakar dapat digunakan dengan revisi kecil atau dengan sedikit revisi, membuktikan
bahan ajar telah praktis. Selain itu data mengenai kepraktisan memiliki nilai 4,33 dengan kriteria sangat
praktis.
3. Hasil penelitian mengenai keefektifan bahan ajar ditunjukkan dari respon positif yang diperoleh dari guru
dan siswa sebagai pengguna produk. Setelah dilakukan revisi bahan ajar, nilai efektifitas bahan ajar pada
tahap uji kepada Guru 4,25 dan kepada siswa 4,39 dengan kriteria sangat efektif. Rata-rata keefektifan
modul adalah 4,32 dengan kriteria sangat efektif. Guru dan siswa menyimpulkan bahwa modul sangat
efektif digunakan dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Borg, W.R. and Gall, M.D. (1983). Educational Research: An Introduction. London: Longman, Inc.
Dick, W. And Carey, L. (1996). The Systematic Design of Instruction. New York: Harper Collin Publishers.
Sugiyono. (2007). Metode Penilaian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R/D). Bandung:
Alfabeta.
Truckman, Bruce W. (1972). Conducting Educational Research. New York Chicago San Fransisco Atlanta:
Harcourt Brace Jovanovic. Inc.
http://matematika-ipa.com/metode-penelitian-metode-penelitian-dan pengembangan- contoh-skripsi-
proposal-penelitian/
http://pakguruku.blogspot.com/2010/01/metode-penelitian-pengembangan.html

Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif 99% Langsung Paham!


Karya Tulisku.Com - Ada tiga jenis pendekatan penelitian yang saat ini sering digunakan oleh
mahasiswa di kampusku dulu. ketiga jenis pendekatan penelitian tersebut adalah penelitian kuantitatif,
penelitian kualitatif serta R&D (Penelitian dan Pengembangan).
Kali ini karyatulisku akan membahas topik tentang langkah-langkah metode penelitian kuantitatif.
Didalamnya kita akan mempelajari tentang:
1. Definisis Metode penelitian kuantitatif
2. Ciri-ciri metode penelitian kuantitatif
3. Kapan menggunakan metode penelitian kuantitatif
4. Langkah-langkah metode penelitian kuantitatif
Sebelum membaca, saya minta tolong untuk dapat Shere and Comment Pada Artikel ini. Karena dengan
Comment kalian akan semakin meningkatkan semangat karyatulisku untuk menulis artikel-artikel yang
bermanfaat untuk pembaca.
TERIMAKASIH

Melakukan Penelitian Kuantitatif

Definisi Metode Penelitian Kuantitatif

Sugiyono (2008) menjelaskan bahwa metode penelitian kuantitatif


adalah pendekatan ilmiah yang memandang suatu realitas itu dapat
diklasifikasikan kongkrit, teramati, dan terukur, hubungan
variabelnya bersifat sebab akibat dimana data penelitiannya berupa
angka-angka dan mengunakan analisis statistik.

Lebih jelasnya Sugiyono (2008) kembali menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif sering disebut dengan
penelitian yang mengacu pada filsafat positivisme yang memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat
diklasifikasikan, relatif tetap, kongkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat.
Sementara penjelasan lebih jelas, saya kutip dari Rinaldoadi menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif
adalah pendekatan mengkuantitatifkan temuan-temuan kedalam angka-angka dan analisis datanya
menggunakan statistik sebagai alat.
Oleh sebab itu kita sering saat di kampus, ada teman memberi tahu bahwa penelitian kuantitatif berkaitan
erat dengan angka-angka dan statistik. dan hal itu benar, karena penelitian ini menggunakan data berupa
angka untuk menguji suatu temuan.
Bagaimana Prosesnya?
Proses penelitian dengan metode kuantitatf yaitu deduktif. Artinya untuk menjawab suatu masalah atau
rumusan teori tertentu di buat hipotesisnya dulu. Selanjutnya hipotesis akan diuji melalui pengumpulan
data yang dilakukan di lapangan.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yang sudah teruji
validitasnya dan reabilitasnya. Setelah data terkumpul kemudian data di analisis dengan menggunakan
statistik. Hasil dari analisis tersebut akan membuktikan apakah hipotesis tersebut terbukti atau tidak.
Dari penjelasan proses di atas maka salah satu tujuan dari penelitian kuantitatif yaitu untuk
membuktikan teori/hipotesis.
Ciri-Ciri Penelitian Kuantitatif
Dikutip dari Sugiyono (2008) Karakteristik dari metode penelitian kuantitatif yaitu:
1. Desain
 Spesifik, Jelas, Rinci
 Ditentukan secara mantap sejak awal
 Menjadi pegangan langkah-demi langkah
2. Tujuan
 Menunjukan hubungan antar variabel
 Menguji teori
 Mencari generalisasi yang memiliki nilai prediktif
3. Teknik Pengumpulan Data
 Kuesioner
 Observasi/Pengamatan
 Wawancara Terstruktus
4. Instrumen Penelitian
 Test, Angket, Wawancara Terstruktur
 Instrumen yang telah terstandar
5. Data
 Kuantitatif
 Hasil pengukuran variabel yang telah dioperasionalkan
6. Sampel
 Besar
 Representatif
 Sedapmungkin Random
 Ditentukan sejak awal
7. Analisis
 Deduktif
 Menggunakan statistik untuk menguji hipotesis
Sementara dikutip dari Blog theresia herry menyampaikan bahwa ada 6 ciri-ciri dari penelitian kuantitatif
yaitu:
1. Sampling dilakukan dengan cara asas random.
2. Instrumen sudah dipersiapkan sebelumnya dan tinggal pakai saat di lapangan. Lebih lanjut
instrumen juga harus valid dan reable sebelum mulai digunakan untuk mengambil data.
3. Jenis data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa angka atau diangkakan.
4. Teknik pengumpulan data memungkinkan untuk memperoleh data dalam jumlah yang banyak
namun dalam waktu yang singkat.
5. Teknik yang dominan digunakan untuk analisis data adalah teknik analisis.
6. Sifat dasar penelitian dedukti dan sifat penyimpulan generalisasi.
Kapan Menggunakan Metode Penelitian Kuantitatif?
Mahasiswa menggunakan metode penelitian kuantitatif umumnya saat mau melaksanakan skripsi. Saya
tidak bilang semua loo, karena ada beberapa mahasiswa yang sebelum membuat skripsi banyak
melakukan penelitian dengan menggunakan metode ini. Tapi umumya kan? hehe
Menurut Sugiyono (2008) metode kuantitatif diguanakan apabila:
1. Jika masalah yang merupakan titik tolak sudah jelas
2. Jika peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi
3. Jika ingin mengetahui pengaruh atau perlakuan suatu hal terhadap hal lainnya.
4. Bila ingin menguji suatu hipotesis penelitian
5. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berupa data empiris yang telah diukur.
6. Bila peneliti ingin menguju keragu-raguan terhadap suatu ilmu, teori atau produktertentu.
Langkah-Langkah Metode Penelitian Kualitatif
Seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa sifat dari penelitian ini adalah deduktif.
Masih ingat tidak sama paragraf deduktif. Pragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada
di awal kalimat, sementara kalimat selanjutnya adalah kalimat khusus yang berisikan penjelasan yang
berisikan data untuk mendukung kalimat pertama/utama.
Dalam penelitian kuantitatif hipotesis dibuat terlebih dahulu, untuk kemudian diuji dengan cara
mengumpulkan data dan menganalisisnya dengan statistik. Hasil dari analisis tersebut akan menunjukan
apakah hipotesis diterima atau di tolak.

Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif


Untuk lebih jelasnya, perhatikan langkah-langkah metode penelitian kuantitatif.
1. Membuat rumusan masalah
Setiap penelitian harus bersumber dari adanya masalah. Seperti penjelasan di atas tentang desain
penelitian dengan metode kuantitatif. Maka penelitian dengan metode kuantitatif memiliki maslah yang
jelas.
Setelah selesai untuk mengidentitikasi dan membatasi masalah. Selanjutnya peneliti membuat rumusan
maslaah. Rumusan maslaah di tulis dalam bentuk kalimat tanya. Baca cara membuat rumusan masalah
yang baik pada proposal utnuk memahami cara membuat rumusan masalah dengan lebih baik.
2. Menentukan landasan teori
Masalah yang sudah dirumuskan menjadi rumusan masalah. Selanjutnya dicarikan jawabannya. Jawaban
tersebut diperoleh dari pencarian terhadap teori-teori yang relevan.
Bahasa sederhananya, kamu cari tau teori yang sekiranya mendukung jawaban kamu.
3. Merumuskan Hipotesis
Dari rumusan masalah tersebut, peneliti mencoba menjawab (memberikan solusi) yang diperoleh dari
pencarian teori-teori yang relevan. Jawaban yang diperoleh selanjutnya disebut dengan jawaban
sementara atau hipotesis.
Jawaban sementara adalah hipotesisi. Jadi hipotesis dirumuskan dengan cara membaca atau mencari
teori-teori yang cocok dengan solusi dari rumusan masalah dalam penelitian.
4. Melakukan pengumpulan data
Sebelum melakukan pengumpulan data, seorang peneliti harus terlebih dahulu:
 Membuat instrumen penelitian berupa: kuisione, angket, test, lembar observasi, wawancara
terstruktu dan instrumen yang telah terstandar.
 Menguji instrumen dengan menguji validitas dan rebilitas dari instrumen tersebut.
Bila instrumen sudah selesai dibuat selanutnya peneliti mengumpulkan data. Data dalam penelitian
kuantitatif dapat berupa data angka atau data deskribsi yang dikuantitatifkan.

Mengumpulkan Data

5. Melakukan Analisis Data


Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data.
Analisis data dilakukan untuk menjawab hipotesis yang sudah
dibuat tadi.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian kuantitatif
adalah statistik. Statistik yang dapat digunakan adalah statistik
deskribtif dan statistik induktif.
Data hasil analisis tersebut selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat
menggunakan tabel, grafi, dan diagram. dan pembahasan merupakan pembahasan yang mendalam dari
data-data tersebut.

Menyajikan data dalam bentuk grafik

6. Menyimpulkan
Setelah melakukan analisis data, maka tahap terakhir adalah
menyimpulkan. Kesimpulan adalah hasil dari pengujian hipotesis
apakah diterima atau hipotesis di tolek. Kesimpulan di tulis dengan
singkat, padat dan jelas.
Demikian penjelasan tentang langkah-langkah penelitian
kuantitatif. Semoga memeberikan manfaat kepada pembaca, jika
dirasa ada pertanyaan silahkan sampaikan pada kolom komentar
dibawah ini.
SUMBER
Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
https://zanipitoyo.wordpress.com/2008/09/10/96/
http://theresiaherry.blogspot.co.id/2011/04/langkah-penelitian-kuantitatif.html
Cara Membuat Judul Penelitian Kuantitatif yang Baik dan Benar (Contoh Judul Penelitian
Kuantitatif)
Sebelum kita masuk untuk membahas bagaimana cara membuat judul penelitian kuantitatif.
Tentu kita harus paham dulu apa itu penelitian kuantitatif.

Cara Membuat Judul Penelitian Kuantitatif


MENGINGAT!
Untuk mengingatkan apa itu penelitian kuantitatif,
berikut ini saya kutip definisi penelitian kuantitatif
menurut Sugiyono (2008) "penelitian kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yang memandang suatu
realitas itu dapat diklasifikasikan kongkrit, teramati, dan terukur, hubungan variabelnya bersifat
sebab akibat dimana data penelitiannya berupa angka-angka dan mengunakan analisis statistik".
Ada beberapa poin penting yang dapat kita tangkap dari definisi penelitian kuantitatif yang dijelaskan
oleh Sugiyono, yaitu:
1. Penelitian kuantitatif itu penelitian pada sesuatu yang kongkrit, dapat diamati dan terukur.
2. Penelitian kuantitatif itu memiliki data berupa angka-angka, biasanya kita akan menemukan
analsisi statistik.
Tujuan Penelitian Kuantitatif
Ada tiga tujuan dari penelitian kuantitatif yaitu:
1. Untuk menunjukan apakah ada hubungan antara dua variabel
2. Untuk menguji hipotesis atau teori yang telah ada
3. Mencari generalisasi sesuatu yang memiliki nilai prediktif
Tiga tujuan tersebut nantinya akan menjadi ciri dari judul yang akan dibuat.
Contoh :
Guru akan melakukan penelitian dengan tujuan melihat hubungan antara dua variabel
Variabel Independen (1) adalah : Pemberian Penguatan Verbal
Variabel Dependen (2) adalah : Motivasi Belajar
Ketika tujuan dari penelitian adalah melihat hubungan, otomatis akan ada dua variabel yaitu variabel 1
(Variabel independen) dan variabel 2 (Variabel dependen).
Variabel independen adalah variabel yang akan memberikan pengaruh, sebaliknya variabel dependen
adalah variabel yang akan terpengaruh (diberikan pengaruh).
Untuk tujuan melihat hubungan, peneliti akan mencari tau pengaruh dari variabel 1 kepada variabel 2.
Sehingga kata kunci di dalam judul ini adalah "Pengaruh"
Maka jika kita membuat penelitian kuantttatif dengan tujuan untuk melihat hubungan, akan ada ciri
khusus yaitu "pengaruh" dalam judul penelitian tersebut.
JUDUL :
PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN VERBAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS KRIDA MANDALA KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN
KABUPATEN BANYUMAS
Untuk lebih jelasnya perhatikan langkah-langkah membuat judul penelitian kuantitatif, dibawah
ini!
1. Menentukan Masalah
Dalam membuat judul, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan masalah. Jadi bukan langsung cari
judul penelitian dibuat baru mencari masalah disesuaikan dengan judul (Itu Salah)
Harus menemukan masalah dahulu. Penelitian yang bagus adalah penelitian yang muncul dari masalah
yang ada disekitar kita. Ada juga beberapa ahli mengatakan bahwa dengan menemukan masalah
sebenarnya kita sudah mengerjakan 50% dari penelitian kita.
Masalah adalah ketimpangan antara kondisi yang diharapkan atau kondisi ideal dengan kondisi yang
terjadi atau kondisi sebenarnya.
Misal : Seorang guru berharap nilai rata-rata siswa kelas V pada mata pelajaran IPA materi ciri-ciri
khusus maklhluk hidup diatas KKM, namun setelah dilakukan penilaian nilai rata-rata siswa ternyata di
bawah KKM ayitu 57 (KKM = 70).
Nilai yang diharapkan tidak sesuai dengan kondisi yang ada, itulah yang disebut masalah.
Setelah itu tuliskan masalah-masalah yang ditemukan:
 Nilai rata-rata siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA materi ciri-ciri khusus hewan di bawah
KKM.
2. Menentukan Tujuan Penelitian
Setelah peneliti menemukan masalahnya (seperti diatas) langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan
dari penelitian. Seperti sudah dijelaskan ada 3 tujuan yaitu (a) melihat hubungan antar variabel, (b)
menguji teori, (c) mencari generaliasi yang memiliki nilai prediktif.
Misal :
Peneliti ingin melakukan penelitian dengan tujuan untuk membuktikan teori.
Ada sebuah teori yang mengatakan bahwa model pembelajaran MIND MAPPING dapat
meningkatkan hasil belajar. Maka peneliti ingin membuktikan apakah teori tersebut juga efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa di kelasnya, khususnya mata pelajaran IPA materi ciri-ciri khusus
hewan.
3. Menentukan Variabel-Variabel Penelitian
Variabel adalah hal-hal berupa apa yang dicari/ diamati/ diteliti dalam penelitian.
Ada banyak macam variabel,
ada dua hal minimal yang harus di ketahui, yaitu variabel independen dan variabel dependen.
 Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
variabel dependen.
 Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi perubahannya oleh variabel independen.
Tuliskan dalam catatan anda:
Misal :
 Variabel penelitian independen ku nanti : model pembelajaran Mind Mapping
 Variabel penelitian dependen ku nanti : hasil belajar
4. Menyusun Judul
Setelah kamu menemukan masalah, kemudian membuat tujuan penelitian dengan tujuan untuk
membuktikan suatu teori dan kamu sudah menuliskan variabelnya. Maka langkah selanjutnya adalah
langkah yang sangat mudah yaitu menyusun judulnya.
Judul umumnya terdiri dari
 Kata yang mewakili tujuan penelitian, seperti : Pengaruh, Hubungan, Efektifitas dan Keefektifan
 Variabel 1
 Variabel 2
 Fokus Materi yang di teliti
 Objek yang diteliti
Perhatikan contoh berikut ini!
Contoh 1
1. Kata yg mewakili tujuan : Pengaruh
2. Variabel 1 : Model pembelajaran mind mapping
3. Variabel 2 : Hasil belajar
4. Fokus materi : Mata Pelajaran IPA
5. Objek yang diteliti : Siswa kelas V
Setelah menulis komponen di atas anda dapat menuliskannya dalam bentuk judul, seperti berikut
Pengaruh Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Dalam Pembelajaran IPA
Pada Siswa Kelas V SD N Muhowarjo
Contoh 2
1. Kata yg mewakili tujuan : Keefektifan
2. Variabel 1 : Model pembelajaran TGT
3. Variabel 2 : Hasil belajar
4. Fokus materi : Mata Pelajaran IPA Materi Perubahan Kenampakan Alam
5. Objek yang diteliti : Siswa kelas IV
Keefektifan Model Pembelajaran TGT Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Perubahan Kenampakan Alam
Siswa Kelas IV SD Jombang Tahun Pelajaran 2017/2018
Demikian penjelasan tentang pembeuatan judul penelitian kuantitatif.
Oh iya, ada yang bertanya manakah yang dahulu membuat latar belakang atau judul?
Sebenarnya tidak ada panduan baku manakah yang lebih dahulu harus kita buat.
Hanya saja untuk membuat judul kita harus mengetahui unsur-unsur yang ada pada latar belakang, seperti
masalah yang menjadi alasan dilakukannya penelitian dan solusi (didukung oleh teori yang relevan).

Jika dua unsur tersebut sudah kita ketahui, ditambah dengan data objek penelitian kita, maka tanpa kita
harus membuat latar belakang yang panjang kita sudah bisa membuat judul penelitian.
Demikian penjelasan dari kami, jika terdapat kata atau kalimat yang kurang jelas dan menimbulkan
makna tafsiran yang ambigu. Mohon untuk di ingatkan dan diberikan saran.
PENGERTIAN VARIABEL DAN CONTOHNYA
Variabel merupakan objek atau fokus dalam penelitian. Kurang lebih itulah yang kita dapatkan jika kita
mencari definisi dari variabel pada wikipedia (1 Oktober 2017).
Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah; faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan (KBBI
Kemendikbud Online)
Jadi variable itu sebenarnya apa?
Untuk lebih mudah dicerna dan dipahami, saya akan mengatakan bahwa variabel itu pada dasarnya adalah
apa (hal-hal) yang dicari/diamati/diteliti dalam penelitian.
Hampir sama seperti yang dituliskan pada KBBI, Variabel juga dapat disebut sebagai faktor yang
berperan dalam peristiwa atau gejala yang diselidiki dalam penelitian.
Jika penjelasan diatas dirasa masih belum jelas, perhatikan penjelasan pengertian variabel menurut
para ahli.

Pengertian Variabel

Pengertian Variabel Menurut Para Ahli


Sugiyono (2009 : 38) menjelaskan bahwa variabel
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut.
Hatch dan Farhady (1982) dalam Sugiyono menyampaikan bahwa secara teoritis definisi dari variabel
adalah atribut seseorang, atau objek yang mempunyai 'variasi' antara satu orang dengan lainnya atau satu
objek dengan objek lainnya.
Yang dimaksud atribut disini misalnya adalah tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan,
kedisiplinan, motiv, dll. (atribut untuk seseorang). Sementara berat, ukuran, bentuk, warna, (merupakan
atribut objek).
Kerlingger (1973) dikutip oleh Sugiyono menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang
akan dipelajari.
Soegeng (2007) menjelaskan bahwa variabel adalah hal yang diselidiki dalam penelitian.
Dari pengertian-pengertian diatas, sejatinya kita dapat menyimpulkan bahwa variabel adalah suatu
atribut atau nilai dari seseorang atau objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu dan ditetapkan
oleh peneliti untuk diselediki dalam penelitian.
Agar kita lebih paham dengan variabel, perhatikan contoh dibawah ini
Contoh Variabel
variabel adalah atribut atau sifat yang memiliki variasi
1. kata 'badan' (bukan variabel), sementara 'tinggi badan' (variabel) hal ini karena berat badan satu
orang dengan orang lainnya berbeda (memiliki variasi)
2. kata 'kecerdasan' (bukan variabel, namun 'tingkat kecerdasan' (variabel).
3. kata 'siswa' (bukan variabel) namun 'motivasi siswa' (variabel)
variabel adalah sifat yang akan dipelajari
1. apresiasi
2. penghasilan
3. pendidikan
4. status sosial
5. jenis kelami
6. golongan gaji
7. produktivitas kerja
Dari kedua contoh diatas maka yang dikatan dengan variabel adalah nilai yang memiliki variasi.
Jelas bukan, jika masih belum jelas. Maka silahkan lanjutkan membaca sampai bawah.
Jenis-jenis variabel
Ada beberapa jenis variabel dalam sebuah penelitian. Untuk memudahkan kita memahami kita akan
golongkan jenis variabel kedalam 2 golongan yaitu, jenis variabel berdasarkan fungsinya dan jenis
variabel berdasarkan klasifikasi variabelnya.
1. Berdasarkan fungsi dan penerapannya
Berdasarkan fungsinya ada 4 jenis variabel, variabel tersebut adalah variabel bebas, variabel tergantung,
variabel kontrol dan variabel moderat
a. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab-perubahannya atau timbulnya variabel dependent.
Dalam penelitian variabel bebas sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent, variabel
pengaruh, variabel perlakuan, variabel treatment dan variabel risiko.
Dinamakan sedemikian rupa karena variabel ini adalah variabel yang bebas (ia tidak dipengaruhi variabel
lain) sebaliknya disebut sebagai variabel pengaruh karena variabel ini mempengaruhi variabel lainnya.
Contoh :
1) Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar
Variabel bebas adalah : motivasi belajar, hal tersebut karena motivasi belajar adalah variabel yang kan
mempengaruhi hasil belajar.
2) Pengaruh sholat jumat dengan kegantengan lelaki
Variabel bebas adalah : Sholat Jum'at, hal ini karena sholat jumat merupakan variabel yang akan diteliti
apakah mempengaruhi kegantengan lelaki.
b. Variabel Tergantung (Variabel Dependen)
Variabel dependen ini adalah kebalikannya dari variabel independen. Jika variabel indipenden adalah
variabel yang mempengaruhi, maka variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi.
Variabel dependen sering juga disebut sebagai variabel hasil, akibat, ataunjuga variabel tanggapan dan
juga variabel jawaban. Selain disebut seperti itu variabel tergantung juga populer dengan variabel terikat.
Menurut Sugiyono (2009) variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel ini disebut sebagai variabel terikat karena variabel ini
dipengaruhi dan terikat oleh variabel bebas.
Contoh :
1) Komitmen Kerja (Variabel Bebas/Independen) ⇾ Produktivitas Kerja (Variabel Terikat /Tergantung
/Dependen)
2) Pemberian PR (Variabel Bebas) ⇾ hasil Belajar Siswa (Variabel Terikat)
c. Variabel Moderator
Menurut Sugiyono (2009) Variabel Moderator merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat
atau memperlemaha) hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
untuk lebih memperjelas pemahaman tentang variabel moderator perhatikan contoh berikut.
Contoh
1) Hubungan suami dan itri akan semakin kuat bila memiliki anak, dan akan semaikin renggang bila
pihak ketiga mencampuri.
'anak' adalah variabel moderator yang memperkuat
'pihak ketiga' adalah variabel moderator yang memperlemah
2) Hubungan semangat belajar dan hasil belajar siswa akan meningkat jika guru mampu menciptakan
iklim kelas yang meyenangkan, namun akan menuruh jika guru tidak mampu menciptakan iklim belajar
yang menyenangkan.
'guru mampu menciptakan iklim yang menyenangkan' adalah variabel moderator yang memperkuat
'guru tidak mampu menciptakan ikli, yang menyenangkan adalah variabel moderator yang memperlemah.
d. Variabel Kontrol
Variabel kontrol juga disebut sebagai variabel kendali. Menurut Sugeng (2007) disebut sebagai variabel
kendali karena variebl kontrol adalah variabel yang perlu dikontrol, dipertahankan tetap, atau diacak
sedemikian rupa sehingga pengaruh mereka dinetralisir, dikeluarkan atau disamakan bagi semua kondisi.
Contoh :
Seorang peneliti ingin melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui perbedaan hasil belajar siswa SD
Swasta dengan siswa SD Negeri.
atau : Perbedaan hasil belajar siswa SD Swasta dengan siswa SD Negeri
Maka diperlukan variabel kontrol seperti : usia, kelas siswa, pada materi belajar apa, hal ini untuk
mempermudah menentukan perbedaanya dan berfokus pada hasil belajar saja.
2. Berdasarkan klasifikasi variabelnya
Pengklasifikasian kedua adalah mengklasifikasikan jenis variable berdasarkan bentuk isi materi. Variabel
ini ada 4 jenis yaitu variabel nominal, ordinal, interval dan variabel ratio. Perhatikan penjelasan di bawah
ini.
a. Variabel Nominal
Variabel nominal adalah variabel yang ditentukan berdasarkan proses penggolongan yang bersifat deskrit
(saling pilah). Jadi variabel ini digunakan untuk membedakan bentuk data-data individual kedalam bentuk
kategori.
Contoh Variabel Nominal
Jenis kelamin (pria dan wanita), jenis pekerjaan (pekerjaan kasar dan pekerkaan halus), status pernikahan
(kawin dan beluum kawin), jenis buku perpustakaan, nama benua untuk negara, dsb.
b. Variabel Ordinal
Variabel ordinal adalah variabel yang ditentukan berdasarkan jenjang, urutan atau ranking. Jadi
sebenarnya variabel ordinal itu sama dengan variabel nominal, yaitu mengkategorikan data data
individual. Hanya saja pada variabel ordinal datanya dapat diurutkan datanya.
Contoh Variabel Ordinal
1) Urutan Kelompok Kota dengan kepadatan tertinggi (Kelompok Kota di Provinsi Jawa Tengah Nomor
1, Kelompok Kota Propinsi DKI Jakarta Nomor 2, dan seterusnya.
2) Rangking Kelompok Siswa Kelas 6 SD (Kelompok C ranking 1, Kelompok B rangking 2, Kelompok
D rangking 3, Kelompok A ranking 4)
dll.
c. Variabel Interval
Variabel interval yaitu variabel yang tersusun dalam bentuk Interval. Interval yaitu kelompok bertingkat
dengan jarak tertentu. Sementara menurut Nadira variabel interval adalah variabel yang digunakan untuk
mengurutkan data, hanya saja pada interval variabel, beda satu data dengan data selanjutnya sama dan
memiliki arti/bisa di ukur (meaningfull).
Lebih lanjut Nadira menyampaikan bangwa angka (o) tidak dapat mewakili angka tersebut. Maksudnya
bahwa angka nol bukan berarti nilainya 0.
Contoh Variabel Interval
1) Nilai belajar siswa "x" bukan berarti nilai "x" siswa siswa tidak bisa matematika sama sekali
2) Suhu udara mencapai '0 drajat' bilai '0 drajat' bukan berarti tidak ada suhu sama sekali. Melainkan
masih tetap aa suhu udaranya.
d. Variabel Ratio
Variabel ratio adalah variabel dalam bentuk mirip dengan variabel interval (memiliki data interval), yang
membedakan adalah bahwa pada variabel Ratio dia memiliki data nol mutlak. Artinya bahwa nilai 0
berati 0 mutlak.
Contoh :
1) Populasi di Desa Doreng adalah '0' maka di desa tersebut benar-benar '0' mutlak atau tidak ada populasi
sama sekali.
Contoh Variabel Dalam Penelitian
1. Contoh Hubungan Variabel Independen, Dependen dan Moderator
Contoh di bawah ini adalah contoh bahwa perilaku suami mempengaruhi perilaku istri.Perilaku istri juga
dipengaruhi jumlah anak. Jumlah anak berperan sebagai variabel moderator yang dapat mempengaruhi
hubungan perilaku suami terhadap perilaku istri. Lihat
gamabr di bawah ini.

Sementara pada contoh lain, menjelaskan bahwa


motivasi kerja mempengaruhi produktivitas kerja.
Namun hubungan keduanya juga dipengaruhi oleh
pimpinan. Hubungan akan meningkat jika pimpinan
mampu untuk menciptakan suasana kerja yang
kondusif sebalaiknya pimpinan juga dapat
memperlemah hubungan keduanya jika pimpinan tidak
mampu mewujudkan suasana kerja yang kondusif.
2. Contoh Hubungan Variabel Independen,
Dependen dan Kontrol
Seorang peneliti ingin mengetahui perbedaan
keterampilan berpidato dari dua sekolah yaitu SD
Swasta dan SD Negeri. Maka sebelum melakukan
pengumpulan data, peneliti harus menentukan
variabel kontrol terlebih dahulu agar data anatara SD
Negeri dan Swasta adlaah data yang sama. Seperti
menentukan kelas siswa yang sama,tempat pengambilan data yang diusahakan smaa atau mirip, naskah
pidato yang sama, dll.

Demikian penjelasan kita tentang Variabel dan


COntohnya semoga membantu para pembaca untuk
lebih memahami tentang variabel dalam penelitian.
Jika ada pertanyaan silahkan tuangkan pertanyaan
teman-teman dlaam kolom komentar di bawah ini.

SUMBER :
Sugeng, A.Y. 2007. Dasar-Dasar Penelitian. IKIP PGRI Semarang PRESS : Semarang
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Alfabeta : Bandung
https://nadiar.id/empat-variabel-statistik-nominal-ordinal-interval-dan-ratio/

MASALAH, VARIABEL, HIPOTESIS DAN DATA PENELITIAN KUANTITATIF,


KUALITATIF DAN PENGEMBANGAN
A. MASALAH
Penelitian jenis apapun titik tolaknya tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa masalah penelitian
itu tidak dapat dilaksanakan. Pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong,
tetapi dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya masalah. Dalam penelitian kualitatif
“masalah” yang dibawa oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap, kompleks, dan dinamis. Oleh
karena itu, “masalah” dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, tentative, dan akan
berkembang atau berganti setelah peneliti berada dilapangan.
Terdapat perbedaan antara masalah dan rumusan masalah, masalah adalah penyimpangan antara
yang seharusnya dengan yang terjadi, sedangkan perumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang
disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.
Dalam pandangan peneliti kualitatif gejala dalam suatu obyek itu bersifat holistik (menyeluruh,
tidak dapat dipisah-pisahkan). Dalam penelitian kuantitatif masalah yang akan dipecahkan melalui
penelitian harus jelas, spesifik, dan dianggap tidak berubah. Sedangkan pada penelitian pengembangan,
penelitian dapat dilakukan karena adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila
didayagunakan akan memiliki suatu nilai tambah pada produk yang diteliti. Pemberdayaan akan berakibat
pada peningkatan mutu dan akan meningkatkan pendapatan atau keuntungan dari produk yang diteliti.
Masalah juga bisa dijadikan sebagai potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya.
B. VARIABEL
Dalam penelitian kualitatif, variabel yang digunakan tidak jauh berbeda dengan penelitian
kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif hubungan antar semua varibel tersebut akan diamati, karena
penelitian kualitatif berasumsi bahwa gejala itu tidak dapat diklasifikasikan, tetapi merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (holistic). Dalam penelitian kuantitatif, variabel penelitian dapat
diartikan sebagai atribut dalam penelitian yang berupa obyek, orang atau kegiatan yang memiliki variasi
tertentu dan telah ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti atau dipelajari dan disimpulkan. Dalam penelitian
kuantitatif, variabel penelitian terdiri dari beberapa macam berdasarkan hubungan antara variabel satu
dengan variabel yang lain. Dalam penelitian pengembangan, variabel penelitian adalah objek
penelitian/apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian dan pengembangan harus
dipertimbangkan dengan mengacu pada karakteristik kondisi dan karakteristik faktor hasil yang
diharapkan. Faktor kondisi, konteks ini dapat berupa visi dari suatu program yang dikembangkan, misi
dari suatu program yang dikembangkan, tujuan program yang dikembangkan, karakteristik pelaksana,
kendala yang tidak dapat dielakkan, dan sarana pendukung dalam pelaksanaan suatu program.
1. Macam-macam variabel dalam penelitian
a. Variabel Independen
Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Sebagai contoh: variabel bebas (independen) yang digunakan adalah pendekatan konstruktivistik (PBL
dan QL) dan motivasi berprestasi (tinggi atau rendah).
b. Variabel Dependen
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Sebagai contoh: variabel terikat (dependen) yang digunakan adalah kemampuan pemecahan
masalah dan penguasaan konsep pada materi dasar pemrograman.
c. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang dimanipulasi, dipilih atau diukur peneliti untuk
mengetahui apakah peneliti memodifikasi hubungan yang ada antara variabel independen dengan
dependen. Sebagai contoh, perbedaan variabel X (tingkat kecerdasan) dan variabel Y (hasil belajar),
peneliti menduga bahwa variabel X (tingkat kecerdasan) dan variabel Y (hasil belajar) dapat dimodifikasi
oleh variabel Z (pendekatan audio-tutorial), maka variabel Z (pendekatan audio-tutorial) adalah variabel
moderator.
d. Variabel Intervening (Antara)
Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi gejala yang diamati, tetapi
tidak dapat diamati, dimanipulasi, maupun diukur. Sebagai contoh, kebiasaan membaca menunjukkan
hubungan yang positif dengan umur, tetapi hanya melalui suatu variabel antara yaitu pendidikan. Ini
berarti bahwa seorang lanjut usia yang tidak sekolah, tidak akan lebih banyak membaca dibandingkan
pada masa mudanya.
e. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan atau dinetralkan
pengaruhnya sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor
luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan untuk melakukan penelitian yang bersifat
membandingkan. Sebagai contoh: perbedaan rasa, warna dan tekstur pada permen jelly jeruk mandarin
dan jeruk lokal. Variabel kontrolnya adalah waktu dan suhu yang digunakan saat membuat permen jelly
sama dan komposisi bahan (berat bahan) yang digunakan dalam pembuatan permen jelly juga sama.
C. HIPOTESIS
Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita
amati dalam usaha untuk memahaminya. Dalam suatu penelitian hipotesis memiliki fungsi, yaitu:
menguji kebenaran suatu teori, memberi ide untuk mengembangkan suatu teori, memperluas pengetahuan
kita mengenai gejala-gejala yang kita pelajari. Dalam penelitian pengembangan hipotesis digunakan
apabila dilakukan uji efektivitas, efisiensi, kemenarikan, kepraktisan dari prototipe yang sudah teruji
melalui kegiatan eksperimen pada latar dan sasaran yang lebih luas.
Dilihat dari posisi dimana hipotesis ditempatkan, dapat dibedakan menjadi hipotesis penelitian dan
hipotesis statistika. Berikut uraian dari dua macam hipotesis tersebut:
1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis ini berfungsi memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah (research
questions). Hipotesis ini umumnya sama banyaknya dengan jumlah rumusan masalah yang telah
ditetapkan dalam rencana penelitian. Dilihat dari posisinya ditempatkan pada bab kedua, setelah landasan
teori atau setelah kerangka berpikir tersusun. Hipotesis penelitian pada umumnya tidak diuji
menggunakan teknik statistika, karena fungsinya yang utama adalah untuk memberikan jawaban
sementara sebagai rambu-rambu tindakan selanjutnya.
2. Hipotesis Statistika
Hipotesis ini strukturnya merupakan rangkaian dua atau lebih variabel yang menjadi interes dan
hendak diuji oleh si peneliti. Hipotesis ini digunakan jika peneliti melakukan uji analisis dengan hanya
menggunakan sebagian dari keseluruhan data yang ada, sedangkan proses teknik statistika yang
menggambarkan pengambilan keseluruhan ke arah sebagian populasi disebut sebagai proses inferensi.
Jika hasil analisis dari sampel tersebut lalu digunakan untuk menyimpulkan hasil analisis keseluruhan
atau populasi, maka proses tersebut disebut sebagai proses generalisasi.
D. DATA
Dalam penelitian kualitatif, data dapat diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik
pengumpulan data triangulasi dimana data yang diperoleh harus sesuai dengan tingkat keajegan dan
kejenuhan suatu data, dan pengumpulan data dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Pada
penelitian pengembangan upaya mengumpulkan data melalui kegiatan Training Needs Assesment dapat
berupa kegiatan wawancara, pengamatan, pertemuan kelompok, dan survei menggunakan kuesioner.
Pemilihan kegiatan untuk pengumpulan data bergantung pada konteks bidang program yang
dikembangkan dan sifat dari data atau informasi yang diperlukan.
Jenis data yang digunakan pada penelitian kualitatif terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh suatu lembaga dan diterbitkan oleh lembaga
itu pula. Contoh data primer yaitu: hasil wawancara dengan informan berupa: 1) data tentang persiapan
yang dilakukan SMK Negeri 1 Bontang dalam mewujudkan sekolah bertaraf internasional, 2) data proses
pelaksanaan program sekolah menengah kejuruan bertaraf internasional di kota Bontang.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain yang telah mengumpulkan terlebih dahulu
dan menerbitkannya. Contoh data sekunder yaitu: data hasil penelitian terdahulu.
Data yang baik harus memenuhi dua persyaratan atau dua prinsip, yakni:
1. Data harus memenuhi prinsip reliabilitas
Prinsip ini meliputi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Data harus obyektif, artinya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sesuai dengan apa adanya.
b. Data harus representatif, artinya data sampel itu harus dapat mewakili seluruh populasinya.
c. Data harus teliti, artinya mempunyai penyimpangan standar yang kecil. Perkiraan parameter populasi
dikatakan baik bila penyimpangan standarnya kecil.
2. Data harus memenuhi prinsip validitas
Prinsip validitas ini meliputi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Data harus tepat waktu (up to date), artinya tidak kadaluwarsa agar supaya faktor biasnya kecil.
b. Data harus relevan, artinya ada hubungannya dengan permasalahan yang akan dipecahkan.
Variabel Dalam Penelitian
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Sebelum
peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan uji kajian teoritis, dan melakukan uji
pendahuluan terlebih dahulu pada obyek yang akan diteliti, seringkali dalam merumuskan masalah
peneliti tidak terlebih dahulu malakukan studi pendahuluan terhadap obyek sehingga rumusan masalah
tidak menjadi masalah pada obyek yang diteliti, jadi studi pendahuluan dapat membawa peneliti untuk
memilih variabel penelitian yang sesuai. Secara teoritis menurut Hatch dan Farhady dalam sugiyono
(2012:38) variabel adalah “atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang
dengan orang lainnya atau satu obyek dengan obyek yang lain”.
Variabel Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif seringkali hanya mengamati beberapa variabel saja, terutama variabel independen
dan variabel dependen, serta sedikit variabel moderator dan variabel control, hal ini disebabkan
keterbatasan peneliti sehingga tidak semua variabel diamati.Variabel pada penelitian kuantitatif lebih
condong kepada variabel yang dapat di ukur.
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain atau fungsinya maka macam-macam
variabel yakni:
1. Variabel Independen : variabel ini sering disebut variabel stimulus, predictor, antecendent, dan variabel
bebas. Yaitu variabel yang menyebabkan atau menjadi penyebab perubahan variabel dependen.
2. Variabel dependen: sering disebut variabel output, criteria, konsekuen, atau variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
3. Variabel moderator: variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen. Sering juga disebut variabel independen ke dua. Contoh:
gambar berikut menunjukkan variabel moderator.
Contoh:
Hipotesis :Terdapat hubungan motivasi belajar dan hasil belajar siswa yang positif bila peranan guru
dalam menciptakan lingkunganbelajar sangat baik.
Variabel Independen : motivasi belajar
Variabel dependen : hasil belajar
Variabel moderator : lingkungan belajar
4. Variabel intervening: variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan variabel independen dan
dependen menjadi hubungan yang tidak bisa diamati dan diukur. Variabel ini berada diantara variabel
independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak secara langsung mempengaruhi timbulnya
variabel dependen.
Contoh:
Hipotesis : Terdapat pengaruh jumlah biaya pendidikan yangdikeluarkan oleh orang tua terhadap gaya
hidup mahasiswa dan berimbas pada IPK mahasiswa tersebut.
Variabel Independen : Jumlah biaya pendidikan
Variabel dependen : IPK mahasiswa
Variabel intervening : gaya hidup.
5. Variabel kontrol: variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang diteliti. Variabel control sering
digunakan oleh peneliti pada saat melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Contoh:
Hipotesis: Pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan dalam mengetik.
Variabel independen: Pendidikan SMA dan SMK
Variabel dependen : Keterampilan mengetik
Variabel control : naskah, tempat, mesin ketik di buat sama
6. Variabel luar (epsilon(ε)) adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi variabel dependen akan
tetapi tidak diteliti
7. Variabel rambang yaitu variabel lain peneliti menganggap tidak berpengaruh atau kalaupun ada
pengaruhnya sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Dalam penelitian kuantitatif, variabel-variabel saling dihubungkan untuk menjawab rumusan masalah
atau untuk membuat prediksi hasil yang ingin diharapkan.
Variabel Penelitian Kualitatif
Pada penelitian kualitatif hubungan antar semua variabel tersebut akan diamati, karena pada penelitian
kualitatif berasumsi bahwa gejala itu tidak dapat diklarisifikasikan, tetapi merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan (holistic). Variabel pada penelitian kualitatif lebih cenderung kepada variabel yang
sulit untuk di ukur.
Variabel Penelitian Pengembangan
Penelitian menggunakan pendekatan research and development, seringkali menggunakan variabel
dependen dan variabel independen. Variabel pada pengembangan menggunakan variabel-variabel sebagai
berikut:
• Variabel input, yakni suatu variabel yang terkait input produk sebelum dikembangkan
• Variabel proses, yakni variabel yang terkait dengan cara mengembangkan produk.
• Variabel output, yakni suatu variabel yang terkait dengan hasil yang diharapkan setelah dilakukan
tahap proses.

Referensi:
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tim Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas
Negeri Malang

Cerdas dalam menentukan Variabel Penelitian!


Penelitian sering dilakukan oleh kita terutama guru. Termasuk saya atau teman-teman yang lain terkadang
sulit untuk menentukan judul penelitiannya. Ini ada beberapa tips yang unutk menentukan variable dalam
penelitian :
1.Tentukan pemasalah utamanya apa? Permasalahan utama ini kita sebut Y. Y merupakan variable
terikat yang dijadikan inti penelitian kita. Contoh : Hasil Belajar
2.Faktor permasalah, kita sebut X, X ini adalah variabel bebas. Biasanya dalam penelitian tesis
variabelnya minimal 2 variabel. Misalnya : Hubungan Metode Ceramah dan Metode Kelompok
dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP ‘X”. ATAU Pengaruh Metode Ceramah
dan Metode Kelompok Terhadap hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP “X”.
Dari contoh yang saya buat : Variabel bebas (X1 = Pengaruh metode ceramah , X2 = Pengaruh
metode kelompok, dan variable terikat adalah Y = Hasil belajar Matematika).
Kita garis bawahi untuk Pengaruh menggunakan penghubung dengan variable terikat yaitu :
‘terhadap’ sedang untuk Hubungan gunakan kata penghubung varibel terikatnya “dengan”.
3.Variabel yang kita tentukan, kita siapkan dulu apakah banyak teori-teorinya atau tidak, juga
pandapat para ahli apakah banyak atau tidak. Satu variable minimal 10 teori untuk penelitian tesis
misalnya.
4.Lalu yang terakhir tentukan apakah penelitian yang kita memungkinkan untuk kita lakukan atau
tidak. Lihat dari lokasi/tempat, biaya, dsb……
Demikian dari saya…mudah-mudahan bisa membantu saya dan teman-teman dalam melakukan
penelitiannya.
Untuk Guru biasanya melakukan PTK, tentukan saja variabel yang sederhana dan cukup satu variabel
bebas…..Kalau saya salah menjelaskan mohon dikoreksi, karena saya juga masih belajar….terimakasih
Penulis : Pascasarjana penelitian dan evaluasi pendidikan, Thank's Prof.Dr.Sofyan untuk ilmu metodologi
peneliannya...!!

PROSES PENELITIAN MASALAH, DAN VARIABEL DALAM PENELITIAN KUANTITATIF


1. Proses penelitian kuantitatif

gambar. komponen dan proses penelitian


Setiap penelitian berawal dari masalah,
namun masalah yang dibawa peneliti kuantitatif
dan kualitatif berbeda. Dalam penelitian
kuantitatif masalah yang dibawa oleh peneliti
harus sudah jelas, sedangkan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara
dan akan berkembang setelah peneliti memasuki
lapangan.
Setelah masalah dibatasi diidentifikasikan, dan dibatasi maka selanjutnya masalah tersebut dirumuskan.
Bentuk rumusan masalah berupa kalimat pertanyaan. Berdasarkan rumusan masalah tersebut peneliti
menjawabnya dengan teori. Jawaban awal terhadap rumusan masalah yang menggunakan teori tersebut
dinamakan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji lapangan dengan melakukan pengumpulan data secara
empiris. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan pengarahan untuk menjawab rumusan
masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistic.
Statistic yang digunakan dapat berupa statistic deskriptif dan inferensial/induktif.
Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Setelah hasil penelitian diberikan
penjelasan, maka selanjutnya dapat disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban singkat setiap rumusan
masalah berdasar data yang telah terkumpul.
2. Masalah
Penelitian memiliki tujuan untuk mendapatkan data yang berfungsi untuk memecahkan masalah. Oleh
karena itu setiap penelitian yang dilakukan harus berangkat dari masalah. Stonner (1982) mengatakan
bahwa masalah-masalah dapat ditemukan apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan
kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan , dan kompetisi.
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah merupakan kesenjangan antara yang
diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk rumusan masalah penelitian ini dikembangkan
berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi.
a. Rumusan masalah deskriptif
Suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri, baik
hanya pada satu variable atau lebih. Contohnya:
- Seberapa baik kinerja Depdiknas?
- Bagaimana sikap masyarakat kebijakan MBS di Indonesia?
b. Rumusan masalah komparatif
Rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih
sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contohnya:
- Adakah perbedaan disiplin kinerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa? (satu variable dua sampel)
- Adakah perbedaan kompetensi professional guru dan kepala sekolah antara SD,SMP, dan SMA? (satu
variable untuk dua kelompok, pada tiga sampel)
c. Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyaan hubungan antara dua variable atau lebih. Terdapat
tiga bentruk, diantaranya:
1) Hipotesis simetris
Suatu hubungan antara dua variable atau lebih yang kebetulan munculnya sama. Contohnya: adakah
hubungan antara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah anak?, adakah hubungan warna rambut
dengan kemampuan memimpin sekolah?
2) Hubungan kausal
Hubungan yang bersifat sebab akibat. Terdapat variable independen (yang mempengaruhi) dan dependen
(dipengaruhi). Cntohnya: seberapa besar pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi pembelajaran di
SMA?
3) Hubungan interaktif/timbal balik
Hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variable independen dan dependen.
Contohnya: hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anak SD di Kecamatan. Disini dapat dinyatakan
motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi.
4. Variabel Penelitian
Variable penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Terdapat
macam-macam variable diantaranya:
a. Variable independen: biasa disebut variabel bebas yang artinya adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
b. Variable dependen: biasa disebut variabel bebas yang artinya adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

gambar. hubungan variabel independen-dependen


c. Variabel moderator: merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Contohnya: hubungan motivasi dan prestasi belajar akan
semakin kuat bila peranan guru dalam menciptakan iklim belajar sangat baik, dan hubungan semakin
rendah bila peranan guru kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.

gambar.hubungan variabel
independen,moderator,dependen

d. Variabel intervening: merupakan


variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan
dependen menjadi hubungan tidak langsung
dan tidak diamati dan diukur.

gambar. Contoh hubungan variabel independen-moderator-intervening, dependen.


e. Variabel kontrol: merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang diteliti. Contohnya: pengaruh jenis
pendidikan terhadap ketrampilan dan mengetik. Variabel independennya pendidikan (SMU dan SMK),
variabel control yang ditetapkan sama misalnya, adalah naskah yang diketik sama, mesin tik yang
digunakan sama, ruang tempat mengetik sama.

gambar. Contoh hubungan variabel independen-


kontrol, dependen
sumber: Sugiono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS DALAM


PENELITIAN KUANTITATIF
1. Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar
pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui
pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup,
kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
2. Kerangka Berfikir
Menurut Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti.
Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dengan dependen. Bila dalam
penelitian terdapat variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu
ikut dilibatkan dalam penelitian.
3. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada
penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis.
Selanjutnya hipotesis tersebut akan dijuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengertian hipotesis
penelitian sebagaimana yang ditulis diatas sedangkan hipotesis statistik itu ada apabila penelitian bekerja
dengan sampel. Apabila penelitian tidak menggunakan sampel berarti tidak ada hipotesis statistik.
Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesi kerja dinyatakan
dalam kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan dalam kalimat negatif. Contohnya: a) Tidak terdapat
perbedaan prestasi belajar antara Sekolah Negeri dan Swasta. (hipotesis komparatif untuk populasi), b)
Kemampuan bahasa asing murid-murid SLTA itu rendah. (hipotesis deskriptif untuk populasi), c) Ada
hubungan positif antara penghasilan orang tua dengan ketersediaan fasilitas belajar anak. (hipotesis asosiati,
untuk populasi)
Sedangkan dalam hipotesis statistik juga terdapat dua macam yaitu hipotesis kerja dan hipotesis alternatif.
Contohnya: 1) Terdapat perbedaan yang signifikan antara semangat belajar anak dari keluarga petani dan
nelayan. (hipotesis komparatif, petani dan nelayan adalah sampel).
Hipotesis terdiri dari beberapa bentuk:
a. Hipotesis deskriptif:
b. Hipotesis komparatif
c. Hipotesis asosiatif
Berikut adalah contoh judul penelitian, paradigm, rumusan masalah dan hipotesis penelitian.
1. Judul Penelitian:
Hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan prestasi belajar murid. (gaya kepemimpinan
adalah variabel independen (X) dan prestasi belajar adalah variabel dependen (Y).
2. Paradigm Penelitiannya:

3. Rumusan Masalah:
a. Seberapa baik gaya kepemimpinan kepala sekolah yang ditampilkan?
(bagaimana X)
b. Seberapa baik prestasi belajar siswa? (bagaimana Y)
c. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala sekolah dengan prestasi belajar siswa? (adakah hubungan antara X dan
Y) butir ini merupakan rumusan masalah asosiatif.
d. Bila sampel penelitiannya golongan guru golongan III dan IV, maka rumusan masalah komparatifnya
adalah:
1) Adaka perbedaan persepsi antara guru golongan III dan IV tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah?
2) Adakah perbedaan persepsi antara guru gol. III dan IV tentang prestasi belajar murid?
4. Rumusan Hipotesi Penelitian
a. Gaya kepemimpinan yang ditampilkan kepala sekolah (X) ditampilkan kurang baik, dan nilainya paling
tinggi 60% dari kriteria yang ditetapkan.
b. Prestasi belajar murid (Y) kurang memuaskan dan nilainya paling tinggi 65
c. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan prestasi
belajar murid, artinya makin baik kepemimpinan kepala sekolah maka akan semakin baik prestasi belajar
murid.
d. Terdapat perbedaan persepsi tentang gaya kepemimpinan antara gol I, II, dan III.
e. Terdapat perbedaan persepsi tentang prestasi kerja antara guru gol III dan IV.
sumber: Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta

Contoh Kerangka Berpikir Ilmiah dan Langkah-Langkah Menyusun Kerangka Berpikir


Penelitian adalah kegiatan untuk mencari pengetahuan yang dilakukan dengan metode penelitian.
Sementara metode penelitian adalah cara yang dilakukan oleh peneliti untuk menemukan pengetahuan
yang dilakukan dengan cara ilmiah. Suatu proses dikatakan ilmiah jika suatu kegiatan pencarian
pengetahuan memiliki ciri-ciri rasional, empiris, dan sistemati.
Apakah arti dari rasional, empiris dan sistematis itu?
1. Rasional artinya bahwa kegiatan yang dilakukan dalam penelitian masih masuk akal.
2. Empiris memiliki arti bahwa cara yang dilakukan untuk memperoleh data-data atau informasi
dapat ditangkap dengan panca indra. Dengan kata lain juga dapat diamati. Terlihat dan nampak.
3. Sistematis artinya bahwa sebuah pengetahuan yang diperoleh dengan langkah-langkah tertentu
yang logis.
Dalam melakukan penelitian, peneliti harus melakukannya dengan langkah-langkah yang
sistematis. Ada urutan tertentu yang harus dipahami oleh peneliti.
Mulai dari menentukan masalah, mencari solusi, menentukan variabel, dan menghubungkan
anatar variabel satu dengan variabel lainnya. Harus dilakukan dengan benar.
Pada penelitian, ada hal yang begitu menentukan jalannya suatu penelitian. Hal tersebut adalah
kerangka berfikir.
Apakah kerangka berpikir itu?
DEFINISI KERANGKA BERpIKIR
Kerangka berpikir adalah model (gamabar) berupa konsep tentang hubungan antara variabel satu
dengan berbagai faktor lainnya.
Arti dari definisi di atas bahwa kerangka berfikir merukan gambaran tentang konsep bagaimana
suatu variabel memiliki hubungan dengan variabel lainnya. Bagaimana faktor-faktor dalam
penelitian tersebut dapat saling berhubungan.
Kerangka berfikir juga landasan bagi seorang peneliti untuk menentukan hipotesis.
Bagaimana kerangka berfikir bisa menentukan hipotesis?
Dalam kerangka berpikir yang baik, akan dijelaskan pertautan antara variabel yang akan diteliti.
Jadi jika ada dua variabel dalam penelitian misalnya variabel dependen dan independen. maka
kerangka berfikir menjelaskan bagaimana hubungan kedua variabel tersebut disertai teori-teori
yang mendukung.
Contoh : Pengaruh media pembelajaran X terhadap hasil belajar siswa Y pada mata pelajaran matematika
materi S.
Pada contoh tersebut terdapat variabel dependen dan independen. variabel dependen merupakan variabel
yang dipengaruhi dalam hal ini adalah hasil belajar sebagai variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel independen yaitu media X.
Pada kerangka berfikir peneliti harus bisa menggambarkan konsep hubungan antara kedua variabel
tersebut. bagaimana bisa peneliti memiliki "fikiran" bahwa hasil belajar siswa akan meningkat jika
diberikan perlakuan penggunaan media X. Konsep tersebut nanti akan didukung oleh teori-teori yang
mendukungnya.
Langkah-Langkah Menyusun Kerangka Berpikir
Sebelum kita masuk untuk melihat bagaimana contoh dari kerangka berfikir. Maka akan lebih baik jika
kita terlebih dahulu memahami bagaimana cara membuat kerangka berfikir. Untuk itu perhatikan terlebih
dahulu gambar berikut ini.

Berdasarkan gambar di atas maka, dapat diketahui bahwa langkah-langkah untuk menyusun sebuah
kerangka berfikir yaitu:
1. Menetapkan variabel yang Detail
Langkah awal yang harus dilakukan oleh peneliti untuk membuat kerangka berfikir yaitu menentukan
variabel secara detail. Jadi untuk mendapatkan teori apa saja yang nanti akan dicari guna mendukung
terbentuknya kerangka berfikir yang jelas. Peneliti harus menentukan variabel terlebih dahulu.

Caranya yaitu perhatikan judul yang telah kamu buat, di dalam judul tersebut tentukan variabel-variabel
di dalamnya. Apakah hanya ada satu variabel atau lebih dari satu. Tuliskan semua variabel yang kamu
temukan.
Dari situ maka peneliti akan menemukan jumlah variabel dan nama dari variabelnya. Dari variabel
tersebut menjadi titik tolak dalam pengembangan teori.
2. Bacalah Buku dan Hasil-Hasil Penelitian
Ini adlaah langkah yang umum dalam setiap mempelajari suatu hal. begitupun dalam penelitian kita harus
membelaki diri kita dengan berbagai pengetahuan yang relevan dengan penelitian kita. Sehingga langkah
selanjutnya setelah menentukan variabel yaitu membaca buku-buku yang relevan dengan penelitian
(variabel).
Bacaan-bacaan tersebut dapat kita peroleh dari buku teks, buku online, ensiklopedia, jurnal, dan hasil-
hasil penelitian seperti skripsi, tessis, dan disertasi.
3. Memberikan Penjelasan Teori-Teori yang ada pada kerangka berfikir
Pada tahap satu, kita sudah menentukan variabel-variabel secara detail. Dari variabel tersebut ditentukan
pula teori-teori yang mendukung varibel tersebut. Berdasarkan hal tersebut pada tahap ketiga peneliti
diminta untuk menjelaskan teori-teori yang ada pada kerangka berfikir.
Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel penelitian. Tahapan berpikir
deduktif meliputi tiga hal yaitu:
1. Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari
konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah dinyatakan benar).
2. Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan
(mendukung atau menentukan masalah akibat pada konsep atau variabel dependen).
3. Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada
teori, berlaku pula bagi hal-hal yang khusus
4. Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti.
Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh jawaban atas
rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau hasil-
hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan penelitian.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena argumen teoritis sebagai upaya untuk memperoleh
jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara
atas rumusan masalah penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah
jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis).
5. Merumuskan model penelitian.
Model adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka teoretis yang diragakan dalam
bentuk diagram dan atau persamaan-persamaan matematik tertentu. Esensinya menyatakan hipotesis
penelitian. Sebagai suatu kontruksi kerangka pemikiran, suatu model akan menampilkan: (a) jumlah
variabel yang diteliti, (b) prediksi tentang pola hubungan antar variabel, (c) dekomposisi hubungan antar
variabel, dan (d) jumlah parameter yang diestimasi.
Contoh kerangka Berfikir Dalam Penelitian
Judul Penelitian :
Kerangka Berfikir
Penggunaan media pembelajaran quipper school di SMP Negeri 4 Semarang digunakan untuk membantu
guru dan siswa melakukan pembelajaran dimana saja dan kapan saja. Aplikasi E-learning ini membantu
siswa dalam mengakses materi, soal bahkan ujian sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh guru, berikut
merupakan alur kerangka berfikir dari teori yang ditetapkan oleh peneliti.

Gambar Kerangka Berfikir


Quipper school adalah media yang memberikan konten-konten pembelajaran dalam mendukung proses
kegiatan belajar-mengajar. Dari skema di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada
pengaruh serta kendala yang dihadapi siswa dalam penggunaan media pembelajaran quipper school.
Tentunya penggunaan ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui
menu yang tersedia.
Media pembelajaran quipper school merupakan salah satu cara untuk melihat hasil belajar siswa dimana
guru dituntut untuk menggunakan media quipper school dalam setiap proses belajar-mengajar serta
memberitahukan kepada siswa manfaat dari penggunaan media tersebut. Selain teori yang ada dibuku,
quipper school menyediakan materi dari berbagai jenjang SMP dan SMA. Hal ini dapat memudahkan guru
maupun siswa, dimana guru bisa memberikan tugas melalui soal yang ada di aplikasi kemudian jawaban
dan hasil akan secara otomatis muncul tanpa dinilai secara manual. Kegiatan ini mempermudah proses
pembelajaran serta melatih siswa mengenal teknologi baru dan pengetahuan yang didapat untuk
meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan hal tersebut mendorong semua pihak khususnya peneliti untuk
mengetahui penggunaan media pembelajaran quipper school untuk meningkatkan hasil belajar.
Sumber:
Sugiyono. 2007. metode Penelitian dan Pengembangan Research and Development. Bandung: Alfabeta

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN R & D

Menurut Buku Metode Penelitian Pendidikan karangan Prof. Dr. Sugiyonolangkah-langkah penelitian dan
pengembangan dijelaskan sebagai berikut :
1. Potensi dan masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didaya gunakan akan memiliki nilai tambah.Sedangkan masalah
dapat dijadikan potensi apabila kita dapat mendayagunakannya.
2. Mengumpulkan informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara factual, dan up to dateselanjutnya perlu dikumpulkan
berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang diharapkan dapat
mengatasi masalah tersebut.
3. Desain produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan bermacam-macam.Dalam bidang teknologi,
orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia adalah produk yang
berkualitas, ergonomis, dan bermanfaatganda.
4. Validasi desain
Merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal inimetode mengajar baru
secara rasional akan lebih efektiv dari yang lama atau tidak.Dikatakan secara rasional, karena validasi disini
masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional,belum fakta lapangan.
5. Perbaikan desainYang
Bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk yang lebih bagus.
6. Uji coba produk
Dalam bidang pendidikan, desain produk seperti metode mengajar baru langsungdiuji coba, setelah
divalidasi dan direvisi
7. Revisi produk Pengujian efektifitas metode mengajar baru pada sampel yang terbatas
tersebutmenunjukkan bahwa metode mangajar baru lebih efektif dari pada metode lama.
8. Uji coba pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yabg tidak
terlalu penting selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru diterapkan dalamlingkup lembaga
pendidikan yang luas.
9. Revisi produk
Dilakukan apabila dalam pemakaian dalam lembaga pendidikan terdapat kekurangandan kelemahan.
Dalam uji pemakaian sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal
ini adalah metode mengajar.
10. Pembuatan produk masalBila produk yang berupa metode mengajar baru tersebut telah dinyatakan
efektif dalam beberapa kali pengujian maka meode mengajar baru tersebut dapat diterapkandalam setiap
lembaga pendidikan
sumber : http://www.academia.edu/4807929/Penelitian_dan_Pengembangan_Dec19_Rate_This

Penelitian Tugas Akhir Itu Mudah (1)

Puyeng dengan skripsi atau tugas akhir? Jangan kuatir, semua orang memang pernah
mengalaminya. Nikmati dan warnai kehidupan akhir kampus dengan membuat tugas
akhir yang bagus dan berkualitas. Sayang empat tahun proses pembelajaran kita kalau
diakhiri dengan tugas akhir berkualitas rendah atau bahkan mengotorinya dengan
membajak skripsi orang lain. Tugas akhir itu secara umum seharusnya berupa
penelitian, meskipun beberapa jurusan ada yang mensyaratkan cukup dengan desain

produk. Seri artikel ini sifatnya wajib dibaca bagi mahasiswa yang sedang
mengerjakan tugas akhir
Sedikit mengulang dari apa yang saya tulis di artikel tentang hakekat kebenaran dan hakekat penelitian.
Hakekat penelitian bagaimanapun juga adalah untuk “memecahkan masalah yang dihadapi”. Penelitian
adalah terjemahan dari bahasa Inggris “research” yang secara bahasa mengandung makna: re (kembali)
dan to search (mencari). T. Hillway merangkumkan definisi penelitian adalah “studi yang dilakukan
seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh
pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut”.
Sebelum melangkah lebih jauh, kita diskusi dulu tentang jenis penelitian. Intinya jenis penelitian bisa
dilihat dari beberapa sudut pandang.
1. Tingkat Penerapan (Penelitian Dasar, Penelitian Terapan)
2. Jenis Informasi Yang Diolah (Penelitian Kuantitatif, Penelitian Kualitatif)
3. Perlakuan Terhadap Data (Penelitian Konfirmatori, Penelitian Eksploratori)
4. Tujuan (Penelitian Deskripsi, Penelitian Korelasi, Penelitian Eksperimen)
Kalau kita gambarkan hubungan dan himpitan antara jenis penelitian, bentuk mudahnya akan seperti
dibawah (ditulis ulang dari Ronny Kountur, 2007) . Secara umum, setiap penelitian memberi efek
kecenderungan ke jenis dibawahnya. Contoh, penelitan deskripsi itu biasanya kualitatif dan sifatnya
eksplanatori. Sebaliknya penelitian eksperimen dan korelasi biasanya pengolahan datanya kuantitatif, dan
sifatnya konfirmatori.

Untuk jurusan computing (teknik informatika, sistem


informasi, ilmu komputer) biasanya berupa penelitian terapan
(bukan penelitian dasar) yang sifat pengolahan datanya
kuantitatif. Penelitian lebih banyak ke arah konfirmatori (bukan
eksploratori) yaitu dengan melakukan pengujian terhadap
hipotesis atau kerangka konsep yang sudah ditentukan. Dan
tujuan penelitian biasanya untuk melihat korelasi antar variabel
yang diteliti atau melakukan suatu eksperimen.
Tahapan penelitian sebenarnya hanya ada empat:
1. Identifikasi (Penemuan) Masalah
2. Perumusan Hipotesis
3. Pengujian Hipotesis dan Analisis
4. Kesimpulan
Kalau kita konversikan ke dalam struktur susunan tugas akhir mungkin tahapan penelitian itu akan terbagi
seperti tabel di bawah:

Perlu diingat, tugas akhir di beberapa bidang ilmu bisa tidak


berbentuk penelitian, tapi hanya berupa desain produk.
Contoh desain produk misalnya:
 Desain Bangunan atau Mesin
 Desain Sistem
 Pengembangan Sistem Tanpa Didahului Identifikasi
Masalah
 Perencanaan Strategis Bisnis
Jadi implikasi dari hal diatas, beberapa kegiatan di bawah bukan termasuk penelitian.
 Mengembangkan situs portal
 Mengembangkan situs web pribadi
 Mengembangkan sistem informasi
 Mengembangkan multimedia pembelajaran
Untuk yang lagi bikin skripsi tentang pengembangan sistem informasi atau multimedia
pembelajaran, jangan keburu stress dulu ;). Desain produk bisa menjadi penelitian ketika produk dibuat
karena adanya “suatu masalah atau kebutuhan riil”. Tapi jangan lupa, produk tersebut juga harus diuji
dengan beberapa parameter, dan kemudian dianalisa seberapa jauh terbukti bisa memecahkan masalah
yang disetting di awal.
Nah contoh pengembangan situs portal yang termasuk penelitian misalnya dibawah:
 Judul: Mengembangkan Situs Portal Traffic Tinggi dengan Teknik Search Engine Optimization
(SEO)
 Identifikasi Masalah: Situs portal sepi pengunjung
 Perumusan Hipotesis: Teknik SEO dapat meningkatkan traffic situs
 Buat Model atau Kerangka Konsep: Lakukan studi literatur tentang SEO dan rumuskan model
serta teknik SEO yang tepat untuk situs portal yang sedang dibangun
 Pengujian Hipotesis: Terapkan model SEO yang sudah dibuat. Uji parameter dalam model SEO
 Analisa Hasil Pengujian: Terbukti bahwa model SEO kita kembangkan dapat meningkatkan
traffic situs portal
Pengembangan multimedia pembelajaran yang berbasis penelitian, misalnya:
 Judul: Multimedia pembelajaran Berbasis “Real Constructivisme” untuk Mata Kuliah Bahasa
Formal dan Automata
 Identifikasi Masalah: Mata Kuliah Bahasa Formal dan Automata sulit dipahamkan ke siswa
dengan sistem kuliah konvensional, harus ditempuh teknik baru untuk memahamkan ke siswa
 Perumusan Hipotesis: Multimedia pembelajaran harus dibuat berdasarkan teoi “real
constructivisme” untuk mempermudah pemahaman siswa
 Buat Model atau Kerangka Konsep: Lakukan studi literatur tentang “real construtivisme” dan
rumuskan model khusus untuk multimedia pembelajaran tersebut
 Pengujian Hipotesis: Terapkan dengan penelitian tindakan kelas (action research)
 Analisa Hasil Pengujian: Terbukti multimedia berbasis “real constructivisme” dapat
meningkatkan pemahaman siswa
Perlu dicatat bahwa penelitian itu berawal di masalah dan berakhir di pemecahan masalah. Kualitas
penelitian ditentukan oleh kualitas “masalah“ yang diteliti, bukan karena ketinggian teknologi yang
digunakan. Reviewer jurnal internasional menjadikan “masalah penelitian“ sebagai parameter utama
proses review. Usahakan memilih “masalah penelitian” yang orisinil kita temukan. Meneliti masalah yang
sudah diteliti orang lain membuat kita harus melakukan komparasi dengan approach orang lain tersebut
Ok sudah mulai paham? Sekarang gimana sih sebenarnya cara menemukan atau mengidentifikasi masalah
itu?
Masalah bisa kita temukan lewat studi literatur, baik dari paper-paper di jurnal ilmiah atau proceedings
conference. Untuk level D3 dan S1, bisa juga identifikasi masalah ini dari artikel di buku text book,
majalah ilmiah, proceedings seminar atau surat kabar. Cara menemukan masalah yang kedua dan
sebenarnya cara terbaik adalah lewat pengamatan lapangan. Nggak usah terlalu rumit-rumit, cukup
fokuskan ke masalah yang ada di sekitar kita. Kalau kita mahasiswa ya sekarang perhatikan, mahasiswa,
dosen atau kampus itu punya masalah apa yang belum dipecahkan dan kira-kira bisa dipecahkan dengan
teknologi informasi. Ini kalau kita di jurusan computing, lain jurusan masalahnya bisa lain lagi.
Pengamatan lapangan ini bisa juga dilakukan dengan menghadiri pameran industri, bedah buku, dsb.
Intinya kejar masalah penelitian ini dari manapun, dan jangan lupa bahwa masalah penelitian ini benar-
benar menjadi masalah yang harus dipecahkan, bukan masalah yang kita ada-adakan.
Oh ya, masalah yang kita bidik bisa datang dari 3 hal:
 Masalah yang ada di manusianya sendiri (People and Problem)
 Masalah di cara dan struktur kerja (Program)
 Fenomena yang terjadi (Phenomenon)
Ok sudah semakin paham? Terus gimana kita bisa menentukan mana referensi untuk penelitian yang
shahih?
Khususnya untuk tinjauan pustaka (studi literatur) pada saat menyusun hipotesis dan kerangka konsep
atau model, usahakan untuk menggunakan jurnal ilmiah (internasional). Urutan dari yang terbaik untuk
bidang computing adalah:
1. Jurnal ilmiah yang diterbitkan IEEE dan ACM
2. Jurnal ilmiah yang diterbitkan asosiasi ilmiah Lain. Biasanya bisa didapatkan dari elsevier.Com,
EBSCOhost.Com atau sciencedirect.com
3. Proceedings Conference (utamakan yang diterbitkan oleh IEEE Computer dan ACM)
Apabila kita punya rencana untuk bermain di level internasional, usahakan tidak menggunakan jurnal
ilmiah Indonesia, meskipun sudah diakreditasi oleh Dikti.
Nggak ada uang untuk langganan jurnal ilmiah? Atau di kampus juga tidak tersedia jurnal online? Nggak
perlu khawatir, bisa gunakan salah satu dari banyak jurnal ilmiah gratis yang sudah saya tulis lengkap di
artikel sebelumnya. Paling tidak yang wajib dikunjungi oleh mahasiswa miskin tapi punya semangat
penelitian seperti profesor adalah:
 http://citeseer.ist.psu.edu/
 http://www.doaj.org/
 http://scholar.google.com/
 http://libra.msra.cn/
 http://www.jstor.org/
Masih belum nyantol juga? Lebih paham kalau saya ceritakan dengan banyak contoh-contoh? Ikuti seri
tulisan ini berikutnya
REFERENSI
1. Ronny Kountur, Metode Penelitan, Penerbit PPM, 2007.
2. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada Media Group, 2005.
3. Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Agustus 2003.
4. Sulistyo-Basuki, Metode Penelitian, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia,
April 2006.
Penelitian Tugas Akhir Itu Mudah (3): Menetapkan Tema dan Judul
Mas Romi, saya mahasiswa jurusan ilmu komputer semester akhir, dan sudah harus masuk ke pembuatan
tugas akhir. Bagaimana menguji tema dan judul penelitian yang saya buat, bahwa itu sudah ada di jalur
yang benar. Mohon pencerahannya. Terima kasih (Budi, Universitas Indonesia)
Melanjutkan penjelasan tentang penelitian untuk tugas akhir yang sudah saya bahas sebelumnya di sini dan
di sana, kali ini saya mencoba membahas teknik mudah menguji dan menetapkan tema penelitian.
Sebelumnya perlu saya ingatkan kembali, bahwa masalah penelitian yang kita ambil akan menentukan
kualitas penelitian secara keseluruhan. Masalah penelitian harus objective (tidak boleh subjective), dan
harus dibuktikan secara logis dan valid bahwa itu benar-benar masalah. Ingat bahwa masalah yang kita
menyebutkan dengan, “menurut saya”, “menurut pengalaman saya”, “menurut tetangga saya”, “menurut
teman saya”, dsb adalah subyektif.
OBJEKTIFIKASI MASALAH
Nah proses untuk membuktikan bahwa masalah kita logis dan valid biasa kita sebut dengan Objektifikasi
Masalah. Proses Objektifikasi Masalah adalah proses melandasi masalah dari dua sudut pandang:
1. Studi Literatur. Masalah yang kita ambil tertulis secara explicit atau implicit di literatur ilmiah
(journal, prosiding, dsb). Langkah ini sering saya sebut bahwa masalah kita itu globally accepted
as a problem.
2. Pengamatan Lapangan. Sering juga disebut penelitian pendahuluan, yaitu menyebar kuesioner
atau wawancara ke target penelitian. Tujuannya bahwa masalah yang tadinya bersifat subyektif
(saya rasa, menurut saya, menurut kawan saya), menjadi masalah yg obyektif dan diakui oleh
banyak orang. Langkah ini sering saya sebut supaya masalah kita locally accepted as a problem.
Letakkan keduanya di Bab Pendahuluan, pada Sub Bab Latar Belakang Masalah, maka itu lebih dari cukup
untuk membuat masalah penelitian kita logis, valid, kuat dan tidak ngoyoworo alias dibuat-buat
SYARAT JUDUL TUGAS AKHIR YANG BAIK
Setelah kita berhasil menetapkan masalah, sekarang kita masuk ke tema dan judul penelitian. Judul
penelitian yang baik biasanya memuat 4 hal: Produk, Teori, Tujuan dan Target.
1. Produk artinya adalah hasil penelitian (software, game, metodologi, model, etc) yang kita akan
kembangkan. Produk inilah yang akan mengisi bab-bab tentang pengembangan produk, setelah bab
landasan teori.
2. Teori artinya teori yang melandasi produk yang kita buat tadi. Teori inilah yang akan menguasai
paragraf-paragraf di bab Landasan teori.
3. Tujuan, biasanya kita ambilkan dari masalah yang kita ambil dan tujuan dari penelitian ini untuk
memecahkan masalah tersebut di sisi apa. Bisa membuat lebih efektif, membuat lebih akurat,
membuat lebih banyak secara kuantitas, dsb.
4. Obyek adalah dimana kita menerapkan produk yang sudah kita kembangkan.
Contoh judul penelitian tugas akhir yang memuat Produk, Teori, Tujuan dan Obyek bisa dilihat dari
gambar dibawah.

UJI ALUR LOGIKA PENELITIAN DENGAN


KERANGKA PEMIKIRAN
Ok, kalau sudah clear tentang masalah dan judul
penelitian, sekarang bagaimana menentukan alur
logika berjalannya sebuah penelitian tugas akhir. Saya
biasanya meminta mahasiswa saya membuat
Kerangka Pemikiran untuk mempercepat
pemahaman tentang logika penelitian dan logika
berjalannya sebuah penelitian. Kerangka Pemikiran
sekaligus juga bisa berfungsi untuk menguji apakah
penelitian kita sudah berada di jalan yang benar atau
belum. Kerangka Pemikiran juga akhirnya bisa
menjadi bentuk kasar dari struktur tugas akhir kita (skripsi, tesis or disertasi). Bagi saya sendiri, Kerangka
Pemikiran adalah senjata pamungkas yang bisa membantu saya lebih cepat menguji puluhan proposal
penelitian tugas akhir, yang mahasiswa presentasikan ( yang biasanya maunya cepet-cepet ) ketika meminta
saya menjadi pembimbing mereka.
Format kerangka pemikiran yang saya ajarkan ke mahasiswa computing memuat beberapa hal di bawah:
1. PROBLEMS: Berisi masalah penelitian. Bagian ini akan menjadi Bab Pendahuluan pada tugas
akhir kita.
2. APPROACH: Berisi solusi dan teori yang kita pilih dan gunakan untuk memecahkan masalah
penelitian. Approach harus terhubung secara logis dengan masalah penelitian yang kita pilih.
Approach bisa membentuk Bab Landasan Teori atau Tinjauan Pustaka pada tugas akhir kita.
Approach bisa dibantu adanya peluang atau OPPORTUNITY yang berhubungan dengan approach
yang kita ambil.
3. SOFTWARE DEVELOPMENT: Berisi proses pengembangan software yang didalamnya berisi
pendekatan dan teori yang kita pilih. Software development memuat Software Development Life
Cycle (SDLC) secara utuh, dimulai dari tahap spesification, design, coding dan testing. Beberapa
universitas mensyaratkan penggunaan UML pada bagian ini. Bagian Software Development bisa
menjadi satu Bab tersendiri pada tugas akhir kita.
4. SOFTWARE IMPLEMENTATION: Penerapan software ke target yang kita pilih. Pengukuran
tidak perlu ke manusia apabila penelitian kita mengarah ke hasil komputasi yang lebih cepat secara
waktu, menghasilkan lebih banyak volume, lebih akurat dibandingkan dengan metode lain. Bagian
ini juga bisa menjadi bab tersendiri di tugas akhir kita.
5. SOFTWARE MEASUREMENT: Pengukuran seberapa jauh software terbukti bermanfaat, bisa
menggunakan pretest dan posttest. Untuk uji statistik bisa menggunakan T-Test yang bisa cepat kita
lakukan dengan software spreadsheet yang kita punya. Pikirkan menggunakan software statistik
profesional (SPSS, dsb) apabila memang data kita besar dan kompleks. Bagian ini bisa menjadi Bab
Analisa dan Hasil pada tugas akhir kita.
6. RESULT: Merupakan bagian yang menyimpulkan seluruh proses penelitian dan pengukuran yang
kita lakukan. Biasanya menjadi Bab Kesimpulan dan Saran pada tugas akhir kita.
CONTOH KERANGKA PEMIKIRAN
Wokeh, terus bentuk riilnya bagaimana sih? Saya berikan contoh bagan Kerangka Pemikiran, yang saya
susun ulang dari penelitian tugas akhir mahasiswa yang saya bimbing di beberapa universitas. Kebetulan
saya mendapat amanah memimpin konsentrasi Game Technology di M.Kom Program Universitas Dian
Nuswantoro Semarang dan membimbing penelitian beberapa mahasiswa di program M.Kom STMIK
Eresha Jakarta untuk konsentrasi Software Engineering.
Sekedar tips dan trik untuk dosen pembimbing ( khususnya yang memang berniat serius membimbing tugas

akhir mahasiswa ). Karena keterbatasan waktu bimbingan tugas akhir, saya biasanya menyisipkan
materi tentang penelitian tugas akhir, metodologi penelitian, penentuan tema, dan diskusi progress report
penelitian tugas akhir pada mata kuliah yang saya ajar. Mahasiswa saya minta menyusun proposal
penelitian kemudian mempresentasikan di depan mahasiswa lain pada mata kuliah Object-Oriented
Programming, Software Engineering, Object-Oriented Analysis and Design, Software Construction and
Testing, dsb. Untuk teman-teman mahasiswa yang mengikuti mata kuliah saya di konsentrasi Game
Technology, saya memasukkan materi penelitian beserta progress reportnya di seluruh mata kuliah Game
Technology yang saya ajar.
Supaya tidak bingung dengan penjelasan tentang Kerangka Pemikiran, berikut saya berikan contoh
Kerangka Pemikiran dari tiga penelitian di bidang computing, khususnya peminatan Software
Engineering dan Game Technology.
Panah berwarna merah bergaris tebal menunjukkan urutan tahapan penelitian (panah alur), sedang panah
berwarna merah-kuning tipis menunjukkan logika berpikir (panah logika). Misalnya pada contoh pertama,
masalah “anak autis yang kesulitan dalam berkomunkasi”, diselesaikan dengan pendekatan ABA dan AAC.
Sedangkan masalah “terbatasnya waktu terapi di klinik”, diselesaikan dengan approach teknologi mobile.
Sekali lagi, panah logika bisa dibuat karena ada landasan teori dari sumber referensi yang shahih dan
dipercaya (journal ilmiah, buku ilmiah, conference proceeding, dsb).
1. KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN GAME SIMULASI UNTUK ANAK AUTIS

2. KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN SISTEM PENENTU TRAYEK ANGKOT

3. KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN GAME MATEMATIKA GEOMETRI


Terakhir, bagi mahasiswa yang sedang bergelut dengan tugas akhir, letakkan dan lekatkan pemikiran di
kepala kita bahwa penelitian tugas akhir itu mudah dan pasti bisa dilakukan. Mungkin selama ini karena
kita tidak mengerti caranya saja, sehingga terlihat sulit, rumit dan menggemaskan … eh mengerikan
maksud saya hihihi.
Wahai para pedjoeangku dan mahasiwaku, tetap istiqomah dalam perdjoeangan dan jangan pernah
menyerah!
Contoh Judul Penelitian Dan Pengembangan R n D - Penelitian dan pengembangan. Kali ini saya akan
membagikan beberapa contoh judul penelitian pada pengembangan atau R&D, adapun contoh Judul
Penelitian Dan Pengembangan ( R & D ) yakni ;

Sumber gambar: ortax.org


1. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer.
2. Pengembangan Sistem Pembelajaran Fisika Yang Menyenangkan
Siswa.
3. Pengembangan Pola Pembelajaran Fisika Berbasis Lingkungan
Tempat Tinggal.
4. Pengembangan Pola Pembelajaran Teknologi Bagi Anak-anak
Berkebutuhan Khusus.
5. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Muatan Lokal Untuk
Pembelajaran Fisika.
6. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Game Novel Pada Pembelajaran Fisika.
7. Pengembangan Media Bantu Pembelajaran Berbasis Game Edukasi Pada Materi Kemagnetan
Untuk Siswa Kelas IX Di SMP....
8. Pengembangan Alat Kendali Mutu Pendidikan Berbasis Ajaran Agama.
9. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Lifes Skill Pada Materi Suhu Dan Kalor Untuk
Siswa Kelas VIII Di SMP...
10. Pengembangan Model Pendidikan Bagi Anak Berbakat.
11. Pengembangan Model Pembelajaran Program Produktif Sekolah Menengah Kejuruan.
12. Pengembangan LKS 3 Dimensi (3 D) Pada Materi GLB Dan GLBB Untuk Siswa Kelas XI Di
SMA...
13. Pengembangan Model Pendidikan Luar Sekolah Bidang Keterampilan.
14. Pengembangan Sistem Ujian Nasional Yang Efektif Dan Aman.
15. Pengembangan Desain Ruang Kelas Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas IX Di
SMP....
16. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis E-Learning Pada Materi Kemagnetan Untuk Siswa
Kelas IX Di SMP....
17. Pengembangan Model Pembelajaran Keterampilan Teknik Yang Menyenangkan Di SMA.
18. Pengembangan Model Penanganan Murid Korban Narkoba Dengan Mengintensifkan Peran Orang
Tua Murid.
Judul Penelitian diatas bisa anda modifikasi tergantung minat anda, masalah yang ingin diangkat dan
variabel penelitian anda, semoga postingan ini bisa membantu anda untuk tidak galau dalam memulai
penelitian menuju grade S1. Untuk penjelasan tentang produk yang ingin dikembangkan, anda bisa
baca prosedur menyusun rancangan media pembelajaran
Sekian artikel Contoh Judul Skripsi Penelitian Dan Pengembangan R n D, semoga bermanfaat dalam
acuan membuat judul penelitian.

Anda mungkin juga menyukai