Uraian Analisis:
1. Judul
Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) di SMK PGRI 3 Tulungagung.
# Berdasarkan judul di atas sudah tergambar sebagian dari unsur 5W (who, what, why, where, when), namun
belum menggambarkan unsur 1H (how). Setelah dibaca secara keseluruhan ternyata dalam Bab III baru
terlihat adanya unsur tersebut pada metode penelitian.
# Judul di atas juga memperlihatkan bahwa di SMK PGRI 3 Tulugagung telah menerapkan strategi
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran pendidikan agama Islam
(PAI).
2. BAB I: Pendahuluan
A. Latar Belakang
# Latar belakang yang ada menunjukkan jenis penulisan secara deduktif, yaitu suatu metode berpikir yang
menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu dan kemudian dihubungkan dengan bagian-bagian yang
khusus serta dikaitkan dengan fenomena yang ada dilapangan.
# Pada bagian akhir latar belakang penulis mengatakan bahwa ingin mengetahui sejauh mana penerapan
strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam (PAI) di SMK PGRI 3 Tulungagung. Peneliti memilih lokasi tersebut sangat tepat, karena di SMK
PGRI 3 Tulungagung merupakan sekolah yang maju dan telah menerapkan strategi pembelajaran CTL, jadi
peneliti ketika melakukan penelitiannya tidak akan mengalami kesulitan dalam mengumpulkan data.
B. Penegasan Istilah
Dalam penegasan istilah, peneliti membagi menjadi dua bagian yaitu, penegasan konseptual dan penegasan
operasional.
1) Penegasan Konseptual
# Dalam penegasan konseptual peneliti telah menjelaskan satu persatu definisi dari judul tersebut sehingga
memberi kemudahan kepada pembaca agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap istilah yang digunakan
dalam penelitian ini, tetapi peneliti tidak mencantumkan definisi menurut peneliti diakhir definisi tersebut
dan juga peneliti tidak memberikan kesimpulan dari kutipan definisi yang ia paparkan.
2) Penegasan Operasional
# Dalam penegasan operasional peneliti telah menjelaskan dengan baik bahwa tugas guru dalam pembelajaran
CTL bukan sebagai pusat informasi, tetapi lebih berurusan dengan strategi dan sebagai fasilitator.
C. Rumusan Masalah
# Rumusan masalah dalam penelitian ini sudah tepat dan jelas yang berupa pertanyaan mengenai masalah
terkait dengan judul penelitian, tetapi poin yang pertama dan kedua menurut penulis itu diganti dengan
“Bagaimana penerapan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam di SMK PGRI 3 Tulungagung karena kata “penerapan” itu sudah dapat mewakili
“perencanaan dan pelaksanaan”. Sedangkan setelah poin “Bagaimana faktor penghambat dan pendukung
penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada pelajaran agama Islam di SMK PGRI 3
Tulungagung” baru dicarikan solusi bagaimana upaya guru dalam mengatasi faktor penghambat tersebut.
Saran penulis pada poin selanjutnya “Bagaimana upaya guru mengatasi kendala dalam penerapan strategi
pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada pelajaran agama Islam di SMK PGRI 3
Tulungagung”
D. Tujuan Penelitian
# Tujuan penelitian dalam penelitian ini sudah tepat dan jelas yang berupa pernyataan mengenai masalah
terkait dengan judul penelitian tersebut.
E. Kegunaan Penelitian
# Kegunaan dalam penelitian ini ada tiga yaitu, 1) untuk lembaga, 2) bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
3) dan bagi peneliti. Menurut penulis, kegunaan penelitian untuk lembaga itu masih bersifat umum,
alangkah baiknya kegunaan penelitian untuk lembaga itu dipecah menjadi, bagi sekolahnya sendiri dan bagi
sekolah yang diteliti. Sedangkan bagi pengembangan ilmu pengetahuan sebaiknya dipecah lagi menjadi
dua bagian menjadi bagi guru dan kepala sekolah.
F. Sistematika Penulisan
# Dalam sistematika penulisan di sini sudah sangat jelas, peneliti sudah menjelaskan mulai dari Bab I sampai
dengan Bab yang terakhir, jadi pembaca dapat gambaran secara keseluruhan isi dari penelitian tersebut.
B. Jenis Penelitian
# Sudah tepat dan jelas, di dalam penelitian ini, peneliti telah menjelaskan bahwa apabila di lihat dari lokasi
sumber datanya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research).
C. Kehadiran Peneliti
# Dalam kehadiran peneliti ini sudah sangat jelas, bahwa peneliti sebagai instrumen utama dalam
pengumpulan data atau sebagai instrumen kunci. Dan dalam kehadiran peneliti ini sudah menjelaskan
tentang lokasi penelitiannya, tetapi peneliti tidak menjelaskan alasan kenapa memilih lokasi tersebut,
walaupun sebenarnya peneliti sudah menjelaskan di akhir latar belakang di atas.
B. Pembahasan Penelitian
# Dalam pembahasan penelitian ini sudah baik, karena peneliti dapat mengaitkan hasil temuannya dengan teori
yang sudah ada sehingga peneliti nantinya tidak akan mengalami kesulitan dalam memberikan interpretasi
dari data yang telah dikumpulkan.
6. BAB V: Penutup
A. Kesimpulan
# Kesimpulan dalam penelitian ini sudah tepat dan jelas, peneliti sudah memberikan kesimpulan terhadap
masing-masing rumusan masalah dan sudah memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini.
B. Saran
# Dalam saran di sini sudah sangat baik, peneliti sudah memberikan masukan terhadap guru pada umumnya
agar guru lebih kreatif dan terampil dalam melaksanakan pembelajaran.
# Tetapi dalam saran ini menurut penulis ada kekurangan yaitu saran bagi kepala sekolah dan untuk
pemerintah.
= 0,675
Bagaimana melakukan tes signifikansi terhadap hasil di atas? Sama seperti korelasi Product Moment,
maka koefisien korelasi hasil perhitungan tersebut harus dikonsultasikan atau dibandingkan dengan nilai r
dalam tabel. Bedanya jika r product moment mempergunakan tabel product moment, maka rho
mempergunakan tabel Spearman. Tabel ini terdapat pada lampiran buku-buku statistik. Jadi koefisien
korelasi dari hasil perhitungan di atas (rho = 0,675), jika dikonsultasikan dengan harga kritiknya ( r
tabel). Dengan N sebanyak 14 , dan tingkat signifikansi 5 % , maka harga r tabel didapat sebesar 0,544.
Berarti re > rt, sehingga hasil uji tersebut membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara Nilai
ujian Tengah Semester dengan Nilai Ujian Semester. Jadi andaikata berbunyi:
“Tidak ada hubungan antara nilai Ujian Tengah Semester dengan nilai Ujian Semester pada mahasiswa
Jurusan Tarbiyah STAIN Jember dalam mata kuliah Statistik Pendidikan”
Maka berdasarkan hasil uji di atas ditolak. Kita tidak mempunyai alasan untuk menerimanyanya. Jadi
kesimpulannya ialah kita menerima , yaitu ada ada hubungan yang positif antara nilai Ujian Tengah
Semester dengan nilai Ujian Semester pada mahasiswa Jurusan Tarbiyah STAIN Jember dalam mata
kuliah Statistik Pendidikan”
Artinya semakin baik nilai Ujian Tengah Semester, akan semakin baik pula Nilai Ujian Semester Mata
kuliah Statistik Pendidikan Mahasiswa jurusan Tarbiyah STAIN Jember, dan sebaliknya semakin rendah
nilai Ujian Tengah Semester, semakin rendah nilai Ujian Semesternya.
E. Tes Signifikansi
Tes signifikansi artinya melakukan perbandingan antara nilai hasil perhitungan dengan nilai yang ada di
dalam tabel statistik. Perlu diingat bahwa setiap jenis teknik statistik. Selalu disertai dengan angka-angka
tabel, sehingga ada yang berpendapat bahwa keterampilan statistik itu sebenarnya hanya keterampilan
membandingkan angka-angka perhitungan dengan angka-angka tabelnya.
Di dalam pembandingan tersebut jika nilai hasil perhitungan nilai tabel, berarti signifikan (ditolak dan
diterima). Sebaliknya jika hasil perhitungan nilai tabel berarti non signifikan ( diterima dan ditolak).
F. Penutup
Makalah ini sebenarnya masih tergolong elementer, sehingga bagi mereka yang telah banyak makan
garam, tentu tulisan ini kurang bermakna. Namun, bagi pemula atau yang belum banyak mempraktekkan
analisis statistik, makalah ini akan sedikit membantu dan merangsang untuk mencoba menjelajahi lebih
jauh lagi.
Harapannya semoga makalah ini ada manfaatnya untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan
mahasiswa dalam mempraktekkan sebagian teknik analisis statistik dalam bidang yang akan digelutinya,
terutama ketika akan menulis skripsi di mana teknik analisisnya menggunakan teknik analisis kuantitatif,
baik deskriptif maupun inferensial. Amin……..
*)Dosen Tetap STAIN Jember dan Universitas Yudharta Pasuruan
REFERENSI
A. Latif, Misno, 2000, Teknik Analisis Data Kuantitatif, Makalah diklat Action Research Mahasiswa
STAIN Jember.
Arikunto, Suharsimi, 1993, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Maqsun Arr. Sofwan, Misno A. Latif, 1991, Pengantar Statistik Pendidikan, Jember, FKIP.
Sudijono, Anas, 1987, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers.
Wayan Ardana, 1982, Beberapa Metode Statistik Untuk Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha
Nasional.
Sumber: 3blaws.s3.amazonaws.com
Metode penelitian kuantitatif menghasilkan output
berupa angka statistik, baik dalam penelitian yang
menghasilkan keluaran data deskriptif atau pun
inferensial. Analisis kuantitatif digunakan jika peneliti
ingin membedah topik dengan melakukan
pengukuran. Saat ini, olahan data statistik tentu sudah
menggunakan software atau aplikasi. Aplikasi yang
cukup sering digunakan, terutama untuk rumpun ilmu
sosial adalah SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences). Berikut beberapa hasil analisis SPSS dan
arti dari masing-masing output tersebut.
Statistik deskriptif
Sumber: sariasan.com
Statistik deskriptif umumnya ditemukan pada penelitian berbentuk univariat (satu variabel). Penelitian
univariat artinya penelitian hanya memiliki satu variabel, dan menggunakan skala nominal. Skala nominal
adalah pengukuran yang membedakan dari jenis atau kategori saja, misal kategori perempuan dan laki-
laki, pembagian kategori agama, atau hobi.
Baca juga: Tahapan Dasar Penelitian
Beberapa catatan statistik yang digunakan untuk mengukur penelitian univariat adalah sebagai berikut:
Mean: nilai rata-rata
Median: nilai tengah dalam keseluruhan data
Modus: nilai yang paling banyak muncul dalam keseluruhan data
Max dan Min: nilai tertinggi (Max) dan nilai terendah (Min) dalam keseluruhan data
Range/Jangkauan: nilai yang mengindikasikan seberapa luas jarak antara data tertinggi dan
terendah
Standar Deviasi: nilai yang digunakan untuk melihat seberapa beragam jenis data yang dimiliki
Dalam analisis statistik deskriptif, tabel yang disajikan dari SPSS umumnya berbentuk tabel frekuensi.
Tabel frekuensi ini akan memberikan informasi mengenai akumulasi dari data yang dimiliki beserta
bentuk persennya.
Statistik deskriptif cenderung menggunakan standar pengukuran pemusatan dalam statistik, dan beberapa
jenis dari standar pengukuran persebaran data. Analisis deskriptif kadang juga tetap disajikan dalam
penelitian yang bivariat atau multivariat. Umumnya, analisis deskriptif juga berguna untuk menunjukkan
karakteristik atau gambaran demografi dari responden. Misalnya, jumlah responden yang berjenis
kelamin laki-laki, jumlah responden yang tinggal di Jakarta, atau jumlah responden yang bekerja sebagai
PNS.
Statistik inferensial
Statistik inferensial berniat untuk melakukan analisis yang dapat bertujuan untuk melihat hubungan atau
melihat pengaruh. Contoh judul-judul yang menggambarkan penggunaan statistik inferensial misalnya
“Pengaruh Tarif dengan Preferensi Pemilihan Transportasi Konsumen” atau “Hubungan Konten
Politik dengan Pemasangan Slot Iklan pada Industri Televisi”. Dalam jenis penelitian yang demikian,
skala yang digunakan pada umumnya skala ordinal dan interval. Terdapat beberapa cara membaca yang
wajib dipahami dalam menganalisis data kuantitatif, yaitu:
1. Membaca korelasi
Dalam membaca korelasi, baik dengan menggunakan Spearman (tabel r3, skala ordinal) dan Pearson
(tabel r, skala interval), SPSS akan menunjukkan tabel bernama *Sig. Cara membaca tabel tersebut
adalah sebagai berikut:
Sumber: statistics.laerd.com
Jika angka pada *Sig ≥ 0.05 (dalam level of confidence 95%) atau 0.01 (dalam level of confidence
99%) berarti Ha diterima dan Ho ditolak.
Jika angka pada *Sig ≤ 0.05 (dalam level of confidence 95%) atau 0.01 (dalam level of confidence
99%) berarti Ha ditolak dan Ho diterima.
Sumber: vault.hanover.edu
Selain membaca korelasi dalam tabel Pearson dan Spearman, analisis data juga dapat dilakukan dengan
melakukan uji cross tab. Uji cross tab melihat keterkaitan antar bagian yang diukur. Uji cross tab akan
menampilkan tabel dengan angka dalam bentuk persentase. Dalam pengujian cross tab, peneliti
dimungkinkan untuk melakukan uji Chi-square. Cara membaca angka pada tabel Chi-Square adalah
sebagai berikut:
Sumber: pmean.com
Jika hasil pada tabel relasi cross tab ≤ 0.5, maka kedua bagian yang dihubungkan tersebut
mempunyai relasi yang signifikan.
Jika hasil pada tabel relasi cross tab ≥ 0.5, maka kedua bagian yang dihubungkan tersebut
mempunyai relasi yang tidak signifikan.
Dalam tabel-tabel tersebut, dapat ditemukan hasil penghitungan dengan tanda negatif di depannya. Hal ini
berarti kedua hal tersebut memiliki relasi, namun berhubungan negatif. Sebagai contoh, angka pada cross
tab menunjukkan nilai -0.87. Hal ini berarti keduanya memiliki hubungan negatif yang kuat, seperti bila
A turun maka B naik.
2. Membaca Regresi
Bila peneliti melihat hubungan dengan Sperman atau Pearson Correlation, maka jika ingin melihat
pengaruh, maka analisis yang dapat dilakukan adalah analisis Regresi. Dalam analisis regresi, SPSS akan
mengeluarkan 4 tabel. Namun, inti pembacaan tabel umumnya berada pada dua tabel, yaitu tabel Model
Summary dan tabel Coefficients.
Sumber: psychstat3.missouristate.edu
Tabel Model Summary berisi nilai r2 (r square) dan tabel Coefficients yang berisi nilai nilai p (Sig). Nilai
p (Sig) berfungsi untuk menentukan apakah Ha diterima atau ditolak. Cara membaca nilai p pada tabel
Coefficients mirip dengan cara membaca nilai pada cross tabs. Nilai yang ≤ 0.5 berarti signifikan.
Sumber: statistics.laerd.com
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam analisis data kuantitatif untuk ilmu sosial, beberapa
analisis yang bisa dilakukan adalah melihat pengaruh, hubungan, dan pengukuran pemusatan serta
persebaran data. Hasil angka tersebut nantinya dapat diinterpretasikan bersama konsep dan konteks yang
digunakan dalam penelitian masing-masing.
Sumber Referensi
Trochim, William M.K. (2006). Descriptive Statistics.
https://www.socialresearchmethods.net/kb/statdesc.php (Diakses pada tanggal 25 Maret 2017).
Sugiono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan r & d. Bandung : Alfabeta
2) Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang baik menurut Fraenkel dan Wallen (1990 : 22) adalah:
a) Masalah harus feasible, masalah tersebut harus dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas,
tidak banyak menghabiskan dana, tenaga, dan waktu.
b) Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah tersebut.
c) Masalah harus signifikan, artinya jawaban masalah yang di berikan harus memberikan kontribusi
terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.
Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai-nilai
keyakinan dan agama. Fancis, Bork, dan Cartens dalam bukunya Proposal Cookbook (dalam
Rakhmat,1998:105) menunjukan lima macam kerangka perumusan masalah yaitu:
a) Penelitian dampak sosial.
Pada penelitian dampak sosial masalah dungkapkan dengan menunjukan masalah sosial yang sedang
terjadi, yang memerlukan perhatian, penaf-siran, dan penyelesaian.
b) Penelitian teoritis.
Pada penelitian teoritis, masalah merujuk pada suatu teori atau salah satu aspek teori yang tidak lagi
memuaskan kita.
c) Penelitian historis.
Pada penelitian historis, pernyataan masalah adalah pengungkapan peristiwa tertentu yang
membangkitkan minat.
d) Penelitian evaluasi
Evaluasi masalah menjelaskan apa yang akan dievaluasi dan mengapa evaluasi itu penting untuk
pengambilan keputusan
e) Penelitian khusus.
Pada penelitian khusus, tidak mengikuti pola penelitian konvesional, masalah mengungkapkan satu
proses, menjelaskan dan menunjukkan makna bagi ilmu, masyarakat atau kemanusiaan.
3) Bentuk Masalah Penelitian
a) Permasalahan Deskriptif
Permasalahan deskriptif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan variable mandiri, yaitu tanpa
membuat perbandingan dan menghubungkan.
b) Permasalahan Komparatif
Yaitu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan suatu variabelpada dua sampel atau lebih.
c) Permasalahan Asosiatif
Yaitu suatu pertanyaan penelitian yang bersifat menghubungkan dua variabel atau lebih.
d) Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
e) Hubungan Interaktif
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
c. Maksud dan Tujuan Penelitian
Pada pembahasan ini diuraikan maksud atau hal-hal yang ingin dicapai, serta sasaran yang dituju oleh
penelitian ini.
d. Kegunaan Penelitian
Uraian kegunaan penelitian merupakan suatu harapan berkaitan dengan hasil penelitian, baik praktis
maupun teoritis.
e. Kerangka Pemikiran
Dalam paparan ini di uraikan cara mengalirkan jalan pemikiran peneliti menurut kerangka teori dan
kerangka konsep yang logis atau menurut “Logical Construct”. Ini berarti menerangkan, dan menunjukan
perspektif terhadap masa-lah tersebut.
Tahap berpikir itu ada tiga tahap, yaitu tahap “conception”, “judgement”, dan “reasoning”.
1) Tahap “conception” merupakan tahap menyusun konsepsi. Masalah itu adalah fakta, meskipun tidak
semua konsep sebagai “determinant” (faktor penentu) dan sebagai “result” (fakta yang ditentukan oleh
faktor). Faktor penentu maupun “result” disebut variabel (peubah); atau “indepedent variable” (peubah
bebas), dan “indepedent variable” (peubah terikat).
2) Tahap “judgement” yaitu tahap menyusun ketentuan. Ketentuan itu biasanya diperoleh dari
peninjauan atau penekunan kepustakaan. Dalam ilmu logika disebut premis mayor (postulase), sedangkan
masalah yang diteliti sebagai premis minornya.
3) Tahap “reasoning” adalah tahap membuat pertimbangan atau membuat argumentasi. Yang menjadi
pertimbangan atau argumentasi adalah menempatkan perkara dari premis minor ke dalam premis
mayornya.
f. Hipotesis
Kesimpulan kerangka pikiran itu diperinci dalam paparan ini, sesuai dengan urutan masalah yang
diidentifikasi.
Rumusan hipotesis tersebut menurut kebanyakan ahli metodologi (sugyono, 2000: 40-41) ada empat
macam:
1) Hipotesis deskriptif yaitu hipotesis yang menunjukan dugaan sementara tentang bagaimana (how)
sesuatu peristiwa, benda atau variabel itu terjadi.
2) Hipotesis argumentasi yaitu hipotesis yang menunjukan dugaan sementara tentang mengapa (why)
sesuatu peristiwa, benda, atau variabel itu terjadi.
3) Hipotesis kerja yaitu hipotesis yang menerka atau menjelaskan akibat dari suatu variabel yang
menjadi penyebabnya.
4) Hipotesis nol atau hipotesis statistik adalah hipotesis yang bertujuan untuk memeriksa
ketidakbenaran sebuah suatu teori yang selanjutnya akan ditolak menurut bukti-bukti yang sah.
1) Bentuk-bentuk Hipotesis Penelitian
Bentuk hipotesis penelitian dikaitkan dengan rumusan masalah penelitian. Ada tiga rumusan masalah bila
ditinjau dari tingkat eksplanasinya, yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif
(perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Maka hipotesis dibagi menjadi tiga yaitu:
a) Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif, yaitu yang
berkenaan dengan variabel mandiri.
Contoh rumusan masalah deskriptif:
Berapa daya tahan lampu pijar merek X?
Seberapa tinggi semangat kerja karyawan di PT Z?
Contoh hipotesis deskriptif:
Daya tahan lampu pijar merek X = 600 jam (H0).
Ini merupakan hipotesis nol, karena daya tahan lampu yang nyata tidak berbeda dengan yang diharapkan
(600 jam).
Hipotesis alternatifnya:
Daya tahan lampu pijar merek X ≠ 600 jam. Tidak sama dengan (≠) ini bisa lebih besar atau lebih
kecil dari 600 jam.
Contoh hipotesis statistik (hanya ada bila berdasarkan sampel).
H0 : µ = 600
Ha : µ ≠ 600 atau > 600 < 600 adalah nilai populasi yang dihipotesiskan/ditaksir.
b) Hipotesis Komparatif
Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya
sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda.
Contoh rumusan masalah komparatif:
Bagaimanakah produktivitas kerja karyawan PT X bila dibandingkan dengan PT Y?
Contoh hipotesisnya disusun seperti:
Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dan PT Y; ATAU terdapat
persamaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dan PT Y (H0).
Hipotesis alternatifnya: Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dan PT Y (Ha).
Produktivitas kerja antara karyawan PT X lebih kecil atau sama dengan (≤) karyawan PT Y (H0).
Hipotesis alternatifnya: produktivitas kerja antara karyawan PT X lebih besar dari (>) karyawan PT Y
(Ha).
Produktivitas kerja antara karyawan PT X lebih besar atau sama dengan (≥) karyawan PT Y (H0).
Hipotesis alternatifnya: produktivitas kerja antara karyawan PT X lebih kecil dari (<) karyawan PT Y
(Ha).
Hipotesis statistik untuk ketiga rumusan itu adalah:
H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
H0 : µ1 ≤ µ2
Ha : µ1 > µ2
H0 : µ1 ≥ µ2
Ha : µ1 < µ2
µ1 = rata-rata produktivitas karyawan X.
µ2 = rata-rata produktivitas karyawan Y.
c) Hipotesis Asosiatif
Adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu menanyakan hubungan antara dua
variabel atau lebih.
Contoh rumusan masalah asosiatif:
Adakah hubungan antara pengawasan melekat dengan efisiensi kerja pegawai di departemen X.
Hipotesis penelitiannya:
Hipotesis Nol: Tidak terdapat hubungan antara pengawasan melekat dengan efisiensi kerja pegawai di
departemen X.
Hipotesis alternatif: Terdapat hubungan yang positif antara pengawasan melekat dengan efisiensi
kerja pegawai di departemen X.
Hipotesis statistik
H0 : p = 0 0 berarti tidak ada hubungan.
Ha : p ≠ 0 tidak sama dengan nol berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol berarti ada hubungan.
p = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.
g. Metodelogi penelitian
1) Tentukan tipe penelitian
Metodelogi adalah studi sistematis mengenai prosedur dan teknik yang berhubungan dengan sesuatu.
Dalam menguraikan metode penelitian pertama-tama harus disebut secara eksplisit tipe penelitian
(mueller,1986:9-12) apa yang akan digunakan yaitu:
a) Descriptive survey (1) cross sectional (2) longitudinal
b) Sampel survey
c) Field studies
d) Case studies of persons
e) Combined survey and case study
f) Prediction Studies
g) Controlled Experiment (1) cross sectional (2) longitudional
Penentuan tipe penelitian sangat penting sebagai pegangan si peneliti agar tidak “kesasar”. Si peneliti
akan menyesuaikan antara prosedur dan teknik dengan tipe penelitiannya termasuk dalam pengambilan
sampel, penetapan unit analisis, cara menganalisis dan menarik generalisasi.
2) Prosedur penarikan sampel
Pada dasarnya prosedur pengambilan sampel diperlukan untuk menekan sejauh mungkin terjadinya bias
dan variabilitas.
Teknik pengambilan sampel yang mungkin memenuhi persyaratan ini ialah simple random sampling
suatu metode yang memberikan peluang sama kepada anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel.
Biasanya dengan bantuan daftar random kemudian memilih nya secara acak (dikocok) kita akan
mendapatakan sampel yang representatif.
Dalam kesempatan ini akan diebutan beberapa tipe sampling (Mueller, 1986: 64-65) yaitu:
a) Simple random. Semua anggota populasi mempunyai peluang sama untuk terpilih sebagai anggota
sampel.
b) Systematic, susun lebih dahulu populasi nya menurut nomor urut,kemudian kita mengambil anggota
sampel berdasarkan pola N/n, artinya (N) dibagi besarnya sampel (n) akan menunjukkan setiap nomor
keberapa dari nomor urut populasi yang kita susun itu ambil sebagai angota sampel.
c) Stratified, (1)proportionate, (2) optimum allocation. (3) disproportionate
d) Cluster, pilih salah satu unit sampel secara random dari kelompok dalam klaster, kemudian susun
menurut kelompoknya dan akhirnya dipilih lagi secara random dengan menggunakan bilangan yang
akurat.
e) Statified cluster, pilih klaster dari setiap unit sampel untuk mengurangi variablitas dari klaster yang
setara.
f) Repetitive multiple sequential, tipe sampling ini diambil dua atau lebih sampel dengan menggunakan
hasil dari sampel yang terdahulu untuk menentukan sampel akhir
g) Judqment, pilih anak kelompok dari suau populasi yang dipandang bisa memberikan informasi dasar
yang diperlukan kemudian ambil sampel dari situ secara akurat
h) Qouta, klasifikasikan populasi menurut karakteristiknya kemudian tentukan secara proporsional
sampel dari masing-masing klasifikasi.
Hal yang tidak kalah penting dalam suatu penelitian sosial ialah menetapkan unit analis yaitu atas dasar
apa kita membuat generalisasi yang disebut eological fallacy, yaitu salah membuat generalisasi kalau unit
generalissi nya individu maka generalisasi organisasi maka dasar pembuatan generalisasi adalah
organisasi.
3) Definisi operasional variabel penelitian
Definisi operasional merupakan rumusan seara operasional tentang variabel penelitian, mulai dari
pengertian variabel, sampai pada keterukuran variabel penelitian itu. Misalnya tingkat pendidikan
responden mencakup pendidikan formal yang pernah dicapai responden dan diklasifikasikan menurut
tidak tamat pendidikan dasar tamat pendidikan dasar dan seterusnya.
4) Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data harus dijelaskna secara eksplisit dalam setiap rancangan penelitian, misalnya
penjelasan tentang data sekunder yang diperlukan dan bagaimana memperoleh data tersebut.
Instrumen penelitian bisa berupa angket, yakni daftar pertanyaan yang terstruktur baik close-ended
maupun open-ended yang disebarkan kepada responden anggota sampel baik via pos maupun kurir.
Angket kuesioner, maupun indepth interview harus mematuhi etika penelitian supaya hasil penelitian
tidak biased agar tidak bias, pertanyaan juga tidak boleh:
a) Suggestive, mengarahkan, memengaruhi, tendesius.
b) Double-barrel, membingungkan responden.
c) Sensitive, umur buat wanita terpelajar biasanya rahasia.
d) Investigative, gaya detektif, gaya interogator
e) Tricky, menjebak
Realiability yang berarti adanya ketepatan, konsisten data yang didapat dari waktu kewaktu. Rehabilitas
berkenaan dengan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian itu.
Validity berkenaan dengan tingkat kecermatan (accuracy) suatu instrumen penelitian. Contoh nyata
mengukur berat orang dengan meteran, mengukur tinggi badan dengan kiloan, artinya data apa yang
diperlukan peneliti dari responden harus ditanyakan secara tepat.
5) Rancangan analisis
Pengertian dasar analisis adalah melakukan decomposition, mengu-raikan sesuatu kedalam bagian yang
membentuk sesuatu itu. Setelah terurai kedalam bagian, kerja sipeneliti selanjutnya ialah membuat
generalisasi, “apa jembatan untuk sampai ke generalisasi? Jawaban nya adalah statistik, jadi statistik
adalah instrumen pembuatan generalisasi. Apakah hanya statistik yang bisa menjembatani kegeneralisasi?
Tidak, jika statistik yang digunakan sebagai instrumen menuju generalisasi maka analisis penelitian itu
disebut kuantitatif, analisis lainnya adalah nonkuantitatif atau bisa dikenal dengan sebutan analisis
kualitatif disini peneliti menyilang temuan empiris nya dengan sumber lain baik sumber pustaka maupun
narasumber (individu).
Metode ini disebut triangulation, yaitu peneliti menguji kebenaran informasi yang diperolehnya dari
lapangan dengan teori yang ada, dokumen pendukung, keterangan orang yang dianggap mengetahui
(informan) kesepa-danan karakteristik dengan populasi lain di tempat lain, data sejarah, dan indikasi
lainnya dianggap punya keterkaitan.
Analisis kuantitatif dengan aplikasi statistik diuji sangat ditentukan oleh level of measurement data yang
dikumpulkan yaitu:
a) Jika level of measurement data yang dikumpulkan adalah nominal (kategorikal), maka statistik yang
digunakan biasanya statistik non-para-metrik
b) Data yang dikotomis atau poliytomis tidak akan punya arti apa-apa jika dicari mean (rataan)-nya.
Misalnya kota, lelaki perempuan, islam non islam, jawa non jawa tidak perlu mencari mean nya karna hal
itu langkah yang sia-sia.
c) Jika level of measurement data yang dikumpulkan adalah termasuk ordinal (peringkat), maka analisis
statistik untuk uji korelasi misal nya digunakan:
c.1. Spearman Rank Order Correlation atau
c.2. Kendal Rank Order Correlation atau
c.3 Chi-Square (Ci Kuadrat) jika hendak mengukur hubungan asosiatif saja
d) Jika level of measurment data yang dikumpulkan adalah interval atau rasio, maka person product
momen correlation bisa dipakai untuk uji korelasi, analisis multivariate dan analisis jalur (path analysis)
bisa digunakan jika independen dan dependen variabel nya lebih dari satu.
Rancangan analisis peneliti harus menjelaskan model analisis yang akan digunakan untuk uji hipotesis
kuantitatif atau secara kualitatif. Meskipun model analisis kuantitatif yang akan digunakan tetapi
eksplanasi (penjelasan). Statistik hanyalah alat untuk menguatkan argumentasi peneliti, demikian juga
model analisis kualitatif tidak akan sepi dari angka jika memang diperlukan.
Akhir uraian bagian metodelogi penelitian ini iaah kisi penelitian yng menyimpulkan dalam sebuah tabel
hal-hal sebagai berikut:
a) Konsep penelitian ini berangkat dari konsep apa (teori apa)
b) Variabel konsep itu diturunkan variabel penelitian X,Z,Y
c) Dimensi sering disebut subvariabel, misalnya partisipasi adaah konsep sebuah ada dasar teorinya.
Dimensi dari partisipasi apa saja? Partisipasi dalam perencanaan, dalam pelaksanaan, dalam pengawasan
dalam pemanfaatan indikatornya apa saja? Tenaga, uang, benda dan pikiran.
d) Indikator, yaitu sesuatau yang mengindikasikan bekerjanya variabel tersebut, dan biasanya
terobservasi dan terukur misal nya variabel media exposure (X) tadi indikator nya ialah frekuensi melihat
atau mendengar. Dari indikator ini kita turunkan item kuesioner, misalnya, “berapa jam didalam sehari
anda menonton siaran Tv swasta?
Kurang dari 1 jam
Antara 1-2 jam
Tidak tentu
Lebih dari 2 jam
e) Jenis data apakah data nominal, ordinal,interval atau rasio.
f) Sumber data apakah primer atau sekunder.
g) Lokasi/ tempat penelitian
Lokasi penelitian bisa jadi laboraturium atau alapangan, karena itu tempat penelitian, diuraikan lengkap
lokasi nya, seperti desa, X, kecamatan X dan kabupaten X serta propinsi X.
h. Jadwal waktu penelitian
Jadwal waktu penelitian waktu penelitian diuraikan menurut fase-fase pekerjaannya sebagai berikut:
1) Fase persiapan dari…. S/d … (misalnya 30 hari)
2) Fase pengumpulan data : dari …. s/d … (misalnya 30 hari)
3) Fase pengolahan data … s/d …. (misalnya 60 hari)
4) Fase pengolahan data : dari … s/d … (misalnya 60 hari)
Lebih terperinci adalah lebih baik.
i. Daftar pustaka
Daftarkan semua kepustakaan yang dipergunakan didalam menyusun usul-an penelitian ini. Tata cara
penyususannya menurut cara yang telah dibakukan oleh setiap pimpinan fakultas atau universitas.
8. Hasil Penelitian
1. Modul Cetak Pembelajaran Fisika
Hasil dari penelitian ini adalah bahan ajar berupa bentuk modul cetak pembelajaran Fisika
untuk satu kompetensi. Modul ini terdiri dari halaman depan (Cover), kata pengantar, daftar isi, pembatas
modul, serta bagian-bagian modul. Adapun bagian-bagian modul tersebut adalah, uraian pencapaian
kompetensi, materi, rangkuman, latihan, kunci jawaban latihan, penilaian latihan mandiri, lembar kegiatan
siswa, serta sumber & bahan bacaan.
Lebih jelasnya Sugiyono (2008) kembali menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif sering disebut dengan
penelitian yang mengacu pada filsafat positivisme yang memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat
diklasifikasikan, relatif tetap, kongkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat.
Sementara penjelasan lebih jelas, saya kutip dari Rinaldoadi menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif
adalah pendekatan mengkuantitatifkan temuan-temuan kedalam angka-angka dan analisis datanya
menggunakan statistik sebagai alat.
Oleh sebab itu kita sering saat di kampus, ada teman memberi tahu bahwa penelitian kuantitatif berkaitan
erat dengan angka-angka dan statistik. dan hal itu benar, karena penelitian ini menggunakan data berupa
angka untuk menguji suatu temuan.
Bagaimana Prosesnya?
Proses penelitian dengan metode kuantitatf yaitu deduktif. Artinya untuk menjawab suatu masalah atau
rumusan teori tertentu di buat hipotesisnya dulu. Selanjutnya hipotesis akan diuji melalui pengumpulan
data yang dilakukan di lapangan.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yang sudah teruji
validitasnya dan reabilitasnya. Setelah data terkumpul kemudian data di analisis dengan menggunakan
statistik. Hasil dari analisis tersebut akan membuktikan apakah hipotesis tersebut terbukti atau tidak.
Dari penjelasan proses di atas maka salah satu tujuan dari penelitian kuantitatif yaitu untuk
membuktikan teori/hipotesis.
Ciri-Ciri Penelitian Kuantitatif
Dikutip dari Sugiyono (2008) Karakteristik dari metode penelitian kuantitatif yaitu:
1. Desain
Spesifik, Jelas, Rinci
Ditentukan secara mantap sejak awal
Menjadi pegangan langkah-demi langkah
2. Tujuan
Menunjukan hubungan antar variabel
Menguji teori
Mencari generalisasi yang memiliki nilai prediktif
3. Teknik Pengumpulan Data
Kuesioner
Observasi/Pengamatan
Wawancara Terstruktus
4. Instrumen Penelitian
Test, Angket, Wawancara Terstruktur
Instrumen yang telah terstandar
5. Data
Kuantitatif
Hasil pengukuran variabel yang telah dioperasionalkan
6. Sampel
Besar
Representatif
Sedapmungkin Random
Ditentukan sejak awal
7. Analisis
Deduktif
Menggunakan statistik untuk menguji hipotesis
Sementara dikutip dari Blog theresia herry menyampaikan bahwa ada 6 ciri-ciri dari penelitian kuantitatif
yaitu:
1. Sampling dilakukan dengan cara asas random.
2. Instrumen sudah dipersiapkan sebelumnya dan tinggal pakai saat di lapangan. Lebih lanjut
instrumen juga harus valid dan reable sebelum mulai digunakan untuk mengambil data.
3. Jenis data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa angka atau diangkakan.
4. Teknik pengumpulan data memungkinkan untuk memperoleh data dalam jumlah yang banyak
namun dalam waktu yang singkat.
5. Teknik yang dominan digunakan untuk analisis data adalah teknik analisis.
6. Sifat dasar penelitian dedukti dan sifat penyimpulan generalisasi.
Kapan Menggunakan Metode Penelitian Kuantitatif?
Mahasiswa menggunakan metode penelitian kuantitatif umumnya saat mau melaksanakan skripsi. Saya
tidak bilang semua loo, karena ada beberapa mahasiswa yang sebelum membuat skripsi banyak
melakukan penelitian dengan menggunakan metode ini. Tapi umumya kan? hehe
Menurut Sugiyono (2008) metode kuantitatif diguanakan apabila:
1. Jika masalah yang merupakan titik tolak sudah jelas
2. Jika peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi
3. Jika ingin mengetahui pengaruh atau perlakuan suatu hal terhadap hal lainnya.
4. Bila ingin menguji suatu hipotesis penelitian
5. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berupa data empiris yang telah diukur.
6. Bila peneliti ingin menguju keragu-raguan terhadap suatu ilmu, teori atau produktertentu.
Langkah-Langkah Metode Penelitian Kualitatif
Seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa sifat dari penelitian ini adalah deduktif.
Masih ingat tidak sama paragraf deduktif. Pragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada
di awal kalimat, sementara kalimat selanjutnya adalah kalimat khusus yang berisikan penjelasan yang
berisikan data untuk mendukung kalimat pertama/utama.
Dalam penelitian kuantitatif hipotesis dibuat terlebih dahulu, untuk kemudian diuji dengan cara
mengumpulkan data dan menganalisisnya dengan statistik. Hasil dari analisis tersebut akan menunjukan
apakah hipotesis diterima atau di tolak.
Mengumpulkan Data
6. Menyimpulkan
Setelah melakukan analisis data, maka tahap terakhir adalah
menyimpulkan. Kesimpulan adalah hasil dari pengujian hipotesis
apakah diterima atau hipotesis di tolek. Kesimpulan di tulis dengan
singkat, padat dan jelas.
Demikian penjelasan tentang langkah-langkah penelitian
kuantitatif. Semoga memeberikan manfaat kepada pembaca, jika
dirasa ada pertanyaan silahkan sampaikan pada kolom komentar
dibawah ini.
SUMBER
Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
https://zanipitoyo.wordpress.com/2008/09/10/96/
http://theresiaherry.blogspot.co.id/2011/04/langkah-penelitian-kuantitatif.html
Cara Membuat Judul Penelitian Kuantitatif yang Baik dan Benar (Contoh Judul Penelitian
Kuantitatif)
Sebelum kita masuk untuk membahas bagaimana cara membuat judul penelitian kuantitatif.
Tentu kita harus paham dulu apa itu penelitian kuantitatif.
Jika dua unsur tersebut sudah kita ketahui, ditambah dengan data objek penelitian kita, maka tanpa kita
harus membuat latar belakang yang panjang kita sudah bisa membuat judul penelitian.
Demikian penjelasan dari kami, jika terdapat kata atau kalimat yang kurang jelas dan menimbulkan
makna tafsiran yang ambigu. Mohon untuk di ingatkan dan diberikan saran.
PENGERTIAN VARIABEL DAN CONTOHNYA
Variabel merupakan objek atau fokus dalam penelitian. Kurang lebih itulah yang kita dapatkan jika kita
mencari definisi dari variabel pada wikipedia (1 Oktober 2017).
Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah; faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan (KBBI
Kemendikbud Online)
Jadi variable itu sebenarnya apa?
Untuk lebih mudah dicerna dan dipahami, saya akan mengatakan bahwa variabel itu pada dasarnya adalah
apa (hal-hal) yang dicari/diamati/diteliti dalam penelitian.
Hampir sama seperti yang dituliskan pada KBBI, Variabel juga dapat disebut sebagai faktor yang
berperan dalam peristiwa atau gejala yang diselidiki dalam penelitian.
Jika penjelasan diatas dirasa masih belum jelas, perhatikan penjelasan pengertian variabel menurut
para ahli.
Pengertian Variabel
SUMBER :
Sugeng, A.Y. 2007. Dasar-Dasar Penelitian. IKIP PGRI Semarang PRESS : Semarang
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Alfabeta : Bandung
https://nadiar.id/empat-variabel-statistik-nominal-ordinal-interval-dan-ratio/
Referensi:
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tim Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas
Negeri Malang
gambar.hubungan variabel
independen,moderator,dependen
3. Rumusan Masalah:
a. Seberapa baik gaya kepemimpinan kepala sekolah yang ditampilkan?
(bagaimana X)
b. Seberapa baik prestasi belajar siswa? (bagaimana Y)
c. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala sekolah dengan prestasi belajar siswa? (adakah hubungan antara X dan
Y) butir ini merupakan rumusan masalah asosiatif.
d. Bila sampel penelitiannya golongan guru golongan III dan IV, maka rumusan masalah komparatifnya
adalah:
1) Adaka perbedaan persepsi antara guru golongan III dan IV tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah?
2) Adakah perbedaan persepsi antara guru gol. III dan IV tentang prestasi belajar murid?
4. Rumusan Hipotesi Penelitian
a. Gaya kepemimpinan yang ditampilkan kepala sekolah (X) ditampilkan kurang baik, dan nilainya paling
tinggi 60% dari kriteria yang ditetapkan.
b. Prestasi belajar murid (Y) kurang memuaskan dan nilainya paling tinggi 65
c. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan prestasi
belajar murid, artinya makin baik kepemimpinan kepala sekolah maka akan semakin baik prestasi belajar
murid.
d. Terdapat perbedaan persepsi tentang gaya kepemimpinan antara gol I, II, dan III.
e. Terdapat perbedaan persepsi tentang prestasi kerja antara guru gol III dan IV.
sumber: Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Berdasarkan gambar di atas maka, dapat diketahui bahwa langkah-langkah untuk menyusun sebuah
kerangka berfikir yaitu:
1. Menetapkan variabel yang Detail
Langkah awal yang harus dilakukan oleh peneliti untuk membuat kerangka berfikir yaitu menentukan
variabel secara detail. Jadi untuk mendapatkan teori apa saja yang nanti akan dicari guna mendukung
terbentuknya kerangka berfikir yang jelas. Peneliti harus menentukan variabel terlebih dahulu.
Caranya yaitu perhatikan judul yang telah kamu buat, di dalam judul tersebut tentukan variabel-variabel
di dalamnya. Apakah hanya ada satu variabel atau lebih dari satu. Tuliskan semua variabel yang kamu
temukan.
Dari situ maka peneliti akan menemukan jumlah variabel dan nama dari variabelnya. Dari variabel
tersebut menjadi titik tolak dalam pengembangan teori.
2. Bacalah Buku dan Hasil-Hasil Penelitian
Ini adlaah langkah yang umum dalam setiap mempelajari suatu hal. begitupun dalam penelitian kita harus
membelaki diri kita dengan berbagai pengetahuan yang relevan dengan penelitian kita. Sehingga langkah
selanjutnya setelah menentukan variabel yaitu membaca buku-buku yang relevan dengan penelitian
(variabel).
Bacaan-bacaan tersebut dapat kita peroleh dari buku teks, buku online, ensiklopedia, jurnal, dan hasil-
hasil penelitian seperti skripsi, tessis, dan disertasi.
3. Memberikan Penjelasan Teori-Teori yang ada pada kerangka berfikir
Pada tahap satu, kita sudah menentukan variabel-variabel secara detail. Dari variabel tersebut ditentukan
pula teori-teori yang mendukung varibel tersebut. Berdasarkan hal tersebut pada tahap ketiga peneliti
diminta untuk menjelaskan teori-teori yang ada pada kerangka berfikir.
Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel penelitian. Tahapan berpikir
deduktif meliputi tiga hal yaitu:
1. Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari
konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah dinyatakan benar).
2. Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan
(mendukung atau menentukan masalah akibat pada konsep atau variabel dependen).
3. Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada
teori, berlaku pula bagi hal-hal yang khusus
4. Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti.
Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh jawaban atas
rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau hasil-
hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan penelitian.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena argumen teoritis sebagai upaya untuk memperoleh
jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara
atas rumusan masalah penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah
jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis).
5. Merumuskan model penelitian.
Model adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka teoretis yang diragakan dalam
bentuk diagram dan atau persamaan-persamaan matematik tertentu. Esensinya menyatakan hipotesis
penelitian. Sebagai suatu kontruksi kerangka pemikiran, suatu model akan menampilkan: (a) jumlah
variabel yang diteliti, (b) prediksi tentang pola hubungan antar variabel, (c) dekomposisi hubungan antar
variabel, dan (d) jumlah parameter yang diestimasi.
Contoh kerangka Berfikir Dalam Penelitian
Judul Penelitian :
Kerangka Berfikir
Penggunaan media pembelajaran quipper school di SMP Negeri 4 Semarang digunakan untuk membantu
guru dan siswa melakukan pembelajaran dimana saja dan kapan saja. Aplikasi E-learning ini membantu
siswa dalam mengakses materi, soal bahkan ujian sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh guru, berikut
merupakan alur kerangka berfikir dari teori yang ditetapkan oleh peneliti.
Menurut Buku Metode Penelitian Pendidikan karangan Prof. Dr. Sugiyonolangkah-langkah penelitian dan
pengembangan dijelaskan sebagai berikut :
1. Potensi dan masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didaya gunakan akan memiliki nilai tambah.Sedangkan masalah
dapat dijadikan potensi apabila kita dapat mendayagunakannya.
2. Mengumpulkan informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara factual, dan up to dateselanjutnya perlu dikumpulkan
berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang diharapkan dapat
mengatasi masalah tersebut.
3. Desain produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan bermacam-macam.Dalam bidang teknologi,
orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia adalah produk yang
berkualitas, ergonomis, dan bermanfaatganda.
4. Validasi desain
Merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal inimetode mengajar baru
secara rasional akan lebih efektiv dari yang lama atau tidak.Dikatakan secara rasional, karena validasi disini
masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional,belum fakta lapangan.
5. Perbaikan desainYang
Bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk yang lebih bagus.
6. Uji coba produk
Dalam bidang pendidikan, desain produk seperti metode mengajar baru langsungdiuji coba, setelah
divalidasi dan direvisi
7. Revisi produk Pengujian efektifitas metode mengajar baru pada sampel yang terbatas
tersebutmenunjukkan bahwa metode mangajar baru lebih efektif dari pada metode lama.
8. Uji coba pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yabg tidak
terlalu penting selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru diterapkan dalamlingkup lembaga
pendidikan yang luas.
9. Revisi produk
Dilakukan apabila dalam pemakaian dalam lembaga pendidikan terdapat kekurangandan kelemahan.
Dalam uji pemakaian sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal
ini adalah metode mengajar.
10. Pembuatan produk masalBila produk yang berupa metode mengajar baru tersebut telah dinyatakan
efektif dalam beberapa kali pengujian maka meode mengajar baru tersebut dapat diterapkandalam setiap
lembaga pendidikan
sumber : http://www.academia.edu/4807929/Penelitian_dan_Pengembangan_Dec19_Rate_This
Puyeng dengan skripsi atau tugas akhir? Jangan kuatir, semua orang memang pernah
mengalaminya. Nikmati dan warnai kehidupan akhir kampus dengan membuat tugas
akhir yang bagus dan berkualitas. Sayang empat tahun proses pembelajaran kita kalau
diakhiri dengan tugas akhir berkualitas rendah atau bahkan mengotorinya dengan
membajak skripsi orang lain. Tugas akhir itu secara umum seharusnya berupa
penelitian, meskipun beberapa jurusan ada yang mensyaratkan cukup dengan desain
produk. Seri artikel ini sifatnya wajib dibaca bagi mahasiswa yang sedang
mengerjakan tugas akhir
Sedikit mengulang dari apa yang saya tulis di artikel tentang hakekat kebenaran dan hakekat penelitian.
Hakekat penelitian bagaimanapun juga adalah untuk “memecahkan masalah yang dihadapi”. Penelitian
adalah terjemahan dari bahasa Inggris “research” yang secara bahasa mengandung makna: re (kembali)
dan to search (mencari). T. Hillway merangkumkan definisi penelitian adalah “studi yang dilakukan
seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh
pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut”.
Sebelum melangkah lebih jauh, kita diskusi dulu tentang jenis penelitian. Intinya jenis penelitian bisa
dilihat dari beberapa sudut pandang.
1. Tingkat Penerapan (Penelitian Dasar, Penelitian Terapan)
2. Jenis Informasi Yang Diolah (Penelitian Kuantitatif, Penelitian Kualitatif)
3. Perlakuan Terhadap Data (Penelitian Konfirmatori, Penelitian Eksploratori)
4. Tujuan (Penelitian Deskripsi, Penelitian Korelasi, Penelitian Eksperimen)
Kalau kita gambarkan hubungan dan himpitan antara jenis penelitian, bentuk mudahnya akan seperti
dibawah (ditulis ulang dari Ronny Kountur, 2007) . Secara umum, setiap penelitian memberi efek
kecenderungan ke jenis dibawahnya. Contoh, penelitan deskripsi itu biasanya kualitatif dan sifatnya
eksplanatori. Sebaliknya penelitian eksperimen dan korelasi biasanya pengolahan datanya kuantitatif, dan
sifatnya konfirmatori.
akhir mahasiswa ). Karena keterbatasan waktu bimbingan tugas akhir, saya biasanya menyisipkan
materi tentang penelitian tugas akhir, metodologi penelitian, penentuan tema, dan diskusi progress report
penelitian tugas akhir pada mata kuliah yang saya ajar. Mahasiswa saya minta menyusun proposal
penelitian kemudian mempresentasikan di depan mahasiswa lain pada mata kuliah Object-Oriented
Programming, Software Engineering, Object-Oriented Analysis and Design, Software Construction and
Testing, dsb. Untuk teman-teman mahasiswa yang mengikuti mata kuliah saya di konsentrasi Game
Technology, saya memasukkan materi penelitian beserta progress reportnya di seluruh mata kuliah Game
Technology yang saya ajar.
Supaya tidak bingung dengan penjelasan tentang Kerangka Pemikiran, berikut saya berikan contoh
Kerangka Pemikiran dari tiga penelitian di bidang computing, khususnya peminatan Software
Engineering dan Game Technology.
Panah berwarna merah bergaris tebal menunjukkan urutan tahapan penelitian (panah alur), sedang panah
berwarna merah-kuning tipis menunjukkan logika berpikir (panah logika). Misalnya pada contoh pertama,
masalah “anak autis yang kesulitan dalam berkomunkasi”, diselesaikan dengan pendekatan ABA dan AAC.
Sedangkan masalah “terbatasnya waktu terapi di klinik”, diselesaikan dengan approach teknologi mobile.
Sekali lagi, panah logika bisa dibuat karena ada landasan teori dari sumber referensi yang shahih dan
dipercaya (journal ilmiah, buku ilmiah, conference proceeding, dsb).
1. KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN GAME SIMULASI UNTUK ANAK AUTIS