BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
pada bentuk yang sama.Dalam gagasan Dahri, tradisi ialah suatu kebiasaan
dan khitanan.
Rewangan pada kajian ini aktivitas para wanita tetangga yang menolong di
Interaksi sosial ialah kaitan sosial yang dinamis, berupa kaitan antara
individu yang satu sama individu lainnya, antara kelompok yang satu sama
1
Wilbert Moore pada Robert H Lauer, Perspektif mengenai Perubahan Sosial, (Jakarta:
Bina Aksara, 2005) h.4
2
Pardi Suratno, dkk. Kamus Jawa Indonesia, (Yogyakarta: IQ Wacana, 2004), h.187
2
yang dimaksud di sini ialah warga Kelurahan Gunung Terang, yang saling
Warga ialah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup sebab alur
warga. Warga terbentuk hasil interaksi yang berlangsung antar individu. Pada
sama hidup warga.3 Warga yang dimaksud ialah warga Kelurahan Gunung
Terang yang berinteraksi satu sama lain saling tolong menolong pada
kehidapan berwarga.
Maksud dari judul ini ialah kebiasaan yang sudah ada turun temurun
ketika ada hajatan yakni pernikahan dan khitanan pada warga Kelurahan
Alasan Kajian memilih judul diatas selaku judul kajian ialah seperti
ini :
1. Alasan Objektif
luhur yang masih ada di perdesaan ini pun sudah mulai dipengaruhi
3
Soetono, Pemberdayaan Warga: Mungkinkah Muncul Antitesisnya?, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), h. 135
3
2. Alasan Subjektif
a. Judul ini punya keterkaitan dengn progrm studi yang sedang ditempuh
dan punya akal dan budi. Kebudayaan yang sangat mengutamakan antara
orang sama sesamanya, pada tindak tanduk orang yang hidup pada suatu
orang senior dan atasan. Pada suatu kebudayaan serupa akan sangat merasa
tetangganya dan sesamanya yakni suatu hal yang dianggap sangat pokok pada
hidup.4
4
Rahman, A. A, Psikologi Sosial : Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan
Empirik,(Depok : PT. Grafindo Persada,2003), h. 76
4
Kejadian pernikahan ada sebagian rangkaian tradisi yang sangat erat yakni
tempat hajatan tetangga mereka itu sama maksud menolong pemilik hajatan
ini sulit ditemukan di kota-kota besar. Warisan luhur yang masih ada di
perdesaan ini pun sudah mulai terkontaminasi oleh gaya modern dan
Bandar Lampung.6
Rewang selaku modal sosial dari adanya kaitan antar orang dan
sekaligus selaku sarana orang supaya lebih lanjut menaikan kwalitas kaitan
ini. Modal sosial juga bisa dibangun atau bermula dari kaitan berasaskan
kesukarelaan. Modal sosial bermula berkat kaitan baik individu di warga itu.
lah hangat di mana warga tidak memilah atau memilih-memilih sama suku,
menjunjung sifat solidaritas, alur tolong menolong yakni hal yang sudah biasa
kerabat, teman dan orang-orang yang mereka kenal supaya menghadiri acara
pengeluaran supaya acara akan makin besar di sisi lain sumbangan akan
makin besar. Modal yang paling besar bagi seorang yang menggelar
orang lain.8
hajatan menolong mendirikan tenda serta bisa menikmati jamuan kopi, kue
7
Wawancara bersama Bapak Joko selaku warga RT 08 Kelurahan Gunung Terang tanggal
05 Mei 2020
8
Geertz, Clifford. Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi pada Kebudayaaan Jawa,
(Depok:Komunitas Bambu, 2014),h. 146
6
catering bukan diterjemahkan pemakaian jasa secara besar dan mewah, akan
tetapi juga bisa dikerjakan secara kecil dan sederhana. Perilaku warga yang
dan serba praktis yang secara tidak langsung hal itu sudah menggeser
kuantitas rewangan.10
Hasil pra survey pengkaji menemukan hal yang menarik berupa masih
adanya tradisi rewangan yang masih mengikuti adat dan toleransi bertetangga
namun permasalahan pada kajian ini tradisi rewangan yang sudah ada
bercampur sama tradisi modern berupa adanya jasa cettring. Beranjak dari
Bandar Lampung.11
D. Fokus Kajian
Fokus kajian yakni penetapan area spesifik yang akan diteliti. Kajian
Bandar Lampung. Kajian ini terfokus pada tradisi rewangan yang masih ada
pada warga kelurahan Gunung Terang walaupun sudah banyak catering dan
9
Wawancara sama Ibu Sumarni, selaku anggota Kelompok Rewangan RT 06 Gunung
Terang Bandar Lampung 03 April 2020
10
Parwoto, Dampak Globalisasi Berita dan Komunikasi pada Hidup Sosial Budaya,
(Timor-Timor: Depdikbud, 2007), h.381.
11
Wawancara sama RT 11 Bapak Suparin selaku RT Kelurahan Gunung Terang, tanggal 05
April 2020
7
Lampung. Fokus pengkaji yakni warga yang masih ada memakai tradisi
E. Rumusan Permasalahan
yang di kandung pada Rewangan jadi hal yang menarik, pengkaji akan
Bandar Lampung ?
F. Target Kajian
G. Signifikan Kajian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
H. Tinjauan Pustaka
Kampar”, Karya ilmiah Sri Puspa Dewi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
adat Jawa dan melihat sudut pandang dari tradisi rewangan pada saat
baru pada dihidup pedesaan, sedangkan perbedaan pada kajian saat ini
Gunung Terang.
Rangka Mengikuti Perubahan Zaman Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Lampung.
I. Metode Kajian
Berasaskan jenisnya, kajian ini yakni kajian kualitatif. Kajian kulitatif ialah
dan lain-lain, secara holistik dan sama cara deskripsi pada bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan sama memanfaatkan
a. Pendekatan Kajian
12
Lexy, J, Meleong, Metode Kajian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), h.
11
13
Ibid. h. 20
11
Lampung.
b. Prosedur Kajian
membikin ikhtisar yang akan diceritakan pada orang lain. Pada kajian
pada kajian.
a. Populasi
data yang jadi atensi kita pada suatu ruang lingkup dan waktu yang
b. Sampel
yakni bagian dari jumlah dan krakteristik populasi dari suatu yang jadi
mungkin mempelajari seluruh yang ada pada populasi. Maka dari itu
16
Margono S, Metodologi Kajian Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 118.
17
Zariah, Selaku Ketua Rewangan Gunung Terang Wawancara, Pada tangal 25 Juli2020
18
Ibid, h.17
13
topik kajian.20
Terang mulai dari Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan juga remaja yang aktif
Selamet)
wawancara, dan dokumentasi. Metode ini dipakai supaya tahu data yang
19
Amri Darwis, Metode Kajian Kependidikan Islam (Jakarta: Rajawali Pers 2014), h.45
20
Nanang Martono, Metode Kajian Sosial Pola-Pola Kunci (Jakarta: Raja
GrapindoPersada,2015) h.318
14
a. Pengamatan
b. Interview (wawancara)
Metode interview yakni alur tanya jawab lisan antara dua orang
atau lebih berhadapan secara fisik yang satu bisa melihat muka dan
21
IdrusMuhammad. Metode Kajian Ilmu Sosial. Ed.2. (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 101
22
Sutrisno Hadi, Metode Research, (Jogyakarta: Fakultas Pisikologi UGM,2016), h.142
15
c. Dokumentasi
a. Reduksi Data
23
Sutrisno Hadi, Metode Kajian Jilid II, (Yogyakarta: Andi Offset, 2006), h. 233
24
Lexy J. Moleong, Op.Cit, h. 247
16
b. Penyajian Data
paparan teks yang bersifat narasi, Selain narasi teks, penyajian data
juga bisa berupa bagan, grafik, denah, dan tabel. Target dari
c. Verifikasi Data
Langakah ini ialah berupa penarikan ikhtisar apabila ikhtisar
5. Penarikan Ikhtisar
pada suatu objek tertentu sama bertitik dari amatan hal-hal yang bersifat
global, lalu menarik ikhtisar yang bersifat khusus. Dari analisa dan
25
Sugiyono. Metodologi Kajian Kualiatatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2011), h.140
26
Imam Suprayogo, dan Tobroni, Metodologi Kajian Sosial Agama,(Bandung: PT
RemajaRordakarya, 2001), Cet Ke-1. h. 195.
17
BAB II
1. Tradisi Rewangan
kebudayaan adalah semua hasil cipta, rasa, karsa, dan karya manusia
budaya yang merupakan bentuk jamak dari kata budi yang berarti
alam lain. Iaberkembang menjadi satu sistem, memiliki pola dan norma
dengan cepat dan tepat, serta sangat menghemat pihak keluarga yang
itu, Rewangan juga menciptakan ikatan morilyang lebih erat, baik antar
3
Ritzer George dan Goodman, Teori Sosiologi; Dari Teori Sosiologi Klasik
SampaiPerkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern, (Yogyakarta: Kreasi Wac, 2009), h.
102
4
Ibid, h.80
20
individu yang lain atau hubungan antar keluarga diatur dan diikat oleh
5
Ibid, h.57
6
Dewi, Sri Puspa. Tradisi Rewangan Dalam Adat Perkawinan Komunitas Jawa. Jom
Fisip Vol. 2, No. 2, 2015.
7
Geertz, Cliford, Keluarga Jawa. (Jakarta: Grafiti Pers, 2005), h. 17
21
warga masyarakat harus mematuhi sistem nilai yang berlaku, kalau tidak
mengikutinya karena ada hal yang penting biasa orang tersebut akan
sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tersedia. Jika kita lihat lebih
ibu-ibu, serta remaja putra dan putri. Setiap kelompok ini biasanya sudah
8
Ibid, h.143
22
sebagainya
sebagainya.9 Usaha catering adalah suatu usaha dalam bidang jasa boga
9
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2005), h. 103.
23
penting”.
10
Ibid,h. 34
11
Foster, George M dan Barbara Gallatin Anderson, Antropologi Kesehatan. Penerjemah
Priyanti Pakan Suryadarma dan Meutia F. Hatta Swasono, (Jakarta: UI Press, 2013), h.52
24
menantang untuk dirubah diantara semua kebiasaan, karena apa yang kita
tersebut sudah terbentuk sejak usia muda.12 Dalam kajian antropologi ada
pelengkap”.
a) Kelompok Rewangan
12
Ibid, h.62
13
Ibid, h.68
25
b) Juru Masak
oleh sang pemilik hajat untuk bekerja membantu pada bagian dapur
c) Catering
14
Esten Mural, Tradisi dan Perubahan (Yogyakarta: Angkasa Raya, 2000), h. 126
26
dapat juga berupa makanan lengkap untuk satu kali makan atau lebih,
15
Doddy Pamuji. Antropologi Praktis Usaha Katering. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1994. h. 97.
16
Ibid, h.102
27
1. Definisi Masyarakat
yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Berikut ini beberapa
pada warganya
tersebut adalah :
serta daya tahannya untuk menghadapinya seperti dalam kondisi hari besar
tidak statis tetapi akan selau berubah (dinamis), kondisi inilah yang disebut
adalah society yang berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan.
Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut
26
NarwokoJ. Dwi dan Suyanto Bagong, Sosiologi: Teks Pengantar & Terapan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2017), h. 180
27
Muhammad Barowi dan Suyono, Memahami Sosiologi (Surabaya : Luthfansah
Mediantama, 2004), h. 40
30
yangbersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
2) Adat istiadat,
3) Kontinuitas waktu,
harmonis kaya dengan solidaritas dan saling menghagai suku, ras dan
suatu kebudayaan yaitu tradisi “Rewangan”, tetapi tradisi yang sudah ada
2. Interaksi Sosial
yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan
kelompok.
dua, yaitu ciri fisik dan penampilan.19 Ciri fisik adalah segala sesuatu
yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin,
usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk
mempunyaiaturan tertentu.
dan bermasyarakat.21
20
George Ritzer, Op. Cit h. 293.
21
Ibid. h. 294
33
seperti acara hajatan atau khitanan untuk membantu baik itu materi
b. Makna tersebut berasal dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain.
Maksudnya adalah makna bukan muncul atau melekat pada sesuatu atau
objek secara alamiah. Makna muncul dari hasil proses negosiasi melalui
proses pemaknaan.
22
Wawancara bersama Yunita Sari selaku Ketua rewang RT 07 Kelurahan Gunung Terang
tanggal 03 Mei 2020
30
Soeprapto Riyadi. Interaksionisme Simbolik: Perspektif Sosiologi Modern. (Averroes
Press : Pustaka Pelajar, 2002), h. 54-88
34
kita.
manusia dari binatang. Berfikir menurut Mead adalah suatu proses dimana
individu memilih yang mana diantara stimulus yang tertuju kepadanya yang
mempergunakannya.
31
Ibid. h. 61
32
Ibid. h. 90-94
35
Menurut Emile Durkheim perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-
ketergatungan yang amat besar dengan orang dan kelompok lain. Karena
33
Abdulsyani, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. (Jakarta : Bumi Aksara. 1992), h.
10-40
34
Pip Jones, Pengantar Teori-teori Sosial ; Teori Fungsionalisme Hinga Pos Modernisne
(Cet.II ; Jakarta : yayasan Pustaka obor Indonesia, 2010), h. 46-52
36
yang dimana hubungan yang dibangun atas dasar hubungan pekerjaan dan
kebutuhan materi.
perubahan sosial sebagai “perubahan penting dari struktur sosial”, dan yang
sosial didefinisikan sebagai variasi atau modifikasi dalam setiap aspek proses
sosial, pola sosial, dan bentuk-bentuk sosial, serta setiap modifikasi pola antar
(naturaly), gradual, bertahap, serta tidak pernah terjadi secara radikal atau
dan penilaian orang terhadap apa yang ada. Menurut MacIver, perubahan
35
Wilbert Moore dalam Robert H Lauer, Perspektif tentang Perubahan Sosial, (Jakarta:
Bina Aksara, 1989), h. 4.
36
Roy Bhaskar dalam Agus Salim, Perubahan Sosial (Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi
Kasus Indonesia),(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002), h. 20.
37
tindakan mereka).
2. Bentuk-Bentuk Perubahan
37
Ibid. h. 24
38
direncanakan.
yang letaknya di luar masyarakat lain atau dari alam sekitarnya; antara
lain. 39
38
Phil. Astrid dan S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan sosial, (Yogyakarta:
Bina Cipta, 1992), h. 157.
39
Pudjiwati Sajogyo, Sosiologi Pembangunan. (Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP,
2001), h.125.
39
dan mecancang model perilaku sosial dan ekonomi. Asumsi dasar teori
prototipenya. Coleman lebih suka bekerja pada level ini karena beberapa
alasan, termasuk fakta bahwa biasanya data dikumpulkan pada level individu
sistem. Alasan memilih fokus pada level individu adalah bahwa individulah
“orang bertindak secara sengaja untuk mencapai suatu tujuan, dengan tujuan
konseptualisasi yang lebih tepat tentang aktor rasional yang berasal dari ilmu
40
George Ritzer, Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi (Bantul : KRESI WACANA,
2012), h. 480
41
Ritzer, George dan Goodman, Teori Sosiologi; Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai
Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern.(Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2009), h. 478-
479.
40
BAB III
KELURAHAN GUNUNG TERANG KOTA BANDAR LAMPUNG
DAN TRADISI REWANGAN
A. Profil Kelurahan Gunung Terang Kota Bandar Lampung
Lampung
Kecamatan Langkapura.
Gambar 1.
Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Gunung Terang
a. Visi
Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur sehat sejahtera,
lingkungan.
43
b. Misi
seimbang.
keluarga.
menabung.
Gambar 2.
Struktur Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat
(BBGRM)Gunung Terang.
daerah kelurahan Gunung Terang mempunyai luas 220 Ha dan tinggi rata-
45
rata dari permukaan laut 300 m. Adapun jarak dari kelurahan Gunung
Tabel 1.
Batas - Batas Wilayah Kelurahan Gunung Terang
No. Batas Desa/ Kelurahan
1. Utara Rajabasa
2. Selatan Segalamider
4. Barat Langkapura
Sumber : Dokumen Kelurahan Gunung Terang 2019
Lampung
Terang pada tahun 2019 adalah sebesar 9.864 jiwa. Jika dilihat
Tabel 2.
Jumlah Penduduk kelurahan Gunung Terangberdasarkan Jenis
Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Jiwa Persentase (%)
1. Laki-Laki 5.040 51,09%
2. Perempuan 4.824 48,91%
Jumlah Penduduk 9.864
Sumber : Dokumen Kelurahan Gunung Terang 2019
Terang.
Tabel 3.
Keadaan Penduduk berdasarkan Agama
No. Agama Jumlah Persentasi (%)
1. Islam 4.895 97%
2. Kristen 59 1,19%
3. Katolik 41 0,81%
4. Hindu 30 0,59%
5. Budha 21 0,41%
Jumlah Keseluruhan 5.046 100%
Sumber : Dokumen Kelurahan Gunung Terang 2019
Mayoritas : Islam
Tabel 4.
Keadaan Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 5.
Tabel 6.
48
Gambar 3.
Stuktur Organisasi UP2K PKK Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga Kelurahan Gunung Terang
Kecamatan Langkapura
Tabel 7.
Bandar Lampung
menurut tokoh masyarakat tradisi ini sudah dipakai sejak nenek moyang
mereka ada. Awal mula rewang di Kelurahan Gunung Terang ini ketika ibu-
ibu secara spontan ikut membantu tetatangganya jika ada hajatan atau
Tradisi rewangan dalam adat jawa pada saat pesta pernikahan dan
menilai sebagaimana seharusnya yang di lakukan apa bila ada warga yang
dan khitanan.
1
Wawancara dengan Sulistiawati selaku anggota Rewang RT 02, tanggal 28 Juli 2020 di
Rumah warga di Kelurahan Gunung Terang.
51
rewangan pada saat adanya pernikahan atau acara besar lainnya. Kegiatan
lain atau satu kelompok manusia dengan kelompok yang lain, bagaimana
Terang sudah sejak lama turut andil membantu dan mensukseskan acara
2
Wawancara dengan Selamet Selaku Tokoh Masyarakat, tanggal 26 Juli 2020 di Rumah
Tersebut di Kelurahan Gunung Terang.
52
Jika di lihat lebih jauh lagi, anggota masyarakat yang terlibat terdiri
dari bapak-bapak, ibu-ibu, serta remaja putra dan putri. Setiap masyarakat ini
saja). Kaum bapak-bapak lebih banyak mengambil bagian dalam bidang yang
dan lain sebagainya. Dan kelompok ibu-ibu serta remaja putri lebih banyak
Disamping itu juga saat ini tradisi rewang terjadi pergeseran makna
dan jasa juru masak dalam hajatan paket penyewaan barang-barang keperluan
3
Novitasary, Strategi Mengatasi Biaya Hajatan Dalam Rangka Mengikuti Perubahan Zaman
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Dusun IX Kuini. Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik. Vol. 1, Universitas Sumatera Utara, 2018 h. 55-58
4
Wawancara dengan bapak Hasanuddin selaku Tokoh Masyarakat, di tempat Pernikahan di
Kelurahan Gunung Terang, tanggal 23 Juli 2020
53
yang ingin ketertarikan pada kepraktisan dan memiliki kondisi ekonomi yang
memungkinkan.
banyaknya jasa catering yang ada diperkotaan, dampak positif dan negatif
pasti ada karena sifat yang modern dan kepraktisannya membuat masyarakat
rekan dalam pelaksaannya. 32 Jasa catering ini fokus kepada acara pernikahan
dan khitanan.
kondisi ekonominya menengah keatas. Jasa catering atau juru masak ini
catering ini hanya menawarkan jasa pinjam peralaratan masak. Namun di era
globalisasi ini Jasa Catering mengambil alih semua nya, mulai dari juru
5
Wawancara dengan Mbah Poniman warga RT 03, tanggal 03 Agustus 2020
32
Sri Loebis, Bisnis Laris Catering, Jakarta : Kriya Pustaka, 2010, h. 3
54
masyarakat setiap ada yang hajatan dan khitanan tanpa di undang masyarakat
datang untuk memberi bantuan yang sifatnya materi maupun immateri. Kini
jasa catering dan membuat kesepakatan harganya mulai dari dekor, juru
tinggal di Gunung Terang dan ada juga sebagian masyarakat tetap yang
7
Wawancarai dengan ibu Sumarni selaku pemilik Jasa Catering, 08
Agustus 2020.
55
saling bekerja sama, saling membantu sesama tetangga dan lain-lain. Tradisi
yang datang baik itu ibu-ibu, bapak-bapak dan remaja. Bentuk percakapan,
bentuk perekat sosial yang ada dimasyarakat dimana tetangga hadir dan
sangat membantu tuan rumah karena sumbangan sembako mulai dari beras,
ayam, air mineral, minyak, sayuran dan berupa uang dan lain-lain merupakan
8
Pardi Suratno, dkk. Kamus Praktisan Jawa Indonesia. Yogyakarta: IQ Wacana, 2004. H.
187
9
Amri Marzali, Antropologi dan Pembangunan Indonesia, Jakarta : Kencana, 2009, h.
146
56
sia-sia, tetapi ada yang mereka harapkan dari pemberian tersebut, yaitu
pengembalian atas apa yang sudah mereka beri kepada sang pemilik hajatan
untuk mengembalikan apa yang mereka beri saat mereka ingin melaksankan
Opo yang aku kek’i karo tetonggoku opo dulor ku, iki iku sakjane dadi
celenganku. Wes ditolong wong waktu susah. Opo sala’e kita bantu wong
iku juga, urep bertetonggo harus saling tolong menolong, yo walaupun ada
pengharapan untuk dibalaekke. Tapi niat awal yo membantu seng susah. 10
Kutipan diatas menjelaskan bahwa apa yang sudah kita beri kepada
tetangga kita saat membantunya. Itu merupakan hal yang harus dikembalikan
suatu saat nanti ketika tetangga, kerabat dan keluarga ada memiliki acara
Walaupun arisan ini tidak merata di masyarakat, tetapi arisan ini masih
berjalan sampai sekarang seperti saya kutip dari wawancara saya dengan ibu
Zariah.
Sebenarnya arisan ini tidak semua warga ikut tetapi hampir sebagian
RT 11 dan 12 ibu-ibunya mengikuti arisan ini, karena arisan ini juga
berguna ketika ada anggota yang kedapatan sedang ingin melangsungkan
acara hajatan, warga tersebut sudah bisa diringankan dengan kedapatan
10
Wawancara bersama ibu liza selaku Ketua Rewangan RT 11, tanggal 08 Juni 2020
57
arisan berupa belanjaan untuk acara hajatan atau khitanan tersebut. Tetapi
warga tersebut menghubugi ketua 2 minggu sebelum acara tersebut. 11
Kutipan diatas menjelaskan diatas bahwa para warga bisa
menyewa alat musik dangdut serta ada penyanyi atau bisa disebut oleh
kalangan anak muda biduan. Ada juga sebagian warga yang menyewa tukang
dekor untuk mendekor kursi pengantin dan kursi pihak orang mertua agar
acaraa hari H, dan juga ada warga yang menyewa Jasa Cattering untuk
Lingkungan I.12
instan dan modern semua dikerjakan oleh pemilik catering sedikit membuat
11
Wawancara bersama ibu Zariah Selaku Ketua Kelompok Rewangan RT 12, tanggal 10
Juni 2020
12
Wawancara bersama Pak Didi Supriardi Ketua Lingkungan I Kelurahan Gunung Terang,
tanggal 10 Juni 2020
58
apabila ada perayaan atau acara istimewa. Sekarang, kebiasaan ini sudah
13
Opcit, Sri loebis, h. 15
14
Wawancara bersama Ibu Mardianan Selaku Kelompok Rewang RT 07 Kelurahan Gunung
Terang, tanggal 25 Mei 2020
59
tempat tinggal, oleh karena itu pihak keluarga memerlukan biaya yang cukup
besar.
lama Kelurahan Gunung Terang dan juga berperan aktif dalam tradisi
rewangan.
Dengan gotong royong suatu kegiatan atau pekerjaan akan terasa lebih ringan
dari pada di kerjakan secara sendiri. Kegiatan saling membantu pada saat
adanya acara pernikahan dalam suatu masyarakat dapat menjadi modal sosial
sosial).
masyarakat berperan efektif sebagai hubungan antar etnis, suku dan agama,
mereka saling berinteraksi satu sama lain, saling bertukar pendapat, dan lain
15
Wawancara bersama Ibu Nuriah warga lama RT 08 selaku anggota kelompok rewang
Kelurahan Gunung Terang tanggal 28 Mei 2020
60
menjadi kenal, tradisi rewang sebagai nilai sosial dan perekat sosial
melibatkan orang banyak untuk saling bekerja sama dan untuk menyatukan
BAB IV
TRADISI REWANGAN WARGA KELURAHAN GUNUNG TERANG
Orang ialah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang
lain, sebab sifat orang yang seperti itu maka pada hidup warga ada kelompok-
kelompok sosial baik itu dari etnis yang sama, agama yang sama, budaya
yang sama maupun suatu pekerjaan yang sama dan saling berinteraksi supaya
saling bekerja sama, saling menolong sesama tetangga dan lain selakunya.
tidak hanya menolong pihak yang pernikahan atau khitanan, warga pun
baik itu ibu-ibu, bapak-bapak dan remaja. Adanya tradisi rewangan pihak
pernikahan atau khitanan sangat terbantu sebab sumbangan berupa tenaga dan
materi pun dilancarkan oleh warga sekitar, supaya meringankan tuan rumah
yang cendrung represif di mana ada yang melanggar maka akan dikenai
62
fokus pada pendekatan solidaritas organik selaku system ikatan bersama yang
2. Makna itu asalnya dari interaksi sosial seorang sama orang lain.
berlangsung.
yang ada pada tradisi, maksudnya ialah orang bertindak bersikap pada orang
lainnya pada dasarnya dilandasi atas pemikiran yang mereka kenakan pada
pihak lainnya. Hasil dari interaksi individu itulah yang jadi pertimbangan dan
pemaknaan pada tradisi rewang berubah. Hingga warga pendatang yang ada
diwarga yang diakibatkan oleh interaksi sosial dan pilihan individu sendiri
berpatisipasi pada pernikahan, tokoh warga, dan pemilik jasa catering dan
rasionalnya untung rugi dan bisa mempengaruhi ruang lingkup system warga
secara luas. Pilihan-pilihan rasional individu (mikro), itulah yang yakni titik
yang bisa membikin jaringan perubahan dan pergeseran secara luas”. Coleman
pun menegaskan berawal dari hal yang kecil perubahan akan terjadi. Sebab
cara pilihan individual ini selanjutnya mengubah jadi besar dan meluas
(makro).
supaya memberi sumbangan baik tenaga maupun uang membikin tuan rumah
64
yang melaksanakan resepsi pernikahan mencatat dan ketika suatu saat nanti
yang menyumbang itu punya pernikahan supaya anaknya, tuan rumah yang
saat ini sedang melaksanakan pernikahan akan membalas seirama individu itu
menolong tuan rumah, ini ialah suatu bentuk perekat sosial yang menyatukan
individu lain sama individu lain dan menyatukan suatu kelompok yang
melahirkan suatu nilai sosial dan perekat sosial diwarga, individu yang tidak
pandang warga yang ingin menjalin sikap gotong royong yang digerakkan
oleh sikap solidaritas antar individu yang di padanya ada sifat tolong
menolong antar tetangga dan kelompok. Tradisi rewangan ini juga yakni
material yakni sumbangan uang, sayuran, minyak, ayam, kue telur dan lain
warga yang ingin ketertarikan pada kepraktisan dan punya kondisi ekonomi
kepercayaan yang tinggi pada jasa catering atau juru masak. Warga
Kelurahan Gunung Terang sebagian warga masih ada yang memakai jasa
catering ini dilakukan oleh warga yang ekonomiya menengah keatas, dan
akan adanya tradisi leluhur, dan juga bisa bertukar berita mengenai cara
memasak, menghemat pada segi keuangan dan menambah sikap peduli antar
tetangga supaya melahirkan nilai sosial dan perekat sosial sesama tetangga.
Warga.
memang masih kental akan tradisi rewangan sebab tradisi ini menguntungkan
berupa materi dan imateri dilancarkan oleh warga, sedangkan jasa catering
catering ini di gunakan oleh warga yang menengah keatas dari segi
ekonominya.
1
Wawancara bersama Bapak Selamet Selaku tokoh warga Kelurahan Gunung Terang, 17
Juni 2020.
66
ini perubahan itu makin nyata, seperti pernyataan tokoh warga itu juga
terjadi sebab banyak faktor. “Fakta mengenai pergeseran itu juga disepakati
a. Secara material
baru, akan tetapi di sisi lain sisi jadi saluran supaya menggeser
2
Wawancara bersama Bapak Hasanuddin Selaku tokoh warga Kelurahan Gunung terang,
tanggal 21 Juni 2020
67
jasa catering dan juru masak warga yang menengah keatas dari segi
materi dan kehadiran jasa catering dan juru masak inilah sudah
saja. Pergeseran peran tetangga itu sebab pilihan dari pemilik hajatan
supaya memakai jasa paket persewaan tenda. Tenaga yang ada ialah
tenaga yang digaji atau system upah, berbeda dari bantuan atau
b. Secara immaterial
sedangkan dari sisi pemilik hajatan juga waktunya akan lebih pasti ”.
yang diundang supaya Rewangan akan makin kecil dan sedikit, dan
dari ibu-ibu yang sudah senior secara pengalaman pada ibu-ibu muda
akan hilang. Alur sosial yang tidak sempurna itu, akan berkontribusi
BAB V
PENUTUP
A. Ikhtisar
Kajian ini supaya tahu makna tradisi Rewangan sebab selaku perekat
sosial dan nilai ekonomis warga Kelurahan Gunung Terang dan perubahan
Kota Bandar Lampung. Sesudah dikerjakan kajian dan sudah di analisa maka
1. Tradisi Rewang punya nilai sosial bagi hidup berwarga, di mana warga
ekonomis bagi warga yang berguna supaya mengurangi beban biaya dan
sosial).
merepotkan tetangga, dan kepercayaan tinggi pada jasa catering dan juru
yang sangat kuat kini sekarang mulai terkikis sebab kehadirannya jasa-jasa
B. Saran
Sehubung sama ikhtisar pada kajian ini maka pada skripsi ini mencoba
seperti ini :
selaku ladang pekerjaan bagi warga sekitar, akan tetapi selaku tempat