Anda di halaman 1dari 24

ANGGARAN KAS

Bab 7
Tujuan Pembelajaran
Data dan Informasi untuk Menyusun
Anggaran Kas
Format Anggaran Kas
Pola Penagihan Piutang Dagang dan
Pembayaran Utang Dagang

Salah satu
indikator
keberhasilan
perusaaahan

Semakin baik manajemen piutang dagang


maka semakin kecil kemungkinan adanya
piutang pelanggan yang tidak tertagih.
Pola Penagihan Piutang Dagang dan
Pembayaran Utang Dagang-2
• Jangka waktu yang diperlukan oleh setiap perusahaan
untuk dapat menagih piutang dagangnya tidaklah sama,
bergantung pada jenis usaha dan karakteristik
pelanggannya.
• Perusahaan dengan manajemen piutang yang baik
membuat jadwal penagihan piutang untuk setiap
pelanggannya setiap bulannya agar perusahaan dapat
memperkirakan jumlah piutang dagang yang dapat
ditagih setiap bulannya.
• Jumlah penagihan piutang tersebut dimasukkan ke
anggaran kas ke dalam kelompok penerimaan kas.
Pola Penagihan Piutang Dagang dan Pembayaran
Utang Dagang-3

 Seperti halnya penjualan secara kredit, pembelian


barang dagang secara kredit (tidak tunai) juga
mengharuskan perusahaan menentukan waktu
pembayaran (pola pembayaran) utangnya kepada
pemasok.

 Pola pembayaran utang dagang kepada pemasok akan


menentukan jumlah pengeluarakan kas dalam anggaran
kas perusahaan.
Contoh Pola Penagihan Piutang Dagang

1. Berikut ini adalah data tentang nilai penjualan aktual di tahun 2007 dan perkiraan
nilai penjualan di tahun 2008.
 November 2007 Rp1.200.000
 Desember 2007 Rp1.200.000
 Januari 2008 Rp1.000.000
 Februari 2008 Rp1.000.000
 Maret 2008 Rp1.200.000
2. Persentase penjualan secara tunai setiap bulannya adalah 10%.
3. 5% dari total penjualan secara kredit setiap bulannya dilunasi pada bulan terjadinya
penjualan dan memperoleh potongan harga sebesar 5%.
4. 80% dari penjualan secara kredit pada suatu bulan dilunasi satu bulan setelah
terjadinya penjualan.
5. 13% dari penjualan secara kredit pada suatu bulan dilunasi 2 bulan setelah
terjadinya penjualan.
6. 2% dari penjualan kredit diperkirakan tidak dapat ditagih.
Contoh Pola Penagihan Piutang Dagang,
langkah 1

Membuat Format penagihan piutang untuk bulan Januari,


Februari, Maret 2008
Contoh Pola Penagihan Piutang Dagang,
langkah 2

Masukkan penjualan kredit setiap bulan pada kolom yang telah


disediakan di format penagihan piutang
Contoh Pola Penagihan Piutang Dagang,
langkah 3
Hitung pula potongan harga yang diberikan karena pelanggan yang melunasi piutangnya
pada bulan terjadinya penjualan memperoleh potongan harga sebesar 5%.

Penjualan kredit bulan Januari Rp900.000 (Rp1.000.000 × 90%)


Penagihan piutang bulan Januari:
Dari penjualan kredit di bulan januari Rp45.000 (Rp900.000 × 5%)
Potongan harga yang diberikan Rp (2.250) (Rp45.000 × 5%)
Penagihan bersih dari penjualan kredi t
Bulan Januari di bulan Januari Rp 42.750
Contoh Pola Penagihan Piutang Dagang,
langkah 4
Pola penagihan piutang dari penjualan kredit di suatu bulan adalah sebagai
berikut.
1. 5% dari total penjualan secara kredit dilunasi setiap bulannya pada bulan
terjadinya penjualan dan memperoleh potongan harga sebesar 5%.
2.80% dari penjualan secara kredit pada suatu bulan dilunasi satu bulan setelah
terjadinya penjualan.
3.13% dari penjualan secara kredit pada suatu bulan dilunasi 2 bulan setelah
terjadinya penjualan. 2% dari penjualan kredit diperkirakan tidak dapat ditagih.

Dengan memperhatikan pola penagihan tersebut, 80% dari penjualan kredit


yang terjadi di bulan Januari ditagih pada satu bulan setelah terjadinya penjualan
atau di bulan Februari. Persentase penjualan kredit di bulan Januari yang dapat
ditagih di bulan Maret (2 bulan setelah penjualan kredit terjadi) adalah 13 persen.
Contoh Pola Penagihan Piutang Dagang,
langkah 4 lanjutan
Berikut ini adalah perhitungan penjualan kredit yang terjadi di bulan Januari yang ditagihkan di
bulan Februari dan Maret.
Penjualan kredit Januari Rp900.000 (90% × Rp1.000.000)
Februari: 80% dari penjualan kredit Januari Rp720.000 (80% × Rp900.000)
Maret: 13% dari penjualan kredit Januari Rp117.000 (13% × Rp900.000)

Adapun perhitungan penjualan kredit bulan Februari yang ditagih di bulan Maret adalah
sebagai berikut.
Penjualan kredit Februari Rp900.000 (90% × Rp1.000.000)
Maret: 80% dari penjualan kredit Rp720.000 (80% × Rp900.000)

Di bawah ini adalah perhitungan penjualan bulan Desember yang ditagih di bulan Januari dan
Februari.
Penjualan kredit Desember Rp 1.080.000 (90% × Rp1.200.000)
Januari: 80% penjualan kredit Desember Rp 864.000 (80% × Rp1.080.000)
Februari: 13% penjualan kredit Desember Rp140.400 (13% × Rp1.080.000)
Contoh Pola Penagihan Piutang Dagang,
langkah 4 lanjutan
Di bawah ini adalah perhitungan penjualan bulan November yang ditagih di bulan
Januari.
Penjualan kredit bulan November Rp1.080.000 (90% × Rp1.200.000)
Januari: 13% penjualan kredit november Rp 140.400 (13% ×
Rp1.080.000)

Setelah melakukan perhitungan penagihan piutang, hasilnya dimasukkan ke


kolom yangtelah disediakan.
Contoh Pola Penagihan Piutang Dagang,
langkah 5 lanjutan

Hitunglah piutang yang tidak tertagih untuk setiap bulannya, yaitu


sebesar 2% dari penjualan kredit setiap bulan. Berikut ini adalah piutang
yang tidak tertagih untuk penjualan kredit dari bulan Januari– Maret.
Contoh Pola Penagihan Piutang Dagang,
langkah 6 lanjutan

Lengkapi tabel penagihan piutang dengan menghitung total seluruh


kolom yang tersedia.
Masalah Waktu Pembayaran

Anggaran kas hanya menyajikan biaya-biaya yang


dibayarkan secara tunai pada suatu periode
anggaran.
Dalam banyak kasus, suatu pengeluaran sudah
terjadi dan dianggapsebagai beban dalam suatu
periode anggaran, tetapi sering kali belum
dibayarkan secara tunai.
Contoh Masalah Waktu
Pembayaran
Anggaran beban operasi sebagian untuk bulan April menyajikan data sebagai
berikut.
Beban gaji Rp 20.000.000
Beban sewa Rp 1.000.000
Beban komisi Rp 500.000

Neraca per 31 Maret 2008 menyajikan informasi tentang utang gaji dan utang
komisi sebesar Rp700.000 dan Rp200.000.

Saldo utang gaji pada 30 April diperkirakan sebesar Rp500.000 dan beban komisi
bulan April akan dibayarkan seluruhnya pada bulan Mei. Perusahaan membayar
sewa bangunan untuk jangka waktu sewa 1 April 2008–31 Maret 2009 sebesar
Rp12.000.000 pada tanggal 1 April 2008.
Contoh Masalah Waktu
Pembayaran-1
Hitunglah pembayaran beban gaji secara tunai untuk bulan April 2007

Saldo utang gaji 1 April Rp 700.000


(+) Beban gaji bulan April Rp 20.000.000 (diakui sebagai
utang gaji terlebih dahulu)
Utang gaji April Rp 20.700.000
(–) Saldo utang gaji 30 April Rp 500.000
Kas yang dibayarkan untuk beban gaji Rp 20.200.000
Contoh Masalah Waktu
Pembayaran-2
Hitunglah pembayaran tunai beban komisi untuk bulan April 2007.

Saldo utang komisi 1 April Rp 200.000


(+) Beban komisi bulan April Rp 500.000 (diakui sebagai
utang komisi terlebih dahulu)
Utang komisi April Rp 700.000
(–) Saldo utang komisi 30 April Rp 500.000
Kas yang dibayarkan untuk beban komisi Rp 200.000
Contoh Masalah Waktu
Pembayaran-3
 Perusahaan membayar sewa bangunan pada tanggal 1 April 2008
sebesar Rp12.000.000. Jangka waktu sewa dari 1 April 2007–31
Maret 2008.

 Pada Anggaran kas bulan April 2007, akan terdapat pengeluaran


kas sebesar Rp12.000.000.

 Untuk Anggaran kas bulan-bulan berikutnya sampai 31 Maret 2009


tidak ada pengeluaran kas untuk beban sewa..

 Pada anggaran laba rugi bulanan sejak bulan April 2008 sampai
bulan Maret 2009, akan terdapat beban sewa bangunan sebesar
Rp1.000.000.
Saldo Kas Minimum, Pinjaman,
dan Pembayaran Pinjaman
Saldo kas minimum setiap bulan harus dijaga untuk :

 mengantisipasi pengeluaran kas yang tidak direncanakan

 menghindari kondusu kesulitan likuiditas (ketidak mampuan


membayar seluruh tagihan akibat ketiadaan kas)
Saldo Kas Minimum, Pinjaman,
dan Pembayaran Pinjaman-2

Anda mungkin juga menyukai