Anda di halaman 1dari 7

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN AKTIVA YANG DIKELOLA

Resume untuk memenuhi tugas mata kuliah


Sistem Pengendalian Manajemen

Dosen:
Kunti Sunaryo, S.E., M.Si., Akt.

Oleh:
KELOMPOK 11
HANIF ADI NUGROHO NPM.142130011
PAMUNGKAS DEWANGGA UTAMA NPM.142130051
KURNIAWAN HANAFI NPM.142130108

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2016
1. Pusat investasi
Pusat tanggung jawab yang membandingkan laba dengan aktiva yang digunakan dalam
menghasilkan laba tersebut.
Jenis istimewa dari pusat laba, bukan kategori terpisah.

2. Dasar investasi
kumpulan aktiva yang digunakan oleh suatu pusat investasi.

3. Dua metode yang menghubungkan laba dengan dasar investasi:


a. Prosentase tingkat pengembalian atas investasi (ROI)
b. Nilai tambah ekonomi (EVA = dalam buku ini disebut laba residual)

4. Tujuan pengukuran pemakaian aktiva:


a. Memberikan informasi berguna dalam pembuatan keputusan terkait penggunaan aktiva.
b. Mengukur kinerja unit usaha.

5. Tujuan membandingkan laba dengan investasi adalah memotivasi manajer unit usaha supaya
mencapai sasaran kinerja:
a. Menghasilkan laba yang mencukupi atas penggunaan aktiva yang ada.
b. Sumber daya (aktiva) bisa ditambah, jika mampu menghasilkan tingkat pengembalian memadai
(lebih).

6. ROI dan EVA


Return on Investment (ROI) = pendapatan/ aktiva yang digunakan
Economic Value Added (EVA) = Net operating profit - Capital change = Laba operasi bersih -
Beban modal
Beban modal = biaya modal x modal yang digunakan
EVA = modal yang digunakan = ROI - biaya modal
ROI adalah rasio perbandingan, sedangkan EVA adalah jumlah uang.
Secara konsep, EVA lebih unggul dari ROI. Namun, ROI lebih banyak digunakan.
Kelebihan ROI:
a. Pengukuran komprehensif
b. Mudah dihitung, dipahami, dan berupa pengertian absolut (bukan pembandingan)
c. Bentuknya rasio sehingga denominator (penyebut) dapat diterapkan ke unit organisasi yang
bertanggung jawab terhadap profitabilitas tanpa terpengaruh ukuran/ jenis usaha.
Kelebihan EVA:
a. Seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama dengan perbandingan investasi.
b. Investasi yang menghasilkan laba di atas biaya modal akan meningkatkan EVA dan lebih
menarik manajer.
c. Tingkat suku bunga berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva berbeda sehingga sistem
pengendalian manajemen dapat dibuat konsisten.
d. Memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan - perubahan dalam nilai pasar
perusahaan.
Penggunaan EVA meningkatkan kinerja dan mendorong manajer untuk mengambil tindakan
konsisten dengan peningkatan nilai pemegang saham.
Perusahaan dengan EVA tinggi cenderung memiliki nilai tambah pasar (MVA - Market Value
Added) yang tinggi atau keuntungan bagi pemegang saham tinggi.
Cara meningkatkan EVA:
a. Meningkatkan ROI melalui business process re-engineering dan productivity gains, tanpa
menaikkan dasar investasi.
b. Divestasi aktiva, produk, dan bisnis yang ROI nya < biaya modal.
c. Investasi baru yang agresif dalam aktiva, produk, bisnis yang ROI nya > biaya modal.
d. Peningkatan penjualan dan/atau margin laba.
e. Efisiensi modal.
f. Penurunan prosentase biaya modal tanpa memengaruhi variabel lain dalam persamaan EVA.
Salah satu kelemahanan ROI adalah tujuan ROI unit usaha terkadang tidak konsisten dengan batas
tujuan ROI perusahaan (pusat).
EVA memperbaiki ketidakkonsistenan tersebut dan memecahkan masalah :
a. Perbedaan tujuan laba untuk aktiva yang sama pada unit usaha berbeda
b. Perbedaan tujuan laba untuk aktiva berbeda pada unit usaha yang sama.

7. Mengukur Kas yang Digunakan


Pengendalian kas umumnya terpusat karena mampu menekan penggunaan saldo kas daripada
setiap unit memegang saldo kas sendiri (lebih terkendali). Saldo kas aktual pada unit usaha < saldo
kas yang diperlukan (ada sisa), maka mayoritas kas dimasukkan sebagai dasar investasi. Namun,
beberapa perusahaan tidak memasukkan kas sebagai dasar investasi karena seperti kewajiban
lancar (cepat habis).

8. Mengukur Piutang yang Digunakan


Manajer unit usaha dapat memengaruhi piutang secara tidak langsung dengan menghasilkan
penjualan, penetapan persyaratan kredit, persetujuan kredit individual, batas kredit, dan penagihan
kredit.
Piutang dapat dimasukkan sebagai aset menggunakan nilai buku.
Nilai buku = harga jual - penyisihan atas piutang tak tertagih.

9. Mengukur Persediaan yang Digunakan


Utang mencerminkan pendanaan sebagian persediaan.
Modal perusahaan yang dibutuhkan untuk persediaan = jumlah persediaan kotor - utang.
Menunda pembayaran akan mengurangi aktiva lancar bersih yang mungkin bukan merupakan
kepentingan perusahaan dan membahayakan peringkat kredit.

10. Mengukur Modal Kerja Secara Umum


Perlakuan modal kerja beragam:
a. Memasukkan seluruh aktiva termasuk kewajiban lancar, meski kewajiban ini berbunga 0%
(seharusnya bukan investasi).
b. Metode pengukuran yang baik atas modal = seluruh kewajiban lancar - aktiva lancar

11. Mengukur Properti, Pabrik, dan Peralatan


Aktiva tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan dan dikurangi penyusutan sepanjang umur
ekonomis.
Permasalahan mengukur kinerja berdasarkan aktiva:
a. Akuisisi Peralatan Baru
EVA mampu menunjukkan kinerja profitabilitas telah menurun, meskipun fakta ekonomi
menunjukkan laba meningkat.
Kenaikan EVA setiap tahunnya tidak mencerminkan perubahan ekonomi yang sebenarnya,
meskipun profitabilitas naik secara konstan, sebenarnya tidak ada perubahan profitabilitas pada
tahun pasca pembelian aktiva.
Unit usaha dengan aktiva yang sudah tua (sepenuhnya disusutkan) melaporkan EVA yang lebih
besar (karena beban modalnya rendah) daripada unit usaha dengan aktiva baru.
Jika diukur dengan ROI, profitabilitas tidak konsisten.
Jika aktiva yang telah disusutkan dimasukkan ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih,
profitabilitas tidak dinyatakan dengan benar (misstated) sehingga keputusan investasi kurang
tepat.
b. Nilai Buku Kotor
Fluktuasi EVAdan ROI dari tahun ke tahun dapat dihindari dengan memasukkan unsur aktiva
yang dapat disusutkan dalam dasar investasi dengan menilai pada nilai buku kotor (gross book
value), bukan nulai buku bersih.
Nilai buku kotor terkadang menunjukkan bahwa profitabilitas unit usaha tersebut (dengan EVA
atau ROI) menurun, padahal kenyataannya tidak.
Masalahnya, ROI yang dihitung berdasarkan nilai buku kotor akan selalu menunjukkan tingkat
pengembalian terlalu rendah.
c. Disposisi Aktiva
Membeli mesin baru dianggap menggantikan mesin lama yang berarti menghilangkan nilai buku
mesin lama yang masih ada (belum disusutkan). Penghapusan nilai buku ini akan memengaruhi
perhitungan profitabilitas karena dasar investasi terlihat turun, sehingga EVA meningkat (terlalu
tinggi).
Selain EVA menngkat, aktiva baru yang dicatat sebagai dasar investasi pada biaya awal juga akan
memotivasi manajer untuk mengganti mesin, meskipun belum perlu (mesin lama masih bernilai)
hanya demi menujukkan kenaikan profit.
d. Penyusutan Anuitas
Jika penyusutan yang diterapkan perusahaan adalah metode anuitas, bukan garis lurus, maka
profitabilitas yang menunjukkan ROI dan EVA tepat.
Hal ini sebab metode anuitas mengaitkan investasi implisit dalam perhitungan nilai sekarang.
Metode penyusutan ini rendah pada tahun awal karena nilai investasi aset masih tinggi (baru beli)
dan penyusutan akan meningkat seiring penurunan nilai investasi aset (pada tahun - tahun
berikutnya), sedangkan tingkat pengembalian hasilnya konstan.
Metode ini sangat jarang bahkan tidak dipakai dalam laporan keuangan, karena:
* Penyusutan akuntansi seharusnya menggambarkan penurunan kondisi fisik/ kerugian nilai
ekonomis (bukan penyusutan yang semakin meningkat), sehingga akuntansi umumnya lebih
memilih garis lurus atau metode dipercepat.
Padahal metode anuitas adalah yang paling tepat mengukur laba unit usaha dan mengindikasikan
masalah teknik.
* Tidak tepat untuk tujuan pajak penghasilan.
e. Metode Penilaian Lain
Metode lain biasanya adalah cara non akuntansi, seperti penggunaan nilai buku bersih dengan
batas bawah dan penilaian kembali aktiva secara berkala. Hal ini subjektif dan menimbulkan
pertentangan. Selain itu, berpotensi menimbulkan fraud dan perhitungan profitabilitas unit usaha
tidak konsisten.

12. Mengukur Aset yang Disewagunausahakan (Leasing)


Leasing membuat beban sewa baru (bila sewa) > beban penyusutan (bila membeli), namun seiring
munculnya beban sewa leasing akan menggantikan beban modal.
Artinya beban modal berkurang dan EVA meningkat.
Apalagi jika beban bunga leasing < beban penyusutan, manajemen jelas akan lebih memilih
leasing.

13. Mengukur Aktiva yang Menganggur


Aktiva menganggur (idle asset) suatu unit bisnis dapat dikeluarkan dari dasar investasi bila ingin
dipindahkan ke unit bisnis lain yang memerlukan, namun tidak dapat seenaknya dijual ke
eksternal demi mengeluarkannya dari dasar investasi.

14. Mengukur Aktiva Tidak Berwujud


Kapitalisasi aktiva tidak berwujud akan mengurangi jumlah aktiva (sebesar jumlah
penggunaannya) yang akan mengurangi beban modal dan meningkatkan EVA.
Dalam buku ini, salah satu contoh aktiva tak berwujud adalah investasi R&D produk baru dan
iklan.
15. Mengukur Kewajiban Tidak Lancar
Dana yang diperoleh dari pinjaman (utang/ kewajiban) diperhitungkan terpisah.
Perhitungan EVA dilakukan berdasarkan aktiva yang diperoleh dari sumber umum korporat, bukan
total aktiva.

16. Mengukur Beban Modal


Beban modal dihitung berdasarkan tarif yang ditetapkan korporat (pusat).
Biasanya tarif < estimasi biaya modal sehingga EVA unit usaha bernilai positif.
Resiko modal kerja < aset tetap karena periode pengeluaran dana modal kerja lebih pendek.
17. Survei Praktek
Mayoritas perusahaan memasukkan aktiva tetap pada nilai buku bersih ke dasar investasi karena
sesuai nilai aktiva pada laporan keuangan.
Hal ini merupakan kesalahan!
Yang tepat adalah menggunakan metode anuitas.
Namun, metode anuitas jarang digunakan (bahkan tidak digunakan) karena tidak sesuai dengan
cara perhitungan penyusutan untuk laporan keuangan.

18. Pertimbangan Tambahan Evaluasi Manajer


Penggunaan EVA sebagai perangkat pengukuran kinerja sangat disarankan, tapi EVA tidak
menyelesaikan seluruh masalah aktiva. EVA hanya menyelesaikan masalah yang ditimbulkan
perbedaan potensi laba. Perusahaan dengan kegiatan pemasaran lebih banyak relatif memiliki EVA
lebih besar.
Beberapa perusahaan mengeluarkan aktiva tetap dari dasar investasi dan hanya membebankan
bunga atas aktiva yang dapat dikendalikan (modal kerja), sedangkan pengendalian aset tetap
dilakukan terpisah.

19. Evaluasi Kinerja Ekonomi


Laporan kinerja manajemen dibuat pada periode tertentu secara berkala (bulanan atau tahunan)
dan berisi informasi historis atas biaya aktual.
Laporan kinerja ekonomi dibuat dengan selang waktu tak tetap (1x dalam beberapa tahun),
merupakan instrumen diagnostik, memberi indikasi atas strategi saat ini (sudah baik/ belum),
fokus pada kinerja masa depan, dan dapat dijadikan dasar memperoleh nilai perusahaan
keseluruhan (breakup value).
Breakup Value = estimasi jumlah yang akan diterima para pemegang saham jika setiap unit usaha
dijual.
Manfaat breakup value =
* Bagi eksternal berguna dalam membuat penawaran pengambilalihan perusahaan.
* Bagi internal (manajemen) berguna dalam menilai penawaran dan menunjukkan unit usaha yang
menarik (potensial).
Jarak antara probabilitas saat ini dengan breakup value menunjukkan perubahan yang harus
dilakukan (profitabilitas saat ini tertekan biaya yang memperbesar profitabilitas mendatang,
seperti pengembangan produk dan iklan).
Nilai akhir (terminal value) =
Nilai aktiva yang ada di tangan pada akhir periode.
Nilai ini didiskontokan dan ditambah ke nilai arus kas tahunan.

Anda mungkin juga menyukai