Oleh :
Kelas : S1AK15 A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018
Mengukur dan Mengendalikan Aktiva yang Dikelola
Beberapa unit usaha fokus pada perolehan laba yang diukur dari selisih antara pendapatan
dan beban. Sedangkan di unit usaha yang lain, laba dibandingkan dengan aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Struktur Analisis
Semakin banyak sumber daya yang digunakan oleh suatu perusahaan, maka seharusnya
semakin besar juga laba yang akan diperoleh. Perbandingan ini digunakan sebagai penilaian
kinerja manajer unit usaha dan memutuskan cara pengalokasian sumber daya.
Terdapat dua metode yang digunakan dalam menghubungkan antara laba dengan dasar
investasi/aktiva :
Kas
Pada umumnta kas dikendalikan secara terpusat, karena pengendalian pusat memungkinkan
penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit memegang saldo kas yang
dibutuhkannya untuk menyeimbangkan perbedaan antara kas masuk dan kas keluar yang
berakibat saldo kas aktual pada tingkat unit usaha cenderung lebih kecil dibandingkan dengan
saldo kas yang diperlukan.
Piutang
Suatu pihak berargumen bahwa investasi riil dari suatu unit dalam piutang adalah hanya
sebesar harga pokok penjualan dan bahwa tingkat pengembalian yang memuaskan atas
investasi mungkin sudah mencukupi.Hal yang lumrah yang dilakukan adalah memasukkan
piutang pada nilai buku yang merupakan harga jual dikurangi penyisihan atas piutang tak
tertagih.
Persediaan
Pada umumnya persediaan dicatat pada jumlah akhir periode meskipun rata-rata antar periode
lebih baik secara konsep. Pada saat terjadi inflasi, tingkat harga akan mengalami peningkatan
yang cukup tinggi dan akan mempengaruhi nilai persediaan suatu perusahaan. Untuk
memperlihatkan laporan keuangan yang baik dengan tingkat laba yang cukup tinggi
perusahaan disarankan menggunakan metode FIFO karena dalam metode ini persediaan akhir
akan tercatat dalam harga yang tinggi sehingga menghasilkan harga pokok yang lebih rendah.
Sedangkan untuk mengurangi pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan maka perusahaan
disarankan menggunakan LIFO karena laba yang didapat lebih rendah.
Pada satu sisi, perusahaan memasukkan seluruh aktiva lancer ke dalam dasar investasi
dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancer. Metode tersebut adalah beralasan dari sudut
pandang motivasional jika unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancer
lainnya.
Dalam akuntansi keuangan, aktiva tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan dan biaya ini
dihapuskan sepanjang umur ekonomis aktiva melalui penyusutan. Hampir semua perusahaan
menggunakan pendekatan yang sama dalam mengukur profitabilitas atas dasar aktiva dari
unit usaha.
Akuisisi Peralatan Baru
Jika aktiva yang telah disusutkan dimasukkan kedalam dasar investasi pada nilai buku bersih,
maka profitabilitas unit usaha tersebut akan dinyatakan salah saji pada nilai buku bersih dan
para manajer unit usaha akan termotivasi untuk mengambil keputusan akuisis yang tepat.
Disposisi Aktiva
Apabila suatu mesin baru dianggap akan menggantikan mesin yang telah ada dan yang masih
memiliki nilai buku yang belum disusutkan, diketahui bahwa nilai buku tersebut tidak relevan
dalam analisis ekonomi atas usulan pembelian. Tetapi, menghilangkan nilai buku dari aktiva
lama dapat mempengaruhi perhitungan profitabilitas unit usaha secara substansi. Nilai buku
kotor akan meningkat hanya sebesar selisih antara nilai buku bersih dari mesin yang lama
Penyusutan Anuitas
Apablia penyusutan ditentukan oleh metode anuitas dan bukan oleh metode garis lurus, maka
perhitungan profitabilitas perusahaan akan menunjukkan EVA dan ROI yang tepat. Hal ini
disebabkan karena metode penyusutan anuitas sesungguhnya mengaitkan pengembalian
investasi yang implisit dalam perhitungan present value. Penyusutan anuitas merupakan
kebalikan dari penyusutan yang dipercepat, dimana jumlah penyusutan tahunan adalah
rendah pada tahun-tahun pertama ketika nilai investasinya masih tinggi dan meningkat setiap
tahunnya seiring dengan menurunnya nilai investasi tetapi pada tingkat pengembalian hasil
tetap konstan
Beberapa perusahaan menggunakan nilai buku bersih tetapi menetapkan batas bawah,
biasanya 50 persen, sebagai biaya awal yang dapat dihapus. Hal ini mengurangi distoris yang
terjadi dalam unit usaha yang memiliki aktiva tua. Kesulitan dalam menggunakan metode ini
adalah suatu unit usaha dengan ativa tetap yang memiliki nilai buku bersih diatas 50 persen
nilai buku kotornya dapat mengurangi dasar investasi dengan sepenuhnya membuang aktiva-
aktiva yang masih bagus.
Banyak perjanjian sewa guna usaha merupakan perjanjian pendanaan, yaitu perjanjian
tersebut memberikan cara alternative untuk menggunakan aktiva yang seharusnya didapatkan
dari pendanaan dengan utang dan modal. Keputusan pendanaan biasanya dilakukan oleh
kantor pusat oleh karena itu pembatasan pendanaan biasanya diberlakukan pada kebebasan
manajer unit usaha untuk melakukan sewa guna usaha atas aktiva.
Apabila suatu unit usaha memiliki aktiva yang menganggur (idle asset) yang dapat digunakan
oleh unit lain, maka unit usaha tersebut dapat dipebolehkan untuk mengeluarkan aktiva
tersebut dari dasar investasinya. Jika aktiva tetap tersebut tidak dapat tersebut akan
menimbulkan tindakan-tindakan yang disfungsional
Terkadang, suatu unit usaha menerima modal permanennya dari kumpulan dana korporat.
Korporat memperoleh dana tersebut dari pemberi pinjaman, investor modal, dan laba ditahan.
Bagi unit usaha, jumlah total dana tersebut adalah relevan tetapi tidak dengan sumber daya
darimana dana tersebut berasal.
Beban Modal
Kantor pusat korporat menentukan tariff (rate) yang digunakan untuk menghitung beban
modal (capital charge). Tarif tersebut seharusnya lebih tinggi daripada tariff korporat untuk
pendanaan dengan utang karena dana yang terlibat merupakan campuran antara utang dan
modal berbiaya lebih tinggi. Biasanya tarif tersebut ditetapkan dibawah estimasi biaya modal
perusahaan sehingga EVA atas rata-rata unit usaha berada di atas nol.
EVA vs ROI
Terdapat tiga keuntungan ROI yang mana merupakan metode yang sering digunakan oleh
perusahaan dibandingkan EVA. Keuntungan-keuntungan tersebut adalah :
Akan tetapi, terdapat pula keuntungan atau alasan untuk menggunakan EVA dibandingkan
ROI :
1. Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk
perbandingan investasi
2. Keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat
menurunkan laba keseluruhan
3. Tingkat suku bunga berbeda dapat digunakan untuk jenis aset yang berbeda pula
4. EVA berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap
perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan
Terdapat beberapa alasan mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi sangat enting
bagi perusahaan :
1. Pendahuluan
Posisi dewan direksi dalam perusahaan berada diantara manajemen puncak dan
pemegang saham, untuk itu dewan direksi memiliki salah satu tugas penting untuk
memastikan bahwa perusahaan dipimpin oleh para pemegang saham yang memang
berniat untuk mengelola perusahaan (sebagai manajemen). Dalam menjalankan tugas-
tugasnya, dewan direksi membutuhkan informasi terkait bisnis sehari-hari dan risiko yang
ada di perusahaan. Asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dan dewan direksi
dapat diminimalisasi dengan komunikasi yang cukup antara kedua pihak. Hal ini juga
dapat dibantu oleh direktur eksekutif (orang dalam). Namun, kenetralan dari direksi
eksekutif dapat diragukan karena mungkin direksi eksekutif terlalu terlibat dengan bisnis
sehari-hari atau karena danya hubungan istimewa seperti keluarga atau persahabatan
dengan CEO sehingga hal tersebut dapat merusak independensi.
Oleh karena itu, masalah yang ada dalam dewan modern terletak pada trade-off
antara independensi dewan dan kegiatan luar dari direktur independen. Sehingga
penelitian ini mencari topik tentang hubungan kindependensi dengan kegiatan luar secara
eksplisit. Penelitian ini membahas dua masalah yakni independensi dan kegiatan luar dan
memeriksa efeknya terhadap kinerja perusahaan di Swiss. Pemilihan perusahaan Swiss
sebagai objek karena leglisatif memungkinkan orang daalam untuk menempati posisi di
dewan direksi dan karena pasar yang sempit atau tidak likuid untuk direksi menghasilkan
persediaan direksi yang rendah. Penelitian inimenggunakan sejumlah variabel yang
disempurnakan untuk mengukur ketergantungan (10 variabel) dan kegiatan luar (11
variabel).
2. Ulasan Pustaka
Komposisi dewan direksi haruslah sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang
sehubungan dengan fungsi direksi dan juga mempertimbangkan indenpendensi dan
komitmen eksternal mereka.
Kemandirian dewan
Direktur eksekutif mungkin akan dihadapi suatu konflik karena selain melakukan
tugasnya mereka juga perlu mengawasi diri mereka sendiri. Dengan begitu, proporsi
orang dalam atau tingkat dualitas CEO akan berdampak negatif terhadap kinerja
perusahaan. Maka dari itu, pemegang saham, yaitu investor institusional, mendukung
dewan independen: TIAA-CREF, reksadana besar AS, hanya berinvestasi pada
perusahaan yang memiliki mayoritas direktur luar, dan CalPERS, dana pensiun besar AS,
menduga bahwa CEO harus menjadi satu-satunya orang dalam dewan (lihat Bhagat dan
Black, 1999; Coles et al., 2008). Selain itu, beberapa bursa saham AS seperti NYSE dan
NASDAQ juga membutuhkan mayoritas direktur luar; SOX juga memerlukan komite
audit independen.
Para direktur independen diharapkan akan lebih melindungi dan mewakili
kepentingan pemegang saham daripada orang lain terutama para pemegang saham
minoritas. Dalam menyeimbangkan kepentingan keluarga dan minoritas, direktur
independen menambah nilai bagi perusahaan keluarga dan membatasi kesempatan
keluarga untuk mengekstrak manfaat pribadi. Namun, tidak menutup kemungkinan
bahwa direktur independen mungkin juga memiliki hubungan dengan perusahaan dan
manajemen.
Kegiatan luar direksi
Kegiatan luar direksi terdiri dari keterlibatan yang berada di luar dewan perusahaan
tertentu. Namun, dengan adanya kegiatan luar direksi memmungkinkan pada direksi tidak
memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas-tugas utama mereka sehingga
pengerjaan tugass mereka tidak bisa maksimal. Beberapa studi menemukan bahwa
terdapat hubungan negatif pada beberapa direksi dengan kinerja perusahaan. Fich dan
Shivdasani (2006) mendefinisikan "dewan sibuk" sebagai dewan direksi dengan
memegang tiga atau lebih tugas direksi luar. Hasil mereka menunjukkan bahwa dewan
tersebut berhubungan negatif dengan rasio profitabilitas dan rasio market to book. Selain
itu, sensitivitas pergantian CEO untuk kinerja perusahaan lebih rendah. Dan Jiraporn dkk.
(2008) juga menemukan bahwa direksi yang memegang banyak kursi dewan akan
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Variabel bebas
Variabek bebas dalam penelitian ini adalah hubungan dewan terhadap perusahaan.
Variabel aktivitas luar dari penelitian ini adalah keterlibatan anggota dewan diluar
perusahan. Pertama, kegiatan luar dari setiap dewan direktur dibagi dengan jumlah
anggota dewan diberi. Kedua, kepemimpinan dan direksi mengukur jumlah total kursi
dewan yang disepakati (Swiss atau asing) yang dimiliki seseorang sebagai ketua atau
direktur. Jika laporan tahunan mengacu pada direksi “berbagai” atau “lainnya”, kami
menambahkan nilai tiga. Penelitian tidak menyertakan direksi di anak perusahaan.
Ketiga, fungsi manajemen dewan luar.
Penelitian ini menyertakan ukuran dewan yang merupakan jumlah direktur. Usia
perusahaan adalah log dari jumlah tahun sejak penggabungan perusahaan ditambah 1.
Konsentrasi kepemilikan mengukur konsentrasi kepemilikan dengan menggunakan
Herfindahl-Hirschman Index. Pertumbuhan penjualan digabungkan sebagai rata-rata
geometrik pertumbuhan penjualan tahunan selama 4 periode. Diversifikasi sama dengan 1
jika perusahaan memiliki lebih dari satu segmen bisnis (dan 0 sebaliknya). Pusat biaya
perusahaan sebagai segmen bisnis dikecualikan. Ukuran perusahaan adalah log dari total
aset perusahaan. Untuk jenis industri dan tahun efek tetap.
Statistik dan analisis uvariat dapat dilihat di tabel 1, dimana menunjukkan bahwa pada
variabel independen ¾ anggota dewan independen 10% merupakan direktur eksekutif
dengan 7% merupakanmantan eksekutif dan direktur. Lalu akun gray direktur adalah 14%
dari semua direktur. Pada variabel kedua yakni kegitan di luar menunjukkan bahwa
masing-masing direktur memiliki 3,51 janji diluar dari total kegiatan diluar tetapi hanya
0,36 di SPI board. Oleh karena itu, direksi SPI mewakili sekitar 16% dari semua direktur.
17% dari semua direktur memegang posisi di luar sebagai eksekutif dan 12% memiliki
afiliasi politik.
Grafik diatas menuunjukkan hubungan antara Tobin Q dan indenpendensi dan Total
kegiatan di luar, dimana Tobin Q akan lebih tinggi bagi perusahaan dalam kelompok
persentil terendah. Dan independensi yang lebih tinggi serta kegiatan di luar yang lebih
banyak menunjukkan kinerja perusahaan yang lebih rendah.
Dari jumlah sampel di penelitian ini yang terdiri dari 10.683 direksi dengan 871
direktur eksekutif menyajikan bukti statistik bahwa direktur eksekutif memegang posisi
yang jauh lebih rendah di luar perusahaan dibandingkan dengan direktur non-eksekutif.
Sehingga membutuhkan indenpendensi yang lebih besar. Analisis Empiris
Penelitian ini mengevaluasi efek independensi dewan dan kegiatan di luar terhadap
kinerja perusahaan dengan beberapa langkah. Pertama, menggunakan model regresi
kuadrat terkecil biasa dengan kesalahan standar White (1980). Kami mengontrol tren
waktu dan karakteristik perusahaan. Kedua, kami memperkirakan model dengan
kesalahan standar Driscoll dan Kraay (1998) dan klaster-kuat Huber / White standard
errors. Selain itu, kami menggunakan model efek tetap untuk memperhitungkan bias
variabel yang diabaikan. Ketiga, kami menangani kausalitas terbalik dengan 2SLS.
Keempat, kami memeriksa dampak struktur dewan secara keseluruhan terhadap kinerja
perusahaan dan mengubah independensi dewan dan kegiatan luar menjadi beberapa sub
elemen. Yang akhirnya, dampak dewan diniliai saat rapat dewan.
Model regresi Ordinary least squares (OLS)
Dilihat dari tabel 3, independensi dwan berhubungan negatif secara signifikan dengan
Tobin Q (kolom I). Sedangkan antara Tobin Q dan total kegiatan luar (kolom II) tidak ada
hubungan yang signifikan. Begitu pula efek independensi dan kegiatan luar pada Tobin Q
(kolom III) yang tidak memiliki hubungan signifikan.
Model regresi efek dikumpulkan, tetap dan acak
Berikutnya, memperkirakan model menggunakan kesalahan standar. Driscoll dan Kraay
(1998) kesalahan standar account untuk cross-sectional dan serial korelasi sedangkan
cluster-robust kesalahan standar Huber / White memperlakukan setiap perusahaan sebagai
cluster dan akun untuk korelasi dalam perusahaan dari istilah kesalahan. Namun, hasilnya
tetap sama seperti ketika kesalahan standar White (1980) digunakan (Tabel 4, Kolom I
dan II). Dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa apabila efek tetap perusahaan
ditetapkan maka independensi dewan pada Tobin Q tidak lagi berhubungan secara
signifikan. Penggunaan efek tetap lebih disukai daripaad model efek acak.
Variabel Instrumental
Dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy untuk 10 wilayah yang berbeda
di Swiss berdasarkan letak kantor pusat perusahaan. Wilayah ini meliput daerah
perkotaan maupun pedesaan dengan budaya yang berbeda (Bahasa, agama dsb) akan
tetapi yang lebih mempengaruhi independensi dan total kegiatan direksi adalah ekonomi,
budaya dan jaringan efek. F-statistik untu kemerdekaan adalah 53,8% dan untuk Total
kegiatan di luar adalah 77,8% yang menunjukkan relevansi dari instrumen ini.
Pada regresi tahap pertama saat dummies regional dimasukkan, kemandirian maupun
total kegiatan di luar terhadap Tobin Q memiliki hubungan secara signifikan. Pada tahap
ini, efek tetap dikecualikan sejak struktur tata kelola perusahaan pada tahun 2005 hingga
2012.
Independensi dan kegiatan luar kembali diperiksa
Selanjutnya penyelidikan faktor independensi dewan dan kegitan diluar yang
mempengaruh kinerja keuangan. Penelitian ini menujukkan bahwa, antara sistem one-tier
board dengan Tobin Q memiliki hubungan positif. Oleh karena itu, CEO kemungkinan
besar adalah anggota dewan dalam sistem satu tingkat (one-tier board). Dan hal ini
(struktur kepempiminan) akan dilakukan evaluasi. CEO adalah kepala akan bernilai 1
apabila kepala (chairman) juga berfungsi sebagai CEO (dan 0 untuk sebaliknya). Dan
CEO adalah direktur bernilai 1 apabila CEO adalah dewan biasa (dan 0 untuk
sebaliknya). Dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif ketika CEO
hadir sebagai dewan biasa dan tidak ada hubungan dalam kasus dualitas CEO.
Selanjutnya, kita menguraikan Kemerdekaan dan Total kegiatan di luar menjadi sub-variabel
secara terpisah (Tabel 7 dan 8). Pertama, kami mengevaluasi komponen independensi dewan
dan memeriksa total sembilan variabel yang berbeda. Kami menyertakan aktivitas luar total
sebagai kontrol. Dengan ini, Tabel 7, Kolom I dan III, menunjukkan hubungan yang positif
dan signifikan antara Eksekutif dan Mantan eksekutif dengan kinerja perusahaan. Direktur
eksekutif (dan mantan eksekutif) mungkin lebih dekat dengan tren dan teknologi industri baru
daripada veteran atau direktur industri yang tidak mengenal industri. Hubungan bisnis
ternyata tidak penting dalam hal ini. Repre-sentatif keluarga di papan menggambarkan
hubungan yang positif. Sebaliknya, lebih banyak definisi klasik seperti sutradara Grey atau
Indepen-dence penuh tidak terkait secara signifikan dengan Tobin Q. Kedua, kami
melakukan prosedur yang sama untuk aktivitas luar. Jumlah semua Kegiatan luar total dibagi
menjadi sembilan sub-variabel. Demikian pula di atas, kami memasukkan Kemerdekaan
sebagai kontrol. Tabel 8, Kolom I, menyajikan variabel yang terkait dengan kegiatan
eksekutif. Hasilnya menunjukkan bahwa, sementara Kemandirian masih berhubungan negatif
dengan kinerja perusahaan, posisi eksekutif di luar perusahaan (baik posisi CEO Luar dan
posisi pejabat Out-side) menggambarkan hubungan negatif. Tampaknya, para investor
mempertanyakan uji tuntas para eksekutif dari perusahaan-perusahaan selain perusahaan
mereka sendiri. Sebaliknya, ada hubungan positif antara Chairmanships dan Tobin's Q
(Columns II dan III). Semua komitmen eksternal lainnya, termasuk direktur SPI yang hanya
menghitung direksi di perusahaan-perusahaan Swiss yang terdaftar dan menghindari bias
dalam praktik pengungkapan, tidak terkait secara signifikan dengan Tobin Q (Kolom II-IV).