PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
ROUDOTUL JANNAH (201769080007)
KHIKMATUN NASIKHA (201769080004)
AGUNG PURDIANTO (201769080008)
komunikasi
Sumber daya
implementasi
Disposisi
Struktur birokrasi
Implementasi BLT
Desa Capang dengan Prespektif Desa Mojotengah
George dan Edward III
Perbandingan Implementasi
Kebijakan Publik dalam
Program Bantuan Langsung
Tunai
BAB III
METODE PENELITIAN
Sumber data pada penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder.
Data primer diperoleh dari hasil wawancara maupun observasi langsung
dilapangan. Sedang data sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung dari
informan dilapangan. Sumber data sekunder ini bisa berupa dokumen, artikel,
maupun arsip-arsip yang berhubungan dengan Perbandingan Implementasi
Kebijakan Publik dalam Program Bantuan Langsung Tunai dengan Teori George
dan Edward. Data yang diperoleh berasal dari beberapa artikel yang terkait
Perbandingan Implementasi Kebijakan Publik dalam Program Bantuan Langsung
Tunai dengan Teori George dan Edward sehingga banyak menjadi refrensi kami
dalam melakukan penelitian.
1. Observasi
Nasution (Sugiyono, 2010:310) menyatakan bahwa “observasi adalah
dasar semua ilmu pengetahuan”. Para peneliti hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi
l.angsung di Desa Mojotengah dan Desa Capang.
2. Wawancara/Interview
Moleong (2010:186) mengungkapkan bahwa “wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan dengan dua
belah pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu”. Wawanvara yang akan dilakukan peneliti adalah
wawancara kepada stakeholder dan masyarakat sekitar di desa Mojotengah
dan Desa Capang.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan
sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian.
Desa Mojotengah memiliki letak yang sangat strategis berada di jalur kawasan
wisata Taman Safari. Keadaan alam secara umum merupakan lahan pertanian
persawahan (sekitar 277 hektar) dan tegalan (sekitar 78,5 hektar) dan hanya
sebagian kecil kawasan industri, sebagian besar lahan pertanian beririgasi tehnis
sehingga Desa Mojotengah merupakan kawasan yang memiliki produktifitas/hasil
pertanian yang sedang, disamping itu dengan letaknya yang berbatasan dengan
Kecamatan Pandaan yang merupakan daerah industri, disamping pertanian yang
menjadi andalan, sebagian masyarakat utamanya generasi muda banyak bergerak
disektor industri (menjadi pekerja swasta) sehingga secara umum kondisi
perekonomian masyarakat berada pada kategori cukup.
Selaian potensi pertanian, industri dan Jalur wisata Desa Mojotengah memiliki
potensi sumber daya alam berupa mata air yang cukup memadahi (Sumber
Megalawu) dan ini bisa dijual ke perorangan maupun usaha baik didalam maupun
diluar kabupaten Pasuruan.
2. Desa Capang
Desa Capang merupakan salah satu Desa dalam wilayah Kecamatan
porwodadi Kabupaten Pasuruan dengan luas wilayah kurang lebih 333 hektar.
Jumlah penduduk kurang lebih sejumlah 6300 jiwa dengan jumlah keluarga
mencapai kurang lebih 1559, dan ketinggian desa capang tercatat 300 sampai
dengan 370 m DPL, dan secara administratif desa capang memiliki lima dusun
dinataranya dusun cengkarukwatu,kandang sari, dusun kerajan, seloan, dan
semambung. Selanjutnya batas-batas dari desa capang dimulai dari :
2. Desa Capang
Desa capang adalah bagian dari Kabupaten Pasuruan tepatnya Kecamatan
Porwodadi dengan luas desa kurang lebih 333 Hektar persegi dan memiliki
keringgian 300 -370m Dpl yang menjadikan warga capang mayoritas
pekerjaannya adalah petani dengan di dukung tanah yang subur dan lahan
yang luas. Pertanian adalah suatu pkerjaan yang sangat mendukung untuk
bercocok tanam dan sebagai penghasilan utama desa capang. Akan tetapi
selain potensi pertanian, masyarakat Desa capang juga tergolong masyarakat
yang tingkat pendidikannya sudah mempuni dibuktikan dengan adanya
sekolahan dari tingkat TK smapai sengan tingkat SLTA. Dan hasil pertanian
masyarakat desa capang berupa tamanan jagung ataupun padi.
C) Implementasi Kebijakan Program Bantuan Langsung Tunai dengan
Prespektif George dan Edward III
1. Komunikasi
Komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana
Pemerintah Desa mensosialisasikan tentang Program Bantuan Langsung Tunai
kepada masyarakat di Desa Mojotengah dan Desa Capang. Dilihat dari
komunikasi antar pelaksana Program (Pemerintah Desa) Mojotengah dengan
Masyarakat Desa Mojotengah masih dirasa belum efektif. Pemotongan dana BLT
merupakan salah satu bentuk pelanggaran dan penyelewengan pelaksanaan
program BLT. Pemotongan BLT masih belum jelas sebabnya. Menurut informan
1 pemotongan BLT dilakukan dengan alasan jumlah RTS pada bulan ke 3
bertambah. Sehingga anggaran dana yang seharusnya cukup untuk dibagikan ke
RTS menjadi berkurang. Jadi menurut informan 1 mereka mengambil jalan
tengahnya dengan pemotongan dana BLT supaya terbagi dengan rata. Sedangkan
menurut informan 2, Kantor Pos membayarkan dana BLT ke masyarakat dalam
jumlah utuh tanpa adanya pemotongan. Pemotongan terjadi setelah pencairan dari
Kantor Pos. Pemotongan dana BLT juga bisa disebabkan oleh standar dan sasaran
kebijakan yang kurang jelas. Menurut Meter dan Horn, standar dan sasaran
kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisir. Apabila standar dan
sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi multiinterpretasi dan mudah
menimbulkan konflik di antara para agen implementasi. Dalam pelaksanaan
program BLT, sasaran program (RTS) menggunakan kriteria yang kurang pas,
sehingga timbul multiinterpretasi. RTS yang bagaimana yang ditetapkan sebagai
sasaran program. Seperti diketahui, kondisi sosial ekonomi masyarakat relatif
sama, perbedaannya sangat tipis. Maka tidak bisa disalahkan jika satu mendapat
bantuan, yang lain iri. Akhirnya demi kondusifitas dan keamanan warga,
dilakukan pemerataan.
2. Sumber Daya
3. Disposisi
4. Struktur Birokrasi
1. Tim Koordinasi Program BLT Pusat yang tterdiri dari Kementrian Sosial
RI, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K),
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Badan Pusat
Statistik (BPS), Kementrian keuangan RI, Kementrian Dalam Negeri,
Kementrian Komunikasi dan Informasi, Kementrian Negara BUMN, TNI,
POLRI, Kejaksaan Agung, BPKP, BPK, serta PT Pos Indonesia selaku
operator.
2. Tim Koordinasi Program BLT Tingkat Provinsi yang terdiri dari SKPD
Dinas Sosial Provinsi selaku koordinator sosial, SKPD terkait, BPS,
KODAM, POLDA, Kejaksaan Tinggi, BPKP dan Kanwil PT Pos
Indonesia wilayah provinsi.
3. Tim Koordinasi Program BLT Tingkat Kabupaten yang terdiri dari SKPD
Dinas Sosial Kabupaten selaku koordinator, SKPD terkait, BPS, KOREM,
POLRES, BPKP dan PT Pos wilayah Kabupaten.
Adapun data Kepala Desa dan Perangkat Desa adalah sebagai berikut :
KEPALA DESA
KASIAT S.Si
Sekertaris Desa
M.ROFIQ
Kasun Kasun
Sekarjalak Kasun Bandrek Curahwuluh Kasun Jatitengah
Adapun data Kepala Desa dan Perangkat Desa adalah sebagai berikut
YAHYA
Sekertaris Desa
NUR HASAN
Kasun
Kasun Kasun
cengkarukwatu Kasun seloan Kasun kerajan
kandangsari Semambung
WAGIANTO MUFI AHMAD SIDIQ
MOCH.HARIS ABDUL BASIR
D) Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab XIV pasal 33
dan pasal 34