BOOK REVIEW
ANTARAN
Sosiologi mengkaji berbagai gejala sosial yang akan dihubungkan satu sama lainnya
dan dicari pemahamannya terhadap kehidupan manusia secara sistematis dengan teori yang
sudah terbangun tentang hubungan timbal balik dan sebab akibat sehingga dampak atau
Sosiologi hukum dalam buku ini mengajukan dua pendekatan, yakni memahami
hukum sebagai gejala sosial dan memahami gejala sosial yang melahirkan hukum. Hukum
sebagai gejala sosial adalah harapan masyarakat terhadap keadilan ketentraman hidup
pemahaman ini, hukum adalah norma sosial yang menjaga keharmonisan hidup di
Sedangkan gejala sosial sebagai hukum adalah kenyataan yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat sebagai refleksi normatif yang menjelaskan kehendak sosial melalui
tolak ukur moralitas yang berlaku secara sosial. Hukum ada, tetapi tidak tertulis. Hukum
berlaku tanpa harus dikelola secara struktur. Gejala sosial bergerak mengahapi berbagai
tantangan hidup dan jawaban atas segala tantangan perubahan sosial adalah hukum yang
berlaku.
tidak dapat terlepas dari kenyataan sosial yang menjadi latar belakang diberlakukannya
hukum untuk kepentingan masyarakat, sebagaimana hukum yang diadopsi dari kolonial
Belanda sebagai indikator bahwa hukum diproduk oleh gejala sosial. Demikian pula
pandangan tentang norma sosial dan mitologinya, yang memeberikan konsep hukum dan
undang-undang tidak terlepas dari realitas falsafah sosialnya. Sebagaimana hukum tentang
A. BAB I : Pendahuluan
Sosiologi Hukum merupakan kajian ilmu sosial terhadap hukum yang berlaku
di masyarakat dan perilaku serta gejala sosial yang menjadi penyebab lahirnya hukum
2. Gejala sosial yang menyebabkan perlunya materi hukum yang baru atau revisi
Sosiologi dan antropologi merupakan ilmu sosial yang selalu bersatu, tetapi
dipisahkan. Sosiologi hukum dan antropologi hukum saling berhubungan erat apabila
dilihat dari objek utamanya, yaitu manusia, komunitas, peran, dan fungsi sosial, serta
kebudayaan.
hubungan timbal balik serta hubungan fungsionalnya, sifat saling mengaruhi, dan
akibat sosialnya. Adapun antropologi lebih mengedepankan kejiannya pada
dan kebudayaan sosial, tentang etnis, ras, dan berbagai simbol kemanusiaan yang
B. BAB II : Kaidah Sosial Normatif sebagai Gejala Sosial dan Gejala Hukum
bahwa potensi dirinya secara budaya disangkal begitu saja. Justru potensi budaya
sistem sosial yang muatan simboliknya diterima dan menjadi ciri khas masyarakat
tertentu.
kemapanan sosial.
Agama hakikatnya merupakan gejala hukum dan hukum yang selama ini
menjadi sosial normatif lebih banyak didominasi oleh nilai-nilai yang terdapat dalam
ajaran agama. Agama diresukdikan ke dalam beberapa hal mendasar, yang kemudian
Keyakinan atas agama adalah kebudayaan terbesar dalam sejarah hidup manusia,
agama tidak dapat keluar begitu saja dari jiwa manusia. Simbol-simbol beragama
dijadikan alat komunikasi dengan Tuhan merupakan kebudayaan yang paling
Sosial
diterapkan dalam perilaku sosial normatif dan hukum sosial merupakan dasar dalam
pencapaian tujuan dengan ukuran paling standar karena ukuran paling mendalam dari
upaya mencapai tujuan adalah meleburnya sistem sosial dan budaya menjadi sistem
kepribadian.
Hukum dan norma sosial adalah suatu perilaku yang telah melembaga jika dari
aspek orientasi nilai dengan ada standar personalitasnya telah ada penyesuaian antara
sistem kepribadian dengan sistem sosial dan kesesuaian antara internalitas dengan
C. BAB III : Perspektif Sosiologi Hukum tentang Realitas Pelaksanaan Hukum Islam
didasarkan pula pada pendekatan perilaku masa lalu. Jika belum ada argumentasi
yang menjadi dalil berubahnya cara berperilaku, perilaku masa lalu dijadikan titik
tolak. Hal ini berkaitan dengan kaidah yang menyatakan bahwa hukum tidak berlaku
surut.
Adapun teori perilaku yang disebut dengan teori Mukallaf, dalam teori ini
Interaksi antar manusia adalah hak orang beriman yang jika diputuskan, putus
pula imannya. Maka saling berinteraksilah satu sama lainnya dan satukan dengan
sistem nilai yang dikehendaki Allah SWT, yakni ketakwaan. Interaksi yang
melahirkan lokalisasi nilai-nilai agama hanya dapat terjadi oleh adanya timbal balik
diantarapenganit agama dengan segala kepentingannya serta dengan sistem nilai yang
ada dalam ajaran baru yang diyakini mendukung pada cita-cita dan motivasinya.
yang berada pada gejala sosial adalah manusia. Ketika manusia membuat hukum
sebagai sistem aturan dan tatanan kehidupannay, ia menjadikan dirinya sebagai objek
hukum yang dibuat oleh Allah, hukum-hukumnya yang tertulis maupun tidak tertulis.
Hukum buatan manusia yang menempatkan manusia sebagai subjek dan objek
yang melanggar hukum, yang akan dikenakan sanksi bila telah terbukti bersalah,
maupun larangan.
2. Norma Sosial sebagai Hukum Adat dan Hukum Adat sebagai Hukum Sosial
terbentuk atas dasar interaksi. Hukum pada hakikatnya adalah masyarakat itu sendiri,
dan sebaliknya hukum merupakan masyarakat dari sudut pandang tertentu karena
hukum ada dalam masyarakat dan mengatur masyarakat untuk mencapai kedamaian
sosial.
melainkan masyarakat sendirilah yang mendidikakan diri pada tradisi dan norma
sosial yang dibuatnya. Norma sosial yang dijadikan tolak ukur tentang benar dan
salah, baik dan buruk, kemudian disebut dengan istilah hukum adat.
tidak pernah berhenti dikejar sampai akhir hayat manusia. Cita-cita sosial bersandar
pada hukum, baik hukum yang merupakan norma sosial maupun hukum yang berupa
hukum sosial yang berlaku. Hukum masa lalu telah menjadi mitologi sosial yang
hanya dalam dongeng dan cerita masa lalu. Hukum sosial masa lalu tenggelam oleh
perubahan sosial yang lebih dinamis, penuh dengan penderitaan dan kehancuran
Ada tiga hal baru yang saya dapatkan dari buku ini, sebagai berikut :
1. Dinamika sosial bagaikan bola billiar yang satu totokan bola pertama memantulkan
jumlah bola yang lebih banyak sehingga memenuhi lubang bola sebagai sebuah tujuan
utama .Bukan totokan bola pertama yang paling penting dan menentukan
kemenangan, tetapi seberapa banyak pantulan bola memasuki lobang sebagai tujuan
inti permainan. Teori Billiard Ball adalah pandangan yang menegaskan bahwa
perilaku interaktif dapat menentukan terbentuknya norma sosial yang lebih luas.
norma sosial tradisional, karena terbentuk oleh sifat imitasi sosial atau meniru yang
turun-temurun. Tindakan Nabi Muhammad SAW yang ditiru oleh para sahabat,
kemudian perilaku sahabat yang ditiru oleh para tabi’in dan seterusnya membentuk
3. Jika manusia mengalami kesadaran hukum, maka hukum tidak berguna lagi karena
hukum yang berlaku di dunia adalah pasal-pasal dan teks-teks yang mengancam
manusia yang tidak pernah memiliki kesadaran hukum dan manusia pelanggar
hukum. Dalam KUHP tentang segala bentuk Tindakan kejahatan atau pelanggaran,
terdapat pasal-pasal yang mengancam para penjahat. Oleh karena itu, apabila
masyarakat telah memiliki kesadaran hukum, hukum menjadi efektif tidak berguna
Buku ini selain membahas tentang hukum negara juga tetap menyandingkan
dengan hukum Allah atau hukum islam. Buku ini juga menurut saya sangat menarik
karena di setiap halaman dalam buku ini memiliki catatan kecil yang berisi
kesimpulan di setiap halamannya sehingga pembaca cepat memahami inti dari setiap
halaman.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si, Sosiologi Hukum, Bandung 2006 (CV
Pustaka Setia)