Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ulinnuha Salsabila

NIM : 210202086

Kelas : IV C / Hukum Keluarga Islam

Mata Kuliah : Hukum Pidana

I. ILMU YANG BERKAITAN DENGAN ILMU HUKUM PIDANA


a. Kriminologi
Kriminologi berasal dari kata crimen yang artinya adalah kejahatan dan logos
yang artinya ilmu, sehingga kriminologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
kejahatan dan tindak kriminal. Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari sebab-sebab kejahatan, dengan maksud agar diberikan pengobatan
secara tetap di dalam mengatasi kejahatan dimasa yang akan datang dan minimal
dapat berkurang.
Pada kasus Ferdy Sambo ini yang termasuk kedalam kriminologinya adalah
sambo melakukan pembunuhan, dan diduga bahwa pembunuhan ini adalah
pembunuhan berencana yang dilakukan kepada Almarhum Nofriansyah Yosua
Hutabarat (Brigadir J) yang mana hal ini diungkapkan secara gamblang oleh ahli
kriminologi yaitu Prof. Dr. Muhammad Mustofa di Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan, pada hari Senin (19/12/2022).
Pembunuhan ini terjadi karena adanya suatu faktor dimana PC menceritakan
kejadian yang terjadi di magelang dengan menangis kepada Ferdy Sambo dan hal ini
membuat Ferdy Sambo menduga bahwa Brigadir J telah melakukan pelecehan
seksual kepada Putri Candrawati (istri Ferdy Sambo) yang dilakukan di Magelang,
pada Kamis, 7 Juli 2022.
Sehingga pada kejadian itu membuat Ferdy Sambo marah dan akibat emosi
yang meluap kemudian Ferdy Sambo melakukan rencana bersama Richard Elizier,
Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf untuk melakukan pembunuhan terhadap Brigadir J.
Yang terjadi di Rumah Dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta
Selatan, 8 juli 2022.
b. Penologi
Penologi berasal dari “penol” dan “logo” Penol berasal dari kata penal yang
berarti penghukuman. Bertolak belakang dengan viktimologi yang mempelajari
korban, penologi justru mempelajari bagaimana cara penghukuman yang tujuannnya
adalah mengurangi kejahatan. Oleh karena itu, pada dasarnya penologi dan
viktimologi merupakan bagian dari kriminologi.
Dalam kasus sambo ini hukuman yang di berikan kepada sambo atau hakim
telah memvonis saudara Ferdy Sambo dengan divonis mati karena telah melanggar
Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) subsider pasal 338
juncto Pasal 55 Ayat 1 Ke-1 akibat pembunuhan berencana, Dan Pasal 49 Juncto
Pasal 33 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang ITE (Informasi Dan
Transaksi Elektronik) Pasal 55 Ayat 1 Ke-1 KUHP karena telah menghilangkan
barang bukti yaitu cctv.
Tujuan diberikannya hukuman mati ini yaitu untuk memberikan efek jera bagi
pelaku kejahatan dan yang masih melakukan kejahatan-kejahatan lain di luar sana.
Dan untuk masyarakat sendiri agar masyarakat dapat terhindar dari kejahatan dan
dapat menjadikan ini sebagai pelajaran.

c. Criminal Justice (Studi Peradilan pidana)


Sistem peradilan pidana (criminal justice system) merupakan sistem dalam
suatu masyarakat untuk menanggulangi kejahatan. Menanggulangi berarti di sini
usaha untuk mengendalikan kejahatan agar berada dalam batas-batas toleransi
masyarakat. Sistem ini dianggap berhasil apabila sebagian besar dari laporan maupun
keluhan masyarakat yang menjadi korban kejahatan dapat “diselesaikan”, dengan
diajukannya pelaku kejahatan ke sidang pengadilan dan diputuskan serta mendapat
pidana.
Kasus penembakan anggota polri brigadir j bermuala karena ada laporan irjen
pol. Ferdy sambo kepada polres metro jakarta selatan dan divisi propam polri pada
jumat, 08 juli 2022. Ferdy sambo melaporkan peristiwa ini pada pukul 17.20 WIB
dengan skenario terjadi peristiwa tembak menembak anatara Bharada E dengan
Brigadir J. Insiden ini diduga karena Brigadir J melakukan pelecehan terhadap istri
Ferdy Sambo yaitu Putri Candrawati.
Sidang perdana terdakwa Ferdy Sambo untuk kasus kematian Nofriansyah
Yosua Hutabarat atau Brigadir J digelar pada Senin, 17 Oktober 2022 Jaksa Penuntut
Umum (JPU) mendakwa mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo dengan tindak pidana
pembunuhan berencana terhadap Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,
Senin. Ferdy Sambo disangkakan dengan pasal 340 KUHP subsider pasal 338 KUHP
juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Putusan Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman
Santosa menyatakan surat dakwaan terhadap terdakwan pembunuhan berencana
Brigadir J, Ferdy Sambo, yang disusun jaksa penuntut umum (JPU) sudah sistematis
dan tegas.
Setelah adanya dakwaan tersebut, Ferdy sambo mengajukan eksepsi atau
keberatannya atas dakwaan yang telah dibacakan, tim kuasa hukum Sambo meminta
agar hakim membatalkan seluruh dakwaan yang dituntaskan oleh Jaksa, akan tetapi
Jaksa Penuntut Umum (JPU) menolak seluruh dalil eksespsi Ferdy Sambo dan Putri
Candrawathi.
Sidang Ferdy sambo ini berlanjut pada tanggal 19-23 Desember 2022, dengan
mendatangkan para saksi yaitu ada saksi mahkota dan saksi ahli. Saksi mahkota itu
adalah para terdakwa sendiri dan saksi ahli adalah ahli ITE dan ahli pidana.
Kemudian pada tanggal 27 Desember 2022, kubu Ferdy Sambo dan Putri
Candrawati dijadwalkan menghadirkan A De Charge atau saksi yang meringankan
yaitu Guru Besar Hukum Pidana Universitas Andalas Elwi Danil. Kemudian pada
tanggal 28 desember 2022 Richard Elizier menghadirkan saksi meringankan yaitu
Albert Aries dari Universitas Trisakti.
Setelah dihadirkannnya para saksi, dengan segala penjelasan-penjelasan yang
telah tertera akhirnya Ferdy Sambo mengakui bahwa sebenarnya tidak ada kejadian
baku tembak dan pelecehan terhadap Putri candrawati dikarenakan kurangnya bukti.
Setelah melalui lamanya persidangan Ferdy sambo terbukti bersalah dan
Sidang Putusan 13 Februari 2023, Hakim menyatakan bahwa Ferdy Sambo terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melanggar Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Selain itu, hakim juga menilai Ferdy Sambo terbukti
melanggar Pasal 49 jo. Pasal 33 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
UU Nomor 11/2008 tentang ITE jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. "Menjatuhkan
pidana kepada terdakwa tersebut dengan pidana mati," ujar Hakim Ketua Wahyu
Iman Santoso dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel),
Jakarta, dilansri dari Antara Senin 13 Februari 2023.

d. Kriminalistik / ilmu kedokteran forensik


Ilmu kedokteran forensik menyelesaikan kejahatan-kejahatan dengan
pembuktian setepat-tepatnya. Ilmu kedokteran forensik ialah hukum yang berkaitan
dengan penggunaan ilmu kedokteran guna membantu proses pembuktian dalam
hukum acara pidana.
Pada kasus sambo dapat dicontohkan bahwa ilmu kedokteran forensik ini
adalah salah satu bentuk penyelesaian dalam kasus ini. Karena, kedokteran forensik
dapat menganalisis bagaimana brigadir j meninggal. Karena diketahui adanya
indikasi penyiksaan pada saudara brigadir j kemudian diketahui bahwa brigadir j ini
meninggal dengan cara dibunuh bukan karena bunuh diri. Selain itu saat melakukan
investigasi pun kedokteran forensik harus cermat dan harus bertindak cepat dalam
melakukan otopsi karena pada saat otopsi yang dilakukan itu perlu secara
menyeluruh.
Polri menyerahkan barang bukti kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah
Yosua Hutabarat (Brigadir J) yang menjerat Ferdy Sambo dan empat tersangka
lainnya ke Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (Kejari Jaksel) hari ini. Barang bukti itu
antara lain terdiri dari pistol dan magasin (alat penyimpanan dan pengisian amunisi
yang menyatu atau dipasang pada senjata api). Terlihat sejumlah pistol yang
diletakkan di meja salah satu ruangan di Kejari Jaksel. Tampak juga sejumlah
penyidik Bareskrim Polri dan jaksa melakukan pengecekan barang bukti tersebut.

e. Forensik
Ilmu forensik merupakan bagian dari ilmu kedokteran yang mengkhususkan
pembahasan pada masalah bekas-bekas kejahatan. Ilmu forensik sangat berguna bagi
hukum pidana dalam usaha menanggulangi kejahatan.
Dalam kasus Ferdy Sambo dalam pembunuhan Brigadir J dilakukan dua kali
otopsi terhadap korban brigadir J. pertama, dilakukan pada hari jum’at 08 Juli 2022
sekitar pukul 20.20 di RS Bhayangkara, jakarta timur, oleh Ahli Forensik dan
Medikolegal Farah Primadani Karouw kemudian ditemukan 7 luka tembak masuk
yang bersarang di kepala dan dada, dan beberapa luka di jari tangan kiri dan
pergelangan tangan. Dan 6 luka tembak keluar yang ditemukan di puncak hidung,
leher sisi kanan, lengan atas kanan sisi luar, pegelangan tangan kiri sisi depan, dan
jari manis tangan kiri
Otopsi kedua dilakukan pada tanggal 27 juli 2022 oleh Ahli Forensik dan
Medikolegal dan Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesian (PDFI), Ade
Firmansyah dan ditemukan 5 luka tembakan masuk yaitu pada bagian dada sisi
kanan, bahu kanan, bibir sisi kiri, dan lengan bawah kiri bagian belakang dan 4
tembakan keluar dengan 2 luka fatal di bagian kepala dan dada bagian kanan.

f. Psikiatri forensik
Psikiatri forensik yaitu salah satu cabang forensik yang bertujuan unutk melihat
sisi-sisi psikologis seseorang secara lebih mendalam, terutama dari sudut pandang
kedokteran. Psikiatri forensik adalah cara untuk menemukan kebenaran dengan
melibatkan ilmu dokter sebagai ahli dalam memeriksa korban atau pelaku seorang
penjahat terutama saat menyelidiki orang sakit jiwa atau penjahat yang jiwanya
mengalami keterbelakangan mental, diperlukan pemeriksaan forensik-psikiatri
(kedokteran forensik psikiatri) atau Psikiatri Forensik.
Dalam kasus ferdy sambo psikiatri forensik berperan sebagai menelaah dan
menganalisis sikap dan perbuatan putri candrawati. Yang dimana diketahui bahwa
saudari PC berbohong terhadap kesaksian yang dimilikinya. Karena, yang
diungkapkan tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.
Ilmu forensik, terutama psikiatri forensik dan linguistik forensik berperan besar
dalam pengungkapan. Beberapa diantaranya melalui proes asesmen, wawancara,
observasi, dan penilaian. Para ahli forensik juga pada akhirnya menemukan
kejanggalan dari apa yang dikatakan oleh Putri Candrawati dengan saksi-saksi yang
diundang. Bagaimana Putri Candrawathi mengungkapkan sesuatu yang tidak sesuai
dengan apa yang ada di lapangan tentunya dapat ditemukan oleh para ahli forensik.
Dalam proses ini, ahli forensik yang menemukan kejanggalan kemudian
bekerja sama dengan pihak berwenang untuk membawa bukti-bukti ilmiah ini ke
tahap lebih lanjut. Pengungkapan kebohongan yang dilakukan oleh PC tidak hanya
dilakukan oleh psikolog atau psikiater saja, tetapi juga dilakukan oleh ahli linguistik
yang melihat kata-kata yang diucapkan oleh PC, sehingga dapat ditemukan
kejanggalan dan kebenaran di belakangnya.

g. Viktimologi
Secara etimologi, viktimologi berasal dari kata “victim” yang berarti korban
dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Viktimologi adalah ilmu yang
mempelajari masalah korban, penimbul korban yang merupakan suatu masalah
sebagai suatu kenyataan sosial.
Pada kasus sambo ini sudah jelas bahwa yang menjadi korban adalah
Almarhum Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J) kejadian ini murni dilakukan
oleh pelaku (Ferdy Sambo) karena korban dituduh telah melecehkan putri candrawati
(istri ferdy sambo), karena kejadian inilah Ferdy Sambo merasa marah kemudian
membuat rencana dengan 3 rekannnya untuk membunuh korban, korban tersebut
tewas setelah baku tembak dengan Richard Elizier atau Baharada E dengan
menggunakan senjata api Glok-17 dengan tembakan 3-4 kali tembakan hingga
korban terkapar dan banyak mengeluarkan darah.
Kemudian untuk memastikan korban sudah tewas, maka saudara FS kembali
menembak korban tepat di sisi kiri kepala bagian belakang hingga akhirnya si korban
meninggal dunia. Untuk menghilangkan jejek FS kemudian menembak ke arah
dinding di atas tangga beberapa kali. Lalu berbalik arah dan meletakkan senjata milik
brigadir j ke tangan korban untuk ditembakkan ke arah tembok di atas TV.
Pada kasus ini pun Bharada E dikatakan sebagai korban karena karena telah
dilakukannya pemeriksaan polisi terhadap fakta apakah Elizer melakukannya dengan
suka rela membantu sambo atau karena mengikuti perintah dari atasannya saja.
II. ULTIMUM REMIDIUM DAN ULTIMUM REMIDIUM DALAM REFORMASI
HUKUM
Ultimum remedium  merupakan salah satu asas yang terdapat dalam hukum pidana
Indonesia. Ultimum remedium merupakan salah satu asas yang terdapat di dalam
hukum pidana Indonesia yang mengatakan bahwa hukum pidana hendaklah dijadikan
upaya terakhir dalam hal penegakan hukum. Ultimum remidium ini bermakna apabila
suatu perkara dapat diselesaikan melalui jalur lain seperti, kekeluargaan, negosiasi,
mediasi, perdata, atau hukum administrasi.
Ferdy Sambo divonis dengan pidana mati karena dinilai terbukti melakukan
pembunuhan berencana dan tanpa hak melakukan perbuatan yang menyebabkan
sistem elektronik tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan Putri
Candrawati divonis penjara 20 tahun penjara Kuat Ma'ruf dan Ricky Rizal
masing-masing memperoleh 15 tahun dan 13 tahun dan Bharada E 1,6 Tahun
penjara.
Putusan tersebut dijatuhkan oleh ketua majelis hakim Wahyu Iman Santoso
dengan anggota Morgan Simanjuntak dan Alimin Ribut Sudjono

Anda mungkin juga menyukai