Anda di halaman 1dari 18

Kasus Pembunuhan Brigadir Joshua

Mata Kuliah: Hukum dan Hak Asasi Manusia

Dosen Pengampu: Riastri Haryani, S.H., M.H

Disusun Oleh:

Fakhran Elbani Dahlan 2333001048

Maulana Muhammad Alghifari Iswandi 2333001033

Fauzan Adhiyaksa 2333001059

Novia Dwi Cahyani Syafitri 2333001038

Hafsha Azka Azkiya 2333001042

Kelas: A/301

Fakultas Hukum

Universitas Krisnadwipayana

Jakarta 2023

i
Kata Pengantar

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang yang telah memberikan Rahmat dan berkat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Hukum Dan Hak Asasi Manusia ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas mengenai kasus Pembunuhan Brigadir Joshua. Sebagai bahan
pembelajaran dan tugas kelompok. Makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, baik itu dari
bahasanya dan pembahasannya, tetapi kami berharap denga nada nya makalah ini, dapat memberikan
informasi dan ilmu kepada banyak orang. Oleh karna itu, kami sangat menghargai segala bentuk
kritik, masukan, serta saran dari dosen pengajar maupun teman-teman yang melihat makalah ini.
Sekian kami ucapkan terimakasih atas perhatiannya.

Jakarta, 12 Oktober 2023

ii
Daftar Isi

Kata pengantar……………………………………………………………………………………………………………i

Daftar isi……………………………………………………………………………………………………………………..ii

BAB I…………………………………………………………………………………………………………………………..1

Pendahuluan………………………………………………………………………………………………………………1

1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………………………………1


1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………..2
1.3. Manfaat………………………………………………………………………………………………………….2

BAB II…………………………………………………………………………………………………………………………3

Pembahasan………………………………………………………………………………………………………………3

2.1 Asal Mula Kasus Pembunuhan Brigadir J……………………………………………………….4


2.2.Dugaan Motif Pembunuhan Brigadir J: Perselingkuhan/Pelecehan Seksual……5
2.3. Perbedaan Kronologi Pembunuhan Brigadir J Antara Versi Dakhwah Penuntut

Penuntut Umum Dengan Versi Eksepsi Pihak Ferdy Sambo……………………………………7

2.4. Dampak Pembunuhan Brigadir J Terhadap Kepercayaan Masyarakat


Terhadap Aparat KePolisian dan Sistem Penegakan Hukum………………..8
2.5.Pelangaraan HAM Kasus Pembunuhaan Brigadir J…………….…………………………..10

BAB III…………………………………………………………………………………………………………………………11

PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………….11

3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………….11
3.2. Pendapat Kelompok……………………………………………………………………………………….12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Tindak pidana pembunuhaan berencana merupakan tindak pidana pembunuhan yang di
dahului oleh rencana pembunuhaan terlebih dahulu. Namun, pengertian dan syarat unsur berencana
tidak dirumuskan dalama Kitab Undang-Undang HukumPidana (KHUP). Keadaan demikian
menjadikan pengertian dan syarat unsur berencana mengalami dinamika. Pada konteks ini, dibutuhkan
kepekaan hakim dalam menganalisis, mempertimbangkan dan memutus perkara tindak pidana
pembunuhaan berencana, sebagaimana dalam Putusan Nomor 201/Pid.B2011/PN.Mrs.

Suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai pembunuhan adalah perbuatan oleh seorang atau pun
kelompok yang sengaja merampas nyawa orang lain atau dengan kata lain mengakibatkan seorang
meninggal dunia. Pembunhan dalam Kamus Besar Bahas Indonesia berasal dari kata bunuh, yeng
artinya mematikan dengan sengaja. Membunuh artinya membuat seorang mati/meninggal.
Pembunuhan artinya orang yang membunuh. Pembunuhan merupakan tindak pidana yang terdiri dari
beberapa jenis, dan didalam KHUP pembunuhaan terdapat pada beberapa pasal yang mengatur
mengenai pembunuhan , terdapat dalam KHUP yang berlaku di Indonesia pada buku II bab XIX
mulai dari pasal 338 sampai pasal 350 KHUP. Ada banyak macam-macam bentuk pembunuhan dalam
KHUP. Berikut merupakan beberapa yang terdapat di dalam KHUP.

1. Pembunuhan biasa (pasal 338) “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain,
diancam karena pembunuhan dengan penjara paling lama lima belas tahun”.
2. Pembunuhan berencan (pasal 339) “Barang siapa dengan sengaja dan dengan direncanakan
terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan berencana, dengan
pidana mati atau atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu
paling lama dua puluh tahun”.
3. Pembunuhan atas permintaanbersangkutan (pasal 334) “Barang siapa merampas nyawa orang lain
atas permintaan atas sungguh-sungguh dari orang itu sendiri, diancam dengan pidana paling lama
dua belas tahun”.

Hakim dalam mempertimbangkan unsur berencana erat hubungannya dengan nasib seorang.

Apakah pidana yang diputuskan hakim adalah pidana mati, pidana seumur hidup, atau pidana penjara
20 tahun, hal tersebut tergantung pada pertimbangan hakim menyatakan unsur berencana terbukti atau
tidak. Pertimbangan hakim yang didasari oleh pembuktian merupakan pertaruhan hak asasi manusia,
jika seorang terdakwa dinyatakan terbukti melakukan pembunuhan berencana dan dipidana 20 tahun
atau seumur hidup. Ternyata terdakwa melakukan pembunuhan biasa. Pada konteks ini, hak asasi
manusia benar-benar di pertaruhkan, mengigatkan agar kesadaran untuk selalu mengingatkan hukum
pidana dengah hak-hak asasi manusia perlu selalu ditegakan, sebab pertymbuhan hukum pidana
sebenarnya merupakan tahap-tahap perjuangan untuk membebaskan manusia dari penegakan terhadap
hak-hak asasi manusia.

ii
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa motif dan latar belakang pembunuhan berencana terhadap Ferdi Sambo?
2. Proses hukuman apa yang pantas di dapatkan oleh ferdy sambo?
3. Apa Dampak Pembunuhan Brigadir J Terhadap Kepercayaan Masyarakat Terhadap
Aparat Kepolisian dan Sistem Penegakan Hukum?
4. HAM yang belaku apa saja?

1.3 Manfaat
Dari makalah ini kita mendapatkan banyak Pelajaran penting, Pelajaran-pelajaran moral dan etika
lainnya, dan saya dapat menambahkan pengetahuan dari kasus ini. Mulai dari sosial, politik, dan
Pancasila maupun kebohongan. Dengan membuat makalah ini saya banyak belajar masalah sosial
politik yang terjadi di Indonesia. Banyak Pelajaran moral yang saya dapatkan dari kasus ini,
semoga kasus ini tidak terulang lagi dan menjadi Pelajaran bagi sosial politik kedepannya.

ii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Asal Mula Kasus Pembunuhan Brigadir J

Kasus pembunuhan berencana yang dilakukan Irjen Ferdy Sambo, mantan Kadiv Propam
Polri, terhadap ajudannya Brigadir J atau Yoshua Hutabarat menjadi perhatian publik hampir dua
bulan belakangan. Sekarang proses hukum terus berjalan Ferdy Sambo yang dulu nya polisi sudah
menjadi tersangka. Selain itu ada empat tersangka lainnya, yaitu Putri Chandrawati (istri Ferdy
Sambo), Bharada Richad Eliezer atau Bharada E, Bripka Ricky Rizal atau Bripka R, dan kuat Ma’ruf
(sopir Ferdy Sambo).

Kronologi kasus tewasnya Brigadir J mulai mencuat Ketika Ferdy Sambo yang sebelumnya
berfungsi kadiv propam polri membuat laporan ke Polres Metro Jakarta Selatan pada Jumat, 8 juli
2022. Ferdy Sambo melaporkan ada nya kontak tembak antara Brigadir J dengan Bharada E. Tembak-
tembakan ini terjadi di sebut karena Brigadir J melakuan perbuatan ke pada sang istri Putri
Chandrawati yang membuat Ferdy Sambo marah. Ada dua laporan yang dibuat pihak Ferdy Sambo ke
polres Jakarta Selatan dengan tak terduga Brigadir J, Yakini mengungkapkan terhadap Putri
Chandrawati dan percobaan pembunuhan terhadap Bharada E.

Adapun saksi dalam kejadian tembak-tembakan tersebutu yaitu Ma,ruf, Bripka RR, dan
Bharada E. sementara jenazah Brigadir J dibawa ke RS Bhayangkara Jakarta tingkat Polri satu. Lalu
pada senin, 11 juli 2022, karaopenma Divisi manusia Polri Brigjen Ahmad Ramadhan melakukan
konfernsi pers terkait dengan pristiwa meninggal nya Brigadir J. seiring berjalan nya waktu dan
desakan public yang curiga adanya rekayasa dalam kasus terbunuhnya Brigadir J, pada 12 juli 2022.
Kapolri membuat tim khusus Polri berdasarkan SPRIN Nomor SPRIN/5647/VII/HUK.12.1/2022.

Tim khusus tersebut melakukan invetigasi melibatkan. Inspektur Pengawasan Umum


(Irwasum), Polri Brigjen Agung Budi Maryoto, Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto, Kbinet
Intelkam Polri Komjen Ahmad Dofiri, Asisten Kapolri Bidang SDM (As SDM) Irjen Wahyu Widada
dan Kapusdokkes Iejen Asep Hendradiana. Tugasnya yaitu mengungkap khasus pembunuhan Brigadir
J sesuai fakta, tujuan, transparan dan akuntebel. Di sisi lain, kekuasan hukum Brigadir J melapor ke
Polri adanya dugaan pembunhan terhadap Brigadir J. Lalu pada senin 18 juli 2022, Kapolri Jendral
Daftaryo Sigit matikan Ferdy Sambo dari jabatan kadiv Propam Polri. Adapun laporan pihak Ferdy
Sambo tentang dugaan percobaan pembunuhan dan lapran terkait dengan perbuatan menjelaskan yang
di tudingkan terhadap Brigadir J di limpahkan ke Polda Metro Jaya pada selasa, 19 juli 2022,
menyusul pada rabu, 20 juli 2022, Kapolri juga mematikan Karo Peminal Polri dan Kapolres Metro
Jakarta Selatan. Di hari yang sama otopsi ulang kepada jenazah Brigadir J dilakukan TAKU
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), di dampingin Komnas HAM dan Kompolnas.

ii
Singkat cerita, fakta-fakta pun mulai terungkap, mulai dari adanya hambatan penyidikan
seperti intimidasi, tekanan, hingga menhilangkan barang bukti yang dilakukan bebrapa anak buah
Ferdy Sambo termasuk fakta CCTV di pos satpam di ambil oleh oknum personel Divisi Propam Polri
dan Bareskrim Polri. Pada 3 agustus 2022 Bharada E di tetapkan menjadi tersangka dengan sangkaan
Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP. Lalu pada 5 agustus 2022 Bharada E membuat
pengakuan berbeda dari sebelumnya. Bharada E mengungkapkan semua fakta, termasuk pembunuhan
berencana yeng didalangi oleh Ferdy Sambo pada 9 Agustus 2022, Kapolri mengumumkan penetapan
tersangka terhadap Ferdy Sambo, Bripka Ricky Rizal atau Bripka R dan Kuat Ma’ruf.

Tak cukup sampai di situ Polri juga mentapka istri Ferdy Sambo yaitu Putri Chandrawati
sebagai tersangka. Dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Ferdy Sambo sudah
menjalani siding komisi kode etik pada kamis, 25 Agustus 2022, saat ini proses hukum Ferdy Sambo
cs atas pembunuhan berencana terhadap Brigadir J masih berlangsung.

2.2. Dengan Motif Pembunuhan Brigadir J: Perselingkuhan/Pelecehan Seksual

Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo menyebutkan motif pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Ada dua motif yang sedang dialami, pelecehan seksual dan selingkuh.

“Motif ini dipicu adanya laporan dari ibu PC terkait dengan masalah-masalah yang terkait
masalah kesusilaan. Jadi mungkin ini juga untuk menjawab bahwa isunya pelecehan atau
perselingkuhan ini sedang kami dalami”. Ucap Sigit dalam rapat dengan komisi III DPR, Rabu
(24/82022). Sigit memastikan tidak ada motif lain selain kedua hal yang di sebutkan. “Jadi tidak ada
isu diluar itu dan ini tentunya kami akan pastikan besok setelah pemerikasaan terakhir,” lanjut Sigit.

 Ferdy Sambo Terancam Diberhentikan Secara Tidak Terhormat

Irjen Ferdy Sambo menjalani siding etik pada kamis (25/8/2022) terkait kasus dugaan
pembunhan berencana terhadap Brigadir J. Ferdy Sambo terancam sejumlah sanksi hingga paling
tinggi adalah pemberhentian secara tidak terhormat (PTDH) alias dipecat dari Polri. Sdang etik ini
degalar untuk menentukan sanksi terhadap Ferdy Sambo. Berdasarkan peraturan Kepolisan Negara
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 tentang kode etik profesi dan komisi kode etik Kepolosian
Negara Republik Indonesia (KEPP) Ferdy sambo terancam sanksi etik dan sanksi administrative.

 Istri Ferdy Sambo Akan Diperiksa Sebagai Pembunuhan Brigadir J

Kabar terbaru kasus Brigadir J lainnya adalah pemeriksaan terhadap istri Irjen Ferdy Sambo,
Putri Chandrawati sebagai tersangka kasus tewas nya Brigadir Nofriyansah Yoshua Hutabarat atau
Brigadir J. Pemeriksaan akana dilakukan di Bareskrim Mabes Polri Jumat (26/8/2022) pukul 10.00
WIB “di Bareskrim Besok jam 10-an diundang untuk diperiksa dalam kapasitas sebagai tersangka di
Bareskrim” ungkap Kadiv Humas Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan kamis (25/8/2022). Dedi

ii
mengatakan sebelum di periksan, akan dilakukan pemeriksaan Kesehatan terlebih dahulu baik fisik
maupun pskis, jika memenuhi syarat, maka pemeriksaan akan dilanjutkan.

“Sama SOP-nya, sebelum dia nanti dimintai keterangannya, tentunya standar kesehatan
diperiksa kesehannya, baik dilakukan dari sisi fisik maupun psikisnya. Kalua misalkan dari Kesehatan
pskisnya memenuhi syarat untuk dimintai keterangan, ya tetap diminta keterangan.” Ucap Dedi.

2.3. Perbedaan Kronologi Pembunuhan Brigadir J Antara Versi Dakwaan Jaksa Penuntut
Umum Dengan Versi Ekspesi Pihak Ferdy Sambo

Dilansir dari artikel suara.com (19/10/2022), kasus pembunuhan berencana yang terjadi
kepada Brigadir Noviriansyah Yoshuan Hutabarat atau Brigadir J akhirnya sampai meja hijau dengan
mantan kadiv Ferdy Sambo sebagai penipu. Siding yang dimulai pada senin, 17 oktober itu akan
berlanjut pada hari rabu 19 oktober dengan jadwal acara penafsiran dakwaan untuk para tersangka
obstruksi keadlian.

Namun terdapat perbedaan verisi anatara surat dakwaan yang dibacakan oleh jaksa penuntut
umum (JPU) dan tidak keberatan atau pengecualian yang diajukan puhak Ferdy Sambo seperti
diketahui Ferdy Sambo, didakwan melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J Bersama-
sama dengan Richad Eliezer Pudihan Lumiu ata Bharada E, Putri Chandrawati, Ricky Rizal, Kuat
Ma’ruf namun keempat tersangka tersebut didakwa dalam berkas yang secara terpisah. Setelah itu
pembacaan surat dakwan, kekuasaan hukum Ferdy Sambo langsung mengajukan nota persetujuan
atau pengecualian.

Kuasa hukum Ferdy Sambo menyebutkan bahwa konstruksi dakwaan yang disusun tidak
cermat dan lengkap. Mengacu pada Pasal 143 ayat 3 KUHAP, seharusnya dakwaan yang diberikan
kepada Ferdy Sambo dibatalkan. Menurutnya pihak Ferdy Sambo menemukan beberapa fakta yang
hilang terkait dengan kontruksi pristiwa pembunuhan dirumah dinas Ferdy Sambo, di duren tiga, yang
dibacakan oleh dakwaan Ferdy Sambo. Ia juga menyebutkan bahwa dakwaan yang dibacakan hakim
hanya bedasar kepada satu keterangan saksi. Yaitu Bharada E saja.

Lalu apa saja perbedaan tragedy pembunuhan Brigadir J antara dakwaan JPU dan eksepsi
yang disampaikan oleh tim Pengacara Ferdy Sambo tersebut?

1. Kronologi awal kejadian versi dakwaan

Dalama dakwaan, awal mula kasus pembunuhan Brigadir J disebut bermula dari adanya pristiwa
rumah Ferdy Sambo Samboyang berada di Magelang Jawa Tengah. Disebutkan bahwa Kuat Ma’ruf
sebagai sopir marah kepada Brigadir J. Putri Chandrawati selanjutnya meminta Kepada Bharada E
dan Ricky memanggil Brigadir J. Ricky bahkan sempat bertanya kepada Brigardir J tentang apa yang
sebenarnya terjadi, tetapi Brigadir J mengaku tidak tahu. Brigadir J lalu memasuki ruangan Putri saat

ii
itu, Putri Chandrawati duduk dikasur sambil bersandar. Ricky Bersama Brigadir J masuk kekamar,
tetapi Ricky kemudia ke luara kamar untuk meninggalkan Brigadir J dan Putri Chandrawati.
Kemudian, sepulangnya

mereka ke Jakarta Putri Chandrawati mengaku kepada Ferdy Sambo bahwa diri itu telah di lecehkan
oleh Brigadir J. Singkat setelah itu, Ferdy Sambo kemudian Menyusun rencana untuk membunuh
Brigadir J.

2. Kronologi awal kejadian versi eksepsi

Kronologi tersebut berbeda dengan yang disebutkan dakwaan. Tim pengacara Ferdy Sambo menyebut
bahwan ada kejadian Brigadir J membanting Putri Chandrawati. Kejadian tersebut terjadi pada
tangga 7 Juli 2022 di rumah Ferdy Sambo yang berada di Magelang sekitar pukul 18.00 WIB.
Kejadian tersebut terjadi pada saat Putri Chandrawati sedang tidur setelah mengantarkan anaknya
kesekolah. Pengecara Ferdy Sambo menyebut bahwa Putri dikamar lantai 2, Putri mendengar pintu
kaca kamar miliknya terbuka dan ternyata Brigadir J telah berada didalam kamar. Dalam pengecualian
tersebut, menyebutkan bahwa pada saat itu Putri dilecehkan, terdapat suara seseorang seperti ingin
naik ke lantai dua. Pengecara mengklaim bahawa Brigadir J panik dan meminta bantuan ke Putri agar
tetap diam, namun Putri Chandrawati menolak permintaan Yoshua dengan cara berusaha menahan
badannya. Pada saat momen inilah Brigadir J membanting Putri Chandrawati ke Kasur. Pengacara
tersebut menyebutkan bahwa Brigadir J membanting Putri Chandrawati sampai dua kali. Setelah
kejadian tersebut, Putri Chandrawati menyenggol keranjang tumpukan pakain yang terbuat dari
plastik dan menendang-nendang kakinya kepintu dengan tujuan agar seseorang mendengarkan.
Namun tidak ada seorangpun. Brigadir J kemudian keluar dari kamar Putri Chandrawati, Kuat Ma’ruf
menyasikan hal tersebut. Menurtnya Brigadir J sedang merokok diteras depan jendela rumah
Magelan. Berdasarkan pengakuan dari pengacara Ferdy Sambo, saat itu Kuat ingin mendekati
Brigadir J, Namun Brigadir J berlari seolah-olah kuat kemudian. Kuat Ma’ruf berjaga-jaga di depan
tangga lantai satu adanya Brigadir J Kembali naik secara tiba-tiba kekamar Putri Chandrawati.

3. Perintah tembakan dan menghajar versi dakwaan

Dalam dakwaan diketahui Ferdy Sambo perintahkan Bharada E untuk menembak. Sementara dalam
pengecualian, Ferdy Sambo menyebut bahwa ia perintahkan Bharada E untuk menghajar Brigadir J.
Pada saat itu jaksa menyebut Ferdy Sambo meminta Brigadir J memasuki rumah

4. Perintah tembakan dan menghajar versi pengecualian

Penguasa hukum Ferdy Sambo mentapkan bahwa Brigadir J menjawab pertanyaan Sambo dengan
nada menentang. Setelah itu Ferdy Sambo ia perintahkan Bharada E untuk menghajar Brigadir J.
Pernyataan tersebut di kuatkan oleh pernyataan saksi Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf

ii
5. Versi dakwaan : Sambo menjatuhkan senjata

Di sebutkan dalam dakwaan bahwa Ferdy Sambo sempat menjatuhkan senjata HS yang merupakan
milik Brigadir J sebelum terjadinya pembunuhan.

6. Versi pengecualian : Senjata HS tersebut masih berada ditangan Brigadir J

Dakwaan yang dibacakan oleh jaksa menjelaskan bahwa salah satu ajudan, yaitu Adzan Roma
mengetahui jatuhnya senjata HS tersebut. Namun tidak di perkenankan di ambil.

7. Versi dakwaan : Ferdy Sambo menembak Brigadir J

Dalam dakwaan, menyebutkan Ferdy Sambo menembak tembakan kea rah kepala yang membuat
Brigadir J terbunuh seketika sedangkan dalam pengecualian Ferdy Sambo disebut tidak menembak
kepala Brigadir J.

8. Versi eksepsi : Ferdy Sambo panik Bharada E menembak Brigadir J

Dalam eksepsi tim kekuasan hukum Ferdy Sambo, Ferdy Sambo terkejut dan panik adanya
penembakan yang dilakukan oleh Bharada E. Kemudian Ferdy Sambo secara spontan langsung
menembak kea rah dinding dengan senjata jenis HS, Ferdy Sambo mengklaim bahwa tindakannya
tersebut untuk melindungi Bharad E.

9. Obrolan Brigadir J dibunuh versi dakwaan

Dalam dakwaan disebutkan bahwa Ferdy Sambo langsung memerintahkan Brigadir J jongkok. Tanpa
sempat bertanya Brigadir J. Sedangkan dalam pengecualian menebut bahwa Ferdy Sambo sempat
bertanya apa yang dilakukan oleh Brigadir J terhadapa Putri Chandrawati. Pada saat itu jaksa
menyebut bahwa Ferdy Sambo langsung meminta Brigadir J untuk membungkuk begitu korban
masuk ke dalam rumah. Brigadir J kemudian bertanya ada apa. Namun, Ferdy Sambo tidak
menjawab. Kemudian Ferdy Sambo memrintahkan Bharada E untuk menembak Brigadir J.

10. Obrolan sebelum Brigadir J dibunuh versi eksepsi

Berbeda dengan versi dakwaan, setelah itu Ferdy Sambo bertanya kepada Brigadir J “kamu kenapa
tega kurang ajar ke ibu?” kemudian Brigadir J menjawab “kurang ajar apa komandan?”, kemudian
Ferdy Sambo Kembali menjawab “kamu kurang ajar sekali sama ibu”, Brigadir J kemudian menjawab
denngan nada yang menentang “ada apa komandan”. Mendengar Brigadir J menjawab dengan nada
yang menentang Ferdy Sambo secara spontan menyampaikan kepada Bharada E untuk menghajar
Brigadir J.

ii
2.4. Dampak Pembunuhan Brigadir J Terhadap Kepercayaan Masyarakat Terhadap Aparat
Kepolisian dan Sistem Penegakan Hukum

Pembunuhan Brigadir J yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo berdampak
langsung dan signifikan terhadap kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian dan sistem peradilan
pidana. Kejadian ini tidak hanya menimbulkan ketidakpercayaan terhadap integritas institusi
kepolisian, namun juga melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap transparansi peradilan dan
penegakan hukum.

1. Kurangnya transparansi dalam penanganan perkara


Dampak: Kurangnya transparansi dalam proses penyidikan dan penanganan perkara
menimbulkan pertanyaan dan kecurigaan di kalangan masyarakat. Informasi yang terbatas
atau tersembunyi menimbulkan kesan bahwa petugas polisi menyembunyikan sesuatu.
2. Keterlibatan pejabat tinggi polisi dalam kejahatan
Dampak Keterlibatan pejabat tinggi polisi dalam pembunuhan mengikis citra integritas
kepolisian. Masyarakat mungkin menganggap bahwa penegakan hukum tidak berjalan sesuai
prinsip keadilan jika petugasnya sendiri terlibat dalam tindakan kriminal.

Implikasi Terhadap Kepercayaan Masyarakat:

1. Keraguan terhadap keadilan:


Dampak: Masyarakat cenderung meragukan keadilan dan objektivitas penegakan hukum.
Keterlibatan pejabat tinggi dalam pembunuhan ini menimbulkan ketidakpastian apakah para
pelaku akan mendapatkan pengadilan yang adil.
2. Menurunnya kredibilitas lembaga kepolisian:
Dampak: Kejadian seperti ini dapat menurunkan kredibilitas seluruh lembaga kepolisian.
Masyarakat bisa kehilangan kepercayaan terhadap petugas polisi yang seharusnya mereka
melindungi dan melayani.
3. Potensi Peningkatan Ketidakpatuhan Hukum:
Dampak: Kepercayaan masyarakat yang terkikis dapat berdampak pada tingkat kerjasama dan
kepatuhan terhadap hukum. Masyarakat mungkin enggan melaporkan kejahatan atau bekerja
sama dengan aparat kepolisian karena ketidakpercayaan yang tercipta.

Dalam menghadapi dampak pembunuhan Brigadir J terhadap kepercayaan masyarakat, aparat


kepolisian perlu bertindak cepat dan efektif. Langkah-langkah konkret dalam meningkatkan
transparansi, reformasi internal, dan keterlibatan masyarakat menjadi kunci dalam memulihkan
kepercayaan yang telah terkikis. Pembelajaran dari kasus ini harus dijadikan pelajaran berharga untuk

ii
membangun sistem penegakan hukum yang lebih kuat dan dipercayai oleh masyarakat. Hanya dengan
upaya bersama, kepercayaan masyarakat terhadap aparat kepolisian dan sistem penegakan hukum
dapat kembali terjaga dan diperkuat.

ii
2.5. Pelanggaran HAM di kasus pemunuhan Brigadir J

Komnas HAM mengungkapkan adanya empat temuan pelanggaran HAM di kasus pembunuhan
Brigadir Youshua alias Brigadir J. Sebanyak 5 orang telah di tetapkan sebagai tersangka dalam kasus
ini. Yakini Irjes Ferdy Sambo, Bharada E, Bripka Ricky, Kuat Ma’ruf dan Putri Candrawati.

Berikut 4 pelanggaran HAM yang di temukan di kasus Brigadir J.

1. Pelanggaran Hak Untuk Hidup

Komisioner komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan. Poin yang pertama ialah pelanggaran
hak untuk hidup. Menurutnya, hak untuk hidup dijamin pada Pasal 9 UU No 39 Tahun 1999. Sejauh
ini polisi telah menetapkan lima tersangka dalam pembunuhan Brigadir J ini. Mereka adalah eks
Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawati (PC), Bharada E, Bripka Ricky Rizal, dan
Kuat Ma’ruf.

2. Pelanggaran Hak untuk Memperoleh Keadilan

Pelanggaran kedua, adalah hak bagi Brigadir J untuk memperoleh keadilan. Seperti diketahui Brigadir
J dilaporkan melakukan dugaan pelecehan seksual kepada Putri Chandrawati, tapi di tembak mati
tanpa melalui proses hukum. “kemuadian hak untuk memperoleh keadilan , terdapat pelanggaran hak
untuk memperoleh keadilan di dalam Pasal 17 UU Nomor 29 Tahun 1999. Brigadir J yang di duga
melakukan kekerasan seksual terhadap saudari PC, telah ‘dieksekusi,’ tanpa melalui proses
penyelidikan, penyidikan penutupan, persidangan, dan seterusnya. Seharusnya Ketika dugaan apapun
harus ada proses hukum awal, tidak langsung di eksekusi,” kata dia. Selain itu , Beka menyebut, Putri
Candrawati pun terhambat kebebasannya untuk melaporkan kejadian kepada polisi tanpa intervensi.
Tetapi ia menegaskan, pelecehan seksual yang dialami Putri masih sebatas dugaan. “selain itu,
terhadap saudari PC terhambat kebebasannya untuk melaporkan dugaan kekerasan seksual yang
dialaminya ke kepolisian tanpa intervensi apa pun. Ini kan dugaan kejadiannya di Magelang, tapi
kemudian scenario yang dibangun kejadian di Duren Tiga, dan ini akan ada hambatan terhadap
kebebasan sodari PC untuk menjelaskan atau melaporkan apa yang sesungguh nya ia alami. Lagi-lagi
bar dugaan.” Tutur dia

3. Pelanggaran Obstruction of Justice

Kemudia pelanggaran HAM ketiga dalam kasus ini adalah obstruction of justice atau upaya
penghalngan proses hukum. Hal itu dibuktikan dengan fakta adanya peruskan barang bukti hingga
mengaburkan pristiwa yang terjadi dalam kasus ini. “yang ketiga adalah obstruction of justice,
berdasarkan fakta yang ditemukan terdapat tindak-tindakan yang di duga merupakan obstruction of

9
justice dalam pristiwa penembakan Brigadir J tersebut, tindakan dimaksud antara laian, sengaja
menyembunyikan atau melenyapkan barang bukti saat sebelum atau sesuai proses hukum. Yang kedua

sengaja melakukan pengaburan fakta pristiwa, tindakan obstruction os justice tersebut berimplikasi
terhadap pemenuhan akses keadilan, dan kesamaan di depan hukum. Yang merupakan hak
konstitusional yang dijamin dalam hukum nasional maupun internasional,” katanya

4. Pelanggaran Hak Anak Keluarga Ferdy Sambo

Kieempat, adanya pelanggaran haka nak untuk mendapatkan perlindungan dari kekerasan fisik dan
mental. Dalam kasus ini anak yang dimaksud adalah anak Fedy Sambo dan Putri Candrawati “yang
keemoat ada hak anak, hak anak untuk mendapatkan perlindungan dari kekerasan fisik dan mental
dijamin pada Pasal 52 dan 58 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU Nomor 35 Tahun
2014 Perubahan atas UU Nomor 23 pada Tahun 2002 tentang perlindungan anak,” sebut dia. Beka
mengatakan dalam kasus ini, anak Ferdy Sambo mengalami perundungan dan ancaman cyber. Hal itu
di dapatkan dari keterangan yang bersangkutan. “faktnya akibat pristiwa kematian Brigadir J terhadap
haka nak, khusus nya mendapt perlindungan dari kekerasan psikis maupun mental dari anak-anak eks
Kadiv Propam Polri FS dan PC mendapat perundungan, ancama cyber bullying yang kemudian
menyerang di akun sosial media yang bersangkutan, tentu saja ini harus menjadi concern Bersama
supaya anak itu tumbuh kembang dengan baik. Itu soal Analisa pelanggaran HAM nya.” Kata dia.

9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kasus pembunuhan berencana yang mencakup Irjen Ferdy Sambo, mantan Kadiv
Propam Polri, dan ajudannya, Brigadir J atau Yoshua Hutabarat, telah mencuri perhatian
publik selama hampir dua bulan terakhir. Kasus ini melibatkan beberapa tersangka, termasuk
Ferdy Sambo, Putri Chandrawati (istri Ferdy Sambo), Bharada Richad Eliezer atau Bharada E,
Bripka Ricky Rizal atau Bripka R, dan Kuat Ma’ruf (sopir Ferdy Sambo).

Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo menyebutkan motif pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Ada dua motif yang sedang dialami, pelecehan seksual dan selingkuh.

“Motif ini dipicu adanya laporan dari ibu PC terkait dengan masalah-masalah yang terkait masalah
kesusilaan. Jadi mungkin ini juga untuk menjawab bahwa isunya pelecehan atau perselingkuhan ini
sedang kami dalami”. Ucap Sigit dalam rapat dengan komisi III DPR, Rabu (24/82022). Sigit
memastikan tidak ada motif lain selain kedua hal yang di sebutkan.”

Irjen Ferdy Sambo menjalani siding etik pada kamis (25/8/2022) terkait kasus dugaan
pembunhan berencana terhadap Brigadir J. Ferdy Sambo terancam sejumlah sanksi hingga
paling tinggi adalah pemberhentian secara tidak terhormat (PTDH) alias dipecat dari Polri.
Sdang etik ini degalar untuk menentukan sanksi terhadap Ferdy Sambo. Berdasarkan
peraturan Kepolisan Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 tentang kode etik
profesi dan komisi kode etik Kepolosian Negara Republik Indonesia (KEPP) Ferdy sambo
terancam sanksi etik dan sanksi administrative.

Komnas HAM mengungkapkan adanya empat temuan pelanggaran HAM di kasus


pembunuhan Brigadir Youshua alias Brigadir J. Sebanyak 5 orang telah di tetapkan sebagai
tersangka dalam kasus ini.

1.Hak Untuk Hidup

Komisioner komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan. Poin yang pertama ialah pelanggaran
hak untuk hidup.

2.Hak untuk Memperoleh Keadilan

9
Pelanggaran kedua, adalah hak bagi Brigadir J untuk memperoleh keadilan. Seperti diketahui Brigadir
J dilaporkan melakukan dugaan pelecehan seksual kepada Putri Chandrawati, tapi di tembak mati
tanpa melalui proses hukum.

3.Obstruction of Justice

Kemudia pelanggaran HAM ketiga dalam kasus ini adalah obstruction of justice atau upaya
penghalngan proses hukum. Hal itu dibuktikan dengan fakta adanya peruskan barang bukti hingga
mengaburkan pristiwa yang terjadi dalam kasus ini.

4.Hak Anak Keluarga Ferdy Sambo

Kieempat, adanya pelanggaran haka nak untuk mendapatkan perlindungan dari kekerasan fisik dan
mental. Dalam kasus ini anak yang dimaksud adalah anak Fedy Sambo dan Putri Candrawati «yang
keemoat ada hak anak, hak anak untuk mendapatkan perlindungan dari kekerasan fisik dan mental
dijamin pada Pasal 52 dan 58 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU Nomor 35 Tahun
2014 Perubahan atas UU Nomor 23 pada Tahun 2002 tentang perlindungan anak,» sebut dia.

9
3.2. Pendapat Kelompok

Menurut kelompok kami dalam kasus kematian Brigadir J ini merupakan salah satu kasus
yang mencari jalan keluar serta penyelesaian untuk mendapatkan titik terang cuckup memakan waktu,
serta membutugkan proses yang cukup lama untuk menemukan berbagai fakta yang harus terungkap,
dalam kasus kematian Brigadir J ini. Banyak kepingan cerita yang tertinggal dan belum terungkaap.

Belum selesai maslah status hukum perkara J, kini muncul kesimpulan-kesimpulan komnas
HAM setelah memperoleh ruang untuk ikut berpatisipasi dalam mengungkap kasus tersebut. Sejak
setelah semua mejadi pertanyaan, apakah kasus J termasuk tindak pidana biasa merujuk pada KUHP
san KUHAP? Atau nanti akan merujuk UU No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan UU
Nomor 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM? Keterangan komnas HAM mengenai kasus
pembunuhan Brigadir J menetapkan adanya pelanggaran HAM antara lain; hak untuk hidup, hak
untuk memperoleh keadilan, (extra justice killing), obstruction of justice. Komnas telah menetapkan
pelanggaran tersebut sesuai dengan pasal-pasal yang di langgar dalam UU No 30 Tahun 1999.
Pertimbangan hakim dalam mengambil putusan terhadap pelaku-pelaku pembunuhan Brigadir J,
tetapi tidak dapat di pertimbangkan dalam proses pembuktian perkara di pengadilan. Agar dapat
pemahaman yang sama tentang pengertian pelanggaran HAM yang berat dan di bedakan dari
pelanggaran pidana. Yang dimaksud dengan pelanggaran HAM berat menurut pasal 7 UU Nomor 26
Tahun 2000 meliputi; a. kejahatan genosida dan b. kejahatan terhadap kemanusian

9
Daftar Pustaka
https://vt.tiktok.com/ZSRILE2ew/
https://www.detik.com/bali/berita/d-6268120/4-pelanggaran-ham-di-kasus-pembunuhan-
brigadir-j.
https://beritadiy.pikiran-rakyat.com/citizen amp/pr-705417086/asal-mula-kasus-ferdy-
sambo-dan-perkembangan-kasus-terbaru-begini-kronologi-lengkap-kasus-tewasnya-brigadir-j
https://www.liputan6.com/regional/read/5099495/deretan-fakta-sidang-ferdy-sambo-cs-
terbongkar-dari-rekaman-ccty-hingga-tak-ada-bukti-pelecehan
https://news.detik.com/berita/d-6253543/kabar-terbaru-kasus-brigadir-j-kronologi-dan-
dugaan-motif-pembunuhan
https://amp.suara.com/news/2022/10/19/100745/kronologi-pembunuhan-brigadir-j-versi-
dakwaan-jpu-vs-versi-eksepsi-pihak-ferdy-sambo

Anda mungkin juga menyukai