DI SUSUN OLEH:
Pembunuhan berencana seperti yang terkodifikasi kan dalam pasal 340 KUHP
adalah suatu pembunuhan yang terencanakan lebih dulu, kejahatan ini di namakan
pembunuhan berencana sebab antara timbulnya maksud bagi si pelaku untuk
melakukan Tindakan pembunuhan dengan waktu pelaksanaannya masih terdapat
tempo/waktu bagi pelaku untuk memikirkan dengan tenang seperti ,dengan cara
seperti apa pembunuhan ini akan di lakukan.
Pembunuhan berencana dalam hukum umumnya merupakan tipe
pembunuhan yang paling serius, dan pelakunya dapat dijatuhi hukuman mati.
Unsur-unsur pembunuhan berencana berdasarkan Pasal 340 KUHP adalah:
1. Barangsiapa, adalah subyek hukum dimana subyek hukum yang dapat dimintai
pertanggung jawaban menurut hukum pidana adalah Naturlijk person,yaitu
manusia.
2. Sengaja, adalah pelaku memiliki kehendak dan keinsyafan untuk
menimbulkan akibat tertentu yang telah diatur dalam perundangundangan yang
didorong oleh pemenuhan nafsu (motif).
3. Dengan rencana lebih dahulu, artinya terdapat waktu jeda antara perencanaan
dengan tindakan yang memungkinkan adanya perencanaan secara sistematis
terlebih dahulu lalu baru diikuti dengan tindakannya.
Hukum dalam fungsi mengatur seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara
dapat memberikan kontribusinya secara maksimal kepada pelaksanaan
pembangunan jika aparat hukum dan seluruh lapisan masyarakat tunduk dan taat
terhadap norma hukum, tetapi dalam kenyataannya tidak semua unsur dalam
lapisan masyarakat siap dan bersiap tunduk kepada aturan yang ada. Oleh karena
itu timbul perbuatan yang melanggar hukum seperti kejahatan pembunuhan dan
penganiayaan.
Metode penelitian yang di gunakan yaitu dengan content analysis yaitu penelitian
nya bersifat pembahasan terhadap isi dalam suatu informasi tertulis maupun
tercetak dalam media massa , dalam hal ini analisis terhadap berkas Putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 777/Pid.B/2016/Jkt.Pst. dan pendekatan
yang di gunakan yaitu pendekatan yuridis normatif , dengan menelaah asas, teori
dan juga peraturaan perundang-undangan yang berlaku dalam penelitian ini
IV. PEMBAHASAN
Terkait motif, majelis menilai meskipun motif tidak masuk ke dalam unsur delik
dalam Pasal 340 KUHP, namun perlu juga untuk mengetahui penyebab terjadinya
suatu tindak pidana. Sebab, tanpa adanya motif sangat sulit seseorang melakukan
perbuatan pidana kepada seseorang, terutama dalam pembunuhan berencana.
Meskipun Jessica membantah telah membunuh sahabatnya, Mirna, namun dari
alat bukti yang saling berkesesuaian sudah dapat membantah keterangan
terdakwa. Keterangan terdakwa hanya berlaku bagi dirinya sendiri dan kemudian
pengakuan tersebut akan dikorelasikan dengan alat bukti lain. Hal tersebut diatur
di dalam KUHP.