PENDAHULUAN
masyarakat. Hukum ada dan berkembang dalam masyarakat karena hukum telah
menjadi bagian integral dari masyarakat. Maka muncullah adagium ubi societas
ibi ius, yang diterjemahkan secara bebas dan artinya kurang lebih dimana ada
Hukum pidana merupakan keseluruhan dasar dan aturan yang dianut oleh
apa yang bertentangan dengan hukum (onrecht) dan mengenakan suatu nestapa
dan kejahatan tersebut disertai dengan ancaman berupa pidana atau penderitaan
hukum yang berlaku di negara yang memuat asas dan mengatur ketentuan tentang
perbuatan yang dilarang yang mengandung ancaman pidana. Kapan dan dalam hal
apa sanksi pidana dapat dijatuhkan terhadap pelanggaran larangan tersebut dan
1
Rahmaduddin Tomalili, Hukum Pidana, Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2019, hlm.4
1
2
memfokuskan objek ilmu hukum pidana pada hukum pidana yang berlaku, maka
Indonesia, salah satu norma-norma yang dikodifikasi itu ialah Kitab Undang-
Kejahatan telah lama dikenal dalam sejarah peradaban manusia. Maka tak
heran jika muncul anggapan bahwa kejahatan itu setua umur manusia. Dengan
manusia, hal ini dilakukan oleh dan terhadap manusia dan berlanjut hingga saat
ini.
bentuk dan jenis. Di Indonesia kejahatan secara umum diatur dalam buku kedua
nyawa yang pengaturannya secara khusus diatur dalam Bab XIX KUHP yang
terdiri dari 13 pasal yakni Pasal 338 sampai dengan Pasal 350. Lebih lanjut,
kejahatan terhadap nyawa dalam KUHP digolongkan dalam dua golongan, yang
kejahatan terhadap nyawa yang diatur dalam Pasal 340 KUHP. Delik
2
Eddy O.S. Hiariej, Prinsip-Prinsip Hukum Pidana, Edisi Revisi, Cetakan ke-5, Yogyakarta:
Cahaya Atma Pustaka, 2020, hlm 11.
3
Ibid, hlm 16.
3
dengan delik pembunuhan biasa yang diatur dalam Pasal 338 KUHP. Rumusan
delik pembunuhan dalam Pasal 338 KUHP, kemudian ditambah satu unsur lagi
yakni “dengan rencana lebih dahulu”. Hal ini berbeda dengan pembunuhan
pembunuhan.4
subjek hukum “orang”, sebagai contoh subjek delik dalam Pasal 340 KUHP
yakni “barangsiapa”. Telah jelas yang dimaksud “barangsiapa” adalah orang dan
orang ini hanya satu.5 Pada kenyataannya kejahatan tidak selalu dilakukan oleh
satu orang. Terkadang, suatu kejahatan juga dilakukan oleh dua orang atau lebih
untuk menyelesaikan suatu delik. Dalam ajaran hukum pidana dimana suatu delik
dilakukan oleh satu orang atau lebih yang setiap orang melakukan wujud-wujud
perbuatan tertentu, dan dari tingkah laku-tingkah laku itulah lahirlah suatu tindak
orang yang melakukan, orang menyuruh melakukan, orang yang turut serta
4
Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Tubuh & Nyawa. Jakarta: Rajawali Pers, 2013, hlm.82
5
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 3: Percobaan dan Penyertaan. Jakarta:
Rajawali Pers, 2014, hlm. 69-79
6
Ibid. hlm. 71
4
memiliki perbedaan satu sama lain, akan tetapi jelas dalam ajaran tersebut bahwa
suatu tindak pidana dilakukan lebih dari satu orang baik orang yang terlibat secara
pidana bagi pelaku-pelaku yang terlibat baik secara fisik maupun secara psikis,
Dedi Bin Alm. Subki M. Bakri bersama Ir. Arbain Junaedi Bin Hasbi, Ruhiman
alias Maman bin Sarim, Syahrul bin Sawirudin, Dikky Mahfud bin Syamsuri dan
Rosidi alias Ros bin Sailin (penuntutannya secara terpisah) pada hari kamis
tanggal 13 Agustus 2020 sekitar pukul 13.30 WIB bertempat di depan ruko Royal
Gading Square No. RG 10/16 RW 24 Kel. Pengangsaan Dua Kec. Kelapa Gading,
Jakarta Utara atau ditempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum
ini mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan turut serta
7
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 3 Percobaan Dan Penyertaan. Jakarta:
Rajawali Press, 2014, hlm. 73
5
Utara menghukum Terdakwa H. DEDI WAHYUDI, S.Sos Alias DEDI Bin Alm
SUBKI M. BAKRI telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
Maka atas uraian diatas penulis tertarik untuk mengkaji serta menganalisa
B. Rumusan Masalah
dipersidangan?
pembunuhan berencana?
C. Tujuan Penelitian
Bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
fakta dipersidangan.
pembunuhan berencana.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis
Secara teoritis, penulisan skripsi ini diharapkan akan menambah kepastian dan
wawasan hukum pada khususnya dan menjadi bahan penelitian untuk lebih
lanjut dalam bidang hukum pidana pada umumnya dan tentang penerapan
skripsi ini dapat menjadi bahan bagi para mahasiswa serta memperluas dan
2. Secara Praktis
7
1. Kerangka Teoritis
sebuah penelitian, membuat ramalan atau prediksi atas dasar penemuan dan
Artinya teori merupakan suatu penjelasan rasional yang sesuai dengan objek
yang harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan dengan
benar.8 Hal ini sesuai dengan pendapat Peter M. Marzuki yang menyatakan
dihadapi9.
Bertolak dari uraian di atas maka hal-hal yang perlu dijelaskan dalam
8
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, (Jakarta: UI Press, 2014), hlm. 6.
9
Peter M. Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), hlm. 35.
8
yaitu Lembaga Kepolisian (UU No. 2 Tahun 2002), Kejaksaan (UU No.
10
Romli Atmasasmita, Sistem Peradilan Pidana Kontemporer, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), hlm. 2.
11
Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, (Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, 1995), hlm. 1-2.
9
Tahun 2003).12
yaitu:
unsur atau faktor yang saling terkait satu dengan lainnya sehingga
salah satu sub system akan mengganggu bekerjanya sub system yang lain
pemeriksaan di pengadilan.
bermasyarakat yang aman, tenang, tentram, tertib dan damai. Hal ini
pengadilan yang dipimpin oleh hakim, hakim itu harus bersifat aktif,
saksi, begitu pula kepada penuntut umum. Semua ini dengan maksud
dalam masyarakat seperti kekuatan politik dan ekonomi. Hal ini dijamin
1985.
16
Yesmil Anwar dan Adang, System Peradilan Pidana (Konsep, Komponen dan
Pelaksanaannya Dalam Penegakkan Hukum Di Indonesia), Widya Padjadjaran, Bandung, 2009, hlm.
221-222.
14
2. Kerangka Konseptual
a. Pembunuhan
pasal 340 KUHP yang berbunyi “Barangsiapa sengaja dan dengan rencana
dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup
pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal
ini serta merta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.
memihak pada sidang pengadilan dalam hal dan menurut cara yang diatur
umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk
angka 6 KUHAP).
F. Metodologi Penelitian
17
Pasal 1 angka 8 dan angka 9 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-
undang Hukum Acara Pidana.
16
ini, maka untuk membahas permasalahan dalam penelitian skripsi ini, peneliti
1. Spesifikasi Penelitian
2. Metode Penelitian
18
Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri (Jakarta : Ghalia
Indonesia, 1990), hlm.34
19
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2005),
hlm.32.
17
3. Tahap Penelitian
dibatasi, maka pada penggunaan studi dokumen atau bahan pustaka saja yaitu
pada data hukum sekunder. Sumber penelitian ini memakai data sekunder, 20
yaitu data yang di dapat dari studi kepustakaan yang merupakan data dalam
a. Pada umumnya data sekunder dalam keadaan siap tersebut dan dapat
b. Baik bentuk maupun isi data sekunder, telah dibentuk dan diisi oleh
konstruksi data.
20
Soerjono Soekanto Dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat
(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2009), hlm.66.
21
Soerjono Soekanto, Op.Cit, hlm.12.
18
sebagai berikut :
a. Bahan Hukum
Kehakiman
hukum primer. Bahan hukum sekunder dalam skripsi ini adalah buku-
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang menjelaskan bahan hukum
sekunder dan bahan hukum primer. Adapun bahan hukum tersier dalam
skripsi ini adalah kamus hukum, kamus bahasa Indonesia dan ensiklopedia
normatif dibatasi pada penggunaan studi dokumen atau bahan pustaka saja
22
Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum Dan Jurimetri (Jakarta : Ghalia
Indonesia, 1990), hlm.34.
20
Perpustakaan Nasional.
H. Sistematika Penulisan
Dalam memudahkan dan memperjelas mengenai isi serta tujuan dari pada
penulisan skripsi ini perlu penulis jelaskan tentang sistematika yang disajikan
BAB I PENDAHULUAN
data.
BAB IV PEMBAHASAN
Islam
BAB V PENUTUP