PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan manusia lain. Seorang ahli pikir bangsa Yunani yang bernama
artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk pada dasarnya selalu ingin
individu bisa saja mempunyai sifat untuk hidup menyendiri tetapi manusia
seorang diri saja tanpa bantuan dari manusia lainnya maka untuk itu
kepentingan. Ada kebutuhan yang sama dan ada pula yang bertentangan.
1
Chainur Arrasjid, Dasar-dasar Ilmu Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, hlm. 1-4.
teratur antara anggota masyarakat, yang sesungguhnya tidak merupakan
menuju kepada keadaan dan tingkah laku manusia yang sesuai dengan
kaidah hukum.2
kaidah hukum dan kaidah non hukum, maka diperlukan adanya suatu daya
tampak dengan jelas dalam suatu negara, pemaksaan itu biasanya berada
2
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006, hlm. 15.
3
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2010,
hlm. 4.
memerlukan paksaan dalam penataannya, dan hukum memerlukan
sangat luas dan beragam, salah satunya kewajiban hukum yang lahir
karena klaim HAM. Tujuan dan fungsi negara dalam hubungan dengan
perlindungan hak asasi manusia (HAM). Ada beberapa hak asasi manusia
4
Muchtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep Hukum dalam Pembangunan, Bandung:
Alumni, 2006, hlm. 3-4.
5
Titon Slamet Kurnia dalam Siska Elvandari, Hukum Penyelesaian Sengketa Medis,
Yogyakarta: Thafa Media, 2015, hlm. 5.
6
Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: Sinar Grafika, 2014, hlm. 1.
yang diatur oleh konstitusi yaitu hak untuk hidup dan mempertahankan
penjatuhan pidana yang berdasarkan pada alat-alat bukti yang sah serta
yang harus dijalani terdakwa, hal ini bukan berarti hakim dapat seenaknya
dengan istilah hukuman. Walaupun istilah pidana lebih tepat dari istilah
7
Yon Artiono Arba’i, Aku Menolak Hukuman Mati, Jakarta: Kepustkaan Populer
Gramedia, 2012, hlm. 53.
8
Lilik Mulyadi, Seraut Wajah Putusan Hakim dalam Hukum Acara Pidana Indonesia,
Bandung: Citra Aditya Bhakti, 2014, hlm. 141.
sebagai akibat hukum (sanksi) baginya atas perbuatannya yang telah
terbagi atas pidana pokok dan pidana tambahan. Pidana pokok terbagi atas
menjatuhkan lebih dari satu pidana pokok. Oleh karena itu ancaman
ayat (2);
9
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2002, hlm. 24.
10
Eddy O.S. Hiariej, Prinsip-Prinsip Hukum Pidana, Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka,
2014, hlm. 387.
11
Ibid., hlm. 388.
12
Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hlm. 13.
3. Memberi pertolongan kepada musuh waktu Indonesia dalam
mengakibatkan orang luka berat atau mati, Pasal 365 ayat (4);
salah satu tindak pidana yang diancam pidana mati yaitu tindak pidana
daripada ancaman pidana pada pembunuhan yang ada pada Pasal 338
pidananya adalah pidana penjara paling lama lima belas tahun. Di sini
ancaman paling berat, yaitu pidana mati, yang menjadi dasar beratnya
dapat dipidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling
Irwanto Pgl. Doni terhadap korban yang bernama Revo Mario Pgl. Rio
September 2015 sekitar pukul 01.00 WIB dini hari di belakang SMAN 4
Payakumbuh di kawasan Padang Tangah Balai Nan Duo Koto Nan IVKota
Erianto membunuh korban Revo Mario dengan cara yang cukup sadis
13
http://www.suduthukum.com/2014/05/tindak-pidana-pembunuhan-dalam-
kuhp.htm?m=1 diakses tanggal 23 November 2017 pukul 17.03 WIB.
Majelis hakim Pengadilan Negeri Payakumbuh dalam Putusan
terdakwa Donny Erianto pada tanggal 22 Maret 2017 lalu. Seorang hakim
tersebut, Dwi Novita Purbasari, SH, (hakim anggota II) berbeda pendapat
atas vonis hukuman mati yang dijatuhkan dua majelis hakim yakni:
Efendi, SH, (Ketua Majelis Hakim) dan Agung Darmawan, SH. (hakim
anggota I) mengenai jenis hukuman yang paling tepat diterapkan dan sifat
pendapat dengan dua hakim lainnya, maka vonis mati yang telah
3000,- (tiga ribu rupiah). Jika dicermati, maka putusan yang dijatuhkan
oleh Majelis Hakim melebihi dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum. Selain
itu dalam Putusan juga memuat hal yang meringankan dan memberatkan
yang dihabisinya adalah tidak berdaya karena cacat fisik dan Hakim
masih memiliki tiga orang anak yang membutuhkan biaya dan perhatian
Penulis tertarik meneliti hal-hal yang menjadi dasar bagi hakim untuk
selama 20 (dua puluh) tahun. Hal ini dikarenakan penjatuhan pidana mati
masih menjadi diskursus pro dan kontra oleh berbagai kalangan akademisi,
mati harus hati-hati dikarenakan sifatnya yang keras dan memiliki dasar
permasalahan ini dalam bentuk studi kasus hukum dengan memberi judul
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Pid.B/ 2016/PN.PYH.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
berencana.
1. Kerangka Teoritis
dua teori yang dijadikan sebagai dasar dalam penelitian ini yaitu teori
a. Teori Pemidanaan
dilakukannya.15
dosanya.17
16
P.A.F. Lamintang, Hukum Penitensier Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2012, hlm. 13.
17
Mahrus Ali, Dasar-dasar Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, 2011, hlm. 189.
perlindungan masyarakat (the theory of social defence).
18
Evi Hartanti, op. Cit., hlm. 61.
19
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-teori dan Kebijakan Pidana, Bandung: Alumni,
1984, hlm. 19.
20
Adami Chazawi, op. Cit., hlm. 162
Dasar pertimbangan hakim menurut Rusli Muhammad
tersebut adalah:
dalam dakwaan.22
2) Keterangan terdakwa
21
Rusli Muhammad, Potret Lembaga Peradilan Indonesia, Jakarta: Rajagrafindo, 2006,
hlm. 124-136.
22
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hlm. 168.
sebagai alat bukti menurut Pasal 295. Dapat dilihat
3) Keterangan saksi
mengangkat sumpah.
4) Barang bukti
yang meliputi:
23
Ibid., hlm. 278.
diduga diperoleh dari tindak pidana
menghalang-halangi penyidikan
tindak pidana;
tersebut.
terancam.
2. Kerangka Konseptual
atau yang akan diteliti. Suatu konsep bukan merupakan gejala yang
tersebut.25
a. Analisis
b. Dasar
24
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/43782/Chapter%20ll.pdf;jsessi
onid=10EAC89066E4E781E7F634F5040595D5?sequence=3 diakses tanggal 13 Oktober 2017
pukul 08.35 WIB.
25
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia (UI-
Press), 1984, hlm. 132.
26
Ibid., hlm 141-143.
27
http://kbbi.web.id/analisis, diakses pada tanggal 01 Februari 2018, pukul 18.56 WIB.
Dasar adalah pokok atau pangkal suatu pendapat (ajaran,
aturan); asas.28
c. Pertimbangan Hakim
alat bukti yang ada didukung oleh keyakinan hakim, yang berdasar
d. Putusan Hakim
e. Pidana Mati
28
https://kbbi.web.id/dasar, diakses pada tanggal 23 November 2017, pukul 17.15 WIB.
29
Lilik Mulyadi, op. Cit., hlm. 219.
30
Andi Hamzah, op. Cit., hlm. 286.
hukuman terberat yang dijatuhkan atas seseorang akibat
mati.33
31
https://id.m.wikipedia.org.wiki/Hukuman_mati diakses tanggal 9 April 2017 pukul
14.37 WIB.
32
Yon Artiono Arba’i, op. Cit., hlm. 66.
33
P.A.F. Lamintang, op. Cit., hlm. 50.
kebawah secara cepat dan memberikan perintah untuk
menembak.34
34
Undang-Undang Nomor 2/PNPS/1964 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pidana Mati yang
Dijatuhkan oleh Pengadilan di Lingkungan Peradilan Umum dan Militer
35
P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung: PT Citra Aditya
Bakti, 2011, hlm. 594.
pembunuhan berencana, dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling
lama dua puluh tahun.
Pasal ini sama rumusannya dengan Pasal 338 KUHP
dengan pelaksanaannya.36
F. Metode Penelitian
1. Sifat Penelitian
2. Tipe Penelitian
36
Andi Hamzah, Delik-Delik Tertentu (Speciale Delicten), Jakarta: Sinar Grafika, 2011,
hlm. 53.
37
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2003, hlm. 25.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian yuridis-
dilakukan. Kajian pokok dari pendekatan ini adalah ratio decidendi yaitu
Penelitian ini memakai jenis data sekunder yaitu data yang diperoleh
38
Ibid., hlm. 111.
39
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana: Jakarta, 2015, hlm. 158.
40
Ibid., hlm. 137.
peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan objek
penelitian.41
putusan hakim.42
yaitu:
1945;
Kehakiman;
41
Soerjono Soekanto dan Srimamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001, hlm. 13.
42
Peter Mahmud Marzuki, op. Cit., hlm. 141.
5) Undang-Undang Nomor 2/PNPS/1964 tentang Tata Cara
bahan hukum sekunder yang terdiri atas kamus hukum dan Kamus
a) Studi Kepustakaan
b) Studi Dokumen
43
Ibid., hlm. 68-82.
dengan objek penelitian seperti putusan tindak pidana
pembunuhan berencana.
a) Pengolahan Data
b) Analisis Data
Semua data yang telah dikumpulkan baik data primer maupun data