Join Reseller
Daftar Affiliate
Rekomendasi Buku
Kanal Mahasiswa
o
Pengertian Hukum: Tujuan, Fungsi, Unsur dan Macam [Materi A-Z]
Pengertian Hukum, Tujuan, Fungsi, Unsur dan Macamnya – Kalian pasti sudah kenal dengan istilah hukum bukan? Apa
yang ada di pikiran kalian ketika mendengar kata “hukum”? Keadilan? Penertiban sosial? Pasti bermacam-macam.
Di beberapa media pemberitaan, istilah hukum seringkali berkaitan dengan aksi-aksi yang membuat suatu individu
hingga sekelompok orang harus mengikuti sebuah proses peradilan.
Kalian sendiri sering mendengar juga kan, kalau Indonesia, berdasar pada pasal 1 ayat 3 UUD 1945 merupakan negara
hukum. Memangnya apa sih “hukum” itu?
Nah, di antara kalian pasti ada kan yang tertarik untuk mempelajari serba-serbi mengenai hukum. Atau mungkin ada
dari kalian yang tertarik untuk nantinya dapat belajar mengenai hukum langsung di bangku perkuliahan? Banyak cara
untuk kalian dapat mempelajari hukum. Hal paling utama tentunya adalah dengan membaca banyak bacaan mengenai
hukum mulai dari buku, artikel, hingga sumber bacaan lain.
Mempelajari hukum seharusnya bisa dilakukan oleh semua orang. Tidak hanya pada orang yang ingin masuk fakultas
hukum saja. Karena bagaimanapun hukum merupakan bagian dari kehidupan sosial yang sangat dekat dengan kita.
Jadi penting bagi kita untuk bisa mempelajari hal mendasar mengenai hukum. Nah, artikel kali ini akan membahas
mengenai hal mendasar tersebut, mulai dari pengertiannya, unsur-unsurnya, tujuan dibuatnya, hingga jenis-jenis hukum
yang berlaku. Yuk langsung saja, kalian simak di bawah ini, ya.
Daftar Isi
Pengertian Hukum
Unsur-unsur Hukum
Jenis-jenis Hukum
o 1. Hukum Publik
o 2. Hukum Privat
Pengertian Hukum
Ada banyak definisi untuk menjelaskan arti hukum melihat dari berbagai sumber yang mendefinisikannya. Perlu kalian
tahu, nih banyak para ahli yang memiliki definisi berbeda mengenai hukum lho. Ya, jadi sebenarnya pengertian hukum
itu bisa bermacam-macam karena hingga kini masih belum ada kesepahaman antar para ahli mengenai definisi
sebenarnya.
Beragamnya definisi ini mengingat sifat hukum itu sendiri yang memiliki banyak dimensi sehingga bisa dilihat dari
berbagai macam sudut pandang. Abdul Manan, seorang profesor ilmu hukum dari Indonesia menuliskan dalam bukunya
“Aspek-aspek Pengubah Hukum” bahwa:
“Para ahli hukum tidak sependapat dalam memberikan definisi tentang hukum, bahkan sebagian ahli hukum
mengatakan bahwa hukum itu tidak dapat didefinisikan karena luas sekali ruang cakupannya dan meliputi semua bidang
kehidupan masyarakat yang selalu mengalami perkembangan dan perubahan. Jika hendak membuat definisi hukum,
hendaknya harus dilihat dari berbagai segi dan sudut pandangan.”
C.S.T. Kansil juga pernah menyebut bahwa pembatasan tentang hukum yang dikemukakan oleh para ahli belum bisa
memberikan definisi mengenai hukum secara pasti. Setiap dari memiliki pendapatnya sendiri mengenai apakah yang
dimaksud dengan hukum.
a. E. Utrecht
Definisi yang tidak jelas mengenai hukum pun membuat batasan mengenainya sulit untuk ditentukan. Meski begitu, E.
Utrecht pun berupaya untuk membuat batasan tentang hukum sehingga dapat membantu memberikan gambaran
mengenai arti hukum bagi mereka yang mau mempelajarinya.
Menurut Utrecht, hukum merujuk pada himpunan petunjuk hidup yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat
dan harus ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan. Pelanggaran terhadap petunjuk hidup tersebut dapat
menimbulkan tindakan dari pemerintah atau masyarakat bersangkutan.
b. SM. Amin
Menurut SM. Amin, hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi yang mana
tujuan dari peraturan ini adalah untuk mengadakan ketertiban dalam pergaulan manusia sehingga keamanan dan
ketertiban menjadi terpelihara.
c. Sunaryati Hartono
Sunaryati Hartono memberikan definisi mengenai Pengertian Hukum yaitu hukum itu tidak menyangkut kehidupan
pribadi seseorang, akan tetapi jika mengatur berbagai aktivitas manusia dalam hubungannya dengan manusia lainnya,
atau dengan kata lain hukum mengatur berbagai aktivitas manusia di dalam hidup bermasyarakat.
d. Sudikno Mertokusumo
Mertokusumo mendefinisikan hukum sebagai kumpulan peraturan atau kaidah dalam suatu kehidupan bersama,
keseluruhan peraturan tentang tingkah laku yang berlaku dalam kehidupan bersama yang dapat dipaksakan
pelaksanaannya dengan suatu sanksi.
Menurutnya lagi, hukum sebagai kumpulan peraturan atau kaidah memiliki isi yang bersifat umum dan normatif. Umum
karena berlaku bagi setiap orang dan normatif karena menentukan apa yang seyogyanya dilakukan,
e. EM. Mayers
Pengertian hukum menurut Mayers adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan yang ditujukan
kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat sebagai pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan tugasnya.
F. Immanuel Kant
Kant menyebut hukum sebagai keseluruhan syarat-syarat. Dengan syarat-syarat tersebut kehendak bebas dari orang
yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas orang lain.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga memiliki definisinya sendiri mengenai hukum. KBBI menuliskan empat definisi
hukum, yaitu:
1. Peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa pemerintah atau
otoritas
Buku Asas-Asas Hukum Buku Ajar Hukum Perlindungan Buku Advokasi Korban Kekerasan Dalam
Pidana Konsumen Rumah Tangga
Melihat definisi beragam mengenai hukum tersebut jangan membuat kalian tambah bingung dengan pengertian hukum,
ya. Karena dari berbagai definisi tersebut sebenarnya kalian bisa mengambil beberapa kesamaan untuk mendapatkan
definisi hukum secara umum. Lantas, apakah kesamaan yang bisa kita ambil dari beberapa definisi di atas?
Jadi bisa kita simpulkan nih, hukum secara umum berarti dapat diartikan sebagai suatu norma yang berlaku dan dibuat
oleh pejabat berwenang dan memiliki fungsi mengatur tata cara bermasyarakat demi terciptanya ketertiban bersama
serta memiliki sanksi bagi yang tidak menaati norma tersebut.
Nah, sebagaimana yang udah disinggung sebelumnya, Indonesia merupakan salah satu negara hukum. Hal ini
disebutkan bahkan dalam Undang-undang Dasar 1945, sebagai dasar hukum negara ini, tepatnya pada pasal 1 ayat 3.
Indonesia sebagai negara hukum berarti negara menganggap hukum sebagai sistem terpenting dalam pelaksanaan
rangkaian kekuasaan dan kelembagaan negara. Indonesia sebagai negara hukum juga berarti bahwa seluruh warga
negara memiliki kewajiban untuk mematuhi hukum serta aturan yang berlaku di Indonesia.
Hukum di Indonesia sendiri diatur melalui undang-undang, peraturan, dan sebagainya sebagai sistem yang mengatur
segala kegiatan dalam kehidupan masyarakat. Sanksi yang bisa didapatkan kepada setiap warga negara yang melanggar
aturan tersebut juga sudah diatur bentuknya bisa berupa sanksi denda hingga sanksi penjara.
Di Indonesia terdapat aturan yang jelas mengenai hukum bahwa negara memiliki kewajiban untuk menjamin adanya
kepastian hukum bagi seluruh masyarakat. Hal ini berarti setiap warga negara memiliki hak yang sama di mata hukum.
Hal ini juga yang disampaikan oleh berbagai ahli hukum dalam mengemukakan tujuan serta fungsi hukum. Di antaranya
adalah menurut:
Gustav Radbruch yang menyebut bahwa tujuan hukum adalah guna mencapai keadilan, kepastian dan kemanfaatan
dalam kehidupan bernegara.
Sunaryati Hartono menuliskan bahwa hukum merupakan alat, sarana, serta langkah yang dapat dilakukan pemerintah
dalam menciptakan sistem hukum nasional. Menurutnya, suatu negara pasti memiliki tujuan yang harus dicapai dan
hukum dapat membantu negara mencapai tujuan serta cita-cita tersebut. Hukum dapat diartikan sebagai alat
pemberlakuan atau penindak berlakunya hukum-hukum yang ada dalam masyarakat.
Mochtar Kusumaatmadja mengatakan bahwa tujuan hukum adalah terpelihara dan terjaminnya keteraturan
(kepastian) dan ketertiban. Menurutnya, tanpa keteraturan dan ketertiban, kehidupan manusia yang wajar dan
seharusnya menjadi tidak mungkin.
Dalam kehidupan yang tidak teratur, seseorang tidak akan mengembangkan bakatnya. Oleh karenanya, demi
mewujudkan kehidupan yang wajar, di mana seseorang dapat mengembangkan bakatnya, hukum harus ditegakkan.
Melihat dari berbagai pendapat para ahli tentang tujuan serta fungsi hukum di atas kalian bisa paham, kan, seberapa
penting hukum itu ada bagi suatu negara. Mudahnya kalian bisa coba uraikan tujuan hukum dalam suatu negara,
diantaranya sebagaimana yang ada dalam poin-poin di bawah ini:
2. Menjaga agar tidak terjadi aksi-aksi kurang terpuji dalam kehidupan bermasyarakat
Melihat dari poin-poin tersebut, kalian bisa tahu bahwa singkatnya, hukum diperlukan untuk mewujudkan kehidupan
bernegara yang ideal. Nah, tidak cukup bagi hukum hanya sekadar ada dan berlaku di suatu negara. Mengingat
keberadaannya yang sangat dibutuhkan dalam suatu negara, hukum juga harus ditegakkan oleh penegak hukum yang
baik dan memegang teguh moralitas serta menjalankannya dengan prinsip etis.
Unsur-unsur Hukum
Lantas apa saja sih yang harus termuat dalam hukum sehingga tujuan dari hukum tadi dapat terwujud? Terdapat empat
unsur hukum yang bisa kalian pahami dalam perumusan suatu hukum, yaitu:
1. Hukum mengatur tingkah laku atau tindakan manusia dalam kehidupan bermasyarakat
2. Peraturan dalam hukum ditetapkan oleh lembaga atau badan yang berwenang dan tidak boleh dibuat oleh
masyarakat biasa
3. Penegakkan aturan hukum harus bersifat memaksa dan mengikat masyarakat luas yang mana peraturannya
bukan untuk dilanggar melainkan harus dipatuhi oleh seluruh masyarakat
4. Dalam pelaksanaannya, hukum harus memiliki sanksi yang tegas bagi siapa saja yang melanggar aturan hukum
tersebut.
Jenis-jenis Hukum
Setelah mempelajari tentang pengertian, tujuan hingga unsurnya, kalian pasti sempat bertanya-tanya: memangnya ada
berapa banyak sih hukum yang berlaku di Indonesia? Nah, ternyata terdapat beragam jenis hukum yang berlaku di
Indonesia.
Beragam jenis hukum ini terbagi menurut beberapa dasar pembagi. Meski begitu secara umum, jenis hukum di
Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu hukum publik dan hukum privat.
1. Hukum Publik
Hukum publik adalah peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan antara warga negara dengan negara yang
menyangkut kepentingan umum.
Salah satu bagian dari jenis hukum publik adalah hukum pidana. Kalian pasti sudah familiar dengan istilah hukum
pidana, kan? Hukum pidana merujuk pada hukum yang mengatur hubungan antar individu dengan masyarakat dan
biasanya mengatur hal-hal mengenai kejahatan dan pelanggaran terhadap kepentingan umum. Contoh seperti tindakan
pembunuhan, pencurian, penipuan, pemalsuan, korupsi, dsb adalah tindakan yang diatur dalam hukum pidana.
Selain hukum pidana, jenis hukum lain yang termasuk pada hukum publik adalah hukum tata negara dan hukum
administrasi negara.
2. Hukum Privat
Sesuai namanya, hukum ini merupakan hukum yang mengatur hubungan antar sesama manusia antara satu orang
dengan orang lainnya dan menyangkut kepentingan perorangan. Hukum lain yang termasuk dalam hukum privat adalah
hukum sipil, hukum dagang, dan hukum perdata
Hukum perdata merupakan rangkaian peraturan atau hukum yang mengatur hal satu dengan lainnya. Dalam hukum
perdata, asas pokok otonomi warga negara merupakan milik sendiri sehingga setiap individu berhak mempertahankan
kehendak mereka sendiri dengan tetap mengikuti prosedur yang ditetapkan pemerintah. Contoh hal-hal yang diatur
dalam hukum perdata adalah mengenai warisan, perceraian, pencemaran nama baik, dan lain sebagainya.
Buku Hukum Perbankan dan Surat Buku Ajar Hukum Perkawinan dan Buku Hukum Perlindungan Perempuan
Berharga Waris dan Anak
Nah, tidak cuma sampai di situ, ternyata hukum masih dapat terbagi-bagi lagi tergantung dari dasar pembagiannya
seperti sumbernya, tempat berlakunya, sifatnya, dan lain-lain.
Jenis hukum juga bisa dilihat dari sumber atau asal hukum diciptakan. Hal ini mengingat bahwa hukum yang berlaku
dalam suatu negara tidak begitu saja lahir, ada dan berlaku. Beberapa jenis hukum berdasarkan sumbernya di antaranya
adalah:
1. Undang-undang. Undang-undang adalah peraturan yang dibuat oleh perangkat negara berwenang atas dasar-
dasar tertentu dan memiliki sifat yang mengikat.
2. Kebiasaan (custom). Bisa juga disebut dengan adat adalah perbuatan yang dilakukan masyarakat secara
berulang sehingga terbentuk menjadi hukum yang berlaku di masyarakat tersebut.
3. Yurisprudensi. Yurisprudensi adalah sumber hukum yang berasal dari keputusan pengadilan atau putusan hakim
terdahulu yang dianggap tepat sehingga diikuti oleh pengadilan setelahnya.
4. Traktat. Merujuk pada perjanjian antar negara. Jenis hukum ini lahir atas adanya perjanjian antar negara yang
telah disahkan dan berlaku mengikat negara bersangkutan serta setiap warga negaranya.
5. Doktrin. Jenis hukum ini berasal dari pendapat para ahli atau ilmuwan hukum yang dianggap memiliki pengaruh
besar terhadap perkembangan hukum.
1. Hukum tertulis, yakni hukum yang dituliskan dan tercantum pada berbagai perundangan. Contohnya seperti
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, KUHP, dan lain-lain.
2. Hukum tidak tertulis, yakni kebiasaan yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat. Meski hukum ini tidak
tertulis, ia memiliki sifat yang juga mengikat dan wajib untuk ditaati oleh masyarakatnya. Contohnya adalah
hukum adat.
1. Hukum nasional adalah hukum yang berlaku dalam suatu negara. Contohnya seperti UUD 1945 di Indonesia.
2. Hukum internasional adalah hukum yang mengatur hubungan hukum dalam dunia internasional atau secara
global. Contohnya seperti Konvensi Hukum Laut yang dicetuskan pada tahun 1982 melalui PBB. Konvensi ini
mengatur penggunaan laut di dunia bagi negara-negara global.
1. Ius Constitutum (hukum positif). Jenis hukum yang berlaku sekarang atau saat ini bagi suatu masyarakat dalam
suatu negara tertentu.
2. Ius Constituendum. Jenis hukum yang diharapkan ada dan akan berlaku pada masa yang akan datang.
3. Ius Naturale (hukum asasi). Jenis hukum ini bersifat abadi yang artinya dapat berlaku selama-lamanya terhadap
siapapun dan di seluruh tempat. Contohnya hukum yang mengatur tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
1. Hukum yang memaksa. Sesuai namanya jenis hukum ini memiliki ketentuan-ketentuan hukum yang memaksa
dan memiliki sanksi tegas bagi siapapun yang melanggarnya. Contohnya adalah hukum pidana.
2. Hukum yang mengatur. Sementara hukum mengatur berarti hukum yang sifatnya sebatas mengatur dan tidak
memiliki sanksi tegas apabila terdapat ketentuan yang tidak dijalankan. Contohnya adalah hukum perdata.
2. Hukum Subjektif yaitu hukum yang timbul sebagai reaksi dari hukum objektif dan berlaku bagi orang tertentu
sehingga menciptakan adanya hak serta kewajiban dari orang tertentu tersebut. Contohnya seperti dalam
hubungan antara pembeli dan penjual.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai hukum dan fungsinya di Indonesia. Baca juga materi Hukum Lainnya sebagai
berikut.
Hukum Pidana
Hukum Perdata
Hukum Islam
Pengertian Hukum
Pengertian HAM
Hukum di Indonesia memiliki banyak peran penting, yaitu sebagai sarana untuk mengadakan perubahan pada
masyarakat, sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat, sebagai sarana dalam mewujudkan keadilan sosial dan
juga bisa sebagai sarana dalam pergerakan pembangunan.
Menurut SM. Amin, hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi yang mana
tujuan dari peraturan ini adalah untuk mengadakan ketertiban dalam pergaulan manusia sehingga keamanan dan
ketertiban menjadi terpelihara.
Tinggalkan komentar
Komentar
Kirim Komentar