MAKALAH
Oleh :
KELOMPOK 6
2023
0 0
0 0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu kenyataan hidup bahwa manusia itu tidak sendiri. Manusia hidup
berdampingan, bahkan berkelompok-kelompok dan sering mengadakan hubungan
antar sesamanya. Hubungan itu terjadi berkenaan dengan kebutuhan hidupnya
yang tidak mungkin selalu dapat dipenuhi sendiri. Kebutuhan hidup manusia
bermacam-macam. Pemenuhan kebutuhan hidup tergantung dari hasil yang
diperoleh melalui usaha yang dilakukan. Setiap saat manusia ingin memenuhi
kebutuhannnya dengan baik. Jika dalam saat yang bersamaan ada dua manusia
yang ingin memenuhi kebutuhan yang sama dengan hanya satu objek kebutuhan,
sedangkan keduanya tidak mau mengalah, maka bentrokan dapat terjadi. Suatu
bentrokkan akan terjadi juga jika dalam suatu hubungan, antara satu manusia
dengan manusia lain ada yang tidak memenuhi kewajibannya.
Hal-hal semacam itu sebenarnya merupakan akibat dari tingkah laku
manusia yang ingin bebas. Suatu kebebasan dalam bertingkah laku tidak
selamanya akan menghasilkan sesuatu yang baik. Apalagi kalau kebebasan
tingkah laku seseorang tidak dapat diterima oleh kelompok sosialnya. Oleh karena
itu, untuk menciptakan keteraturan dalam suatu kelompok sosial, baik dalam
situasi kebersamaan maupun dalam situasi sosial diperlukan ketentuan-ketentuan.
Ketentuan itu untuk membatasi kebebasan tingkah laku itu. Ketentuan-ketentuan
yang diperlukan adalah ketentuan yang timbul dari dalam pergaulan hidup atas
dasar kesadaran dan biasanya dinamakan hukum. Jadi, hukum adalah ketentuan-
ketentuan yang timbul dari pergaulan hidup manusia. Hal ini timbul berdasarkan
rasa kesadaran manusia itu sendiri, sebagai gejala-gejala sosial. Gejala-gejala
sosial itu merupakan hasil pengukuran, baik dari tingkah laku manusia dalam
pergaulan hidupnya.
3
Peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok sosial ketentuannya
tidak terpisah-pisah dan tidak tersebar bebas, melainkan ada satu kesatuan yang
masing-masing berlaku sendiri. Setiap satu kesatuan yang merupakan keseluruhan
aturan terdiri dari bagian-bagian. Satu sama lain yang berkaitan disusun secara
teratur dengan tatanan tertentu merupakan suatu sistem yang disebut sistem
hukum. Indonesia merupakan negara hukum yang menganut sistem hukum
tertentu untuk memelihara tata tertib demi keadilan bernegaraa.
B. Rumusan Masalah
a) Apakah pengertian hukum?
b) Apakah pengertian penegakan hukum?
c) Apa fungsi dari penegakan hukum?
d) Apakah yang dimaksud dengan aparatur penegak hukum?
e) Apa pengaruh kesadaran hukum terhadap penegakan hukum?
f) Apa saja peranan hukum dalam masyarakat?
g) Bagaimana penegakan hukum di Indonesia?
h) Apa arti pentingnya hukum bagi warga negara?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembahasan ini adalah interpretasi terhadap rumusan
permasalahan ini yaitu :
a) untuk mengetahui pengertian hukum
b) untuk mengetahui pengertian penegakan hukum
c) untuk mengetahui fungsi penegakan hukum
d) untuk mengetahui hal-hal mengenai aparatur penegak hukum
e) untuk mengetahui pengaruh kesadarn hukum terhadap penegakan
hukum
f) untuk mengetahui peranan hukum dalam masyarakat
g) untuk mengetahui penegakan hukum di Indonesia
h) untuk mengetahui arti pentingnya hukum bagi warga negara.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum
Kata hukum berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk tunggal. Kata
jamaknya adalah “Alkas”, yang selanjutnya diambil alih dalam bahasa Indonesia
menjadi “Hukum”. Didalam pengertian hukum terkandung pengertian bertalian
erat dengan pengertian yang dapat melakukan paksaan. Ada beberapa pengertian
hukum menurut para ahli seperti berikut:
a) Prof.Dr.P.Borst
Hukum adalah keseluruhan peraturan bagi kelakuan atau perbuatan
manusia di dalam masyarakat, yang pelaksaannnya dapat dipaksa dan
bertujuan mendapatkan tata atau keadilan
b) Prof.Dr.Van Kan
Hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk
melindungi kepentingan manusia di dalam masyarakat
c) Kantorowich
Hukum adalah keseluruhan peraturan-peraturan sosial yang mewajibkan
perbuatan lahir yang mempunyai sifat keadilan serta dapat dibenarkan
d) Dr.E.Utrecht SH
Hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup tata tertib suatu
masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang
bersangkutan
e) M.H.Tirtaamidjaja,SH
Hukum adalah semua aturan (norma) yang harus ditaati dalam tingkah
laku, tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman harus
mengganti kerugian jika melanggar aturan-aturan itu, akan
membahayakan diri sendiri atau harta, umpama orang akan kehilangan
kemerdekaannya, didenda dan sebagainya.
5
Dari definisi-definisi yang dibuat oleh para pakar hukum terlihat bahwa
definisinya berbeda-beda. Hal tersebut menunjukkan bahwa hukum memang sulit
didefinisikan. Secara umum hukum dapat didefinisikan sebagai himpunan
peraturan-peraturan yang dibuat oleh yang berwenang, dengan tujuan untuk
mengatur tata kehidupan yang bermasyarakat yang mempunyai ciri memerintah
dan melarang serta mempunyai sifat memaksa dengan menjatuhkan sanksi
hukuman bagi mereka yang melanggarnya.
Jadi di dalam hukum terkandung unsur-unsur
a) Peraturan-peraturan yang dibuat oleh yang berwenang
b) Tujuannya mengatur tat tertib kehidupan bermasyarakat
c) Mempunyai ciri memerintah dan melarang
d) Bersifat memaksa dan ditaati
6
Pengertian penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut objeknya,
yaitu dari segi hukumnya. Dalam hal ini, pengertiannya juga mencakup makna
yang luas dan sempit. Dalam arti luas, penegakan hukum itu mencakup pula nilai-
nilai keadilan yang terkandung di dalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-
nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat. Tetapi, dalam arti sempit, penegakan
hukum itu hanya menyangkut penegakan peraturan yang formal dan tertulis saja.
Karena itu, penerjemahan perkataan ‘law enforcement’ ke dalam bahasa Indonesia
dalam menggunakan perkataan ‘penegakan hukum’ dalam arti luas dan dapat pula
digunakan istilah ‘penegakan peraturan’ dalam arti sempit.
Dari uraian di atas jelaslah kiranya bahwa yang dimaksud dengan
penegakan hukum itu kurang lebih merupakan upaya yang dilakukan untuk
menjadikan hukum, baik dalam arti formal maupun materiil, sebagai pedoman
perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para subjek hukum yang
bersangkutan maupun oleh aparatur penegakan hukum yang resmi diberi tugas
dan kewenangan oleh undang-undang untuk menjamin berfungsinya norma-
norma hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
C. Fungsi Penegakan Hukum
a) Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat
Manusia dalam masyarakat, hukum menunjukkan mana yang baik dan
mana yang tidak. Hukum juga membatasi apa yang harus diperbuat dan
mana yang tidak boleh, sehingga segala sesuatunya dapat berjalan tertib
dan teratur. Kesemuanya ini dimungkinkan karena hukum mempunyai
sifat dan watak mengatur tingkah laku manusia serta mempunyai ciri
memerintah dan melarang. Begitu pula hukum dapat memaksa agar hukum
itu ditaati anggota masyarakat. Sebagai contoh dapat dikemukakan :
“orang yang menonton bioskop sama-sama mengerti apa yang harus
dilakukan seperti beli karcis harus antri, mau masuk antri, bila pertunjukan
selesai para penonton keluar lewat pintu keluar yang sudah ditentukan”.
Kesemuanya berjalan tertib dan teratur, karena semua sama-sama mengerti
dan menaati peraturan-peraturan yang telah ditentukan.
b) Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin
7
Karena hukum mempunyai ciri, sifat, dan daya pengikat, maka hukum
dapat memberi keadilan ialah dapat menentukan siapa yang bersalah dan
siapa yang benar. Hukum dapat menghukum siapa yang salah, hukum
dapat memaksa peraturan ditaati dan siapa yang melanggar diberi sanksi
hukuman. Contohnya, siapa yang berhutang harus membayar adalah
perwujudan daripada keadilan.
c) Sebagai penggerak pembangunan
Daya mengikat dan memaksa dari hukum dapat digunakan atau
didayagunakan untuk menggerakkan pembangunan. Disini, hukum
dijadikan alat untuk membawa masyarakat ke arah yang lebih maju.
Dalam hal tersebut sering timbul kritik, bahwa hukum hanya
melaksanakan dan mendesak masyarakat sedangkan aparatur otoritas lepas
dari kontrol hukum. Sebagai timbangan dapat dilihat dari fungsi kritis
daripada hukum.
8
(iii) perangkat peraturan yang mendukung baik kinerja kelembagaannya
maupun yang mengatur materi hukum yang dijadikan standar kerja,
baik hukum materielnya maupun hukum acaranya
9
dalam pengertian yang sempit. Misalnya dapat dipersoalkan sejauhmana sistem
dokumentasi dan publikasi berbagai produk hukum yang ada selama ini telah
dikembangkan dalam rangka pendokumentasian peraturan-peraturan (regels),
keputusankeputusan administrasi negara (beschikkings), ataupun penetapan dan
putusan (vonis) hakim di seluruh jajaran dan lapisan pemerintahan dari pusat
sampai ke daerah-daerah.
10
secara baik, benar dan adil. Sebaliknya dalam masyarakat tradisional kesadaran
hukum masyarakat berpengaruh secara tidak langsung pada kepatuhan hukum.
Dalam hal ini mereka patuh pada hukum bukan karena keyakinannya secara
langsung bahwa hukum itu baik atau karena mereka memang membutuhkan
hukum melainkan mereka patuh pada hukum lebih karena dimintakan, bahkan
dipaksakan oleh para pemimpinnya.
F. Peran Hukum dalam Masyarakat
Adapun peranan hukum dalam kehidupan bermasyarakat yaitu
a) Dengan keluarga
Seorang laki-laki dan perempuan yang akan hidup bersama sebagai
suami isteri mengikatkan diri dalam suatu hubungan perkawinan
sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-undang Perkawinan
(UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974)
Orang mencatatkan kelahiran anak, pernikahan, perceraian, dan
kematian pada Kantor Pencatatan Sipil. Tanpa disadari telah
memenuhi peraturan pasal 4 Bab ke dua Buku ke II Undang-
undang Hukum Perdata.
Anak bersikap hormat dan segan pada kedua orang tuanya tanpa
sadar telah melaksanakan pasal 298 Undang-undang Hukum
Perdata
Orang tua mengawasi anaknya yang belum dewasa yang dalam
keadaan dungu, sakit saraf atau buta telah melakukan hal yang
diatur dalam Undang-undang (KUH Perdata pasal 462)
b) Dalam Pekerjaan
Orang bekerja dalam suatu instansi menandatangani perjanjian
kerja adalah sesuai denga peraturan yang berlaku (KUH Perdata
Bab 7A pasal 1601, 1601 a sampai 1601 c)
Seorang pemimpin perusahaan membuat peraturan merupakan
sesuatu yang telah diatur dalam UU Perburuhan
11
Seorang majikan yang membayar upah kepada buruh pada setiap
bulan tanpa sadar telah memenuhi kewajibannya yang ditentukan
dalam bab ke tiga KUH Perdata
Seorang sarjana yang bekerja pada pemerintah maupun pada
perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah dengan sendirinya
memenuhi kewajibannya yang diatur dalam Undang-undang
Perburuhan (UU No. 8/1961 tanggal 29 April tentang Wajib Kerja
Sarjana)
Permintaan bantuan seorang penuntut umum kepada dokter atau
ahli-ahli lainnya dilindungi oleh hukum
12
Makin majunya masyarakat, makin berkembangnya teknologi, makin
pesatnya pertambahan penduduk berakibat makin terlihatnya kepentingan
hukum di dalam masyarakat luas. Di dalam hubungan satu sama lain
orang harus mengetahui kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai
anggota masyarakat. Ia wajib mengetahui perbuatan mana yang
dibenarkan oleh Undang-undang dan perbuatan mana yang melanggar
hukum.
13
Hukum di negara ini dapat diselewengkan dengan mudahnya, dengan
inkonsisten hukum di Indonesia, seperti pemberian hukuman kepada para pejabat
Negara yang menyalahi aturan hukum, misalnya saat terkena tilang polisi lalu
lintas, ada beberpa oknum polisi yang mau bahkan terkadang minta disuap agar
kasus ini tidak diperpanjang polisanya pun mendapatkan keuntungan materi
dengan cepat namun salah tempat. Ini merupakan contoh-contoh dalam
lingkungan terdekat kita. Masih banyak kasus-kasus yang dapat dijadikan contoh
dari penyelewenagan hukum di Indonesia.
Kita dapat mengambil beberpa contoh tentang salahnya penegakan hukum
di Indonesia. Saat seseorang mencuri sandal misalnya, seperti yang pernah
diberitakan, ia disidang dan didenda hanya karena mencuri sandal seorang briptu
yang harganya tak seberapa mana, sedangkan di Indonesia para koruptor di
Indonesia bisa dengan leluasa merajalela, menikmati tanpa dosa, karena mereke
memandang rendah hukum yang ada di Indonesia. Ambil contoh Arthalyta
Suryani, ia menempati rutan dengan sarana ekslusif dimana dipenjaranya tersedia
untuk karaokean, ini juga bisa dinilai sebagai pembelian hukum di Indonesia.
Kasus korupsi dinilai sebagai penyakit yang sangat kronis, meski
pemerintah berjanji tidak pandang bulu dalam penegakan supremasi hukum di
Indonesia. Pada kenyataannya tidak sejalan dengan harapan kita semua, banyak
kasus korupsi yang dalam pengusutannya tidak mampu menguak fakta apalagi
menangkap dalang intelektualnya. Banyak oknum penegak hukum yang ikut
terlihat dalam pusaran kasus korupsi, sehingga tidak dapat ditangkap dan diadili
sesuai hukum.
14
mempunyai arti yang sangat penting bagai warga Negara karena hal – hal sebagai
beikut:
1) Untuk menjamin rasa keadilan bagi warga negara.
2) Untuk mencegah atau menghindari perbuatan menghakimi sendiri oleh
warga negara.
3) Untuk mendapatkan perlakuan yang sama di depan hukum.
4) Untuk melindungi dan mengayomi hak-hak asasi warga negara.
5) Untuk menjamin kepastian hukum bagi warga negara.
6) Untuk melindungi pihak-pihak yang lemah dari tindakan kewenang-
wenangan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang kuat.
BAB III
PENUTUP
15
A. Kesimpulan
Ada beberapa definisi hukum yang telah di paparkan oleh beberapa ahli hukum.
Pengertian penegakan hukum bisa ditijau dari subjeknya dan objeknya. Fungsi
dari penegakan hukum adalah sebagai alat pengatur tata tertib hubungan
masyarakat, sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin dan
sebagai penggerak pembangunan. Dalam penegakan hukum di suatu negeri
diperlukannya aparatur penegak hukum yang dapat mencerminkan perasaan atau
nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakatnya.
Kesadaran hukum dalam masyarakat merupakan rangkaian proses yang terjadi
setahap demi tahap, semakin lemah tingkat kesadaran masyarakat, semakin lemah
pula kepatuhan hukumnya sebaliknya semakin kuat kesadaran hukumnya semakin
kuat pula faktor kepatuhan hukum. Hukum juga memiliki peran di dalam
masyarakat seprti dengan keluarga, di dalam pekerjaan, di dalam menjalankan
profesi, hubungan dengan hak, dalam perkembangan masyarakat. Hukum di
Indonesia belumlah berjalan dengan baik karena hukum yang diterapkan masih
memandang bulu.
16
DAFTAR PUSTAKA
17