BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
4. Manfaat Penulisan
5. Metodologi Penulisan
BAB II
ISI
PEMBAHASAN
Guru merupakan salah satu pelaku dalam kegiatan sekolah. Oleh karena itu, ia
dituntut untuk mengenal tempat kerjanya. Guru perlu memahami faktor-faktor
yang langsung dan tidak langsung menunjang proses belajar mengajar. Menjadi
seorang administrator, berarti tugas guru ialah merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan, mengawasi dan mengevaluasi program kegiatan dalam jangka
3
pendek, menengah atau pun jangka panjang yang menjadi perioritas tujuan
sekolah.
Berikut ini merupakan dasar yang perlu diperhatikan agar administrator dapat
mencapai sukses dalam tugasnya. Beberapa dasar dalam administrasi antara lain :
Prinsip Efisiensi
Administrator akan berhasil dalam tugasnya bila dia menggunakan semua sumber,
tenaga, dana, dan fasilitas yang ada secara efisien.
Prinsip Pengelolaan
Administrator akan memperoleh hasil yang paling efektif dan efisien dengan cara
melakukan pekerjaan manejemen, yakni merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan dan melakukan pemeriksaan (pengontrolan).
Seorang administrator akan berhasil dalam tugasnya apa bila ia memiliki gaya
kepemimimpinan yang efektif, yakni memperhatikan hubungan antarmanusia
(human relationship), Pelaksanaan tugas serta memperhatikan situasi dan kondisi
(sikon). Adapun tentang gaya kepemiminan yang efektif adalah mampu
memelihara hubungan baik dengan bawahannya. Di samping itu ia juga harus
memperhatikan pembagian dan penyelesaian tugas bagi setiap anggota organisasi
yang sesuai dengan jenis pekerjaanya.
Prinsip Kerjasama
Prinsip Fleksibilitas
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah harus memperhatikan faktor-faktor
ekosistem dan kemampuan menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pendidikan
sekolah.
Prinsip Kontinuitas
6
Planning (perencanaan)
7
Organizing (pengorganisasian)
Staffing (kepegawaian)
perencanaan dan pengorganisasian. Dalam hal ini prinsip the right man in the
right place selalu diperhatikan.Masalahnya selanjutnya yang perlu diperhatikan
didalam kegiatan-kegiatan kepegawaian ialah pemberian motivasi kepada para
pegawai agar selalu giat, kesejahteraan pegawai (jasmani maupun rohani), insentif
dan penghargaan atas jasa-jasa mereka, konduite dan bimbingan untuk dapat lebih
maju, adanya kesempatan meng-upgrade diri, masalah pemberhentian dan pension
pegawai.
Directing (pengarahan)
Coordinating (pengkoordinasian)
untuk dikelola. Akan tetapi, pada pokoknya penggoordinasian menurut The Liang
Gie (1983: 216) merupakan rangkaian aktifitas yang menghubungkan, menyatu
padukan dan menyalaraskan orang-orang dan pekerjaan. Sedangkan Oteng Sutisna
(1983: 199) merumuskan koordinasi ialah mempersatukan sumbangan-sumbangan
dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud
yang telah ditetapkan.Koordinasi dapat diwujudkan dengan menggunakan cara-
cara antara lain:
a. Konferensi atau pertemuan lengkap yang mewakili unit kerja;
b. Pertemuan berkala untuk pejabat-pejabat tertentu;
c. Pembentukan panitia gabungan jika diperlukan;
d. Pembentukan badan kooordinasi staff untuk mengkoordinir kegiatan;
e. Mewancarai bawahan untuk mengetahui hal penting yang berkaitan dengan
tugas dan tanggung jawabnya;
f. Memorandum atau instruksi berantai; dan
g. Ada dan tersedianya buku pedoman organisasi dan tata kerja.
Unsur-unsur koordinasi yang penting dalam organisasi pemerintahan daerah,
provinsi, kabupaten/kota, dinas pendidikan daerah, dan sekolah antara lain dapat
dikemukakan:
a. Ada koordinator yang cukup berwibawa dilihat dari kedudukan dan
pendidikannya untuk memfungsikan tiap-tiap bagian atau orang-orang dalam
organisasi. Koordinator tersebut memiliki kemampuan untuk membawa dan
menggunakan sumbangan dari unit dan orang tersebut guna mewujudkan
tujuan yang telah ditentukan;
b. Ada unit atau orang yang dikoordinasikan yang sudah ditata dan mampu
memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi terwujudnya cita-citan
bersama; dan
c. Ada pengertian timbal balik dari coordinator dan mereka yang terkoordinir
untuk saling menghargai dan saling kerjasama bagi kepentingan organisasi.
Budgeting (Penganggaran)
Motivating (Pergerakan)
Controlling (Pengawasan)
13
Evaluating (Penilaian)
14
semua personel, terutama oleh kepala sekolah dan guru.Kurikulum dapat diartikan
secara sempit atau luas. Dalam pengertian secara sempit kurikulum diartikan
sebagai sejumlah mata pelajaran yang diberikan di sekolah, sedangkan dalam
pengertian luas kurikulum adalah semua pengalaman belajar yang diberikan
sekolah kepada siswa, selama mereka mengikuti pendidikan di sekolah itu.
Undang-undang nomor 2 tahun 1989 mengartikan kurikulum sebagai seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar.
Menurut Koyan (2007 : 4), semua kurikulum dirancang untuk membantu
peserta didik memperoleh sejumlah kompetensi penting. Kurikulum dapat
dipandang sebagai suatu lingkungan yang terdiri atas kondisi fisik, kondisi sosial,
dan kondisi intelektual. Bahkan pandangan yang lebih luas, kurikulum mencakup
perilaku pimpinan dan para pendidik sebagai acuan dalam berperilaku.
Menurut Ralph Tyler (1949), (dalam Nasution, 1989 : 6), pengembangna
kurikulum ditentukan oleh empat faktor atau asas utama yaitu :
a. Aspek filosofis yaitu falsafah bangsa, masyarakat, sekolah dan guru-guru.
b. Aspek sosiologis yaitu harapan dan kebutuhan masyarakat (orang tua,
kebudayaan masyarakat, pemerintah, agama, ekonomi dan sebagainya).
c. Aspek psikologis yaitu hakikat anak antara lain taraf perkembangan fisik,
mental, psikologis, emosional, sosial serta cara anak belajar.
d. Bahan pelajaran yaitu hakikat pengetahuan atau disiplin ilmu.
Oemar Hamalik (2004) juga menyampaikan terdapat faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam penyusunan suatu kurikulum :
1. Tujuan pendidikan nasional.
2. Tahap perkembangna peserta didik.
3. Kesesuaian dengan lingkungan.
4. Kebutuhan pengembangan nasional.
5. Perkembangna ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian.
6. Kesesuaian dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan.
Perencanaan dalam pengembangan kurikulum sekolah menengah sebagian
besar telah dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di tingkat
Pusat yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Penyusunan kurikulum dan kelengkapan pedomannya yang terdiri atas :
a. Ketentuan-ketentuan Pokok
b. Garis-garis Besar Program Pengajaran.
c. Pedoman Pelaksanaan Kurikulum
2. Pedoman-pedoman Teknis Pelaksanaan Kurikulum Lainnya,antara lain :
pedoman penyusunan dan kalender pendidikan, pedoman penyusunan
program pengajaran, pedoman penyusunan satuan acara pengajaran,
pembagian tugas guru, penyusunan jadwal pelajaran.
Didalam pelaksanaan kurikulum tugas guru adalah mengkaji kurikulum
tersebut melalui kegiatan perseorangan atau kelompok. Dengan demikian guru
17
guru ini diperoleh dengan mengikuti perkembangan bidang studi yang diajarkan
melalui kegiatan interaksi kolegial seperti seminar, rapat kerja dan sebagainya.
2) Dilakukan Oleh Kelompok Guru Sejenis
Kelompok guru yang mengajar mata pelajaran yang sama baik dari sekolah itu
sendiri maupun dari luar sekolah sebaiknya sering melakukan pertemuan untuk
saling belajar tentang mata pelajaran yang diajarkan.
3) Dilakukan Guru Bersama Kepala Sekolah
Kepala sekolah dapat memberikan dorongan dan kemudahan kepada guru
unyuk mengembangkan mata pelajaran yang diajarkan misalnya melengkapi
perpustakaan, mendorong guru untuk melakukan penelitian, memberikan
kesempatan guru untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan mata
pelajaran tersebut atau memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti
program peningkatan mutu.
4) Dilakukan Oleh Pengawas
Pengawas merupakan orang yang diharapkan mengetahui tentang sampai seberapa
jauh keluasan dan kedalaman mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dan
melakukan penilaian apakah hal tersebut sudah memadai atau perlu diperluas dan
diperdalam lagi.
5) Dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
Fungsi LPTK bukan hanya sekedar menghasilkan tenaga guru, tetapi juga
menghasilkan temuan-temuan penelitian dalam usaha memperbaiki kinerja system
pendidikan dalam segala aspeknya. Oleh karena itu LPTK lebih banyak
mempunyai kesempatan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan
mata pelajaran sebagai akibat perkembangan ilmu, disamping temuan-temuan
dalam bidang perkembangan kebutuhan masyarakat akan isi pendidikan.
Pelaksanaan kurikulum
a. Penyusunan dan Pengembangan Satuan Pengajaran
Satuan pengajaran (SP) adalah suatu bentuk persiapan mengajar secara
mendetail per pokok bahasan yang disusun secara sistematik berdasarkan Garis-
garis besar Program Pengajaran yang telah ada untuk suatu mata pelajaran
tertentu.Pengembangan SP dimulai dari pengembangan pengajaran dalam satuan
semester.
Pengertian Penyusunan Program Pengajaran Semester
Program pengajaran semester adalah rencana belajar-mengajar yang akan
dilaksanakan selama satu semester dalam tahun ajaran tertentu. Program
pengajaran ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari GBPP masing-masing
bidang studi.
Tujuan Penyusunan Program Pengajaran Semester
Tujuan penyusunan program pengajaran semester ini adalah :
a) Menjabarkan bahan pengajaran yang akan disajikan guru dalam proses belajar-
mengajar.
19
b) Mengarahkan tugas yang harus ditempuh oleh guru agar pengajaran dapat
terlaksana secara bertahap dengan tepat.
Fungsi Program Pengajaran Semester
Fungsi program pengajaran semester adalah :
a) Sebagai pedoman penyelenggaraan pengajaran selama satu semester.
b) Sebagai bahan dan pembinaan guru yang dilakukan oleh kepala sekolah dan
atau pengawas sekolah.
Langkah-lagkah Penyusunan Program Pengajaran Semester
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan penyusunan program
pengajaran semester itu adalah sebagai berikut :
a) Pengelompokan bahan pengajaran yang tercantum dalam Garis-garis Besar
Program Pengajaran menjadi beberapa satuan bahasan. Setiap satuan bahasan
sebaiknya terdiri dari bahan pengajaran yang relevan.
b) Menghitung banyaknya satuan bahasan yang terdapat selama satu semester.
c) Menghitung banyaknya minggu efektif sekolah selama satu semester dengan
melihat kalender pendidikan sekolah yang bersangkutan.
d) Mengalokasikan waktu yang dibutuhkan untuk setiap satuan bahasan sesuai
dengan hari efektif sekolah.
e) Mengatur pelaksanaan belajar-mengajar sesuai banyaknya minggu efektif
sekolah yang tersedia berdasarkan kalender pendidikan.
b. Prosedur Penyusunan Satuan Pengajaran
Langkah-langkah yang ditempuh untuk membuat SP berdasarkan pada pokok-
pokok bahasan yang telah disebutkan dalam GBPP adalah :
1) Mengisi identitas mata pelajaran.
2) Menjabarkan tujuan pokok bahasan (tujuan instruksional umum) menjadi
tujuan instruksional khusus (TIK) yang lebih rinci.
3) Menjabarkan materi pengajaran dari pokok bahasan atau sub-pokok bahasan
sesuai dengan TIK
4) Mengalokasikan waktu pengajaran.
5) Menetapkan langkah-langkah penyampaian secara lebih rinci.
6) Menetapkan prosedur memperoleh balikan, baik balikan formatif melalui
monitoring atau balikan sumatif melalui tes bagian itu.
c. Pengembangan Satuan Pengajaran
Karena perkembangan ilmu dan peningkatan kemampuan guru serta
perubahan kebutuhan siswa, maka SP yang sudah dibuat sudah digunakan untuk
mengajar perlu dikembangkan lebih lanjut.
d. Penggunaan Satuan Pengajaran Bukan Buatan guru Sendiri
Dalam hal SP tidak dibuat sendiri oleh guru (dibeli atau dicopy dari SP yang
dibuat teman atau orang lain) guru perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :
1)Melihat kembali GBPP dan mencocokkan kesesuaian komponen-komponen
dalan SP dengan komponen-komponen dalam GBPP.
20
2)Jika hal tersebut telah dilakukan dan tidak ada penyimpangan yang telah berarti
maka langkah selanjutnya adalah mencocokkan keajegan (konsistensi) antara :
(1) tujuan umum dengan tujuan instruksional khusus, (2) tujuan instruksional
khusus dengamn bahan, metode dan teknik evaluasi serta sumber belajar.
3) Melakukan p[ertimbangan (judgment) apakah satuan pelajaran itu dapat
dilaksanakan dikelas sejauh berhubungan dengan kemampuan awal siswa,
fasilitas yang tersedia dan factor pendukung lainnya.
4) Jika butir 3 belum memadai, maka guru harus melakukan penyesuaian terhadap
SP tersebut sehingga realistic dan dapat dilaksanakan.
e. Pelaksanaan Proses Belajar- Mengajar
Aspek administrasi dari pelaksanan proses belajar-mengajar adalah
pengalokasian dan pengaturan sumber-sumber yang ada di sekolah untuk
memungkinkan proses belajar-mengajar itu dapat dilakukan guru dengan seefektif
mungkin. Didalam melaksanakan proses belajar-mengajar guru harus selalu
waspada terhadap gangguan yang mungkin terjadi karena kesalahan perencanaan
fasilitas serta sumber lain yang mendukung proses belajar-mengajar tersebut.
f. Pengaturan Ruang Belajar
Untuk terciptanya suasana belajar yang aktif perlu diperhatikan pengaturan
ruang belajar dan perabot sekolah. Dalam pengaturan ruang belajar hendaknya
diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (1) bentuk dan luas ruangan kelas, (2)
bentuk serta ukuran bangku atau kursi dan meja siswa, (3) jumlah siswa pada
tingkat kelas yang bersangkutan, (4) jumlah siswa pada tiap-tiap kelas, (5) jumlah
kelompok dalam kelas, (6) jumlah siswa dalam kelompok, (7) kegiatan belajar-
mengajar yang dilakukan.
g. Kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler
Ada tiga macam kegiatan kurikuler, yaitu kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,
dan ekstrakurikuler.
1) Kegiatan kokurikuler
Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang erat kaitannya dengan
pemerkayaan mata pelajaran. Kegiatan ini dilakukan diluar jam pelajaran yang
ditetapkan didalam struktur program, dan dimaksudkan agar siswa dapat lebih
mendalami dan memahami apa yangtelah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler.
Untuk pelaksanaan kokurikuler ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain :
a)Harus jelas hubungan antara pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang
diajarkan dengan tugas yang diberikan.
b)Tugas yang diberikan tidak menjadi beban yang berlebihan bagi siswa, baik
untuk beban fisik maupun psikis, karena diluar jangkauan dan kemampuan
siswa itu.
c)Pengadministrasian tugas yang diberikan kepada siswa harus tertib, termasuk
penilaian dan pemantuan.
21
berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang dan diwajibkan membuat
perhitungan dan pertanggung jawaban.
Kepala sekolah menengah sebagai pimpinan suatu kerja berfungsi sebagai
otorisator untuk memerintahkan pembayaran. Bendaharawan sekolah menengah
ditugasi untuk melakukan fungsi ordonator dalam menguji hak atas pembayaran,
kepala sekolah tidak boleh menjadi bendaharawan karena melakukan pengawasan
dalam penggunaan dana.
Keuangan sekolah menengah dapat diperoleh dari dana anggaran penerimaan
dan belanja Negara (APBN), bantuan (kalau ada) dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah (APBD), serta bantuan masyarakat. Dana APBN terdiri dari dana
rutin dan dana pengunaan. Dana APBD dapat berasal dari pemerintah tingkat I
dan Tingkat II. Dana dari masyarakat diperoleh dari dana yang dikumpulkan oleh
badan pembantuan penyelanggaraan pendidikan (BP3), serta bantuan masyarakat
lainnya. UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 49 ayat (1) menyatakan bahwa ”
dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan
minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan belanja Negara (APBN) pada sektor
pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), (Mohammad Syaifuddin, 2007 : 2.37).
F. Adminstrasi Hubungan sekolah dengan masyarakat (Husemas)
Sekoah berada di tengah-tengah masyarakat dan dapat dikatakan berfungsi
sebagai pisau bermata dua. Pisau yang pertama adalah menjaga kelstarian nilai-
nilai positif yang ada dalam masyarakat, agar pewarisan nilai-nilai masyarakat itu
berlangsung dengan baitk. Mata pisau yang kedua adalah sebagai lembaga yang
dapat mendorong perubahan nilai dan tradisi itu sesuai dengan kemajuan dan
tutuan kehidupan serta pembangunan. Kedua fungsi ini seolah-olah bertentangan,
namun sebenarnya keduanya dilakukan dalam waktu bersama. Oleh karena
fungsinya yang kontriversi ini diperlukan saling pemahaman antara sekolah dan
masyarakat. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah kompetensi
sosial . Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan
kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan
masyarakat tempat guru hidup, sehinga peranan dan cara guru berkomunikasi di
masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak
berbeda dengan orang lain yang bukan guru (H. Djam`an Satori, dkk, 2003 : 2.12)
Husemas adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk
meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan
serta mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan dan
pengembangan sekolah. Kindred, Bagin and Gallagber (1976), mendefinisikan
husemas ini sebagi usha koperatif untuk menjaga mengembangkan saluran
informasi dua arah yang efisien serta saling pengertian atara sekolah, persoalan
sekolah dengan masyarakat.
Definisi di atas mengandung beberapa elemen penting, sebagai berikut :
25
digunakan oleh siswa dan guru sebagai sumber informasi, dalam rangka
menunjang program belajar mengajar di sekolah.
Berdasarkan pengertian tersebut, adapun ciri atau unsur pokok yang ada dalam
perpustakaan yaitu :
1.Tempat mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi bahan pustaka.
2.Koleksi bahan pustaka yaitu dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara
tertentu.
3.Untuk digunakan secara kontinyu oleh guru dan murid sebagai sumber
informasi.
4.Merupakan suatu unit kerja.
Mulyani A. Nurhadi (1983) (dalam B. Suryosubroto, 2002 : 206) menjelaskan
bahwa dalam hubungannya dengan keseluruhan proses pendidikan di sekolah,
perpustakaan berperan sebagai instalasi atau sebagai sarana pendidikan yang
bersifat teknis edukatif, bersama-sama dengan unsur-unsur lainnya ikut
menentukan terjadinya proses pendidikan. Layanan perpustakaan bertujuan untuk
membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dengan cara memberikan
kesempatan untuk menumbuhkan sikap senang membaca dalam mengembangkan
bakat siswa. Untuk mencapai kal tersebut perpustakaan harus dikembangkan
sehingga mampu menarik perhatian siswa yang pada gilirannya dapat mendorong
mereka untuk menggunakan perpustakaan sekolahnya.
Hak semua guru sekolah menengah harus terlibat langsung dalam administrasi
perpustakaan sekolah. S. Nasution (1989), mengemukakan antara lain
a.Memperkenalkan buku-buku kepada para siswa dan guru-guru
b.Memilih buku-buku dan bahan pustaka lainnya yang akan digunakan untuk
menambah koleksi perpustakaan sekolah.
c.Mempromosi untuk perpustakaan, baik untuk pemakaian, muapun untuk
pembinaan.
d.Mengetahui jenis dan menguasai criteria umum yang menentukan baik
buruknya suatu koliksi
e.Mengusahakan agar siswa aktif membantu perkembangan perpustakaan.
Kafetaria warung kantin sekolah
Kantin sekolah tidak harus diadministrasikan oleh sekolah, tetapi dapat
diadministrasikan oleh pribadi di luar sekolah atau oleh dharma wanita sekolah.
Namun kantin sekolah ini tidak boleh terlepas dari perhatian kepala sekolah.
Kepala sekolah harus memikirkan atau mengupayakan agar kehadiran kantin itu
mempunyai sumbangan positif dalam proses belajar anak di sekolah.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam administrsi kantin itu adalah :
a.Administrasi kantin sekolah harus menjaga kesehatan masakan-masakan yang
dijajakan kepada siswa
b.Kebersihan tempat juga harus menjadi pertimbangan utama. Karena kebersihan
diharapkan dapat menjauhkan penyebar penyakit
c.Makanan-makanan yang disajikan hendaknya makanan yang bergizi tinggi
28
d.Harga makanan hendaknya dapat dijangkau atau sesuai dengan kondisi ekonomi
siswa.
e.Usahakan agar kantin tidak memberikan kesempatan siswa untuk berlama-lama
atau nongkrong karena akan memunculkan perilaku-perilaku negatif
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peranan guru dalam administrasi pendidikan sangatlah berpengaruh, dengan
pengalaman dan pemahaman yang baik tentang administrasi di berbagai bidang di
sekolah, guru dapat menjadi seorang administrator yang terampil dan handal.
Sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.
B. Saran
Sebagai seorang guru sebaiknya kita turut ambil bagian dalam menangani
administrasi disekolah, Karena selain pada saat mengajar, guru dapat mengenal
dan memantau perkembangan siswanya melalui administrasi sekolah. Manfaat
lainnya yaitu guru dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam hal
keadministrasian.
29
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmuprofesikependidikan.blogspot.com/2011/05/peran-guru-dalam-
administrasi-sekolah.html
http://rohmanf2.wordpress.com/2012/02/12/peranan-guru-dalam-administrasi-
sekolah-menengah/
http://www.uin-malang.ac.id/peran-guru-dalam-administrasi-sekolah
http://blog.tp.ac.id/tag/power-point-peranan-guru-dalam-administrasi-sekolah-
menengah
Tim Dosen FKIP UNTAN, 2010. Mata Kuliah Keahlian Berkarya. Pontianak :
Fahruna Bahagia.