Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGERTIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : MAHMUDIN ABA HASAN


PRODI : PGSD
MK : MANEJEMEN PENDIDIKAN

STKIP MUHAMMADIYAH KALABAHI


2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi roby, karena berkat rahmat dan karunia-
Nyalah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah sederhana ini tepat pada waktunya.
Dengan Judul “Manajemen Pendidikan Dasar”. Makalah ini penulis susun dalam rangka memenuhi
salah satu tugas pada mata kuliah Kapita Selekta.
Banyak pelajaran berharga yang dapat penulis petik dari penulisan makalah ini, karena penulis
telah mendapatkan pengalaman yang sangat berharga selama proses penulisan, sebagai seorang guru
penulis telah mendapat pengetahuan baru, yakni bahwa untuk melaksanakan tugas secara profesional,
guru memerlukan wawasan yang mantap tentang sekolah dasar tidak ubahnya sebagai sebuah institusi
atau lembaga. Sebagai sebuah institusi atau lembaga, sekolah mengemban misi tertentu yaitu
melakukan proses edukasi, proses sosialisasi, dan proses transformasi anak didik, dalam rangka
mengantarkan mereka siap mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya.
Dalam penyusunan makalah ini, banyak sekali hambatan yang penulis hadapi, baik dari
referensi maupun waktu penulisan yang dirasa kurang namun atas kerjasama berbagai pihak akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan. Untuk hal tersebut, perkenankanlah penyusun menghaturkan terima
kasih kepada semua pihak atas kerja sama dan partisipasinya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang masalah..................................................................................


2. Rumusan masalah..............................................................................................
3. Tujuan penulisan makakalah........................................................................

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian manejemen............................................................................................
2. Manejemen pendidikan................................................................................
3. Manejemen Sd......................................................................................................
4. Latar belakang yang diperlukannya manejemen pendidikan...............................
5. Paradigma atau pengelola pendidikan.......................................................

BAB III PENUTUP

1. kesimpulan
2. saran

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen pendidikan adalah keseluruhan (proses) yang membuat sumber-sumber
personil dan materiil sesuai yang tersedia dan efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama.
Ia mengerjakan fungsi-fungsinya dengan jalan mempengaruhi perbuatan orang-orang. Proses
ini meliputi perencanaan, organisasi, koordinasi, pengawasan, penyelenggaraan dan pelayanan
dari segala sessuatu mengenai urusan sekolah yang langsung berhubungan dengan pendidikan
seklah seperti kurikulum, guru, murid, metode-metode, alat-alat pelajaran, dan bimbingan.
Juga soal-soal tentang tanah dan bangunan sekolah, perlengkapan, pembekalan, dan
pembiayaan yang diperlukan penyelenggaraan pendidikan termasuk didalamnya.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Manajemen
2. Pengertian Manajemen Pendidikan
3. Manejemen SD
4. Latar Belakang Diperlukannya Manajemen Pendidikan
5. Paradigma Mengelola Pendidikan

C. TUJUAN PENULISAN MASALAH

1. Dalam kajian makalah ini kami mempunyai beberapa tujuan, diantaranya:


2. Mampu memahami konsep dasar Pengertian, Fungsi dan Peran Manajemen Pendidikan?
3. Mampu memahami konsep dasar Pengertian Manajemen Sekolah Dasar?
4. Mampu memahami konsep dasar Kegiatan Manajemen di Sekolah Dasar?
5. Mampu memahami konsep dasar mengenai Pengertian, Perencanaan, dan peran Pemerintah
terhadap Pembangunan Daerah?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen

Kata manajemen bersal dari bahasa latin , yaitu dari asal kata mantis yang berarti tangan dan
agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya
menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage,
dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen.
Akhirnya management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau
pengelolaan.

Secara etimologi kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang
berarti "mengendalikan," terutama dalam konteks mengendalikan kuda, yang berasal dari bahasa
latin manus yang berarti "tangan". Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris
menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.

Pengertian manajemen secara terminologi sebagai mana dikemukakan oleh Taylor (1974:
02 )adalah : Management, the art of management is defined as knowing exactly what you want to
do, and then seing that they do  in the best and cheapest way.”Manajement adalah seni yang
ditentukan untuk mengetahui dengan sungguh-sungguh apa yang ingin kamu lakukan , dan
mengawasi bahwamereka mengerjakan sesuatudengan sebaik- baiknya dan dengan cara semudah-
mudahnya”.

Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,


pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal.

Apabila ditinjau dari definisi-definisi yang lain, pengertian manajemen tersebut masih dapat
diartikan untuk semua jenis kegiatan, yang dapat diambil suatu kesimpulan definisi yaitu :

 “Manajemen adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha


kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan”.

Definisi lain dari manajemen yang lebih lengkap sebagaimana dikemukakan oleh Mulyani A.
Nurhadi adalah sebagai berikut :

2
 “Manajemen adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses
pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi
pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar
efektif dan efisien”.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam pengertian

manajemen selalu menyangkut adanya tiga hal yang merupakan unsur penting, yaitu:

 Usaha kerjasama,
 Oleh dua orang atau lebih, dan
 Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam pengertian tersebut sudah menunjukkan adanya gerak, yaitu usaha kerjasama, personil
yang melakukan, yaitu dua orang atau lebih, dan untuk apa kegiatan dilakukan, yaitu untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Tiga unsur tersebut, yaitu gerak, orang, dan arah dari kegiatan,
menunjukkan bahwa manajemen terjadi dalam sebuah organisasi, bukan pada kerja tunggal yang
dilakukan oleh seorang individu.

B.Pengertian Manajemen Pendidikan

1. Pengertian Manajemen Pendidikan Secara Umum

Manajemen Pendidikan dalam kamus bahasa Belanda-Indonesia disebutkan bahwa istilah


manajemen berasal dari “administratie” yang berarti tata-usaha. Dalam pengertian manajemen
tersebut, administrasi menunjuk pada pekerjaan tulis-menulis di kantor. Pengertian inilah yang
menyebabkan timbulnya contoh-contoh keluhan kelambatan manajemen yang sudah disinggung,
karena manajemen dibatasi lingkupnya sebagai pekerjaan tulis-menulis

2. Pengertian Manajemen Pendidikan Menurut Ahli

 Menurut Leonard D. White, manajemen adalah segenap proses, biasanya terdapat pada
semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara
besar-besaran atau secara kecil-kecilan.

 Menurut The Liang Gie, manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap
usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.

 Lebih lanjut Mulyani A. Nurhadi menekankan adanya ciri-ciri atau pengertian


Manajemen  Pendidikan yang terkandung dalam definisi tersebut sebagai berikut :

a. Manajemen merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan dari, oleh dan bagi
manusia.

3
b. Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu proses pengelolaan dari suatu rangkaian kegiatan
pendidikan yang sifatnya kompleks dan unik yang berbeda dengan tujuan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya ; tujuan kegiatan pendidikan ini tidak terlepas
dari tujuan pendidikan secara umum dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh suatu
bangsa.
c. Proses pengelolaan itu dilakukan bersama oleh sekelompok manusia yang tergabung dalam
suatu organisasi sehingga kegiatannya harus dijaga agar tercipta kondisi kerja yang harmonis
tanpa mengorbankan unsur-unsur manusia yang terlibat dalam kegiatan pendidikan itu.
d. Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,
yang dalam hal ini meliputi tujuan yang bersifat umum (skala tujuan umum) dan yang
diemban oleh tiap-tiap organisasi pendidikan (skala tujuan khusus).
e. Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara efektif dan
efisien.Tujaun pokok mempelajari manajemen pendidikan adalah untuk memperoleh cara,
tekhnik, metodeyang sebaik-baiknya di lakukan, sehingga sumber-sumber yang sangat
terbatas ( seperti tenaga, dana, fasilitas, personal, material, maupun spritual ) sanangat
diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efisien dan produktif.

C. Pengertian Manajemen Sekolah Dasar


Setiap unsur organisasi baik sekolah maupun organisasi nonnsekolah pasti memiliki
sistem manajemen. Pendidikan Dasar menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 17 adalah:

1. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan


mennengah.
2. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidayah (MI) atau bnetuk lain
yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah stanawiyah (MTs) atu
bentuk llain yang sederajat.
3. Setelah mengetahui apa itu pendidikan dasar berdasarkan undang-undang.
Sekarang, kita lihat arti manajemen pendidikan dasar.

Banyak pakar administrasi pendidikan yang berpendapat bahwa manajemen itu merupakan
kajian administrasi ditinjau dari sudut prosesnya. Para pakar administrasi pendidikan, seperti
Sergiovanni, Burlingame, Coombs, dan Thurston (1987) dalam Konsep Dasar Manejemen Sekolah
Dasar, mendefinisikan manajemen sebagai process of working with and through others to accomplish
organizational goals efficienctly, yaitu proses kerja dengan dan melalui (mendayagunakan) orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.

4
Manajemen itu merupakan proses, terdiri atas kegiatan-kegiatan dalam upaya mencapai tujuan
kerjasama (administrasi) secara efisien.Pengertian tersebut sesuai dengan pendapat Gorton (1976)
dalam Konsep Dasar Manejemen Sekolah Dasar, yang menegaskan bahwa manajemen merupakan
metode yang digunakan administrator untuk melakukan tugas-tugas tertentu atau mencapai tujuan
tertentu.

Berdasarkan kedua definisi tersebut di atas, dapat  disebutkan bahwa  manajemen sekolah


dasar merupakan proses di mana kepala sekolah dasar selaku administrator bersama atau melalui
orang lain berupaya mencapai tujuan institusional sekolah dasar secara efisien.

Apabila definisi tersebut dikaji secara saksama, terdapat makna tersirat berkenaan dengan
konsep manajemen sekolah dasar, yaitu Penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk menghasilkan
lulusan yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mengembanggkan
potensi peserta didik agar jadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan demokratiif, dan
mengikuti pendidikan yang lebih lanjut.

D. Latar Belakang Diperlukannya Manajemen Pendidikan

Manajemen dalam pendidikan diperlukan untuk mengantisipasi perubahan global disertai oleh
kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi informasi. Perubahan itu sendiri sangat cepat dan pesat,
sehingga perlu ada perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement) di bidang pendidikan
sehingga output pendidikan dapat bersaing dalam era globalisasi seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi. Persaingan tersebut hanya mungkin
dimenangkan oleh lembaga pendidikan yang tetap memperhatikan kualitas/mutu pendidikan
dalam pengelolaannya.

Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan berkualitas/bermutu, jika proses belajar-mengajar


berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak mungkin
melalui proses belajar yang berkelanjutan. Proses pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil
pendidikan yang bermutu dan relevan dengan pembangunan.Untuk mewujudkan pendidikan yang
bermutu dan efisien perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu
membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas pendidikan yang optimal,
diharapkan akan dicapai keunggulan sumber daya manusia yang dapat menguasai
pengetahuan,keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terus berkembang.

Oleh karena itu demi tercapainya tujuan pendidikan yang berkualitas, diperlukan manajemen
pendidikan yang dapat menggerakkan segala sumber daya pendidikan.Manajemen pendidikan itu terkait
dengan manajemen peserta didik yang isinya merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya.
Menurut Handoko pentingnya manajemen dalam kehidupan ini disebabkan beberapa hal, antara lain:

5
1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri sehingga diperlukan pembagian
kerja.
2. Perusahaan akan berhasil baik jika manajemen diterapkan dengan baik.
3. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.
4. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan
5. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.
6. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerjasama sekelompok orang.
E. Paradigma Mengelola Pendidikan

Pada era reformasi, masyarakat Indonesia menginginkan perubahan dalam semua aspek
kehidupan bangsa.  Pembaharuan pada sektor pendidikan yang memiliki peran strategis dan
fungsional , juga memerlukan paradigma baru yang harus menekankan pada perubahan cara
berpikir dalam pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan. Pendidikan yang telah berjalan selama
ini tidak bisa menjadi penggerak pembangunan di Indonesia, malahan pendidikan telah
menghambat pembangunan ekonomi dan teknologi, buktinya adalah dengan adanya kesenjangan
sosial, budaya, dan ekonomi.

Berbagai masalah yang timbul tersebut diakibatkan oleh semakin lemahnya pendidikan
nasional. Pembaharuan pendidikan nasional yang telah mendasar dan menyeluruh harus dimulai
dari mencari penjelasan baru atas paradigma dan peran pendidikan dalam pembangunan .

Paradigma tersebut harus berimplikasi pada perubahan perspektif dalam pembangunan


pendidikan, mulai dari perspektif yang menganggap pendidikan sebagai sektor pelayanan umum
ke perspektif pendidikan sebagai suatu investasi produk yang mampu mendorong pertumbuhan
masyarakat di berbagai bidang kehidupan. Pendidikan sebagai faktor yang dipengaruhi oleh
berbagai permasalahan yang terjadi dalam berbagai kehidupan.

Melalui paradigma baru tersebut, dimaksudkan pendidikan harus mampu melawan berbagai
tantangan dan permasalahan yang terjadi dalam lingkungan kehidupan. Pendidikan dan kehidupan
telah menyatu, maka pendidikan dapat dikatakan sebagai proses memanusiakan manusia.Berikut
ini adalah langkah-langkah untuk melakukan rekonstruksi pendidikan dalam rangka membangun
paradigma baru sistem pendidikan nasional :

1. Pendidikan nasional hendaknya memiliki visi yang berorientasi pada demokratisasi


bangsa.
2. Pendidikan nasional hendaknya memiliki misi agar tercipta partisipasi masyarakat
secara menyeluruh. Pendidikan tidak hanya terfokus dalam penyiapan tenaga kerja,
tapi untuk memperkuat kemampuan dasar pembelajar sehingga memungkinkan
baginya untuk berkembang lebih jauhdalam konteks kehidupan global.
3. Substansi pendidikan dasar hendaknya mengacu pada perkembangan potensi dan
kreativitas pembelajar. Pendidikan mengengah dan tinggi hendaknya diarahkan pada
membuka kemungkinan pengembangan kepribadian secara vertikal (keilmuan) dan
horisontal (keterkaitan antar bidang keilmuan).

6
4. Pendidikan dasar dan menengah perlu mengembangkan sistem pembelajaran yang
egaliter dan demokratis agar tidak terjadi pengelompokan kelas atas dasar kemampuan
akademik.
5. Pendidikan tinggi harus mempersiapkan dan memperkuat kemampuan dasar
mahasiswa untuk memungkinkan mereka berkembang baik secara individu, anggota
msyarakat, maupun sebagai warga negara dalam konteks global.
6. Kebijakan kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, harus
memperhatikan tahap perkembangan pembelajar dan kesesuaian dengan lingkungan,
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, seni serta sesuai dengan jenjang
masing-masing  satuan pendidikan dengan mengembangkan proses pembelajaran
kreatif.
7. Perlu mengaktualisasikan enam unsur kapasitas belajar, yaitu:
 Kepercayaan (confidence)
 Keingintahuan (curioucity)
 Sadar tujuan (intensionality)
 Kendali diri (self control)
 Mampu bekerja sama (work together)
 Kemampuan bergaul secara harmonis dan saling pengertian (relatedness)
8. Untuk menjaga relevansi outcome pendidikan, dengan mengimplementasikan filsafat
rekonstruksivisme dalam berbagai tingkat kebijakan dan praktisi pendidikan.
9. Pendidikan nasional hendaknya mendapatkan proporsi alokasi dana yang cukup
memadai.
10. Realisasi pendidikan dalam konteks lokal diperlukan badan-badan pembantu dalam
dunia pendidikan. Misalnya saja ‘Dewan Sekolah’ yang memiliki peran untuk
memberi masukan-masukan dalam berbagai aspek.
11. Menetapkan model rekruitmen pejabat pendidikan secara profesional. Kompetensi dan
sertifikasi guru dan dosen juga harus dilakukan dengan profesional. Pemerintah harus
membentuk badan ‘independen’ profesi guru dan dosen yang anggotanya terdiri dari
tenaga kependidikan profesional, terpercaya, dan bertanggung  jawab yang akan
menilai kompetensi profesional, keilmuan, personal dan sosial dari guru dan dosen.
 Paradigmanya adalah manajemen pendidikan harus sejalan dengan kebutuhan masyarakat
dan perkembangan zaman. Maka dinyatakan School Based Manajement (SBM) sebagai
alternatif paradigma baru, dengan pendekatan akar rumput (grass root approach).
 Untuk mencapai terselenggaranya pendidikan bermutu, dikenal dengan paradigma baru
manajemen pendidikan yang difokuskan pada otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan
evaluasi. Keempat pilar manajemen ini diharapkan pada akhirnya mampu menghasilkan
pendidikan bermutu (Wirakartakusumah, 1998)

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen pendidikan adalah keseluruhan (proses) yang membuat sumber-sumber personil dan
materiil sesuai yang tersedia dan efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama. Manajemen dalam
pendidikan diperlukan untuk mengantisipasi perubahan global disertai oleh kemajuan ilmu pengetahun
dan teknologi informasi. Perubahan itu sendiri sangat cepat dan pesat, sehingga perlu ada perbaikan
yang berkelanjutan (continous improvement) di bidang pendidikan sehingga output pendidikan dapat
bersaing dalam era globalisasi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya
teknologi informasi. Persaingan tersebut hanya mungkin dimenangkan oleh lembaga pendidikan yang
tetap memperhatikan kualitas/mutu pendidikan dalam pengelolaannya.

Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan berkualitas/bermutu, jika proses belajar-mengajar


berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak mungkin
melalui proses belajar yang berkelanjutan. Proses pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil
pendidikan yang bermutu dan relevan dengan pembangunan.Untuk mewujudkan pendidikan yang
bermutu dan efisien perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu
membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas pendidikan yang optimal,
diharapkan akan dicapai keunggulan sumber daya manusia yang dapat menguasai
pengetahuan,keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terus berkembang.

Oleh karena itu demi tercapainya tujuan pendidikan yang berkualitas, diperlukan manajemen
pendidikan yang dapat menggerakkan segala sumber daya pendidikan.Manajemen pendidikan itu
terkait dengan manajemen peserta didik yang isinya merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya.

B. SARAN

Dengan pemahaman yang mendalam tentang Fungsi dan Peran Manajemen Pendidikan serta
pendalaman pengetahuan yang lebih mendalam dan luas tentang konsep dasar pengertian,
Perencanaan, dan peran Pemerintah terhadap Pembangunan Daerah diharapkan manajemen
pendidikan di tingkat pendidikan dasar diolah/di-manage sekolah tepat sesuai dengan ekspektasi
masyarakat yakni pembelajaran sekolah yang baik, bermutu dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Brantas, Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Alfabeta. 2009.

Dasar – dasar  menejemen Inggris Online Etymology: Manage Oxford English Dictionary

Siswanto, Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2011.Vocational Business: Training,


Developing and Motivating http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/23/manajemen-pendidikan/

Dasar – dasar  menejemen hal 5 Inggris Online Etymology: Manage Oxford English Dictionary
http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/03920007-fatur-rakhman.ps Vocational Business:
Training, Developing and Motivating http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/23/manajemen-
pendidikan/

Siswanto, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 70

Brantas, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Alfabeta, 2009). H.28.

Anda mungkin juga menyukai