PENDIDIKAN
Karya Tulis ini Disusun untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengembangan PBSI
DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas rutin mata kuliah Manajemen Pendidikan yang di bimbing oleh tim dosen.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Drs. Robenhart
Tamba, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan bimbingan selama
perkuliahan berlangsung. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karna masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu penulis menantikan
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat dan
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen Pendidikan?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Sekolah
Menurut Stoner Manajemen secara umum yang dikutip oleh T. Hani Handoko (1995)
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-
usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam konteks sekolah yaitu
Manajemen sekolah menurut buku manajamen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu
manajemen dalam bidang persekolahan. Ketika istilah manajemen diterapkan dalam bidang
pemerintahan akan menjadi manajemen pemerintahan, dalam bidang pendidikan menjadi
manajemen pendidikan, begitu seterusnya. Sedangkan menurut James Jr. manajemen sekolah
adalah proses pendayagunaan sumber-sumber manusiawi bagi penyelenggara sekolah secara
efektif. Sedangkan dalam konteks pendidikan ada juga manajemen pendidikan. Menurut Ali
Imron manajemen pendidikan adalah proses penataan kelembagaan pendidikan, dengan
melibatkan sumber potensial baik yang bersifat manusia maupun yang bersifat non manusia guna
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Pada hakekatnya istilah manajemen
pendidikan dan manajemen sekolah mempunyai pengertian dan maksud yang sama. Keduanya
susah untuk dibedakan karena sering dipakai secara bergantian dalam pengertian yang sama. Apa
yang menjadi bidang manajemen pendidikan adalah juga merupakan bidang manajemen sekolah.
Demikian pula proses kerjanya ditempuh melalui fungsi-fungsi yang sama, yang diturunkan dari
teori administrasi dan manajemen pada umumnya.Manajemen dibagi lagi sebagai berikut :
A. Manajemen Kurikulum
3
1. Fungsi Manajemen Kurikulum
2. Untuk meningkatkan equality atau keadilan dan kesempatan kepada para siswa agar bisa
mencapai hasil yang maksimal melalui berbagai macam kegiatan yang telah ditetapkan
seperti lewat intrakulikuler, ekstrakulikuler dan kokurikuler ataupun rencana
pembelajaran yang telah dibuat.
3. Untuk meningkatkan efektivitas dan relevansi pembelajaran siswa didik atau lingkungan.
4. Untuk meningkatkan tingkat efektivitas kinerja pengajaran atau aktivitas siswa didik agar
bisa mencapai tujuan pembelajaran yang tepat.
5. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses kegiatan belajar mengajar
Selain fungsi, berjalannya manajemen kurikulum memiliki prinsip yang harus selalu
diperhatikan terutama saat pelaksanaannya. Ada 5 prinsip yang secara umum sudah dikenal di
kalangan pendidikan, yaitu:
Produktivitas: berhubungan dengan hasil yang didapat dalam kegiatan kurikulum serta
pertimbangan bagaimana agar seluruh peserta didik bisa mencapai hasil yang sesuai
dengan tujuan kurikulum yang telah dibuat.
4
Kooperatif: prinsip yang berhubungan dengan perolehan hasil yang diharapkan harus
diikuti dengan kerja sama yang positif di antara pihak-pihak yang terlibat.
Efektif dan efisien: Melihat efektivitas dan efisiensi pada berbagai komponen yang ada di
dalam manajemen kurikulum seperti biaya, waktu dan tenaga kerja
Mengarah visi, misi dan tujuan yang sudah ditetapkan dalam manajemen kurikulum.
Itulah pembahasan mengenai manajemen kurikulum pendidikan. Hasil dari kurikulum bukan
hanya silabus yang harus dipatuhi atau pembelajaran yang sesuai dengan alur. Namun proses
evaluasi harus dilakukan setelah semua yang direncanakan telah dipraktekkan. Oleh sebab itulah,
pemahaman dasar mengenai manajemen kurikulum harus sangat dipahami oleh semua
pendidikan, tidak hanya yang bekerja dalam lembaga pendidikan saja, namun juga untuk orang
tua para siswa agar tidak keliru dalam memberikan pendidikan.
B. Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan (murid) adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinyu terhadap seluruh peserta didik
(dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar
secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari
suatu sekolah. Nantinya akan di ketahui output dari lembaga tersebut sudah baik atau belum dari
manajemen kesiswaan tersebut. Manajemen Peserta Didik atau Pupil Personnel Administration
sebagai layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di
kelas dan di luar kelas seperti : pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti
pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.
Sehingga peserta didik akan memiliki kemampuan untuk terjun ke masyarakat dengan di bekali
dari sekolah melalui manajemen kesiswaan.Manajemen Kesiswaan merupakan proses
pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa, pembinaan sekolah mulai dari penerimaaan
siswa, pembinaan siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menamatkan pendidikannya
mulai penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang
efektif. Mulyono mengemukakan bahwa manajemen kesiswaan adalah seluruh proses kegiatan
yang di rencanakan dan di usahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap
5
seluruh siswa (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM
secara efektif dan efisien. Manajemen kesiswaan juga berarti seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinyu terhadap seluruh
peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses
belajar mengajar secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya
peserta didik dari suatu sekolah.Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa
manajemen kesiswaan merupakan proses pengursan segala hal yang berkaitan dengan siswa
mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.
1. Tujuan dan Fungsi Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bidang operasional yang penting dalam
kerangka manajemen sekolah. Tujuan umum manajemen kesiswaan adalah untuk mengatur
berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan
lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah. Dan berjalan secaara efektif
dan efesien. Selain itu manajemen kesiswaan di sekolah secara baik dan berdaya guna akan
membantu seluruh staf maupun masyarakat untuk memahami kemajuan sekolah. Mutu danderajat
suatu sekolah tergambar dalam sistem sekolahnya. mengembangkan seluruh kemampuan warga
sekolah untuk lebih profesional dan terlatih. Secara umum tujuan manajemen kesiswaan adalah
untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah
dapat berjalan lancar, tertib, teratur serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Selain itu manajemen kesisswaan di sekolah secara baik dan berdaya guna akan membantu
seluruh staf maupun masyarakat untuk memahami kemajuan sekolah. Mutu dan derajat sekolah
tergambar dalam system sekolahnya. Jadi tujuan manajemen kesiswaan adalah mengatur berbagi
kegiatan dalam bidang kesiswaan serta serta sebagai wahana bagi siswa untuk mengembangkan
diri seoptimal mungkin.
2. Prinsip-Prinsip Manajemen Kesiswaan
Berkenaan dengan manajemen kesiswaan ada beberapa prinsip dasar yang harus mendapat
perhatian berikut ini, yaitu :
6
Keadaan dan kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan
intelektual, sosial ekonomi, minat dan sebagainya.Pada dasarnya siswa hanya akan
termotifasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan.
Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga afektif
dan pisikomotorik.
Ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan dan ketertiban serta keamanan
sekolah yang bersangkutan
Jadi dalam manajemen kesiswaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip yang ada agar siswa
melaksanakan kewajibannya dan mendapatkannya.
3. Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan
Kegiatan administrasi siswa dapat didaftar melalui gambaran bahwa lembaga pendidikan
diumpamakan sebuah transformasi, yang mengenal masukan (input). Pengelolaan didalam
tranformasi (proses) dan keluaran (output). Dengan demikian penyajian penjelasaan administrasi
siswa dapat diurutkan menurut aspek-aspek tersebut. Dengan melihat pada proses memasuki
sekolah sampai murid meninggalkannya, terdapat 4 (empat) kelompok pengadministrasian yaitu:
(1) penerimaan murid, (2), pencatatan prestasi belajar (3) pencatatan bimbingan dan penyuluhan
serta (3).Monitoring. Oleh karna itu manajemen kesiswaan akan membahas penerimaan siswa
baru, pencatatan prestasi siswa, pencatatan bimbingan dan penyuluhan.
7
C. Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah penyedia kepemimpinan dan pengarahan para karyawan
dalam pekerjaan atau hubungan kerja (Yoder dalam Hasibuan, 2017:11). Namun kemudian
muncul pertanyaan kepemimpinan dan pengarahan seperti apa yang dimaksud? Tentunya semua
hal yang terkait dengan kepentingan, tujuan, dan kebutuhan karyawan (sumber daya manusia)
atau personalia. Spesifiknya, manajemen personalia adalah perencananaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pemberhentian karyawan, dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan,
individu, karyawan, dan masyarakat yang bersangkutan (Flippo dalam Hasibuan, 2017:11).
Sebagai bandingan pengertian lainnya, Badriyah (2017: 15) berpendapat bahwa manajemen
sumber daya manusia adalah bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada
pengaturan peranan sumber daya manusia dalam kegiatan organisasi yang dikarenakan untuk
mencapai tujuannya organisasi memerlukan sumber daya manusia sebagai pengelola sistemnya.
Oleh karena itu, agar sistem organisasi berjalan dalam pengelolaannya diperlukan
beberapa aspek penting mencakup pelatihan, pengembangan, motivasi, dan aspek-aspek lainnya.
Hal ini akan menjadikan manajemen personalia sebagai salah satu indikator penting pencapaian
tujuan organisasi. Ini juga berkaitan langsung dengan fungsi manajemen personalia.
1. Fungsi Manajemen Personalia
Fungsi manajemen personalia meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan
pemberhentian. Berikut adalah pemaparan dari masing-masing fungsi tersebut menurut Hasibuan
(2017: 21).
a. Perencanaan
8
yang meliputi seluruh fungsi manajemen personalia. Program kepegawaian yang baik
akan membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat yang terlibat.
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
Pengarahan (Directing) berarti mengarahkan seluruh karyawan agar mau dan mampu
bekerjasama dan bekerja secara efektif dalam membantu tercapainya tujuan perushaan,
karyawan, dan masyarakat. Pengarahan dilaksanakan oleh pimpinan dengan menugaskan
bawahan agar mengerjakan seluruh tugasnya dengan baik.
d. Pengendalian
e. Pengadaan
Pengadaan atau Procurement adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan
induksi untuk mendapatkan hsil yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
f. Pengembangan
Kompensasi adalah pemberian balas jasa secara langsung dan tidak langsung berupa uang
atau barang kepada karyawan sbagai imbalas atas tenaga dan jasa yang diberikan kepada
perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil berarti sesuai dengan prestasi
kerjanya, dan layak berarti memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah
minimum pemerintah serta melewati pertimbangan internal dan eksternal yang konsisten.
h. Pengintegrsian
i. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan memelihara dan meingkatkan kondisi fisik, mental, dan
loyalitas karyawan agar tetap mau bekerjasama hingga pensiun. Pemeliharaan yang baik
dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan
serta berpedoman pada internal dan eksternal konsistensi.
j. Kedisiplinan
Menjaga kedisiplinan adalah fungsi manajemen personalia yang paling penting. Hal ini
karena kedisiplinan adalah kunci terwujudnya tujuan perusahaan melalui keinginan dan
kesabaran untuk menaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.
k. Pemberhentian
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seorang karyawan dari suatu perusahaan.
Pemberhentian ini dapat disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahan, berakhirnya
kontrak kerja, dsb.
10
2. Tujuan Manajemen Personalia
Menurut Badriyah (2017: 41) tujuan manajemen sumber daya manusia (personalia) tidak
hanya mencerminkan kehendak atasan seperti manajemen senior, tetapi harus menyeimbangkan
tantangan organisasi, fungsi sumber daya manusia, dan orang-orang bersangkutan
lainnya.Kegagalan melaksanakan tugas dapat merusak kinerja, produktivitas, laba, bahkan
keberlangsungan organisasi atau perushaan itu sendiri. Berkaitan dengan itu, tujuan manajemen
sumber daya manusia memiliki kontribusi yang besar. Tujuan manajemen personalia meliputi:
1. Tujuan Sosial, yakni perusahaan bertanggungjawab secara sosial dan etis terhadap
keutuhan dan tantangan masyrakat dengan meminimalkan dampak negatifnya.
2. Tujuan Organisional, yaitu sasaran formal yang dibuat ditujukan agar organisasi
mencapai tujuannya.
4. Tujuan Individual, merupakan tujuan pribadi dari setiap anggota organisasi atau
perusahaan yang hendak mencapai tujuannya di dalam organisasi.
D. Manajemen Sarana Dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang harus dimiliki oleh setiap
lembaga pendidikan untuk menunjang suatu proses penyelenggaraan pendidikan agar tujuan
pendidikan dapat terlaksana dengan baik dan efektif. Semua program kegiatan pendidikan di
sekolah semua membutuhkan sarana dan prasarana, baik di bidang akademik maupun
nonakademik. Sarana dan prasarana adalah suatu fasilitas pendidikan untuk mendukung
berjalannya proses pembelajaran peserta didik dan terwujudnya suatu penyelenggaraan
pendidikan, baik fasilitas pendidikan yang dapat bergerak dan tidak dapat bergerak. Sarana dan
prasarana memiliki arti dan pengertian yang berbeda. Prasarana adalah semua fasilitas yang
menunjang jalannya suatu proses pendidikan. Prasarana merupakan semua fasilitas yang dipenuhi
sebelum sarana itu ada, baik benda bergerak maupun tidak bergerak.
11
Kemudian pengertian dari Sarana adalah semua fasilitas yang diperlukan untuk menunjang
suatu proses belajar mengajar peserta didik, baik benda yang bergerak maupun tidak bergerak.
Sarana merupakan semua fasilitas yang digunakan sesudah prasarana itu telah ada. Contoh dari
prasarana yaitu gedung, kelas, labolatorium, kantor, jalan menuju sekolah, halaman, taman, dan
lain-lain. Kemudian contoh dari sarana yaitu komputer, kipas angin, buku, AC, LCD, dan lain-
lain. Menurut Echlos dan Shadily (2005) manajemen berasal dari Bahasa Inggris yaitu manage
yang memiliki arti mengatur, mengelola, mengurus, dan melaksanakan. Manajemen adalah
mengelola, mengatur, mengurus, dan melaksanakan suatu untuk mencapai suatu tujuan yang ingin
dicapai dan telah ditetapkan.
Sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang harus dimiliki oleh setiap
lembaga pendidikan untuk menunjang suatu proses penyelenggaraan pendidikan agar tujuan
pendidikan dapat terlaksana dengan baik dan efektif. Maka dari itu yang dapat disimpulkan yaitu
manajemen sarana dan prasarana adalah suatu pengelolaan atau tindakan mengatur sarana dan
prasarana pendidikan agar tujuan penyelenggaraan pendidikan dapat terlaksana. Dengan adanya
suatu pengelolaan maka dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau arahan agar pelaksanaan
pendidikan dapat terencana dan terstruktur. Pengelolaan sarana dan prasarana dilakukan agar
kebutuhan sarana dan prasarana di lembaga pendidikan dapat terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan.
1. Tujuan Sarana dan Prasarana
Tujuan dari pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan menurut Bafadal (2004) yaitu
sebagai berikut :
- Untuk mencapai suatu tujuan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan
menyusun perencanaan dan pengadaan dengan cara hati-hati dengan melihat prosedur
sarana dan prasarana, baik dengan melihat kebutuhan dan dana yang dimiliki lembaga
pendidikan agar sarana dan prasarana dapat terpenuhi
- Untuk dapat memanfaatkan sarana dan prasarana pendidikan dengan tepat, efektif, dan
efisien
12
- Untuk dapat mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan agar dapat
terpakai dan bermanfaat dalam proses pembelajaran Pendidikan
- Untuk memberikan suatu jaminan kesiapan operasional sarana dan prasarana sehingga
keadaan sarana dan prasarana selalu dalam keadaan siap pakai dan dapat menghasilkan
sarana dan prasarana secara optimal.
2. Manfaat Sarana dan Prasarana
Manfaat dari pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu meliputi :
- Menyiapkan data dan informasi dalam upaya penyusunan perencanaan sarana dan
prasarana Pendidikan
- Pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan untuk merencanakan sarana dan
prasarana bemanfaat untuk sebagai arahan atau pedoman dalam pengarahan peralatan
pendidikan, baik itu pengadaan sarana dan prasarana atau yang lainnya
- Menyajikan data dan informasi sebagai penentu peralatan atau barang yang masih layak
pakai, sudah rusak, hingga peralatan atau barang yang sudah lama terpakai
3. Komponen atau ruang lingkup pengelolaan sarana dan prasarana
Perencanaan
Sebelum melakukan pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana maka perlu
diadakan suatu perencanaan atau yang biasa disebut planning. Perencanaan merupakan
suatu tindakan proses pemikiran pengelolaan sarana dan prasarana baik secara garis besar
hingga perencanaan yang mendetail untuk dapat mencapai suatu tujuan pendidikan.
Dengan adanya perencanaan maka diharapkan dapat menyusun suatu perencanaan dengan
matang agar dapat melaksanakan program-program pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan. Yang dapat dilakukan pada saat perencanaan yaitu :
a) Menetapkan tujuan awal dari sarana dan prasarana pendidikan dan macam-macam
b) Merencanakan program atau kegiatan sekolah dengan tujuan Pendidikan
13
c) Membuat ketetapan target yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan sarana dan
prasarana Pendidikan
e) Melakukan bentuk evaluasi dan perbaikan apabila terdapat hambatan yang ditemukan
14
6. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan untuk merawat dan
melindungi sarana dan prasarana yang ada agar keadaan barang atau sarana prasarana pendidikan
tetap dalam kondisi baik atau siap untuk dipakai. Pemeliharaan sarana dan prasarana dapat
ditinjau dari segi sifatnya yaitu pemeliharaan yang bersifat pengecekan barang, pencegahan
kerusakan barang, dan perbaikan barang baik itu perbaikan ringan hingga perbaikan berat.
Adapun terdapat dua prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan sarana dan prasarana
pendidikan yaitu dilihat dari prinsip efektivitas dan prinsip efisiensi. Prinsip efektivitas
merupakan penggunaan seluruh barang yang hanya dilakukan guna untuk mempermudah
keberhasilan tujuan pendidikan. Sedangkan prinsip efisiensi adalah penggunaan seluruh barang
atau peralatan pendidikan dengan menghemat dan tertib agar sarana dan prasarana pendidikan
tetap bermanfaat dan tidak cepat rusak.
7. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penghapusan barang milik Negara diatur pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor
96/pmk.06/2007 tentang tata cara pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, penghapusan, dan
pemindahtanganan barang milik Negara. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan adalah
tindakan menghapus barang yang bertujuan untuk mengeluarkan atau menghilangkan barang atau
sarana dan prasarana dari daftar inventarisasi karena barang atau sarana prasarana yang dihapus
sudah dianggap tidak berfungsi bagai pelaksanaan pendidikan. Tujuan dari tindakan penghapusan
sarana dan prasarana pendidikan menurut Arum, Wahyu Sri Amar (2007) yaitu sebagai berikut :
- Mencegah agar tidak terjadi tindakan pemborosan biaya sarana dan prasarana pendidikan,
baik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, dan perbaikan sarana dan prasarana
Pendidikan
- Membebaskan ruangan lembaga pendidikan dari barang-barang atau sarana yang sudah
tidak dapat berfungsi atau tidak dipakai kembali
15
E. Manajemen Tata Laksana Sekolah
Manajemen tata laksana sekolah adalah salah satu jenis atau bagian dari manajemen
pendidikan. Manajemen tata laksana atau sering disebut sebagai manajemen tata usaha ini
mempunyai peran penting dalam membantu operasional sekolah. Tata laksana atau sering
disebut dengan istilah administrasi tata usaha yaitu segenap proses kegiatan pengelolaan surat-
menyurat yang dimulai dari menghimpun (menerima), mencatat, mengelola, menggandakan,
mengirim, dan menyimpan semua bahan keterangan yang diperlukan oleh organisasi.Tata usaha
terdiri dari 2 kata yaitu “Tata” dan “Usaha” yang masing-masing mempunyai pengertian sebagai
berikut. Tata adalah suatu peraturan yang harus ditaati. Usaha adalah suatu usaha dengan
mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai suatu maksud. Jadi berdasarkan arti kata, tata
usaha adalah suatu aturan atau peraturan yang terdapat dalam suatu proses penyelenggaraan
kerja.
Menurut William leffingwe dan Edwim Robinson yang telah diterjemahkan oleh The
Liang Gie, bahwa tata usaha ialah segenap rangkaian aktivitas menghimpun, mencatat,
mengelola, menggandakan, mengirim, dan menyimpan keterangan-keterangan yang diperlukan
dalam setiap usaha kerja.
1. Jenis-jenis Kegiatan dalam Urusan Ketatausahaan
Pekerjaan ketatausahaan tidak hanya bertugas sebagai administrasi saja, tetapi juga
pegawai edukatif. Bagian ketatausahaan sekolah dimaksudkan untuk mempermudah proses
penyelenggaraan di sekolah. Secara terperinci kegiatan yang dibantu kemudahannya adalah :
Kegiatan tata usaha yang menyangkut manajemen kurikulum. Dalam hal ini tata
usaha membantu dalam hal pengerjaan penulisan ke papan tulis atau papan agenda
yang sebelumnya disusun oleh bagian manajemen kurikulum.
16
c) Mengurus dan mengatur warkat-warkat jika ada pemindahan siswa.
17
F. Surat dan Kepengurusannya
Beberapa jenis surat yang sering beredar yaitu surat dinas, memo, surat pengantar, surat
edaran, surat undangan, surat keputusan, instruksi, surat tugas, dan surat pengumuman.Proses
penanganan surat menurut LAN RI melalui tahapan- tahapan sebagai berikut :
Penyortiran surat, berdasarkan surat penting, dinas pemerintahan, dinas perusahaan, dan
dinas perorangan.
Meneliti surat.
Penyampaian surat.
Pencatatan surat.
2. Buku Piket
G. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan sekolah adalah kegiatan pengelolaan keuangan sekolah.
Kegiatan tersebut meliputi: perencanaan anggaran, pengorganisasian, pembukuan,
pelaksanaan atau pembelanjaan, pengawasan dan terakhir pertanggungjawaban.
Manajemen keuangan perlu diterapkan oleh institusi pendidikan supaya :
18
Pemanfaatan dana sekolah bisa lebih efektif dan efisien.
Penggunaan keuangan sekolah bisa lebih transparan dan akuntabilitas nya terjamin.
- Pemantauan
- Pertanggung Jawaban
- Penilaian Kinerja
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan kepada calon guru maupun pembaca harus
mampu meningkatkan mutu Pendidikan agar Lembaga Pendidikan lebih baik kedepannya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Nurhati. 2015. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jurnal Manajer Pendidikan, 9(4), 536-
546.
Parid, Miptah, Afifah Laili Sofi Alif. 2020. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jurnal
Tahfim Al-Ilmi, 267-275.
Suliyarti, Riri. 2019. Manajemen Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Untuk
Meningkatkan Kualitas Pendidikan. INA-Rxiv.
Badriyah, Mila. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : CV Pustaka Setia.
Hasibuan, Malayu S.P. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/165024/pp-no-57-tahun-2021
Buku Pedoman Pendampingan Tata Kelola Sekolah Berbasis MBS (Direktorat SMP, 2021)
21