Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERAN GURU DALAM ADMINISTRASI KURIKULUM


DI SATUAN PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : RAHIMI, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 3
 Ihsan Maulana
 Ibnu Abdillah
 Fitri Indri Yani
 Hawaitun Munthe

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS AL-WASLIYAH LABUHANBATU
T.A 2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat, taufiq
serta hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya tepat
pada waktunya.
Selanjutnya sholawat dan salam tak lupa terhaturkan kepada junjungan alam semesta
Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman ke gelapan ke zaman terang
benderang.
Makalah yang diberi judul “ Peran Guru Dalam Administrasi Kurikulum di
Satuan Pendidikan” merupakan tugas kelompok mata kuliah. Harapan kami semoga
makalah ini bermanfaat adanya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mencurahkan segala saran, masukan dan kritikan yang menopang proses
penyusunan dan penyajian pembahasan nanti.
Demikian, makalah ini disusun dengan segala kekurangannya dalam berbagai sudut,
kami mohon dimaklumi.
Rantauprapat, Maret 2023
Penyusun

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................................2
D. Manfaat................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Administrasi Kurikulum......................................................................3
B. Proses Administrasi Kurikulum........................................................................7
C. Peran Guru Dalam Administrasi Kurikulum..................................................12

BAB III PENUTUP.........................................................................................................16


A. Kesimpulan.........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam kehidupan manusia.
Dalam konteks Indonesia, pendidikan menjadi sumber utama peningkatan kualitas
sumber daya manusia sehingga tidak mengherankan jika menjadi suatu pemikiran
para pemimpin untuk membuat suatu garis kebijakan nasional. Salah satu perwujudan
akan hal ini adalah lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Selain itu disusun pula kurikulum yang berlaku secara nasional
oleh pemerintah pusat melalui Departemen Pendidikan Nasional, yang memuat hal-
hal pokok yang harus dilaksanakan pada suatu lembaga pendidikan formal tertentu.
Pengadministrasian kegiatan-kegiatan belajar-mengajar, lazim juga disebut
sebagai administrasi kurikulum. Bidang pengadministrasian ini sebenarnya
merupakan pusat dari semua kegiatan-kegiatan di sekolah. Ada beberapa fihak yang
tidak begitu setuju dengan istilah administrasi kurikulum. Di luar negeri disebutnya
sebagai "administration of the instructional program". Memang, administrasi
kurikulum agak kurang tepat, jika kurikulum diartikan dalam arti sempit sebagai
"bahan pelajaran" atau subject matter" yang harus disampaikan kepada pelajar.
Kurikulum merupakan salah satu aspek terpenting dalam penentu keberhasilan
pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajran untuk
mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum
memegang peran penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu dan berkualitas.
Demi mewujudkan mutu dan kualitas pendidikan yang baik, pemerintah
sampai saat ini terus melakukan perubahan dan perombakan terhadap kurikulum
pendidikan. Tercatat enam kali pergantian terhadap kurikulum. pergantian ini
bertujuan untuk mempersiapkan masyarakat dan bangsa Indonesia yang mampu
mengembangkan kehidupan demokrasi yang mantap dalam memasuki era globalisasi.
Untuk menentukan keberhasilan kurikulum dipengaruhi oleh pemberdayaan
bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Jadi administrasi kurikulum dalam pendidikan sangatlah penting untuk
kita pahami sebagai calon pendidik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dari administrasi kurikulum?
2. Bagaimana proses dari administrasi kurikulum?
3. Peran guru dalam administrasi kurikulum?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang:
1. Konsep Administrasi Kurikulum
2. Proses Administrasi Kurikulum
3. Peran Guru dalam Administrasi Kurikulum

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah untuk menginformasikan kepada pembaca
apa itu konsep administrasi kurikulum, proses administrasi kurikulum, dan peran guru
dalam administrasi kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Administrasi Kurikulum


Kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa latin Curriculum, semula
berarti a running course, specially a chariot race course, dan terdapat pula dalam
bahasa perancis “Courier” artinya “to run” (berlari). Sedangkan secara terminologi
berarti rancangan program pendidikan yang berisi serangkaian pengalaman yang
diberikan kepada peserta didik untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai
melalui serangkaian pengalaman belajar. Kurikulum dalam arti sempit diartikan
sebagai kumpulan berbagai mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik
melalui kegiatan yang dinamakan proses pembelajaran. Sedangkan pengertian lainya
diartika sebagai deretan mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga
pendidikan.8Kurikulum secara lebih luas dapat diartikan sebagai keseluruhan proses
pembelajaran yang direncanakan dan dibimbing di sekolah.
Ada beberapa definisi kurikulm menurut para pakar pendidikan, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. J. Galen Saylor dan William M. Alexander
Kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak
belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah
termasuk kurikulum.
2. Harold B. Albertycs
Kurikulum tidak hanya terbatas pada mata pelajaran, akan tetapi juga
meliputi kegiatan-kegiatan lain, di dalam dan di luar kelas, yang berada di
bawah tanggung jawab sekolah.
3. Smith
Kurikulum dipandang sebagai seperangkat usaha dan upaya
pendidikan yang bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan hidup
bermasyarakat.

4. Hilda Taba
Kurikulum meliputi pengalaman yang direncanakan dan tidak
direncanakan.

Jadi, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan


atau pengajaran dan hasil pendidikan atau pengajaran yang harus dicapai oleh anak
didik, kegiatan belajar mengajar, pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam
pengembangan kurikulum itu sendiri. Bidang dari administrasi kurikulum adalah
yang mencakup didalamnya pelaksanaan kurikulum, pebinaan, penyusunan silabus,
persiapan harian, termasuk juga pembelajaran.
Tujuan kurikulum Pembelajaran, secara umum, lembaga pendidikan
bertujuan untuk meningkatkan partisipasi umat dalam melaksanakan tugas
pendidikan guna membentuk insan kamil.
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen
tertentu. Komponen itu adalah sebagai berikut:
1. Komponen Tujuan
Tujuan kurikulum merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh suatu
kurikulum. Tujuan kurikulum menurut taksonomi Bloom terbagi menjadi tiga, yaitu
domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotorik.
2. Komponen Isi/Materi Pembelajaran
Isi kurikulum merupakan kumpulan dari mata pelajaran yang menjadi
bahan diskursus dalam proses belajar mengajar. Isi atau materi melibatkan
banyak hal, bukan saja pengetahuan, tetapi juga keterampilan, konsep, sikap,
dan nilai. Kompetensi merupakan keseluruhan sikap dan keterampilan yang
ditunjukkan oleh peserta didik.
3. Komponen Metode
Metode merupakan cara, jalan yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Metode dipilih berdasarkan tujuan yang dirumuskan. Seperti
metode ceramah, diskusi dan lain-lain. Metode ini berkaitan dengan strategi
yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan.
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi atau penilain harus dilakukan secara bertahap,
berkesinambungan, dan bersifat terbuka. Dari evaluasi ini diperoleh
keterangan mengenai kegiatan dan kemajuan belajar siswa.
Dalam perkembangan kurikulum di Indonesia ada beberapa kurikulum yang
pernah di pakai pada sistem pendidikan yaitu :
1. Tahun 1947 - Leer Plan (Rencana Pelajaran).
2. Tahun 1952 - Rencan Pelajaran Terurai.
3. Tahun 1964 - Penthjana Pendidikan.
4. Tahun 1968 - Kurikulum 1968.
5. Tahun 1975 - Kurikulum 1975.
6. Tahun 1984 - Kurikulum 1984.
7. Tahun 1994 - dan Kurikulum 1999 – Kurikulum 1994 dan Sublemen
Kurikulum 1999.
8. Tahun 2004 - Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
9. Tahun 2006 - Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
10. Tahun 2013 – Kurikulum 2013 (K13).
11. Tahun 2013 – Kurikulum 2013 revisi

Ditinjau dari segi administrasi, kurikulum adalah kebijaksanaan pemerintah


dalam bidang pendidikan artinya cita-cita, harapan dan tuntutan masyarakat
terhadap pendidikan itu sendiri. Pada dasarnya telah ditampung dalam
kebijaksanaan pendidikan pemerintah. Kebijaksanaan tersebut lalu dijabarkan
dalam landasan dan program kurikulum yang dapat dilaksanakan di lembaga
pendidikan.

Kurikulum jadinya bukan sekedar dokumen tentang mata pelajaran tapi


mengandung amanat/misi kehendak rakyat dalam pendidikan. Jika dilihat, konsep
penting dari sebuah kurikulum adalah tujuan bahan pelajaran, pengalaman dan
aspek perencanaan. Salah satu ciri kurikulum adalah landasan tujuan. Landasan
berfungsi sebagai tempat tumpuan dan sebagai titik tolak kurikulum. Sedang tujuan
menunjukkan apa yang akan dicapai dalam kurikulum itu kurikulum pada dasarnya
berlandaskan pada Pancasila sebagai landasan Ideal dan UUD 1945 sebagai
landasan konstitusional sedang arah pendidikan berkiblat pada undang-undang.

Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta
penetapan cara-cara penyelenggaraan pembinaan organisasi. Administrasi adalah
kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur
semua kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Administrasi kurikulum adalah
semua kegiatan yang dirancang oleh sekolah bagi semua murid demi
perkembangan mereka selama mengikuti pendidikan di sekolah tersebut.

Dalam administrasi kurikulum kegiatan dititik beratkan kepada kelancaran


pembinaan situasi belajar mengajar. Kurikulum berisi berbagai macam hal, seperti
masalah apa yang harus di kembangkan pada diri siswa, evaluasi untuk
menafsirkan hasil belajar, bahan dan peralatan yang dipergunakan, kualitas guru
yang dituntut dan sebagainya.

Administrasi kurikulum adalah administrasi yang ditujukan untuk kegiatan


belajar mengajar secara maksimal, dengan dititik beratkan pada usaha
meningkatkan kualitas, interaksi belajar mengajar tersebut. Ruang lingkup
administrasi kurikulum meliputi : kegiatan perencanaan, kegiatan pelaksanaan, dan
kegiatan penilaian.

Kurikulum mempunyai fungsi yang sangat penting bagi pembentukan


keterampilan, karakter manusia. Menurut Alexander, seperti yang dikutip oleh
Wiryokusumo, bahwa kurikulum itu fungsinya adalah penyesuaian,
pengintegrasian, diferensiasi, persiapan, pemilihan dan diagnostic. Menurut
Nurgiantoro (1988 : 45-46), bahwa kurikulum mempunyai fungsi tiga hal.

Pertama, fungsi kurikulum bagi sekolah terdiri dari alat untuk mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan. Kurikulum juga dapat dijadikan pedoman
untuk mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah.
Misalnya, bidang studi, alokasi waktu, pokok bahasan, serta termasuk strategi
pembelajarannya.

Kedua, kurikulum dapat mengontrol dan memelihara keseimbangan proses


pendidikan. Dengan mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat tertentu, maka
kurikulum pada tingkat atasnya dapat mengadakan penyesuaian, sehingga tidak
terjadi pengulangan kegiatan pengajaran sebelumnya. Fungsi lain kurikulum juga
dapat menyiapkan tenaga pengajar, dengan cara mengetahui kurikulum pada
tingkat di bawahnya.

Ketiga, kurikulum dimaksud untuk menyiapkan kebutuhan masyarakat atau


lapangan kerja, sehingga kurikulum mencerminkan hal-hal yang menjadi
kebutuhan masyarakat. Karena itu lulusan sekolah paling tidak dapat memenuhi
kebutuhan lapangan pekerjaan (vokasional) di satu sisi, dan dipersiapkan untuk
melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya (akademis) di sisi lain.

B. Proses Administrasi Kurikulum


Ada beberapa proses administrasi kurikulum sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan kurikulum sebagian besar dilaksanakan dan ditentukan oleh
Departemen Pendidikan Nasional ditingkat pusat. Ini berarti bahwa ditingkat
daerah dan sekolah tidak ada perencanaan kurikulum. Perencanaan kurikulum
yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional ditingkat pusat meliputi
hal-hal berikut:
a. Penyusunan, program dan pengembangan kurikulum yang terdiri atas:
1) Landasan, program dan pengembangan kurikulum,
2) Garis-garis besar program pengajaran, dan
3) Pedoman pelaksanaan kurikulum.
b. Penyusunan pedoman teknis pelaksanaan kurikulum seperti pedoman
penyusunan kalender pendidikan, pembagian tugas guru, penyusunan jadwal
pelajaran, penyusunan program pengajaran dan pedoman penyusunan
persiapan pengajaran.

Perencanaan kurikulum yang akan digunakan di sekolah seperti kurikulum


tingkat satuan pendidikan harus berlandaskan kepada Pancasila sebagai falsafah
negara dan Undang-undang Dasar 1945 yang mengamanatkan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk merumuskan kurikulum hendaknya
diperhatikan prinsip-prinsip umum yang berlaku dalam pengembangan dan
perumusan kurikulum itu sendiri yaitu:
1. Prinsip relevansi.
2. Prinsip efektifitas.
3. Prinsip efisiensi.
4. Prinsip continuitas dan.
5. Prinsip fleksibelitas.
Di samping itu, perencanaan kurikulum yang dilakukan ditingkat daerah
juga meliputi penyusunan rencana pelaksanaan kurikulum seperti penyusunan
kelender pendidikan untuk setiap tahun ajaran pada masing-masing daerah.
Penyusunan kalender pendidikan dimaksudkan agar terdapat pembakuan
pelaksanaan kegiatan di sekolah, sehingga setiap kepala sekolah dapat
mengadakan perencanaan dan pengaturan secara cermat terhadap kegiatan di
sekolah yang dipimpinnya.
Kalender pendidikan antara lain berisikan:
A. Permulaan tahun ajaran.
B. Penerimaan siswa barudan persiapan tahun ajaran baru.
C. Kegiatan pada hari-hari pertama masuk sekolah.
D. Hari belajar efektif di sekolah.
E. Upacara-upacara sekolah.
F. Hari-hari libur sekolah baik libur umum, libur khusus maupun libur
semester atau catur wulan.
G. Ulangan semester atau catur wulan, UNAS.
H.   Pengisian, pembagian rapor dan kenaikan kelas dan
I. Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler.

Dalam melaksanakan kalender pendidikan wajib memperhatikan prinsi-


prinsip operasional kegiatan sekolah antara lain:
1. Setiap kegiatan mempunyai fungsi peningkatan mutu, efektifitas dan
efisiensi pendidikan.
2. Setiap kegiatan mempunyai kaitan fungsional dengan kegiatan lainnya yang
relevan.
3. Dalam fungsinya untuk meningkatkan mutu pendidikan kegiatan kurikuler
dan ekstra kurikuler merupakan satu keseluruhan yang integratif.
4. Penjadwalan kegiatan ekstra kurikuler menjamin kelancaran dan efektifitas
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler.
2. Pelaksanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan kurikulum di
sekolah meliputi:

a. Penyusunan Program Pengajaran Semester-an/Caturwulan.


Tujuan penyusunan program pengajaran semesteran atau caturwulan
ini adalah untuk:
1) Menjabarkan bahan pelajaran yang akan disajikan guru dalam proses
belajar mengajar.
2) Mengarahkan tugas yang harus ditempuh guru agar pengajaran dapat
dilakukan secara bertahap dan tepat.

Fungsi program pengajaran semester atau caturwulan ini adalah:

1) Pedoman bagi guru dalam penyelenggaraan pembelajaran selama satu


semesteran dan caturwulan.
2) Bahan oleh kepala sekolah dan pengawas dalam melakukan
pembinaan terhadap guru.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun program pengajaran


semester/caturwulan yaitu:

1) Mempelajari Garir-Garis Besar Program Pembelajaran /GBPP mata


pelajaran yang dibina.
2) Mengelompokkan bahan pengajaran yang tercantum dalam Garir-
Garis Besar Program Pembelajaran /GBPP menjadi beberapa satuan
bahasan.
3) Menghitung banyaknya satuan bahasan yang terdapat selam satu
semester/caturwulan.
4) Menghitung banyaknya minggu efektif sekolah (belajar) selam satu
semeter/caturwulan dengan melihat kalender pendidikan sekolah yang
bersangkutan.
5) Mengalokasikan waktu yang dibutuhkan untuk setiap satuan bahasan
sesuai dengan hari efektif sekolah.
6) Mengatur pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan
banyaknya minggu efektif sekolah yang tersedia berdasarkan kalender
pendidikan.
b. Penyusunan persiapan mengajar yang akan digunakan dan dipedomani oleh
guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas.
c. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar.
d. Kegiatan Kokurikuler dan Ekstra Kurikuler.

Sebelum kurikulum benar-benar dilaksanakan, harus terlebih dahulu


memperhatikan perbedaan-perbedaan individual. Yang dimaksud disini adalah
masalah penyesuaian program pengajaran terhadap perbedaan- perbedaan di
antara anak-anak. Jawaban terhadap persoalan ini macam- macam. Kurikulum
yangn berorientasikan kumpulan mata pelajaran berasal dari zaman sebelum
ada pengetahuan tentang perbedaan-pebedaan individu dan kemapuan pada
murid.

Pada waktu itu orang menganggap semua murid (kecuali anak-anak lemah
jiwa) dapat menguasai semua mata pelajaran yang diberikan disekolah dengan
kepandaian yang sama asal mereka rajin belajar. Pada umumnya diakui bahwa
makhluk manusia sangat beraneka ragam dalam kemampuannya untuk maju.
Keadaan itu telah menggerakkan para pendidikan kepada perbedaan-perbedaan
individual ini.

Disini timbul perbedaan-perbedaan pendapat mengenai persoalan


bagaimana hal ini harus dilaksanakan:

1. Konsep kurikulum yang telah di tetapkan jauh di muka harus dikuasai


oleh semua murid menurut kecepatan yang telah diatur sebelumnya.
Masalahnya ialah menyesuaikan individu-individu yang mempunyai
kecepatan belajar yang berbeda-beda pada “realitas” ini.
2. Bahwa murid-murid harus dikelompokkan menurut kemampuannya
dengan tujuan bahwa pengelompokan ini akan memperkecil perbedaan
kemampuan dalam tiap kelompok agar mempermudah pelaksanaan
individualis program pengajaran.
3. Menciptakan jenis kurikulum berdasarkan pengalaman yang dipusatkan
kepada masalah-masalah dan memberikan kesempatan kepada kelompok-
kelompok tesebut dalam pendapat kedua untuk bekerja sama memecahkan
masalah bersama, yang menarik perhatian bersama. Hal ini menunjukkan
tiap anggota kelompok untuk mampu bekerja menurut taraf perkembangan
masing-masing dalam bidang akademis sosial dan emosi dan masih
menunjang usaha bersama kelompok.
3. Pengawasan
Pengawasan identik dengan kata controlling yang berarti pemeriksaan.
Sedangkan dalam kamus Bahasa Indonesia pengawasan adalah penilikan dan
penjagaan, jadi pengawasan berarti mempertahankan dan menjaga dengan baik.
Menurut winardi, pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksankan oleh
pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil
yang direncanakan.
Pengawasan adalah fungsi administratif bagi setiap administrator untuk
memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan yang dikehendaki.
Pengawasan itu meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai dengan
rencana yang dibuat, instruksi-instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip
yang ditetapkan.
Menurut Simbolon (2004: 62) Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan
pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif)
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Fungsi dari
pengawasan, Simbolon (2004: 62) mengemukakan bahwa, fungsi dari
pengawasan yaitu:
a. Mempertebal rasa dan tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas
dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
prosedur yang ditentukan.
c. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian dan
kelemahan, agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.
d. Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, agar pelaksanaan
pekerjaan tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.

4. Evaluasi
a. Dasar-dasar Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum bermacam-macam tujuannya, yang paling penting di


antaranya ialah:
a. Mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan kearah tujuan
yang telah ditentukan.
b. Melalui efektivitas kurikulum.
c. Menentukan faktor biaya, waktu dan tingkat keberhasilan kurikulum.
d. Sering kita lihat bahwa kurikulum dirombak tanpa evaluasi yang
sistematis. Jika evaluasi diadakan secara terus-menerus mungkin tak
perlu kurikulum diganti seluruhnya, akan tetapi dapat senantiasa di
perbaiki dan disempurnakan serta disesuaikan dengan perkembangan
zaman.
b. Desain Evaluasi
Desain evaluasi menguraikan tentang (1) Data yang harus
dikumpulkan, (2) analisis data untuk “membuktikan” nilai dan efektivitas
kurikulum

c. Evaluasi hasil belajar


Evaluasi hasil belajar merupakan suatu kegiatan uang dilakukan guna
memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh
tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai siswa. Tujuan dan fungsi
evaluasi hasil belajar adalah:
1) memberikan umpan balik kepada guru dan siswa dengan tujaun untuk
memperbaiki cara belajar mengajar, mengadakan perbaikan dan
pengayaan bagi siswa, serta menempatkan siswa pada situasi belajar
mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
2) memberikan informasi kepada siswa tentang tingkat keberhasilannya
dalam belajar dengan tujuan untuk memperbaiki, mendalami atau
memperluas pelajaran.
3) menentukan nilai hasil belajar siswa yang dibutuhkan untuk
pemberian laporan kepada orang tu, penentuan kenaikan kelas, dan
kelulusan siswa.
d. Evaluasi program pengajaran
Evaluasi program pengajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program, serta
faktor-faktor yang mendukung atau menghambat keberhasilan program
tersebut.

C. Peran Guru Dalam Administrasi Kurikulum


Di dalam pelaksanaan kurikulum tugas guru adalah mengkaji kurikulum
tersebut melalui kegiatan perseorangan atau kelompok, dengan demikian guru dan
kepala sekolah memahami kurikulum tersebut sebelum dilaksanakan.
Dalam proses pengembangan kurikulum peran guru lebih banyak dalam tataran
kelas. mencatat peran guru sebagai:
1. Implementers
Guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada. Dalam
melaksanakan perannya guru hanya menerima kebijakan perumus kurikulum.
Guru tidak memiliki ruang baik untuk menentukan isi kurikulum maupun
menentukan target kurikulum. Pada fase implementator kurikulum, peran guru
dalam pengembangan kurikulum, kurikulum yang telah disusun (sebelum
reformasi pendidikan). sebatas hanya menjalankan.
2. Adapters
Guru berperan lebih dari sebagai pelaksana kurikulum, akan tetapi juga
sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan
kebutuhan daerah. Dalam fase ini guru memberikan kewenangan untuk
menyelesaikan kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah dan
kebutuhan lokal.
3. Developers
Guru berwewenang dalam mendesain kurikulum. Guru bukan saja dapat
menentukan tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan, akan tetapi juga
dapat menentukan strategi apa yang harus dikembangkan serta bagaimana
mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum sepenuhnya guru
dapat menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik, visi dan misi sekolah,
serta sesuai dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan siswa.
4. Researchers
Peran guru sebagai peneliti kurikulum. Peran ini dilaksanakan sebagai
bagian dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam
meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam pelaksanakan peran sebagai
peneliti, guru memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen
kurikulum.

Senada dengan itu, guru memegang peranan yang sangat penting dalam
pengembangan kurikulum, sebagai berikut:
1. Pengelolaan administratif
2. Pengelolaan konseling dan pengembangan kurikulum
3. Guru sebagai tenaga profesi kependidikan
4. Berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum
5. Meningkatkan keberhasilan sistem instruksional

6. Pendekatan kurikulum
7. Meningkatkan pemahaman konsep diri
8. Memupuk hubungan timbal balik yang harmonis dengan siswa.
Tugas kewajiban guru yang utama adalah mendidik atau mengajar. Tetapi agar
tugas tersebut mampu mencapai tujuan pendidikan, maka guru harus melibatkan diri
dalam masalah administrasi. Dalam hubungannya dengan kegiatan
pengadministrasian sebagai mana pendapat E. Mulyasa bahwa dalam pelaksanaan
administrasi kurikulum mencakup di dalamnya program tahunan, program semester,
program modul, program mingguan dan harian, program pengayaan dan remedial
dan perencanaan silabus. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto bahwa hal-hal
yang diserahkan kepada guru untuk direncanakan sehubungan dengan administrasi
kurikulum adalah penyusunan program pengajaran, penyusunan satuan acara
pelajaran, perencanaan nilai hasil belajar. Penyusunan program pengajaran yang
dimaksud Suharsimi Arikunto adalah program semester.
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang diserahkan
kepala sekolah untuk dilaksanakan guru-guru sehubungan dengan administrasi
Kurikulum adalah :
a. Membuat Perencanaan Program Tahunan
b. Membuat Perencanaan Program Semester
c. Membuat Perencanaan Program Modul
d. Membuat Perencanaan Program Mingguan Dan Harian
e. Membuat Perencanaan Program Pengayaan Dan Remedial
f. Membuat Perencanaan Program Kegiatan Program Ekstra Kurikuler
g. Membuat Perencanaan Silabus
h. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
i. Membuat Perencanaan Evaluasi Hasil Belajar.

Begitu pentingnya peranan guru sehingga menurut Nana Syaudiah,


Sukmadinata dan Syafruddin Nurdin menyatakan bahwa : Kurikulum nyata atau
actual curriculum merupakan implementasi dari official curriculum oleh guru di
dalam kelas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi kurikulum adalah


serangkaian proses yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, serta
evaluasi terhadap kurikulum pendidikan yang harus ditempuh oleh peserta didik.
Dengan tujuan agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien sehingga
tujuan utama dari pendidikan itu dapat tercapai.
Jadi kegiatan dalam administrasi kurikulum adalah berbagai kegiatan yang
bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan kurikulum sehingga kurikulum
dapat dijadikan sebagai instrument dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip administrasi, kurikulum kemudian di
kembangkan, sehingga dalam pelaksanaannya kurikulum dapat mencapai sasaran
pendidikan yang di harapkan. Setidaknya, kegiatan administrasi kurikulum
menghendaki agar rumusan kurikulum benar-benar terencana dengan baik, sehingga
dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik pula.
DAFTAR PUSTAKA

Mardiana, Sarli, dkk. 2017. Pengertian dan Proses Administrasi Kurikulum.

Universitas Negeri Padang: Padang.


Kusrini, Sri. 2011. Implementasi Administrasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Islam Kampung
Baru Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuansing. Skripsi. Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarief Kasim Riau: Pekanbaru.

Repositori STAIN Kudus. 2019. Administrasi Kurikulum. Dalam


http://eprints.stainkudus.ac.id , diakses pada 30 Agustus 2019.

Nurgiyantoro, Burhan, 1988. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah;


Sebuah Pengantar Teoritis dan Pelaksanaan, Yogyakarta: BPFE.

Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan


Bahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2012) h. 1-2.

Anda mungkin juga menyukai