Disusun oleh :
- Masdalifah
- Rudini Chaniago
UNIVERSITAS AL – WASHLIYAH
LABUHANBATU
T.A 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam penyusun sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaiakan
makalah ini sesuai yang diharapkan.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulallah SAW, yang telah
membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dialektologi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Pembuatan makalah ini diperlukan supaya penulis dan pembaca
dapat memahami dan mengkaji tentang Distribusi Frekuensi.
Penyusun sadar bahwa dirinya hanya manusia biasa yang pasti mempunyai kesalahan
dan kekurangan. Untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun
demi pengembangan makalah ini selanjutnya. Demikian makalah ini kami buat semoga
bermanfaat.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan.........................................................................................................4
2. Saran-Saran.........................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bahasa adalah salah satu bentuk kebudayaan yang terus berkembang mengikuti
penuturnya. Perkembangan tersebut memunculkan berbagai variasi bahasa yang digunakan
oleh masyarakat, baik yang disebabkan faktor sosial maupun geografis. Dalam ilmu
linguistik, variasi bahasa berdasarkan faktor sosial dibahas lebih lanjut dalam cabang ilmu
sosiolinguistik, sedangkan variasi bahasa berdasarkan faktor geografis dibahas dalam cabang
ilmu dialektologi. Dalam tulisan kali ini, saya akan fokus membahas variasi bahasa menurut
faktor geografis, yaitu dialektologi atau geolinguistik.
Dialektologi adalah studi mengenai variasi bahasa (dialek) yang digunakan oleh
kelompok masyarakat yang lebih kecil daripada total masyarakat yang menggunakan suatu
bahasa tertentu (Francis, 1989). Variasi bahasa dapat saling berbeda dalam banyak dimensi,
baik dari hal fonologis, leksikal, tata bahasa, maupun semantik. Variasi bahasa dalam
dialektologi biasanya lahir karena batas-batas geografis yang memisahkan para penutur
bahasa. Francis (1989) menyatakan bahwa biasanya daerah dengan area geografis yang luas
dan hanya terdapat satu bahasa yang digunakan, seperti Prancis dan Italia, melalui
perkembangannya akan terbagi menjadi beberapa bentuk dialek.
2. Rumusan Masalah
a. Asal-usul dialek
3. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Asal-usul Dialek
Dialek merupakan substandar atau standar dasar dari sebuah bahasa. Dialek sendiri
sering dihubungkan dengan seseorang atau kelompok.
Namun dialek juga sering dihubungkan dengan bahasa, terutama bahasa tutur dalam
daerah.
Dalam buku Antropologi :Mengungkap Keragaman Budaya (2007) karya Tedi Sutardi,
secara etimologi, istilah dialek berasal dari kata dialektis dalam bahasa Yunani.
Dalam bahasa Indonesia adalah logat. Kata serapan logat pun bersumber dari bahasa
Arab, yaitu lughah yang artinya denotasi bahasa.
Dialek adalah logat bahasa, perlambangan dan pengkhususan dari bahasa induk. Selain
itu, dialek merupakan sistem kebahasaan yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk
membedakan dari masyarakat lain.
Pada perkembagannya, kemudian salah satu dialek yang kedudukannya sedikit lebih
tinggi, bisa diterima sebagai bahasa baku oleh seluruh wilayah.
Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
pertumbuhan dan perkembangan dialek ditentukan oleh faktor kebahasaan dan faktor luar
bahasa.
Hal yang tidak boleh dilupakan ialah peranan dialek atau bahasa yang bertetangga di
dalam proses terjadinya suatu dialek. Dari dialek dan bahasa yang bertetangga itu, masuklah
tafsir kosakata, struktur, dan cara pengucapan.
2
2. Faktor perkembangan Dialek
Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perkembangan memburuk suatu bahasa atau
dialek, antara lain sebagai berikut.
1. Adanya pengaruh pemakaian bahasa nasional dalam pola penggunaan bahasa daerah
dan pengaruh bahasa nasional dan bahasa baku suatu bahasa daerah ke dalam dialek
melalui berbagai saluran, baik resmi atau tidak resmi, seperti sekolah, lembaga
pendidikan, dan saluran seni budaya.
2. Faktor sosial berupa membaiknya taraf kehidupan sosial masyarakat. Dengan
bertambah baiknya taraf kehidupan sosial maka kemungkinan untuk memperoleh
pendidikan yang lebih baik akan membuka peluang mobilitas status sosial ekonomi
seseorang.
Misalnya, seorang penduduk desa yang merantau ke kota untuk bekerja atau menuntut
ilmu. Di kota, seorang penduduk desa harus hidup dalam lingkungan yang berbeda dengan
lingkungan di kampung asalnya.
Misalnya, dalam penggunaan bahasa daerah mereka akan lebih banyak memakai bahasa
nasional atau bahasa asing dalam percakapan sehari-hari dibanding penduduk desa yang tidak
pernah merantau.
Selain itu, dalam penggunaan dialek, seseorang yang pernah merantau akan tetap
mempergunakan bahasa baku karena mereka sadar bahwa dialek bahasa daerahnya tidak
selengkap bahasa baku.
Namun, dialek yang paling besar kemungkinannya untuk hilang adalah dialek yang ada
di kota-kota karena tergeser oleh bahasa baku dan bahasa kebangsaan di kota-kota yang lebih
sering digunakan oleh penduduk.
Di Indonesia pengaruh yang berasal dari bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan
ke dalam bahasa daerah di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan dengan pengaruh bahasa
daerah pada bahasa Indonesia.
Hal tersebut disebabkan oleh kelebihan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
kebangsaan dan bahasa negara yang tidak dimiliki oleh berbagai bahasa daerah di Indonesia.
3
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Bahasa adalah salah satu bentuk kebudayaan yang terus berkembang mengikuti
penuturnya. Perkembangan tersebut memunculkan berbagai variasi bahasa yang digunakan
oleh masyarakat, baik yang disebabkan faktor sosial maupun geografis. Dalam ilmu
linguistik, variasi bahasa berdasarkan faktor sosial dibahas lebih lanjut dalam cabang ilmu
sosiolinguistik, sedangkan variasi bahasa berdasarkan faktor geografis dibahas dalam cabang
ilmu dialektologi. Dialek merupakan substandar atau standar dasar dari sebuah bahasa.
Dialek sendiri sering dihubungkan dengan seseorang atau kelompok.
Namun dialek juga sering dihubungkan dengan bahasa, terutama bahasa tutur dalam
daerah.
Selain pengetahuan (tingkat pendidikan) kehidupan sosial diluar daerah kerap kali
mempengaruhi penggunaan bahasa atau tutur dalam ucapan,untuk itu ada baiknya kita
memahami dan dapat mengimplementasikan penggunaan dialek yang tepat berdasarkan
lingkungan yang kita tinggali agar tidak terjadinya kekeliruan berbahasa dengan masyarakat
yang berbeda logat bahasanya dengan kita.
4
DAFTAR PUSTAKA
Coulmas, Florian. 2005. Sociolinguistics: The Study of Speakers’ Choices. New York:
Cambridge University Press.