Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Pola Pengembangan Bahasa Indonesia dalam Bidang Kemasyarakatan

(Dialek, Sosiolek, Dan Idiolek)

Disusun Oleh:
Kelompok 10

1. Novi Sanjaya (122020021)


2. Tantri (122020022)

Dosen Pembimbing:

Tuti Alawiyah.,S.Pd.,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM OGAN KOMERING ILIR
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini, kami akan membahas
mengenai “Pola Pengembangan Bahasa Indonesia dalam Bidang Kemasyarakatan
(Dialek, Sosiolek, Dan Idiolek)”
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia yang telah diberikan dosen pembimbing
mata kuliah Ibu Tuti Alawiyah,S.Pd.,M.Pd. agar mahasiswa mempunyai pengetahuan
tentang Pola Pengembangan Bahasa Indonesia dalam Bidang Kemasyarakatan.
Makalah ini telah dibuat dari berbagai buku, jurnal dan web yang berkaitan
dengan judul makalah, untuk memenuhi tugas berbicara kelompok dan diharapkan
makalah ini akan bermanfaat bagi banyak orang.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini, oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini, dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Kayuagung, November 2023

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Pembahasan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

2.1 Variasi Bahasa .......................................................................................................... 3

2.1.1 Variasi Bahasa Dialek ........................................................................................ 3

2.1.2 Variasi Bahasa Sosiolek atau Dialek Sosial ....................................................... 4

2.1.3 Variasi Bahasa Idiolek ....................................................................................... 5

2.2 Pengembangan Bahasa Indonesia dalam Bidang Kemasyarakatan ( Dialek, Sosiolek


dan Idiolek) .................................................................................................................... 6

2.2.1 Dialek ................................................................................................................ 6

2.2.2 Sosiolek ............................................................................................................. 7

2.2.3 Idiolek ............................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 9

3.2 Saran ........................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAAN
1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi sangat penting bagi masyarakat.
Bahasa merupakan ciri yang khas dari manusia yang mampu membedakan dari makhluk
hidup lainnya. Penggunaan bahasa dapat membantu manusia untuk saling bertukar
pendapat, saling berbagi pengalaman. Dalam ilmu ini bahwa yang mengkaji unsur-unsur
bahasa serta hubungannya dengan memenuhi unsur sebagai alat Penghubung antara
manusia satu dengan yang lainnya. Di dalam berbahasa terdapat beberapa faktor yaitu
faktor linguistik serta faktor non linguistik diantaranya faktor sosial, karena bahasa tidak
dapat dipisahkan oleh pengguna bahasa, dan tidak dapat diingkari bahwa bahasa
merupakan suatu sistem sosial.

Variasi bahasa dilihat dari segi penutur terdiri atas: idiolek, dialek dan sosiolek.
Idiolek adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan. Menurut konsep idiolek, setiap
orang mempunyai variasi bahasanya atau idiolek nya masing-masing. Variasi idiolek ini
berkenaan dengan “warna” suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan
sebagainya. Namun yang paling dominan adalah warna suara itu, sehingga jika kita cukup
akrab dengan seseorang, hanya dengan mendengar suaranya tanpa melihat orangnya, kita
dapat mengenalinya.

Dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif,
yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. Dialek ini didasarkan pada
wilayah atau area tempat tinggal penutur, dialek ini lazim disebut dialek areal, dialek
regional atau dialek geografi. Para penutur dalam suatu dialek, meskipun mereka
mempunyai idiolek nya masing-masing, memiliki kesamaan ciri yang menandai bahwa
mereka berada pada satu dialek, yang berbeda dengan kelompok penutur lain, yang
berada dalam dialek nya sendiri dengan ciri lain yang menandai dialek nya juga.

Sosiolek atau dialek sosial adalah variasi bahasa yang berkenaan dengan status,
golongan, dan kelas sosial penuturnya. Dalam sosio linguistik, umumnya variasi bahasa
inilah yang paling banyak dibicarakan, karena variasi bahasa ini menyangkut semua
masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,

1
tingkat kebangsawanan, dan keadaan sosial ekonomi. Perbedaan variasi bahasa itu
bukanlah berkenaan dengan isi pembicaraan, melainkan perbedaan dalam bidang
morfologi, sintaksis, dan juga kosakata.

Variasi bahasa ditinjau dari sosiolek atau dialek sosial terdiri atas: variasi bahasa
berdasarkan usia, variasi berdasarkan pendidikan, variasi berdasarkan jenis kelamin,
variasi berdasarkan pekerjaan, variasi berdasarkan tingkat kebangsawanan, variasi
berdasarkan keadaan sosial ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pola pengembangan Bahasa Indonesia dalam bidang


kemasyarakatan dialek, sosiolek, dan idiolek?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk memahami pola pengembangan Bahasa Indonesia dalam bidang


kemasyarakatan dialek, sosiolek dan idiolek

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Variasi Bahasa

Sebagai sebuah langue sebuah bahasa mempunyai sistem dan subsistem yang
dipahami sama oleh semua penutur bahasa itu. Namun, karena penutur bahasa tersebut,
meski berada dalam masyarakat tutur, tidak merupakan kumpulan manusia yang
homogen, maka wujud bahasa yang konkret, yang disebut parole,menjadi tidak seragam.
Bahasa itu menjadi beragam dan bervariasi. Terjadinya keragaman bahasa ini bukan
hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan
interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Setiap kegiatan memerlukan atau
menyebabkan terjadinya keragaman bahasa itu. Keragaman ini akan semakin bertambah
kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah
yang sangat luas.

Chaer dan Agustina (2010: 62-73) mengungkapkan variasi bahasa itu ada
beberapa jenis, diantaranya Variasi dari Segi Penutur, Variasi dari Segi Pemakaian, Variasi
dari Segi Keformalan, Variasi dari Segi Sarana, Variasi Sistemik, dan Variasi
Ekstrasistemik. Adapun variasi dari segi penutur yang mencakup :

2.1.1 Variasi Bahasa Dialek

Variasi bahasa dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang
jumlahnya relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu. Karena
dialek ini didasarkan pada wilayah atau area tempat tinggal penutur, maka dialek ini
lazim disebut dialek areal, dialek regional atau dialek geografi. Para penutur dalam suatu
dialek, meskipun mereka mempunyai idioleknya masing- masing, memiliki kesamaan ciri
yang menandai bahwa mereka berada pada satu dialek, yang berbeda dengan kelompok
penutur lain, yang berada dalam dialeknya sendiri dengan ciri lain yang menandai
dialeknya juga.

3
2.1.2 Variasi Bahasa Sosiolek atau Dialek Sosial

Variasi bahasa sosiolek atau dialek sosial adalah variasi bahasa yang berkenaan
dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya. Dalam sosiolinguistik variasi
inilah yang paling banyak dibicarakan karena variasi ini menyangkut semua masalah
pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat
kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya.

Sehubungan dengan variasi bahasa berkenaan dengan tingkat, golongan,status,


dan kelas sosial para penuturnya, dikemukakan variasi bahasa yang disebut akrolek,
basilek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot, dan ken.

1) Akrolek adalah variasi sosial yang dianggap lebih tinggi atau lebih bergengsi
daripada variasi sosial lainnya. Sebagai contoh akrolek ini adalah yang disebut
bahasa bagongan, yaitu variasi bahasa jawa yang khusus digunakan oleh para
bangsawan kraton jawa.
2) Basilek adalah variasi sosial yang dianggap kurang bergengsi, atau bahkan
dianggap dipandang rendah. Bahasa Inggris yang digunakan oleh para cowboy
dan kuli tambang dapat dikatakan sebagai basilek. Begitu juga bahasa jawa
“krama ndesa”.
3) Vulgar adalah variasi sosial yang ciri-cirinya tampak pemakaian bahasa oleh
mereka yang kurang terpelajar, atau dari kalangan mereka yang tidak
berpendidikan.
4) Slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Artinya, variasi ini
digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat terbatas, dan tidak boleh diketahui
oleh kalangan di luar kelompok itu. Oleh karena itu, kosakata yang digunakan
dalam slang ini selalu berubah-ubah. Slang memang lebih merupakan bidang
kosakata daripada bidang fonologi maupun gramatika. Slang bersifat temporal;
dan lebih umum digunakan oleh para kaula muda, meski kaula tua pun ada pula
yang menggunakannya. Karena slang ini bersifat kelompok dan rahasia, maka
timbul kesan bahwa slang ini adalah bahasa rahasianya para pencoleng dan
penjahat; padahal sebenarnya tidaklah demikian. Faktor kerahasiaan ini
menyebabkan pula kosakata yang digunakan dalam slang seringkali berubah.

4
5) Kolokial adalah variasi sosial yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.Kata
kolokial berasal dari kata colloquium (percakapan, konversasi). Juga tidak tepat
kalau kolokial ini disebut bersifat “kampungan” atau bahasa kelas golongan
bawah, sebab yang penting adalah konteks dalam pemakaiannya.
6) Jargon adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh kelompok-
kelompok sosial tertentu. Ungkapan yang digunakan tidak dapat dipahami oleh
masyarakat umum atau masyarakat di luar kelompoknya. Namun, ungkapan-
ungkapan tersebut tidak bersifat rahasia. Sebagai contoh jargon ini adalah dalam
kelompok montir atau perbengkelan ada ungkapan-ungkapan seperti roda gila,
didongkrak, dices, dibalans, dan dipoles. Dalam kelompok tukang batu dan
bangunan ada ungkapan, seperti disipat, diekspos, disiku, dan ditimbang.
7) Argot adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas pada profesi- profesi
tertentu dan bersifat rahasia. Letak kekhususan argot adalah pada kosakata.
Sebagai contoh argot ini adalah dalam dunia kejahatan (pencuri, tukang copet)
pernah digunakan ungkapan seperti barang dalam arti ‘mangsa’, kacamata dalam
arti ‘polisi’, daun dalam arti ‘uang’, gemuk dalam arti ‘mangsa besar’, dan tape
dalam arti ‘mangsa yang empuk’.
8) Ken (Inggris = cant) adalah variasi sosial tertentu yang bernada “memelas”, dibuat
merengek-rengek, penuh dengan kepura-puraan. Biasanya digunakan oleh para
pengemis.

2.1.3 Variasi Bahasa Idiolek

Variasi bahasa idiolek adalah variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Menurut
konsep idiolek, setiap orang mempunyai variasi bahasanya atau idioleknya masing-
masing. Variasi idiolek ini berkenaan dengan “warna” suara, pilihan kata, gaya bahasa,
susunan kalimat, dan sebagainya. Namun yang paling dominan adalah “warna” suara itu,
sehingga jika kita cukup akrab dengan seseorang, hanya dengan mendengar suara
bicaranya tanpa melihat orangnya, kita dapat mengenalinya. Mengenali idiolek seseorang
dari bicaranya memang lebih mudah daripada melalui karya tulisnya.

5
2.2 Pengembangan Bahasa Indonesia dalam Bidang Kemasyarakatan ( Dialek,
Sosiolek dan Idiolek)

Pengembangan Bahasa Indonesia dalam bidang dialek, sosiolek, dan idiolek


adalah upaya yang penting untuk menjaga keberagaman bahasa dan memperkuat identitas
budaya bangsa Indonesia.

2.2.1 Dialek
Pengembangan Bahasa Indonesia dalam bidang kemasyarakatan, khususnya berdasarkan
variasi dari segi penutur dialek, melibatkan:
1) Pemahaman Variasi Dialek: Penting untuk memahami variasi-variasi dialek yang
digunakan oleh penutur dalam berbagai wilayah di Indonesia. Ini termasuk
pemahaman terhadap perbedaan dalam pengucapan, kosakata, tata bahasa, dan
intonasi yang khas dari setiap dialek.
2) Pendokumentasian dan Penelitian: Melakukan pendokumentasian secara
sistematis terhadap variasi dialek yang ada. Penelitian yang mendalam tentang
perbedaan-perbedaan linguistik antar-dialek membantu dalam menghargai serta
melestarikan kekayaan bahasa.
3) Pengakuan Terhadap Keanekaragaman Bahasa: Mengakui dan menghargai nilai
keberagaman dialek sebagai bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya
Indonesia. Ini termasuk memperlihatkan rasa hormat dan kepedulian terhadap
penggunaan dialek-dialek tersebut.
4) Penggunaan Bahasa dalam Kehidupan Sehari-hari: Mendorong penggunaan
dialek dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membantu dalam mempertahankan
dan melestarikan dialek sebagai bagian integral dari identitas lokal di berbagai
wilayah di Indonesia.
5) Pengembangan Kebijakan yang Mendukung: Penting untuk mengembangkan
kebijakan yang mendukung dan melindungi keberadaan dialek-dialek sebagai
bagian dari warisan budaya Indonesia. Ini bisa melalui program-program
pendidikan, budaya, dan kebijakan bahasa yang inklusif.
6) Media Massa dan Teknologi: Memanfaatkan media massa dan teknologi untuk
memperkenalkan variasi dialek kepada masyarakat luas. Program televisi, radio,
platform media sosial, dan aplikasi e-learning dapat digunakan untuk
memperkenalkan dan mendokumentasikan kekayaan dialek di Indonesia.

6
7) Pengembangan Kamus dan Sumber Belajar: Membuat kamus-kamus regional
yang memuat kosakata-kosakata khas dari berbagai dialek di Indonesia. Sumber
belajar seperti buku teks, aplikasi belajar, dan materi pembelajaran lainnya juga
dapat mencakup variasi dialek sebagai bagian penting dari Bahasa Indonesia.
8) Kolaborasi dan Kerja Sama: Mendorong kolaborasi antara lembaga pendidikan,
penelitian, dan pemerintah dengan komunitas lokal untuk memahami,
melindungi, dan memperkaya variasi dialek yang ada di Indonesia.

2.2.2 Sosiolek
Beberapa cara untuk mengembangkan Bahasa Indonesia dengan memperhatikan variasi
sosiolek antara lain
1) Pendidikan Bahasa yang Inklusif: Melalui pendidikan, mengajarkan pemahaman
akan variasi sosiolek dalam Bahasa Indonesia kepada siswa. Ini melibatkan
pengenalan pada siswa bahwa bahasa memiliki variasi sosial yang berkaitan
dengan latar belakang sosial penuturnya.
2) Penelitian dan Analisis: Melakukan penelitian dan analisis terkait penggunaan
Bahasa Indonesia oleh berbagai kelompok sosial. Ini membantu dalam
memahami bagaimana sosiolek beroperasi dalam berbagai konteks dan
bagaimana itu mempengaruhi komunikasi.
3) Penyusunan Pedoman Penggunaan Bahasa: Mengembangkan pedoman atau
panduan yang memadai untuk penggunaan Bahasa Indonesia dalam konteks
sosial yang berbeda. Ini dapat membantu dalam situasi formal dan non-formal di
berbagai kelompok masyarakat.
4) Penggunaan Bahasa dalam Media Massa: Memperhatikan penggunaan Bahasa
Indonesia yang inklusif dalam media massa. Ini termasuk program televisi, radio,
media online, dan cetak yang mempertimbangkan variasi sosiolek untuk
mencapai audiens yang lebih luas.
5) Pengembangan Bahan Ajar yang Relevan: Menciptakan materi-materi
pembelajaran yang memperhitungkan variasi sosiolek dalam Bahasa Indonesia.
Ini bisa termasuk dalam buku pelajaran, modul pembelajaran online, atau aplikasi
pembelajaran.
6) Pelatihan Guru dan Tenaga Pengajar: Memberikan pelatihan kepada guru dan
tenaga pengajar tentang bagaimana mengakomodasi variasi sosiolek dalam

7
pembelajaran bahasa. Guru harus memahami dan dapat mengajarkan Bahasa
Indonesia yang dapat dipahami oleh berbagai lapisan masyarakat.
7) Kesadaran dan Penghargaan Terhadap Keanekaragaman: Mendorong kesadaran
dan penghargaan terhadap keberagaman bahasa sebagai aset budaya yang penting
bagi masyarakat Indonesia.

2.2.3 Idiolek
Beberapa cara untuk mengembangkan Bahasa Indonesia berdasarkan variabilitas idiolek
penutur adalah:
1) Pengakuan Terhadap Keunikan Individu: Mengakui nilai dari setiap idiolek
sebagai cerminan keunikan individu dalam berkomunikasi. Hal ini termasuk
memahami bahwa perbedaan dalam gaya bahasa dan pemilihan kata-kata
merupakan bagian dari identitas setiap orang.
2) Mengikutsertakan Pendidikan: Memperkenalkan keberagaman idiolek kepada
siswa di dalam kurikulum pendidikan. Mengajarkan bahwa Bahasa Indonesia
sebagai bahasa resmi negara memiliki ruang untuk variasi idiolek yang
mencerminkan keragaman sosial dan budaya.
3) Literatur dan Media: Memperluas representasi variasi idiolek dalam karya sastra,
film, media massa, dan literatur. Dengan menyajikan karakter-karakter yang
mengungkapkan idiolek yang berbeda, masyarakat dapat lebih memahami dan
menghargai keberagaman bahasa.
4) Penggunaan Bahasa dalam Konteks Sosial: Memahami bahwa idiolek seseorang
dapat berubah tergantung pada konteks sosialnya. Pengembangan bahasa harus
mempertimbangkan situasi dan konteks yang berbeda untuk lebih memahami
idiolek yang digunakan dalam berbagai setting.
5) Dokumentasi dan Penelitian: Melakukan dokumentasi dan penelitian terkait
idiolek-indiolek yang unik. Memahami perbedaan dalam penggunaan bahasa
antarindividu untuk menghormati variasi yang ada.
6) Penghargaan dan Kesetaraan: Menghargai idiolek-indiolek dari semua lapisan
masyarakat tanpa memandang status sosial, pendidikan, atau latar belakang
lainnya. Menunjukkan kesetaraan dalam penggunaan dan pengakuan terhadap
keberagaman bahasa.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Variasi bahasa dilihat dari segi penutur terdiri atas: idiolek, dialek dan sosiolek.
Variasi bahasa dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya
relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu, Variasi bahasa sosiolek
atau dialek sosial adalah variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan
kelas sosial para penuturnya dan Variasi bahasa idiolek adalah variasi bahasa yang
bersifat perseorangan. Menurut konsep idiolek, setiap orang mempunyai variasi
bahasanya atau idioleknya masing-masing.
Pengembangan Bahasa Indonesia dalam bidang kemasyarakatan berdasarkan
variasi dari segi penutur dialek membutuhkan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk
lembaga pendidikan, pemerintah, komunitas lokal, serta masyarakat umum. Hal ini
penting untuk memastikan bahwa kekayaan bahasa Indonesia tetap terjaga sambil juga
menjaga kesatuan bahasa sebagai alat komunikasi yang efektif bagi seluruh masyarakat
Indonesia.
Pengembangan Bahasa Indonesia dalam aspek sosiolek adalah upaya untuk
memastikan bahwa Bahasa Indonesia tidak hanya diperoleh dari segi struktur
gramatikalnya, tetapi juga memperhitungkan variasi sosial yang ada di masyarakat. Ini
bertujuan untuk menjaga Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang inklusif bagi
seluruh masyarakat Indonesia.
Pengembangan Bahasa Indonesia dalam aspek idiolek penutur adalah tentang
memahami, menghormati, dan mengakui variasi dalam penggunaan bahasa yang unik
untuk setiap individu. Hal ini memperkaya Bahasa Indonesia sebagai bagian integral dari
identitas dan budaya masyarakat Indonesia.

3.2 Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,


akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan
penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang

9
DAFTAR PUSTAKA

Bangun, D. N. (2021). Analisis Variasi Bahasa Dari Segi Penutur Dalam Film Anak
Negeri Karya Gatot Koco Suroso Tinjauan Sosiolinguistik.

http://eprints.unm.ac.id/4253/1/3.%20ISI.pdf

https://www.maznara.com/2020/12/pengertian-idiolek-dialek-sosiolek-dan.html diakses
pada 27 november 2023

Pancapril Yani, R. (2017). Analisis Penggunaan Bahasa Layanan Pesan Singkat


Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas B
Angkatan 2012 Universitas Negeri Makassar (Doctoral Dissertation, Fbs).

Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat).Jakarta:
Pt Gramedia Pustaka Utama.

10

Anda mungkin juga menyukai