Disusun Oleh:
Saskia_2001403001
Hapsa_2001403024
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ................................................................................ 3
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 11
3.2 Lokasi Penelitian ......................................................................... 11
3.3 Data dan Sumber Data ................................................................ 11
3.4 Teknik Pengumpilan Data ........................................................... 11
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................... 12
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 14
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 39
5.2 Saran............................................................................................ 49
Daftar Pustaka ................................................................................... 40
Lampiran ........................................................................................... 41
iii
BAB I
PENDAHULUAN
wilayah Indonesia khususnya di daerah Luwu, bahasa ini banyak penuturnya dan
juga digunakan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
Dalam penelitian ini membahas satu bahasa yaitu bahasa tae’. Bahasa Tae'
merupakan bahasa dari rumpun toraja sa'dan yang digunakan di Luwu Raya,
Sulawesi Selatan, Indonesia. Bahasa Tae' ini digunakan empat kabupaten dan kota,
masing-masing kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur dan kota Palopo.
Bahasa tae’ sebagai alat komunikasi lisan maupun tulisan dan juga sebagai alat
komunikasi percakapan sehari-hari. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul kekerabatan bahasa tae’ di desa ponrang dan di desa
parekaju.
yang berbeda, seperti pada leksikon hagan dan gasan yang sama-sama bermakna
‘untuk’. Pergeseran makna tersebut juga dapat berupa pemberian nama yang sama
untuk hal yang berbeda di beberapa tempat yang berbeda, seperti kata [səgər] untuk
‘segar’ dan ‘gemuk’ dalam bahasa Jawa, misalnya.
Variasi leksikal juga terjadi karena adanya perbedaan onomasiologis dan
semasiologis. Perbedaan onomasiologis menunjukkan makna yang berbeda
berdasarkan satu konsep yang diberikan di beberapa tempat yang berbeda.
Perbedaan semasiologis merupakan kebalikan dari perbedaan onomasiologis, yaitu
pemberian nama yang sama untuk beberapa konsep yang berbeda. Sehingga secara
teoretis, dapat diketahui bahwa perbedaan dialek yang satu dengan dialek yang
lainnya tampak pada bidang leksikon.
2. Kekerabatan bahasa
Unsur yang paling penting dalam membandingkan dua bahasa atau lebih adalah
pengumpulan daftar kosa kata dari bahasa-bahasa yang akan diteliti. Daftar yang
baik adalah daftar yang disusun oleh Morris Swadesh yang berisi 200 kata, karena
bisa menyimpulkan bahwa bahasa daerah dari Sabang sampai Merauke mulai
dikatakan berkerabat satu sama lain karena dapat dibuktikan dari bukti kosa kata
yang sama, mirip dan berbeda dapat ditelusuri dari asal kata yang sama.
Dalam membandingkan kata-kata untuk menetapkan kata-kata mana yang
merupakan kata kerabat dan mana yang tidak, maka perlu dikemukakan lagi suatu
asumsi lain dalam metode perbandingan, yaitu: fonem bahasa proto yang sudah
berkembang secara berlaianan dalam bahasa-bahasa kerabat. Oleh sebab itu,
fonem-fonem dalam posisi dalam rangka perbandingan satu sama lain. Bila mereka
mempunyai hubungan genetis, maka pasangan fonem-fonem tersebut akan timbul
kembali dalam banyak pasangan lain. Tiap pasangan yang sama yang selalu timbul
dalam hubuungan itu, dianggap merupakan pantulan suatu fonem atau alofon dalam
bahasa protonya.
linguis yang menamakan dirinya sebagai kelompok Aliran Tata Bahasa Baru
(Neogranmarians), dengan teorinya yang terkenal: Hukum Perubahan Bunyi tanpa
Kecuali.
Menurut Mahsun (Rukmana, 2019), dari sudut pandang objek bahasa yang
menjadi kajian linguitik diakronis ada dua kemungkinan diakronis yang dapat
dilakukan sebagai berikut:
4. Leksikostatistik
Metode leksikostatistik pertama kali digunakan oleh Morris Swades dalam
penelitian yang dilakukan terhadap bahasa-bahasa yang digunakan oleh orang
orang Indian (American Indian). Oleh karena dia kebanjiran data, lalu ia berpikir
untuk mencari metode yang lebih cepat dan praktis dalam menentukan kekerabatan
bahasa. Dari pemikirannya itu lahir metode leksikostatisik, yaitu metode
pengelompokan bahasa yang dilakukan dengan menghitung presentase perangkat
kognat. Kosa kata yang menjadi dasar penghitungan adalah kosa kata dasar (basic
vocabulary) Mahsun (Rukmana, 2019)
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) leksikostatistik merupakan
penerapan metode statistik diperbandingan bahasa yang memakai kosakata sebagai
bahan perbandingannya. Dalam penelitian ini penulis mengutip beberapa pendapat
dari beberapa peneliti yang membahas khusus tentang teknik leksikostatistik
Mahsun (Rukmana, 2019). Dapat jelaskan leksikostatistik yaitu metode
pengelompokan bahasa yang dilakukan dengan menghitung persentase perangkat
kognat dan menurut Keraf (Rukmana, 2019) leksikostatistik itu suatu teknik dalam
pengelomokan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan peneropongan kata-
kata (leksikon) secara statistik untuk kemudian menetapkan pengelompokan itu
berdasarkan presentase dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain. Dengan
demekian, yang ingin dicapai dalam teknik ini adalah kepastian mengenai usia
bahasa, yaitu mengenai kapan sebuah bahasa muncul dan bagaimana hubungannya
dengan bahasa-bahasa kerabat lainnya.
7
1. Teknik Dialektrometri
Untuk memecahkan masalah pada variasi leksikal bahasa maka peneliti
menggunakan teknik dialektrometri dengan rumus sebagai berikut:
𝑠
d% = x 100 𝑛
Keterangan:
2. Teknik leksikostatistik
Metode leksikostatistik ini dapat digunakan untuk mengelompokkan beberapa
daerah pengamatan sebagai kelompok pemakai bahasa yang sama atau pemakai
bahasa yang berbeda dengan menghitung presentase kekognatan antar daerah
pengamatan Mahsun, (Rukmana, 2019)
Dalam mengumpulkan kosa kata dasar bahasa yang berkerabat dilakukan
dengan menggunakan metode cakap dengan berpedoman pada daftar pertanyaan
yang berupa kosa kata dasar. Setelah kosa kata dasar dalam beberapa bahasa yang
diperbandingkan itu diperoleh kemudian dilakukan penghitungan jumlah kosa kata
yang berkerabat. Penghitungan dilakukan dengan memperhatikan pedoman berikut
ini:
8
Setelah pengumpulan kosa kata dasar bahasa yang diteliti selanjutnya dilakukan
tahap penghitungan kosa kata kerabat yang identik, yaitu kata kerabat dari segi
semantis maupun bentuknya sama.Tidak semua kata yang identik itu merupakan
kata kerabat, karena kata-kata tersebut sama karena faktor serapan/pinjaman atau
sama secara kebetulan. Mahsun (Rukmana Heni 2019).
Kata kerabat yang mirip, yaitu kata yang dari segi semantiknya sama, tetapi
terdapat perbedaan dari segi bentuknya. Perbedaan itu terjadi pada beberapa satu
atau beberapa bunyi yang posisinya sama.
c. Sekognat
𝑣𝑡
𝐶= × 100%
𝑣𝑑
Keterangan:
C = Presentase kekerabatan
Makrofilum 1 ke bawah
log 𝐶
t = 2 log 𝑟
Keterangan:
t : Waktu Pisah
c : Presentase Kekerabatan
r : Konstan atau Indeks (80,5 dibulatkan menjadi 81)
Konstan atau indeks adalah presentase kekerabatan kata-kata yang diperkirakan
bertahan lama dalam waktu 1000 tahun.
5. Bahasa Tae’
Bahasa Tae' merupakan bahasa dari rumpun toraja sa'dan yang digunakan di
Luwu Raya, Sulawesi Selatan, Indonesia. Bahasa Tae' ini digunakan empat
10
kabupaten dan kota, masing-masing kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur
dan kota Palopo. Bahasa Tae’ paling banyak digunakan di Kabupaten Luwu
meliputi Kecamatan Larompong, Suli, Belopa (Ibukota Kabupaten Luwu), Bajo,
Bupon (Bua Ponrang), Bua, Bastem (Basse Sangtempe’), Walenrang, dan Kota
Palopo.
Perbedaan penamaan antara Tae' dan Luwu' ini lebih jauh membingungkan,
karena kadang istilah Luwu' direferensikan untuk Bugis di Tana-Luwu, khususnya
yang berasal dari Utara, sedangkan istilah yang digunakan di selatan adalah Bugis
atau Bugis. Menurut Vail dalam jurnalnya, untuk menyebut Tae' sebagai istilah
keseluruhan kelompok dialek bahasa ini dirasa tepat.
BAB III
METODE PENELITIAN
Teknik yang digunakan dalam metode ini, yaitu teknik catat dan teknik rekam
sebagai berikut.
3. Teknik Catat
Teknik catat atau metode catat adalah untuk mengetahui kekerabatan atau
kesamaan antara dua bahasa yang diteliti, tetapi harus melihat bagaimana
bentuk bunyi kekerabatan dua bahasa tersebut.
101. Bulu di atas tahi Bulu jio tahi lala Bulu jio tahi lala
lalat
102. Bulu Roma Kereng bulu-bulu Kereng bulu-bulu
103. Bulu hidung Bulu illo𝜂 Bulu illo𝜂
104. Bulu kuduk Bulu cokko𝜂 Bulu cokko𝜂
105. Rambut ketiak Bulu Kalepa Bulu kalepa
106. Rambut/bulu Bulu parewa Bulu parewa
kemaluan
107. Bulu pada ibu jari Bulu indo aje Bulu indo aje
kaki
108. Tahi lalat Tai lala Tai lala
109. Kulit, kulit Kuli mare𝜂ko Kuli mare𝜂ko
kering
110. Warna hitam Baba Baba
pada kulit sejak
lahir
111. Mayat (manusia), Maya Maya
bangkai
112. Saya Aku Aku
113. Kamu Iko Iko
114. Dia, beliau Ia Ia
115. Kami Kami Kami
116. Kita Kita Kita
117. Kamu sekalian Iko 𝜂asa𝜂 Iko 𝜂asa𝜂
118. Mereka Mereka Mereka
119. Nama, me-kan Sa𝜂a Sa𝜂a
120. Orang laki- laki Tau muane Tau muane
121. Orang Tau bene Tau bene
perempuan
122. Panggilan untuk Cewe Cewe
gadis remaja
19
allo allo
9) Lubang telinga wanita Loba𝜂na tali𝜂a bene Loba𝜂 tali𝜂a baine
10) Telunjuk pinjillo Pinjullu
11) Istri Bene Baine
12) Kluwak kaluwa Kluwak
13) Ketimun Katimun Mentimun
14) Jambu batu Jambu batu Jambu biji
15) Abu Abu Wau
16) Debu Labbu Kiabu
17) Guntur gunturu Guntu
18) Ruang depan Rua𝜂𝑎𝑛 olo Rua𝜂an jio olo
19) Tempat beras In𝑎𝜂 barra 𝜂enan barra
20) Tempat ikan In𝑎𝜂 bete 𝜂enan bete
21) Encok Padi pondo Paddi pondok
22) Obat Pijampi Mapijampi
23) Bertanya makatana Mi𝜂kutana
24) Mengisap naiso Ma𝜂iso
25) Menguyah Ma’kema Mi𝜂kema
26) Membawa Nabawa Mimbawa
27) Membakar Ma’tunu Mantunu
28) Memukul Ma’gasa Sigasa
29) Menanam Ma’tana𝜂 Mantana𝜂
Berdasarkan hasil analisis penetapan kata kerabat di desa ponrang dan di desa
parekaju dapat dihitung dengan menggunakan beberapa rumus sebagai berikut.
1. Rumus Dialektrometri
𝑠
d% = 𝑛 x 1 00
Diketahui:
s = 201
n = 800
Ditanyakan:
d% =…….?
Penyelesaian:
𝑠
d% = 𝑛 x 100
201
= 800 𝑥 100
= 0,251 x 100
37
= 21,1%
Jadi jarak kosakata dalam presentase bahasa tae’ diantara daerah pengamatan
sebesar 21,1% termasuk pada kategori perbedaan wicara.
2. Rumus Leksikostatistik
𝑣
𝐶 = 𝑣 𝑡 × 100%
𝑑
Diketahui:
Vt = 599
Vd = 800
Ditanyakan:
C =…………?
Penyelesaian:
𝑣
𝐶 = 𝑣 𝑡 × 100%
𝑑
599
= 800 𝑥 100%
= 0,748 x 100%
Jadi presentase kekerabatan bahasa tae’ antara desa ponrang dan desa parekaju
sebesar 75% teramasuk dalam kategori keluarga/family.
3. Rumus Grotokronologi
Diketahui:
Ditanyakan:
t =………..?
Penyelesaian:
log 𝐶
=
2 log 𝑟
log 0,75
= 2 log 0,805
− 0,124
=
2 𝑥 (−0,094)
− 0,124
= − 0,188
= 659
Jadi, waktu pisah awal bahasa tae’ di desa ponrang dan di desa parekaju adalah
659 tahun yang lalu.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dialektologi adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari dialek atau variasi
bahasa dalam suatu komunitas masyarakat tertentu.
2. Linguistik Historis Koparatif adalah subbidang linguistik yang paling tua
usianya. Dikatakan demikian, karena kajian bahasa secara ilmiah mulai mencapai
bentuknya pada sekitar abad ke-19.
3. leksikostatistik merupakan penerapan metode statistik diperbandingan bahasa
yang memakai kosakata sebagai bahan perbandingannya.
4. Bahasa Tae' merupakan bahasa dari rumpun toraja sa'dan yang digunakan di
Luwu Raya, Sulawesi Selatan, Indonesia. Bahasa Tae' ini digunakan empat
kabupaten dan kota, masing-masing kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur
dan kota Palopo.
5. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa jarak kosakata dalam
5.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih focus dan details dalam mendeskripsikan bahasa tae’ dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dialektologi. 6 (02). (2021). Yang diakses pada tanggal 15 desember 2023 dari situs
doi:10.52237/ dialektologi. v6i02. ISSN 2503- 4944
http://dx.doi.org/10.52237/dialektologi.v6i02.