Oleh: Kelompok 2
1. Winaldi Angger Pambudi (2213510017)
2. Aprilian Aritonang (2213510028)
3. AppuRia Rotua Marpaung (2213510025)
4. Ranti Kirana (2213510003)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan topik “Ragam
Bahasa Baku dan Non Baku”. Untuk itu, kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia.
Makalah ini sengaja dibuat/disusun untuk mahasiswa yang membutuhkan referensi
sebagai bahan untuk keperluan perkuliahan dan sebagai pemenuhan salah satu tugas. Kami
berharap semoga para pembaca dapat mengambil banyak pembelajaran dari hasil referensi
yang telah kami rangkum ke dalam makalah ini.
Di dalam makalah ini mungkin masih tidak sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Terima
kasih.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa dan berbahasa merupakan dua hal yang sejatinya berbeda. Bahasa secara
garis besar merupakan alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi. Sedangkan
berbahasa merupakan penyampaian informasi tersebut. Bahasa adalah alat komunikasi
sosial yang berupa sistem simbol bunyi yang dihasilkan dari ucapan manusia. Manusia
sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana untuk berinteraksi dengan manusia lainnya
di masyarakat. Untuk kepentingan interaksi sosial itu, maka dibutuhkan suatu sarana
komunikasi yang disebut bahasa.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terbentuk karena pemakaian
bahasa . Pemakaian bahasa itu dibedakan berdasarkan media yang digunakan topik
pembicaraan, dan sikap pembicaranya. Di pihak lain, laras bahasa dimaksudnya antara
bahasa dan fungsi penggunaannya.
3
BAB II
PEMBAHASA
N
4
3. Ragam usaha (consultative) ialah ragam bahasa yang sering dipergunakan dalam
transaksi bisnis, rapat-rapat di dunia usaha. Ragam ini berada dalam tingkat yang
paling operasional.
4. Ragam santai (casual) ialah ragam bahasa yang sering dipakai dalam kegiatan yang
bersifat santai, rileks dan sebagainya.
5. Ragam akrab (intimate) ialah ragam bahasa yang dipergunakan dalam pergaulan
rumah tangga (antar anggota keluarga) sehingga terjalin hubungan yang lebih akrab.
Menurut Sugihastuti (2005) ragam bahasa dapat dibagi berdasarkan fungsi dan situasi
yang berbeda, ragam tersebut dapat dilihat dari segi: pembicara/penulis dan
pemakaiannya.
5
3. Ragam bahasa dalam pemakaiannya sering terjadi gangguan percampuran unsur (kosa
kata) daerah maupun asing. Antara bahasa daerah, bahasa Indonesia terjadi kontak
aktif yang mempengaruhi perkembangan kosakata, demikian juga pengaruh bahasa
asing terhadap bahasa Indonesia.
6
baku merupakan bahasa tidak resmi yang digunakan oleh masyarakat dalam kegiatan
berkomunikasi sehari-hari. Bahasa tidak baku merupakan bahasa yang sampai saat ini
masih digunakan oleh masyarakat dlam kehidupan sehari-hari. Pemakaian bahasa tidak
baku digunakan dalam lingkup non formal. Suharianto (1981:23) berpendapat bahwa
bahasa tidak baku adalah salah satu variasi bahasa yang tetap hidup dan berkembang
sesuai dengan fungsinya, yaitu dalam pemakaian bahasa tidak resmi.
Alwasilah (1985:116) menjelaskan bahasa tidak baku adalah bentuk bahasa yang
biasa memakai kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan dan pengucapan yang
tidak biasa dipakai oleh mereka yang berpendidikan. Bahasa tidak baku adalah bahasa
yang digunakan dalam berbicara dan menulis yang berbeda pelafalan, tata bahasa, dan
kosa kata dari bahasa baku suatu bahasa Dapat disimpulkan bahwa bahasa tidak baku
adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang digunakan oleh masyarakat dalam
berkomunikasi sehari-hari dalam lingkup non formal, tidak resmi, dan santai.
7
3. Baku atau standar berpraanggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan sampai
taraf tertentu proses penyeragaman kaidah.
Beberapa faktor lain yang dapat memunculkan kata tidak baku yaitu:
a. Menggunakan bahasa namun tidak mengetahui bentuk penulisan dari kata yang dia
maksud.
b. Menggunakan bahasa namun tidak memperbaiki kesalahan dari penggunaan suatu
kata sehingga menyebabkan kata tidak baku selalu ada.
c. Terpengaruh oleh orang-orang lain.
d. Terbiasa/kebiasaan.
8
untuk mengungkapkan realitas semiotis atau realitas simbol dan berkenaan dengan cara
penciptaan teks dalam konteks. Matthiessen dan Martin (1992).
Ketiga fungsi tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri secara lepas-lepas. Ketiga-tiganya
merupakan satu kesatuan metafungsi. Oleh karena itu, sebuah tuturan kebahasaan,
misalnya yang berbentuk klausa, mengemban tiga fungsi itu sekaligus. Dengan kata lain,
meskipun wujud klausa itu hanya satu, klausa yang satu itu harus dilihat dari kapasitasnya
yang mempunyai tiga fungsi sekaligus.
Dapat dijelaskan bahwa bahasa merupakan konstruksi realitas fisik/biologis, realitas
sosial, dan realitas simbol, yang secara bersama-sama menjadi fondasi tempat fungsi
ideasional, fungsi interpersonal, dan fungsi tekstual bekerja. Secara realitas fisik/biologis,
bahasa digunakan untuk melaporkan isi atau maksud sebagai hasil dari observasi yang
dilakukan oleh penutur/penulis. Hal yang dilaporkan adalah apapun yang berada di dalam
dan di sekitar diri penutur/penulis tersebut. Secara realitas sosial, bahasa digunakan untuk
melakukan peran yang dilakukan oleh penutur/penulis terhadap pengengar/pembaca. Peran
tersebut tampak pada kenyataan bahwa bahasa merupakan alat untuk menjalin dan
sekaligus memapankan hubungan sosial. Secara realitas semiotis/simbol, bahasa
mengungkapkan isi (hasil observasi tersebut) melalui bentuk-bentuk lingual (teks) yang
sesuai dengan tujuan pengungkapan tersebut.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang terbentuk karena pemakaian bahasa.
Bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, kecendekiaan, dan efektif. Bahasa baku
menjadi efektif karena memuat gagasan-gagasan yang mudah diterima dan diungkapkan
kembali serta telah diterima secara nasional sehingga seluruh masyarakat bahasa
memiliki penerimaan pemahaman makna bahasa yang sama.
Sedangkan bahasa tidak baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang
digunakan oleh masyarakat dalam berkomunikasi sehari-hari dalam lingkup non formal,
tidak resmi, dan santai. Jadi, bahasa tidak baku bukanlah ragam bahasa yang salah,
namun merupakan ragam yang tidak resmi untuk digunakan dalam lingkup formal.
3.2 Saran
Dengan demikian, penulis mengharapkan bacaan ini dapat menjadi salah satu wadah
bagi mahasiswa untuk mengambil ilmu yang sudah penulis rangkum di dalamnya.
Penulisan di dalam makalah ini mungkin belumlah sempurna, baik dari segi tata bahasa
maupun kelengkapan materi, tapi penulis berharap agar bacaan ini dapat menjadi
stimulus awal bagi teman-teman mahasiswa untuk mengkaji dan dapat memperbanyak
literatur tentang bahasa Indonesia serta ragam bahasanya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sari, D. 2022. "Ragam Bahasa dan karakteristik pemakaian Bahasa Lisan Siswa Kelas XI
SMA Negeri 1 Lasalimu Selatan". Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra. Vol
2 (3), 233-241.
Rahayu, Minto. 2009. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasrana Indonesia.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Nababan, P.W.J. 1993. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke Arah Kemahiran
Berbahasa. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sugihastuti. 2005. Rona Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Keraf, Gorys. 1991. Tatabahasa Indonesia Rujukan Bahasa Indonesia untuk Pendidikan
Menengah. Jakarta: Gramedia.
Halim, Amran. 1980. Politik Bahasa Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.
Indradi, Agustinus. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Malang: Dioma.
Suharianto. 1981. Kompas Bahasa: Pengantar Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar.
Surakarta: Widya Duta.
Alwasilah, Chaedar. 1985. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Devianty, Rina. 2021. “Penggunaan Kata Baku dan Tidak Baku dalam Bahasa Indonesia”.
Jurnal EUNOIA. 1(2):121-132.
Sari, Deti. 2022. “Ragam Bahasa dan Karakteristik Pemakaian Bahasa Lisan Siswa Kelas IX
SMA NEGERI 1 Lasalimu Selatan”. Jurnal Language. 2(3):233-241.
11