Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Ragam Bahasa”
Makalah ini untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Hilwa Murdianti, M.Pd

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
1. An an Jamilatu S (21346170233023)
2. Vira Khairunnisa (21346170233040)
3. Syifa Nur Hanifah(21346170233038)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AT-TAQWA
Ujung Harapan Bahagia Bekasi
2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmatnya serta kemudahan dalam menyelesaikan tugas makalah ini dengan pembahasan
yaitu “Ragam bahasa”.
Tak lupa kami ucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam, menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai.
Kami sadar karya tulis ini tidak sempurna dan mungkin masih ada kekurangan serta
kesalahan kata apabila memang begitu adanya kami mohon maaf dan harapan kami semoga
saja karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Bekasi, 12 September 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................2


DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................4
A. Latar Belakang ...........................4..................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................4.........................................................................................
C. Tujuan Pembahasan ...............................4......................................................................................
.

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................................5


A. Pengertian Ragam Bahasa ......................................................................................................... 5
B. Sebab Terjadinya Ragam Bahasa ..............................6..................................................................
C. Macam-macam Ragam Bahasa...........................................................
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................................11
A. Kesimpulan .............................11...................................................................................................
B. Saran .............................11.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pelajar
dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia.
Dalam bahasa bahasa Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa, Dimana ragam bahasa
merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan dan ada
ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan, karena
lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan ngobrol, puisi, pidato,
ceramah, dll. Bahasa yang dinamakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang
dinamakan dalam lingkungan ekonomi pedagang olahraga, seni, atau teknologi Ragam
bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula
dengan istilah laras bahasa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan Islam di Benua Eropa?
2. Bagaimana peradaban Islam di Eropa?
3. Apa saja penyebab kemajuan dan kemunduran Islam di Eropa?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui sejarah perkembangan Islam di Benua Eropa
2. Mengetahui peradaban Islam di Eropa
3. Mengetahui apasaja penyebab kemajuan dan kemunduran Islam di Eropa.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pentingnya Bahasa

Manusia merupakan makhluk sosial. Makhluk yang tidak dapat hidup sendiri atau individu.
Manusia sangat membutuhkan manusia lain dalam menjalankan aktivitas. Salah satu contoh
penggunaan bahasa yaitu komunikasi dengan orang lain.

Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat Indonesia. Bahasa juga menunjukkan
perbedaan antara satu penutur dengan penutur lainnya, tetapi masing-masing tetap mengikat
kelompok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga mampu menyesuaikan dengan adat-istiadat
dan kebiasaan masyarakat. Selain itu, fungsi bahasa juga melambangkan pikiran atau gagasan
tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat melambangkan tingkah laku
seseorang.

Tanpa adanya bahasa didalam kehidupan bermasyarakat, maka kita akan sulit untuk
menyampaikan maksud dalam melakukan suatu tindakan. Baik itu secara langsung melalui ucapan
yang keluar dari ucapan kita, ataupun tulisan yang kita tulis untuk disampaikan.

B. Pengertian Ragam Bahasa


Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta
menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang
baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah
(karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat
resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.

Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah
penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di kantor, atau di
dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di
rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.

C. Sebab Terjadinya Ragam Bahasa


• Faktor Budaya
Setiap daerah mempunyai perbedaan bahasa atau daerah hidup yang berbeda,
seperti wilayah Sumatra, Bali, Kalimantan, Jawa dan beberapa wilayah diIndonesia
lainnya.

• Faktor Sejarah
Di setiap daerah atau wilayah di Indonesia mempunyai kebiasaan dari nenek
moyang yang berbeda-beda.

• Faktor Perbedaan Demografi

5
Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda seperti wilayah di daerah pantai,
pegunungan yang biasanya cenderung mengunakan bahasa yang singkat jelas
dandengan intonasi volume suara yang besar. Berbeda dengan pada pemukiman padat
penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang panjang lebar dikarenakan lokasinya
yang saling berdekatan dengan intonasi volume suara yang kecil

D. Macam-macam Ragam Bahasa

Ragam bahasa memiliki jumlah yang sangat banyak karena penggunaan bahasa sebagai
alat komunikasi tidak terlepas dari latar budaya penuturnya yang berbeda-beda. Selain itu,
pemakaian bahasa juga bergantung pada pokok persoalan yang dibicarakan serta keperluan
pemakainya.
Ragam bahasa di bagi berdasarkan beberapa cara yang pertama berkomunikasi yaitu:
(1) Ragam Lisan, dan (2) ragam tulisan, kedua berdasarkan cara pandang penutur yaitu: (1)
Ragam Dialek, (2) ragam terpelajar, (3) ragam resmi, dan (4) ragam tak resmi, berdasarkan
pesan komunikasi yaitu (1) ragam politik, (2) ragam hukum, (3) ragam pendidikan, (4)
ragam sastra, dan sebagainya.

• Ragam Bahasa Menurut Cara Berkomunikasi


1) Ragam Lisan

Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar
terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun
demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di
dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam
ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam
memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan
pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan,
ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam
lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari
ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk
tulis, Ragam Bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu
masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.

➢ Ciri-ciri Ragam Lisan


a. Memerlukan orang kedua/teman bicara.
b. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu.
c. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.

2) Ragam Tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan media tulis
seperti kertas dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan
dengan tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita
dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata atau pun susunan

6
kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca
dan mengungkapkan ide. Ragam tulis yang standar kita temui dalam buku-buku pelajaran,
teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis non standar
dalam majalah remaja, iklan, atau poster.

➢ Ciri-ciri Ragam Tulis


a. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara.
b. Bersifat objektif.
c. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu.

• Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur.

1) Ragam Dialek

Ragam daerah/dialek adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok banhasawan
ditempat tertentu. Dalam istilah lama disebut dengan logat. Logat yang paling menonjol
yang mudah diamati ialah lafal. Logat indonesia yang dilafalkan oleh seorang Tapanuli dapat
dikenali, misalnya, karena tekanan kata yang amat jelas; logat indonesia orang bali dan jawa,
Ciri-ciri khas yang Meliputi tekanan, turun naiknya nada, dan panjang pendeknya bunyi
bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.

2) Ragam Terpelajar

Tingkat pendidikan penutur bahasa indonesia juga mewarnai penggunaan bahasa


indonesia. Bahasa indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur berpendidikan tampak
jelas perbedeaannya dengan yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak
berpendidikan.

3) Ragam Resmi dan Tak Resmi

a) Ragam Resmi
Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, seperti pertemuan-
pertemuan, peraturan-peraturan, dan undangan-undangan.

➢ Ciri-ciri ragam bahasa resmi :


a. Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten;
b. Menggunakan imbuhan secara lengkap.

b) Ragam Tak Resmi


Ragam tak resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi tak resmi, seperti dalam
pergaulan, dan percakapan pribadi, seperti dalam pergaulan, dan percakapan pribadi . Ciri-
ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa resmi. Ragam Bahasa bahasa
tidak resmi ini digunakan ketika kita berada dalam situasi yang tidak normal.
Contoh: Bahasa yang digunakan oleh bawahan kepada atasan adalah bahas resmi
sedangkan bahasa yang digunakan oleh anak Muda adalah ragam bahasa santai/tak resmi.

7
• Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan.

1) Ragam politik
Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam rangka menata dan
mengatur kehidupan masyarakat. Dengan sendirinya penguasa merupakan salah satu sumber
penutur bahasa yang mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan bahasa di
masyarakat.

2) Ragam hukum
Salah satu ciri khas dari bahasa hukum adalah penggunaan kalimat yang panjang dengan
pola kalimat luas. Diakui bahwa bahasa hukum Indonesia tidak terlalu memperhatikan sifat dan
ciri khas bahasa Indonesia dalam strukturnya. Hal ini disebabkan karena hukum Indonesia pada
umumnya didasarkan pada hukum yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis
dalam bahasa Belanda. Namun, terkadang sangat sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam
bahasa hukum karena dalam bahasa hukum kejelasan norma-norma dan aturan terkadang
membutuhkan penjelasan yang lebar, jelas kriterianya, keadaan, serta situasi yang dimaksud.

3) Ragam Sosial dan Ragam Fungsional


Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya
didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam
masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa berdasarkan hubungan orang
misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya, serta tingkat status sosial
orang yang menjadi lawan bicara. Ragam sosial ini juga berlaku pada ragam tulis maupun ragam
lisan. Sebagai contoh orang tidak akan sama dalam menyebut lawan bicara jika berbicara dengan
teman dan orang yang punya kedudukan sosial yang lebih tinggi. Pembicara dapat menyebut
“kamu” pada lawan bicara yang merupakan teman tetapi tidak akan melakukan itu jika berbicara
dengan orang dengan status sosial yang lebih tinggi atau kepada orang tua.

4) Ragam jurnalistik
Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia
persuratkabaran (dunia pers = media massa cetak). Dalam perkembangan lebih lanjut,
bahasa jurnalistik adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media massa.
Termasuk media massa audio (radio), audio visual (televisi) dan multimedia (internet).
Hingga bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa, yang dibentuk karena
spesifikasi materi yang disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk dalam ragam
bahasa ringkas.

5) Ragam Sastra
Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif, kreatif
dan inovatif. Dalam bahasa yang beragam khusus terdapat kata-kata, cara-cara
penuturan, dan ungkapan-ungkapan yang khusus, yang kurang lazim atau tak dikenal
dalam bahasa umum. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan
emosi (perasaan) dan pikiran, fantasi dan lukisan angan-angan, penghayatan batin dan
lahir, peristiwa dan khayalan, dengan bentuk istimewa. Istimewa karena kekuatan
efeknya pada pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannya. Bahasa dalam

8
ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian di samping alat komunikasi. Untuk
memperbesar efek penuturan dikerahkan segala kemampuan yang ada pada bahasa.
Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan, suara, panjang pendek suara, persesuaian bunyi
kata, sajak, asonansi, posisi kata, ulangan kata/kalimat dimana perlu dikerahkan untuk
mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan bahasa dalam
karangan umum.

Dalam praktek pemakaian seluruh ragam yang dibahas diatas sering memiliki kesamaan
satu sama lain dalam hal pemakaian kata. Ragam lisan (sehari-hari) cenderung sama
dengan ragam dialek, dan ragam tak resmi, sedangkan ragam tulis (formal) cenderung
sama dengan ragam resmi dan ragam terpelajar. Selanjutnya, ragam terpelajar tentu
mirip dengan ragam ilmu.

Dibawah ini akan diberikan contuh ragam-ragam tersebut. Ragam ilmu sengaja
dipertentangkan dengan ragam non ilmu demi kejelasan ragam ilmu itu sendiri

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehadiran Islam di Benua Eropa bukan gejala baru. Islam sesungguhnya telah
lama masuk ke Eropa. Puncak kejayaannya ketika Islam berpusat di Spanyol dengan Ibukota
Cordova semasa Bani Ummayah dan sebagian pada masa Abassiyah. Namun pada
perkembangan selanjutnya realita sejarah menunjukkan kondisi yang berbeda, Islam menjadi
tersingkirkan dari tanah Eropa dan menjadi masyarakat minoritas saja. Bila kita menelusuri
sejarah pramodern Islam di Erpa Barat terdiri dari dua bagian. Pertama,dari abad ke-8 hingga
akhir abad ke-15, ada wilayah yang dikuasai oleh Muslim. Kedua, sejarah Islam sebagai
minoritas di Eropa Baratdimulai sekitar abad ke-19. Di Benua Eropa Islam masuk ke
berbagai negara. Seperti, negara Spanyol, Rusia, Inggris, Perancis, Jerman, dan negara di
Benua Eropa lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aliyudin.2008.Sketsa Dakwah Islam Di Eropa Barat.Jurnal Ilmu Dakwah.Vol 4 (11).


Hlm, 2-3
Anonymos. 2019. Sejarah Perkembangan Islam di Eropa. Universitas Muria Kudus.
Hlm, 6-9
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. Hlm, 104
John L. Exposito, 2001. Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern Jilid 2. Bandung:
Mizan. Hlm, 397
Lutfi abd al-Badi. Al-Islam Fi Isbaniya.(Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyyah,
1969). Hlm, 38

11

Anda mungkin juga menyukai