Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
1. An an Jamilatu S (21346170233023)
2. Vira Khairunnisa (21346170233040)
3. Syifa Nur Hanifah (21346170233038)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmatnya serta kemudahan dalam menyelesaikan tugas makalah ini dengan pembahasan
yaitu “Ragam Bahasa”.
Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai.
Kami sadar karya tulis ini tidak sempurna dan mungkin masih ada kekurangan serta
kesalahan kata apabila memang begitu adanya kami mohon maaf dan harapan kami semoga
saja karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
2
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pelajar
dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa
Indonesia. Dalam bahasa Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa, dimana ragam
bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ada ragam
bahasa lisan dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih ditekankan adalah ragam
bahasa lisan, karena lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan
mengobrol, puisi, pidato, ceramah, dll. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan
politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan ekonomi pedagang
olahraga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok
persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pentingnya bahasa ?
2. Apa yang dimaksud ragam bahasa ?
3. Apa sebab terjadinya ragam bahasa ?
4. Apa saja macam-macam ragam bahasa ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pentingnya bahasa
2. Untuk mengetahui yang dimaksud ragam bahasa
3. Untuk mengetahui sebab terjadinya ragam bahasa
4. Untuk mengetahui Macam-macam ragam bahasa
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pentingnya Bahasa
Manusia merupakan makhluk sosial. Makhluk yang tidak dapat hidup sendiri atau individu.
Manusia sangat membutuhkan manusia lain dalam menjalankan aktivitas. Salah satu contoh
penggunaan bahasa yaitu komunikasi dengan orang lain.
Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat Indonesia. Bahasa juga menunjukkan
perbedaan antara satu penutur dengan penutur lainnya, tetapi masing-masing tetap mengikat
kelompok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga mampu menyesuaikan dengan adat-istiadat
dan kebiasaan masyarakat. Selain itu, fungsi bahasa juga melambangkan pikiran atau gagasan
tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat melambangkan tingkah laku
seseorang.
Tanpa adanya bahasa dalam kehidupan bermasyarakat, maka kita akan sulit untuk
menyampaikan maksud dalam melakukan suatu tindakan. Baik itu secara langsung melalui ucapan
yang keluar dari ucapan kita, ataupun tulisan yang kita tulis untuk disampaikan.
Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah
penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di kantor, atau di
dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di
rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
2. Faktor Sejarah
Di setiap daerah atau wilayah di Indonesia mempunyai kebiasaan dari nenek
moyang yang berbeda-beda.
5
3. Faktor Perbedaan Demografi
Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda seperti wilayah di daerah pantai,
pegunungan yang biasanya cenderung menggunakan bahasa yang singkat jelas dan
dengan intonasi volume suara yang besar. Berbeda dengan pada pemukiman padat
penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang panjang lebar dikarenakan lokasinya
yang saling berdekatan dengan intonasi volume suara yang kecil.
Ragam bahasa memiliki jumlah yang sangat banyak karena penggunaan bahasa sebagai
alat komunikasi tidak terlepas dari latar budaya penuturnya yang berbeda-beda. Selain itu,
pemakaian bahasa juga bergantung pada pokok persoalan yang dibicarakan serta keperluan
pemakainya.
Ragam bahasa dibagi berdasarkan beberapa cara, yang pertama berkomunikasi yaitu:
(1) ragam lisan, dan (2) ragam tulisan, kedua berdasarkan cara pandang penutur yaitu: (1)
ragam dialek, (2) ragam terpelajar, (3) ragam resmi, dan (4) ragam tak resmi, berdasarkan
pesan komunikasi yaitu (1) ragam politik, (2) ragam hukum, (3) ragam pendidikan, (4)
ragam sastra, dan sebagainya.
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar
terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun
demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di
dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam
ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam
memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan
pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan,
ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam
lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari
ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk
tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu
masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.
b. Ragam Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan media tulis
seperti kertas dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan
6
dengan tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita
dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan
kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca
dalam mengungkapkan ide. Ragam tulis yang standar kita temui dalam buku-buku pelajaran,
teks, majalah, surat kabar, poster, iklan.
a) Ragam Dialek
Ragam daerah/dialek adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok bahasawan di
tempat tertentu. Dalam istilah lama disebut dengan logat. Logat yang paling menonjol yang
mudah diamati ialah lafal. Logat Indonesia yang dilafalkan oleh seorang Tapanuli dapat
dikenali, misalnya, karena tekanan kata yang amat jelas; logat Indonesia orang bali dan jawa,
ciri-ciri khas yang meliputi tekanan, turun naiknya nada, dan panjang pendeknya bunyi
bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.
b) Ragam Terpelajar
1) Ragam Resmi
Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, seperti pertemuan-
pertemuan, peraturan-peraturan, dan undangan-undangan.
7
3) Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan.
a) Ragam politik
Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam rangka menata dan
mengatur kehidupan masyarakat. Dengan sendirinya penguasa merupakan salah satu sumber
penutur bahasa yang mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan bahasa di
masyarakat.
b) Ragam hukum
Salah satu ciri khas dari bahasa hukum adalah penggunaan kalimat yang panjang dengan
pola kalimat luas. Diakui bahwa bahasa hukum Indonesia tidak terlalu memperhatikan sifat dan
ciri khas bahasa Indonesia dalam strukturnya. Hal ini disebabkan karena hukum Indonesia pada
umumnya didasarkan pada hukum yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis
dalam bahasa Belanda. Namun, terkadang sangat sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam
bahasa hukum karena dalam bahasa hukum kejelasan norma-norma dan aturan terkadang
membutuhkan penjelasan yang lebar, jelas kriterianya, keadaan, serta situasi yang dimaksud.
d) Ragam jurnalistik
Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia
persuratkabaran (dunia pers = media massa cetak). Dalam perkembangan lebih lanjut,
bahasa jurnalistik adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media massa.
Termasuk media massa audio (radio), audio visual (televisi) dan multimedia (internet).
Hingga bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa, yang dibentuk karena
spesifikasi materi yang disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk dalam ragam
bahasa ringkas.
e) Ragam Sastra
Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif, kreatif
dan inovatif. Dalam bahasa yang beragam khusus terdapat kata-kata, cara-cara
penuturan, dan ungkapan-ungkapan yang khusus, yang kurang lazim atau tak dikenal
8
dalam bahasa umum. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan
emosi (perasaan) dan pikiran, fantasi dan lukisan angan-angan, penghayatan batin dan
lahir, peristiwa dan khayalan, dengan bentuk istimewa. Istimewa karena kekuatan
efeknya pada pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannya. Bahasa dalam
ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian di samping alat komunikasi. Untuk
memperbesar efek penuturan dikerahkan segala kemampuan yang ada pada bahasa.
Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan, suara, panjang pendek suara, persesuaian bunyi
kata, sajak, asonansi, posisi kata, ulangan kata/kalimat dimana perlu dikerahkan untuk
mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan bahasa dalam
karangan umum.
Dalam praktik pemakaian seluruh ragam yang dibahas diatas sering memiliki kesamaan
satu sama lain dalam hal pemakaian kata. Ragam lisan (sehari-hari) cenderung sama
dengan ragam dialek, dan ragam tak resmi, sedangkan ragam tulis (formal) cenderung
sama dengan ragam resmi dan ragam terpelajar. Selanjutnya, ragam terpelajar tentu
mirip dengan ragam ilmu.
Di bawah ini akan diberikan contoh ragam-ragam tersebut. Ragam ilmu sengaja
dipertentangkan dengan ragam non ilmu demi kejelasan ragam ilmu itu sendiri.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai
ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di
dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di
dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam
bahasa resmi.
Ragam bahasa memiliki jumlah yang sangat banyak karena penggunaan bahasa sebagai
alat komunikasi tidak terlepas dari latar budaya penuturnya yang berbeda-beda. Selain itu,
pemakaian bahasa juga bergantung pada pokok persoalan yang dibicarakan serta keperluan
pemakainya.
Ragam bahasa di bagi berdasarkan beberapa cara yang pertama berkomunikasi yaitu:
(1) ragam lisan, dan (2) ragam tulisan, kedua berdasarkan cara pandang penutur yaitu: (1)
ragam dialek, (2) ragam terpelajar, (3) ragam resmi, dan (4) ragam tak resmi, berdasarkan
pesan komunikasi yaitu (1) ragam politik, (2) ragam hukum, (3) ragam pendidikan, (4) ragam
sastra, dan sebagainya.
B. Saran
Pokok bahasan tulisan ini sudah dipaparkan di depan. Besar harapan Penulis semoga tulisan
ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis
menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna . Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun sangat diharapkan Agar tulisan ini dapat disusun menjadi lebih baik dan
sempurna.
10
DAFTAR PUSTAKA
11