Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Lughah Al Ijtima’i
Dosen Pengampu : Umi Kulsum, M.A.
Disusun oleh :
Nurlaila Kurniati (11150210000029)
Siti Nur Aisyah (11150210000059)
Ucep Nasir Mizwan (11150210000100)
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat berupa
akal dan pikiran hingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Variasi dan
Jenis Bahasa” dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Lughah Al Ijtima’i.
Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang mana kepada pribadi beliaulah kita semua harus bercermin untuk menjalani hidup yang
lebih terarah dan ber-akhlaq al-karimah.
Makalah ini berangkat untuk memberikan sedikit pencerahan tentang variasi dan jenis
bahasa dilihat dari berbagai sudut pandang. Topik tersebut merupakan sesuatu yang sangat
menarik untuk dikupas dan didiskusikan bersama. Bukan hanya untuk kalangan mahasiswa tapi
juga masyarakat umum, mengingat bahwa bahasa adalah alat untuk berkomunikasi dan alat
untuk saling memahami dalam kehidupan bersosial.
Semoga makalah yang singkat dan sederhana ini, setidaknya mampu membuat mata
kita agak melek tentang variasi dan jenis bahasa dengan berdasarkan berbagai sudut pandang. Di
samping itu, semoga makalah yang sarat kritik maupun saran ini,dapat bermanfaat khususnya
bagi penyusun dan pembaca, umumnya bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum, bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh mahluk hidup untuk
saling berinteraksi. Khususnya manusia, bahasa yang dimiliki manusia sangat beragam dan
banyak. Hal ini terjadi tidak lepas dari banyaknya pula suku bangsa dan budaya yang dimiliki
oleh manusia. Bahkan lebih dari itu, dalam satu jenis bahasa pun juga memiki keanekaragaman
dalam segi pengucapan, fungsi, dan hal lainnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
bahasa dan unsur-unsur di dalamnya itu sangatlah beraneka ragam.
Selain itu, jika dikaitkan dengan ranah sosial, keanekaragaman bahasa ini juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor keragaman sosial penutur bahasa, dan keragaman fungsi bahasa
itu sendiri. Dengan demikian, manusia sebagai mahluk sosial, sudah sepatutnya untuk
mengetahui, memahami, dan mempraktekan keanekaragaman bahasa sesuai dengan waktu,
kondisi, dan fungsi yang tepat.
Berangkat dari hal itu, perlu ada sebuah pemaparan khusus tentang variasi dan jenis jenis
bahasa secara umum untuk disampaikan kepada khalayak dengan penyampain yang singkat,
padat, dan jelas. Maka makalah inipun mencoba hadir untuk menjawab panggilan-pangilan itu,
dengan menyinggung materi-materi yang berkaitan dengan variasi dan jenis bahasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan penyebab variasi bahasa dan bagaimana pembagiannya?
2. Apa pengertian jenis bahasa dan bagaimana pembagiannya?
3. Bagaimana pembagian dan contoh variasi Bahasa Arab?
C. Tujuan.
1. Menjelaskan definisi, penyebab, dan pembagian variasi bahasa.
2. Menjelaskan definisi dan pembagian jenis bahasa.
3. Menjelaskan pembagian dan contoh variasi Bahasa Arab.
.
BAB II
PEMBAHASAN
A. VARIASI BAHASA.
2. Dialek.
Dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang
berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. Contohnya; bahasa Jawa dialek Banyumas,
Pekalongan, Surabaya, dan lain sebagainya. Bidang studi linguistik yang mempelajari dialek-
dialek di berbagai wilayah dinamakan dengan dialektologi.
3. Kronolek. (dialek temporal).
Kronolek atau dialek temporal adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok
sosial pada masa tertentu. Misalnya, variasi Bahasa Indonesia pada masa tahun tiga puluhan,
variasi bahasa pada tahun lima puluhan, dan variasi bahasa pada masa kini. Variasi bahasa dari
ketiga zaman tersebut tentunya berbeda, baik dari segi lafal, ejaan, morfologi, dan sintaksis.
c. Vulgar adalah variasi sosial yang ciri-cirinya tampak pada pemakai bahasa yang kurang
terpelajar atau dari kalangan yang tidak berpendidikan.
Contohnya adalah bahasa-bahasa eropa pada zaman Romawi sampai zaman pertengahan.
d. Slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia, artinya bahwa variasi ini
digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat terbatas dan tidak boleh diketahui oleh orang lain
dari kalangan luar.
e. Kolokial adalah variasi sosial yang digunakan dalam percakapan sehari-hari yang cenderung
menyingkat kata, karena bukan merupakan bahasa tulis. Misalnya dok (dokter), prof (profesor),
let (letnan), nda (tidak).
f. Jargon adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh kelompok sosial tertentu
namun tidak bersifat rahasia. Misalnya, istilah-istilah yang digunakan oleh para montir seperti
dipoles, didongkrak, dan lain-lain.
g. Argot adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh profesi tertentu dan bersifat
rahasia. Misalnya, bahasa para pencuri dan tukang copet yang memakai kata “barang” yang
bermaksud “mangsa”, daun dalam arti uang, dll;
h. Ken adalah variasi sosial yang bernada memelas, dibuat merengek-rengek penuh dengan
kepura-puraan. Biasanya digunakan oleh para pengemis.[2]
2. Tulisan
Dalam ragam tulis, kita harus memperhatikan tata cara penulisan (ejaan) ,tata bahasa, dan
kosa kata. Ragam bahasa tulis menuntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa dan struktur
kalimat. Seperti bentuk kata, susunan kalimat, ketepatan dan kecermatan dalam pemilihan kosa
kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.[6]
B. JENIS BAHASA
Berikut ini adalah klasifikasi jenis bahasa berdasarkan faktor-faktor eksternal dalam
ranah linguistik;
a. Jenis Bahasa Berdasarkan Sosiologis.
Penjenisan bahasa berdasarkan faktor sosiologis, artinya penjenisan itu tidak terbatas pada
struktur internal bahasa, tetapi juga berdasarkan faktor sejarahnya, kaitannya dengan sistem
linguistik lain, dan pewarisan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Stewart (dalam fishman(ed.)1968) menggunakan empat dasar untuk menjeniskan bahasa-
bahasa secara sosiologis, yakni: (1) Standardisasi (2) Otonomi (3) Historisitas (4) Vitalitas.
1. Standardisasi atau pembakuan adalah adanya kodifikasi dan penerimaan terhadap sebuah
bahasa oleh masyarakat pemakai bahasa itu akan seperangkat kaidah atau norma yang
menentukan pemakaiaan “bahasa yang benar”.
2. Otonomi atau keotonomian, adalah teori bahwa sebuah sistem linguistik disebut mempunyai
keotonomian kalau sistem linguistik itu memiliki kemandirian sistem yang tidak berkaitan
dengan bahasa lain.
3. Historisitas atau kesejarahan adalah teori bahwa sebuah sistem linguistik dianggap mempunyai
historisitas kalau diketahui atau dipercaya sebagai hasil perkembangan yang normal pada masa
yang lalu.
4. Vitalitas atau keterpakaian. Yakni fopemakaian sistem linguistik oleh satu masyarakat penutur
asli yang tidak terisolasi. Jadi, unsur vitalitas ini mempersoalkan apakah sistem linguistik
tersebut memiliki penutur asli yang masih digunakan atau tidak.[7]
2. Bahasa Asing
Yang disebut bahasa asing akan selalu merupakan bahasa kedua bagi seorang anak. Di
samping itu penamaan bahasa asing ini juga bersifat politis, yaitu bahasa yang digunakan oleh
bangsa lain. Oleh karena itu, bagi bangsa Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa
Malaysia dan Bahasa Negara lainnya, merupakan sebuah bahasa asing.
3. Lingua Franca
Yang dimaksud dengan lingua franca yaitu sebuah sistem linguistik yang digunakan
sebagai alat komunikasi sementara oleh para partisipan yang mempunyai bahasa ibu yang
berbeda. Sebagai contoh, dulu bahasa latin di eropa merupakan sebuah lingua franca bagi
bangsa-bangsa di eropa.[9]
Demikianlah klasifikasi jenis bahasa ditinjau dari faktor-faktor eksternal dalam ranah
sosiolinguistik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Variasi bahasa terjadi karena beberapa faktor diantaranya karena penutur bahasa yang
beragam, dan juga karena beragamnya aktivitas dan fungsi dari bahasa itu sendiri. Sedangkan
jenis bahasa timbul karena terjadi nya hubungan antara bahasa dengan faktor faktor lain yang
berkaitan dengan bahasa, seperti sosiologis, politik dan sebagainya. Keberadaan variasi bahasa
itu sendiri menunjukan tingakat keberagaman dan kekayaan suatu bangsa. Oleh karena itu, kita
selaku warga Indonesia patut bersyukur karena memiliki budaya dan bahasa yang beragam.
Tak hanya di Indonesia, negara lain pun memiliki varian dalam bahasa yang mereka
gunakan. Salah satunya Bahasa Arab. Terbukti bahwa bahasa arab adalah bahasa yang memiliki
dialek yang lumayan banyak dan digunakan di berbagai negara. Dengan demikian, sudah
sepatutnya kita semua, -khususnya pelajar bahasa- semakin tertarik untuk mempelajari bahasa
Arab.
[6] http://makalahsosiolinguistikrahmanbone.blogspot.co.id/2013/07/aaamak
alah-pragmatikaaa.html diakses pada rabu 22 maret 2017 pukul 10.18 wib.
[10] http://pbaiainjmember.blogspot.co.id/2013/04/macam-macam-dialek-
bahasa-arab.html diakses pada 1 April 2017, pukul 10.47 WIB
[11] Kholisin. Variasi fonologis Bahasa Arab Lisan Dialek Mesir Dan Saudi
Arabia. Tesis Program Studi Linguistik Program Pasca Sarjana UI 2001 (Jakarta:
tidak diterbitkan) hlm 2
[12] http://pbaiainjmember.blogspot.co.id/2013/04/macam-macam-dialek-
bahasa-arab.html diakses pada 1 April 2017, pukul 10.47 WIB
[13] Kholisin. Variasi fonologis Bahasa Arab Lisan Dialek Mesir Dan Saudi
Arabia. Tesis Program Studi Linguistik Program Pasca Sarjana UI 2001 (Jakarta:
tidak diterbitkan) hlm 5-13