Disusun Oleh:
Andini Anggraeni 23021030095
Jasmine Ocviana Rizal 23021030096
Nabil Hilmy 23021030097
Leila Yumna Atazeta Fitriafaza 23021030117
Desta Yunda Dewanti 23021030118
i
BAB I \
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa sangat dibutuhkan dalam situasi dan kondisi apapun. Selagi masih hidup
di dunia, manusia membutuhkan interaksi dengan menggunakan bahasa sebagai alatnya.
Keragaman atau kevariasian bahasa sangat dibutuhkan dalam hal berkomunikasi, karena
dengan berada di situasi yang berbeda maka berbeda pula bahasa yang digunakan.
Bahasa menumbuhkembangkan dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, karena
bahasa mampu untuk meluapkan ide, gagasan, keinginan, bahkan emosi seseorang
kepada orang lain.
Bahasa yang ada di lingkungan sekitar kita sangat bervariasi, setiap bahasa yang
digunakan oleh sekelompok orang yang termasuk dalam satuan masyarakat bahasa tidak
hanya satu atau dua bahasa saja tetapi beraneka ragam. Anggota masyarakat bahasa
biasanya terdiri atas berbagai status sosial dan latar belakang budaya yang berbeda.
Perbedaan tersebut berdampak pada timbulnya variasi penggunaan bahasa oleh
masyarakat dalam berkomunikasi. Oleh karena latar belakang dan lingkungannya tidak
sama, maka bahasa yang digunakan menjadi bervariasi atau beragam, sehingga variasi
yang satu dengan yang lainnya seringkali mempunyai perbedaan yang besar (Muhammad
Arvan, 2022).
Terjadinya variasi bahasa bukan hanya disebabkan oleh penutur yang beragam,
tetapi karena kegiatan interaksi sosial yang dilakukan juga sangat beragam. Dalam hal ini
ada kaitannya dengan munculnya bahasa yang digunakan oleh kalangan mahasiswa, dan
biasanya bahasa-bahasa tersebut muncul dalam kegiatan mereka di kampus. Adanya
pemakaian bahasa daerah serta dialek yang memengaruhi kondisi berbahasa mereka,
yakni mahasiswa yang berasal dari daerah yang berbeda dan mengakibatkan belum
sempurnanya pemakaian bahasa Indonesia. Namun, bahasa daerah juga tidak menjadi
satu-satunyabukti konkret bahwa terdapat variasi bahasa yang terjadi di kalangan
mahasiswa tersebut. Melainkan munculnya beberapa variasi bahasa (bahasa Inggris,
bahasa Korea, bahasa gaul atau prokem, dan lain-lain) yang digunakan oleh kalangan
mahasiswa Banyak hal yang menyebabkan variasi bahasa terjadi, misalnya faktor
perkembangan ilmu pengetahuan dan faktor lingkungan (Muhammad Arvan, 2022).
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai variasi bahasa.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
tetap mempunyai kesamaan ciri yang menandai bahwa mereka berada pada satu
dialek yang berbeda dengan kelompok lain yang berada dalam dialeknya sendiri
dengan ciri berbeda yang menandai dialeknya sendiri.
c. Kronolek atau Dialek Temporal
Kronolek atau dialek temporal merupakan variasi bahasa yang digunakan
oleh kelompok sosial pada masa atau waktu tertentu. Maksudnya variasi bahasa
yang digunakan pada tahun sembilan puluhan, variasi bahasa yang digunakan
pada tahun dua ribuan pasti akan berbeda. Variasi pada zaman tersebut tentunya
berbeda, baik dari segi lafal, ejaan, morfologi, maupun sintaksisnya. Namun, yang
paling tampak biasanya dari segi leksikon, karena bidang leksikon ini mudah
sekali berubah akibat perubahan sosial, budaya, ilmu pengetahuan, maupun
teknologi.
d. Sosiolek atau Dialek Sosial
Sosiolek atau dialek sosial merupakan variasi bahasa mengenai tentang
kelas, status, maupun golongan sosial dari penuturnya. Variasi sosiolek atau
dialek sosial merupakan variasi bahasa yang paling banyak dibicarakan serta
menyita waktu paling banyak dalam sosiolinguistik karena variasi bahasa sosiolek
menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya. Seperti pendidikan,
pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, usia dan sebagainya.
2. Variasi dari Segi Pemakaian
Variasi bahasa dari segi pemakaian merupakan variasi bahasa yang
berhubungan dengan pemakaiannya, penggunaannya, atau fungsinya. Variasi bahasa
ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang pengguna, tingkat keformalan, gaya, dan
sarana pengguna. Variasi ini menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau
bidang apa. Misalnya dalam bidang kebahasaan, pertanian, kedokteran,
pertambangan, penerbangan, pendidikan, serta dalam bidang keilmuan yang lainnya.
3. Variasi dari Segi Keformalan
Berdasarkan tingkat keformalan, Martin Joos dalam Chaer dan leonie
(2010:70) dalam bukunya The Five Clock membagi variasi bahasa menjadi lima
macam gaya, yaitu gaya atau ragam beku, resmi, gaya atau ragam usaha, gaya atau
ragam santai, dan gaya atau ragam akrab.
a. Ragam Beku
Ragam beku merupakan variasi bahasa yang paling formal. Variasi ini
disebut dengan ragam beku karena pola maupun kaidahnya telah dirancang
secara mantap dan tidak bisa diganggu gugat. Variasi ini biasanya digunakan
dalam situasi khidmat serta upacara-upacara resmi. Seperti, pada saat khotbah di
masjid, tata cara pengambilan sumpah, ataupun upacara kenegaraan.
b. Rgam Resmi
Ragam resmi merupakan variasi bahasa yang digunakan dalam berpidato
kenegaraan, rapat, surat-menyurat dinas, ceramah keagamaan, serta buku-buku
pelajaran dan lain-lain. Pola dan kaidah ragam resmi sudah ditetapkan sebagai
suatu standar. Ragam resmi pada dasarnya sama dengan ragam beku yang hanya
digunakan dalam keadaan resmi, dan tidak dalam situasi tidak resmi.
3
c. Ragam Usaha
Ragam usaha adalah variasi bahasa yang biasa digunakan dalam
pembicaraan yang berorientasi kepada hasil. Dapat dikatakan bahwa ragam
usaha adalah variasi bahasa yang operasional. Wujud dari ragam usaha ini
berada di antara ragam formal dan ragam santai.
d. Ragam Santai
Ragam santai merupakan variasi bahasa yang digunakan dalam situasi
tidak resmi atau tidak formal. Variasi bahasa ini biasa digunakan pada saat
berbincang-bincang dengan keluarga, teman, sahabat, atau pun pacar.Ragam
santai ini banyak menggunakan bentuk kata atau ujaran yang dipendekkan
(alegro). Kosakatanya dipengaruhi oleh dialek dan unsur bahasa daerah. Begitu
juga dengan struktur morfologi dan sintaksisnya yang sering kali unsur
normatifnya tidak digunakan.
e. Ragam Akrab
Ragam akrab merupakan variasi bahasa yang biasa digunakan oleh
penutur dengan mitra tutur yang hubungannya sudah akrab. Ragam ini ditandai
dengan penggunaan bahasa yang pendek atau tidak lagi lengkap, bahkan dengan
penggunaan artikulasi yang tidak jelas.
4. Variasi dari Segi Sarana
Variasi bahasa dari segi sarana ini dapat dilihat dengan adanya ragam lisan
dan ragam tulis, atau pun variasi bahasa dengan menggunakan sarana atau alat
tertentu.Adanya ragam lisan dan ragam tulis didasarkan karena adanya kenyataan
bahwa bahasa lisan dan bahasa tulis memiliki wujud yang berbeda.Adanya perbedaan
wujud dari struktur ini karena dalam menyampaikan informasi atau berbahasa lisan,
kita dibantu oleh unsur-unsur di luar dari linguistik yang berupa nada suara, gerak-
gerik, gelengan atau pun anggukkan kepala, dan segala gejala fisik lainnya. Padahal
di dalam variasi bahasa tulis hal-hal yang seperti itu tidak ada. Maka sebagai gantinya
harus dieksplisitkan secara verbal.
4
volume suara yang kecil. Selain faktor tersebut, ragam bahasa juga terjadi karena
perkembangan zaman di samping perbedaan cara penyampaiannya atau logat bahasanya,
seperti wilayah Sumatra, Bali, Kalimantan, Jawa dan beberapa wilayah diIndonesia
lainnya.
2. Faktor Sosiologi
Perbedaan latar belakang sosial, status sosial, dan kelompok sosial semuanya
mempengaruhi variasi bahasa seperti penggunaan bahasa formal atau slang. Variasi atau
keragaman bahasa disebabkan karena banyaknya bahasa yang digunakan oleh masyarakat
untuk berinteraksi antar sesama masyarakat. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat sangat berpengaruh dalam perkembangan keragaman bahasa. Bahasa akan
semakin beragam dan bertambah jika bahasa tersebut digunakan oleh suatu kelompok
masyarakat yang banyak.
3. Faktor Kultural/Budaya
Faktor kultural seperti kepercayaan, agama, dan budaya mempengaruhi variasi
bahasa seperti bahasa sopan santun. Setiap daerah mempunyai kebiasaan (adat istiadat)
dan bahasa nenek moyang sendiri-sendiri dan berbeda-beda antara daerah satu dengan
daerah lainnya. indonesia adalah salah satu bangsa yang banyak dijajah negara lain,
karena itu indonesia memiliki sejarah-sejarah dari zaman penjajahan dan kerajaan-
kerajaan terdahulu.
5
binancini (untuk mengatakan banci); hinomino (untuk mengatakan homo), mekong
(untuk mengatakan makan), metong (untuk mengatakan mati) (Wijana, 2010: 13).
4. Dialek
Dialek adalah variasi basa daerah yang memiliki kosakata dan tata bahasa.
Dalam bahasa Bali misalnya ada beberapa dialek, bahasa Bali dialek Nusa Penida,
bahasa Bali dialek Klungkung yang berbeda dengan bahasa Bali dialek Singaraja atau
dialek Tabanan. Contoh pengucapan kata suba (bahasa Bali) yang bisa diucapkan
[sUbO] oleh masyarakat Tabanan dengan dialek Tabanan atau diucapakan [sUbɘ] oleh
masyarakat Klungkung dengan dialek Klungkung. Perbedaan dialek dari segi kosa
kata misalnya, kata nani digunakan sebagai sapaan kepada teman yang akrab oleh
masyarakat Singaraja, tetapi kata nani ini tidak digunakan oleh masyarakat
Klungkung yang tinggal di Klungkung. Contoh lain, dialek masyarakat Madura
berbeda dengan dialek masyarakat Bali. Masyarakat Madura ketika mengatakan
Maukemanadik? akan berbeda aksennya ketika dikatakan oleh orang Bali.
5. Ragam Bahasa Berdasarkan Usia
Variasi bahasa yang digunakan berdasarkan tingkat usia. Misalnya, variasi
bahasa anak-anak akan berbeda dengan variasi bahasa remaja atau orang dewasa.
6. Ragam Bahasa Berdasarkan Pendidikan
Variasi bahasa ini merupakan variasi bahasa yang terkait dengan tingkat
pendidikan si pengguna bahasa. Misalnya, orang yang hanya mengenyam pendidikan
sekolah dasar akan berbeda variasi bahasanya dengan orang yang lulus sekolah
tingkat atas.
7. Ragam Bahasa Berdasarkan Pekerjaan
Variasi bahasa ini berkaitan dengan jenis profesi, pekerjaan, dan tugas para
pengguna bahasa tersebut. Misalnya, variasi yang digunakan oleh buruh, guru, dan
dokter tentu mempunyai perbedaan variasi bahasa.
8. Ragam Bahasa Berdasarkan Tingkat Kebangsawanan
Variasi bahasa atau ragam bahasa sastra biasanya menekankan bahasa dari
segi estetis, sehingga dipilihlah dan digunakanlah kosakata yang secara estetis
memiliki ciri eufoni serta daya ungkap yang paling tepat.
9. Ragam Bahasa Berdasarkan Jurnalis
Ragam bahasa jurnalistik bersifat sederhana, komunikatif, dan ringkas.
Sederhana karena harus dipahami dengan mudah; komunikatif karena jurnalistik
harus menyampaikan berita secara tepat; dan ringkas karena jurnalistik harus
disajikan dalam ruang yang terbatas.
6
dihadapi oleh masyarakat modern di Indonesia menimbulkan berbagai permasalahan
dalam penggunaan bahasa dan identitas budaya. Dalam hal ini, sosiolinguistik merupakan
salah satu disiplin ilmu yang sangat relevan untuk memahami hubungan antara bahasa
dan masyarakat di Indonesia.
Berikut adalah beberapa poin penting yang terkait dengan peran bahasa dalam
membangun identitas dan budaya masyarakat modern di Indonesia:
- Bahasa Indonesia memiliki beberapa kegunaan yang tertuang dalam Sumpah
Pemuda, di antaranya sebagai lambang kebangsaan, lambang identitas dalam skala
nasional, alat komunikasi antar daerah, antar budaya, serta sebagai alat yang
memungkinkan penyatuan sebagai sebuah suku bangsa dengan latar belakang sosial yang
sama.
- Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam membangun
karakter bangsa yang plural seperti di Indonesia. Guna membangun rasa percaya diri
yang kuat, maka sebuah bangsa memerlukan identitas terutama bangsa yang karakter
masyarkatnya adalah plural seperti di Indonesia.
- Bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai media persatuan bagi setiap
kelompok daerah, sehingga masing-masing dapat menjalin komunikasi antar masyarakat
Indonesia dengan baik.
- Pendidikan karakter melalui bahasa Indonesia sebagai kearifan lokal bisa
menjadi alternatif untuk memberikan dorongan sejak dini pada masyarakat, khususnya
kalangan anak-anak. Tujuan pendidikan karakter serupa dengan tujuan adanya kearifan
lokal, yaitu untuk membentuk manusia yang bijak dan bertanggung jawab dalam
kehidupannya.
- Bahasa dan sastra memiliki peran penting dalam membentuk kebudayaan dan
identitas suatu bangsa, dan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran untuk
membangun karakter melalui cerita-cerita rakyat, mitos, dan legenda.
- Dalam kacamata sosiolinguistik, bahasa tidak didekati atau dilihat sebagai
bahasa, sebagaimana dilakukan oleh linguistik struktural/umum, melainkan dilihat
sebagai sarana interaksi di dalam masyarakat manusia. Karenanya, semua rumusan
mengenai sosiolinguistik yang diberikan para pakar tidak akan terlepas dari persoalan
hubungan bahasa dengan kegiatan/aspek-aspek kemasyarakatan.
- Bahasa mempengaruhi budaya atau sebaliknya. Tata cara berbahasa seseorang
sangat dipengaruhi norma-norma budaya suku bangsa atau kelompok masyarakat
tertentu. Bentuk bahasa yang sama mempunyai makna yang berbeda sesuai dengan
kebudayaan yang menjadi wadahnya.
- Sosial budaya membantu mempertahankan dan memperkuat identitas nasional
Indonesia. Melalui nilai-nilai, norma, tradisi, dan kebiasaan yang ada dalam budaya
Indonesia, masyarakat dapat merasa terhubung dengan warisan budaya mereka dan
membangun rasa kebangsaan yang kuat.
- Sosial budaya memainkan peran penting dalam mempertahankan dan
menghormati keberagaman etnis, agama, bahasa, dan budaya di Indonesia. Ini melibatkan
pengakuan, penghormatan, dan toleransi terhadap perbedaan budaya serta
mempromosikan kesatuan dan kerukunan dalam masyarakat.
7
- Sosial budaya dapat berperan dalam pembangunan sosial dan ekonomi
Indonesia. Warisan budaya yang unik, seperti seni, kerajinan, dan kuliner tradisional,
dapat menjadi sumber daya ekonomi yang penting melalui pariwisata, kerajinan tangan,
dan industri kreatif.
- Sosial budaya memiliki peran penting dalam pendidikan dan pengetahuan.
Melalui pendidikan, masyarakat dapat mempelajari nilai-nilai, sejarah, dan tradisi budaya
Indonesia, yang membantu membangun pemahaman yang lebih baik tentang identitas
dan warisan budaya mereka sendiri.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
1. Bahasa dalammasyarakat merupakan satu kesatuan yangtidak dapat dipisahkan
karena bahasa adalah perantara masyarakat agar dapat berinteraksi satu sama lain.
2. Keragamanyang ada pada masyarakat menyebabkan pula terjadinya ragambahasa
atau variasi bahasa.
2. Variasi bahasa adalah variasi atau perbedaan dalam penggunaan bahasa yang
terjadi dalam suatu wilayah geografis, kelompok sosial, atau situasi tertentu.
3. Jenis-jenis variasi bahasa, yaitu variasi dari segi penutur, variasi dari segi
pemakaian variasi dari segi keformalan variasi dari segi sarana.
4. Faktor-faktor terjadinya variasibahasa yaitu faktor geografi, faktor sosiologi,
danfaktor budaya.
5. Contoh variasi bahasa, yakni code switching, aksen, dialek, ragam peribahasa
berdasarkan usia, ragam bahasa berdasarkan pendidikan, ragam bahasa
berdasarkan pekerjaan, ragam bahasa berdasarkan tingkat kebangsaan, ragam
bahasa berdasarkan jurnalis.
6. Bahasa memiliki peran sentral dalam membangun identitas dan budaya
masyarakat modern di Indonesia. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang
kebangsaan, alat komunikasi antar budaya, serta sarana persatuan bagi beragam
kelompok daerah. Pendidikan karakter melalui bahasa Indonesia juga penting
untuk membentuk rasa percaya diri dan tanggung jawab dalam masyarakat. Selain
itu, bahasa dan sastra memiliki peran penting dalam membangun karakter melalui
cerita-cerita rakyat, mitos, dan legenda. Sosiolinguistik membantu memahami
hubungan antara bahasa dan masyarakat, sementara sosial budaya
mempertahankan identitas nasional, menghormati keberagaman, mendukung
pembangunan ekonomi, dan membentuk pendidikan dan pengetahuan yang kaya.
7. Tantangan dalam mempelajari variasi bahasa mencakup bahasa, perbedaan norma
sosial, perbedaan nilai dan kepercayaan, aspek etiket, stereotip dan prasangka,
kesalahpahaman, kesulitan dalam beradaptasi, kendala psikologis, pembatasan
hukum
9
DAFTAR PUSTAKA
10