Anda di halaman 1dari 13

Perbedaan Bahasa

dengan Dialek
Oleh Kelompok 1: Mila Gusmalia 1910721009
Shinta Amelia P. 1910722007 Salma Nabila M. 1910723005
Riski Wahyudi 1910721017 Dhyo Resky I. 1810723009
Sausan Afra 1910722005 Gilang Kurniadi 1910722025
Wiranti Gusman 1910721001 Huwaida Zhahira 1910721003
Sejarah Dialek
• Istilah dialek berasal dari kata dialektos, yaitu bahasa Yunani yang mulanya
dipergunakan dalam hubungannya dengan keadaan bahasanya (Ayatrohaedi, 1983:1).
• Meillet (melalui Ayatrohaedi, 1983:1) menyatakan bahwa di Yunani terdapat adanya
perbedaan dalam bahasa yang digunakan oleh masyarakat penuturnya sehingga ciri
utama dialek adalah perbedaan dalam kesatuan, dan kesatuan dalam perbedaan.
• Meillet (melalui Ayatrohaedi, 1983:1) juga menyatakan dua ciri lain yang dimiliki
dialek, yaitu: (1) dialek ialah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda,
yang memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing lebih mirip sesamanya
dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama; (2) dialek tidak harus
mengambil seluruh bentuk ujaran dari sebuah bahasa.
● Dialek sering dianggap sebagai beberapa bentuk penyimpangan dari suatu norma
sebagai penyimpangan dari suatu bentuk bahasa yang benar atau baku.
● Menurut pandangan dialektologi, semua dialek dari suatu bahasa mempunyai
kedudukan yang sederajat, statusnya sama, tidak ada dialek yang lebih
berprestise dan tidak berprestise. Semua dialek dari sebuah bahasa itu sama.
● Dalam pemakaian umum, istilah dialek biasanya dikaitkan dengan semacam
bentuk isolek yang substandar dan berstatus rendah. Konotasi negatif yang
diberikan pada istilah dialek tersebut berkaitan dengan sudut pandang
sosiolinguistis yang mempertimbangkan penilaian penutur tentang perbedaan
isolek serta pemilihan dialek sosial yang berkaitan dengan bahasa dan kelakuan
berbahasa.
● Istilah tersebut sering dipertentangkan dengan istilah bahasa yang merujuk pada
isolek yang telah dibakukan dan menjadi sumber rujukan penilaian isolek lain
yang setingkat dengannya, tetapi belum dibakukan. Dengan kata lain, dialek
merupakan penilaian hasil perbandingan dengan salah satu isolek lainnya yang
dianggap lebih unggul.
Klasifikasi dan
penjelasan tentang
perbedaan bahasa
dengan dialek
01 Pengertian Bahasa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang arbiter dan digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan
diri.

03 Pengertian Dialek Menurut Para Ahli


• Menurut Mahsun (1995: 11) dialektologi sebagai ilmu yang mempelajari
dialek, atau cabang linguistik yang mempelajari perbedaan-perbedaan isolek.
• Menurut Reniwati dan Nadra (2009: 4) dialektologi adalah cabang linguistik
yang mempelajari variasi bahasa. Variasi bahasa yang dimaksud di sini
adalah perbedaan-perbedaan bentuk yang terdapat dalam suatu bahasa.
• Menurut Chamber dan Trudgill (1980: 3) dialektologi adalah
kajian tentang dialek atau dialek-dialek.
• Menurut Shut (1967:3) Dialektologi berkaitan dengan aspek
regional dan sosial bahasa.
• Menurut Crystal (1989: 26) dialektologi sebagai kajian sistematis mengenai
dialek regional. Oleh karena itu, secara berdampingan, di samping dialektologi digunakan
pula istilah lain, yaitu goegrafi dialek atau geografi linguistik.
• Menurut Keraf (1996: 143) dialektologi adalah cabang ilmu bahasa yang khusus mempelajari variasi-variasi
bahasa dalam semua aspeknya. Aspek yang dimaksud adalah fonologi, morfologi, sintaksis, leksikon, dan
semantik. Keraf (1996: 143) membagi sub dialektologi menjadi dua sub cabang yaitu geografi dialek dan
sosiolinguistik. Sosiolinguistik mempelajari variasi bahasa berdasarkan pola-pola kemasyarakatan,
sedangkan geografi dialek mempelajari variasi-variasi bahasa berdasarkan perbedaan lokal dalam suatu
wilayah bahasa (Keraf, 1996: 143).

Dari semua pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa dialek adalah variasi bahasa
yang berbeda-beda menurut pemakai (misalnya bahasa dari suatu daerah tertentu, kelompok sosial
tertentu, atau kurun waktu tertentu).
03 Perbedaan bahasa dan dialek

Menurut J.K Chambers dan Peter Trudgill (2004: 3), dialek adalah
subbagian dari bahasa yang dapat membedakan satu bahasa dengan
bahasa lain, sedangkan bahasa adalah kumpulan pemahaman
bersama dari beberapa dialek. Dalam hal ini, bahasa dan dialek
mempunyai beda tingkatan. Dapat dikatakan, dialek adalah bagian
dari bahasa dan bahasa adalah kumpulan dari dialek itu sendiri.
Contoh penggunaan bahasa serta dialek di
beberapa lingkungan masyarakat
1)Ragam bahasa di lingkungan kantor dan sekolah
Lingkungan kantor, sekolah, perusahaan, dan pemerintahan biasanya menggunakan bahasa serta dialek resmi,
yaitu bahasa dan dialek yang telah dipilih dan diangkat menjadi bahasa resmi negara sehingga bahasa yang
digunakan di lingkungan ini biasanya menggunakan bahasa Indonesia, yang merupakan bahasa resmi negara
Indonesia. Meskipun begitu, penggunaan bahasa Indonesia cenderung digunakan bebarengan dengan dialek
masing-masing daerah. Misalnya di daerah Sumatera Barat, maka menggunakan bahasa Indonesia namun
dengan menggunakan dialek Minang.
2)Lingkungan pasar
Di pasar, biasanya para pedagang memiliki bahasa khas antar kalangan pedagang. Bahasa ini digunakan pada
saat proses tawar-menawar untuk menentukan harga barang. Pada proses tawar-menawar biasanya akan
muncul istilah yang tidak asing di lingkungan para pedagang di pasar. Istilah harga barang atau bahasa para
pedagang dikenal dengan shoptalk. Misalnya di Jakarta dan beberapa kota lain, komunikasi pada kalangan
pedagang menggunakan istilah nilai harga dari bahasa Cina Hokian. Namun, secara umum bahasa serta
dialek yang digunakan di pasar lebih bersifat campuran dengan menggunakan bahasa
Indonesia serta bahasa dan dialek daerah asal para pedagang berasal.
3)Lingkungan remaja
Remaja sering kali menggunakan bahasa khusus yang hanya dapat dipahami oleh teman
sebayanya. Penggunaan bahasa khusus ini bertujuan agar mereka dapat berkomunikasi dengan
anggota kelompok remaja dengan lebih leluasa. Para remaja terdapat bahasa-bahasa rahasia
(cant), seperti para remaja sekarang yang menggunakan bahasa rahasia dengan menukarkan
konsosnan, seperti kata bisa yang menjadi sabi, yuk menjadi kuy.
Selain menggunakan bahasa rahasia, para remaja juga menggunakan menggunakan bahasa
pergaulan ataupun idiom. Idiom yang sering gunakan remaja adalah bete yang berarti malas, tidak
bergairah, kecewa, sumpek. Ada juga jomblo yang berarti seseorang yang tidak memiliki pacar.
Hubungan bahasa
dengan dialek
0 Bahasa membentuk dialek
1 Terjadinya bahasa membentuk dialek dikarenakan pengaruh non bahasa, terutama politik, kebudayaan, dan
ekonomi. Akhirnya muncul keberagaman dialek dan aksen menurut pemakainya. Dialek merupakan kata-kata
di atas tanah kelahirannya, sedangkan bahasa Indonesia menjadi bahasa baku atau resmi di Indonesia. Meski
begitu, tiap daerah memiliki aksen atau dialek yang unik ketika berbahasa Indonesia. Misalnya orang Papua
memiliki dialek unik ketika menggunakan bahasa Indonesia, begitu juga dengan orang Madura, Manado, dan
sebagainya semuanya menggunakan bahasa yang sama yaitu bahasa Indonesia, namun menggunakan logat
masing-masing.

Dialek bahasa juga bisa disebabkan oleh latar belakang pendidikan, pekerjaan atau faktor derajat resmi
situasinya. Sebagai contoh, banyak orang yang menggunakan frikatif labiodental tak bersuara seperti (f) pada
nama Jusuf, Fahrudin, Fransiska dan lainnya. Namun, banyak dari masyarakat yang justru melafalkannya
dengan konsonan bilabial tak bersuara (p) menjadi Jusup, Pahrudin, Pransiska, dan lainnya. Dialek ini
disebabkan latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan faktor derajat resmi yang berbeda atau sering disebut
dialek sosial. Sehingga bahasa membentuk dialek melalui perbedaan latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan
sebagainya.
02 Dialek membentuk bahasa
Dialek merupakan sebuah bentuk ujaran setempat atau daerah yang berbeda-beda. Dialek
memiliki ciri umum. Dalam perkembangannya, dialek merupakan suatu bahasa daerah yang
kemudian layak di pergunakan dalam karya sastra daerah yang bersangkutan. Namun, karena
pengaruh faktor politik, kebudayaan, dan ekonomi menyebabkan beberapa dialek menjdi
sederajat dan bisa diterima sebagai bahasa baku.

Selain beberapa faktor tersebut, munculnya bahasa baku juga dipicu oleh adanya kebutuhan dari
beberapa kelompok masyarakat yang saling terpisah, untuk berhubungan satu sama lain. Dari sudit
pandang tersebut, yang dinamakan bahasa baku atau standar adalah bahasa atau dialek yang dipilih
oleh anggota masyarakat untuk saling berkomunikasi. Dipilihnya suatu dialek menjadi bahasa baku
juga karena bahasa atau dialek tersebut dianggap paling baik oleh masyarakat banyak dan akan
memakainya. Bentuk dari bahasa baku ini kemudian menjadi model percontohan bagi seluruh
rakyat.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai