Anda di halaman 1dari 16

B A HASA B A KU

• AULA HIDAYUWANA
KELOMPOK. 3 • FOURINDA OKTANISA
• ZATA YUMNA
• Istilah bahasa baku atau bahasa standar dapat merujuk kepada
bentuk bahasa atau dialek yang menjalani standardisasi dan
penggunaannya melampaui batas daerah. Dalam pengertian yang lain,
bahasa baku adalah ragam bahasa yang diterima untuk dipakai dalam
situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan, surat-menyurat,
dan rapat resmi. Bahasa baku terutama digunakan sebagai bahasa
persatuan dalam masyarakat bahasa yang mempunyai banyak bahasa.
Bahasa baku umumnya ditegakkan melalui kamus (ejaan dan
kosakata), tata bahasa, pelafalan, lembaga bahasa, status hukum, serta
penggunaan di masyarakat (pemerintah, sekolah, dll).
• Di Indonesia, bahasa baku tidak dapat dipakai untuk segala
keperluan, tetapi hanya untuk komunikasi resmi, wacana
teknis, pembicaraan di depan umum, dan pembicaraan
dengan orang yang dihormati. Di luar keempat penggunaan
itu, dipakai ragam takbaku.
FUNGSI BAHASA BAKU

Secara umum, fungsi bahasa baku adalah sebagai berikut.

1. Pemersatu, pemakaian bahasa baku dapat mempersatukan


sekelompok orang menjadi satu kesatuan masyarakat bahasa.
2. Pemberi kekhasan, pemakaian bahasa baku dapat menjadi pembeda
dengan masyarakat pemakai bahasa lainnya.
3. Pembawa kewibawaan, pemakai bahasa baku dapat memperlihatkan
kewibawaan pemakainya.
4. Kerangka acuan, bahasa baku menjadi tolok ukur bagi benar
tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau sekelompok orang.
FUNGSI BAHASA BAKU
Bahasa Indonesia baku mempunyai empat fungsi, yaitu
1. Sebagai Pemersatu.

Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan penutur


berbagai dialek bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan mereka
menjadi satu masyarakat bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku mengikat
kebhinekaan rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia dengan mangatasi batas-
batas kedaerahan. Bahasa Indonesia baku merupakan wahana atau alat dan
pengungkap kebudayaan nasional yang utama. Fungsi pemersatu ini ditingkatkan
melalui usaha memberlakukannya sebagai salah satu syarat atau ciri manusia
Indonesia modern.
2. Penanda Kepribadian

Bahasa Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakannya dengan


bahasa-bahasa lainnya. Bahasa Indonesia baku memperkuat perasaan kepribadian
nasional masyarakat bahasa Indonesia baku. Dengan bahasa Indonesia baku kita
menyatakan identitas kita. Bahasa Indonesia baku berbeda dengan bahasa Malaysia
atau bahasa Melayu di Singapura dan Brunai Darussalam. Bahasa Indonesia baku
dianggap sudah berbeda dengan bahasa Melayu Riau yang menjadi induknya.
3. Penambah Wibawa

Pemilikan bahasa Indonesia baku akan membawa serta wibawa atau prestise.
Fungsi pembawa wibawa berkaitan dengan usaha mencapai kesederajatan dengan
peradaban lain yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku. Di samping itu, pemakai
bahasa yang mahir berbahasa Indonesia baku “dengan baik dan benar” memperoleh
wibawa di mata orang lain. Fungsi yang meyangkut kewibawaan itu juga terlaksana jika
bahasa Indonesia baku dapat dipautkan dengan hasil teknologi baru dan unsur kebudayaan
baru. Warga masyarakat secara psikologis akan mengidentifikasikan bahasa Indonesia baku
dengan masyarakat dan kebudayaan modern dan maju sebagai pengganti pranata, lembaga,
bangunan indah, jalan raya yang besar.
4. Kerangka Acuan

Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakainya dengan
adanya norma atau kaidah yang dikodifikasi secara jelas. Norma atau kaidah bahasa
Indonesia baku itu menjadi tolok ukur pemakaian bahasa Indonesia baku secara benar.
Oleh karena itu, penilaian pemakaian bahasa Indonesia baku dapat dilakukan. Norma atau
kaidah bahasa Indonesia baku juga menjadi acuan umum bagi segala jenis pemakaian
bahasa yang menarik perhatian karena bentuknya yang khas, seperti bahasa ekonomi,
bahasa hukum, bahasa sastra, bahasa iklan, bahasa media massa, surat-menyurat resmi,
bentuk surat keputusan, undangan, pengumuman, kata-kata sambutan, ceramah, dan
pidato.
SIFAT BAHASA BAKU
1) Kemantapan dinamis, mempunyai kaidah dan aturan tetap/tidak berubah

contoh: kata yang berlawanan ktsp bila diberi imbuhan akan luluh kecuali kluster (double konsonan)
dan kata serapan
me+sapu menyapu
me+sukses menyukseskan
me+cuci mencuci
me+curi mencuri
me+koordinasi mengoordinsi
me+pesona memesona
me+traktir mentraktir
me+klarifikasi menklasifikasikan
me+suport mensuport
me+suplai menyuplai
2) Bersifat kecendekiaan

Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan
penalaran dan pemikiran yang logis dan masuk akal.

3) Keseragaman

Adanya penyeragaman kaidah dan ketentuan dalam bahasa Indonesia.


1. RAGAM LISAN DAN RAGAM TULIS
Bahasa Indonesia yang amat luas wilayah pemakaiannya ini dan bermacam-macam pula latar belakang
penuturnya,melahirkan sejumlah ragam bahasa. Adanya bermacam-macamragam bahasa ini sesuai dengan fungsi, kedud
ukan, sertalingkungan yang berbeda-beda. Ragam bahasa ini pada pokoknyadapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu ragam
lisan dan tulis. Kedua ragam ini berbeda. Perbedaannya adalah sebagai berikut.

a. Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada di depanpembicara, sedangkan ragam tulis
tidak mengharuskan adanya teman bicara berada di depan pembicara

b. Di dalam ragam lisan, unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-
unsur itu kadang-kadang dapat ditinggalkan. Hal inidisebabkan oleh bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak
mimik, pandangan, anggukan, atau intonasi.

c. Ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap daripada ragam lisan. Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karenaragam
tulis tidak mengharuskan orang kedua berada didepan pembicara. Kelengkapan ragam tulis menghendakiagar orang yang
"diajak berbicara" mengerti isi tulisanitu. Contoh ragam tulis ialah tulisan-tulisan dalam buku,majalah, dan surat kabar.

d. Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu. Adapun ragam tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi,
ruang, dan waktu.

e. Ragam lisan dipengaruhi oleh intonasi, tekanan, nada, irama, dan jeda, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda
baca, huruf besar, dan huruf miring.
2. RAGAM BAKU DAN RAGAM TIDAK
BAKU
Pada dasarnya, ragam tulis dan ragam lisan terdiri atas ragam baku dan
ragam tidak baku. Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh
sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai
kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Ragam tidak baku adalah
ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai ciri-ciri yangmenyimpang dari norma
ragam baku.
3. RAGAM BAKU TULIS DAN RAGAM
BAKU LISAN
Dalam kehidupan berbahasa, kita sudah mengenal ragamlisan dan ragam tulis,
ragam baku dan ragam tidak baku. Olehsebab itu, muncul ragam baku tulis dan ragam
baku lisan. Ragambaku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam
bukubukupelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya. Sementara, ukurandan nilai ragam
baku lisan bergantung pada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam
ucapan. Seseorang dikatakanberbahasa lisan yang baku kalau dalam pembicaraannya tidak
terlalumenonjol pengaruh logat atau dialek daerahnya.
4. RAGAM SOSIAL DAN RAGAM
FUNGSIONAL
Ragam lisan dan ragam tulis bahasa Indonesia ditandai olehadanya ragam sosial, yaitu ragam
bahasa yang sebagian normadan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungansosial
yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam bahasayang digunakan dalam keluarga atau persahabatan dua
orangyang akrab dapat merupakan ragam sosial tersendiri. Selain itu,ragam sosial tidak jarang
dihubungkan dengan tinggi atau rendahnyastatus kemasyarakatan lingkungan sosial yang
bersangkutan.Dalam hal ini, ragam baku nasional dapat pula berfungsisebagai ragam sosial yang tinggi,
sedangkan ragam baku daerahatau ragam sosial yang lain merupakan ragam sosial dengan
nilaikemasyarakatan yang rendah.
Ragam fungsional, yang kadang-kadang disebut juga ragamprofesional adalah ragam bahasa yang berkaitan
dengan profesi,lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan
dengan keresmian keadaan penggunaannya.Dalam kenyataan, ragam fungsional menjelma sebagaibahasa
negara dan bahasa teknis keprofesian, seperti bahasa dalamlingkungan keilmuan atau teknologi dan
kedokteran.
🧕 🏼 TERIMAKASIH🧕 🏼

Anda mungkin juga menyukai