Oleh
Dhenisa Maharani Putri
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan sistem lambang bunyi, yang bersifat arbiter, yang digunakan oleh
suatu masyarkat untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi. Pendapat yang
disampaikan Chaer Wibowo menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem simbol bunyi yang
bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbiter dan konvensional,
yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan
perasaan dan pikiran.
Dalam mengungkapkan bahasa, manusia menggunakan berbagai macam ragam dan
variasi yang disesuaikan dengan situasi di mana pembicaraan itu dilakukan. Bahasa yang
dipakai untuk berbicara dengan orang tua, anak-anak, teman sejawat, dan pemimpin sekolah
sangat berbeda penggunaanya. Kita melihat bahwa bahasa itu mempunyai keragaman jenis
dan bervariasi karena bahasa dipakai oleh kelompok atau individu yang berbeda sifatnya.
Bahasa indonesia adalah bahasa nasional. serta, masyarakat indonesia sejak dahulu sebelum
belanda menjajah indonesia. Namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-
aturan yang benar. Salah satunya adalah penggunaan bahasa indonesia itu sendiri yang tidak
sesuai dengan ejaan maupun Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Oleh karena itu,
pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa indonesia secara
menyeluruh.
Hampir setiap saat kita mendengar anjuran “gunakanlah bahasa Indonesia yang baik
dan benar”. Bahkan sebagau seorang guru, sering pula mengatakan siswa untuk
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan
tempat- tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan bicara, dan sesuai
dengan topik pembicaraan. Yang perlu diperhatikan dalam berbahasa Indonesia yang baik
adalah pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis
pemakaian.
Adapun berbahasa Indonesia yang benar adalah berbahasa Indonesia sesuai dengan
kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, atau pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah
yang dibakukan atau yang dianggap baku itilah yang merupakan berbahasa yang benar dan
betul.
Jadi terkadang kita menggunakan bahasa-bahasa yang baik, atau tepat, tetapi tidak
termasuk bahasa yang benar. Maka anjuran agar kita “berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar” dapat diartikan pemakaiannya ragam bahasa yang serasi dengan sasaranya dan yang di
samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul.
iii
B. Rumusan Masalah
Berdasarka latar belakang di atas, rumusan masalah tulisan ini adalah sebagai berikut,
D. Manfaat
Manfaat tulisan ini ada dua, yaitu manfaa teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara Teoritis tulisan ini bermanfaat sebagai sumber informasi mengenai berbagai
macam ragam bahasa yang muncul di kalangan masyarakat indonesia. Di samping itu, kita
juga dapat mengetahui berbagai jenis ragam bahasa yang ada. Masyarakat juga dapat
menegetahui informasi dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Manfaat Praktis
Tulisan ini bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat, informasi ini dapat digunakan
sebagai pedoman dalam berkomunikasi melalui variasi bahasa atau ragam bahasa yang dapat
digunakan dalam penggunaan berbahasa Indonesia yang baik dan benar di lingkungan
masyarakat,
iv
BAB II
PEMBAHASAN
v
Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda, seperti wilayah di derah pantai,
pegunungan yang biasanya cenderung menggunakan bahasa yang singkat dan jelas dan
dengan intonasi volume suara yang besar dan tinggi. Berbeda dengan daerah pemukiman
padat penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang panjang lebar disebabkan lokasinya
yang saling berdekatan dengan intonasi volume suara yang lebih kecil.
Selain Faktor- faktor tesebut ragam bahasa juga terjadi karena perkembangan zaman, di
samping perbedaan cara penyampaiannya atau logat bahasanya.
Tidak Terpelajar
terpelajar
Pidio Video
Pilem Film
Komplek Kompleks
pitamin vitamin
3) Ragam Resmi
Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, seperti pertemuan-
pertemuan, dan perundang-undangan. Ciri-ciri bahasa resmi adalah sebagai berikut.
Menggunakan imbuhan secara lengkap
Menggunakan EYD
vi
Menggunakan nada bicara ( intonasi ) cederung datar/rendah
Menggunakan diksi yang baku
4) Ragam Tidak resmi
Ragam bahasa tidak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi tidak
resmi/keseharian.
Ragam bahasa resmi dan tidak resmi di tentukan oleh tingkat keformalannya
Semakin rendah tingkat keformalannya, maka semakin rendah bahasa yang digunakan.
2. Ragam tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang di hasilkan memanfaatkan tulisan dengan huruf
sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam bahasa tulis, kita harus memperhatikan beberapa hal
seperti tata cara penulisan ( ejaan ).
Contoh ragam lisan meliputi hal-hal berikut.
Ragam bahasa teknis.
Ragam bahasa undang-undang.
Ragam bahasa catatan.
Ragam bahasa surat.
vii
Ragam sosial, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas
kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Masalnya ,
ragam bahasa yang digunakan dalam keluarga atau persahabatan dua orang yang akrab dapat
dikatakan sebagai ragam sosial.
2. Ragam Fungsional
Ragam fungsional (profesinonal) adalah ragam bahasa yang dikaitan dengan profesi,
lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainya. Ragam fungsioanal juga dikaitkan
dengan keresmian keadaan penggunaanya. Ragam fungsional dapat menjadi bahasa negara
dan bahasa teknis keprofesian, seperti bahasa dalam lingkungan keilmuan/teknologi,
kedokteran, dan keagamaan.
3. Ragam Jurnalistik
Bahasa jurnalistik adalah ragam bahas yang dipergunakan oleh dunia pesuratkabaran
(media masa cetak). Dalam hal ini termasuk media massa audio (radio), audio visual
(televisi), dan multimedia (internet). Ragam bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam
bahasa yang dibentuk oleh spesifikasi materi yang disampaikanya. Ragam khusus jurnalistik
termasuk dalam ragam bahasa ringkas.
4. Ragam Sastra
Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif, kreatif, dan
inovatif. Bahasa sastra ialah bahasa sastra yang dipakai untuk menyampaikan emosi
(perasaan) dan pikiran. Dalam hal ini istimewa karena kekuatanya efeknya pada
pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturanya. Untuk memperbesar efek penuturanya
dikerahkan segala kemampuan yang ada pada bahasa, Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan,
suara, panjang pendek suara, persesuain bunyi kata, sajak, asonansi, posisi kata, ulangan
kata/kalimat dimana perlu dikerahkan untuk mempertinggi efek.
viii
Berbahasa indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa
yang serasi dengan sasaranya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul.
Ungkapan “bahasa indonesia yang baik dan beanr” mengacu kepada ragam bahasa yang
sekaligus memenuhi persyaratan, kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang di ucapkan
bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis
terkait dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal
penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Kendala yang harus
dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa
seperti interferensi(campur tangan), integrasi(pembauran yang menjadi satukesatuan),
campur kode(campuran dari bahasa ke bahasa lain), alih kode(penggunaan variasi
bahasa), dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi.
Hal ini menyebabkan bahasa yang di gunakan menjadi tidak baik. Misalnya dalam
pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku. Contoh :
1. Apa kamu ingin menyapu rumah bagian belakang?
2. Apa yang saat ini kamu lakukan?
Misalkan ketika dalam dialog antara seorang guru dengan seorang siswa,
Bu Guru : Rafi apakah kamu sudah menegrjakan PR?
Rafi : Sudah saya kerjakan BU
Bu Guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
Rafi : Terima kasih BU
Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar, pemakaian ragam baku akan menimbulkan
kegeliaan, keheranan, atau kecurigaan
- Berapa ibu mau menjual tauge ini?
- Apakah bang becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan berapa
ongkosnya?
Untuk situasi di atas, kalimat ini yang lebih tepat.
- Berapa nih Bu, tauge ya?
- Ke Pasar Tanah Abang, bang, berapa?
Misalkan perbedaan dari bahasa indonesia yang benar dengan bahasa gaul
Bahasa Bahasa Gaul
Indonesia
Aku, saya Gue
Kamu Elo
Di masa depan Kapan-kapan
Apakah benar? Emangnya
bener?
Tidak peduli Emang gue
pikirin
Dari contoh diatas perbedaan antara bahasa yang baku dan non baku dapat dilihat dari
pengucapan dan dari tata cara penulisanya. Bahasa Indonesia baik dan benar merupakan
ix
bahasa yang mudah dipahami, bentuk bahasa baku yang sah agar secara luas masyarakat
indonesia berkomunikasi menggunakan bahasa Nasional.
BAB III
PENUTUP
F. Simpulan
Ragam Bahasa adalah Bahasa merupakan sistem lambang bunyi, yang bersifat arbiter,
yang digunakan oleh suatu masyarkat untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasi. bahasa merupakan sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi
(dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat
berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Ragam bahasa ini memiliki berbagai macam jenis yang dibedakan berdasarkan tiga hal
yaitu cara berkomunikasi, cara penuturan, dan topik pembicaraan. Dilihat dari cara
berkomunikasi, ragam bahasa dibedakan menjadi dua yaitu lisan dan tulis. Dalam hal ini
penggunaan ragam lisan lebih baik karena seseorang dapat langsung mengekspresikan apa
yang ingin diungkapkan daripada menggunakan tulisan. Dilihat dari cara penuturanya, ragam
bahasa dibedakan menjadi ragam dialek, terpelajar, resmi, dan tidak resmi. Dilihat dari topik
pembicaraan, ragam bahasa dibedakan menjadi ragam sosial, ragam fungsional, ragam
jurnalistik, ragam sastra, dan ragam politik dan hukum.
Bahasa yang baik adalah bahasa Indonesia yang pemakaianya sesuai dengan situasi dan
kondisi dengan memperhatikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasaranya. Cara
menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan menggunakan
bahasa yang baku ssuai dengan kaidah ejaan atau ejaan yang disempurnakan.