Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“RAGAM, FUNGSI DAN DIKSI BAHASA INDONESIA”

Dosen Pengampu :

Eka Nurjanah, M. Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Ananda Febiayu Diah Permatasari

NIM : 3321017

Program Studi S1 Sastra Inggris

Fakultas Bisnis & Bahasa

Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya,
tugas makalah mata kuliah Bahasa Indonesia yang membahas tentang Ragam, Fungsi
dan Diksi Bahasa Indonesia dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan


dengan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan serta informasi dari media massa yang
berhubungan dengan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang
bersifat membangun demi kesempurnaannya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
membawa manfaat untuk para pembaca.

Jombang, 13 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................................. 2

D. Manfaat ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

A. Pengertian Ragam Bahasa ................................................................................ 3

B. Macam-macam Ragam Bahasa ........................................................................ 5

C. Fungsi Ragam Bahasa Indonesia .....................................................................16

D. Diksi Bahasa Indonesia ...................................................................................16

BAB III PENUTUP ................................................................................................23

A. Simpulan ........................................................................................................23

B. Saran ..............................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................24


BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan bahasa. Adapun bahasa
berhubungan dengan suku yang ditempati atau dijadikan tempat tinggal. Seperti
contohnya suku Jawa. Sebagian besar orang menggunakan bahasa Jawa dalam kegiatan
sehari-hari. Begitu pula dengan suku-suku lain yang berada di dalam keseluruhan
Republik Indonesia. Atas dasar perbedaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan,
untuk memersatukan perbedaan yang ada.
Bahasa Indonesia kaya oleh keberagaman. Selain disebabkan oleh perbedaan
suku, faktor lain seperti latar belakang pendidikan juga memengaruhi keberagaman
dalam bahasa Indonesia. Seseorang yang berpendidikan tinggi tentunya akan berbeda
dengan dalam menyampaikan tutur kata atau bahasanya dengan seseorang yang
berpendidikan rendah. Alih-alih menjadikannya sebagai cara untuk memecah belah,
perbedaan tersebut dapat kita maknai sebagai wujud kekayaan bahasa.
Sebagai rakyat Indonesia, kita diwajibkan untuk mampu mempelajari, memahami
dan mengaplikasikan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Disusunnya makalah ini
ialah sebagai upaya untuk mempelajari ragam bahasa Indonesia. Yang nantinya, kita
diharapkan mampu memahami ragam bahasa Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa?
2. Apa saja macam-macam jenis ragam bahasa?
3. Bagaimana fungsi ragam bahasa Indonesia?
4. Pengertian diksi bahasa Indonesia.

1 | Ragam Bahasa Indonesia


C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian ragam bahasa.
2. Mengetahui macam-macam jenis ragam bahasa.
3. Mengetahui fungsi dari ragam bahasa Indonesia.
4. Mengetahui apa itu diksi bahasa Indonesia.

D. MANFAAT
Manfaat tulisan ini ada dua, yaitu manfaat teoretis dan praktis. Kedua manfaat
tersebut diuraikan di bawah ini
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis tulisan ini bermanfaat sebagai sumber inforrnasi mengenai
berbagai macam ragam bahasa yang muncul di kalangan masyarakat Indonesia. Di
samping itu, kita juga dapat mengetahui berbagai jenis ragam bahasa yang ada.
2. Manfaat Praktis
Tulisan ini bermanfat bagi semua kalangan masyarakat. Informasi ini dapat
digunakan sebagai pedoman dalam berkomunikasi melalui variasi bahasa atau ragam
bahasa.

2 | Ragam Bahasa Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Ragam Bahasa

Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda - beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara. orang yang
dibicarakan. serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan
perkembangan zaman, sekarang ini masyarakat mengalami perubahan sehingga bahasa
pun mengalami perubahan.

Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya.


Dalam hal ini banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
yang efisien sehingga dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu
yang cocok untuk keperluan tertentu, yaitu disebut ragam standar (Subarianto, 2000).
Adapun pengertian ragam bahasa menurut beberapa ahli, yaitu sebagai berikut.

1. Ragam bahasa menurut Bachman (1999)


Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kavvan bicara. orang
yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
2. Ragam bahasa menurut Dendy Sugono (1999)
Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok,
yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan takbaku. Dalam situasi remi. seperti di
sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku.
Sebaliknya, dalam situasi takresmi, seperti di rumah, di taman, atau di pasar, kita
tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
3. Ragam bahasa menurut Fishmaned (1968)
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak
tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar
dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam hal ini
yang perlu diperhatikan adalah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan
dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik
pembicaraan.

3 | Ragam Bahasa Indonesia


Ragam bahasa bisa terjadi dikarenakan beberapa hal berikut:
1. Tingkat pendidikan manusia yang berbeda
Jika kita melihat dari segi pendidikan agar tergambar dengan jelas bahwa
orang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi cenderung berbicara dengan ragam
bahasa yang baik dan sesuai aturan. Sebaliknya pada orang yang tingkat
pendidikannya rendah atau kurang terdidik, bahasa yang digunakan cenderung
memiliki ragam yang kurang baik dan tidak sesuai dengan aturan.
2. Faktor usia
Jika dilihat dari segi usia, orang akan cenderung santai dan menggunakan
bahasa gaul jika berbicara dengan teman sebayanya. Sebaliknya akan
menggunakan bahasa yang lebih sopan dan mengikuti aturan yang berlaku jika
berbicara dengan orang yang berusia lebih tua atau orang yang dihormati.
3. Perbedaan gender
Berdasarkan penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa perbedaan gender
(pria/wanita) dapat memengaruhi perbedaan pada fonologis, gramatikal, dan
sintaksis/morfologis bahasa. Hal ini bisa terlihat pada saat bapak-bapak
berkumpul membicarakan sesuatu dan dibandingkan dengan ibu-ibu yang sedang
berkumpul membicarakan sesuatu.
4. Jabatan atau profesi
Jelas perbedaan ini bisa kita perhatikan dari cara dan gaya berbicara antara
seorang direktur dengan cara berbicara seorang tukang bersih-bersih atau OB
(Office Boy).
5. Bidang yang ditekuni
Orang yang menekuni bidang penelitian kimia akan memahami dan
mengerti istilah-istilah dalam kimia. Sedangkan orang awam, tentu tidak
memahami istilah-istilah kimia karena tidak menggeluti bidang kimia.
6. Beragamnya dialek di Indonesia
Indonesia terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pulau-pulau.
Terciptanya berbagai dialek disebabkan oleh daerah geografis tempat suku-suku
tersebut tinggal. Misalnya orang sumatra cenderung berbicara lantang dan keras.
Hal itu dikarenakan rumah-rumah mereka yang terletak berjauhan. Berbeda
dengan orang Jawa yang cenderung berbicara lambat dan pelan. Hal itu
dikarenakan mereka memiliki daerah yang cukup padat penduduk dan rumah-
rumahnya berdekatan.
4 | Ragam Bahasa Indonesia
B. Macam-Macam Ragam Bahasa
Ada tiga kriteria penting yang perlu diperhatikan jika kita berbicara tentang
ragam bahasa. Ketiga kriteria itu adalah (1) media yang digunakan, (2) latar belakang
penutur, (3) dan pokok persoalan yang dibicarakan.
Berdasarkan media yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa
dapat dibedakan atas ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Dilihat dari segi
penuturnya, ragam bahasa dibedakan menjadi (1) ragam daerah (dialek), (2) ragam
bahasa terpelajar, (3) ragam bahasa resmi, (3) ragam bahasa tak resmi. Berdasarkan
pokok persoalan yang dibicarakan, ragam bahasa dapat dibedakan atas bidang-bidang
ilmu teknologi serta seni, misalnya ragam bahasa ilmu, ragam bahasa hukum, ragam
bahasa niaga, ragam bahasa jurnalistik, dan ragam bahasa sastra.

Berikut ini akan dipaparkan ragam bahasa menjadi tiga kriteria:

a.) Ragam Bahasa Dilihat dari Cara Penuturan


Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa dibagi menjadi empat. yaitu,
sebagai berikut:
1) Ragam Dialek
Ragam dialek/daerah adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok
bangsawan di tempat tertentu (lihat Kridalaksana. 1993:42). Dalam istilah
lama disebut dengan logat. Logat yang paling menonjol yang mudah diamati
ialah lafal (lihat Sugono, 1999:11). Logat bahasa Indonesia orang Jawa
tampak dalam pelafalan /b/ pada posisi awal nama-nama kota, seperti
mBandung. mBayuwangi, atau realisai pelafalan kata seperti pendidi’an,
tabra'an, kenai’an, gera'an. Logat daerah yang paling kentara, yakni dari segi
tata bunyinya. Logat Indonesia yang dilafalkan oleh orang Tapanuli dapat
dikenali, misalnya karena tekanan kata yang amat jelas. Logat Indonesia orang
Bali dan Jawa, yakni pada pelafalan bunyi /t/ dan /d/-nya. Ciri-ciri khas yang
meliputi tekanan. turun naiknya nada, dan panjang pendeknya bunyi bahasa
membangun aksen yang berbeda-beda.
2) Ragam Terpelajar
Tingkat pendidikan penutur bahasa Indonesia juga mewamai penggunaan
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur
berpendidikan tampak jelas perbedaannya dengan yang digunakan oleh

5 | Ragam Bahasa Indonesia


kelompok penutur yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata
yang berasal dari haliusa asing. seperti contoh dalam tabel berikut.

tidak terpelajar Terpelajar


Pidio Video
Pilem Film
komplek Kompleks
Pajar Fajar
Pitamin Vitamin

3) Ragam Resmi
Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi. seperti
pertemuan – pertemuan, peraturan – peraturan, dan perundangan – undangan.
Ciri-ciri ragam bahasa resmi adalah sebagai berikut.
Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten.
Menggunakan imbuhan secara lengkap.
Menggunakan kata ganti resmi.
Menggunakan kata baku.
Menggunakan EYD.
Menghindari unsur kedaerahan.
4) RagamTidak Resmi
Ragam tidak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi
tidak resmi, seperti dalam pergaulan, atau percakapan pribadi. Ciri-ciri ragam
bahasa tidak resmi kebaiikan dari ragam bahasa resmi. Ragam bahasa resmi
atau tidak resmi ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa yang digunakan.
Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, berarti semakin resmi bahasa
yang digunakan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keformalannya, semakin
rendah tingkat kebakuan bahasa yang digunakan (Sugono, 1998:12-13).

b.) Ragam Bahasa Dilihat Dari Cara Berkomunikasi


Macam-macam ragam bahasa dilihat dari cara berkomunikasi dibagi menjadi tiga,
yaitu seperti dibawah ini:
1) Ragam Lisan
Ragam bahasa lisan adalah suatu ragam bahasa yang dihasilkan oleh
alat ucap (organ of speech). Dalam ragam bahasa lisan ini, kita harus
6 | Ragam Bahasa Indonesia
memperhatikan beberapa hal seperti tata bahasa. kosakata, dan lafal dalam
pengucapannya. Dalam hal ini dengan memperhatikan hal-hal tersebut,
pembicara dapat mengatur tinggi rendah suara atau tekanan yang dikeluarkan,
mimik/ekspresi muka yang ditunjukkan, serta gerak tangan atau isyarat untuk
mengungkapkan ide sang pembicara.
• Contoh ragam lisan, yakni meliputi hal-hal berikut ini.
a) Ragam bahasa cakapan.
b) Ragam bahasa pidato.
c) Ragam bahasa kuliah.
d) Ragam bahasa panggung.
• Ciri-ciri ragam bahasa lisan. yakni seperti dibawah ini.
a) Memerlukan kehadiran orang lain.
b) Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap.
c) Terikat ruang dan waktu.
d) Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
• Kelebihan ragam bahasa lisan. yakni sebagi berikut.
a) Dapat disesuaikan dengan situasi.
b) Faktor efisiensi.
c) Faktor kejelasan.
d) Faktor kecepatan.
e) Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas
pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
f) Penggunaan bahasa lisan bisa berdacarkan pengetahuan serta penalsiran
dari informasi audit, visual dan kognitif sang penutur.
• Kelemahan ragam bahasa lisan, yakni seperti di bawah ini.
a) Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan
terdapat frase-frase sederhana.
b) Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
c) Tidak semua orang bisa melafalkan bahasa lisan dengan benar.
d) Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.
2) Ragam Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam

7 | Ragam Bahasa Indonesia


bahasa tulis, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti tata cara penulisan
(ejaan) di samping aspek tata bahasa dan pemilihan kosakata, dalam hal ini
kita dituntut untuk tepat dalam pemilihan unsur tata bahasa seperti bentuk
kata, susunan kalimat, pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan juga
penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide kita.
• Contoh ragam lisan, yakni meliputi hal-hal di bawah ini.
a) Ragam bahasa teknis
b) Ragam bahasa undang-undang
c) Ragam bahasa catatan
d) Ragam bahasa surat
• Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut.
a) Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
b) Adanya unsur gramatikal (hubungan antar unsur-unsur bahasa dalam
satuan yang lebih besar) yang dinyatakan secara lengkap.
c) Tidak terikat oleh ruang dan waktu.
d) Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
• Kelebihan ragam bahasa tulis, yakni sebagai berikut.
a) Informasi yang disajikan bisa dipilih oleh sang penulis untuk dikemas
menjadi media atau materi yang lebih menarik dan menyenangkan.
b) Umumnya memiliki kedekatan antara budaya dengan kehidupan
masyarakatnya.
c) Sebagai sarana untuk memperkaya kosakata.
d) Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud/tujuan, memberikan
informasi, serta dapat mengungkap unsur-unsur emosi sehingga
mampu meningkatkan wawasan si pembaca.
• Kelemahan ragam bahasa tulis, yakni sebagi berikut
a) Alat atau sarana yang dapat memperjelas pengertian seperti bahasa lisan
tidak ada. Akibatnya, bahasa tulis pun harus disusun lebih sempurna.
b) Tidak mampu menyajikan berita secara lugas dan jujur.
c) Hal yang tidak ada dalam bahasa tulis pun tidak dapat diperjelas.

8 | Ragam Bahasa Indonesia


c.) Ragam Bahasa Dilihat dari Topik Pembicaraan
Ragam bahasa dilihat dari topik pembicaraan adalah sebagai berikut:
1) Ragam Sosial
Ragam social, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya
didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil
dalam masyarakat. Misalnya, ragam bahasa yang digunakan dalam keluarga
atau persahabatan dua orang yang akrab dapat dikatakan sebagai ragam sosial.
Selain itu, ragam sosial berhubungan pula dengan tinggi atau rendahnya status
kemasyarakatan lingkungan sosial yang bersangkutan.
2) Ragam Fungsional
Ragam fungsional (profesional) adalah ragam bahasa yang dikaitkan
dengan profesi, lembaga, lungkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya.
Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya.
Ragam fungsional dapat menjadi bahasa negara dan bahasa teknis keprofesian,
seperti bahasa dalam lingkungan keilmuan/teknologi, kedokteran, dan
keagamaan.
3) Ragam Jurnalistik
Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia
persuratkabaran (dunia pers = media massa cetak). Dalam perkembangan lebih
lanjut, bahasa jurnalistik adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media
massa. Dalam hal ini termasuk media massa audio (radio), audio visual
(televisi), dan multimedia (internet). Ragam bahasa jurnalistik adalah salah
satu ragam bahasa yang dibentuk oleh spesifikasi materi yang
disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk dalam ragam bahasa
ringkas.
4) Ragam Sastra
Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur.
konotatif, kreatif, dan inovatif. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk
menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran. fantasi dan lukisan angan-angan,
penghayatan lahir dan batin, peristiwa dan khayalan dengan bentuk istimewa.
Dalam hal ini istimewa karena kekuatan efeknya pada pendengar/pembaca dan
istimewa cara penuturannva.
Bahasa dalam ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian, di
samping sebagai alat komunikasi. Untuk memperbesar efek penuturan
9 | Ragam Bahasa Indonesia
dikerahkan segala kemampuan yang ada pada bahasa. Arti, bunyi, asosiasi,
irama, tekanan, suara, panjang pendek suara, persesuaian bunyi kata, sajak,
asonansi, posisi kata, ulangan kata/kalimat di mana perlu dikerahkan untuk
mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan
bahasa dalam karangan umum. Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah. ragam
bahasa sastra banyak mengunakan kalimat yang tidak efektif. Penggambaran
yang sejelas - jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering
dipakai dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan
di dalam imajinasi pembaca.
5) Ragam Politik dan Hukum
Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam
rangka menata dan mengatur kehidupan masyarakat. Dengan sendirinya
penguasa merupakan salah satu sumber penutur bahasa yang mempunyai
pengaruh yang besar dalam pengembangan bahasa di masyarakat. Salah satu
ciri khas bahasa hukum adaiah penggunaan kalimat yang panjang dengan pola
kalimat luas. Dalam hal ini diakui bahwa bahasa hukum Indonesia tidak terlalu
memperhatikan sifat dan ciri khas bahasa Indonesia dalam strukturnya. Hal ini
disebabkan hukum Indonesia pada umumnya didasarkan pada hukum yang
ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis dalam bahasa Belanda.
Namun, terkadang sangat sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam
bahasa hukum karena dalam bahasa hukum kejelasan norma-norma dan aturan
terkadang membutuhkan penjelasan yang panjang lebar, jelas kriterianya,
keadaan, serta situasi yang dimaksud.

Sedangkan menurut Soeparno, ragam bahasa atau variasi bahasa, dapat


dibedakan atas:
1. Variasi kronologis yaitu variasi bahasa yang disebabkan oleh keurutan waktu atau
masa (kronolek).
2. Variasi geografis yaitu variasi bahasa yang disebabkan oleh faktor geografis atau
regional(varia regional).
3. Variasi sosial yaitu variasi bahasa yang disebabkan oleh faktor perbedaan
sosiologis (sosiolek).
4. Variasi fungsioal yaitu variasi bahasa yang disebabkan oleh faktor perbedaan
fungsi pemakaian bahasa (fungsiolek).
10 | Ragam Bahasa Indonesia
5. Variasi gaya yaitu variasi bahasa yang disebabkan oleh faktor perbedaan gaya
bahasa (style).
6. Variasi kultural yaitu variasi bahasa yang disebabkan oleh faktor perbedaan
budaya masyarakatnya.
7. Individual yaitu variasi bahasa yang disebabkan oleh faktor perbedaan perorangan
(idiolek).
Dengan demikian variasi bahasa sangat ditentukan oleh faktor waktu, faktor
tempat, faktor sosiokultural, faktor situasi dan faktor medium pengungkapan.
Faktor waktu menimbulkan perbedaan bahasa dari masa ke masa. Variasi regional
membedakan bahasa yang dipakai di satu tempat dengan yang ada di tempat lain
atau disebut dialek sosial. Variasi situasional timbul karena pemakai bahasa
memilih ciri-ciri bahasa tertentu dalam situasi tertentu sehingga timbul adanya
ragam bahasa formal dan informal.

Rokhman (2013: 15-16) membagi ragam bahasa menjadi tiga jenis sebagai
berikut.

1. Ragam bahasa berdasarkan segi sarana pemakaiannya, dibedakan menjadi dua


macam sebagai berikut.

(a) Ragam Lisan

Artinya unsur-unsur bahasa yang digunakan cenderung sedikit dan


sederhana dan dalam menyampaikan informasi dapat disertai dengan gerakan
anggota tubuh tertentu (mimik) yang dapat mendukung maksud informasi
yang disampaikan dan menggunakan intonasi sebagai penekanan.

(b) Ragam Tulis

Artinya unsur-unsur bahasa yang digunakan lebih banyak dan lengkap


agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan jelas oleh
orang yang diberi informasi (si penerima informasi).Tujuannya menghindari
terjadinya salah mengerti atau menerima pesan dari si pemberi pesan.

2. Ragam bahasa berdasarkan tingkat keresmian situasi pemakaiannya, dibedakan


menjadi dua macam sebagai berikut.

11 | Ragam Bahasa Indonesia


a. Ragam Resmi (Formal)

Artinya ragam yang digunakan dalam situasi yang resmi.Ragam ini


ditandai dengan pemakaian unsur-unsur kebahasaan yang menunjukkan
tingkat kebakuannya yang rendah. Misalnya dalam rapat-rapat, seminar,
pidato, simposium dan dalam perkuliahan. Biasanya ragam ini menggunakan
unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten, menggunakan imbuhan secara
lengkap, mmenggunakan kata ganti resmi, sesuai EYD dan menghindari unsur
kedaerahan.

b. Ragam Tidak Resmi (Informal)

Artinya ragam yang digunakan dalam situasi tidak resmi.Misalnya di


kafe, pasar, terminal, rumah, dan kebun.

3. Ragam bahasa berdasarkan segi pemakaiannya, dapat dibedakan atas ragam sastra,
buku, jurnalistik, teknologi dan ekonomi. Artinya ragam tersebut digunakan sesuai
dengan konteks yang ada dalam situasi tutur tersebut.

4. Dilihat dari segi pendidikan, ragam bahasa dapat dibedakan menjadi ragam
pendidikan dan nonkependidikan. Ciri ragam ini bagi orang yang berkependidikan
lazimnya dapat melafalkan bunyi-bunyi bahasa secara fasih dan dapat menyusun
kalimat secara teraturdan benar. Sebaliknya, bagi orang yang tidak
berkependidikan cenderung kurang dapat memenuhi syarat tersebut

Sependapat dengan Rokhman, Chaer dan Agustina (2010: 62-73) yang


membagi ragam bahasa menjadi menjadi empat bagian sebagai berikut:

1. Ragam Bahasa dari Segi Penutur


Ragam Bahasa dari segi penutur menurut Chaer dan Agustina (2010: 62-68)
sebagai berikut.

(a) Idiolek, adalah ragam bahasa yang bersifat perseorangan. Ragam idiolek ini
berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat,
dan sebagainya.

12 | Ragam Bahasa Indonesia


(b) Dialek, adalah ragam bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif,
yang berada pada suatu tempat, wilayah atau area tertentu.

(c) Kronolek atau dialek temporal, adalah ragam bahasa yang digunakan oleh
kelompok sosial pada masa tertentu.

(d) Sosiolek atau dialek sosial, adalah ragam bahasa yang berkenaan dengan
status, golongan, dan kelas sosial penuturnya. Ragam bahasa menyangkut
semua masalah pribadi para penuturnya, seperti: usia, pendidikan, seks,
pekerjaan, tingkat kebangsawanan, dan sosial ekonomi.

Ragam bahasa berdasarkan tingkat golongan, status dan kelas sosial para
penuturnya dikelompokkan sebagai berikut.

(a) Akrolek, adalah ragam sosial yang dianggap lebih tinggi atau lebih bergengsi
daripada ragam bahasa lainnya, contoh: bahasa bagongan yaitu ragam bahasa
Jawa yang khusus digunakan oleh para bangsawan keraton Jawa.

(b) Basilek, adalah ragam bahasa yang dianggap kurang bergengsi atau bahkan
dianggap rendah, contoh: bahasa Jawa “Krama Ndesa”.

(c) Vulgar, adalah ragam sosial yang sering digunakan oleh masyarakat yang
kurang terpelajar, atau dari kalangan yang kurang berpendidikan.

(d) Slang, adalah ragam bahasa sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Artinya,
ragam ini digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat terbatas dan tidak
boleh diketahui oleh luar kalangan itu.

(e) Kolokial, adalah ragam sosial yang digunakan dalam percakapan seharihari.
Dalam bahasa Indonesia percakapan banyak digunakan bentukbentuk kolokial,
seperti: dok (dokter), prof (profesor), dan let (letnan).

(f) Jargon, adalah ragam sosial yang digunakan secara terbatas oleh kelompok
sosial tertentu dan tidak bersifat rahasia. Contoh: dalam kelompok montir atau
perbengkelan ada ungkapan-ungkapan seperti roda gila, didongkrak, dibalans,
dan dipoles.

(g) Argot, adalah ragam bahasa sosial yang digunakan secara terbatas pada
profesi-profesi tertentu dan bersifat rahasia, contoh: dalam dunia kejahatan

13 | Ragam Bahasa Indonesia


(pencuri atau tukang copet) sering menggunakan ungkapan barang dalam arti
“mangsa”, kacamata dalam arti “polisi”.

(h) Ken, adalah ragam bahasa sosial tertentu yang bernada “memelas”, dibuat
merengek-rengek, penuh berpura-pura yang biasa digunakan pengemis.

2. Ragam Bahasa dari Segi Pemakaian Ragam bahasa dari segi pemakaian menurut
Chaer dan Agustina (2010: 68-70) sebagai berikut.

(a) Ragam bahasa sastra, adalah ragam yang menekankan penggunaan bahasa dari
segi estetis.

(b) Ragam bahasa jurnalistik, adalah ragam yang bersifat sederhana, komunikatif,
dan ringkas.

(c) Ragam bahasa militer, adalah ragam bahasa yang memiliki ciri ringkas dan
bersifat tegas.

(d) Ragam bahasa ilmiah, adalah ragam bahasa yang memiliki ciri lugas , jelas,
bebas dari keambiguan, dan bebas dari segala macam metafora, dan idiom.

3. Ragam Bahasa dari Segi Keformalan

Berdasarkan tingkat keformalannya, Martin Joos (dalam Chaer dan Agustina,


2010: 70-72) membagi ragam bahasa menjadi lima macam sebagai berikut.

(a) Ragam baku, adalah ragam bahasa yang paling formal, yang digunakan dalam
situasi-situasi khidmat dan upacara-upacara resmi, misalnya dalam upacara
kenegaraan, khotbah di masjid, dan sebagainya.

(b) Ragam resmi atau formal, adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pidato
kenegaraan, rapat dinas, surat-menyurat dinas, ceramah keagamaan, buku-
buku pelajaran, dan lain-lain.

(c) Ragam usaha atau ragam konsultatif, adalah ragam bahasa yang lazim dalam
pembicaraan biasa di sekolah, dan rapat-rapat atau pembicaraan yang
berorientasi pada hasil atau produksi.

14 | Ragam Bahasa Indonesia


(d) Ragam santai atau ragam kasual, adalah ragam bahasa yang digunakan dalam
situasi tidak resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau teman
karib pada waktu beristirahat, berolahraga, berekreasi, dan sebagainya.

(e) Ragam akrab atau ragam intim, adalah ragam bahasa yang biasa digunakan
oleh para penutur yang hubungannya sudah akrab, seperti antaranggota
keluarga.

4. Ragam Bahasa dari Segi Sarana

Ragam bahasa dari segi sarana menurut Chaer dan Agustina (2010: 72-73).sebagai
berikut.

(a) Ragam bahasa lisan, adalah ragam bahasa yang digunakan untuk
menyampaikan informasi secara lisan. Pada ragam bahasa lisan dibantu
dengan unsur-unsur nonsegmental atau unsur nonlingusitik berupa nada, suara,
gerak-gerik tangan, gelengan kepala, dan sejumlah gejala fisik lainnya.

(b) Ragam bahasa tulis, adalah ragam bahasa yang digunakan untuk
menyampaikan informasi secara tertulis. Pada ragam bahasa tulis tidak dibantu
dengan unsur-unsur nonsegmental atau unsur nonlingusitik berupa nada, suara,
gerak-gerik tangan, gelengan kepala, dan sejumlah gejala fisik lainnya.

15 | Ragam Bahasa Indonesia


C. Fungsi Ragam Bahasa Indonesia
Adapun ragam bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai bahasa nasional. Fungsi-
fungsi tersebut adalah :
1. Menyatukan berbagai bahasa di Indonesia.
2. Simbol kebanggaan nasional.
3. Simbol identitas bangsa.
4. Pemersatu antar kelompok atau etnis.
5. Alat pemersatu adat dan budaya antar daerah.
Selain itu, bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa negara. Fungsi dari
bahasa negara adalah :
1. Bahasa resmi negara.
2. Bahasa pengantar pendidikan.
3. Alat komunikasi di tingkat nasional untuk kepentingan pembangunan.
4. Alat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

D. Diksi bahasa Indonesia

Diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk menggambarkan
sebuah cerita atau memberi makna sesuai dengan keinginan penulis. Tapi, diksi tidak hanya
terbatas pada pemilihan kata saja, melainkan juga untuk mengungkapkan gagasan atau
menceritakan peristiwa. Diksi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan
sebagainya.

1. Pengertian Diksi Menurut Para Ahli

Para ahli pun memiliki pandangan masing-masing mengenai pengertian diksi


dalam sebuah tulisan atau lainnya. antara lain:

1. Gorys Keraf

Menurut Gorys Keraf, pengertian diksi terbagi menjadi dua, yakni pilihan
kata atau mengenai pengertian kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan
suatu gagasan, pengungkapan yang tepat dan gaya penyampaian kata yang lebih
baik dan sesuai situasi.

16 | Ragam Bahasa Indonesia


Pengertian diksi juga merupakan sebuah kemampuan membedakan secara
tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang disampaikan. Selain itu, diksi juga
bisa berupa kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi, nilai
dari suatu rasa yang dimiliki kelompok masyarakat, pendengar, dan pembaca.

2. Susilo Mansurudin

Susilo Mansurudin berpendapat pengertian diksi adalah pilihan kata.


Pemakaian atau pemilihan diksi yang tepat, benar dan cermat bisa membantu
memberi nilai pada suatu kata. Pilihan diksi yang sesuai dengan kata lain akan
mencegah terjadinya kesalahan penafsiran yang berbeda.

3. Widyamartaya

Menurut Widyamartaya, pengertian diksi adalah kemampuan seseorang


dalam membedakan suatu nuansa-nuansa makna secara tepat dengan gagasan yang
disampaikan. Kemampuan seseorang membedakan makna itu sesuai dengan situasi
dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca.

4. Enre

Enre berpendapat pengertian diksi adalah penggunaan kata yang sesuai


dalam mewakili pikiran dan perawatan yang ingin disampaikan dalam suatu pola
kalimat tertentu.

2. Fungsi Diksi
Secara umum, diksi juga berfungsi memperindah suatu kalimat, seperti diksi
dalam suatu cerita, diksi yang baik untuk penyampaian cerita yang runtut, menjelaskan
tokoh-tokoh, mendeskripsikan latar dan waktu, serta lainnya. Berikut ini, beberapa
fungsi pemilihan diksi dalam penulisan karya sastra.
1. Membantu pembaca memahami pesan karya sastra
2. Komunikasi yang efektif
3. Bentuk ekspresi
4. Hiburan

17 | Ragam Bahasa Indonesia


3. Jenis-jenis Diksi

Secara umum, diksi terbagi menjadi dua jenis, yakni diksi berdasarkan makna dan
diksi berdasarkan leksikal. Berikut ini, penjelasan antara kedua jenis diksi tersebut.

1. Diksi Berdasarkan Makna

Jenis diksi berdasarkan maknanya masih terbagi menjadi 2 macam,


meliputi makna denotatif dan makna konotatif. Menurut Chaer (2009: 65),
perbedaan diksi berdasarkan makna denotatif dan konotatif sesuai pada ada
atau tidak adanya nilai rasa pada sebuah kata. Singkatnya, denotatif bersifat
umum dan konotatif bersifat khusus.

a. Makna Denotatif

Jenis diksi berdasarkan makna denotatif adalah diksi dengan makna


yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Dalam kata lain, makna denotatif
adalah makna objektif tanpa membawa perasaan tertentu atau murni.

Diksi dengan makna denotatif memiliki ciri-ciri, antara lain memiliki


makna yang lugas karena sifatnya yang literal dan biasanya hasil dari observasi
dari panca indra, yakni penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan atau
Pengalaman fisik lainnya.

Berikut ini, beberapa contoh diksi dengan makna denotatif, meliputi:

- Jerawat disebabkan oleh sebum pada wajah.


- Jerapah memiliki leher yang lebih panjang dibandingkan hewan-hewan lainnya.
- Budi sangat bekerja keras untuk menggapai cita-citanya.

b. Makna Konotatif

Jenis diksi berdasarkan makna konotatif adalah diksi, kata atau kalimat
yang memiliki arti bukan sebenarnya. Makna konotatif juga bisa diartikan sebagai
makna kias yang berkaitan dengan nilai rasa.

18 | Ragam Bahasa Indonesia


Diksi dengan makna konotatif ini dipengaruhi oleh nilai dan norma yang
dipegang oleh masyarakat tertentu. Meski begitu, makna dari diksi ini juga akan
berubah seiring dengan perubahan nilai dan norma di masyarakat.

Berikut ini, beberapa contoh diksi dengan makna konotatif, antara lain:

- Banyak pahlawan yang telah gugur dalam medan perang. (gugur memiliki
makna meninggal dunia).
- Tasya adalah anak emas di kelas karena perilakunya yang sangat rajin. (anak
emas memiliki makna anak yang paling disayang).
- Selepas lulus kuliah, Rifky memilih berprofesi sebagai kuli tinta. (kuli tinta
memiliki makna sebagai wartawan).
2. Diksi Berdasarkan Leksikal

Jenis-jenis diksi berdasarkan leksikal juga terbagi menjadi beberapa


macam, antara lain:

a. Sinonim

Sinonim merupakan dua kata atau lebih yang memiliki persamaan makna.
Penggunaan diksi sinonim bertujuan untuk membuat apa yang dituliskan menjadi
lebih sesuai dengan ekspresi yang ingin diungkapkan.

Adapun contoh penggunaan diksi berdasarkan leksikal sinonim, seperti


mampus yang mengekspresikan hal-hal kasar dan wafat yang mengekspresikan hal-
hal yang lebih halus

b. Antonim

Antonim adalah pemilihan diksi atau kata yang memiliki makna berlawanan
atau berbeda. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal antonim, seperti
naik x turun, besar x kecil, tinggi x rendah, dan hemat x boros.

c. Homonim

19 | Ragam Bahasa Indonesia


Homonim merupakan pemilihan diksi yang memiliki pelafalan dan ejaan
sama, tetapi artinya berbeda satu sama lain. Adapun contoh pemilihan diksi
berdasarkan leksikal homonim, seperti kata “bulan” yang bisa memiliki makna
sebagai satelit alami di bumi sekaligus arti waktu.

d. Homofon

Homofon adalah pemilihan diksi yang memiliki ejaan dan makna berbeda,
tetapi pelafalannya sama. Adapun contoh diksi berdasarkan leksikal homofon,
seperti “bank” dan “bang”. Kedua kata itu memiliki arti dan ejaan yang berbeda,
tetapi pelafalannya terdengar mirip.

e. Homograf

Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti berbeda, tetapi ejaannya
sama. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal homograf, seperti
makanan kesukaan karin adalah “tahu” goreng dan karin tidak “tahu” kalau hari ini
dia libur. Dalam hal ini, tahu memiliki ejaan yang sama, tetapi bunyi dan
maknanya berbeda.

f. Polisemi

Polisemi adalah diksi atau frasa kata yang memiliki lebih dari satu arti,
seperti bunga dan kepala. Contohnya, orang yang menabung di Bank akan
mendapatkan “bunga” setiap bulannya dan Karin adalah bunga desa yang jadi
incaran pada pria. Dalam hal ini, kata bunga memiliki banyak makna, baik sebagai
keuntungan, kecantikan atau sebuah tanaman.

g. Hipernim

Hipernim merupakan diksi yang mewakili banyak kata lainnya atau


mencakup makna kata lainnya. Contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal
Hipernim, seperti kata sempurna yang bisa memiliki arti sebagai nilai yang baik,
bagus, luar biasa dan lainnya.

h. Hiponim

20 | Ragam Bahasa Indonesia


Hiponim merupakan diksi yang bisa terwakili oleh kata hipernim. Contoh,
pemilihan diksi berdasarkan leksikal hiponim, seperti ada binatang liar di kebun
binatang, yang meliputi gajah, singa, buaya, rusa, kuda dan lainnya. Pada kalimat
itu, kata binatang liar termasuk hipernim. Sedangkan, gajah, singa, buaya dan
lainnya termasuk hiponim.

4. Syarat-syarat Diksi

Diksi biasanya digunakan sebagai cara untuk menentukan suatu tuturan bahasa.
Syarat utama penggunaan diksi adalah adanya sejumlah kata yang mirip. Kemudian,
akan dipilih satu kata yang paling tepat untuk mengungkapkan sebuah pesan, ekspresi
atau makna lainnya.

Karena itu, pemilihan diksi yang tepat bukan sekedar memilih kata yang tepat,
tetapi juga harus mempertimbangkan kecocokan kata dengan konteks. Selain itu,
makna dari diksi yang dipilih harus sesuai dengan nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat.

Pemilihan diksi juga harus kaidah maknanya. Maksudnya, makna dari kata
yang dipilih harus berhubungan dengan bentuk bahasa dan objek. Jenis makna yang
utama dalam mempertimbangkan pemilihan diksi, yaitu makna denotatif atau makna
leksikal dan makna konotatif atau makna gramatikal. Karena itu, penguasaan kosakata
dan wawasan yang luas sangat diperlukan untuk memilih dan menggunakan diksi yang
tepat dalam sebuah karya sastra.

Menurut Gorys Keraf, beberapa syarat dalam memilih diksi, antara lain:

1. Penggunaan kata konotasi dan denotasi yang tepat.


2. Penggunaan kata sinonim atau memiliki makna sama yang tepat.
3. Kemampuan membedakan kata-kata yang memiliki ejaan sama.
4. Penggunaan kata kerja pada kata yang idiomatis.
5. Kemampuan membedakan kata khusus dan umum dalam tulisan.
6. Memperhatikan pemilihan kata yang tepat dalam tulisan.

21 | Ragam Bahasa Indonesia


22 | Ragam Bahasa Indonesia
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Bahasa baku adalah salah satu dari ragam
bahasa yang ada di Indonesia. Ragam bahasa dimungkinkan karena adanya ragam
wilayah pemakaian dan berbagai macam penutur. Faktor sejarah perkembangan
masyarakat juga turut menimbulkan faktor sejumlah ragam bahasa.

Ada tiga kriteria penting yang perlu diperhatikan jika kita berbicara tentang ragam
bahasa. Ketiga kriteria itu adalah (1) media yang digunakan, (2) latar belakang penutur,
(3) dan pokok persoalan yang dibicarakan.Berdasarkan media yang digunakan untuk
menghasilkan bahasa, ragam bahasa dapat dibedakan atas ragam bahasa lisan dan ragam
bahasa tulis. Dilihat dari segi penuturnya, ragam bahasa dibedakan menjadi (1) ragam
daerah (dialek), (2) ragam bahasa terpelajar, (3) ragam bahasa resmi, (3) ragam bahasa
tak resmi. Berdasarkan pokok persoalan yang dibicarakan, ragam bahasa dapat dibedakan
atas bidang-bidang ilmu teknologi serta seni, misalnya ragam bahasa ilmu, ragam bahasa
hukum, ragam bahasa niaga, ragam bahasa jurnalistik, dan ragam bahasa sastra.
B. Saran
Pokok bahasan tulisan ini sudah dipaparkan di depan. Besar harapan penulis
semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi, serta waktu, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempuma.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar tulisan ini
dapat disusun menjadi lebih baik dan sempurna.

23 | Ragam Bahasa Indonesia


DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Yuni. 2019. Ragam Bahasa di Indonesia. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.

Soeparno. 2014. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: PT Tiara Wacana.

Sugono, Dendy. 2013. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Indah Yuni Wulandari. 2016. Ragam Bahasa Dalam Acara Talk Show Kick Andy Periode
Mei 2015 Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMA.Skripsi.
Tidak Diterbitkan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Lampung: Bandar
Lampung.
I Gusti Ngurah Ketut Putrayasa. 2018. Ragam Bahasa Indonesia. Makalah.
file:///C:/Users/user/Downloads/d54a798dd7ad3011f11487712ec9573f.pdf
http://makalah-laporan.blogspot.com/2017/05/makalah-ragam-bahasa-indonesia.html

http://kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/dokumen_makalah/dokumen_makalah_154035723
7.pdf

https://saintif.com/ragam-bahasa-indonesia/

https://penerbitdeepublish.com/pengertian-diksi/

24 | Ragam Bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai