Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
NIM : 3321017
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya,
tugas makalah mata kuliah Bahasa Indonesia yang membahas tentang Ragam, Fungsi
dan Diksi Bahasa Indonesia dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................................... 2
A. Simpulan ........................................................................................................23
B. Saran ..............................................................................................................23
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan bahasa. Adapun bahasa
berhubungan dengan suku yang ditempati atau dijadikan tempat tinggal. Seperti
contohnya suku Jawa. Sebagian besar orang menggunakan bahasa Jawa dalam kegiatan
sehari-hari. Begitu pula dengan suku-suku lain yang berada di dalam keseluruhan
Republik Indonesia. Atas dasar perbedaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan,
untuk memersatukan perbedaan yang ada.
Bahasa Indonesia kaya oleh keberagaman. Selain disebabkan oleh perbedaan
suku, faktor lain seperti latar belakang pendidikan juga memengaruhi keberagaman
dalam bahasa Indonesia. Seseorang yang berpendidikan tinggi tentunya akan berbeda
dengan dalam menyampaikan tutur kata atau bahasanya dengan seseorang yang
berpendidikan rendah. Alih-alih menjadikannya sebagai cara untuk memecah belah,
perbedaan tersebut dapat kita maknai sebagai wujud kekayaan bahasa.
Sebagai rakyat Indonesia, kita diwajibkan untuk mampu mempelajari, memahami
dan mengaplikasikan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Disusunnya makalah ini
ialah sebagai upaya untuk mempelajari ragam bahasa Indonesia. Yang nantinya, kita
diharapkan mampu memahami ragam bahasa Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa?
2. Apa saja macam-macam jenis ragam bahasa?
3. Bagaimana fungsi ragam bahasa Indonesia?
4. Pengertian diksi bahasa Indonesia.
D. MANFAAT
Manfaat tulisan ini ada dua, yaitu manfaat teoretis dan praktis. Kedua manfaat
tersebut diuraikan di bawah ini
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis tulisan ini bermanfaat sebagai sumber inforrnasi mengenai
berbagai macam ragam bahasa yang muncul di kalangan masyarakat Indonesia. Di
samping itu, kita juga dapat mengetahui berbagai jenis ragam bahasa yang ada.
2. Manfaat Praktis
Tulisan ini bermanfat bagi semua kalangan masyarakat. Informasi ini dapat
digunakan sebagai pedoman dalam berkomunikasi melalui variasi bahasa atau ragam
bahasa.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda - beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara. orang yang
dibicarakan. serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan
perkembangan zaman, sekarang ini masyarakat mengalami perubahan sehingga bahasa
pun mengalami perubahan.
3) Ragam Resmi
Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi. seperti
pertemuan – pertemuan, peraturan – peraturan, dan perundangan – undangan.
Ciri-ciri ragam bahasa resmi adalah sebagai berikut.
Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten.
Menggunakan imbuhan secara lengkap.
Menggunakan kata ganti resmi.
Menggunakan kata baku.
Menggunakan EYD.
Menghindari unsur kedaerahan.
4) RagamTidak Resmi
Ragam tidak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi
tidak resmi, seperti dalam pergaulan, atau percakapan pribadi. Ciri-ciri ragam
bahasa tidak resmi kebaiikan dari ragam bahasa resmi. Ragam bahasa resmi
atau tidak resmi ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa yang digunakan.
Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, berarti semakin resmi bahasa
yang digunakan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keformalannya, semakin
rendah tingkat kebakuan bahasa yang digunakan (Sugono, 1998:12-13).
Rokhman (2013: 15-16) membagi ragam bahasa menjadi tiga jenis sebagai
berikut.
3. Ragam bahasa berdasarkan segi pemakaiannya, dapat dibedakan atas ragam sastra,
buku, jurnalistik, teknologi dan ekonomi. Artinya ragam tersebut digunakan sesuai
dengan konteks yang ada dalam situasi tutur tersebut.
4. Dilihat dari segi pendidikan, ragam bahasa dapat dibedakan menjadi ragam
pendidikan dan nonkependidikan. Ciri ragam ini bagi orang yang berkependidikan
lazimnya dapat melafalkan bunyi-bunyi bahasa secara fasih dan dapat menyusun
kalimat secara teraturdan benar. Sebaliknya, bagi orang yang tidak
berkependidikan cenderung kurang dapat memenuhi syarat tersebut
(a) Idiolek, adalah ragam bahasa yang bersifat perseorangan. Ragam idiolek ini
berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat,
dan sebagainya.
(c) Kronolek atau dialek temporal, adalah ragam bahasa yang digunakan oleh
kelompok sosial pada masa tertentu.
(d) Sosiolek atau dialek sosial, adalah ragam bahasa yang berkenaan dengan
status, golongan, dan kelas sosial penuturnya. Ragam bahasa menyangkut
semua masalah pribadi para penuturnya, seperti: usia, pendidikan, seks,
pekerjaan, tingkat kebangsawanan, dan sosial ekonomi.
Ragam bahasa berdasarkan tingkat golongan, status dan kelas sosial para
penuturnya dikelompokkan sebagai berikut.
(a) Akrolek, adalah ragam sosial yang dianggap lebih tinggi atau lebih bergengsi
daripada ragam bahasa lainnya, contoh: bahasa bagongan yaitu ragam bahasa
Jawa yang khusus digunakan oleh para bangsawan keraton Jawa.
(b) Basilek, adalah ragam bahasa yang dianggap kurang bergengsi atau bahkan
dianggap rendah, contoh: bahasa Jawa “Krama Ndesa”.
(c) Vulgar, adalah ragam sosial yang sering digunakan oleh masyarakat yang
kurang terpelajar, atau dari kalangan yang kurang berpendidikan.
(d) Slang, adalah ragam bahasa sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Artinya,
ragam ini digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat terbatas dan tidak
boleh diketahui oleh luar kalangan itu.
(e) Kolokial, adalah ragam sosial yang digunakan dalam percakapan seharihari.
Dalam bahasa Indonesia percakapan banyak digunakan bentukbentuk kolokial,
seperti: dok (dokter), prof (profesor), dan let (letnan).
(f) Jargon, adalah ragam sosial yang digunakan secara terbatas oleh kelompok
sosial tertentu dan tidak bersifat rahasia. Contoh: dalam kelompok montir atau
perbengkelan ada ungkapan-ungkapan seperti roda gila, didongkrak, dibalans,
dan dipoles.
(g) Argot, adalah ragam bahasa sosial yang digunakan secara terbatas pada
profesi-profesi tertentu dan bersifat rahasia, contoh: dalam dunia kejahatan
(h) Ken, adalah ragam bahasa sosial tertentu yang bernada “memelas”, dibuat
merengek-rengek, penuh berpura-pura yang biasa digunakan pengemis.
2. Ragam Bahasa dari Segi Pemakaian Ragam bahasa dari segi pemakaian menurut
Chaer dan Agustina (2010: 68-70) sebagai berikut.
(a) Ragam bahasa sastra, adalah ragam yang menekankan penggunaan bahasa dari
segi estetis.
(b) Ragam bahasa jurnalistik, adalah ragam yang bersifat sederhana, komunikatif,
dan ringkas.
(c) Ragam bahasa militer, adalah ragam bahasa yang memiliki ciri ringkas dan
bersifat tegas.
(d) Ragam bahasa ilmiah, adalah ragam bahasa yang memiliki ciri lugas , jelas,
bebas dari keambiguan, dan bebas dari segala macam metafora, dan idiom.
(a) Ragam baku, adalah ragam bahasa yang paling formal, yang digunakan dalam
situasi-situasi khidmat dan upacara-upacara resmi, misalnya dalam upacara
kenegaraan, khotbah di masjid, dan sebagainya.
(b) Ragam resmi atau formal, adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pidato
kenegaraan, rapat dinas, surat-menyurat dinas, ceramah keagamaan, buku-
buku pelajaran, dan lain-lain.
(c) Ragam usaha atau ragam konsultatif, adalah ragam bahasa yang lazim dalam
pembicaraan biasa di sekolah, dan rapat-rapat atau pembicaraan yang
berorientasi pada hasil atau produksi.
(e) Ragam akrab atau ragam intim, adalah ragam bahasa yang biasa digunakan
oleh para penutur yang hubungannya sudah akrab, seperti antaranggota
keluarga.
Ragam bahasa dari segi sarana menurut Chaer dan Agustina (2010: 72-73).sebagai
berikut.
(a) Ragam bahasa lisan, adalah ragam bahasa yang digunakan untuk
menyampaikan informasi secara lisan. Pada ragam bahasa lisan dibantu
dengan unsur-unsur nonsegmental atau unsur nonlingusitik berupa nada, suara,
gerak-gerik tangan, gelengan kepala, dan sejumlah gejala fisik lainnya.
(b) Ragam bahasa tulis, adalah ragam bahasa yang digunakan untuk
menyampaikan informasi secara tertulis. Pada ragam bahasa tulis tidak dibantu
dengan unsur-unsur nonsegmental atau unsur nonlingusitik berupa nada, suara,
gerak-gerik tangan, gelengan kepala, dan sejumlah gejala fisik lainnya.
Diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk menggambarkan
sebuah cerita atau memberi makna sesuai dengan keinginan penulis. Tapi, diksi tidak hanya
terbatas pada pemilihan kata saja, melainkan juga untuk mengungkapkan gagasan atau
menceritakan peristiwa. Diksi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan
sebagainya.
1. Gorys Keraf
Menurut Gorys Keraf, pengertian diksi terbagi menjadi dua, yakni pilihan
kata atau mengenai pengertian kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan
suatu gagasan, pengungkapan yang tepat dan gaya penyampaian kata yang lebih
baik dan sesuai situasi.
2. Susilo Mansurudin
3. Widyamartaya
4. Enre
2. Fungsi Diksi
Secara umum, diksi juga berfungsi memperindah suatu kalimat, seperti diksi
dalam suatu cerita, diksi yang baik untuk penyampaian cerita yang runtut, menjelaskan
tokoh-tokoh, mendeskripsikan latar dan waktu, serta lainnya. Berikut ini, beberapa
fungsi pemilihan diksi dalam penulisan karya sastra.
1. Membantu pembaca memahami pesan karya sastra
2. Komunikasi yang efektif
3. Bentuk ekspresi
4. Hiburan
Secara umum, diksi terbagi menjadi dua jenis, yakni diksi berdasarkan makna dan
diksi berdasarkan leksikal. Berikut ini, penjelasan antara kedua jenis diksi tersebut.
a. Makna Denotatif
b. Makna Konotatif
Jenis diksi berdasarkan makna konotatif adalah diksi, kata atau kalimat
yang memiliki arti bukan sebenarnya. Makna konotatif juga bisa diartikan sebagai
makna kias yang berkaitan dengan nilai rasa.
Berikut ini, beberapa contoh diksi dengan makna konotatif, antara lain:
- Banyak pahlawan yang telah gugur dalam medan perang. (gugur memiliki
makna meninggal dunia).
- Tasya adalah anak emas di kelas karena perilakunya yang sangat rajin. (anak
emas memiliki makna anak yang paling disayang).
- Selepas lulus kuliah, Rifky memilih berprofesi sebagai kuli tinta. (kuli tinta
memiliki makna sebagai wartawan).
2. Diksi Berdasarkan Leksikal
a. Sinonim
Sinonim merupakan dua kata atau lebih yang memiliki persamaan makna.
Penggunaan diksi sinonim bertujuan untuk membuat apa yang dituliskan menjadi
lebih sesuai dengan ekspresi yang ingin diungkapkan.
b. Antonim
Antonim adalah pemilihan diksi atau kata yang memiliki makna berlawanan
atau berbeda. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal antonim, seperti
naik x turun, besar x kecil, tinggi x rendah, dan hemat x boros.
c. Homonim
d. Homofon
Homofon adalah pemilihan diksi yang memiliki ejaan dan makna berbeda,
tetapi pelafalannya sama. Adapun contoh diksi berdasarkan leksikal homofon,
seperti “bank” dan “bang”. Kedua kata itu memiliki arti dan ejaan yang berbeda,
tetapi pelafalannya terdengar mirip.
e. Homograf
Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti berbeda, tetapi ejaannya
sama. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal homograf, seperti
makanan kesukaan karin adalah “tahu” goreng dan karin tidak “tahu” kalau hari ini
dia libur. Dalam hal ini, tahu memiliki ejaan yang sama, tetapi bunyi dan
maknanya berbeda.
f. Polisemi
Polisemi adalah diksi atau frasa kata yang memiliki lebih dari satu arti,
seperti bunga dan kepala. Contohnya, orang yang menabung di Bank akan
mendapatkan “bunga” setiap bulannya dan Karin adalah bunga desa yang jadi
incaran pada pria. Dalam hal ini, kata bunga memiliki banyak makna, baik sebagai
keuntungan, kecantikan atau sebuah tanaman.
g. Hipernim
h. Hiponim
4. Syarat-syarat Diksi
Diksi biasanya digunakan sebagai cara untuk menentukan suatu tuturan bahasa.
Syarat utama penggunaan diksi adalah adanya sejumlah kata yang mirip. Kemudian,
akan dipilih satu kata yang paling tepat untuk mengungkapkan sebuah pesan, ekspresi
atau makna lainnya.
Karena itu, pemilihan diksi yang tepat bukan sekedar memilih kata yang tepat,
tetapi juga harus mempertimbangkan kecocokan kata dengan konteks. Selain itu,
makna dari diksi yang dipilih harus sesuai dengan nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat.
Pemilihan diksi juga harus kaidah maknanya. Maksudnya, makna dari kata
yang dipilih harus berhubungan dengan bentuk bahasa dan objek. Jenis makna yang
utama dalam mempertimbangkan pemilihan diksi, yaitu makna denotatif atau makna
leksikal dan makna konotatif atau makna gramatikal. Karena itu, penguasaan kosakata
dan wawasan yang luas sangat diperlukan untuk memilih dan menggunakan diksi yang
tepat dalam sebuah karya sastra.
Menurut Gorys Keraf, beberapa syarat dalam memilih diksi, antara lain:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Bahasa baku adalah salah satu dari ragam
bahasa yang ada di Indonesia. Ragam bahasa dimungkinkan karena adanya ragam
wilayah pemakaian dan berbagai macam penutur. Faktor sejarah perkembangan
masyarakat juga turut menimbulkan faktor sejumlah ragam bahasa.
Ada tiga kriteria penting yang perlu diperhatikan jika kita berbicara tentang ragam
bahasa. Ketiga kriteria itu adalah (1) media yang digunakan, (2) latar belakang penutur,
(3) dan pokok persoalan yang dibicarakan.Berdasarkan media yang digunakan untuk
menghasilkan bahasa, ragam bahasa dapat dibedakan atas ragam bahasa lisan dan ragam
bahasa tulis. Dilihat dari segi penuturnya, ragam bahasa dibedakan menjadi (1) ragam
daerah (dialek), (2) ragam bahasa terpelajar, (3) ragam bahasa resmi, (3) ragam bahasa
tak resmi. Berdasarkan pokok persoalan yang dibicarakan, ragam bahasa dapat dibedakan
atas bidang-bidang ilmu teknologi serta seni, misalnya ragam bahasa ilmu, ragam bahasa
hukum, ragam bahasa niaga, ragam bahasa jurnalistik, dan ragam bahasa sastra.
B. Saran
Pokok bahasan tulisan ini sudah dipaparkan di depan. Besar harapan penulis
semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi, serta waktu, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempuma.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar tulisan ini
dapat disusun menjadi lebih baik dan sempurna.
Handayani, Yuni. 2019. Ragam Bahasa di Indonesia. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Sugono, Dendy. 2013. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Indah Yuni Wulandari. 2016. Ragam Bahasa Dalam Acara Talk Show Kick Andy Periode
Mei 2015 Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMA.Skripsi.
Tidak Diterbitkan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Lampung: Bandar
Lampung.
I Gusti Ngurah Ketut Putrayasa. 2018. Ragam Bahasa Indonesia. Makalah.
file:///C:/Users/user/Downloads/d54a798dd7ad3011f11487712ec9573f.pdf
http://makalah-laporan.blogspot.com/2017/05/makalah-ragam-bahasa-indonesia.html
http://kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/dokumen_makalah/dokumen_makalah_154035723
7.pdf
https://saintif.com/ragam-bahasa-indonesia/
https://penerbitdeepublish.com/pengertian-diksi/