Anda di halaman 1dari 20

3.

1 Pengertian ragam bahasa

Ragam Bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta
menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap
sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan
terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi,
atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam
bahasa resmi.

Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan
untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi anutan bagi
masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam pada itu perlu yang perlu diperhatikan ialah
kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi
pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968; Spradley, 1980).
RAGAM BAHASA
3.1 Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan
dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek,
aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu
sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya
atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu
variasi atau ragam tersendiri.
Fungsi bahasa dalam masyarakat antara lain:
1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
3. Alat mengidentifikasi diri.
Setelah mengetahui fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia dalam berbagai sudut
pandang, kita pun perlu mengetahui ragam atau variasi Bahasa Indonesia. Keragaman bahasa
ini disebabkan karena adanya keragaman situasi, kondisi, waktu, dan hal-hal lain yang
memerlukan penyesuaian bahasa. Keanekaragaman penggunaan bahasa Indonesia itulah yang
dinamakan ragam bahasa. Ragam ini ada beberapa macam, yaitu
a. Ragam Bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap dengan fonem sebagai unsur
dasar. Ragam ini berhubungan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Pengguna bahasa lisan
(pembicara) dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka (mimik), gerak
tangan atau isyarat untuk menyampaikan maksud pembicaraannya. Yang termasuk ragam ini
antara lain ragam percakapan ragam pidato, ragam kuliah, dan ragam panggung.
Ciri-ciri ragam bahasa lisan adalah :
a. Memerlukan kehadiran orang lain sebagai lawan bicara
b. Unsur gramatikal tidak terlihat atau dinyatakan secara lengkap
c. Terikat ruang dan waktu
d. Dipebgaruhi oleh tinggi rendahnya suara (intonasi)
Kelebihan ragam bahasa lisan :
a. Penggunaannya dapat disesuaikan dengan situasi
b. Lebih efisien
c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekanan suara dan
gerak anggota badan untuk lebih memperjelas maksud pembicaraannya kepada
pendengar.
d. Pembicara dapat segera mengetahui reaksi pendengar terhadap apa yang
dibicarakannya.
Kelemahan ragam bahasa lisan :
a. Berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
b. Pembicara seringkali mengulang beberapa kalimat.
c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan dengan baik, terlebih orang yang telah
terbisa menggunakan bahasa daerah setempat dalam berbahasa lisan.
d. Aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.
b. Ragam Bahasa Tulis
Merupakan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur
dasarnya. Ragam ini berhubungan dengan tata cara penulisan dan kosakata yang menuntut
adanya kelengkapan unsur kata seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, pilihan kata yang
tepat, penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar.
Yang termasuk ragam tulis adalah ragam teknis, ragam undang-undang, ragam catatan, dan
ragam surat-menyurat
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
a. Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
c. Tidak terikat ruang dan waktu.
d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
Kelebihan ragam bahasa tulis :
a. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang
menarik dan menyenangkan.
b. Biasanya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
c. Sebagai sarana memperkaya kosakata.
d. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, memberikan informasi yang dapat
menambah pengetahuan pembaca.

Kelemahan ragam bahasa tulis :


a. Tidak ada alat atau sarana untuk memperjelas pengertian bahasa lisan, sehingga tulisan
harus disusun dengan sebaik-baiknya.
b. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti
kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
Ragam bahasa lain adalah ragam bahasa fungsional yaitu ragam bahasa yang
dihubungkan dengan profesi , lembaga, lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya serta
dikaitkan juga dengan keresmian keadaan pengunaannya. Ada beberapa ragam bahasa
fungsional, antara lain:
1. Ragam Bahasa Ilmiah
2. Ragam Bahasa Bisnis
3. Ragam Bahasa Sastra
4. Ragam Bahasa Filosof
5. Ragam Bahasa Jurnalistik
1. Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang
baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau
surat resmi.
2. Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh
ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Bahasa
lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur
menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Ragam lisan dapat kita
temui, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi
perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang non standar, misalnya dalam percakapan
antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan non formal lainnya.
3. Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang
dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual.
Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun non standar. Ragam tulis
yang standar kita temui dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster,
iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis non standar dalam majalah remaja, iklan,
atau poster.
Faktor pemuncul variasi atau ragam bahasa.

1. Waktu : bahasa melayu era Sriwijaya vs era Abdullah bin Abdul munsyi.

2. Tempat : bahasa melayu dialek Jakarta vs dialek Manado

3. Sosiokul tural : bahasa Indonesia di kalangan masyarakat awam dan terpelajar.

4. Situasi.

a. Ragam ringkas vs ragam lengkap.

Ragam ringkas : dalam situasi atau tidak resmi, hanya di mengerti peserta percakapan.

Ragam lengkap : dalam situasi resmi. contoh : ceramah, kuliah.

b. Ragam lisan vs ragam tulisan

Ragam lisan : menggunakan bunyi ujaran.

Ragam tulisan : menggunakan huruf.

c. Ragam baku vs ragam non baku.

Ragam baku : dalam situasi resmi ( ceramah ).

Ragam non baku : dalam situasi non resmi.

* Ragam bahasa baku : ragam bahasa yang telah di lembagakan dan di akui oleh sebagian besar
warga masyarakat.

* Bahasa indonesia laras ilmiah

– Bahasa Indonesia baku yang di gunakan dalam lingkup ilmiah/keilmuan.

– Merupakan ragam bahasa baku khusus.

– Taat asas, dan taat pada kaidah bahasa Indonesia baku.

* Ciri – ciri bahasa baku:

– Stabilitas yang fleksibel

Berkodifikasi tata bahasa yang relatif stabil, tetapi memberi kemiskinan bagi penyesuaian
dengan perubahan kultural.
– Intelektualitas/kecendikiaan

Bertendensi ke arah pengungkapan iptek.

* Ciri leksikal dan gramatikal bahasa Indonesia baku;

1. Berawal me- dan ber – secara eksplisit dan konsisten.

2. Pemakaian urutan dan pola kalimat yang tepat.

3. Pemakaian bentuk atau susunan sintesis.

4. Penggunaan fungsi gramatikal ( S-P-O-K) secara eksplisit dan konsisten.

5. Pemakaian konjugasi secara ekplisit dan konsisten.

Ragam Bahasa

A. Ragam bahasa adalah variasi bahasa atau tuntutan pemakaian yang berbeda – beda menurut
tempat, topik, penutur, sarana atau medium pembicaraan dan lain – lain. Disebabkan
perkembangan masyarakat ( kontak sosial ).

1. Variasi bahasa dari segi penutur.

a. variasi bahasa idiolek adalah variasi bahasa bersifat perorangan.

b. variasi bahasa diolek adalah variasi bahasa yang bersifat masyarakat.

c. variasi bahasa kronolek/ dialek temporal adalah variasi bahasa yang di gunakan oleh
sekelompok sosial pada masa tertentu.

d. variasi bahasa sosiolek adalah variasi bahasa yang berkenan dengan status golongan dan kelas
sosial para penuturnya.

e. berdasarkan usia yaitu variasi bahasa yang di gunakan berdasarkan tingkat usia.

f. berdasarkan pendidikan yaitu variasi bahasa yang terkait dengan tingkat pendidikan si
pengguna bahasa.

g. bahasa kelamin adalah variasi yang terkait dengan jenis kelamin dalam hal pria atau wanita.

h. berdasarkan tingkat kebangsawanan adalah variasi yang terkait dengan tingkat dan kedudukan
penutur ( kebangsawanan atau raja – raja ) dalam masyarakat.

i. berdasarkan tingkat ekonomi para penutur adalah variasi bahasa yang mempunyai kemiripan
dengan variasi bahasa tingkat kebangsawanan.
1. Akrolek adalah variasi bahasa sosial tingkat tinggi atau lebih bergengsi dari variasi lainnya.
Misal : nyokap dan bokap.

2. Basilek adalah variasi sosial yang di anggap kurang bergengsi atau di pandang rendah.

3. Vulgar adalah variasi sosial yang ciri – cirinya tampak pada pemakai bahasa yang kurang
terpelajar atau dari kalangan yang tidak berpendidikan. Misal : asu, celeng.

4. Slang adalah variasi sosial yang ciri – cirinya bersifat khusus dan rahasia. Misal : bahasa ”
Walikan”.

5. Kolokial adalah variasi bahasa yang di gunakan dalam bahasa sehari – hari.

6. Jargon adalah variasi sosial yang di gunakan dalam bahasa terbatas oleh kelompok sosial
tertentu.

7. Argot adalah variasi sosial yang di gunakan secara terbatas oleh profesi tertentu yang bersifat
rahasia. Misal : polisi.

8. Ken adalah variasi sosial yang bernada memelas, di buat merengek – rengek penuh kepura –
puraan. Misal : para pengemis.

2. Variasi bahasa dari segi pemakaian

Ragam bahasa jurnalistik juga mempunyai ciri tertentu yaitu, yakni bersifat sederhana,
komunikatif, dan ringkas.

3. Variasi bahasa dari segi keformalan.

* Gaya atau ragam beku adalah variasi bahasa paling formal yang di gunakan dalam situasi
hikmat.

* Gaya atau ragam resi.

* Gaya atau ragam santai.


 Home
 Daftar Isi
 About
 Privacy Policy

Home » Bahasa » Pengertian Ragam Bahasa dan Jenis-jenisnya

Pengertian Ragam Bahasa dan Jenis-


jenisnya
Posted by Rizkq Aeni

Ragam bahasa adalah variasi pemakaian bahasa. Bachman (1990, dalam Angriawan,

2011:1), menyatakan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang

berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara,

orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Dengan kata lain, ragam bahasa

adalah variasi bahasa yang berbeda-beda yang disebabkan karena berbagai faktor yang terdapat

dalam masyarakat, seperti usia, pendidikan, agama, bidang kegiatan dan profesi, latar belakang

budaya daerah, dan sebagainya.

Akibat berbagai faktor yang disebutkan di atas, maka Bahasa Indonesia pun mempunyai

ragam bahasa. Chaer (2006:3) membagi ragam Bahasa Indonesia menjadi tujuh ragam bahasa.

Pertama, ragam bahasa yang bersifat perseorangan. Ragam bahasa ini disebut dengan

istilah idiolek. Idiolek adalah variasi bahasa yang menjadi ciri khas individu atau seseorang pada

saat berbahasa tertentu.

Kedua, ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari wilayah

tertentu, yang biasanya disebut dengan istilah dialek. Misalnya, ragam Bahasa Indonesia dialek

Bali berbeda dengan dialek Yogyakarta.


Ketiga, ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari

golongan sosial tertentu, biasanya disebut sosiolek. Misalnya ragam bahasa masyarakat umum

ataupun golongan buruh kasar tidak sama dengan ragam bahasa golongan terdidik.

Keempat, ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu, seperti

kegiatan ilmiah, sastra, dan hukum. Ragam ini disebut juga dengan istilah fungsiolek, contohnya

ragam bahasa sastra dan ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa sastra biasanya penuh dengan

ungkapan atau kiasan, sedangkan ragam bahasa ilmiah biasanya bersifat logis dan eksak.

Kelima, ragam bahasa yang biasa digunakan dalam situasi formal atau situasi resmi.

Biasa disebut dengan istilah bahasa baku atau bahasa standar. Bahasa baku atau bahasa standar

adalah ragam bahasa yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Bahasa baku

biasanya dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan, surat menyurat dan

rapat resmi, serta tidak dipakai untuk segala keperluan tetapi hanya untuk komunikasi resmi,

wacana teknis, pembicaraan di depan umum, dan pembicaraan dengan orang yang dihormati. Di

luar itu biasanya dipakai ragam tak baku.

Keenam, ragam bahasa yang biasa digunakan dalam situasi informal atau tidak resmi

yang biasa disebut dengan istilah ragam nonbaku atau nonstandar. Dalam ragam ini kaidah-

kaidah tata bahasa seringkali dilanggar.

Ketujuh, ragam bahasa yang digunakan secara lisan yang biasa disebut bahasa lisan.

Bahasa lisan sering dibantu dengan mimik, gerak anggota tubuh, dan intonasi. Sedangkan

lawannya, ragam bahasa tulis tidak bisa dibantu dengan hal-hal di atas. Oleh karena itu, dalam

ragam bahasa tulis harus diupayakan sedemikian rupa agar pembaca dapat menangkap dengan

baik bahasa tulis tersebut.


Selain itu, Moeliono (1988, dalam Abidin, 2010:1) juga membagi ragam bahasa menurut

sarananya menjadi ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan yaitu ragam bahasa yang

diungkapkan melalui media lisan yang terikat oleh kondisi, ruang dan waktu sehingga situasi saat

pengungkapan dapat membantu pemahaman pendengar. Sedangkan ragam tulis adalah ragam

bahasa yang dipergunakan melalui media tulis, yang tidak terikat oleh ruang dan waktu.

Penggunaan kedua ragam bahasa ini juga umumnya berbeda. Penggunaan ragam bahasa

lisan mempunyai keuntungan, yaitu karena ragam bahasa lisan digunakan dengan hadirnya lawan

bicara, serta sering dibantu dengan mimik, gerak gerik anggota tubuh, dan intonasi ucapan.

Sedangkan dalam bahasa tulis, mimik, gerak gerik anggota tubuh, dan intonasi tidak mungkin

diwujudkan.
b. Ragam Pendidikan

Ragam pendidikan terdiri atas ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak
baku.

 Ragam baku

Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang


sebagai ragam yang baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik,
karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.
Ciri Ragam Bahasa Baku :
1. Kemantapan dinamis;
2. Kecendekiaan;
3. Keseragaman kaidah.

Ciri Struktur bahasa Indonesia Baku :

1. Lengkap secara morfologis;


2. Lengkap secara struktur;
3. Penggunaan jenis kata/diksi yang tepat;
4. Penggunaan kalimat yang efektif;
5. Keparalelan/kesejajaran .

 Ragam tidak baku

Ragam tidak baku adalah ragam bahasa yang digunakan pada kehidupan sehari-
hari. Ragam bahasa tidak baku biasanya tidak sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia yang baik dan benar karena ragam tidak baku tidak digunakan dalam
situasi yang formal.
Menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar

Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk
bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan.

Ciri – ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang
baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan
bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa
Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan
ini.
4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku
yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang
bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan
/atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa
bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi
efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis
sesuai maksud aslinya.

Bagaimana menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar

Untuk memahami bagaimana menggunakan bahasa indomesia dengan baik dan benar, terlebih
dahulu saya akan memberikan sedikit penjelasan. “Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar”
dapat diartikan sebagai pemakaian kata-kata dalam ragam bahasa yang serasi dan selaras dengan
sasaran atau tujuannya dan yang terlebih penting lagi adalah mengikuti kaidah bahasa yang baik
dan benar. Pernyataan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu pada ragam bahasa
yang dimana memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan biasanya
adalah dalam bentuk bahasa yang baku.

Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis
terkait dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada suatu kondisi tertentu,
yaitu pada situasi formal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi pilihan atau prioritas
utama dalam berbahasa.
Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah kaidah bahasa
dan kaidah itu sendiri meliputi 6 aspek .

1. Tata Bunyi (Fonologi)


2. Tata bahasa (Kata dan Kalimat)
3. Kosakata
4. Ejaan
5. Makna
6. kelogisan.

Pada aspek tata bunyi kita mungkin sudah mengenal bunyi |f|,|v| dan |z|

Contoh Kata – kata yang benar adalah fajar, fakir (miskin), motif, aktif, variable, vitamin,
devaluasi, zakat, zebra dan izin . dan bukan pajar, pakir (miskin), motip, aktip, pariable, pitamin,
depaluasi, jakat, jebra dan ijin .

Pada aspek pelafalan termasuk juga aspek tata bunyi

Contoh pelafan yang benar adalah kompleks, korps, transmigrasi, ekspor bukan komplek, korp,
tranmigrasi dan ekspot .

Pada aspek tata bahasa

Contoh bentuk tata bahasa yang benar adalah ubah, mencari, terdesak, mengebut, tegakan dan
pertanggung jawaban . bukan obah/robah/rubah, nyari, kedesak, ngebut, tegakan dan
pertangungan jawab .

Dalam segi kalimat dalam kalimat mandiri , pada kalimat mandiri harus mempunyai subjek,
predikat dan objek/keterangan .

contoh kalimat : pada tabel di atas memperlihatkan bahwa wanita lebih banyak daripada pria .

jika kata “pada” di tiadakan, kata tabel di atas menjadi subjek atau kata “memperlihatkan”
diubah “terlihat” agar kata bahwa dan seterusnya menjadi subjek . dengan demikian kata itu
menjadi benar.

Pada aspek kosakata kata – kata seperti bilang, kasih, entar dan udah . lebih baik diubah dengan
berkata/mengatakan, memberi, sebentar dan sudah . agar menjadi bahasa indonesia yang benar .
dalam hubungannya dengan peristilahan, istilah dampak (impact), Bandar udara , keluaran
(output) dan pajak tanah (land tax) sebagai istilah yang benar daripada istilah pengaruh,
pelabuhan udara, hasil dan pajak bumi .dalam segi ejaan , penulisan yang benar adalah analisis,
hakikat, objek, jadwal, kualitas dan hiraki . Dalam segi makna , penggunaan bahasa yang benar
berikatan dengan ketepatan menggunakan kata yang sesuai dengan makna . seperti dalam bahasa
ilmu tidak tepat jika digunakan kata yang bermakna konotatif (kiasan) . jadi penggunaan bahasa
yang benar harus sesuai dengan kaidah bahasa . Kriteria penggunaan bahasa yang baik adalah
ketepatan memilih ragam bahas yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi . pemelihan itu
berikatan dengan topik yang di bicarakan , tujuan pembicaraan, orang yang di ajak berbicara (
kalau lisan ) atau pembaca (jika tulis) , dan tempat pembicaraan . selain itu, bahasa yang baik itu
bernalar , dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan logis dan sesuai dengan tata nilai
masyarakat kita .

Tujuan Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi

Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami
oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang menjadi
perhatian utama kita.

 Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita.
 Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan
ketahui kepada orang lain.
 Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai
oleh nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita.
 Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa
sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam
bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu
simbol bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda.
Misalnya kata ’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa
Indonesia artinya kandang atau tempat.

Kalimat Komunikasi yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.

1. Tidak menyimpang dari kaidah bahasa


2. Logis atau dapat diterima nalar
3. Jelas dan dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan tepat

Kalimat yang tidak menyimpang dari kaidah bahasa maksudnya adalah kalimat yang cermat baik
dari segi pemilihan kata dan bentukan kata maupun susunan kalimatnya memenuhi aturan
sintaksis yang benar. Sebaliknya, kalimat yang menyimpang dari kaidah bahasa, susunan
kalimatnya tidak sesuai dengan aturan sintaksis yang benar.

Contoh:

1. Pada jadwal di atas menunjukkan kereta eksekutif Argo Bromo berangkat pada pukul
15.00 dari Gambir.
2. Bagi yang menitip sepeda motor harus dikunci.
3. Yang punya HP harus dimatikan.

Kalimat di atas meskipun dapat dipahami tapi terasa janggal didengar. Pada kalimat pertama
terasa ada yang kurang secara sintaksis. Jabatan subjeknya tidak ada karena penggunaan kata
tugas “pada”. Jika kata “pada” dihilangkan, akan terasa lebih tepat. Penggunaan kata tugas
“bagi” pada kalimat kedua juga tidak pada tempatnya dan tidak perlu sebab yang dimaksud
sesungguhnya adalah sepeda motor yang dititipkan bukan orangnya. Kalimat kedua mengandung
pengertian bahwa yang dititipkan adalah pemilik sepeda motor atau orangnya. Demikian pula
pada kalimat ketiga, yang dimatikan adalah HP bukan pemilik HP. Perbaikan kalimat di atas
ialah:

1. Jadwal di atas menunjukkan kereta api eksekutif Argo Bromo berangkat pada pukul
15.00 dari Gambir .
2. Sepeda motor yang dititipkan harus dikunci.
3. Yang memiliki HP agar mematikan HP-nya.

Kalimat juga harus logis atau dapat dinalar oleh akal. Meskipun secara gramatikal sesuai dengan
kaidah namun jika tidak logis, kalimat tersebut tak akan dapat dipahami dengan baik bila
disampaikan kepada orang lain.

Contoh:

 Anak-anak itu sedang asyik makan pohonan.


 Ini adalah daerah bebas parkir.
 Di sini tempat pendaftaran buta huruf.

Ketiga kalimat di atas salah nalar. Kalimat pertama jelas tidak masuk akal. Secara akal sehat,
tidak ada manusia yang memakan pohonan sebab pengertian pohonan adalah keseluruhan pohon
dari akar dan batang hingga daun. Kata pohonan juga dapat dimaknai banyak pohon. Meskipun
secara struktur kalimatnya benar karena ada subjek, predikat, dan objek, tapi secara nalar tidak
masuk akal. Kalimat kedua dan ketiga juga tidak tepat. Pengertian bebas parkir harusnya sama
dengan bebas narkoba, bebas becak, dan bebas bea yang artinya daerah tersebut tidak ada lagi
narkoba, becak, atau pungutan. Tapi arti bebas parkir mengapa jadi boleh parkir tanpa bayar.
Kalimat ketiga maksudnya bagi yang buta huruf agar mendaftar di tempat ini untuk mendapatkan
pengajaran. Pengertian pada kalimat di atas adalah orang mendaftarkan diri agar jadi buta huruf.

Perbaikan kalimat-kalimat di atas, yaitu:

1. Anak-anak itu sedang asyik mengumpulkan pohonan.


2. Ini adalah daerah boleh parkir bebas atau parkir gratis.
3. Di sini tempat pendaftaran kursus paket A bagi yang buta huruf.

fungsi bahasa sebagai alat komunikasi

– bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.


– Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.
– Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami
oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang menjadi
perhatian utama kita.
• Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita.
• Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui
kepada orang lain.
• Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh
nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita.
• Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa
sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk
symbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu simbol bisa
terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata
’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya kandang
atau tempat.
• Tulisan adalah susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan
dituliskan. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat
bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau /
silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai
serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
• Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyaii fungsi utama bahasa adalah bahwa komunikasi
ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan
keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring
perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat.

referensi :

– http://dmsprmn.blogspot.com/2012/10/bahasa-indonesia-secara-baik-dan-benar.html

– http://denyseto.blogspot.com/2013/10/penggunaan-bahasa-indonesia-yang-ba
Ragam bahasa

Dari judul tertera di atas, “ragam bahasa” terdiri dari 2 kata yaitu ragam dan bahasa. Dari kata ragam
yang berarti variasi atau bermacam-macam. Bahasa yang berarti alat penutur atau sarana utuk
berkomunikasi antara yang satu dengan yang lain. Dapat diartikan bahwa ragam bahasa adalah variasi
pemakaian bahasa yang dapat digolongkan berdasarkan beberapa faktor seperti waktu, tempat, topik
pembicaraan maupun media atau cara pengungkapannya. Mengapa muncul keragaman bahasa?
Bagaimana cara kita agar tidak terjadi kesalahpahaman?

Ragam bahasa atau variasi bahasa muncul karena faktor-faktor di bawah ini :

1. Faktor waktu

Contoh : Bahasa Melayu pada saat masa Sriwijaya dengan Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi

2. Faktor tempat

Contoh : Bahasa Melayu dialek Jakarta dengan Bahasa Melayu dialek Nangroe Aceh Darussalam

3. Faktor sosiokultural

Contoh : Pemakaian Bahasa Indonesia dikalangan awam dan kalangan terpelajar

Macam- Macam Ragam Bahasa

Berdasarkan situasi

Dalam faktor situasi ini, ragam bahasa dapat digolongkan menjadi :

 Ragam lengkap dan ragam ringkas (elaborated code and restricted code)

Ragam lengkap yang bercirikan dalam situasi resmi seperti saat rapat, pidato,
ceramah, dan lain-lain. Ragam lengkap memiliki kalimat yang panjang dan
dengan kaidah bahasa yag baku. Sedangkan ragam ringkas lebih kepada situasi
yang santai dan tidak resmi. Bahasanya pun tidak baku dan dengan kalimat yang
pendek namun dimengerti oleh peserta percakapan.

Berdasarkan media yang digunakan

 Ragam lisan dan ragam tulisan (berdasarkan media)

Ragam lisan, penggunaan bahasa dengan mengeluarkan kata-kata (ucapan) dan


diterima dengan indera pendengaran.

Ciri-ciri ragam lisan :


1. Memerlukan kehadiran orang lain

2. Unsur tata bahasa tidak dinyatakan secara lengkap

3. Terikat ruang dan waktu

4
.
Kelebihan kekurangan
D
Dapat ilangsung ditanggapi oleh lawan Tata bahasa terkadang tidak baku
bicara p
Jika terjadi
e kesalahan, dapat langsung Terikat waktu dan tempat
diperbaiki
n
Memperkecil
g peluang terjadinya
kesalahpahaman
a
Dapat dibantu
r dengan ekspresi wajah atau
mimik dan
u gerakan-gerakan tubuh
h
i oleh tinggi rendahnya suara.

Ragam tulis, penggunaan bahasa dengan menggunakan media tulisan dan kertas.

Ciri-ciri ragam bahasa tulis :

1. Tidak memerlukan kehadiran orang lain

2. Unsur tata bahasa dinyatakan secara lengkap

3. Tidak terikat ruang dan waktu, karena dapat dibaca dimana saja dan kapan saja

4
.
kelebihan kekurangan
D
i dimana saja dan kapan saja
Dapat dibaca jika terjadi kesalahan, membutuhkan
p waktu lama atau sulit untik langsung
e diperbaiki
n
Memiliki bukti otentik Ejaan salah maka makna kalimat juga akan
g menjadi ambigu
a
r berekspresi dengan kata-kata
Lebih dapat
u
Dapat dibaca
h berulang kali
i
oleh tanda baca atau ejaan.

Anda mungkin juga menyukai