Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENDIRIAN USAHA

Klinik Ath-Thibun Nabawi dan Toko Obat-Obatan Herbal Islami

A. PENDAHULUAN

1. Latar belakang pendirian usaha

Ajaran Islam untuk menggali ilmu pengetahuan telah mendorong Muslim untuk

mengenal banyak ilmu. Segala upaya mereka kerahkan untuk menekuni sebuah, bahkan beragam

ilmu. Termasuk, ilmu pengobatan yang menggunakan resep-resep dari dunia islam. Dewasa

ini,kita melihat bahwasanya dunia kesehatan sudah banyak didominasi oleh dunia barat dan asia

dengan konsep pengobatan yang berbeda-beda,dan yang menjadi pertanyaan dimanakah konsep

pengobatan dalam islam,mengapa kita sebagai seoarang muslim lebih cenderung mengkonsumsi

dan menerapkan pola kesehatan yang bersifat kimia sintetik,bukankah kiata tahu bahahwasanya

obat-obatan yang bersifat kimia sintetik dapat membahayakan bagi tubuh manusia apalagi bagi

jiwa seorang muslim yang sejatinya seorang muslim sangat memperhatikan akan makanan yang

dikonsumsinya.

Sebuah kondisi dimana harga obat yang sangat mahal dan timbulnya aneka penyakit

membuat kita merasa berkewajiban untuk mengenalkan aneka herbal alami yang sangat mudah

di temukan dan dengan harga yang terjangkau. dengan sarana toko herbal ini ini harapan kami

adalah semua bisa merasakan betapa kebesaran Allah Azza Wajalla yang telah menyediakan obat

untuk segala penyakit. Abu Zubair meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi SAW

bersabda:

“Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat yg tepat diberikan dengan izin Allah, penyakit itu akan

sembuh”. (HR. Muslim, Ahmad dan Hakim).

1
Hadits Rasulullah S.A.W bersabda : “Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan

obatnya. Dan Dia (Allah) menjadikan tiap-tiap penyakit itu ada obatnya. Maka berobatlah, akan

tetapi jangan kamu berobat dengan benda yang haram” (H.R. Abu Daud) Sungguh saya sangat

bersyukur atas segala karunia dari Allahuta’ala yang memberikan jalan yang semoga bisa

mengiklaskan niat untuk menolong sesama, dalam rangka mengamalkan salah satu sunnah

Rasulullah Saw dalam bidang kesehatan.

2. Visi

Insya Allah menjadi salah satu “Thibun nabawi centre” terkemuka dan berorientasi syari’ah di

kawasan tangerang dan sekitarnya.

3. Misi

Menjadi Penggerak terciptanya perekonomian syariah dan potensi umat islam dalam

mengembangkan konsep pengobatan Islami, serta memberikan kemaslahatan bagi

masyarakat luas.demi terwujudnya insan yang profesional dan tarbiyah dengan memanfaatkan

pola kesehatan Islami dengan sarana Teknologi dan sumber daya alam yang ada untuk dapat

berfikir maju dalam menjadikan insan yang sehat dan berkarakter Muslim sejati.serta bertaqwa

kepada Allah SWT.

B. TUJUAN

Tujuan utama didirikannya usaha ini adalah yang pertama meerapkan pola sehat dan

“menyehatkan” umat dengan rangkaian produk-produk herbal islami sebagaimana termaktub

dalam konsep Panduan praktis memahami konsep kesehatan menurut Rasulullah saw.

1. Mencegah datangnya penyakit dan racun.

2
2. Mengkonsumsi makanan berkualitas dan bergizi.

3. Tidak mengkonsumsi makanan beracun dan haram.

4. Melakukan pengobatan dan pembuangan racun dari tubuh (detoksifikasi).

Muhammad Rasulullah saw tercatat sebagai manusia terbaik dalam kesehatan, Hingga usia

beliau mencapai 63 tahun hanya beberapa kali mengalami sakit ringan. Para sahabatnya juga

dikenal demikian, hingga seorang dokter mesir yang dikirim kaisar Marquqis ke Madinah tidak

menemukan seorang pasienpun selama 2 tahun bertugas.

Dikutip dari referensi : – Pengobatan dan Penyembuhan menurut wahyu Nabi “Ayman bin Abul

Fattah”

– Thibbun Nabawi “Ibnu Qayyim Al Jauziyah”

– AlQur’an dan Panduan Kesehatan Masyarakat “Dr. R.H. Su’dan M.D

– Makalah Makalah seputar kesehatan.

C. KEPENGURUSAN

SUSUNAN MANAJEMEN

Owner/Pemilik                                           : Ni Putu Winda Puspa Dewi

Pelaksana                                                  : Ilham Setianto

Staf                                                           : Gista

Staf Marketing                               : Riska Amanda

3
Staf Administrasi & Keuangan     :  Yani Gistawati

Staf Operasional                           :

Haritsah

Ayu Purwanti

Ayu Puspita .O

D. IDENTITAS PERUSAHAAN

Nama Perusahaan/Toko           : “Haritsah Ath-Thibun Nabawi Centre”

Alamat Perusahaan/Toko        :  Dasana indah blok BE 1 no.36 bonang, kelapa dua, tangerang.

Telp. / HP                             :  081-373-4321-52 / 081-99-655-1779

Email                                   :  edodwiasepto@yahoo.co.id

Website/Blog                        :  www.asianfighterz.wordpress.com

E. TENAGA KERJA

v  Haritsah

v  Ayu Purwanty

v  Ayo Puspita .O

F. SARANA PRASARANA dan ESTIMASI DANA YANG DIBUTUHKAN:

aspek bangunan, atau sewa tempat                                   :2 tahun @      Rp.12.000.000,-

4
Stok Produk Obat-Obatan                                                            :                       Rp.10.000.000,-

aspek peralatan operasional :

Etalase  2 unit                                                              :       Rp. 1.300.000,-

peralatan dan Perlengkapan Bekam                              :         Rp.    300.000,-

Meja Kasir + kursi @ 1 unit                                        :            Rp. 1.000.000,-

Kipas Angin 2 unit                                                      :        Rp.    250.000,-

Plank Nama Toko/Spanduk uk.5 X 1 m                     :           Rp.    125.000,-

Tempat tidur dan lemari                                              :            Rp. 3.000.000,-

Biaya tak terduga                                                         :            Rp. 1.000.000,-

JUMLAH Rp. 42.525.000,-

G. PETA PEMASARAN

strategi pemasaran             :

Target                    : Masyarakat Umum, peningkatan promosi dengan melalui seminar   

kesehatan dan sosialisasi thibbun nabawi

Sistem penjualan               : Langsung (Direct Selling)

Pengobatan                       : Bekam (Al-Hijamah) dan Kiropraksi (PTB)

Suplier Produk                  : Link sudah ada.

5
H. SISTEM PROFIT  YANG DIJALANKAN

Akad Bagi Hasil

Musyarakah (syirkah atau syarikah atau serikat atau kongsi) adalah bentuk umum dari

usaha bagi hasil dimana dua orang atau lebih menyumbangkan pembiayaan dan manajemen

usaha, dengan proporsi bisa sama atau tidak. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan antara para

mitra, dan kerugian akan dibagikan menurut proporsi modal. Transaksi Musyarakah dilandasi

adanya keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka

miliki secara bersama-sama dengan memadukan seluruh sumber daya.

Ketentuannya, antara lain :

Pernyataan ijab dan kabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan

kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).

Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum, dan memperhatikan hal-hal berikut :

Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan.

Setiap mitra memiliki hak umtuk mengatur aset musyarakah dalam proses bisnis normal.

Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola aset dan masing-

masing dianggap telah diberi wewenang untuk melakukan aktivitas musyarakah dengan

memperhatikan kepentingan mitranya, tanpa melakukan kelalaian yang disengaja.

seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan dana atau menginvestasikan dana untuk

kepentingannya sendiri.

Objek akad adalah modal, kerja, keuntungan dan kerugian.

6
Bentuk Musyarakah (Joint Venture Profit & Loss  Sharing)

Hukum Syirkah

Syirkah hukumnya mubah. Ini berdasarkan dalil hadith nabi saw berupa taqrir terhadap

syirkah. Pada saat baginda diutuskan oleh Allah sebagai nabi, orang-orang pada masa itu telah

bermuamalat dengan cara ber-syirkah dan Nabi Muhammad saw membenarkannya. Sabda

baginda sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra: Allah ‘Azza wa jalla telah berfirman;

Aku adalah pihak ketiga dari 2 pihak yang bersyirkah selama salah satunya tidak mengkhianati

yang lainnya. Kalau salah satunya khianat, aku keluar dari keduanya. (Hr Abu dawud, alBaihaqi

dan adDaruquthni) Imam Bukhari meriwayatkan bahawa Aba Manhal pernah mengatakan , “aku

dan rakan kongsiku telah membeli sesuatu dengan cara tunai dan hutang.” Lalu kami didatangi

oleh Al Barra’bin azib. Kami lalu bertanya kepadanya. Dia menjawab, “ Aku dan rakan

kongsiku, Zaiq bin Arqam, telah mengadakan perkongsian. Kemudian kami bertanya kepada

nabi s.a.w tentang tindakan kami. Baginda menjawab: “barang yang (diperoleh) dengan cara

tunai silalah kalian ambil. Sedangkan yang (diperoleh) secara hutang, silalah kalian bayar”

Hukum melakukan syirkah dengan kafir Zimmi Hukum melakukan syirkah dengan kafir zimmi

juga adalah mubah. Imam Muslim pernah meriwayatkan dari Abdullah bin Umar yang

mengatakan: “Rasulullah saw pernah memperkerjakan penduduk khaibar(penduduk Yahudi)

dengan mendapat bahagian dari hasil tuaian buah dan tanaman”

Rukun Syirkah

Rukun syirkah yang asas ada 3 perkara iaitu:

a) akad (ijab-kabul) juga disebut sighah

7
b) dua pihak yang berakad (‘aqidani), mesti memiliki kecekapan melakukan pengelolaan

harta

c) objek aqad(mahal) juga disebut ma’qud alaihi, samada modal atau pekerjaan

Manakala syarat sah perkara yang boleh disyirkahkan adalah adalah objek tersebut boleh

dikelola bersama atau boleh diwakilkan.

Pandangan Mazhab Fiqih tentang Syirkah Mazhab Hanafi berpandangan ada empat jenis

syirkah yang syari’e  yaitu syirkah inan, abdan, mudharabah dan wujuh. ( Wahbah Az Zuhaili,

Al Fiqh al Islami wa Adillatuhu) Mazhab Maliki hanya 3 jenis syirkah yang sah iaitu syirkah

inan, abdan dan mudharabah. Menurut mazhab syafi’e, zahiriah dan Imamiah hanya 2 syirkah

yang sah iaitu inan dan mudharabah. Mazhab hanafi dan zaidiah berpandangan ada 5 jenis

syirkah yang sah iaitu syirkah inan, abdan, mudharabah, wujuh dan mufawadhah.

Ada pun perkongsian boleh samada berkongsi hak milik (syirkatul amlak) atau/dan

perkongsian aqad Syeikh Taqiuddin AnNabhani dalam kitabnya Sistem Ekonomi Alternatif

Perspektif Islam berijtihad terdapat 5 jenis syirkah yang syari’e sama seperti pandangan mazhab

hanafi dan zaidiah.

Syirkah Mudharabah

Sistem ini yang akan kita pakai,Syirkah Mudharabah adalah syirkah dua pihak atau lebih

dengan ketentuan, satu pihak menjalankan kerja (amal) sedangkan pihak lain mengeluarkan

modal (mal). (An-Nabhani, 1990: 152). Istilah mudharabah dipakai oleh ulama Iraq, sedangkan

ulama Hijaz menyebutnya qiradh. (Al-Jaziri, 1996: 42; Az-Zuhaili, 1984: 836). Sebagai contoh:

Khairi sebagai pemodal memberikan modalnya sebanyak RM 100 ribu kepada Abu Abas yang

bertindak sebagai pengelola modal dalam pasaraya ikan.

8
Ada 2 bentuk lain sebagai variasi syirkah mudharabah.

Pertama, 2 pihak (misalnya A dan B) sama-sama memberikan mengeluarkan modal

sementara pihak ketiga (katakanlah C) memberikan menjalankan kerja saja.

Kedua, pihak pertama (misalnya A) memberikan konstribusi modal dan kerja sekaligus,

sedangkan pihak kedua (misalnya B) hanya memberikan konstribusi modal tanpa konstribusi

kerja.

Kedua-dua bentuk syirkah ini masih tergolong dalam syirkah mudharabah (An-Nabhani,

1990:152). Dalam syirkah mudharabah, hak melakukan tasharruf hanyalah menjadi hak

pengelola. Pemodal tidak berhak turut campur dalam tasharruf. Namun demikian, pengelola

terikat dengan syarat-syarat yang ditetapkan oleh pemodal. Jika ada keuntungan, ia dibagi sesuai

kesepakatan di antara pemodal dan pengelola, sedangkan kerugian ditanggung hanya oleh

pemodal. Sebab, dalam mudharabah berlaku wakalah (perwakilan), sementara seorang wakil

tidak menanggung kerosakan harta atau kerugian dana yang diwakilkan kepadanya (An-Nabhani,

1990: 152). Namun demikian, pengelola turut menanggung kerugian jika kerugian itu terjadi

kerana melanggar syarat-syarat yang ditetapkan oleh pemodal.sehingga mengenai keuntungan

(profit) akan menjadi kesepakatan antara kedua belah pihak.

Pembagian Pola Ekonomi syariah

Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama

di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian

hasil atas keuntungan yang akan di dapat antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam

sistem perbankan syari’ah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kapada masyarakat, dan di

dalam aturan syari’ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih

9
dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua

belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan

(An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan.

Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam perbankan syari’ah terdiri

dari dua sistem, yaitu:

Profit Sharing

Revenue Sharing : sistem bagi hasil yang didasarkan kepada total seluruh pendapatan yang

diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh

pendapatan tersebut.

profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan

setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.

Pada perbankan syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and loss sharing, di mana

hal ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima

atas hasil usaha yang telah dilakukan.

Sistem profit and loss sharing dalam pelaksanaannya merupakan bentuk dari: perjanjian

kerjasama antara pemodal (Investor) dan pengelola modal (enterpreneur) dalam menjalankan

kegiatan usaha ekonomi, dimana di antara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha

tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai nisbah kesepakatan di awal

perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai porsi

masing-masing.

10
Kerugian bagi pemodal tidak mendapatkan kembali modal investasinya secara utuh

ataupun keseluruhan, dan bagi pengelola modal tidak mendapatkan upah/hasil dari jerih

payahnya atas kerja yang telah dilakukannya.

Keuntungan yang didapat dari hasil usaha tersebut akan dilakukan pembagian setelah

dilakukan perhitungan terlebih dahulu atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan selama proses

usaha. Keuntungan usaha dalam dunia bisnis bisa negatif, artinya usaha merugi, positif berarti

ada angka lebih sisa dari pendapatan dikurangi biaya-biaya, dan nol artinya antara pendapatan

dan biaya menjadi balance. Keuntungan yang dibagikan adalah keuntungan bersih (net profit)

yang merupakan lebihan dari selisih atas pengurangan total cost terhadap total revenue.

Contoh :

GLOSARIUM:

I. pemodal (Investor)

II. pengelola modal (enterpreneur)

III. keuntungan bersih (net profit)

IV. barang-barang (goods)

V. Revenue (pendapatan)

VI. total biaya (total cost) dan laba (profit).

VII. Laba bersih (net profit)

VIII. laba kotor (gross profit).

11
IX. modal (capital)

Melakukan Akad Usaha dan meperoleh perhitungan laba sebagai berikut:

“ Investor memberikan sejumlah dana (Capital) untuk dikelola oleh entrepreneur dengan akad

yang sudah disepakati bersama,gross profit yang didapat perbulan akan dikurangi dengan biaya-

biaya operasional usaha,meliputi Listrik,air,distribusi,pembelian dan penjualan,adm dll,,,( total

cost )..sehingga menghasilkan total revenue,maka total revenue ini akan dibagi kedalam bagian

zakat-zakat,yang meliputi

I. Zakat Perniagaan             2,5 %

II. Zakat Jihad                      10 %

setelah itu baru mendapatkan net profit dan ini akan dibagi dengan persentase :

I. Investor                            40 %

II. Enterpreneur                   40 %

III. Maisyah karyawan         20 %

J. KESIMPULAN

Alhamdulillahirabbil ‘alamin…terima kasih ya Allah,Dengan disusunnya konsep usaha

ini semoga apa yang dijalankan senantiasa mendapatkan ridha dan naungan dari Allah

SWT, Semua bentuk pengobatan yang pernah diajarkan oleh Nabi sungguh menakjubkan!!

Dunia kedokteran modern pun akan merunduk takjub dan mengakui berdasarkan data-data

ilmiah yang ada tentang keajaiban metode pengobatan nabawi (Thibbun Nabawi). Berbagai riset

ilmiah dan pemeriksaan medis maupun laboratorium telah membuktikan secara riil tentang hal

12
itu.Pengobatan nabawi (Thibbun Nabawy) menjadi suatu pengobatan alternatif bernuansa religi

yang mulai banyak diminati. Karena dengan sedikitnya biaya yang digunakan, pengobatan ini

telah berhasil menyembuhkan berbagai macam penyakit kronis yang biasanya hanya bisa

disembuhkan dengan biaya pengobatan yang sangat tinggi. Metode-metode pengobatan dengan

bekam, madu, habbatus sauda’, minyak zaitun, kam’ah, itsmid, talbinah, qusthul bahri, dan lain-

lain sebagai bagian dari pengobatan nabawi telah menampakkan eksistensinya sebagai obat

mujarab yang menyembuhkan semua jenis penyakit, selain penyakit ketuaan, dengan izin Alloh.

Akhirnya,kita sama-sama berharap dengan dibukanya haritsah “Ath-Thibbun Nabawi

Centre”  ini,kita bisa menjadi salah satu bagian dari para mujahid kedokteran Islam yang

senantiasa Rindu akan kebesaran Allah dalam mengamalkan sunnah rasulullah ini,karena segala

sesuatu datangnya hanya dari Allah,begitu juga dengan penyakit,,,Allah yang mendatangkan dan

Allah juga yang akan menyembuhkannya, Kita yang menentukan bagaimana akhir kehidupan

kita, sesuai kebiasaan yang kita punya. Masalahnya adalah bagaimana kematian itu bisa memiliki

ruh dan pengaruh yang menggemuruh.Mati yang menyentuh. Mati yang bisa menggugah jiwa-

jiwa yang lelah menemukan energinya. Itulah kematian yang menyejarah. Mati yang

menghidupkan. Seperti kematian para syuhada ,Insya Allah,,,,,Wallahu’alam

Bishawab,jazakumullah khairal jazaa’syukron jazilan,,,

Wasalamualaikum Wr.Wb

Hormat Ananda

(    )

13

Anda mungkin juga menyukai