Anda di halaman 1dari 3

Perubahan psikososial

Masalah – masalah serta reaksi individu terhadapnya akan sangat beragam, tergantung pada
kepribadian indivudu yang bersangkutan. Saat ini orang yang telah menjalani kehidupannya
dengan bekerja mendadak diharapkan menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Bila
cukup beruntung dan bijaksana, orang telah mempersiapkan diri untuk pensiun, dengan
menciptakan bagi dirinya berbagai bidang minat untuk memannfaatkan sisa hidupnya.

Perubahan psikososial yang dialaminya oleh antara lain :

1. Pensiun
Pensiun sering dikatakan secara salah dengan kepasifan atau pengasingan. Dalam
kenyatannya pensiun adalah tahap kehidupan yang dicirikan oleh adanya transisi dan
perubahan peran yang menyebabkan stres psikosial. Usia wajib pensiun bervariasi
contohnya pegawai Negri Sipil, mungkin pada usia 65 tahun, sedangkan pegawai
federal tidak dipensiunkan sampai usia 70 tahun. Pada industri swasta hak pensiun
biasanya antara usia 62 tahun dan 70 tahun, dan juga mungkin pensiun pada usia 55
tahun (potter dan perry, 2004 ).
Nilai seseorang sering di ukur oleh produktivitasnya dan identitas dikaitkan dengan
peran dalam pekerjaan. Hilangnya kontak sosial dari area pekerjaan membuat
seseorang lansia pensiunan merasakan kekosongan, orang tersebut secara tiba – tiba
dapat merasakan begitu banyak waktu luang yang ada dirumah.
Proses menua ( Ageing process )
Disrtai dengan sedikitnya hal – hal yang dapat dijalani. Meskipun bahwa pekerjaan
yang pensiun karena alasan kesehatan, masalah – maslah yang berputar di sekitar
pensiun berkaitan erat dengan pertimbangan atas jabatan dan keadaan keuangan
(Gallo,1998)
Menurut Budi Darmojo dan Martono (2004), bila seseorang pensiun (purna tugas), ia
akan mengalami kehilangan – kehilanga antara lain :
a. Kehilangan financial ( besar penghasilan semula )
Pada unumnya, di manapun, pemasukan uang pada seseorang yang pensiun
akan menurun, kecuali pada orang yang sangat kaya dengan tabungan yang
melimpah.
b. Kehilangan status
Truma ini terjadi bila sebelumnya orang tersebut mempunyai jabatan dan
posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan fasilitasnya.
c. Kehilangan teman atau kenalan
Mereka akan jarang sekali bertemu dan berkomunikasi dengan teman sejawat
yang sebelumnya tiap hari dujumpainya, hubungan sisoalnya pun akan hilang
atau berkurang.
d. Kehilangan kegiatan atau pekerjaan
Kehilangan kegiatan atau pekerjaan yang teratur dilakukan setiap hari, ini
berarti bahwa rutinitas yang bertahun – tahun telah dikerjakan akan hilang.
Meskipun tujuan ideal pensiun adalah agar pada lansia dapat menikmati gari
tua atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering dirasakan
sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan,
kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. Reaksi setelah
orang emasuki masa pensiun lebih tergantung kepribadiannya. Dalam
kenyataan ada yang dapat menerima, ada yang takut kehilangan, ada yang
merasa senang memiliki jaminaan hari tua, tetapi ada juga yang seolah – olah
terpaksa menerima ( pasrah ) terhadap pensiun. Masimg – masing sifat
tersebut, baik positif maupun negatif. Dampak positif lebih menenteramkan
diri lansia dan dampak negatif akan mengganggu kesejahteraan hidup lansia
(kuntjoro, 2002)
seseorang yang telah pensiun, sebaiknya dalam kehidupanya dirumah diisi
dengan kegiatan – kegiatan atau pelatihan yang bersifat praktis dan langsung
terlihat hasilnya. Dan hal ini akan menumbuhkan keyakinan pada lansia
bahwa disamping pekerjaannya selama ini ditekuninya, masih ada alternatif
lain yang cukup menjajikan dalam menghadapi masa tua, segingga lansia tidak
membayangkan bahwa setalah pensiun mereka menjadi tidak berguna,
menganggur, penghasilan kurang dan sebagainya.
2. Perubahan aspek kepribadian
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi
kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi,
pemahaman, pengertian, perhatian dan lain – lain sehingga menyebabkan reaksi dan
perilaku lansia menjadi lambat. Sementra fungsi psikomotorik (kognitif) meliputi hal
- hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,
koordinasi, yang berakibat lansia menjadi kurang cekatan.
Dengan adanya penurunan kedua funfsi tersebut, lansia mengalami perubahan
kepribadian. Menurut kuntjoro (2002) kepribadian lanjut usia dibedakan menjadi 5
tipe kepribadian yaitu tipe : kepribadian konstruktif (construction personalitiy),
mandiri (independent personality), tipe kepribadian tergantung (dependent
personality), bermusuhan (hostile personality), tipe kepribadian defensive, dan tipe
kepribadian kritik diri (self hate personality).
3. Perubahan dalam peran sosial di masyarakat
Akibat berkurangnya fungsi indra pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan
sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada
lansia misalnya badannya menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang,
penglihatan kabur dan sebagainya. Sehingga sering menimbukan keterasingan.
Hal itu sebaiknnya dicegah dengan selalu mengajak mereka melakukan
aktivitas selama yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing
atau diasingkan. Karena jika keterasingkan terjadi akan semakin menolak
untuk berkomunikasi dengan orang lain dan kadang – kadang terus muncul
perilaku regresi seperti mudah menangis, mengurung diri, mengumpulkan
barang – barang tak berguna serta merengek – rengek dan menangis bila
bertemu dengan orang lain sehingga perilakunya seperti anak kecil (stanley
dan beare, 2007).
4. Perubahan minat
Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama perubahan minat
dalam diri makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin
kurang. Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir kebutuhan
terhadap rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Utuk itu
diperlukan motivasi yang tinggi pada diri lansia untuk selalu menjaga
kebugaran fisiknya agar tetep sehat secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan
untuk melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk meningkatkan
kebugaran fisiknya.
Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan
perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya
terhadap perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya.
Bagaimana sikap yang ditunjukan apakah memuaskan atau tidak memuaskan,
hal ini tergantung dari pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman
pribadinya. Perubahan yang diminati oeleh para lamjut usia adalah perubahan
yang berkaitan dengan masalah peningkatan kesehatan, ekonomi atau
pendapatan dan peran sosial (Goldstein,1992).
Dalam mengadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri ciri
penyesuaian yang tidak baik dari lansia Hurlock,1979) dikutip oleh munandar
(1994) adalah :
1. Minat semput terhadap kejadian di lingkungannya
2. Penarik diri ke dalam dunia fantasi
3. Selalu mengingat kembali masa lalu
4. Selalu khawatir karena pengangguran
5. Kurang ada motivasi
6. Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik
7. Tempat tinggal yang tidak diinginkan
Dilain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik atara lain
adalah : minat yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak
sosial luas, menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang
dilakukan saai ini dan memiliki kekhawatiran minimal terhadap diri
dan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai