DOSEN PENGAMPU:
OLEH
NIM : 191120545
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur kami lantunkan kehadirat Allah SWT yang mana berkat nikmat
dan karunianya lah kami masih bisa diberikan kesehatan yang kita alami sampai detik
ini.Shalawat teriring salam selalu kami curahkan kepada hamba Allah yang maha
perkasa yaitu Nabi Muhammad SAW, berkat jasa beliau kita bisa mempelajari islam
semakin luas hingga sekarang ini.
Alangkah indahnya dalam penulisan makalah ini kami bisa mengetahui sedikit
demi sedikit kajian ilmu bahasa. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas kuliah
dalam Mata Kuliah ”al- islam” Jurusan teknik pertambangan , Universitas
muhammadiah mataram.
Adapun judul Penulisan makalah ini adalah “SYARAT, MAKNA DAN
RUKUN SYAHADAT”. Walaupun banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
kami harap tulisan ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Allah telah mewajibkan bagi seluruh hambanya untuk masuk ke dalam
Islam dan berpegang teguh dengan ajaran-Nya dan menjauhi segala sesuatu yang
menyimpang darinya. Ia juga telah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk
berdakwah terhadap hal tersebut, dan juga telah mengabarkan bahwa barang siapa
yang mengikutinya maka dia telah mendapatkan hidayah, namun barang siapa yang
menolak dakwahnya maka ia telah tersesat. dan Allah telah mewajibkan bagi
seluruh hambanya untuk masuk ke dalam Islam dan berpegang teguh dengan
ajaran-Nya dan menjauhi segala sesuatu yang menyimpang darinya. Ia juga telah
mengutus Muhammad untuk berdakwah terhadap hal tersebut, dan juga telah
mengabarkan bahwa barang siapa yang mengikutinya maka dia telah mendapatkan
hidayah, namun barang siapa yang menolak dakwahnya maka ia telah tersesat.
C. Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui betapa pentingnya mengetahui syarat, makna
dan rukun syahadat, juga syirik dan macam-macamnya. makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang syarat, makna dan rukun
syahadat serta syirik dan macam-macamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
“Bukankah kunci surga itu kalimat la ilaha illallah? maka beliau menjawab ya,
akan tetapi tidaklah disebut kunci kecuali ia memiliki gigi-gigi, jika kamu
membawa kunci disertai gigi-giginya maka pintu tersebut akan terbuka, akan tetapi
apabila tidak memiliki gigi-gigi maka pintu tersebut tidak akan terbuka.” [Ibnu
rajab dalam kitab beliau kalimat ikhlas hal:14].
Allah ta’ala sendiri menyebutkan bahwa tuhan itu berbilang. Namun semuanya
adalah batil kecuali Dia semata. Firman-Nya:
“Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah Dia-lah Tuhan yang Haq dan
sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil, dan
sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. al-Hajj:
62).
َاب
ٌ عج ِ أ َ َجعَ َل اْآلَ ِلهَةَ إِلَ ًها َو.
ُ احدًا إِنَّ َهذَا َلش َْي ٌء
Adapun makna yang benar dari kalimat tauhid ini adalah “Tiada Tuhan
yang Haq kecuali Allah” atau “Tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali
Allah,” yang mana dalam bahasa Arabnya berbunyi “Laa ma’buuda bihaqqin
Illalllahu”. (asy-Syahadatan, Syaikh Abdullah Jibrin hal. 15)
Inilah makna yang benar yang menyatakan bahwa tiada Tuhan yang berhak untuk
dialamatkan kepada-Nya ibadah kecuali hanya Allah semata. Sebab hanya Allah-lah
satu-satunya Tuhan yang berhak untuk diibadahi, tiada sekutu bagi-Nya. Firman-
Nya:
س ْو ٍل إِالَّ نُ ْو ِح ْي إِلَ ْي ِه أَنَّهُ الَ إِلَهَ إِالَّ أَنَا فَا ْعبُد ُْو ِن َ َو َما أَ ْر.
ُ س ْلنَا ِم ْن قَ ْب ِلكَ ِم ْن َر
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan yang hak melainkan Aku,
maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS. al-Anbiya`: 25)
Akan tetapi ada beberapa penafsiran yang keliru tentang kalimat la ilaha
illallah yang telah tersebar luas di dunia Islam di antaranya:
1. Menafsirkan kalimat la ilaha illallah dengan ()الَ َم ْعب ُْودَ إِ اال هللا: “Tidak ada yang
diibadahi selain Allah”. Padahal makna tersebut rancu, ini berarti setiap yang
diibadahi baik benar maupun salah adalah Allah subhanahu wata’ala. Karena
Allah subhanahu wata’ala menamakan semua yang disembah di muka bumi
sebagai ( إلهTuhan). Ketika Rasulullâh shalallahu ‘alaihi wasallam mengatakan
kepada orang-orang musyrik: La ilaha illallah maka meraka mengatakan
َاب
ٌ عح ِ أ َ َجعَ َل اْآل ِلهَةَ إِل ًها َو
ُ احدًا إِنَّ هذَا َلش َْي ٌء
“Apakah dia menjadikan tuhan-tuhan yang banyak ini menjadi Tuhan yang satu
saja? sesungguhnya ini sesuatu yang mengharankan.” [QS. Shood: 5].
2. Menafsirkan kalimat la ilaha illallah dengan (“ )الَ خَالِقَ ِإالا هللاTidak ada pencipta
kecuali Allah”, padahal makna tersebut adalah sebagian makna dari kalimat la
ilaha illallah dan ini masih berupa Tauhid Rububiyah (tauhid yang mengakui
keesaan Allah saja), sehinga belum cukup. Karena orang-orang kafir jahiliyah
dahulu telah meyakini Allah adalah Tuhan pencipta alam, sebagaimana Allah
jelaskan dalam al-Qur’an
“Dan jika engkau bertanya kepada mereka, sipakah yang menciptakan mereka,
niscaya mereka menjawab, Allah.” (QS. Az – Zuhkruf: 87).
3. Ada juga yang menafsirkan la ilaha illallah dengan () الَ َحا ِك َم ِإالا هللا: “Tidak ada
hakim/penguasa kecuali Allah”. Pengertian ini pun tidak mencukupi makna
kalimat tersebut karena apabila mengesakan Allah hanya dengan pengakuan sifat
Allah Yang Maha Penguasa saja namun masih berdo’a kepada selain-Nya atau
menyelewengkan tujuan ibadah kepada sesuatu selain-Nya, maka hal ini belum
dikatakan (telah menjalankan makna kalimat tersebut, yaitu bertauhid kepada
Allah-red).
C. Rukun “La ilaaha illallah”
Ulama menjelaskan bahwa kalimat tauhid la ilaha illallah terdiri dari dua
rukun yaitu :
1. An-Nafyu (peniadaan) : menjauhi sesembahan selain Allah baik Malaikat yang
dekat dengan-Nya atau pun para Nabi dan Rasul yang diutus.
2. Al-Itsbat (penetapan) : menetapkan sesembahan yang benar hanya milik Allah
semata. Adapun sesembahan yang lain semuanya sesembahan yang batil.
Allah Subhannahu wa Ta´ala berfirman :
سكَ بِا ْلعُ ْر َو ِة ا ْل ُوثْقَى ْ اَّلل فَقَ ِد ا
َ ستَ ْم ِ َّ ت َويُؤْ ِم ْن ِب ُ فَ َم ْن يَ ْكفُ ْر ِبال َّطا.
ِ غ ْو
“Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan
putus.” (QS. al-Baqoroh: 256).
Firman Allah, “siapa yang ingkar kepada thaghut” itu adalah makna dari rukun
yang pertama. Sedangkan firman Allah, “dan beriman kepada Allah” adalah makna
dari rukun kedua.
D. Pengertian Syirik
Syirik dari segi bahasa artinya mempersekutukan, secara istilah adalah perbuatan
yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Orang yang melakukan
syirik disebut musyrik. Seorang musyrik melakukan suatu perbuatan terhadap
makhluk (manusia maupun benda) yang seharusnya perbuatan itu hanya ditujukan
kepada Allah seperti menuhankan sesuatu selain Allah dengan menyembahnya,
meminta pertolongan kepadanya, menaatinya, atau melakukan perbuatan lain yang
tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah SWT.
Perbuatan syirik termasuk dosa besar. Allah mengampuni semua dosa yang
dilakukan hambanya, kecuali dosa besar seperti syirik. Firman Allah SWT:
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-
Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat
dosa yang besar. (QS. An-Nisaa’: 48)
E. Macam-macam Syirik
Dilihat dari sifat dan tingkat sanksinya, syirik dapat dibagi menjadi dua yaitu:
Syirik asghar termasuk perbuatan dosa besar, akan tetapi masih ada
peluang diampuni Allah jika pelakunya segera bertobat. Seorang pelaku syirik
asghar dikhawatirkan akan meninggal dunia dalam keadaan kufur jika ia tidak
segera bertaubat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syarat, makna dan rukun syahadat dalam islam sangat penting untuk diketahui
sehingga orang islam bukan sekedar namanya saja tapi memahami islam dari hal-hal
yang yang lebih mendalam seperti memahami syarat, makna dan rukun syahadat.
Setiap ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan diterima
kecuali dengan memenuhi syarat-syaratnya, seperti sholat dan zakat tidak akan
diterima kecuali memenuhi syarat-syaratnya, demikian juga dengan kalimat la ilaha
illallah tidak akan diterima kecuali seorang hamba menyempurnakan syarat-
syaratnya. Yang diantaranya adalah Al-ilmu, Al-Yaqiin, Al-Qobuul, Al-Inqiyaad,
Ash-Shidqu, Al-Ikhlas, Al–Mahabbah. Dan juga memahami makna dan rukun
syahadat “La ilaaha illallah”.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun. Punulis menyadari dalam makalah ini
masih banyak Sekali kekurangan dan jauh dari kesan “sempurna”. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang kontruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah kami selanjutnya. Akhirnya semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi siapa
saja yang membcanya, Amien.
DAFTAR PUSTAKA
http://alhujjah.com/2013/05/tujuh-syarat-laa-ilaaha-illallah/
http://abumusa81.wordpress.com/2012/11/08/hakekat-syahadat-la-ilaha-illallahu/