Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MATA KULIAH : SEJARAH PERADABAN ISLAM


“MASA KELAHIRAN ISLAM”

Dosen Pengampuh : Iqbal, S.Hum.,M.Hum

KELOMPOK 3
ATIKA FITRYA S (20256122042)
PUTRI (20256122038)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, karunia dan nikmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Shalawat dan salam kepada
uswah, junjungan, panutan dan kita Rasulullah Muhammad SAW. Mudah-
mudahan kita senantiasa menjadikannya teladan yang agung dalam semua aspek
kehidupan kita.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan tugas ini, tentu


tidak dapat kami selesaikan tanpa ada dukungan dan bantuan dari berbagai pihak
yang tidak sempat kami sebutkan satu persatu.

Akhirnya, dengan kerendahan hati kami berkenan menerima saran dan


kritik yang kontruksif dari pembaca atas segala kekurangan dan keterbatasan dari
tugas sederhana ini, agar bisa disempurnakan. Semoga Allah SWT meridhoi
segala aktivitas kita dan bernilai ibadah-Nya. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................ ii
Daftar Isi.......................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan.......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................... 1

Bab II Pembahasan......................................................................................................... 2
A. Kehidupan awal Nabi Muhammad sampai menerima Risalah Islam.................... 2
B. Pembentukan Negara Madinah.............................................................................
C. Peperangan dalam Islam........................................................................................
D. Surat-surat Dakwah Nabi Muhammad..................................................................
E. Komentar para Orientalis tentang Nabi Muhammad............................................

Bab III Penutup...............................................................................................................

A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................

Daftar Pustaka.................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam lahir di jazirah Arab yang terletak di antara tiga benua yaitu Asia, Afrika
dan Eropa. Pakar geografi menyebut negeri ini sebagai sambungan padang pasir
Sahara ( kini terputus Lembah sungai Nil dan Laut merah ) dengan daerah
wilayah yang melintasi Asia, Iran Tengah dan padang pasir Gobi. Wilayah ini
merupakan padang pasir terluas dan tergersang di dunia. Daerah ini memegang
peran yang strategis dalam peta perdagangan pada masa klasik.

Nuldeke dalam buku Historian’s History of the World menyebut bahwa tanah
ini dinamakan Arab. Karena sebagian besar wilayah nya terdiri dari gurun pasir.
Arab atau Arabia sendiri artinya sahara atau gurun pasir. Menurut Hasyim
Athiyah, dalam buku al-adab al Arabiy wa Tarikhuhu mengatakan, kata Arab
berasal dari abar , yang berarti rihlah atau pengembara. Dengan demikian, bangsa
ini dinamakan Arab, karena termasuk bangsa pengembara (nomaden).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Kehidupan awal Nabi Muhammad sampai menerima Risalah


Islam?
2. Bagaiamana Pembentukan Negara Madinah?
3. Bagaiamana Peperangan dalam Islam?
4. 1Apa saja Surat-surat Dakwah Nabi Muhammad?
5. Apa saja Komentar para Orientalis tentang Nabi Muhammad?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Bagaimana Kehidupan awal Nabi Muhammad sampai


menerima Risalah Islam.
2. Untuk mengetahui Bagaiamana Pembentukan Negara Madinah.
3. Untuk mengetahui Bagaiamana Peperangan dalam Islam.
4. Untuk mengetahui Apa saja Surat-surat Dakwah Nabi Muhammad.
5. Untuk mengetahui Apa saja Komentar para Orientalis tentang Nabi
Muhammad
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Kehidupan awal Nabi Muhammad sampai menerima Risalah Islam


Nabi Muhammad SAW. Lahir di Mekah, disuatu tempat yang dikenal dengan
suqul lail, pada hari senin pagi, hari ketujuh belas bulan Rabiul awal. Ada pula yang
mengatakan hari kedua belas bulan rabiul awal pada tahun gajah, yaitu tahun
kedatangan pasukan gajah ke Mekah di bawah pimpinan Abrahah Al-Asyram, raja
Yaman untuk menghancurkan Ka’bah.

Ketika Nabi Muhammad SAW dilahirkan ayahnya sudah tiada, ayahnya meningal
dunia di Madinah dan dikebumikan disanan ketika beliau masih dalam kandungan 2
bulan. Dalam kehidupan sosial masyarakat Arab, berkembang sebuah tradisi yang
berlaku dikalangan bangsawan Arab yang biasa menusukan bayinya kepada orang
lain dan membawa bayi itu kedaerah pedalaman. Hala yang sama juga berlaku
dengan bayi Nabi Muhammad SAW. Namun sebelum mendapatkan wanita tukang
menyusui yang bersifat tetap, maka Nabi Muhammad SAW disusui sementara waktu
oleh Syu’aibah, budak perempun milik salah seorang paman Nabi Muhammad SAW
yang bernama Abu Lahab.

Kemudian datanglah Halimah untuk menyusui Nabi Muhammad dan membawa


bayi itu ke desa pedalaman tempat tinggal Halimah.12 Ditempat inilah Nabi
Muhammad tumbuh dan dibesarkan dalam susana pedesaan yang udaranya masih
bersih.1

Masa pengasuhan dan penyusuan Nabi Muhammad oleh Halimah berlangsung dua
tahun.Setelah dua tahun berlalu, Halimah kemudian mengembalikan Nabi

1
Muhammad Rais Amin, “sejarah kehidupan Nabi Muhammad dan kemenangan umat islam” Vol 9 No 2,
2017,Hal 549.
Muhammad kepada Ibunya, Aminah. Akan tetapi, atas kehendak Aminah, Nabi
Muhammad lalu dikembalikan lagi kerumah Halimah dengan harapan agar
pertumbuhan dan perkembangan Nabi Muhammad SAW lebih matang. Selama dua
tahun kemudian Nabi Muhammad ditinggal di Sahara sambil menikmati udara
pedalaman yang jernih dan bebas serta tidak terikat oleh sesuatu ikatan apapun, baik
ikatan jiwa maupun ikatan materi. Dengan demikian, hampir berlangsung selama 5
tahun, Nabi Muhammad tinggal bersama keluarga halimah dan ia belajar bahasa Arab
yang murni dari kabilah ini.

Setelah 5 tahun kembali, Nabi Muhammad saw dikembalikan lagi kepangkuan


Ibunya di Mekah.2 Sejak saat itu, kakek Nabi Muhammad SAW yang bernama Abdul
Muthalib-seorang pemimpin seluruh Quraisy dan pemimpin Mekah bertindak sebagai
pengasuh Nabi Muhammad SAW. Pada usia 6 tahun, Nabi Muhammad saw dibawa
oleh ibunya untuk melihat peristirahatan terakhir ayahnya di Madinah (yang ketika itu
masih bernama Yatsrib). Itulah saat-saat yang mengharukan yang pertama kali
dirasakan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai seorang anak yatim. Sebulan mereka
tingggal di Yatsrib untuk berziarah kemakam ayahnya serta untuk menengok
keluarganya.
Dalam perjalanan pulang ke Mekah, ibundanya wafat dan dikebumikan di Abwa`,
sebuah daerah yang terletak antara Makkah dan Madinah. Sejak saat itu Nabi
Muhammad SAW menjadi anak yatim piatu. Peristiwa ini merupakan suatu pukulan
yang sangat berat bagi Nabi Muhammad saw kecil, sebab baru berapa hari yang lalu
ia mendengar keluhan dan duka ibunya yang kehilangan suami (ayah Nabi
Muhammad SAW) semasa Nabi Muhammad SAW masih dalam kandungan. Akan
tetapi, ia kini melihat sendiri suatu kenyataan bahwa ibunya telah pergi untuk
selamanya seperti yang dialami ayahnya dulu. Tubuh ibunya lalu di kebumikan di
asebuah kampung yang jauh dari keluarga dan tempat kelahirannya.

2
Muhammad Rais Amin, “sejarah kehidupan Nabi Muhammad dan kemenangan umat islam” Vol 9 No 2,
2017,Hal 550.
Setelah Nabi Muhammad SAW ditinggal ibunya, Nabi Muhammad SAW diasuh
oleh kakeknya, yaitu Abdul Muthalib. Limpahan kasih sayang dari kakeknya ini
sedikit mengobati luka hati Nabi Muhammad SAW akan tetapi, kakek yang
merupakan tempat mengadu bagi Nabi Muhammad SAW ini meninggal dunia setelah
dua tahun mengasuhnya. Sebelum meninggal Ia berwasit kepada Abu Thalib (yang
merupakan paman Nabi Muhammad SAW) agar memelihara Nabi Muhammad SAW
kecil, Abu Thalib tidaklah dalam keadaan berada.3

Sebab itulah Nabi Muhammad saw yang masih kanak-kanak, berusaha


meringankan beban pamannya dengan menerima upah mengembalakan kambinga
kaumnya disamping mengembalakan kambing pemannya sendiri. Kemudian terasa
benar kepadanya, bahwa tugas ini terlalu sedikit mendatangkan rejeki. Akhirnya ia
mulai berfikir untuk berdagang. Karena tak ada pengalaman dalam dagang, ia
berteman dengan seorang laki-laki bernama Saib, seorang pedagang, Nabi
Muhammad SAW menjadi terkenal sebagai seorang yang paling dipercaya, sehingga
ia diberi gelar al-Amin.4

Ketekunan Nabi Muhammad menarik hati Khadijah yang juga merupakan


saudagar kaya. Nabi Muhammad yang berusia 25 tahun menikah dengan Khadijah
yang saat itu berumur 40 tahun.5 Pasangan berbahagia ini dikaruniai dua orang putra
dan empat orang putri. Mereka adalah Abdullah, Al-Qasim, Zainab, Ruqayyah,
Ummu Kultsum, dan Fathimah.6

3
Muhammad Rais Amin, “sejarah kehidupan Nabi Muhammad dan kemenangan umat islam” Vol 9 No 2,
2017,Hal 551.
4
Muhammad Rais Amin, “sejarah kehidupan Nabi Muhammad dan kemenangan umat islam” Vol 9 No 2,
2017,Hal 552.
5
Muhammad Rais Amin, “sejarah kehidupan Nabi Muhammad dan kemenangan umat islam” Vol 9 No 2,
2017,Hal 553.
6
Muhammad Rais Amin, “sejarah kehidupan Nabi Muhammad dan kemenangan umat islam” Vol 9 No 2,
2017,Hal 554.
Ketika Rasulullah SAW sedang berkhalwat di Gua Hira, tepat pada malam
17, tiba-tiba Jibril datang membawa wahyu. Jibril memeluk dan melepaskan
Rasulullah SAW. Hal ini diulanginya sebanyak 3 kali. Setiap Jibril memeluk,
maka Jibril mengatakan, “Iqra”, yang artinya “bacalah!”. Namun, Nabi SAW
menjawab, “ma ana bi qaari’, artinya “aku tidak dapat membaca”.

Setelah diperintah malaikat Jibril sebanyak tiga kali demikian, Nabi kemudian
berucap: “Apa yang harus saya baca?”. Lalu malaikat Jibril menyampaikan lima
ayat yang tertuang dalam Surah Al-Alaq ayat 1-5.
‫يم‬ ِ ‫س ِم ٱهَّلل ِ ٱل َّر ْح َم ٰـ ِن ٱل َّر ِح‬ ْ ِ‫ب‬
‫سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم‬ ‫الَّ ِذ ْـ‬.‫اِ ْق َرْأ َو َربُّ َك ااْل َ ْك َر ۙ ُم‬. ‫ق‬
َ ‫ َعلَّ َم ااْل ِ ْن‬.‫ي َعلَّ َم بِا ْلقَلَ ۙ ِم‬ ٍ ۚ َ‫سانَ ِمنْ َعل‬
َ ‫ق ااْل ِ ْن‬
َ َ‫خل‬.
َ ‫ق‬َ ۚ َ‫ي َخل‬ ْ ‫اِ ْق َرْأ بِا‬.
ْ ‫س ِم َربِّ َك الَّ ِذ‬
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang
tidak diketahuinya.”
Setelah menerima wahyu pertama di gua hira, terputus wahyu beberapa lama, pada
waktu terputusnya wahyu, Ibnu Sa’ad, Rasulullah SAW diam dan menjadi sangat
sedih. Rasa kaget dan bingung melingkupi diri beliau, kalau Tuhan marah kepadanya
disebabkan kejadian di gua hira. Sebab itu ia kembali ber’iktikaf di gua Hira satu
bulan lamanya, kemudian ia kembali kerumahnya dalam keadaan menderita batin
karena sedih. Dalam perjalanan pulang itu, ia mendengar seruan. Ia menoleh kedepa,
kebelakang, kekanan, dan kekiri, tetapi tidak melihat siapa pun. Ia lalu
mengangkatkan kepalanya kelangit. Tampaklah kepadanya malaikat yang pernah
mendatanginya digua hira satu bulan yang silam, duduk di atas kursi dantara langit
dan bumi. Kembali ia merasa takut dan terkejut. Kemudian berlari ke arah Khatijah
seraya berkata: “Selimuti Aku, Selimuti Aku”.
Di kala ia berselimut itu turunlah wahyu yang berbunyi: “Hai orang yang
berselimut. Berdirilah dan beri peringatan dan akan Tuhanmu besarkanlah.
Bersihkanlah pakaianm. Jahuilah maksiat. Jangan engkau memberi karena
mengharapkan balasan. Dan karena tuhanmu hendaklah engkau bersabar”.
(AlMuddastir: 1-6). Dengan turunnya wahyu ini, Nabi Muhammad SAW menjadi
gembira. Kemudian itu berturut-turut tunlah wahyu kepadanya. Kadang-kadang ia
mendngar suara seperi bunyi lonceng, lalu diikuti dengan wahyu yang amat terang.
Dan kadang-kadang tampak Malaikat berbentuk manusia (laki-laki) yang berbicara
kepadanya, yang segara dapat diketahuinya bahwa itu adalah Jibril. 7 Ia sangat ingat
segala kata-katanya. Dengan wahyu-wahyu itu, Allah menentukan cara yang harus
ditempuhnya, tingkat demi tingkat, agar sukses dalam tugasnya. Tingkattingkat
tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, menyampaikan risalah (wahyu) disaat
diterimanya wahyu itu, tidak boleh ditunda. Kedua, memberi peringatan kepada
manusia akan siksaan Allah bila mereka tidak berhenti menyembah berhala. Ketiga,
menyeru manusia untuk mengenal Allah dan kebesaran-Nya. Ia maha besar, tidak ada
yang disembah selain dia. Keempat, membersihkan diri dari segala kekejian. Sebab di
dalam kebesihan badan dan baiknya tingkah laku terletak penghormatan dan
penghargaan dari manusia. Kelima, menjahui dari perbuatan dosa dan apa-apa yang
dibenci oleh Allah. Keenam, sabar dalam menghadapi masalah, dan dari segala
kesulitan dan kesukaran yang dihadapi, tidak mudah putus asa. Menyeru Kepada
Kerabat Dekat.
Kemudian Rasululullah mulai berdakwah mengajak kerabatnya menuju kepada
pengesaan Allah yang meniupakan asal-usul dari segala yang wujud. Khadijah,
istrinya merupakan orang pertama dari kalangan kaum wanita yang mempercayai
kenabiannya. Sedang laki-laki pertama yang mengikuti dan mengimani ajarannya
adalah, Ali bin Abi Thalib a.s. Selama tiga tahun Rasululullah berdakwah secara
diam-diam di kalangan keluarganya dan setelah turun ayat 94 dari Surah Al-Hijr yang
berbunyi: “Maka siarkanlah apa-apa yang diperintahkan Allah kepadamu dan
berpalinglah dari orang-orang Musyrik”, Rasulullah SAW mulai berdakwah secara
terang-terangan. Kemudian Rasulullah lalu naik ke bukit shafa memberi peringatan

7
Muhammad Rais Amin, “sejarah kehidupan Nabi Muhammad dan kemenangan umat islam” Vol 9 No 2,
2017,Hal 555.
kepada orang-orang Quraisy, mendengar seruan itu, kaum Quraisy berdatangan,
lebih-lebih pemuka-pemukanya.8
B. Pembentukan Negara Madinah
Pembentukan Negara Madinah Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu
perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam muncul. Perkembangan datang
dari sejumlah penduduk Yastrib yang berhaji ke Mekkah. Mereka terdiri dari suku
Khazraj dan ‘Aus yang masuk islam dari tiga gelombang.
Pertama, pada tahun sepuluh kenabian, beberapa orang Khazraj berkata kepada
Nabi: Bangsa kami telah lama terlibat dalam permusuhan, yaitu antara suku Khazraj
dan ‘Aus. Mereka benar-benar merindukan perdamaian. Kiranya Tuhan
mempersatukan mereka kembali dengan perantaraan engkau dan ajaran-ajaran yang
engkau bawa. Oleh karena itu, kami akan berdakwah agar mereka mengetahui agama
yang kami terima dari engkau ini.
Kedua, pada tahun keduabelas kenabian delegasi Yastrib, terdiri dari sepuluh
orang suku Khazraj dan dua orang suku ‘Aus serta seorang wanita meyatakan ikrar
kesetiaan pada nabi di suatu tempat bernama Aqabah. Ikrar ini disebut bai’ah aqabah
pertama. Ketiga, pada musim haji berikutnya jama’ah haji yang datang dari Yastrib
berjumlah 73 orang membai’ah kepada Rasul. Atas nama penduduk Yastrib, mereka
meminta kepada Nabi agar berkenan pindah ke Yastrib. Mereka berjanji akan
membela Nabi dari segala ancaman.
Perjanjian ini disebut bai’ah aqabah kedua. Setelah kaum musyrikin Quraisy
mengetahui adanya perjanjian antara Nabidan orang-orang Yastrib itu, mereka kian
giat melancarkan intimidasi terhadap kaum muslimin. Hal ini membuat nabi segera
memerintahkan para sahabatnya untuk hijrah ke Yastrib. Dalam waktu dua bulan,
hampir semua kaum muslimin yang berjumlah kurang lebih 150 orang telah
meninggalkan kota Mekkah. Setelah terjadinya hijrah yang diawali peristiwa bai’ah
aqabah tersebut berartielemen esensial bagi masyarakat politik (Negara) terpenuhi.

8
Muhammad Rais Amin, “sejarah kehidupan Nabi Muhammad dan kemenangan umat islam” Vol 9 No 2,
2017,Hal 556
Elemen tersebut antara lain adalah: pertama, adanya ikatan dengan suatu wilayah
dalam hal ini adalah Madinah. Dengan diterimanya Nabi oleh penduduk Madinah
secara otomatis terdapat ikatan dengan wilayah tersebut. Kedua, masyarakat yang
memiliki kesadaran sosial yakni kerjasama antara perasaan dan pikiran untuk
mencapai tujuan umum. Ketiga, adalah institusi. Peristiwa hijrah tersebut telah
merubah status masyarakat muslim yang dulunya hanya kumpulan masyarakat biasa
menjadi masyarakat politik yang memiliki otoritas politik.
Periode dakwah Nabi di Madinah, ajaran Islam banyak berkenaan
denganpersoalan kemasyarakatan. Hal ini berdasarkan wahyu yang turun kepada
Nabi lebih banyak menekankan pada pembentuan dan pembinaan kemasyarakatan.
Oleh karenaitu, kedudukan Nabi ketika di Madinah bukan hanya sebagai Rasul,
melainkan jugakepala Negara. 6 Dengan kata lain, dalam diri nabi terkumpul dua
kekuasaan,kekuasaan spiritual dan kekuasaan duniawi. Kedudukannya sebagai Rasul
secaraotomatis merupakan kepala Negara. Dalam rangka memperkokoh masyarakat
dan Negara baru itu, Nabi segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat.
Dasar pertama, pembangunan masjid, selain untuk shalat, juga sebagai sarana penting
untuk mempersatukan kaum muslimin dalam mempertalikan jiwa mereka, disamping
sebagai tempat bermusyawarah masjid juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
Dasar kedua, adalah ukhuwah islamiyah, persaudaraan sesama muslim. Nabi
mempersaudarakan anatara golongan muhajirin, orang-orang yang hijrah dari mekkah
ke madinah, dan Anshar, penduduk Madinah yang sudah masuk Islam dan ikut
membantu kaum muhajirin tersebut. Dasar ketiga, hubungan persahabatan dengan
pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam. Di Madinah, disamping orang-orang
Arab Islam, juga terdapat golongan masyarakat Yahudi dan orang-orang Arab yang
masih menganut agamanenek moyang mereka.
Untuk menjaga stabilitas tersebut, Nabi mengadakanperjanjian dengan
penduduk Madinah. Sebuah piagam yang menjamin kebebasanbersama orang-orang
Yahudi sebagai suatu komunitas dikeluarkan. Dalam perjanjian itu jelas disebutkan
bahwa Rasulullah menjadi kepala pemerintahan karena sejauh menyangkut peraturan
dan tata tertib umum, otoritas mutlak diberikan kepada beliau. Dalam bidang sosial,
dia juga meletakkan dasar persamaan antar sesame manusia. Perjanjian ini, dalam
pandangan ketatanegaraan sekarang, sering disebut konstitusi Madinah. Dasar
keempat, meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi, dan sosial untuk masyarakat baru.
Ketika masyarakat Islam terbentuk maka diperlukan dasar-dasar yang kuat bagi
masyarakat yang baru terbentuk tersebut. Oleh karena itu, ayat-ayat al-Qur’an yang
diturunkan ditujukan kepada pembinaan hukum. Ayat-ayat ini kemudian diberi
penjelasan oleh Rasulullah sehingga terdapat dua sumber hukum yaitu al-Qur’an dan
Hadist. Dari kedua sumber hukum Islam tersebut didapat suatu sistem untuk bidang
politik, yaitu musyawarah. Dan untuk bidang ekonomi dititikberatkan pada jaminan
keadilan sosial, serta dalam bidang kemasyarakatan, diletakkan pula dasar-dasar
persamaan derajat antara manusia, dengan penekanan bahwa yang menentukan
derajat manusia adalah ketakwaan.

C. Peperangan dalam Islam


Peperangan merupakan sesuatu hal yang tidak disukai, karena perang akan
berdampak banyak hal. Seperti kehilangan keluarga dan kerabat, berdampak buruk
bagi perekonomian, hingga berdampak buruk juga bagi kesehatan mental. Namun
pada realitanya, peperangan sering terjadi dan harus dilakukan lantaran karena
beberapa hal dan faktor. Ada yang berperang karena memperebutkan sumber daya,
ada pula karena ambisi merebut dunia, bahkan perang pun terjadi karena kisah cinta
laki-laki dan wanita. Artinya perang adalah sebuah keniscayaan.

Banyak agama dan aliran kepercayaan yang menolak kalau mereka dianggap
mengajarkan peperangan, meskipun faktanya banyak yang berperang dengan
mengatasnamakan agama. Sementara agama Islam secara jujur menyatakan perang
termaktub dalam fikihnya. Keniscayaan perang diatur dan ditata dengan penuh
kebijaksanaan dan kemuliaan. Islam mengajarkan perang yang penuh adab dan
akhlak. Islam mengajarkan perang yang bernilai ibadah, bukan membantai atau
membunuh membabi buta, penuh dendam dan kezaliman. Islam mengajarkan perang
yang berkonsekuensi hidup mulia atau wafat menjemput syahadat, bukan
kemenangan yang menindas dan kekalahan yang hina.
Oleh karena itu, Ali bin al-Hasan mengatakan:

“Kami mempelajari (kisah) peperangan Rasulullah dan perjalanan hidup beliau


sebagaimana kami mempelajari surat di dalam Al-Quran.”

Pada kali ini, penulis akan membahas tentang peperangan besar yang terjadi di zaman
Rasulullah SAW serta hikmah yang bisa kita petik di dalamnya:
1. Perang Badar I
Perang Badar I terjadipada bulan Rabiul Awal tahun 2 H. Peristiwa ini
dilatarbelakangi oleh tindakanKirz bin Jabir al-Fahri yang menyerang peternakan
penduduk Madinah. Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam memimpin 70 orang
sahabatnya untuk menghadapi pembuatonar ini. Sesampainya di daerah Safwan, Nabi
tidak menemukan mereka.

2. Perang Badar II
Perang Badar II ini adalah perang yang sangat masyhur. Karena begitu akrabnya
pembaca sejarah Islam denganperistiwa ini, sampai-sampai perang ini dianggap
sebagai aktivitas militerpertama yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya.
Perang ini terjadi parabulan Ramadhan tahun 2 H. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallammemimpin 313 orang kaum muslimin menghadapi 1000 orang-orang Mekah
dibawahpimpinan Abu Jahal. Dalam perang ini, 22 orang sahabat Nabi gugur
sebagaisyuhada. Di pihak musyrikin Mekah 70 orang tewas dan 70 lainnya terluka.
Perangini pun dimenangkan oleh kaum muslimin.

3. Perang Bani Sulaim


Perang ini terjadi padabulan Dzul Hijjah tahun 2 H. Tidak sampai 7 hari setelah
tiba di Madinah dariPerang Badar, Rasulullah berangkat menuju Bani Sulaim dengan
membawa 200 orangpasukan. Keberangkatan Rasulullah ini dikarenakan Bani
Ghathafan dan BaniSulaim yang bersekutu memerangi Madinah.
Sesampainya di Qarqaratual-Kidr, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak
menjumpai sekututersebut karena mereka telah melarikan diri setelah melihat
pasukan kaummuslimin.

4. Perang as-Suwaiq
Perang as-Suwaiq terjadipada bulan Dzul Hijjah tahun 2 H.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammemimpin 200 orang sahabatnya
menghadapi 200 orang musyrikin yang dipimpin olehAbu Sufyan bin Harb. Perang
ini dilatarbelakangi kemarahan orang-orang Mekahkarena kekalahan mereka di
Badar.
Dalam al-Kamil fiat-Tarikh, Imam Ibnul Atsir menyatakan sepulangnya dari
Perang Badar, AbuSufyan bernadzar tidak akan membiarkan air menyentuh
kepalanya karena junubsebelum ia memerangi Nabi Muhammad. Lalu ia membawa
200 orang penunggang kudadari kaum Quraisy menuju Madinah. Di Madinah,
mereka bermalam di rumah seorangYahudi dari Bani Nadhir yang bernama Salam bin
Misykam. Dari sana iamemata-matai kondisi malam hari Kota Madinah.

5. Perang Anmar
Terjadi pada bulan RabiulAwal tahun 3 H. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam memimpin 450 orangsahabatnya menghadapi orang-orang Ghathafan dari
Bani Tsa’labah bin Muharibyang hendak menyerang Madinah.
Dalam perjalanan Rasulullah mengejar orang-orang Ghathafan, beliau kehujanan lalu
melepaspakaiannya dan menjemurnya. Saat beliau sedang duduk istirahat,
datanglahseorang laki-laki yang bernama Du’tsur bin al-Harits mengacungkan
pedang kekepala Rasulullah. Ia berkata, “Siapa yang akan menghalangimu dariku
sekarang?”Maksudnya, siapa yang akan menolongmu dari pedangku. Dengan tenang
Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam menjawab, “Allah.” Lalu ia pun tergetar dan
jatuhlahpedang dari tangannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambilpedang
tersebut dan berkata, “Siapa yang akan menghalangimu dariku?” Iamenjawab, “Tidak
ada seorang pun.” Kemudian ia mengucapkan dua kalimatsyahadat. Peristiwa ini pun
berakhir tanpa kontak senjata.

6. Perang Uhud
Perang Uhud terjadi padabulan Syawal tahun 3 H. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallammemimpin 650 pasukan infantri dan 200 pasukan dengan kendaraan (onta,
kuda,atau hewan tunggangan lainnya) menghadapi 3000 orang musyrik yang
dipimpin olehAbu Sufyan.
Itulah beberapa perang besar yang terjadi di zaman Rasulullah SAW, selain di atas
ada beberapa peperangan lagi yang terjadi di zaman tersebut. Namun pada
kesempatan kali ini penulis hanya menampilkan 6 perang besar di zaman Rasulullah.
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa tersebut.

D. Surat-surat Dakwah Nabi Muhammad


1. Berdakwah karena Allah
Dalam surat-surat Nabi Muhammad yang menjadikan dakwah sebagai tema
mayor, terdapat tema minor yang berupa ajaran agar ketika berdakwah harus
diniatkan karena Allah semata. Hal ini tertuang dalam awal setiap surat Nabi
Muhammad yang ditulis untuk seluruh raja tanpa membedakan apakah raja tersebut
muslim atau pun bukan. Awal setiap surat Nabi Muhammad selalu diawali dengan
‫هَّٰلل‬
lafal bismillah  { ‫ٱلر ْح ٰ َم ِن ٱ ِ ِب ْس ِم‬
َّ ‫ِيم‬ َّ } Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi
ِ ‫ٱلرح‬
Maha Penyayang Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad
memberikan pelajaran kepada umat Islam bahwa ketika hendak berdakwah atau
melakukan apapun hendaknya diawali dengan lafal bismillah ‘Dengan nama Allah
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang’. Ketika mengawali segala perbuatan
dengan lafal tersebut, hendaknya seorang muslim menyadari bahwa perbuatannya itu
dilakukan karena Allah, bukan karena faktor lain.

2. Mendoakan Keselamatan Hanya untuk Muslim

Dalam surat-surat Nabi Muhammad yang menjadikan dakwah sebagai tema


mayor, terdapat tema minor yang berupa ajaran bahwa mendoakan keselamatan
dalam bentuk ucapan salam hanya ditujukan kepada kaum muslimin. Sementara itu,
mendoakan keselamatan kepada orang yang masih belum memeluk agama Islam
tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad. Dalam surat-surat Nabi Muhammad
kepada para raja, ada 8 pucuk surat yang ditujukan kepada raja non muslim, dan
sisanya ditujukan kepada 2 raja muslim. Dari delapan surat yang ditujukan kepada
raja non muslim tersebut9 pada ungkapan salam di awal surat, Nabi Muhammad
selalu mengucapkan salam dengan bentuk salam yang tidak biasa ditujukan kepada
sesama muslim. Adapun bentuk ucapan salam tersebut adalah: ‫اله دى اتبع من على‬

‫ السالم‬Salamun ‘ala man ittaba’a al-huda. Semoga keselamatan (tercurah) bagi siapa
yang mengikuti petunjuk. Bentuk salam seperti ini terdapat dalam semua surat Nabi
yang ditujukan kepada raja non muslim. Ucapan salam dari Nabi Muhammad yang
bermakna permohonan keselamatan dari Allah kepada orang kedua yang diajak
berbicara sangat eksklusif.

3. Nabi Isa Bukan Anak Tuhan

Tema minor yang ditemukan berikutnya dalam surat-surat Nabi Muhammad


adalah penyebutan bahwa Nabi Isa bukan anak Tuhan. Hal ini dapat dilihat pada
proses penciptaan Nabi Isa yang disebutkan oleh Nabi Muhammad dalam suratnya.
Untuk meyakinkan kenabiannya, Nabi Muhammad menyampaikan berita gaib
9
Ubaidillah, “Surat Dakwah Nabi Muhammad Saw” Vol 13 No 1,2015, Hal 33.
tentang proses penciptaan Nabi Isa. Hal ini hanya disampaikan oleh Nabi Muhammad
kepada Raja Najasy di Habsy. Raja Najasy adalah pengikut ajaran agama tauhid yang
dibawa oleh Nabi Isa a.s. Oleh karena itu, Nabi Muhammad menyampaikan hal ini
kepada sang Raja, sebagaimana pada kutipan surat berikut. dan Aku bersaksi bahwa
Isa putera Maryam adalah (tiupan) ruh dari Allah dan (yang tercipta) dengan
perkataan-Nya yang disampaikan kepada Maryam yang perawan, baik, serta wanita
yang terjaga kesuciannya, lalu mengandung Isa kemudian Allah menciptakan Isa dari
ruh dan tiupan-Nya, sebagaimana Dia menciptakan Adam dengan kekuasaan-Nya dan
tiupan-Nya (al-Tabari>, T.T. [I]: 418). Mendengar penjelasan gaib yang mustahil
bagi Muhammad—nabi yang ummi—mengetahuinya dari kitab suci agama ahli kitab,
Raja Najasy mengirimkan surat balasan yang di antara kalimatnya tertulis
kesepakatannya tentang penciptaan Nabi Isa ini.10 َSurah {al-Tabari} yang artinya
Demi Dzat Pengatur langit dan bumi, Isa benar-benar tidak lebih sedikit pun seperti
apa yang engkau katakan, dia sungguh seperti yang telah engkau sebutkan (al-
TabariT.T. [I]: 418). Bagi penganut agama Nasrani di Timur, terutama di Iraq, Mesir,
dan Syam, yang berada di bawah kekaisaran Romawi, dan daerah pesisir Jazirah Arab
yang merupakan jajahan Raja Najasy Abissinia, mereka mengikuti Uskup Nestorius3
yang meyakini bahwa Nabi Isa bukan Tuhan atau anak Tuhan. Selain itu, mereka juga
tidak mengakui adanya trinitas. Hal ini mereka yakini karena mereka 3 Nestorius –
lelaki kelahiran Suriah, 381 M– adalah Uskup Konstantinopel yang diangkat pada
tahun 428 M dan diberhentikan dari keuskupannya pada tahun 431 M karena
mengklaim bahwa Yesus bukanlah Tuhan, Maria tidak melahirkan Tuhan, tetapi
melahirkan Yesus sebagai manusia (Anthropotokos) (Walsh, 1908: 1-2). ِ

4. Seluruh Ajaran Agama Semitik adalah Pengesaan Tuhan

Tema minor lainnya yang mendukung tema mayor surat-surat Nabi pada para raja
adalah keesaan Tuhan bagi seluruh pemeluk agama semitik. Tuhan adalah Dzat yang

10
Ubaidillah, “Surat Dakwah Nabi Muhammad Saw” Vol 13 No 1,2015, Hal 34.
tidak boleh disembah bersamaan dengan makhluk lain. Jika hal ini dilakukan, niscaya
pelakunya tidak dianggap sebagai pemeluk agama semitik, yakni agama-agama yang
turun kepada Nabi Ibrahim AS dan nabi-nabi keturunannya. Pernyataan ini ditulis
oleh Nabi Muhammad dalam suratnya kepada para raja yang menganut agama Nabi
Isa AS, yakni kepada Kaisar Heraklius di Romawi dan Muqawqis (Cyrus) di Mesir.
Isi ungkapan tersebut dapat dilihat pada data berikut “Wahai Ahlul Kitab, marilah
(berpegang) kepada kata (ketetapan) yang sama, antara kami dan kamu semua, bahwa
kita tidak menyembah kecuali kepada Allah dan tidak mempersekutukan Dia dengan
sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita (sesama manusia) menjadikan sebagian
yang lain sebagai Tuhan selain Allah”, jika mereka berpaling maka katakanlah
kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah)” (al-Bukhari, 1314 H: 9)11

5. Agama yang Diakui Allah Hanya Islam

Tema minor berikutnya yang ditemukan dalam surat-surat Nabi Muhammad


kepada para raja adalah pernyataan bahwa hanya Islam agama yang diakui Allah. Hal
ini diketahui dari kutipan surat Nabi Muhammad yang mengajak mereka untuk
memeluk Islam disertai dengan penyebutan konsekuensi dari penolakan terhadap
ajakan tersebut, sebagaimana tertulis pada surat Nabi Muhammad kepada Kisra,
Kaisar, dan Cyrus yang secara berurutan tertulis dalam kutipan-kutipan berikut. 5
Penyimpangan jual beli dan tawar menawar indulgensi inilah yang menyulut
pertentangan Martin Luther terhadap pihak gereja yang terjadi pada 31 Oktober 1517,
sehingga agama Kristen terpecah menjadi dua, Kristen Katolik dan Kristen Protestan .
Jika engkau masuk Islam kau akan selamat, dan jika kau mengabaikannya maka
atasmu dosa orang-orang Majusi (al-As}bahani>, 1986 [II]: 349). Masuklah kamu ke
dalam agama Islam maka kamu akan selamat dan peluklah agama Islam maka Allah
memberikan pahala bagimu dua kali dan jika kamu berpaling maka kamu akan

11
Ubaidillah, “Surat Dakwah Nabi Muhammad Saw” Vol 13 No 1,2015, Hal 35.
menanggung dosa orang-orang Aris (bangsa Romawi) (al-Bukhari, 1314 H: 9). ِ
Peluklah agama Islam maka kamu akan selamat dan peluklah agama Islam, Allah
akan memberikan bagimu pahala dua kali lipat, jika engkau berpaling, maka atasmu
dosa penduduk Koptik (Ibn Bakar, 1981: 65).12

E .Komentar para eriontalis teantang nabi Muhammad SAW

Ketika umat Islam membicarakan sosok Nabi Muhammad Saw, maka hampir
bisa dipastikan beliau dinilai sebagai sosok yang mulia, maksum, dan contoh terbaik
bagi ummat manusia. Beliau juga dinilai sebagai manusia pilihan dan Nabi terbaik
sepanjang sejarah. Begitu banyak buku-buku yang telah terbit menceritakan
kesempurnaan sosok beliau.Akan tetapi, hal itu tidak selalu berlaku bagi para
orientalis, yaitu orang-orang (sarjana-sarjana) Barat yang mendalami dunia Timur.
Lantas, seperti apakah sosok beliau dalam pandangan para orientalis tersebut? Dan,
bagaimana kah sikap yang seharusnya kita ambil?
a. Penuh Kebencian
Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak para orientalis memandang sinis atas
Rasulullah Saw. Bahkan, tidak jarang kata-kata pelecehan dan penghinaan keluar dari
lisan mereka.
Adalah John of Damascus (m.750 M) misalnya, berpendapat bahwa Nabi
Muhammad adalah seorang penipu terhadap orang Arab yang bodoh. Nabi
Muhammad, katanya, dengan cara yang licik mampu mengawini Khadijah sehingga
mendapat kekayaan dan kesenangan. Dengan cara yang cerdas Nabi Muhammad juga
berhasil menyembunyikan penyakit epilepsinya ketika menerima wahyu dari Jibril.
Selain itu, Muhammad memilki hobi perang karena nafsu seksnya tidak tersalurkan.
(Daniel J Sahas, John of Damascus on Islam: “The Heresy of the Ishmaelites”,
Leiden: E.J.Brill, 1972,hlm.67-95).
Senada dengan John of Damascus, Pastor Bede (673-735 M) berpendapat bahwa
Nabi Muhammad adalah seorang manusia padang pasir yang liar (a wild man of
desert). Ia menggambarkan Nabi Muhammad memiliki pribadi kasar, cinta perang
dan biadab, buta huruf, berstatus sosial rendah, bodoh tentang dogma Kristen, dan
tamak kuasa, sehingga ia menjadi penguasa dan mengklaim dirinya sebagai nabi.

12
Ubaidillah, “Surat Dakwah Nabi Muhammad Saw” Vol 13 No 1,2015, Hal 36.
Penghinaan terhadap beliau juga dilakukan oleh Martin Luther yang hidup pada
zaman kelahiran kembali (Renaissance) dan zaman Reformasi (Reformation) Barat.
Ia menganggap Nabi Muhammad sebagai orang jahat dan mengutuknya sebagai anak
setan. Adapun Voltaire yang hidup di zaman yang sama menganggap Nabi
Muhammad sebagai seorang yang fanatik, ekstremis, dan pendusta yang paling
canggih.

Sementara itu, Snouck Hurgronje yang pura-pura masuk Islam dan sempat tinggal di
Aceh, Indonesia mengatakan; “Pada zaman skeptik ini, sangat sedikit sekali yang di
atas kritik, dan suatu hari nanti kita mungkin mengarapkan untuk mendengar bahwa
Muhammad tidak pernah ada”.
Harapan Hurgronje ini selanjutnya terealisasikan dalam pemikiran Klimovich.
Ia menulis sebuah artikel pada tahun 1930 dengan judul “Did Muhammad Exist”?
Dalam tulisannya tersebut Klimovich menyimpulkan semua informasi tentang
kehidupan Nabi Muhammad hanyalah karangan manusia dan dibuat-buat.
Menurutnya, Nabi Muhammad adalah “fiksi yang wajib” karena selalu ada asumsi
“setiap agama harus mempunyai pendiri”.
b. Tidak Semua
Akan tetapi, tidak semua orientalis secara terang-terangan mencaci maki Nabi
Muhammad sebagaimana tokoh-tokoh orientalis yang disebutkan di atas. Tidak
sedikit orientalis yang bersikap simpatik terhadap beliau. George Bernard Shaw,
salah satu pengarang Inggris terkenal misalnya mengakui bahwa ajaran-ajaran Nabi
Muhammad Saw telah memuliakan kedudukan wanita. Ia menyatakan bahwa beliau
tidak membiarkan anak-anak perempuan mati kedinginan dan kelaparan. Selain itu,
beliau juga menganjurkan berbuat baik kepada hewan.
Adapun Edward Gibbon, sejarawan Barat yang terkenal menyatakan: “Hal yang
baik dari Muhammad ialah membuang jauh kecongkakan seorang raja. Beliau itu
melakukan kerja kasar di rumah; menyalakan api, menyapu lantai, memerah susu
sapi, dan memperbaiki sendiri sepatu dan baju-baju wol beliau. Berbeda dengan
Bernard dan Edward, Thomas Carlyle menyatakan bahwa Nabi Muhammad adalah
seorang yang jujur dan setia. Jujur dengan apa yang beliau ucapkan, dan dalam hal
apa yang belia pikirkan.
c. Sikap Kita
Adapun sikap yang bisa kita ambil dari tindakan para orientalis tersebut adalah
hendaknya celaan dan hinaan atas Nabi yang dilakukan oleh para orientalis tersebut
tidak menyurutkan kadar keimanan kita. Apalagi kalau kita melihat bahwasanya
sebagian orientalis justru banyak memberikan penghargaan kepada beliau melalui
kejujuran dan sikap objektif mereka. Justru hal ini membuka mata kita agar berhati-
hati terhadap pandangan orientalis. Kita hendaknya tetap mencintai beliau,
menyayangi beliau, serta terus bershalawat dan mencontoh tindak-tanduk beliau.
Bahkan jika memungkinkan, hendaknya kita semakin giat untuk mengembangkan
wawasan keagamaan, sehingga kita bisa meng-counter apa-apa yang diwacanakan
oleh para orientalis yang telah menebar benih kebencian terhadap Nabi.

BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mempelajari sejarah peradaban Islam harus benar-benar
memperhatikan bagaimana cara yang tepat untuk mempelajarinya, sehingga
tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang terjadi yang menyebabkan seseorang
bersikap negatif terhadap Agama atau sejarah itu sendiri. Bangsa Arab adalah
salah satu entitas yang berasal dari keturunan Sam, putra tertua Nabi Nuh.
Entitas lainnya adalah Romawi dan Persia.
Nabi Muhammad lahir pada Tahun Gajah atau saat pasukan tentara
bergajah menyerang Ka'bah. Berdasarkan riwayat, Rasulullah lahir pada 12
Rabiul Awal. Sejumlah kejadian luar biasa disebutkan terjadi saat kelahiran
Nabi Muhammad seperti bintang yang bersinar terang dan burung yang
bercahaya di rumah Aminah menyambut kelahiran Nabi. Nabi Muhammad
merupakan anak dari Abdullah dan Aminah. Di masa kecilnya, Nabi
Muhammad banyak ditinggal oleh orang-orang terdekatnya.
Agama ini muncul pertama kali diwilayah Arab, yaitu tahun 610 M yang
ditandai dgn di terimanya wahyu al-Quran yang pertama di Makkah oleh
Muhammad SAW. Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah di
pilih berdasarkan musyawarah.Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar
diangkat menjadi khalifah melalui pertemuansaqifah atas usulan umar. Masa
ke-Khilafahan Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun yaitu dimulai pada
masa kekuasaan Muawiyah bin Abu Sufyan, yaitu setelah terbunuhnya Ali bin
Abi Thalib. Bani Abbasiyah merupakan masa pemerintahan ummat Islam
yang merupakan masa keemasan dan kejayaan dari peradaban ummat Islam
yang pernah ada.

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk kami dari penyusun
berharap agar pembaca dapat memanfaatkan makalah ini dengan baik. Segala
kritikan maupun saran dari pembaca akan kami terima dengan lapang dada
untuk menambah wawasan serta perbaikan penyusunan yang lebih baik lagi.
Untuk kebaikan bersama kami selaku penyusun menginginkan agar pembaca
dapat memahami ini dari makalah ini agar dapat di pahami dan diamalkan
kapan dan dimanapun, serta dapat bermanfaat bagi pelajar dan masyarakat
yang membutuhkan.
Daftar pustaka

1. Amin rais Muhammad, Sejarah Kehidupan Nabi Muhammad Dan


Kemenangan Umat Islam, Vol 9 No 2, hal 549-556
2. https://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/Supremasi/article/viewFile/1976/1442
3. https://paudit.alhasanah.sch.id/pengetahuan/perang-perang-di-zaman-
rasulullah/
4. Ubaidillah, Surat Dakwah Nabi Muhammad Saw, Vol 13 No 1, hal 33-36
5. https://parstoday.com/id/radio/programs-i77655-
nabi_muhammad_saw_dalam_pandangan_orientalis_(1)

Anda mungkin juga menyukai