Disusun oleh :
Nama : Ganis Delvia
NPM : 19610083
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang akan membahas lebih jauh mengenai
Leasing dan Ijarah .
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Penyusun
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulis 2
BAB II PEMBAHASAN 2
LEASING
1. Pengertian Leasing 3
2. Ciri-Ciri Dan Jenis Leasing 3-5
3. Elemen-Elemen Leasing 5-6
4. Landasan Hukum Leasing 7
5. Tata Cara Leasing 7-8
IJARAH
1. Pengertian Ijarah 9
2. Rukun Dan Syarat Ijarah 9-11
3. Perbedaan Ijarah, Sewa Menyewa, Pembiayaan Ijarah Dan Leasing 11-12
4. Hubungan Leasing Dengan Akad Ijarah 12-13
A. LATAR BELAKANG
Tulisan ini membahas mengenai masalah Leasing dan Akad Ijarah, diantaranya :
2. Apa perbedaan Ijarah, Sewa Menyewa, Pembiayaan Ijarah dan Leasing?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuannya untuk mengetahui apa saja perbedaan Ijarah, Sewa Menyewa,
Pembiayaan Ijarah dan Leasing, dan untuk mengetahui hubungan Leasing
dengan Akad Ijarah.
A. LEASING
Lesse membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran
yang telah dditentukan dalam kontrak lease.
Perjanjian yang dibuat antara lessor dengan lessee disebut lease agrement, dimana
didalam perjanjian tersebut memuat kontrak kerja bersyarat antara kedua belah
pihak. Isi kontrak yang dibuat secara umum memuat antara lain ;
Setiap fasilitas leasing yang diberikan oleh perusahaan leasing kepada pemohon
(Lessee) akan dikenakan berbagai macam biaya yang dibebankan terhadap lesse
tidaklah sama.
1. PENGERTIAN IJARAH
Ijarah berarti sewa, jasa atau imbalan, yaitu akad yang dilakukan atas dasar suatu
manfaat dengan imbalan jasa. Ijarah adalah suatu jenis akad mengambil manfaat
dengan jalan penggantian. Dengan demikian pada hakikatnya ijarah adalah
penjualan manfaat yaitu pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dan
jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.
a. Pelaku akad, yaitu mustajir (penyewa), adalah pihak yang menyewa aset
dan mu’jir/muajir (pemilik) adalah pihak pemilik yang menyewakan aset.
b. Objek akad, yaitu ma’jur (aset yang disewakan) dan ujrah (harga sewa).
c. Sighat yaitu ijab dan qabul.
Syarat ijarah yang harus ada agar terpenuhi ketentuan-ketentuan hokum Islam,
sebagai berikut :
a. Jasa atau manfaat yang akan diberikan oleh aset yang disewakan tersebut
harus tertentu dan diketahui dengan jelas oleh kedua belah Pihak.
b. Kepemilikan aset tetap pada yang menyewakan yang bertanggung jawab
pemeliharaannya, sehingga aset tersebut harus dapat memberi manfaat
kepada penyewa.
c. Akad ijarah dihentikan pada saat aset yang bersangkutan berhenti.
d. memberikan manfaat kepada penyewa. Jika aset tersebut rusak dalam
periode kontrak, akad ijarah masih tetap berlaku.
b. Pihak-pihak yang berakad (berkontrak) : terdiri atas pemberi sewa (lessor,
pemilik aset, Lembaga Keuangan Syariah) dan penyewa Lessee,pihak yang
mengambil manfaat dari penggunaan aset, nasabah).
c. Objek kontrak : pembayaran (sewa) dan manfaat dari penggunaan asset
d. Manfaat dari penggunaan aset dalam ijarah adalah objek kontrak yang harus
dijamin, karena ia rukun yang harus dipenuhi sebagai ganti dari sewa dan bukan
aset itu sendiri.
e. Sighat ijarah adalah berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang
berkontrak, baik secara verbal atau dalam bentuk lain yang equivalent, dengan
cara penawaran dari pemilik aset (lembaga keuangan syariah) dan penerimaan
yang dinyatakan oleh penyewa (nasabah).
a. Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan atau jasa.
b. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak.
d. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syariah.
g. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada lembaga
keuangan syariah sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan
harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa dalam ijarah.
3. PERBEDAAN IJARAH, SEWA MENYEWA, PEMBIAYAAN IJARAH
DAN LEASING
Pembiayaan Ijarah tidak sama dengan Ijarah. Ijarah mempunyai definisi yang
sama dengan definisi sewa menyewa. Sedangkan pembiayaan ijarah mempunyai
definisi yang sangat mirip dengan definisi kredit, kecuali dalam hal penggunaan
prinsip syariah pada pembiayaan ijarah. Ijarah adalah akad sewa menyewa,
sedangkan pembiayaan ijarah adalah perjanjian untuk membiayai kegiatan sewa
menyewa.
Pada leasing, lessor berkedudukan sebagai penyandang dana, baik tunggal atau
bersama-sama dengan penyandang dana lainnya. Sementara objek leasing
disediakan oleh pihak ketiga atau oleh lessee sendiri. Sebaliknya pada sewa
menyewa biasa, barang objek sewa adalah memang miliknya lessor. Jadi
kedudukan lessor adalah sebagai pihak yang menyediakan barang objek sewa.
Pada ijarah, bank hanya wajib menyediakan aset yang disewakan, baik aset itu
miliknya atau bukan miliknya. Yang penting adalah bank mempunyai hak
pemanfaatan atas aset yang kemudian disewakannya. Fatwa DSN tentang ijarah
ini kemudian diadopsi kedalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
59 yang menjelaskan bahwa bank dapat bertindak sebagai pemilik objek sewa,
dan bank dapat pula bertindak sebagai penyewa yang kemudian menyewakan
kembali. Namun tidak seluruh fatwa DSN diadopsi oleh PSAK 59, misalnya
fatwa DSN mengatur bahwa objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang
dan/atau jasa; sedangkan PSAK 59 hanya mengakomodir objek ijaroh yang
berupa manfaat dari barang.
Pada pembiayaan ijarah, bank berkedudukan sebagai penyedia uang atau tagihan
yang dipersamakan dengan itu dalam rangka penyewaan barang berdasarkan
1. Ijarah dalam pembiayaan Sewa Guna Usaha adalah akad penyaluran dana
untuk pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu
dengan pembayaran sewa (ujrah), antara perusahaan pembiayaan sebagai pemberi
sewa (mu’ajjir) dengan penyewa (musta’jir) tanpa diikuti pengalihan kepemilikan
barang itu sendiri.
KESIMPULAN
Leasing adalah Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal
baik secara sewa guna dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha
tanpa hak-hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka
waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Ijarah adalah suatu jenis akad mengambil manfaat dengan jalan penggantian.
Dengan demikian pada hakikatnya ijarah adalah penjualan manfaat yaitu
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dan jasa dalam waktu tertentu
melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
barang itu sendiri.
Perbedaan dari leasing dan ijarah adalah akad yang dilaksanakan dalam proses
transaksi serta realisasi penggunaan dana. Ijarah lebih mengedepankan tuntunan
syariat islam dalam proses akad.