Anda di halaman 1dari 49

LEASING

OLEH :

NI NENGAH ANITA RIANTI (1515613011)

ENDAH PALUPI (1515613016)

MADE DWIPAYANA MAS (1515613049)

GUSTI AYU NOVY SUMARDENI (1515613072)

NI WAYAN SASTRAWATI (1515613075)

5C - D3 AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BALI

BADUNG

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa,

karena dengan berkat-Nya makalah yang berjudul “Leasing” ini dapat

diselesaikan tepat waktu. Selama makalah ini dikerjakan banyak masalah yang

belum dimengerti. Hal itu tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan dari kami. Akan tetapi berkat bantuan dan kerjasama dari

berbagai pihak akhirnya hambatan tersebut dapat diatasi. Sehubungan dengan

hal itu melalui kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan rasa terima

kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata

kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu kritik

dan saran yang bersifat membangun selalu penulis harapkan untuk

kesempurnaan karya ilmiah di kemudian hari. Penulis berharap karya imiah

dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Badung, Desember 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti harus bisa mempertahankan

hidupnya. Banyak cara yang ditempuh manusia untuk mempertahankan

hidupnya. Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mempertahankan

hidupnya adalah dengan menjalankan bisnis. Seiring dengan perkembangan

zaman, dunia bisnis pun menjadi semakin marak. Dengan berkembangnya

dunia bisnis ini, kebutuhan dana menjadi hal yang tak dapat dielakkan lagi

baik oleh kalangan usahawan perseorangan maupun usahawan yang tergabung

dalam suatu badan hukum di dalam mengembangkan usahanya maupun

didalam meningkatkan mutu produknya, sehingga dapat dicapai suatu

keuntungan yang memuaskan maupun tingkat kebutuhan bagi kalangan

lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, saat ini semakin banyak

orang yang mendirikan suatu lembaga pembiayaan yang bergerak di bidang

penyediaan dana ataupun barang yang akan dipergunakan oleh pihak lain di

dalam mengembangkan usahanya.

Salah satu lembaga pembiayaan yang berkembang pesat saat ini adalah

sewa guna usaha atau biasa disebut juga dengan Leasing. Saat ini, leasing

merupakan salah satu cara perusahaan memperoleh asset atau kepemilikan

tanpa harus melalui proses yang berkepanjangan. Semuanya telah diatur oleh

perusahaan leasing yang disediakan oleh berbagai perusahaan. Leasing juga

1
merupakan salah satu langkah penghindaran rIsiko tinggi yang saat ini sudah

disadari oleh para usahawan yang ada.

Dalam makalah ini, kami mencoba untuk mengulas tentang leasing

kegitan-kegiatan leasing dan jenis leasing. Sehingga kita dapat mengetahui

semua tentang leasing.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan leasing ?

2. Apa saja yang termasuk jenis-jenis leasing ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui pengertian leasing

2. Untuk mengetahui jenis-jenis leasing.

D. Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini, yaitu :

1. Bagi Perusahaan

Untuk mengetahui informasi mengenai leasing dan cara

pencatatan leasing dalam akuntansi

2. Bagi Pembaca

2
Untuk memahami lebih dalam mengenai leasing dan berbagai

konsep didalamnya dan menjadi bahan referensi dalam tulisan yang

berkaitan dengan leasing

3. Bagi Penulis

Untuk sarana menambah pengetahuan dan penerapan teori yang

diperoleh dengan praktek yang sesungguhnya.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Leasing (Sewa Guna Usaha)

PSAK 30: LEASING Sewa (Lease) adalah suatu perjanjian dimana

lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama

periode yang disepakati. Sebagai imbalannya lessee melakukan pembayaran

atau serangkaian pembayaran kepada lessor.

Dalam kegiatan leasing ada dua pihak yang terkait langsung :

1. Perusahaan yang kegiatannya melakukan pembiayaan dalam bentuk

penyediaan barang-barang modal untuk digunakan perusaahan lain. Jenis

perusahaan demikian disebut Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing

Company). Selanjutnya bertindak sebagai pihak yang menyewakan atau

sebagai Lessor.

2. Perusahaan yang menerima hak untuk menggunakan barang-barang modal,

bertindak sebagai Penyewa Guna Usaha atau disebut Lesse .

Jadi secara umum, Leasing adalah perjanjian kontraktual antara lessor

dan lesse yang memberikan hak kepada lesse untuk menggunakan properti

tertentu yang dimiliki lessor selama periode waktu tertentu dengan membayar

sejumlah uang (sewa) yang sudah ditentukan, yang umumnya dilakukan secara

periodik. Unsur penting dari perjanjian leasing bahwa kepemilikan lessor atas

propertinya yang di-lease menjadi berkurang.

4
Karena lease adalah suatu kontrak maka perjanjian yang disetujui oleh

lessor dan lesse dapat sangat bervariasi dan hanya dibatasi oleh keinginan

kedua pihak tersebut. Jangka waktu lease dapat bervariasi dari periode waktu

yang pendek hingga seluruh umur manfaat dari aktiva yang bersangkutan.

Pembayaran sewa (rental payments) dapat dilakukan dari tahun ke tahun

dalam jumlah yang meningkat atau menurun, sementara nilainya dapat

ditetapkan terlebih dahulu atau dapat bervariasi dengan penjualan, suku bunga,

indeks harga konsumen atau beberapa faktor lainnya.

B. Keunggulan Leasing Dari Segi Ekonomi

Ada dua keunggulan utama bagi Lesse untuk melakukan leasing

daripada membeli :

1. Tanpa ada uang muka. Sebagian terbesar pembelian harta yang dibiayai

dengan menuntut agar sebagian dari harga beli dibayar langsung oleh

peminjam pada saat transaksi dilakukan. Hal ini memberi perlindungan

tambahan bagi kreditor apabila terjadi kemancetan pembayaran dan

pengembalian aktiva. Sebaliknya, kontrak Lease sering kali dibuat

sedemikian rupa sehingga 100% nilai aktiva dibiayai melalui Lease. Aspek

ini membuat leasing menjadi alternatif yang menarik bagi Perusahaan

yang tidak memiliki Kas yang cukup untuk membayar Uang Muka atau

Perusahaan yang ingin menggunakan modal yang tersedia untuk tujuan

operasi serta investasi yang lain.

5
2. Menghindarkan resiko pemilikan. Ada banyak resiko dalam pemilikan

harta. Resiko ini meliputi kerugian karena bencana, keausan, kondisi

perekonomian yang berubah, dan kerusakan fisik. Lesse boleh

menghentikan Lease, meskipun biasanya dikenakan denda tertentu, dan

dengan demikian menghindarkan penanggungan resiko dari kejadian ini.

Keluwesan ini sangat penting bagi perusahaan dimana inovasi dan

perubahan Teknologi membuat kegunaan peralatan atau fasilitas tertentu

menjadi sangat tidak pasti.

Keunggulan-keunggulan Lease bagi Lessor meliputi yang berikut:

a. Meningkatkan Penjualan. Dengan menawarkan produknya melalui

Leasing kepada pelanggan potensial, pabrik atau penyalur dapat

meningkatkan penjualannya dalam jumlah besar. Seperti diatas para

pelanggan mungkin tidak mau atau tidak mampu membeli harta tersebut.

b. Keringanan Pajak. Banyak ketentuan pajak yang memberikan keringan

bagi pemilik harta.

c. Kelangsungan Hubungan Dengan Lease. Apabila harta dijaul, pembeli

kerap kali tidak mengadakan transaksi lagi dengan penjualnya. Akan

tetapi dalam situasi Leasing, Lessor dan Lesse tetap berhubungan selama

periode tertentu, dan hubungan bisnis jangka panjang kerap kali dapat

dibina melalui Leasing.

d. Nilai Sisa Dipertahankan. Dalam banyak perjanjian Lease, Lessor

beruntung dari kondisi ekonomi yang membuat nilai residu yang besar

pada ahir periode Lease. Lessor dapat Me-Lease aktiva itu kembali

6
kepada Lease lain atau menjualnya dan memperoleh keuntungan pada

saat itu juga. Banyak Lessor telah menikmati laba yang besar dari

kenaikan nilai residu yang tidak diperkirakan.

1) Sifat Lease

Ketentuan kontrak Lease sangat berbeda-beda. Variable-

variablenya meliputi ketentuan dan denda akibat pembatalan, periode

Lease, opsi pembaharuan atau pembelian dengan harga murah, umur

ekonomis, aktiva, nilai residu aktiva, pembayaran Lease minimum,

suku bunga yang tersirat dalam perjanjian Lease, seperti pemeliharaan,

asuransi, dan pajak. Fakta ini dan fakta lainnya yang relevan harus

dipertimbangkan dalam menentukan perlakuan akuntansi yang tepat

atas Lease.

Masing-masing variable ini didefinisikan sebagai berikut:

a. Ketentuan Pembatalan. Sifat tidak dapat dibatalkan mengacu pada

kontrak Lease yang ketentuan serta sanksi pembatalannya sangat

mahal bagi Lesse sehingga dalam keadaan bagaimanapun tidak

dilakukan pembatalan. Hanya Lease yang tidak dapat dibatalkan

yang dapat dikapitalisasi.

b. Periode Lease. Salah satu variable penting dalam perjanjian Lease

adalah Periode Lease-nya: yaitu, periode waktu mulai dari awal

hingga ahir Lease, Tanggal pemrakasaan Leasedidefinisikan sebagai

tanggal perjanjian Lease, atau tanggal komitmen tertulis paling awal

jika semua ketentuan pokok telah dinegosiasikan. Permulaan Periode

7
Lease terjadi pada saat perjanjian Lease mulai berlaku, yaitu apabila

harta yang dilease telah diserahkan kepada Lease.

c. Akhir Jangka Lease Adalah ahir periode yang ditetapkan dimana

pembatalan tidak boleh dilakukan ditambah semua periode, jika ada,

yang diliput opsi pembaharuan dengan harga murah ,atau ketentuan

lain bahwa, pada tanggal terjadinya lease sudah ada indikasi kuat

bahwa lease itu diperbarui. Jika opsi pembelian dengan harga murah

dimasukkan dalam kontrak lease, sebagaimana didefinisikan dalam

subbab berikut, maka periode lease meliputi semua periode

pembaharuan sebelum tanggal opsi pembelian dengan harga murah

tiba. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa periode lease tidak

akan pernah melampui tanggal opsi pembelian dengan harga murah

d. Opsi Pembelian Dengan Harga Murah. Lease kerap kali

mengandung ketentuan yang memberi hak kepada lesse untuk

membeli harta yang dilease pada suatu hari dimasa depan. Harga beli

yang pasti harga opsi yang ditetapkan, meskipun dalam beberapa

kasus harga tersebut dinyatakan sebagai nilai pasar wajar pada

tanggal ,opsi dimanfaatkan. Jika harga opsi telah ditetapkan ini

diperkirakan jauh lebih kecil dibandingkan dengan harga atau nilai

pasar wajar pada tanggal pemanfaatan opsi pembelian, maka dalam

hal ini sudah tersirat opsi pembelian dengan harga murah

e. Nilai Sisa Atau Residu. adalah Nilai pasar harta yang dilease pada

ahir periode lease. Dalam beberapa lease, periode lease

8
melampi umur ekonomi aktiva, atau periode dimana aktiva tersebut

tetap produktif, dan kadang-kadang masih ada nilai sisa . Dalam

lease lainnya, periode lease lebih singkat, dan nilai residu tidak ada.

Jika lease dapat membeli aktiva itu pada ahir periode lease dengan

harga murah sudah ada, dan dapat diandaikan bahwa lesse akan

melaksanakan opsi ini dan dapat membeli aktiva tersebut. Beberapa

kontrak lease mewajibkan lesse, atau pihak ketiga yang ditunjuk,

untuk menjamin nilai residu aktiva. Jika nilai pasar wajar pada ahir

periode lease turun dibawah nilai residu yang dijamin, maka lesse

atau pihak ketiga harus membayar selisih tersebut. Ketentuan ini

melindungi lessor dari kerugian akibat penurunan yang tidak

diperkirakan dalam nilai pasar aktiva.

f. Pembayaran Lease Minimum. Pembayaran sewa yang diminta

selama periode lease ditambah dengan jumlah yang harus dibayar

untuk nilai residu, entah melalui opsi pembelian dengan harga murah

atau penjaminan nilai sisa, disebut sebagai Pembayaran Lease

Minimum. Jika semua pembayaran ini dilakukan dengan lease saja,

maka pembayaran lease minimum akan sama

bagi lesse dan lessor. Akan tetapi, jika pihak ketiga menjamin nilai

residu, maka si lesse tidak boleh memasukkan jaminan ini sebagai

bagian dari pembayaran lease minimum, tetapi lessor akan

memasukkannya.

9
Pembayaran sewa kadang-kadang mencakup beban untuk hal-hal

seperti asuransi, pemeliharaan, dan pajak yang timbul atas harta yang

dilease. Pengeluaran ini disebut biaya eksekutori (Executory Cost). Dan

tidak dimasukkan beban untuk penyisihan dari pembayaran lease minimum.

Jika lessor memasukkan beban untuk penyisihan labanya didalam biaya ini,

maka laba tersebut juga harus dianggap sebagai biaya eksekutori.

Karena pembayaran lease minimum baru akan dilakukan pada periode

mendatang, maka nilai sekarang dari pembayaran ini perlu dibukukan

sebagai lease yang dikapitalisai. Dua suku bunga yang berbeda harus

dipertimbangkan dalam menghitung nilai sekarang pembayaran lease

minimum ini, yaitu : suku bunga pinjaman incremental dari lease dan suku

bunga implicit dari lessor.

1. Suku Bunga Pinjaman Inkremental (Incremental Borrowing

Rate) adalah Suku bunga yang akan ditanggung lease jika ia

meminjam sejumlah uang yang diperlukan untuk membeli aktiva

yang dilease, dan didalamnya diperhitungkan keaaddaan keuangan

lesse dan kondisi yang berlaku dipasar.

2. Suku Bunga Implisit (Implicit Interest Rate) adalah Suku bunga

yang akan digunakan untuk mendiskontokan pembayaran lease

minimum ke nilai pasar wajar aktiva pada saat lease terjadi.

Lessor menggunakan menggunakan suku bunga implisit dalam

menentukan nilai sekarang pembayaran lease minimum. Akan

10
tetapi, lesse menggunakan suku bunga implisit atau suku bunga pinjaman

inkremental, mana yang lebih rendah. Jika lesse tidak mengetahui suku

bumga implisit tersebut, dia harus menggunakn suku bunga

pinjaman incremental.

C. Jenis-Jenis Sewa Guna Usaha (Leasing)

Secara umum jenis-jenis sewa guna usaha (leasing) bisa dibedakan

menjadi dua kelompok utama, yaitu :

1. Capital Lease (Sewa guna usaha dengan hak opsi)

Pada transaksi leasing jenis ini Lesse yang membutuhkan barang

menentukan sendiri jenis serta spesifikasi barang yang dibutuhkan. Lesse

juga mengadakan negosiasi langsung dengan supplier mengenai harga,

syarat-syarat perawatan serta lain-lain hal yang berhubungan dengan

pengoperasian barang tersebut. Kemudian lessor akan mengeluarkan

dananya untuk membayar barang tersebut kepada supplier dan setelah itu

barang tersebut diserahkan kepada lesse. Sebagai imbalan atas jasa

penggunaan barang tersebut maka lesse akan membayar sevara berkala

kepada lessor sejumlah uang untuk jangka waktu tertentu yang telah

disepakati bersama. Pada akhir masa lease lessee mempunyai hak pilih

untuk membeli barang tersebut seharga nilai sisanya, mengembalikan

barang tersebut kepada lessor atau mengadakan perjanjian leasing tahap

kedua atas barang tersebut.

2. Operating Lease (Sewa guna usaha tanpa hak opsi)

11
Pada transaksi leasing jenis ini, lessor membeli barang dan kemudian

menyewakannnya kepada lesse untuk jangka waktu tertentu. Pada

prakteknya lesse membayar uang secara berkala yang besarnya secara

keseluruhan tidak meliputi harga barang serta biaya yang telah dikeluarkan

oleh lessor. Disini secara jelas tidak ditentukan adanya nilai sisa serta hak

opsi bagi lesse. Setelah masa lease berakhir, lessor merundingkan

kemungkinan dilakukannya kontrak lease yang baru dengan lessee yang

sama atau juga lessor mencari calon lesse yang baru. Pada operating lease

ini biasanya lessor bertanggungjawab mengenai perawatan barang tersebut.

Barang yang sering digunakan dalam operating lease ini biasanya barang

yang mempunyai nilai tinggi seperti alat berat, traktor, mesin dan

sebagainya.

D. Perlakuan Akuntansi terhadap Lease

1. Akuntansi Oleh Lessee

a. Pencatatan Lease

Jika lessee mengkapitalisasi lease maka lessee akan mencatat aktiva

dan kewajiban yang umumnya sama dengan nilai sekarang pembayaran

sewa,lessor yang sudah memindahkan secara substansial seluruh manfaat

dan risiko kepemilikan, mengakui penjualan dengan mengeluarkan aktiva

dari neraca dan menggantikannya dengan piutang. Jurnal yang dibuat oleh

lessor dan lessee dengan asumsi peralatan di-lease dan dikapitalisasi adalah

sebagai berikut:

Lessee Lessor

12
Peralatan yang di-lease RpXXX Piutang lease (bersih) RpXXX

Kewajiban lease RpXXX Peralatan RpXXX

Karena sudah mengkapitalisasi aktiva, lesse akan mencatat penyusutan.

Lessor dan lesse akan memperlakukan pembayaran lease sebagai pembayaran

pokok dan bunga. Jika kontrak lease tidak dikapitalisasi, tidak ada yang dicatat

oleh lessee. Dan tidak ada aktiva yang dikeluarkan dari pembukuan tersebut.

Pada saat pembayaran lease dilakukan, lesse mencatat beban sewa dan lessor

mengakui pendapatan sewa. Untuk lease yang dicatat sebagai Lease Modal

(Capital Lease), lease harus dianggap tidak dapat dibatalkan, dan memenuhi

satu dari lebih empat kriteria berikut ini.

1) Lease mentransfer kepemilikan properti kepada lessee.

2) Lease memiliki opsi untuk membeli dengan harga khusus (bargain

purchase option).

3) Jangka waktu lease sama dengan atau lebih 75% dari estimasi umur

ekonomis aktiva yang di-lease.

4) Nilai sekarang (present value) dan pembayaran lease minimum (tidak

termasuk biaya executory) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai

wajar properti yang di-lease.

5) Lease yang tidak memenuhi salah satu kriteria di atas diklasifikasika

n sebagai Lease Operasi (operating lease).

13
2. Kriteria Kapitalisasi

Keempat kriteria kapitalisasi yang berlaku untuk lease bersifat

kontroversial dan sulit diterapkan dalam praktik. Kriteria-kriteria

tersebut akan dibahas berikut ini:

a. Pengujian Pengalihan Kepemilikan

Jika lease tersebut mengalihkan kepemilikan aktiva kepada

lessee maka lease itu dianggap sebagai lease modal. Kriteria ini

tidak bersifat kontroversial dan mudah untuk diterapkan.

b. Pengujian Opsi untuk Pembelian dengan Harga Khusus (Bargain

Purchase Option)

Opsi pembelian khusus adalah sebuah provisi yang

memungkinkan lessee untuk membeli properti yang di-lease

dengan harga yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan

nilai wajar properti yang diharapkan pada tanggal opsi itu dapat

digunakan. Pada awal lease, perbedaan antara harga opsi dengan

nilai pasar wajar yang diharapkan harus cukup besar sehingga

realisasi dari opsi bisa dipastikan secara layak.

c. Pengujian Umur Ekonomis (Pengujian 75%)

Jika periode lease sama dengan atau melebihi 75% dari umur

ekonomis aktiva, di mana sebagian besar risiko dan imbalan atas

pemilikan barang dialihkan ke lessee maka perlu dilakukan

14
kapitalisasi. Akan tetapi, penentuan jangka waktu atau masa lease dan

umur ekonomis aktiva dapat menimbulkan masalah.

d. Pengujian Pemulihan Investasi (Pengujian 90%)

Jika nilai sekarang (present value) dari pembayaran lease

minimum (minimum lease payments) sama dengan atau melebihi

90% dari nilai pasarwajar aktiva maka aktiva yang di-lease harus

dikapitalisasi. Dasar pemikiran untuk pengujian ini bahwa jika nilai

sekarang pembayaran lease minimum tidak berbeda banyak dengan

harga pasar aktiva maka secara efektif aktiva tersebut dapat dibeli.

3. Aktiva Dan Kewajiban Yang Diperlakukan Secara Berbeda

Dalam transaksi lease modal, lesse menggunakan lease sebagai sumber

pembiayaan. Oleh karena itu, seumur hidup property yang dilease,

pembayaran sewa kepada lessor mencakup pembayaran pokok ditambah

bunga

a. Pencatatan Aktiva dan Kewajiban

Dalam metode leasee modal, lessee memperlakukan transaksi lease

seolah-olah aktiva telah dibeli dalam transaksi pembiayaan di mana aktiva

diperoleh dan kewajiban diakui

b. Periode Penyusutan

Jika perjanjian lease mengalihkan kepemilikan aktiva kepada

lessee atau mencakup opsi pembelian dengan harga khusus maka aktiva

yang dilease disusutkan dengan cara yang konsisten dengan kebijakan

15
penyusutan normal lessee atau aktiva yang dimilikinya, dengan

menggunakan umur ekonomis aktiva

c. Metode Bunga Efektif

Metode bunga efektif digunakan untul mengalokasikan setiap

pembayaran lease antara pokok dan bunga

d. Konsep Penyusutan

Walaupun jumlah awalnya dikapitalisasi sebagai aktiva dan dicatat

sebagai kewajiban telah dihitung pada nilai sekarang yang sama, namun

penyusutan aktiva dan pengurangan kewajiban adalah proses akuntansi

yang indpenden selama jangka waktu lease.

4. Akuntansi Oleh Lessor

a. Keunggulan Leasing Bagi Lessor

Keunggulan leasing bagi lessor adalah sebagai berikut:\

1) Pendapatan bunga

Leasing adalah salah satu bentuk pembiayaan. Oleh karena itu,

lembaga keuangan dan perusahaan leasing menganggap leasing sangat

menarik karena menyediakan marjin bunga yang kompetitif.

2) Insentif Pajak

Dalam banyak kasus, perusahaan yang me-lease tidak dapat

menggunakan manfaat pajak, tetapi leasing memberikan mereka peluang

untuk mengalihkan manfaat pajak semacam itu kepada pihak lain (lesse)

berupa pengembalian tarif sewa yang lebih rendah dari aktiva yang di-lease.

3) Nilai Residu yang Tinggi

16
Keunggulan lain bagi lessor adalah pengembalian properti pada akhir

masa lease. Nilai residu dapat menghasilkan laba yang sangat besar.

Dari sudut pandang lessor, semua lease dapat diklasifikasikan

untuk tujuan akuntansi sebagai berikut :

1) Lease operasi.

2) Lease pembiayaan langsung.

3) Lease jenis penjualan.

Kriteria Kapitalisasi (Lessor)

Kelompok I

a. Lease mengalihkan kepemilikan properti kepada lessee.

b. Lease mencakup opsi pembelian dengan harga khusus.

c. Jangka waktu lease sama dengan atau lebih dari 75% estimasi um

ur ekonomis properti yang di-lease.

d. Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (kecuali cost

executory) sama dengan atau melebihi 90% nilai wajar properti yang

di-lease.

Kelompok II

b. Ketertagihan pembayaaarrran yang diperoleh lesse dapat diprediksi

secara layak

c. Tidak ada kepastian yang penting di seputar jumlah / biaya cost yang

tidak dapat dibayarkan kembali meskipun telah dikeluarkan oleh

lessor menurut lease apa yang dilakukan oleh lessor secara substansial

telah selesai atau biaya masa depan dapat diprediksi secara layak.

17
Perbedaan antara lease pembiayaan langsung dan lease jenis

penjualan bagi lessor adalah ada atau tidaknya untung (atau kerugian)

produsen atau penyalur, lease jenis penjualan melibatkan keuntungan

produsen atau penyalur. Sedangkan, lease pembiayaan langsung tidak

memiliki keuntungan tersebut. Keuntungan (atau kerugian) lessor adalah

perbedaan nilai wajar properti yang di-lease pada awal lease dengan nilai

buku lessor. Umumnya lease jenis penjualan terjadi apabila perusahaan

manufaktur atau penyalur menggunakan leasing sebagai sarana memasarkan

produk mereka

18
BAB III

PEMBAHASAN

PT BAR adalah sebuah perusahaan jasa yang berlokasi di jalan by pass

Ngurah Rai di Denpasar yang bergerak dalam bidang penyediaan sarana

transportasi bagi wisatawan yang hendak melakukan wisata rafting. Bagi PT

BAR usaha dibidang ini cukup feasible untuk dikembagkan dan sampa saat ini

memang dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan perusahaan.

Pada mulanya hanya didukung oleh beberapa unit kendaraan transportasi

berupa colt Mitsubishi L-300. Harga perolehan aktiva tetap kendaraan yang

dimiliki oleh PT BAR sampai 31 Desember 2003 dapat dilihat pada neraca

terlampir. Aktiva tersebut diperoleh dengan berbagai sumber pembiayaan

antara lain dibeli secara tunai, kredit dan sewa guna usaha. Sumber

pembiayaan tersebut sampai 31 Desember 2002 tidak bermasalah karena tidak

adanya kewajiban-kewajiban yang tersisa berkaitan dengan pemilikan aktiva

tersebut, seiring dengan kemajuan teknologi serta semakin tajamnya

persaingan dalam dunia usaha yang sejenis yang dibarengi oleh meningkatnya

demand dari jasa yang ditawarkan, maka fasilitas yang tersedia dianggap

masih kurang dan sangat perlu dilakukan penambahan armada transport.

Pimpinan perusahaan memiliki rencana penambahan armada pada tahun 2002

namun karena dana tidak mencukupi dan pada saat itu terjadi krisis moneter,

rencana tersebut terpaksa dibatalkan. Rencana tersebut baru terealisasikan

pada tanggal 3 Januari tahun 2003 dengan melakukan penambahan 1 unit colt

19
Mitsubishi L-300. Kendaraan tersebut diperoleh bukan dari membeli secara

tunai/kredit melainkan melalui pembiayaan leasing atau dilakukan dengan

pembiayaan sewa guna usaha dengan perusahaan sewa guna usaha PT Clifan

Finance Indonesia dengan supplier PT Bali Guna Wijaya Motor. Setelah

dilakukan penelusuran, harga perolehan aktiva tetap kendaraan yang berstated

dalam laporan keuangan termasuk reasilasi dari perjanjian kontraktor per 3

Januari 2003. Perusahaan belum memahami secara benar perlakukan akuntansi

keuangan. Akun akumulasi penyusutan aktiva kendaraan merupakan total

penyusutan dari aktiva tetap yang diperoleh dari berbagai sumber, termasuk

sumber pembiayaan dari sewa guna usaha. Dalam perjanjian kontraktual

tersebut dapat dipetik beberapa informasi atau hal-hal penting yang berkaitan

dengan pencatatan akuntansinya sebagai berikut:

a. Masa sewa guna usaha (length of lease) 5 years (60 months), pembayaran

angsuran in advance setiap awal tahun

b. Pada saat penciptaan sewa guna usaha, kendaraan tersebut bernilai wajar

Rp 55.000.000,-dan memiliki umur ekonomis 5 tahun serta dengan

residual value yang dijamin sebesarRp 2.500.000,-

c. PT BAR membayar sejumlah biaya pelaksanaan sewa guna usaha, kecuali

pajak harta sebesarRp 1.250.000 per tahun yang sudah termasuk dalam

jumlah angsuran.

d. Tingkat bunga incremental sewa guna usaha 32%

e. Metode penyusutan yang digunakan penyewa guna usaha adalah metode

garis lurus (straight line method)

20
f. PT Clifan Finance Indonesia menetapkan angsuran per tahun untuk

memperoleh tingkat hasil pengembalian atas investasinya 30% per tahun.

fakta ini diketahui oleh pt bar selaku penyewa guna usaha.

Tugas Mahasiswa

Dari informasi yang tersedia, saudara diminta untuk:

1. Mengindentifikasikan jenis sewa guna bagi PT BAR bedasarkan criteria

masing-masing jenis sewa guna usaha.

2. Menentukan nilai sekarang pembayaran angsuran masa depan total.

3. Membuat jurnal-jurnal yang diperlukan yang berkaitan dengan transaksi

jenis sewa guna usaha teridentifikasi.

4. Membuat table amortisasi sewa guna usaha (bila memungkinkan) sampai

masa sewa guna usaha.

5. Menyusun kembali laporan keuangan (neraca) per 31 Desember 2003

Pembahasan Soal :

1. Identifikasi Sewa Guna Usaha

a. Jangka waktu lease ≥ 75% dari umur ekonomis


𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑆𝑒𝑤𝑎
= 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠 𝑥 100%

5
= 𝑥 100%
5

= 100%

21
b. Nilai tunai pembayaran lease minimum ≥ 90%

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖


Angsuran = 𝐴𝑛𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠𝑠

1
55.000.000−(2.500.000 𝑥 )
(1+0,3)5
= 1−
1
(1+0,3)4
1+( )
0,3

55.000.000−637.325
= 3,16624

= 17.158.103,94

c. Pembayaran Lease Minimum

= (Angsuran – Pajak) x Banyak Pembayarn + Nilai Residu

= (17.158.103,94 – 1.250.000) x 5 + 2.500.000

= 82.040.519.7

Persentase Pembayaran lease


82.040.519.7
x 100 % = 149%
55.000.000

Jadi berdasarkan hasil identifikasi di atasat disimpilkan bahwa

leasing diatas termasuk ke dalam CAPITAL LEASE

2. Jumlah/Nilai Yang Dikapitalisasi oleh Lease

Nilai Dicapitalisasi

= (Angsuran – Pajak) x Aniutas + Nilai Tunai Residu

= (17.158.103,94 – 1.250.000) x 3,16624 + 673.325

= 51.042.200,02

22
PT BAR

JURNAL UMUM

PER DESEMBER 2003

A. Jurnal Reklasifikasi dan Koreksi Hal : JU - 1

R
TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT
REF

3 2

2003 1 Wesel Bayar Hipotik 21 55.000.000,00

DES Kendaraan 24 55.000.000,00

(Untuk mencatat reklasifikasi pencatatan

wesel bayar hipotik)

3 1

1 Akumulasi Penyusutan Kendaraan 25 10.500.000,00

Laba Ditahan 13 10.500.000,00

23
B. Jurnal Transaksi tahun 2003 Hal : JU-2

(Untuk mencatat reklasifikasi akumulasi

penyusutan kendaraan)

Penyusutan :

= (55.000.000-2.500.000)/5

= 10.500.000

3 1

1 Kendaraan Lease 26 51.042.200,02

Utang Lease Jangka Panjang 22 51.042.200,02

(Untuk mencatat transaksi perjanjian lease)

TOTAL 116.542.200,02 116.542.200,02

24
TANGGAL KETERANGAN REF DEBET KREDIT

222
2003 Utang
3 Lease Jangka Panjang 15.908.103,94

V
JAN Beban Pajak Harta 1.250.000,00

111
Kas 17.158.103,94

(Untuk Mencatat Pembayaran

lease pertama)

3
V
DES 1 Beban Penyusutan 9.708.440,00

Akumulasi Penyusutan
127
Kendaraan Lease 9.708.440,00

25
(Mencatat amortisasi penyusutan

kendaraan lease)

= 51.042.200,02-2.500.000/5

= 9.708.440

3
222
1 Utang Lease Jangka Panjang 5.367.875,12

214
Utang Lease Jangka Pendek 5.367.875,12

(Mencatat penyesuaian pembayaran

angsuran utang lease)

3
313
1 Laba Ditahan 10.958.440,00

26
V
Beban Pajak Harta 1.250.000,00

V
Beban Penyusutan 9.708.440,00

(Menutup Akun beban)

TOTAL 43.192.859,06 43.192.859,06

27
Tabel Amortisasi Leasing

Pembayaran Lease
TAHUN Biaya Pajak Bunga Amortisasi Utang Lease
Tahunan

51.042.200,02

2003
17.158.103,94 1.250.000 - 15.908.103,94 35.134.096,08

2004
17.158.103,94 1.250.000 10.540.228,82 5.367.875,12 29.766.220,96

2005
17.158.103,94 1.250.000 8.929.866,29 6.978.237,65 22.787.983,31

2006
17.158.103,94 1.250.000 6.836.394,99 9.071.708,95 13.716.274,37

2007
17.158.103,94 1.250.000 4.114.882,31 11.793.221,63 1.923.052,74

2008 2.500.000,00 - 576.915,82 1.923.084,18 (31,44)

28
PT BAR

NERACA

PER DESEMBER 2003

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Utang Lancar

Utang Usaha
Kas 41.741.896 58.000.000

Uang Deviden
Piutang 90.300.000 9.400.000

Utang Gaji
Persediaan 121.600.000 5.000.000

Utang Lease Jangka

Beban Dibayar Dimuka 4.400.000 Pendek 5.367.875

Total Aktiva
Total Utang Lancar
Lancar 258.041.896 77.767.875

Aktiva Tetap Utang Jangka

Berwujud Panjang

29
Tanah 65.000.000 Utang Lease Jangka Panjang 29.766.221

Bangunan 381.500.000 Utang Obligasi

Akumulasi Penyusutan

Bangunan (154.600.000) 226.900.000

Kendaraan 145.000.000

Akumulasi Penyusutan

Kendaraan (59.500.000) 85.500.000

Kendaraan Lease 51.042.200

Akumulasi Penyusutan

Kendaraan Lease (9.708.440) 41.333.760

Peralatan Kantor 102.500.000 Equitas

Akm. Punyu. Peralatan Saham Biasa

30
Kantor (31.200.000) 71.300.000 450.000.000

Total Aktiva Tetap

Berwujud 490.033.760 Agio Saham Biasa 80.000.000 530.000.000

Laba Tak Dibagi 141.341.560

Aktiva Tak Berwujud Total Equitas 671.341.560

Paten 13.750.000

Goodwill 17.050.000

Total Aktiva Tak Berwujud 30.800.000

Total Aktiva 778.875.656 Total Utang + Equitas 778.875.656

31
PT BAR

JURNAL UMUM

PER DESEMBER 2004

Hal : JU - 3

TANGGAL KETERANGAN REF DEBET KREDIT

2004 Utang
3 Wesel Jangka Pendek 5.367.875,12

V
JAN Beban Bunga 10.540.228,82

V
Beban Pajak Harta 1.250.000,00

Kas 111 17.158.103,94

(Mencatat Pembayaran Utang


214
Lease yang ke-2)

32
3
V
DES 1 Beban Penyusutan 9.708.440,00

Akumulasi Penyusutan
127
Kendaraan Lease 9.708.440,00

(Mencatat amortisasi penyusutan

kendaraan lease)

= 51.042.200,02-2.500.000/5

= 9.708.440

3
222
1 Utang Lease Jangka Panjang 6.978.237,65

Utang Lease Jangka


214
Pendek 6.978.237,65

(Mencatat penyesuaian

33
pembayaran angsuran utang

lease)

3
313
1 Laba Ditahan 21.498.668,82

Beban Pajak Harta V 1.250.000,00

Beban Penyusutan V 9.708.440,00

Beban Bunga V 10.540.228,82

(Menutup Akun beban)

TOTAL 55.343.450,41 55.343.450,41

34
PT BAR

NERACA

PER DESEMBER 2004

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Utang Lancar

Kas 24.583.792 Utang Usaha 58.000.000

Piutang 90.300.000 Uang Deviden 9.400.000

Persediaan 121.600.000 Utang Gaji 5.000.000

Utang Lease Jangka Pendek


Beban Dibayar Dimuka 4.400.000 6.978.238

Total Utang Lancar


Total Aktiva Lancar 240.883.792 79.378.238

Aktiva Tetap Berwujud Utang Jangka Panjang

Tanah Utang Lease Jangka Panjang

35
65.000.000 22.787.983

Bangunan 381.500.000 Wesel Bayar Hipotik

Akumulasi Penyusutan

Bangunan (154.600.000) 226.900.000 Utang Obligasi

Kendaraan 145.000.000

Akumulasi Penyusutan

Kendaraan (59.500.000) 85.500.000

Kendaraan Lease
51.042.200

Akumulasi Penyusutan

Kendaraan Lease (19.416.880) 31.625.320

Peralatan Kantor 102.500.000 Equitas

Akm. Punyu. Saham Biasa

36
Peralatan Kantor (31.200.000) 71.300.000 450.000.000

Total Aktiva

Tetap Berwujud 480.325.320 Agio Saham Biasa 80.000.000 530.000.000

Laba Tak Dibagi 119.842.891

Aktiva Tak Berwujud Total Equitas 649.842.891

Paten 13.750.000

Goodwill 17.050.000

Total Aktiva Tak

Berwujud 30.800.000

Total Aktiva 752.009.112 Total Utang + Equitas 752.009.112

37
PT BAR

BUKU BESAR

111 KAS

TANGGAL KETERANGAN REF DEBET KREDIT SALDO

1
2003 Saldo Awal 58.900.000,00

(Untuk Mencatat
Jan 3 JU - 2
Pembayaran lease pertama) 17.158.103,94 41.741.896,06

(Mencatat Pembayaran
2004 Jan 3 JU - 3
Utang Lease yang ke-2) 17.158.103,94 24.583.792,12

38
KENDARAAN

124

TANGGAL KETERANGAN REF DEBET KREDIT SALDO

2003
1 Saldo Awal 200.000.000,00

(Untuk mencatat

Des reklasifikasi pencatatan

31 wesel bayar hipotik) JU-1 55.000.000,00 145.000.000,00

39
AKUMULASI PENYUSUTAN

125 KENDARAAN

TANGGAL KETERANGAN REF DEBET KREDIT SALDO

2003 1 Saldo Awal 70.000.000,00

(Untuk mencatat reklasifikasi

Des 31 akumulasi penyusutan kendaraan) JU-1 10.500.000,00 59.500.000,00

126 KENDARAAN LEASE

TANGGAL KETERANGAN REF


DEBET KREDIT SALDO

2003 Saldo
1 Awal

(Untuk
3 mencatat transaksi perjanjian

Des 1 lease) JU-1 51.042.200,02 51.042.200,02

40
AKUMULASI PENYUSUTAN

127 KENDARAAN LEASE

TANGGAL KETERANGAN REF DEBET KREDIT SALDO

2003 1 Saldo Awal

(Mencatat amortisasi penyusutan

Des 31 kendaraan lease) JU - 1 9.708.440,00 9.708.440,00

(Mencatat amortisasi penyusutan

2004 Des 31 kendaraan lease) JU -3 9.708.440,00 19.416.880,00

41
221 WESEL BAYAR HIPOTIK

TANGGAL KETERANGAN REF DEBET KREDIT SALDO

2003 1 Saldo Awal 55.000.000,00

(Untuk mencatat reklasifikasi

Des 31 pencatatan wesel bayar hipotik) JU-1 55.000.000,00 -

222 UTANG LEASE JANGKA PANJANG


TANGGAL KETERANGAN REF DEBET KREDIT SALDO
2003 1 Saldo Awal

Des 31 (Untuk mencatat transaksi perjanjian lease) JU-1 51.042.200,02 51.042.200,02

Jan 3 (Untuk Mencatat Pembayaran lease pertama) JU-2 15.908.103,94 35.134.096,08


(Mencatat penyesuaian pembayaran angsuran utang
Des 31 lease) JU - 2 5.367.875,12 29.766.220,96
2004 (Mencatat penyesuaian pembayaran angsuran utang
Des 31 lease) JU - 3 6.978.237,65 22.787.983,31

42
214 UTANG LESASE JANGKA PENDEK
TANGGAL KETERANGAN REF DEBET KREDIT SALDO
2003 1 Saldo Awal
(Mencatat penyesuaian pembayaran angsuran utang
Des 31 lease) JU - 2 5.367.875,12 5.367.875,12
2004
Jan 3 (Mencatat Pembayaran Utang Lease yang ke-2) JU - 3 5.367.875,12 -
(Mencatat penyesuaian pembayaran angsuran utang
Des 31 lease) JU - 3 6.978.237,65 6.978.237,65

313 LABA TAK DIBAGI


TANGGAL KETERANGAN REF DEBET KREDIT SALDO
2003 1 Saldo Awal 141.800.000,00
(Untuk mencatat reklasifikasi akumulasi penyusutan
Des 31 JU-1 10.500.000,00 152.300.000,00
kendaraan)
31 (Menutup Akun beban) JU- 2 10.958.440,00 141.341.560,00
2004
31 (Menutup Akun beban) JU - 3 21.498.668,82 119.842.891,18
Des

43
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Leasing ewa (Lease) adalah suatu perjanjian dimana lessor

memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode

yang disepakati. Sebagai imbalannya lessee melakukan pembayaran atau

serangkaian pembayaran kepada lessor. Secara umum jenis-jenis ssewa guna

usaha (leasing) bisa dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu :

1. Capital Lease (Sewa guna usaha dengan hak opsi)

Pada transaksi leasing jenis ini Lessee yang membutuhkan barang

menentukan sendiri jenis serta spesifikasi barang yang

dibutuhkan.Lessee juga mengadakan negosiasi langsung

dengan suppliermengenai harga, syarat-syarat perawatan serta lain-lain hal

yang berhubungan dengan pengoperasian barang tersebut.

KemudianLessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang

tersebut kepada supplier dan setelah itu barang tersebut diserahkan

kepadalessee. Sebagai imbalan atas jasa penggunaan barang tersebut

makalessee akan membayar secara berkala kepada lessor sejumlah uang

untuk jangka waktu tertentu yang telah dis

epakati bersama. Pada akhir masa lease, lessee mempunyai hak pilih

untuk membeli barang tersebut seharga nilai sisanya, mengembalikan

barang tersebut kepadalessor atau juga mengadakan perjanjian leasing lagi

untuk tahap yang kedua atas barang yang sama.

xliv
2. Operating Lease (Sewa guna usaha tanpa hak opsi)

Pada transaksi leasing jenis ini, lessor membeli barang dan

kemudian menyewakannya kepada lessee untuk jangka waktu tertentu.

Pada prakteknya lessee membayar uang secara berkala yang besarnya

secara keseluruhan tidak meliputi harga barang serta biaya yang telah

dikeluarkan oleh lessor. Disini secara jelas tidak ditentukan adanya nilai

sisa serta hak opsi bagi lessee. Setelah

masa lease berakhir, lessormerundingkan kemungkinan dilakukannya

kontrak lease yang baru dengan lessee yang sama atau juga lessor mencari

calon lessee yang baru. Pada operating lease ini

biasanya lessor bertanggung jawab mengenai perawatan barang tersebut.

Barang-barang yang sering digunakan dalam operating lease ini biasanya

barang-barang yang mempunyai nilai tinggi seperti alat-alat berat, traktor,

mesin-mesin, dan sebagainya.

5. Saran

Dengan mengenal perusahaan leasing dengan baik diharapkan untuk

pembaca bisa terhindar dari penipuan yang mungkin dilakukan oleh

perusahaan finance. Untuk perusahaan leasing, diharapkan terhindar dari

kesalahan pencatatan akuntansi.

xlv

Anda mungkin juga menyukai