Anda di halaman 1dari 9

Bab 1

PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN
(PARTNERSHIP)

DEFINISI PERSEKUTUAN
Persekutuan (partnership) merupakan asosiasi antara dua atau lebih individu sebagai pemilik
untuk menjalankan perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Apabila ada beberapa
individu bergabung untuk tujuan menjalankan kegiatan usaha, maka dapat mengambil bentuk salah
satu dari 2 model persekutuan yang ada:
1. Persekutuan Firma (Fa)
Persekutuan yang masing-masing anggotanya aktif menjalankan kegiatan perusahaan. Seluruh
anggota persekutuan terlibat langsung dalam menjalankan perusahaan secara bersama-sama sesuai
bidang dan keahlian yang dijalaninya untuk menunjang kegiatan operasional persekutuan, untuk
mencapai tujuan yang dicapai.
2. Persekutuan Komanditer (CV; Commanditaire Vennotschap)
Persekutuan yang anggotanya terdiri dari sekutu aktif/komplementer (aktif partner) dan sekutu
pasif/komanditer (silent partner). CV memungkinkan para anggotanya untuk memilihsalah satu dari
jenis keanggotaannya dalam persekutuan yaitu apakah terlibat langsung menjalankan kegiatan
operasional persekutuan sebagai sekutu aktif atau tidak melibatkan diri secara langsung dalam
menjalankan kegiatan operasional perusahaan sebagai sekutu pasif.
Bagi persekutuan dalam bentuk Firma maka seluruh anggotanya bertanggungjawab penuh
sampai dengan kekayaan pribadi jika persekutuan mengalami kerugian atau dilikuidasi jika masih ada
kewajiban kepada pihak ketiga. Sedangkan pada persekutuan yang berbentuk CV maka tanggungjawab
renteng ditanggung oleh sekutu aktif saja sedangkan sekutu pasif hanya bertanggungjawab atas modal
yang disetorkan saja.

SIFAT PERSEKUTUAN
1. Keagenan atau perwakilan bersama (Mutual Agency)
Masing-masing sekutu dapat bertindak menjadi agen atau wakil dari persekutuan untuk tujuan
usahanya. Dalam hubungannya dengan pihak lain maka anggota persekutuan bertindak mewakili
persekutuan.
2. Umur terbatas (Limited Life)
Setiap perubahan dalam perjanjian, dan anggota persekutuan akan mengakhiri/membubarkan
persekutuan tersebut. Akibat dari perubahan perjanjian dan atau keanggotaan baik bertambah atau
berkurang maka akan mengubah isi kesepakatan dan atau pembagian laba rugi sehingga harus
dituangkan dalam perjanjian baru dalam bentuk Akta Perubahan.
3. Tanggungjawab tak terbatas (Unlimited Liability)
Tanggung jawab seorang sekutu tidak terbatas pada investasinya saja. Seperti telah dijelaskan bagi
sekutu aktif akan bertanggungjawab sampai dengan kekayaan pribadinya yang disebut
tanggungjawab renteng.
4. Memiliki kepentingan dalam persekutuan (Ownership of an Interest in a Partnership)
Memiliki kepentingan sebagai pemilik dalam persekutuan atas investasinnya. Setiap anggota
persekutuan kepemilikannya dinyatakan dalam bentuk modal sekutu yang bersangkutan dalam
persekutuan.
5. Berpartisipasi dalam pembagian laba (Participation in profits and losses)
Masing-masing sekutu ikut serta dan memperoleh pembagian laba sesuai dengan perjanjian.
Sebagai imbalan dalam kepemilikan persekutuan, setiap anggota persekutuan dinyatakan bagian
laba atau rugi yang harus diterima/dittanggung pada setiap periode akuntansi berakhir.

Teori dan Kasus Praktik - Akuntansi Keuangan Lanjutan


PERBANDINGAN PERSEKUTUAN DAN PERSEROAN TERBATAS
Persekutuan
Kebaikan:
- Relatif mudah dalam pendirian dan pembubaran.
- Sekutu bisa bertindak sebagai wakil dalam hubungan dengan pihak lain
- Kebebasan serta keluwesan dalam kegiatannya.
- Laba yang dibagikan kepada pemilik tidak kena pajak.
Kelemahan:
- Tanggung jawab pribadi sekutu atas hutang persekutuan.
- Kelangsungan hidup persekutuan tidak pasti.
- Kesulitan pemindahan kepemilikan.
Perseroan
Kebaikan
- Tanggungjawab pemilik sebatas setoran modal.
- Kepemilikan sangat banyak sehingga mudah membentuk modal yang besar.
- Kelangsungan perusahaan lebih terjamin.
- Pemindahan kepemilikan lebih mudah.
Kelemahan
- Pendirian dan pembubaran yang relatif rumit.
- Laba yang dibagi dalam bentuk deviden dikenakan pajak.

PENCATATAN PEMBENTUKAN/PENDIRIAN PERSEKUTUAN


Pembentukan persekutuan diawali dengan menentukan bentuk hukum persekutuan yaitu
pemilihan bentuk Firma atau CV. Pemilihan bentuk hukum ini didasarkan atas sifat dari keanggotaan
persekutuan aktif dan tidak aktif/pasif. Bentuk Firma dipilih apabila seluruh sekutu berpartisipasi aktif
menjalankan kegiatan usaha persekutuan. Sedangkan bentuk CV dipilih apabila sebagian anggota
persekutuan memilih tidak terlibat dalam menjalankan kegiatan usaha persekutuan sebagai sekutu
tidak aktif/pasif dan sebagian sebagai sekutu aktif.
Akuntansi pembentukan pesekutuan berkaitan erat dengan pencatatan Investasi para sekutu
dalam berbagai bentuk dan wujudnya. Besarnya Nilai Aset Bersih yang disetorkan dihitung dari Total
Aset dikurangi Total Kewajiban. Nilai Investasi dicatat berdasarkan jumlah yang disepakati oleh para
sekutu dalam persekutuan. Kesepakatan mengenai nilai setiap asset yang disetorkan oleh anggota
persekutuan ada kemungkinan sama dengan nilai perolehan atau nilai buku, juga bisa disepakati
berbeda oleh para anggota persekutuan melalui rapat anggota. Nilai yang dicatat dalam pembukuan
persekutuan sebesar yang disepakati.
Persekutuan juga menyepakati bagian kepentingan masing-masing anggota persekutuan dan
dinyatakan sebagai modal dalam persekutuan. Kepentingan para anggota bisa dinyatakan dalam
modalnya sama besarnya dengan nilai asset yang disetorkan atau dinyatakan lebih tinnggi atau lebih
rendah. Bila terdapat perbedaan nilai asset yang disepakati dengan besarnya modal atas sekutu yang
bersangkutan berbeda, maka selisihnya merupakan bonus atau goodwill yang harus dibentuk untuk
sekutu yang bersangkutan, Bonus bisa saja kepada sekutu yang lain bila besarnya modal diakui lebih
rendah dari setoran asset yang disepakati atau sebaliknya.

SISTEM AKUNTANSI PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN


Jika tiga kesepakatan memilih bentuk hukum Firma atau CV, nilaiaset bersih investasi dan nilai
kepentingan/kepemilikann, maka tahapan berikutnya adalah menentukan sistem akuntansi yang
digunakan untuk mencatat transaksi kegiatan usaha dalam persekutuan selanjutnya. Pemilihan sistem
akuntansi yang digunakan selanjutnya tergantung dari adanya anggota persekutuan yang menyetorkan
perusahaan perseorangan yang telah dijalankan kedalam persekutuan. Setoran yang berasal dari
perusahaan perseorangan akan membawa serta sistem akuntansi yang ada didalamnya yang digunakan
melakukan pencatatan transaksi yang terjadi. Jika diantara anggota persekutuan tidak ada setoran dari

Teori dan Kasus Praktik - Akuntansi Keuangan Lanjutan


perusahaan perseorangan maka akan dibuat sistem akuntansi yang baru untuk digunakan
melaksanakan pencatatan transaksi yang terjadi di persekutuan.
Adanya beberapa anggota yang menyerahkan Aset Bersih dari usaha yang dijalankan
sebelumnya, memungkinkan persekutuan memilih salah satu dari 2 metode pencatatan pembentukan
persekutuan yaitu:
1. Membentuk sistem informasi akuntansi atau pembukuan yang baru.
Apabila semua anggota persekutuan menyetorkan asset yang bukan dari usaha maka tidak ada
jalan lain bagi persekutuan untuk pencatatan dan perekaman datanya pastinya membentuk sistem
informasi akuntansi atau pembukuan yang baru. Hal lain yang memungkinkan pilihan ini dilakukan
jika sistem pembukuan dari anggota tidak ada yang layak lagi untuk melakukan pencatatan atau
perekaman transaksi dari kegiatan usaha persekutuan yang baru dibentuk. Tentu pilihan ini akan
menimbulkan biaya tambahan untuk pengadaan sistem yang baru berupa konsultan, software,
pelatihan karyawan dan lain-lain yang terkait dengan sistem informasi akuntansi.
Pencatatan investasi pembentukan persekutuan dengan membentuk sistem informasi akuntansi
baru berupa jurnal setoran modal masing-masing sekutu. Jurnal setoran modal dicatat sebesar aset
bersih yang disetor berdasarkan nilai yang disepakati oleh seluruh anggota persekutuan, dan besarnya
kepentingan/kepemilikan dalam modal sekutu yang bersangkutan. Jurnalnya:
General Journal Page: #………..
Date Description Ref Debit Credit
200A
Jan 21 Aset ….. Rp. ………… -
Modal …. (sekutu) - Rp. ……………

2. Meneruskan pembukuan salah seorang anggota persekutuan.


Meneruskan pembukuan salah seorang anggota persekutuan sama saja dengan melanjutkan
sistem informasi akuntansi atau pembukuan yang ada tersebut. Dalam hal ini persekutuan tidak lagi
memerlukan tambahan biaya untuk menyiapkan sistemnya dalam bentuk formulir atau program
software, biaya konsultan dan pelatihan karyawan. Tentu saja keputusan melanjutkan pembukuan
salah seorang anggota persekutuan harus memenuhi pertimbangan kemampuan sistem untuk
melakukan pencatatan atau perekaman data yang akan terjadi dalam persekutuan. Jika ini dilakukan
maka persekutuan akan dapat menghemat semua biaya yang terkait dengan pembentukan sistem
pembukuan tersebut, dan dapat dialhkan untuk kegiatan usaha.
Pencatatan investasi pembentukan persekutuan dengan meneruskan pembukuan salah seorang
sekutu melalui 2 jurnal:
a. Jurnal Penyesuaian saldo akun sekutu pada pembukuan sekutu yang dilajutkan berdasarkan nilai
yang disepakati oleh seluruh sekutu untuk setiap akun yang nilainya disepakati berbeda dengan
nilai buku.
Jurnal akun yang menyebabkan Aset Bersih naik:
General Journal Page: #………..
Date Description Ref Debit Credit
200A
Jan 1 Aset/Kewajiban ….. Rp. ………… -
Modal …. (sekutu) - Rp. …………

Jurnal yang menyebabkan Aset Bersih turun:


General Journal Page: #………..
Date Description Ref Debit Credit
200A
Jan 1 Modal …. (sekutu) Rp. ………… -
Aset/Kewajiban ….. - Rp. ……………

Teori dan Kasus Praktik - Akuntansi Keuangan Lanjutan


b. Jurnal Setoran Modal Sekutu Yang Lain, selain yang pembukuannya dilanjutkan sebesar aset bersih
masing-masing sekutu berdasarkan nilai yang disepakati seluruh sekutu. Jurnalnya:
General Journal Page: #………..
Date Description Ref Debit Credit
200A
Jan 1 Aset/Kewajiban ….. Rp. ………… -
Modal …. (sekutu) - Rp. ……………

Contoh Kasus Pembentukan Persekutuan:


Untuk memudahkan pemahaman tentang akuntansi pembentukan persekutuan, berikut ini akan
dibahas kasus pendirian persekutuan yang dilakukan oleh 2 orang individu. Ary dan Rery sepakat
mendirikan sebuah persekutuan. Ary sudah menjalankan perusahaan perseorangan UD Ary yang
disetorkan Ary sebagai Investasi dan akan dilanjutkan usahanya dalam Persekutuan Ary & Rery (Fa A
& R). Sedangkan Rery menginvestasikan uang kas sebesar Rp. 25.000.000 kedalam persekutuan.
Bentuk persekutuan disepakati Fa A & R. Nilai setoran dan bagian kepentingan dalam modal juga
telah disepakati oleh kedua belah pihak. Hasil kesepakatan dituangkan dalam akta pendirian melalui
notaris yang telah dipilih. Selanjutnya sebagai seorang akuntan anda diserahkan tanggungjawab untuk
melakukan pencatatan atas kesepakatan yang telah dilakukan. Neraca UD Ary sebelum dibentuknya
persekutuan sebagai berikut;
UD ARY
NERACA
Per 31 Desember 200A
Aset Jumlah Kewajiban & Ekuitas Jumlah
Aset Lancar Kewajiban
- - Kas Rp. 16.200.000- - Utang Usaha Rp. 24.000.000
- - Piutang Usaha Rp. 20.000.000
- - Cadangan Kerugian PU Rp. (1.200.000) Ekuitas
- - Persed. Barang dagang Rp. 21.400.000- - Modal Ary Rp. 40.400.000
- - Perlengkapan Kantor Rp. 1.600.000
Jumlah Aset Lancar Rp. 58.000.000
Aset Tetap
- - Peralatan Rp. 12.000.000
- - Akum. Peny. Peralatan Rp. (5.600.000)
Jumlah Aset Tetap Rp. 6.400.000
Total Aset Rp. 64.400.000 Total Kewajiban & Ekuitas Rp. 64.400.000

Dalam persekutuan disepakati oleh Ary dan Rery bahwa:


1. Semua uang kas di perusahaan diambil oleh Ary, Piutang Usaha sebesar 1.000.000 dihapuskan dan
Cadangan Kerugian Piutang Usaha ditetapkan 4% dari sisa piutang.
2. Persediaan barang dagangan ditetapkan berdasarkan nilai pasarnya sebesar 26.600.000
3. Peralatan diakui dan dicatat sebesar Nilai Wajar Rp. 7.500.000, yang disepakati berdasarkan Nilai
Pengganti Rp. 15.000.000 yang telah disusutkan 50%.
4. Disepakati goodwill untuk Ary atas kegiatan perusahaan selama ini sebesar 10.000.000.
Untuk melakukan pencatatan terhadap setoran aset bersih kedua anggota persekutuan tersebut
dilakukan analisis terhadap besarnya nilai setoran yang disepakati untuk masing-masing jenis setoran.
Bila tidak ada penjelasan mengenai nilai yang disepakati diasumsikan nilainya sama dengan yang
diklaim atau nilai tercatat sebelumnya.

MELANJUTKAN PEMBUKUAN SEKUTU


Pada pilihan melanjutkan pembukuan salah seorang sekutu, maka dalam sistem pembukuan
sudah terdapat nilai tercatat atas usaha sekutu yang dilanjutkan. Dalam hal ini akun-akun yang dipakai

Teori dan Kasus Praktik - Akuntansi Keuangan Lanjutan


mencatat sudah terdapat saldo nilai tercatat sebelumnya. Saldo akun-akun yang membentuk nilai Aset
Bersih bagi sekutu tersebut hanya perlu dilakukan penyesuaian berdasarkan nilai baru yang disepakati.
Dengan membuat jurnal penyesuaian atas akun-akun yang nilainya disepakati berbeda dengan
nilai tercatatnya maka akun-akun asset bersih termasuk modal sekutu yang bersangkutan sudah tercatat
di pembukuan persekutuan, sehingga tidak perlu lagi membuat jurnal setoran modal sekutu yang
pembukuannya dilanjutkan. Jurnal setoran modal hanya dibuat untuk sekutu yang lainnya.
1. Mencatat penyesuaian pembukuan sekutu yang dilanjutkan berdasarkan kesepakatan pendirian
persekutuan. Analisis Penyesuaian Pembukuan Ary:
1) Uang Kas diambil (berkurang/Kredit Rp. 16.200.000), Saldo Kas = 0, Piutang Usaha dihapus
(berkurang/Kredit Rp. 1.000.000), Saldo = Rp. 19.000.000, dan Cadangan Kerugian Piutang
Usaha menjadi 4% dari sisa piutang = 4% X 19.000.000 = Rp. 760.000, (berkurang /Debit 1.200.000
– 760.000 = 440.000)
2) Saldo Persediaan Barang Dagangan = (bertambah/Debit = 26.600.000 – 21.400.000 = 5.200.000)
3) Peralatan Harga Perolehan = Rp. 7.500.000, (berkurang/Kredit 12.000.000 – 7.500.000 = 4.500.000)
Akumulasi Penyusutan Peralatan = 0 (berkurang/Debit 5.600.000)
4) Saldo Goodwill (bertambah/Debit Rp. 10.000.000)
5) Modal Ary Selisih Total Credit – Total Debit
2. Mencatat setoran modal sekutu lain (Rery). Analisis Setoran Rery dicatat sebesar Rp. 25.000.000
dengan kepemilikan saldo modal yang sama.
General Journal Page: #………..
Date Description Ref Debit Credit
200A
Jan 1 Cadangan kerugian piutang Rp. 440.000 -
Persediaan barang dagang Rp. 5.200.000 -
Akum. Peny. Peralatan Rp. 5.600.000 -
Goodwill Rp. 10.000.000 -
Modal,Ary Rp. 460.000 -
Kas - Rp. 16.200.000
Piutang Usaha - Rp. 1.000.000
Peralatan - Rp. 4.500.000
(Penyesuaian Aset Bersih Ary)

Kas Rp. 25.000.000 -


Modal Rery - Rp. 25.000.000
(Setoran Modal Rery)

MEMBENTUK PEMBUKUAN PERSEKUTUAN BARU


Pada pilihan membentuk pembukuan yang baru maka akun-akun dalam pembukuan yang baru
belum terdapat saldo. Pencatatan dilakukan dengan membuat jurnal setoran modal untuk masing-
masing sekutu berdasarkan nilai yang disepakati dengan mengabaikan nilai tercatat sebelumnya.
Jurnalnya:
1. Mencatat setoran modal sekutu Ary, sesuai nilai yang disepakati. Analisis Setoran Ary:
1) Kas diambil Saldo Kas disetor = 0, Piutang Usaha Rp. 1.000.000 dihapus Saldo = Rp. 19.000.000,
Cadangan Kerugian Piutang Usaha 4% dari sisa piutang = 4% X 19.000.000 = Rp. 760.000
2) Saldo Persediaan Barang Dagangan ditetapkan Saldo = Rp. 26.600.000
3) Saldo Peralatan = Rp. 7.500.000
4) Saldo Goodwill = Rp. 10.000.000
5) Perlengkapan dan Utang Usaha tidak dilakukan penilaian kembali (diakui seluruhnya), Modal
Ary Selisih Total Debit dengan Total Kredit
2. Mencatat setoran modal sekutu Rery. Analisis Setoran Rery dicatat sebesar Rp. 25.000.000 dengan
kepemilikan saldo modal yang sama.

Teori dan Kasus Praktik - Akuntansi Keuangan Lanjutan


General Journal Page: #………..
Date Description Ref Debit Credit
200A
Jan 1 Piutang Usaha Rp. 19.000.000 -
Persediaan barang dagang Rp. 26.600.000 -
Perlengkapan Kantor Rp. 1.600.000 -
Peralatan Rp. 7.500.000
Goodwill Rp. 10.000.000 -
Cadangan Kerugian Piutang - Rp. 760.000
Utang Usaha - Rp. 24.000.000
Modal Ary - Rp. 39.940.000
(Setoran Modal Ary)

Kas Rp. 25.000.000 -


Modal Rery - Rp. 25.000.000
(Setoran Modal Rery)

Neraca Persekutuan yang baru, melanjutkan pembukuan Ary atau membentuk yang baru akan sama:

FIRMA ARY & RERY


NERACA
Per 31 Desember 200A
Aset Jumlah Kewajiban & Ekuitas Jumlah
Aset Lancar Kewajiban
- - Kas Rp. 25.000.000- - Utang Usaha Rp. 24.000.000
- - Piutang Usaha Rp. 19.000.000
- - Cadangan Kerugian PU Rp. (760.000) Ekuitas
- - Persed. Barang dagang Rp. 26.600.000- - Modal Ary Rp. 39.940.000
- - Perlengkapan Kantor Rp. 1.600.000- - Modal Rery Rp. 25.000.000
Jumlah Aset Lancar Rp. 71.440.000 Jumlah Ekuitas Rp. 64.940.000
Aset Tetap
- - Peralatan Rp. 7.500.000
- - Goodwill Rp. 10.000.000
Jumlah Aset Tetap Rp. 17.500.000
Total Aset Rp. 88.940.000 Total Kewajiban & Ekuitas Rp. 88.940.000

Teori dan Kasus Praktik - Akuntansi Keuangan Lanjutan


KASUS PRAKTIK
1. Komang Diva dan Putu Elita sepakat untuk membentuk persekutuan pada tanggal 1 Juli 2021 yang
diberi nama Firrna Dita Event Organizer yang meneruskan usaha persewaan kursi dan sound system
Elita. Berikut ini adalah neraca Usaha Persewaan Elita Event Production per 30 Juni 2021.
ELITA EVENT PRODUCTION
NERACA
Per 30 Juni 2021
Aset Jumlah Kewajiban & Ekuitas Jumlah
Aset Lancar Kewajiban
- - Kas Rp. 23.500.000- - Utang Usaha Rp. 15.000.000
- - Piutang Usaha Rp. 12.000.000
Jumlah Aset Lancar Rp. 35.500.000 Ekuitas
Aset Tetap - - Modal Elita Rp. 410.500.000
- - Mebel dan Peralatan Kantor Rp. 40.000.000-
- - Kursi dan Sound System Rp. 350.000.000
Jumlah Aset Tetap Rp. 390.000.000
Total Aset Rp. 425.500.000 Total Kewajiban & Ekuitas Rp. 425.500.000

Komang Diva setuju untuk melakukan penilaian kembali terhadap beberapa saldo akun Elita Event
Production. Penilaian kembali yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Dibentuk cadangan kerugian piutang sebesar 10% dari Piutang Usaha.
- Mebel dan peralatan kantor dinilai sebesar Rp.42.500.000,00
- Utang usaha yang belum dicatat sebesar Rp.5.000.000,00
Modal Firma Dita Event Organizer ditentukan sebesar Rp.1.000.000.000,00 dengan perbandingan
antara Diva dan Elita adalah 6 : 4. Diva menyetorkan modalnya dalam bentuk kas. Kelebihan modal
Elita dikembalikan dalam bentuk pengambilan kas.
Berdasarkan data dan informasi tersebut kerjakan:
a. Jurnal untuk mencatat revaluasi aset bersih Elita Event Production.
b. Jurnal untuk meneatat pengambilan kas oleh Elita
c. Jurnal untuk meneatat setoran Diva.
d. Neraea Firma Dita Event Organizer yang baru dibentuk.

2. Pada tanggal 1 Juli 200A Dewa dan Ngakan sepakat membentuk Firma DEKAN, yamg akan bergerak
dibidang usaha Konsultan Pajak. Nilai Wajar Aset Bersih yang disetorkan Dewa dan Ngakan untuk
Investasi dalam Persekutuan sebagai berikut:
Dewa & Ngakan
Aset Bersih Nilai Wajar
1 Juli 200A
CN Description Dewa Ngakan
Kas Rp. 130.000.000 Rp. 120.000.000
Piutang Usaha Rp. 80.000.000 Rp. 60.000.000
Perlengkapan Kantor Rp. 20.000.000 Rp. 8.000.000
Kendaraan - Rp. 300.000.000
Mebel & Peralatan Rp. 300.000.000 -
Utang Usaha Rp. 30.000.000 Rp. 50.000.000
Utang Bank - Rp. 188.000.000

Berdasarkan data tersebut kerjakan:


a. Jurnal setoran modal modal Dewa dan Ngakan untuk pembentukan Persekutuan Firma DEKAN.
b. Neraca untuk Firma DEKAN yang baru dibentuk.

3. Pada tanggal 1 Juni 200A Nyoman dan Made sepakat membentuk Firma MANDE, yamg akan
melanjutkan Usaha Dagang (UD) Nyoman. Neraca UD Nyoman 31 Mei 200A, sesaat sebelum
pembentukan Firma MANDE sebagai berikut:

Teori dan Kasus Praktik - Akuntansi Keuangan Lanjutan


UD NYOMAN
Neraca Saldo
31 Mei 200A
CN Description Debit Credit
Kas Rp. 3.200.000 -
Piutang Usaha Rp. 4.600.000 -
Persediaan Barang Dagangan Rp. 8.000.000 -
Mebel & Peralatan Rp. 2.500.000 -
Utang Usaha - Rp. 3.700.000
Utang Bank - Rp. 5.000.000
Modal Nyoman - Rp. 9.600.000

Disetujui bahwa untuk pembentukan persekutuan dilakukan penilaian kembali Aset Bersih UD
Nyoman sebagai berikut:
- Uang Kas sebesar Rp.3.000.000,00 diambil oleh Nyoman.
- Cadangan Kerugian Piutang sebesar 5% dari piutang dibentuk karena diperkirakan tidak dapat
ditagih.
- Peralatan dicatat sebesar Nilai Wajar Rp.3.000.000,00.
- Made menyetorkan Uang Kas sebesar Rp.2.500.000,00 dan Kendaraan berdasarkan Nilai Wajar
Rp.7.500.000,00.
Berdasarkan data tersebut kerjakan:
a. Jurnal pembentukan Persekutuan jika Pembukuan UD Nyoman dilamjutkan.
b. Jurnal pembentukan Persekutuan jika dibentuk Pembukuan yang baru.
c. Neraca untuk Firma MANDE yang baru dibentuk.

4. Putu dan Ketut sepakat membentuk Firma PUTUT, dengan melanjutkan perusahaan Putu. Aset
bersih dalam buku besar Putu per 30 Nopember 200A, sesaat sebelum Ketut diterima sebagai sekutu
menunjukkan saldo-saldo sebagai berikut:
UD PUTU
Neraca Saldo
30 Nopember 200A
CN Description Debit Credit
Kas Rp. 2.600.000 -
Piutang Usaha Rp. 12.000.000 -
Persediaan Barang Dagangan Rp.18.000.000 -
Utang Usaha - Rp. 6.200.000
Modal Putu - Rp. 26.400.000

Kesepakatan penetapan kepentingan Putu, harus dibuat penyesuaian sebagai berikut:


- Cadangan Kerugian Piutang sebesar 2% dari piutang usaha harus ditetapkan.
- Persediaan barang dagangan dinilai sebesar Rp.20.200.000,00
- Biaya dibayar dimuka sebesar Rp.650.000,00 dan Utang Biaya sebesar Rp.400.000,00 belum
dicatat.
- Ketut menginvestasikan Kas ke persekutuan, dalam jumlah yang cukup untuk memberikan
kepentingan 1/3 dari modal persekutuan.
Berdasarkan data tersebut kerjakan:
a. Jurnal untuk menyesuaikan saldo akun dalam penetapan kepentingan Putu dan untuk mencatat
investasi Ketut, jika melanjutkan Pembukuan Putu untuk Pembukuan Firma PUTUT.
b. Jurnal Setoran Putu dan Ketut, jika membentuk Pembukuan Firma PUTUT yang baru.
c. Neraca untuk Firma PUTUT yang baru dibentuk.

5. Pada tanggal 1 Juli 200A, Budi dan Cinta memutuskan untuk menyatukan Aset mereka dan
mendirikan persekutuan firma. Firma ini mengambil alih Aset dari perusahaan masing-masing

Teori dan Kasus Praktik - Akuntansi Keuangan Lanjutan


sekutu dan menanggung kewajiban perusahaan masing-masing, sementara itu investasi modal harus
didasarkan pada Aset bersih yang diambil alih setelah penyesuaian sebagai berikut:
- Persediaan Cinta dinilai sebesar Rp.14.000.000,00
- Cadangan Kerugian Piutang harus ditetapkan sebesar 5% atas piutang usaha masing-masing
sekutu.
- Utang Biaya sebesar Rp.800.000,00 harus ditetapkan pada pembukuan Budi.
- Dibentuk Goodwill untuk Cinta sebesar Rp.10.000.000,00.
- Cinta menginvestasikan Kas tambahan untuk memperoleh Kepentingan 60% dari total modal
persekutuan yang baru dibentuk.
Neraca untuk Budi dan Cinta per 1 Juli sebelum dilakukan penyesuaian adalah sebagai berikut:
Budi & Cinta
Neraca Saldo
1 Juli 200A
CN Description Budi Cinta
Kas Rp. 7.500.000 Rp. 4.500.000
Piutang Usaha Rp. 18.000.000 Rp. 15.000.000
Persediaan Barang Dagangan Rp. 16.000.000 Rp. 12.000.000
Mebel & Peralatan Rp. 10.000.000 Rp. 12.000.000
Akum. Peny. Mebel & Peralatan Rp. (4.500.000) Rp. (1.500.000)
Total Debit Rp. 47.000.000 Rp. 42.000.000

Utang Usaha Rp. 13.800.000 Rp. 10.000.000


Utang Bank Rp. 33.200.000 Rp. 32.000.000
Total Kredit Rp. 47.000.000 Rp. 42.000.000

Berdasarkan data dan informasi tersebut lanjutkan pembukuan Cinta untuk persekutuan setelah
tanggal 1 Juli:
a. Jurnal untuk menyesuaikan dan menutup pembukuan Budi.
b. Jurnal pembentukan persekutuan yang diperlukan.
c. Neraca Firma Budi dan Cinta per 1 Juli 200A.

Teori dan Kasus Praktik - Akuntansi Keuangan Lanjutan

Anda mungkin juga menyukai