mengatur dan mengedalikan masyarakat 2. Mengatur cara-cara partisipasi masyarakat dalam proses pengaturan & pengendalikan masyarakat 3. Perlindungan hukum 4. Menetapkan norma-norma fundamental bagi pemerintah untuk pemerintahan yang baik IAN : administrasi negara meliputi • Seluruh kegiatan negara • (legislatif,eksekutif,yudisial)
• Administrasi dalam HAN hanya meliputi
lapangan bestuur • (lapangan kegiatan negara di luar regelgeving dan rechtspraak) Fungsi Hukum Administrasi 1. Fungsi Normatif 2. Fungsi Jaminan 3. Fungsi Instrumental Landasan Hukum Administrasi 1. Asas Negara Hukum 2. Asas Demokrasi 3. Asas Instrumental Hubungan antara tingkat dalam Pemerintahan
1. Hubungan Vertikal (pengawasan,
kontrol) 2. Hubungan Horisontal (Perjanjian kerjasama) Keabsahan tindakan pemerintahan
1. Wewenang dasar hukum
pengaruh konformitas 2. Substansi asas pengawasan terbatas 3. Prosedur asas kecermatan WEWENANG
Diperoleh dengan cara:
Atribusi Delegasi mandat • Atribusi, itu berkaitan dengan pengakuan hak atas suatu kewenangan baru;
• Delegasi, pelimpahan kewenangan untuk mengambil
keputusan-keputusan oleh suatu organ pemerintahan kepada pihak lain yang melaksanakan kewenangan ini atas tanggung jawab sendiri
• Mandat, adalah kewenangan yang diberikan oleh
suatu organ pemerintah kepada organ lain untuk atas namanya mengambil keputusan-keputusan DISTRIBUSI URUSAN PEMERINTAHAN ANTAR TINGKAT PEMERINTAHAN Kriteria Distribusi Urusan Pmerintahan Antar Tingkat Pemerintahan : 1. Externalitas (Spill-over) Siapa kena dampak, mereka yang berwenang mengurus 2. Akuntabilitas Yang berwenang mengurus adalah tingkatan pemerintahan yang paling dekat dengan dampak tersebut (sesuai prinsip demokrasi) 3. Efisiensi
Otonomi Daerah harus mampu menciptakan pelayanan
publik yang efisien dan mencegah High Cost Economy Efisiensi dicapai melalui skala ekonomis (economic of scale) pelayanan publik Skala ekonomis dapat dicapai melalui cakupan pelayanan (catchment area) yang optimal PENATAAN KEWENANGAN……..
• KEWENANGAN:
1. KEWENANGAN ABSOLUT (DISTINCTIVE); HANYA DIMILIKI
PUSAT; HANKAM, LUAR NEGERI, AGAMA, MONETER, PERADILAN DAN POLITIK LUAR NEGERI 2. KEWENANGAN BERSAMA (CONCURRENT); DIKERJAKAN BERSAMA ANTARA PUSAT, PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA 3. KEWENANGAN CONCURRENT ADA YANG BERSIFAT WAJIB (OBLIGATORY) DAN ADA YANG BERSIFAT OPTIONAL (CORE COMPETENCE) 4. KEWENANGAN WAJIB DIIKUTI OLEH SPM BAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG DILAKSANAKAN OLEH MASING-MASING TINGKATAN PEMERINTAHAN BERDASARKAN 3 KRITERIA
1. Pusat: Berwenang membuat norma-norma, standar, prosedur,
Monev, supervisi, fasilitasi dan urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas nasional. 2. Provinsi: Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas regional (lintas Kab/Kota) dalam norma, standard, prosedur yang dibuat Pusat 3. Kab/Kota: Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas lokal (dalam satu Kab/Kota) dalam norma, standard, prosedur yang dibuat Pusat NB : Urusan pemerintahan yang bersifat wajib dilaksanakan oleh pemerintahan daerah berdasarkan standar pelayanan minimal. PENERAPAN AAUPB DALAM PUTUSAN PTUN
Didalam Hukum Administrasi terdapat tiga
pendekatan :
1. Pendekatan terhadap kekuasaan pemerintahan
2. Pendekatan hak asasi ( rights based approach) 3. Pendekatan fungsionaris PENDEKATAN TERHADAP KEKUASAAN PEMERINTAHAN
• Studi perbandingan Hukum Administrasi Inggris dikenal dengan pendekatan ultra
vires, sedangkan Hukum Administrasi Belanda dikenal dengan istilah rechtmatigheid (van bestuur) • Di Indonesia dikenal dengan istilah keabsahan atau legalitas. Ruang lingkup keabsahan berkaitan dengan wewenang, prosedur dan substansi. • Wewenang dan substansi merupakan landasan bagi legalitas formal. Atas dasar legalitas formal lahirlah asas presumptio iustae causa. Atas dasar itulah ketentuan Pasal 67 ayat (1) UU No.5 Tahun 1986 juncto UU No.9 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa gugatan tidak menunda atau menghalangi dilaksanakan keputusan badan atau pejabat tata usaha negara serta tindakan badan atau pejabat tata usaha negara yang digugat. • Wewenang merupakan ciri dan konsep hukum publik tentang penggunaan kekuasaan. • Hal ini sesuai dengan pernyataan Ten Berge yang menyatakan tindakan hukum publik dapat dilakukan melalui penggunaan wewenang publik. Penetapan keputusan pemerintahan oleh organ yang berwenang harus didasarkan pada wewenang yang secara jelas telah diatur dimana wewenang tersebut telah ditetapkan dalam aturan hukum yang terlebih dahulu ada • Ada tiga unsur wewenang sebagai konsep hukum publik yaitu pengaruh, dasar hukum, konformitas hukum. • Komponen pengaruh yaitu bahwa penggunaan wewenang dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku subyek hukum • Komponen dasar hukum yaitu wewenang itu selalu harus dapat ditunjukkan dasar hukumnya. • Komponen konformitas hukum mengandung makna adanya standart wewenang yaitu standart umum ( semua jenis wewenang) dan standart khusus ( untuk jenis wewenang tertentu) • Berkaitan dengan dasar hukum berarti harus melihat sumber- sumber wewenang yaitu atribusi dan pelimpahan wewenang ( mandat dan delegasi) PENDEKATAN HAK ASASI (RIGHTS BASED APPROACH)
Fokus utama pendekatan ini pada 2 hal :
1. Perlindungan hak-hak asasi ( principles of
fundamental rights) 2. Asas-asas pemerintahan yang baik (AUPB) PENDEKATAN FUNGSIONARIS • Pendekatan ini dengan titik pijak bahwa yang melaksanakan kekuasaan pemerintahan adalah seorang pejabat. Oleh karena itu, Hukum Administrasipun harus memberikan perhatian kepada perilaku aparat. Dengan pendekatan ini, norma Hukum Administrasi tidak hanya meliputi norma pemerintahan tetapi norma perilaku aparat (overheidsgedrag). Di Belanda, norma perilaku aparat digali dari praktik Ombudsman. • Ada dua norma dasar bagi perilaku aparat yaitu a.sikap melayani (dienstbaarheid) b.terpercaya(betrouwbaarheid) yang meliputi openheid, nauwgezetheid, integriteit, soberheid, eerlijkheid • Di Indonesia , lembaga yang mempunyai kewenangan untuk menilai perilaku aparat pemerintahan yang jelek ( maladministrasi) dalam memberikan pelayanan umum kepada masyarakat adalah Komisi Ombudsman Nasional yang didasarkan pada Keppres No.44 Tahun 2000 A. Pengertian AUPB Norma hukum tidak tertulis yang tidak identik dengan hukum adat tetapi hukum yang lahir dalam penyelenggaraan pemerintahan dan putusan pengadilan atau AUPB merupakan tendensi-tendensi etik yang menjadi dasar hukum tata usaha negara bangsa Indonesia baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis termasuk praktek pemerintah . AAUPB • AAUPB di Belanda dikenal dengan istilah ABBB (Algemene Beginselen Van Behoorlijk Bestuur), Perancis dikenal dengan istilah Les Principles Generaux Du Droit Contumier Public, Inggris dikenal dengan istilah The General Principles of Good Administration • AAUPB sebagai hukum tidak tertulis karena merupakan hasil rechtvinding yang tidak identik dengan hukum adat dan AAUPB lahir dari praktek-praktek penyelenggaraan pemerintahan dan pengadilan atau dengan dengan kata lain AUPB merupakan nilai-nilai etik yang hidup dan berkembang dalam lingkungan Hukum Administrasi • AAUPB berfungsi sebagai pegangan bagi pejabat administarsi dalam menjalankan fungsinya, merupakan alat uji bagi hakim dilingkungan peradilan tata usaha negara dalam menilai tindakan pejabat yang berwujud penetapan atau beschikking dan sebagai dasar pengajuan gugatan bagi pihak penggugat • AAUPB merupakan asas-asas yang tidak tertulis, masih abstrak dan dapat digali dalam praktek kehidupan dimasyarakat • Sebagian asas yang lain sudah menjadi kaidah hukum tertulis dan dituangkan dalam hukum positif