Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MASYARAKAT MADANI DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Masyarakat Kota dan Desa

Dosen : Rego Pradana, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Winanda Safera (1920.01.04.0007)

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Al-Amin
Indramayu
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Masyarakat Madani dan Kesejahteraan Sosial”.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen pengampu yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar........................................................................................................... i

Daftar isi.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang.................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................. 1

C. Tujuan............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3

A. Pengertian Mmasyarakat Madani................................................. 3

B. Konsep Masyarakat Madani.......................................................... 4

C. Karakteistik Masyarakat Madani....................................................... 5

BAB III PENUTUP............................................................................................. 8

A. Kesimpulan....................................................................................... 8

B. Saran................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, sumber daya manusia (SDM) menjadi hal yang begitu penting.
Zaman yang penuh dengan persaingan yang sarat kebebasan, memaksa umat manusia
terus selalu bersaing menjadi yang terbaik. Hal ini terjadi di berbagai belahan dunia,di
negara-nagara berkembang maupun negara-negara maju tak terkcuali Indonesia.
Lebih lanjut, dalam upaya klasifikasi dan telaah, mulai muncul istilah masyarakat
madani. Istilah ini menjadi bentuk standar bagi kualitas sebuah komunitas yang pada
kelanjutannya, masyarakat madani dipandang sebagai “sisi positif” bentuk peradaban
dunia yang diimpikasikan, khususnya umat muslim yang mengimpikasikan sistem
pemerintahan zaman Rasulullah SAW yakni di kota Madinah. Dimana sistem
pemerintahan dewasa ini khusunya di negara-negara yang penduduknya bermayoritas
muslim atau di negara-negara Timur Tengah kerap kali tidak mengedepankan
kemaslahatan umat atau sering kali masyarakat kalangan menengah kebawah atau lebih
dikenal miskin seringkali mengalami penindasan-penindasan maupun konflik horisontal
di akibatkan karena bagaimana rakyat miskin untuk saling bersaing untuk
mempertahankan hidup. Tidak kalah penting juga bahwa pemerintah, kaum konglomerat,
pengusaha, bankir internasional, meletakan kaum miskin sebagai tempat memperkaya
diri, keluarga dan golongan-golongan elit terpandang di mata mereka. Dalam hal ini
Penulis mengangkat judul makalah “MASYARAKAT MADANI DAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL” sebagai bentuk usaha dan perjuangan meletakan dasar-
dasar nilai pergerakan membangun kesadaran diri sendiri, umat muslim sedunia maupun
masyarakat dunia untuk mengedepankan kemaslahatan umat sebagai misi atau cita-cita
bersama membentuk peradaban bangsa-bangsa yang beradab, makmur dan sejahtera.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Masyarakat Madani?
2. Bagaimana Konsep Masyarakat Madani?
3. Apa Saja Karakteristik Masyarakat Madani?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Masyarakat Madani

1
2. Untuk mengetahui Konsep Masyarakat Madani
3. Untuk mengetahui Karakteristik Masyarakat Madani

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian masyarakat Madani
Istilah masyarakat madani dalam bahasa Inggris disebut civil society. Istilah civil
society pertama kali dicetuskan oleh cicer dalam filsafat politiknya, yaitu dengan sebutan
societies civilis yang identik dengan dan negara. Seiring perkembangan zaman, istilah
masyarakat madani atau civil society dipahami sebagai organisasi-organisasi masyarakat
sipil atas besar kesukarelaan dan mandiri dalam arti tidak terikat dan tergantung kepada
belas kasih negara, dan anggotanya mempunyai komitmen tinggi pada nilai, etika, dan
dan norma yang dipatuhi masyarakat.
Di Indonesia dan Malaysia civil society diterjemahkan menjadi masyarakat
madani. Istilah Madani berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti "adab atau
beradab". Kata Madinah dan tamaddun seakar kata dengan Madani. Gambaran
masyarakat madani adalah suatu masyarakat yang berbudaya, menaati aturan/hukum,
terbuka, berpikiran progresif dan modern, mengetahui dan menyadari hak dan kewajiban
terhadap negara, bangsa/masyarakat, agama, menghargai sesama, dan menjunjung tinggi
hak asasi manusia. Masyarakat madani merupakan suatu bentuk masyarakat yang
didambakan oleh semua orang, termasuk masyarakat dunia. Masyarakat madani menjadi
model masyarakat zaman modern karena cocok dengan pola pergaulan dunia. Masyarakat
madani menerima pluralisme, memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan, dan
menghargai perbedaan pendapat. Selain itu, masyarakat madani juga menjunjung tinggi
nilai-nilai demokrasi.
Untuk pertama kali istilah Masyarakat Madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim,
mantan wakil perdana menteri Malaysia. Menurut Anwar Ibrahim, masyarakat madani
merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin
keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat. Inisiatif dari
individu dan masyarakat akan berupa pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintah yang
berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu atau keinginan individu.
Masyarakat madani adalah kelembagaan sosial yang akan melindungi warga
negara dari perwujudan kekuasaan negara yang berlebihan. Bahkan Masyarakat madani
tiang utama kehidupan politik yang demokratis. Sebab masyarakat madani tidak saja

3
melindungi warga negara dalam berhadapan dengan negara, tetapi juga merumuskan dan
menyuarakan aspirasi masyarakat.
B. Konsep Masyarakat Madani
Konsep “masyarakat madani” merupakan penerjemahan atau pengislaman konsep
“civil society”. Pemaknaan civil society sebagai masyarakat madani merujuk pada
konsep dan bentuk masyarakat Madinah yang dibangun Nabi Muhammad. Masyarakat
Madinah dianggap sebagai legitimasi historis ketidak bersalahan pembentukan civil
society dalam masyarakat muslim modern.
Makna Civil Society adalah “Masyarakat sipil”. Konsep civil society lahir dan
berkembang dari sejarah pergumulan masyarakat. Cicero adalah orang Barat yang
pertama kali menggunakan kata “societies civilis” dalam filsafat politiknya. Konsep civil
society pertama kali dipahami sebagai negara (state). Secara historis, istilah civil society
berakar dari pemikir Montesque, JJ. Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini
mulai menata suatu bangunan masyarakat sipil yang mampu mencairkan otoritarian
kekuasaan monarchi-absolut dan ortodoksi gereja (Larry Diamond, 2003: 278).
Antara Masyarakat Madani dan Civil Society sebagaimana yang telah
dikemukakan di atas, masyarakat madani adalah istilah yang dilahirkan untuk
menerjemahkan konsep di luar menjadi “Islami”. Menilik dari subtansi civil society lalu
membandingkannya dengan tatanan masyarakat Madinah yang dijadikan pembenaran
atas pembentukan civil society di masyarakat Muslim modern akan ditemukan persamaan
sekaligus perbedaan di antara keduanya.
Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani adalah civil society
merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari gerakan Renaisans,
(gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan), sehingga civil society
mempunyai moral-transendental yang rapuh karena meninggalkan Tuhan. Sedangkan
masyarakat madani lahir dari dalam buaian dan asuhan petunjuk Tuhan. Dari alasan ini
Maarif mendefinisikan masyarakat madani sebagai sebuah masyarakat yang terbuka,
egalitar, dan toleran atas landasan nilai-nilai etik-moral transendental yang bersumber
dari wahyu Allah (A. Syafii Maarif, 2004: 84).

4
C. Karakteristik Masyarakat Madani
Selanjutnya, beberapa karakteristik masyarakat madani adalah sebagai berikut:
a. Ruang publik yang bebas diartikan sebagai wilayah dan masyarakat sebagai warga
negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, warga negara berhak
melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat,
berkumpul serta mempublikasikan pendapat.
b. Demokratisasi adalah suatu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi
sehingga dapat mewujudkan masyarakat madani yang demokratis. Untuk
menumbuhkan demokratisasi, diperlukan kesiapan anggota masyarakat berupa
kesadaran pribadi koma, kesetaraan, kemandirian serta kemampuan untuk berperilaku
demokratis kepada orang lain dan dan dapat menerima sikap demokratis orang lain.
demokratisasi dapat diwujudkan melalui penegakan pilar-pilar demokrasi. Pilar-pilar
demokrasi tersebut antara lain melalui lembaga swadaya masyarakat pers yang bebas,
premasi hukum yang ditegakkan, pendidikan dan politik.
c. toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik
dan sikap sosial yang berbeda. Toleransi merupakan sikap yang dikembangkan dalam
masyarakat madani untuk mewujudkan sikap saling menghargai dan menghormati
pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang atau kelompok masyarakat yang
lain yang berbeda.
d. Pluralisme adalah sikap app mengakui dan menerima kenyataan disertai sikap tulus
bahwa masyarakat itu majemuk. Kemajemukan itu bernilai positif dan merupakan
rahmat Tuhan.
e. Keadilan sosial, keadilan yang dimaksud adalahkeseimbangan dan pembagian yang
proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga dan negara yang mencakup
seluruh aspek kehidupan.
f. Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal yang baik
bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosialyang bersih dapat terjadi
apabila tersedia iklim yang memungkinkan otonomi individu terjaga.
g. Supremasi hukum, penghargaan terhadap supremasi hukum merupakan jaminan
terciptanya keadilan,keadilan harus diposisikan secara netral artinya setiap orang

5
memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tidak ada pengecualian untuk
memperoleh kebenaran di atas hukum.

Di Indonesia civil society sudah tumbuh jauh sebelum negara cara bangsa berdiri.
Masyarakat sipil telah berkembang pesat yang diwakili oleh kiprah beragam organisasi
sosial keagamaan, pergerakan nasional, dan partai politik dalam perjuangan merebut
kemerdekaan. Sarekat dagang Islam, Budi Utomo, partai sarekat Islam Indonesia,
Muhammadiyah, partai Nasional Indonesia, Nahdlatul ulama, partai Masyumi, partai
sosialis Indonesia dan lain-lain adalah contoh keberadaan masyarakat madani di
Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Beberapa organisasi tersebut masih eksis
sampai sekarang diantaranya Muhammadiyah dan NU.

Masyarakat madani merupakan kekuatan masyarakat sipil berhadapan dengan


kekuatan negara, state. Negara yang tidak tumbuh masyarakat madani nya, maka negara
menentukan segalanya. Negara yang diwakili oleh presiden, kepala daerah, birokrasi,
tentara, polisi, badan peradilan dengan kewenangannya mulai dari lunak sampai yang
keras merupakan kekuatan yang luar biasa kuat. Masyarakat yang tidak terkonsolidasi
dalam bentuk asosiasi akan menjadi korban kebijakan negara karena tidak mampu
bernegosiasi secara seimbang. Tik dengan adanya konsolidasi masyarakat sipil dalam
bentuk UKT asosiasi masyarakat sipil maka masyarakat sipil mempunyai daya tawar
kepada negara yang super kuat tersebut.

Pada mulanya masyarakat madani dibentuk untuk tujuan yang bersifat ideologis
dalam bidang agama, pendidikan, profesi, seni, minat, olahraga, kedaerahan, etnis,
kekerabatan, dan lain-lain. Perkumpulan dari warga sipil tersebut membuat program
untuk mencapai tujuannya. dalam mencapai tujuannya dilakukan dengan berpedoman
pada prinsip prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dan
kelompok atas dasar kesamaan cita-cita.

Meskipun masyarakat madani sudah berkembang pada zaman nabi Muhammad


SAW di kota Madinah tapi dalam konteks masyarakat modern masyarakat madani
tumbuh dan berkembang dalam latar masyarakat barat. Masyarakat madani muncul
sebagai perkembangan masyarakat sipil yang melepaskan diri dari ketergantungan

6
kepada negara pada abad ke-17.mereka adalah para pedagang dan kelompok profesional
yang tidak lagi mencari nafkah dari mengharap tanah milik raja atau negara. Dengan
pendapatan yang berasal usahanya sendiri mereka mendirikan asosiasi kepentingan
independent.negara tidak bisa intervensi karena asosiasi ini tidak mendapatkan apa-apa
dari negara. Akan tetapi,dalam perkembangan berikutnya asosiasi-asosiasi masyarakat
sipil membutuhkan negara dan sebaliknya. Terjadilah saling membutuhkan antara
keduanya.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk mewujudkan masyarakat madani dan agar terciptanya kesejahteraan umat


maka kita sebagai generasi penerus supaya dapat membuat suatu perubahan yang
signifikan. Selain itu, kita juga harus dapat menyesuaikan diri dengan apa yang sedang
terjadi di masyarakat sekarang ini. Agar di dalam kehidupan bermasyarakat kita tidak
ketinggalan berita. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat saya ambil dari pembahasan
materi yang ada di bab II ialah bahwa di dalam mewujudkan masyarakat madani dan
kesejahteraan umat haruslah berpacu pada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang diamanatkan
oleh Rasullullah kepada kita sebagai umat akhir zaman. Sebelumnya kita harus
mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan masyarakat madani itu dan bagaimana cara
menciptakan suasana pada masyarakat madani tersebut, serta ciri-ciri apa saja yang
terdapat pada masyarakat madani sebelum kita yakni pada zaman Rasullullah.

Selain memahami apa itu masyarakat madani kita juga harus melihat pada potensi
manusia yang ada di masyarakat, khususnya di Indonesia. Potensi yang ada di dalam diri
manusia sangat mendukung kita untuk mewujudkan masyarakat madani. Karena semakin
besar potensi yang dimiliki oleh seseorang dalam membangun agama Islam maka akan
semakin baik pula hasilnya. Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang memiliki potensi
yang kurang di dalam membangun agamanya maka hasilnya pun tidak akan memuaskan.
Oleh karena itu, marilah kita berlomba-lomba dalam meningkatkan potensi diri melalui
latihan-latihan spiritual dan praktek-praktek di masyarakat.

B. Saran

Kesejahteraan merupakan keinginan bagi setiap manusia maka hendaknya setiap


orang berusaha untuk mewujudkan masyarakat madani sehingga kesejahteraan akan
tercipta pula.

8
DAFTAR PUSTAKA

Nurcholis, Hanif. Materi pokok pembangunan masyarakat desa dan kota; 1-9; IPEM4542/3 sks/
Hanif Nurcholis, Drajat Tri Kartono, Siti Aisyah; --Cet.8; Ed.3--. Tanggerang Selatan:
universitas terbuka, 2019.

http://farihahalmuchtar.blogspot.com/2017/11/makalah-masyarakat-madani-dan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai