Anda di halaman 1dari 24

BAB I PENDAHULUAN

Makna atas apa yang terkandung dalam Makalah ini yaitu sesuatu yang harus diketahui oleh masyarakat akademis sebab menyangkut tentang apa dan bagaimana bentuk-bentuk negara. Hal ini merupakan suatu pengetahuan umum yang juga merupakan bahan pembelajaran untuk mata kuliah Ilmu Negara. Sebelum mengetahui lebih dalam mengenai apa saja yang terkandung dalam Ilmu Negara terutama yang menyangkut tentang Negara dan bentukbentuknya, terlebih dahulu harus diketahui apakah yang dimaksud dengan Ilmu Negara tersebut. Ilmu Negara merupakan ilmu pengetahuan yang murni mempelajari dasar-dasar pokok dan sendi-sendi pokok daripada negara. Oleh karenanya Ilmu Negara dapat memberikan dasar-dasar teoritis untuk hukum tata negara yang positif dan konkret. Salah satu hal yang terkandung dalam Ilmu Negara yakni menyangkut Negara dan bentuk-bentuknya yang selanjutnya akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini. 1.1 Latar Belakang Ditinjau dari sejarah perkembangannya, istilah Ilmu Kenegaraan adalah Staatswetenschap yang disalin dalam bahasa Indonesia dengan Ilmu Kenegaraan. Pengertian Ilmu Kenegaraan tersebut dalam arti luas yakni semua ilmu yang obyek penyelidikannya adalah negara. Sedangkan Ilmu Negara berasal dari istilah Belanda yakni Staatsleer. Timbulnya istilah Ilmu Negara sebagai istilah tehnis adalah sebagai akibat adanya penyelidikan dari George Jellinek (Jerman) dalam bukunya Allgemeine Staatslehre.

Jellinek dianggap sebagai Bapak Ilmu Negara karena beliau adalah orang yang pertama kali dapat melihat dan mengemukakan bahwa Ilmu Negara sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dan meletakkannya dalam suatu system. Suatu system ini dimaksudkan suatu kesatuan dimana bagianp-bagiannya mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya, artinya bahwa bagian-bagian dari kesatuan ini satu sama lainnya dihubungkan sedemikian rupa sehingga merupaka satu kesatuan. Pemikiran tentang negara dan hukum dijumpai di tempat (negara) dimana sistem ketataegaraannya memberikan kemungkinan kepada warga negaranya untuk secara bebas mengeluarkan pikiran dan pendapatnya secara kritis. 1.2 Rumusan Masalah Rasa kebangsaan adalah salah satu bentuk rasa cinta bahkan pusat gabungan dari berbagai rasa cinta karena merupakan kumpulan yang besar maka melahirkan jiwa kebersamaan penganutnya yang berbentuk lagu, bendera dan lambang. Dalam kebangsaan kita mengenal adanya ras, bahasa, agama, batas wilayah, budaya dan lain-lain. Sedangkan dalam kenegaraan kita harus mengetahui apa saja bentuk-bentuk negara secara luas sehingga kita dapat mengetahui sistem kenegaraan yang berlaku bukan hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain di dunia. Secara selayang pandang perlu kita lihat mengapa negara itu muncul. Bukankan negara itu abstrak, kita tidak pernah melihat negara Inggris, Perancis atau Indonesia, yang kita lihat hanyalah benderanya, orangnya atau lambangnya atau mendengar bahasa nasionalnya, lagu kebangsaannya serta merasakan ideologinya.

Teori tentang asal mula negara dibuat berdasarkan peristiwa sejarah suatu negara, kemudian diambil garis besarnya secara induktif. Negara adalah kelompok terbesar, jadi bukan perserikatan bangsa-bangsa (PBB), bukan ASEAN, bukan pula persekutuan beberapa negara, karena ikatan negaralah yang paling dominan menguasai bathin manusia.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Negara Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, negara adalah organisasi pokok dari kekuasaan politik. Negara adalah alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubunganhubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Manusia hidup dalam suasana kerja sama, sekaligus suasana antagonis dan penuh pertentangan. Negara adalah alat organisasi yang dalam suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama itu. Negara menetapkan cara-cara dan batas-batas sampai dimana kekuasaan dapat digunakan dalam kehidupan bersama baik oleh individu, golongan atau asosiasi maupun oleh negara dan sendiri. Dengan demikian negara social dapat dari mengintegrasikan membimbing kegiatan-kegiatan

penduduknya ke arah tujuan bersama. Berikut ini disajikan beberapa rumusan mengenai negara : 1. Roger H. Soltau menyatakan Negara adalah agen (agency) atau kewewenangan yang mengatur atau mengendalikan persoalanpersoalan bersama atas nama masyarakat (The state is an argency or authority managing or controlling these (common) affairs on behalf of and in the name of the community). 2. Harold J. Laski menyatakan Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih berkuasa daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat (The state is a society which

is integrated by possessing a coercive authority legally supreme over any individual or group which is part of the society. A society is a group of human beings living together and working together for the satisfaction of the mutual wants. Such a society is a state when the way of live to which both individuals and associations must conform is defined by a coercive authority blinding upon the time all). 3. Max Weber menyatakan Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah (The state is a human society that (successfully) claims the monopoli of the legitimate use of a physical force within a given territory). 4. Robert M. Maclver menyatakan Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan system hukum yan diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa (The state is an association which, acting through law as promulgated by a government endowed to this end with coercive power, maintains within a community territorially demarcated the universal external conditions of social order). Jadi, sebagai definisi umum dapat dikatakan bahwa negara adalah suatu daerah territorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan (kontrol) monopolistis terhadap kekuatan yang sah. Negara mempunyai sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang dimilikinya dan yang hanya terdapat pada negara saja dan tidak terdapat pada asosiasi atau organisasi lainnya. Umumnya dianggap bahwa setiap negara mempunyai sifat memaksa, sifat monopoli, dan sikap mencakup semua.

2.2

Tujuan Dan Fungsi Negara Negara dapat dipandang sebagai asosiasi manusia yang hidup dan bekerja sama untuk mengejar beberapa tujuan bersama. Dapat dikatakan bahwa tujuan terakhir setiap negara adalah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya. Menurut Roger H. Soltau tujuan negara ialah memungkinkan rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin dan menurut Harold J. Laskie yakni menciptakan keadaan dimana rakyat dapat mencapai keingingan-keinginan mereka secara maksimal. Tujuan negara Republik Indonesia sebagai tercantum di dalam Undang-Undang Dasar 1945 ialah untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial dengan berdasarkan kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia (Pancasila). Akan tetapi setiap negara, terlepas dari ideologinya,

menyelenggarakan beberapa minimum fungsi yang mutlak perlu, yaitu : 1. Melaksanakan penertiban (law and order). Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, negara harus melaksanakan penertiban. Dapat dikatakan bahwa negara bertindak sebagai stabilisator.

2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Dewasa ini fungsi ini sangat penting, terutama bagi negara-negara baru. Pandangan di Indonesia tercermin dalam usaha pemerintah untuk membangun melalui suatu rentetan Repelita. 3. Pertahanan. Hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar. Untuk ini negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan. 4. Menegakkan keadilan. Hal ini dilaksanakan melalui badan-badan peradilan. Keseluruhan fungsi negara di atas diseleggarakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. 2. 3 Bentuk-Bentuk Negara Bentuk negara adalah merupakan batas antara peninjauan secara sosiologis dan peninjauan secara yuridis mengenai negara. Peninjauan secara sosiologis jika negara dilihat secara keseluruhan tanpa melihat isinya, sedangkan secara yuridis jika negara\peninjauan hanya dilihat dari isinya atau strukturnya. Machiavelli dalam bukunya II Prinsipe bahwa bentuk negara (hanya ada dua pilihan) jika tidak republik tentulah Monarkhi. Selanjutnya menjelaskan negara sebagai bentuk genus sedangkan Monarkhi dan republik sebagai bentuk speciesnya. Perbedaan dalam kedua bentuk Monarkhi dan republik (Jellinek, dalam bukunya Allgemene staatslehre) didasarkan atas perbedaan proses terjadinya pembentukan kemauan negara itu terdapat dua kemungkinan: 1. Apabila cara terjadinya pembentukan kemauan negara secara psikologis atau secara alamiah, yang terjadi dalam jiwa/badan

seseorang dan nampak sebagai kemauan seseorang/individu maka bentuk negaranya adalah Monarkhi. 2. Apabila cara proses terjadinya pembentukan negara secara yuridis, secara sengaja dibuat menurut kemauan orang banyak sehingga kemauan itu nampak sebagai kemauan suatu dewan maka bentuk negaranya adalah republik. Berikut ini akan dikemukakan berbagai macam bentuk negara menurut para ahli. 2.3.1 Menurut Plato Menurut Plato ada 5 (lima) macam bentuk negara yang sesuai dengan sifat-sifat jiwa manusia, yaitu : 1. Aristokrasi, yaitu dimana pemerintahannya dipegang oleh para cerdik pandai dan yang dalam menjalankan pemerintahannya berpedoman pada keadilan. 2. Timokrasi, yaitu segala tindakan daripada penguasa hanya dilaksanakan dan ditujukan untuk kepentingan si penguasa itu sendiri. 3. Oligarkhi, yaitu orang-orang yang memegang pemerintahan yaitu orang-orang yang kaya, mempunyai hasrat atau kecenderungan ingin lebih kaya lagi. 4. Demokrasi, yaitu mengutamakan dan kepentingan yang umumlah diutamakan yang kepentingan rakyat diutamakan. Prinsip dan

umum, negara dimana pemerintahannya dipegang oleh rakyat Demokrasi adalah kemerdekaan

kebebasan. Keadaan demikian disebut dengan Anarki.

5. Tyranni, yaitu pemerintah yang keras, kuat yang dapat mengatasi kekacauan. Tyranny pemerintah yang sangat jauh dari cita-cita keadilan sebab Tyranni selalu berusaha menekan rakyatnya. 2.3.2 Menurut Aristoteles Negara menurut Aristoteles merupakan suatu kesatuan yang tujuannya untuk mencapai kebaikan yang tertinggi yaitu kesempurnaan diri manusia sebagai anggota dari negara. Menurutnya adanya negara itu sudah berdasarkan kodrat. Manusia sebagai anggota keluarga menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan dari negara sebab manusia adalah makhluk sosial. Jenis-jenis bentuk negara oleh Aristoteles dibedakan dalam 3 (tiga) bentuk. Adapun yang dipergunakan sebagai kriteria dalam menguraikan bentuk negara ada 2 hal : 1. Jumlah orang yang memegang pemerintahan, maksudnya pemerintahan itu hanya dipegang oleh satu orang saja, atau oleh beberapa orang. Jadi oleh golongan kecil saja, atau oleh pada prinsipnya seluruh rakyat, jadi oleh golongan terbesar. 2. Sifat atau tujuan pemerintahannya, maksudnya pemerintahan itu ditujukan untuk kepentingan umum (sifat baik), ataukah pemerintahan hanya ditujukan untuk kepentingan para penguasa saja (yang jelek). Berdasarkan 2 (dua) kriteria di atas, maka menurut Aristoteles didapatkan bentuk-bentuk negara sebagai berikut :

1. Negara dimana pemerintahannya hanya dipegang oleh satu orang saja, jadi kekuasaan itu hanya terpusat pada satu tangan, ini dibedakan lagi berdasarkan sifatnya yaitu : a. Monarki, dimana pemerintahannya hanya dipegang oleh satu orang saja, dan pemerintahannya ditujukan untuk kepentingan umum. Jadi ini sifatnya baik. b. Tyranni, dimana pemerintahannya hanya dipegang oleh satu orang saja, tetapi pemerintahannya ditujukan untuk kepentingan si penguasa itu sendiri. Jadi ini sifatnya jelek. 2. Negara dimana pemerintahannya dipegang oleh beberapa orang. Jadi oleh segolongan kecil saja. Ini dibedakan lagi berdasarkan sifatnya yaitu : a. Aristokrasi, dimana pemerintahannya dipegang oleh beberapa orang dan sifatnya baik, karena pemerintahannya ditujukan untuk kepentingan umum. b. Oligarki, dimana pemerintahannya dipegang oleh beberapa mereka. 3. Negara dimana pemeritahannya dipegang oleh rakyat. Ini dibedakan lagi sifatnya yaitu : a. Republik, dimana pemerintahannya dipegang oleh rakyat dan sifatnya baik b. Demokrasi, dimana pemerintahannya dipegang oleh rakyat dan sifatnya jelek, karena pemerintahannya itu hanya ditujukan untuk kepentingan pegang kekuasaan saja. orang, tetapi sifatnya jelek, karena pemerintahannya hanya ditujukan untuk kepentingan

10

2.3.3

Menurut Pendapat-Pendapat Lain Sementara penulis-penulis banyak merancukan arti bentuk negara dengan bentuk pemerintahan, bentuk-bentuk negara dapat pula dibedakan sebagai berikut : 1. Negara Kerajaan. Negara Kerajaan adalah suatu negara dimana kepala negaranya adalah seorang raja, Sultan atau Kaisar (bila kepala negaranya laki-laki) dan Matahari atau Ratu (bila kepala negaranya perempuan). Kepala negara diangkat (dinobatkan) secara turun temurun dengan memilih putera/puteri tertua (atau sesuai dengan budaya setempat) dari isteri yang sah (permaisuri). Kita tidak dapat memandang rendah bentuk negara kerajaan ini dikarenakan kepala negaranya hanya dianggap sebagai simbol. Sebagai contoh kita lihat Kerajaan Inggris. Negara ini begitu maju dan kokoh, karena Ratu bagi mereka merupakan lambang persatuan dan kesatuan bangsanya yang harus dihormati. Negara Kerajaan bukan berarti tidak demokratis, di Inggris partai oposisi terang-terangan mengecam pemerintah (baik kabinet maupun parlemen di Inggris dikuasai oleh partai mayoritas). 2. Negara Republik Negara Republik adalah suatu negara dimana kepala negaranya adalah seorang presiden. Negara Republik dapat kita bedakan dalam dua bentuk yaitu Serikat dan Kesatuan. Seperti juga Kerajaan, negara Republik juga dapat memiliki perdana

11

menteri (PM), yang sudah barang tentu presiden terpilih tidak lebih dari seorang simbol, kecuali sistem pemerintahannya memberikan posisi dominant kepada presiden, yaitu dengan jalan tidak dapatnya dijatuhkan presiden oleh mosi tidak percaya parlemen. Hal ini dicantumkan dalam konstitusi negara tersebut. Selain beberapa bentuk-bentuk negara di atas, terdapat pula bentuk negara lainnya seperti : 1. Negara Kesatuan (Unitaris) Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang berdaulat. Negara Kesatuan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam sistim yaitu : a. Sentralisasi Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, dan sedangkan daerah hanya dari menjalankan perintah-perintah peraturan-peraturan

12

pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturanperaturan sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri. Keuntungan dari sistim Sentralisasi ini yaitu : 1. Adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara; 2. Adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang membuatnya; 3. Penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara. Sedangkan kerugian dari sistim Sentralisasi ini yaitu : 1. Bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat kelancaran jalannya pemerintahan; 2. Peraturan/kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/kebutuhan daerah; 3. Daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga melemahkan sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya inisiatif dari rakyat; 4. Rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan bertanggung jawab tentang daerahnya; 5. Keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat. b. Desentralisasi. Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat

13

parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi. Keuntungan dari sistim Desentralisasi ini yaitu : 1. Pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri; 2. Peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu sendiri; 3. Tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat berjalan lancar; 4. Partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat; 5. Penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah. Sedangkan kerugian dari sistim Desentralisasi dan kebijakan ini adalah

ketidakseragaman pembangunan.

peraturan

serta kemajuan

2. Negara Serikat (Federasi) Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal. Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan ke luar

14

(hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh pemerintah federal.

Adapun cirri-ciri Negar Serikat/Federal adalah : a. Tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet) demi kepentingan negara bagian; b. Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan dengan konstitusi negara serikat; c. Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara langsung kepada pemerintah federal. Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan Kepala negara bagian (lazimnya disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah federal adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary power). Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepada pemerintah federal meliputi: a. Hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum internasional, misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan diplomatik; b. Hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan nasional, perang dan damai;

15

c.

Hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas pokok hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh pemerintah pusat, misalnya: mengenai masalah uji material konstitusi negara bagian;

d.

Hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan federal, misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, matauang (moneter);

e.

Hal-hal tentang kepentingan bersama antar negara bagian, misalnya masalah pos, telekomunikasi dan statistik. Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu

dengan yang lain adalah: a. Cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian; b. Badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian. Dari kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat antara lain : a. Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah negara bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat, Australia, RIS (1949); b. Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah negara bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal. Contoh: Kanada dan India;

16

c. Negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal dalam menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian. Contoh: Amerika Serikat dan Australia; d. Negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian. Contoh: Swiss. Antara negara serikat dan negara kesatuan bersistim desentralisasi memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya yaitu : 1. 2. Pemerintah pusat sebagai pemegang kedaulatan keluar Sama-sama memiliki hak mengatur daerah sendiri (Otonomi). Sedangkan perbedaannya yaitu mengenai mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga sendiri itu. Pada negara bagian, hak otonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkan pada daerah otonom, hak itu diperoleh dari pemerintah pusat. Selain negara serikat, ada pula yang disebut serikat negara (konfederasi). Tiap negara yang menjadi anggota perserikatan itu ada yang berdaulat penuh, ada pula yang tidak. Perserikatan pada umumnya timbul karena adanya perjanjian berdasarkan kesamaan politik, hubungan luar negeri, pertahanan dan keamanan atau kepentingan bersama lainnya. Bentuk-bentuk Serikat Negara tersebut yaitu : a. Perserikatan Negara. Perserikatan negara pada hakikatnya bukanlah negara, melainkan suatu perserikatan yang beranggotakan negara-negara yang masing-masing berdaulat. Dalam menjalankan kerja sama di antara para anggotanya,

17

dibentuklah alat perlengkapan atau badan yang di dalamnya duduk para wakil dari negara anggota. Contoh Perserikatan negara yang pernah ada yaitu Perserikatan Amerika Utara, Negara Belanda dan Jerman.

Perbedaan antara Negara Serikat dan Perserikatan Negara yaitu : 1. Dalam Negara Serikat, keputusan yang diambil oleh pemerintah negara serikat dapat langsung mengikat warga negara bagian; sedangkan dalam serikat negara keputusan yang diambil oleh serikat itu tidak dapat langsung mengikat warga negara dari negara anggota. 2. Dalam negara serikat, negara-negara bagian tidak boleh

memisahkan diri dari negara serikat itu; sedangkan dalam serikat negara, negara-negara anggota boleh memisahkan diri dari gabungan itu. 3. Dalam negara serikat, negara bagian hanya berdaulat ke dalam; sedangkan dalam serikat negara, negara-negara anggota tetap berdaulat ke dalam maupun ke luar. b. Koloni atau Jajahan Negara koloni atau jajahan adalah suatu daerah yang dijajah oleh bangsa lain. Koloni biasanya merupakan bagian dari wilayah negara penjajah. Hampir semua soal penting negara koloni diatur oleh pemerintah negara penjajah. Karena terjajah, daerah/ negara jajahan tidak berhak menentukan nasibnya sendiri. Dewasa ini tidak ada lagi koloni dalam arti sesungguhnya. c. Trustee (Perwalian)

18

Negara Perwalian adalah suatu negara yang sesudah Perang Dunia II diurus oleh beberapa negara di bawah Dewan Perwalian dari PBB. Konsep perwalian ditekankan kepada negara-negara pelaksana administrasi. Menurut Piagam PBB, pembentukan sistem perwalian internasional dimaksudkan untuk mengawasi wilayah-wilayah perwalian yang ditempatkan di bawah PBB melalui perjanjian-perjanjian tersendiri dengan negara-negara yang melaksanakan perwalian tersebut. Perwalian berlaku terhadap: 1. Wilayah-wilayah yang sebelumnya ditempatkan di bawah mandat oleh Liga Bangsa-Bangsa setelah Perang Dunia I; 2. Wilayah-wilayah yang dipisahkan dari negara-negara yang dikalahkan dalam Perang Dunia II; 3. Wilayah-wilayah yang ditempatkan secara sukarela di bawah negara-negara yang bertanggung jawab tentang urusan pemerintahannya. d. Dominion Bentuk kenegaraan ini hanya terdapat di dalam lingkungan Kerajaan Inggris. Negara dominion semula adalah negara jajahan Inggris yang setelah merdeka dan berdaulat tetap mengakui Raja/ Ratu Inggris sebagai lambang persatuan mereka. Negara-negara itu tergabung dalam suatu perserikatan bernama The British Commonwealth of Nations (Negara-negara Persemakmuran). Tidak semua bekas jajahan Inggris tergabung dalam

Commonwealth karena keanggotaannya bersifat sukarela. Ikatan Commonwealth didasarkan pada perkembangan sejarah dan azas kerja

19

sama antaranggota dalam bidang ekonomi, perdagangan (dan pada negara-negara tertentu juga dalam bidang keuangan). India dan Kanada adalah negara bekas jajahan Inggris yang semula berstatus dominion, namun karena mengubah bentuk pemerintahannya menjadi republik dengan kepala negara sendiri (Presiden), maka negara-negara itu kehilangan bentuk dominionnya. Oleh karena itu persemakmuran itu kini dikenal dengan nama Commonwealth of Nations. Anggotaanggota persemakmuran itu antara lain: Inggris, Afrika Selatan, Kanada, Australia, Selandia Baru, India, Malaysia, etc. Di negaranegara itu Raja/ Ratu Inggris diwakili oleh seorang Gubernur Jenderal, sedangkan di ibukota Inggris, sejak tahun 1965 negara-negara itu diwakili oleh High Commissioner. e. Uni Bentuk kenegaraan Uni adalah gabungan dari dua negara atau lebih yang merdeka dan berdaulat penuh, memiliki seorang kepala negara yang sama. f. Protektorat Sesuai namanya, negara protektorat adalah suatu negara yang ada di bawah perlindungan negara lain yang lebih kuat. Negara protektorat tidak dianggap sebagai negara merdeka karena tidak memiliki hak penuh untuk menggunakan hukum nasionalnya. Contoh: Monaco sebagai protektorat Prancis. g. Mandat Negara Mandat adalah suatu negara yang semula merupakan jajahan dari negara yang kalah dalam Perang Dunia I dan diletakkan di bawah perlindungan suatu negara yang menang perang dengan pengawasan dari Dewan Mandat LBB. Ketentuan-ketentuan tentang pemerintahan

20

perwalian ini ditetapkan dalam suatu perjanjian di Versailles. Contoh: Syria, Lebanon, Palestina (Daerah Mandat A); Togo dan Kamerun (Daerah Mandat B); Afrika Barat Daya (Daerah Mandat C).

21

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembagalembaga yang bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri. Bentuk negara adalah merupakan batas antara peninjauan secara sosiologis dan peninjauan secara yuridis mengenai negara. Peninjauan secara sosiologis jika negara dilihat secara keseluruhan (ganzhit) tanpa melihat isinya, sedangkan secara yuridis jika negara\peninjauan hanya dilihat dari isinya atau strukturnya. Negara dapat dikenal dengan berbagai bentuk dan menurut berbagai pendapat. Diantaranya menurut Plato bentuk negara terdiri atas 5 yaitu Aristokrasi, Timokrasi, Oligarki, Demokrasi dan Tyranni. Sedangkan menurut Aristoteles negara dibedakan atas bentuk pemerintahannya, yaitu negara dimana pemerintahannya yang dipegang oleh satu orang saja yang terdiri dari Monarki dan Tyranni, negara yang pemerintahannya dipegang oleh beberapa orang yang terdiri atas Aristokrasi dan Oligarki, dan negara yang pemerintahannya dipegang oleh rakyat yang terdiri atas Republik dan Demokrasi. Selain itu, secara umum bentuk negara yang dikenal terdiri atas 2 bentuk yaitu Negara Kerajaan dan Negara Republik. Sedangkan menurut pendapat-pendapat lain bentuk negara terdiri atas Negara Kesatuan yang terdiri atas 2 sistim yakni Sentralisasi dan Desentralisasi, dan Negara Serikat/federal.

22

Bahkan ada pula bentuk-bentuk serikat negara yakni Perserikatan Negara, Koloni atau Jajahan, Trustee (Perwalian), Dominion, Uni, Protektorat dan Mandat. 3.2 SARAN Sebagai insan akademis sudah semestinya kita memiliki

pengetahuan tentang berbagai macam bentuk-bentuk negara yang ada di penjuru dunia, sehingga tidak hanya di negara Indonesia yang kita kenal bentuk negara dan pemerintahannya. Selain itu, bentuk-bentuk negara ini juga merupakan bahan pembelajaran Ilmu Negara yang wajib kita pelajari bersama. Selain saran untuk kita bersama sebagaimana yang telah diuraikan di atas, penulis juga sangat mengharapkan adanya sarana-sarana yang dapat memberikan penjelasan yang lebih tepat mengenai bentuk-bentuk negara yang telah pasti ada pada saat ini. Sebab selama pencarian bahan untuk makalah ini penulis banyak menemui kesulitan dalam pencarian secara terperinci dan jelas mengenai bentuk-bentuk negara, sebab kebanyakan yang diuraikan hanya lebih mengarah pada bentuk pemerintahan. Oleh karena itu apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat berbagai kekeliruan penulis memohon maaf yang sebesarbesarnya dan mengharapkan saran dan masukan yang tentunya dapat berguna bagi kita semua.

23

DAFTAR PUSTAKA Inu Kencana Syafiie, Drs.M.Si. Pengantar Ilmu Pemerintahan, Refika Aditama, Bandung, 2001 Miriam Budiardjo, Prof. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008

24

Anda mungkin juga menyukai