Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENGANTAR ILMU HUKUM

Disusun Oleh :

NAMA : FAISAL SYAMSUDIN

NIM : 180710101354

Pengantar Ilmu Hukum Kelas G

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS JEMBER

2018
Teori berasal dari kata theorum artinya menjelaskan atau mehahami. Teori berfungsi
untuk menjelaskan suatu realitas atau memahami suatu fenomena. Oleh karena realitas
hukum, khususnya dalam hukum yang hidup dalam suatu masyarakat kompleks,sangat
banyak fakta hukum atau gejala hukum yang saling bertentangan satu sama lain. Oleh karena
itu, dibutukan teori-teori hukum untuk menjelaskan atau memahami.

Berikut adalah beberapa teori dan pendapat ahli mengapa hukum harus ditaati dan
dipatuhi:
1. Teori theokrasi atau kedaulatan tuhan, Menurut teori ini, hukum harus ditaati
karena menganggap bahwa hukum adalah perintah Tuhan dan mengatakan
bahwa sumber kekuasaan itu di berikan oleh tuhan. Dalam hal ini hukum
dikaitkan dengan agama. Teori ini berlaku bagi orang yang fanatik dengan
agama dan tunduk kepada hukum.penganut atau pengagas teori ini Agustinus
kemudian di teruskan oleh thomas aquino(paus) dan Marselius(raja,kaisar)
Contoh : Dalam teori ini raja-raja di eropa menjalankan kekuasaan yang
absolut.karena raja merasa bahwa mereka menjalankan perintah tuhan di
dunia,sehingga apa yang diperintah raja sama dengan apa yang diperintakan
tuhan.
2. Teori kedaulatan negara, Menurut teori ini, hukum harus ditaati karena negara
mempunyai kekuasaan yang mutlak sehingga negara bisa memaksakan kehendak
kepada rakyatnya tersebut. Teori kedauatan negara ini akhirnya pecah menjadi
dua yaitu teori kedaulatan negara yang absolut dan teori kedalatan negara yang
demokratis. Teori kedaulatan negara yang absolut yang meliputi semua segi
kehidupan sehingga kepribadian seseorang warga negara menjadi hilang.
Sebaliknya, teori kedaulatan negara demokrasi hanya meliputi hal-hal tertentu
saja sehingga sifat dan kepribadian individu anggota masyarakat tetap
dipertahankan.penganut teori ini adalah Jean bodin dan Georg Jellinek
Contoh : Negaralah yang berwenang membuat hukum, sehingga setiap orang
harus tunduk pada hukum. Sebab, tiada satu pun hukum yang berlaku jika tidak
dikehendaki oleh negara. Oleh karena negara itu sebuah benda mati maka negara
di wakili oleh raja.Jadi,jika raja membuat perintah,maka hal itu berarti perintah
negara,dan karena negara adalah sumber hukum,maka perintah raja adalah
hukum oleh karena teori ini raja Louis XIV menyebut dirinya”L’Etats semoi”
(negara adalah aku) hal inilah yang melahirkan kekuasaan absolutisme karena
kebebasan raja untuk menginterpretasikan hukum.

3. Teori kedaulatan hukum, Teori kedaulatan negara ditentang oleh Leon Duguit
dan krabbe. Keberatan Leon itu diajukan melalui pertanyaan: Jika negara
merupakan satu-satunya sumber hukum,dan hukum itu berlaku jika negara
menghendakinya,maka bagaimana kenyataannya? .Dalam Kenyataanya menurut
Leon duguit,adalah negara tunduk pada hukum,bukan hukum tunduk pada
negara Menurut teori ini, hukum harus ditaati karena hukum itu sesuai dengan
perasaan hukum sebagian besar anggota masyarakat (hukum itu dianggap
cocok). Setiap orang itu mempunyai perasaan hukum buktinya ia bisa
membedakan mana yang adil mana yang tidak adil.
Contoh : Jadi di dalam negara,baik negara maupun raja harus tunduk dan patuh
pada hukum,demikian juga warga negara,dengan demikian,semua pola tingkah
laku,kebijakan,dan sikap warga negara,pemerintah,dan negara harus sesuai
dengan hukum atau sejalan dengan ketentuan hukum sehingga absolutisme dapat
dihindari,kesejatraan rakyat,keselamatan negara dapat terjamin
4. Teori kedaulatan rakyat (perjanjian masyarakat), Pada abad ke-18, Jean Jacques
Rousseau memperkenalkan teorinya yang disebut Perjanjian Masyarakat
(Contract Social) atau Kedaulatan Rakyat. Teori ini menganggap bahwa dasar
terjadinya suatu negara adalah perjanjian yang diadakan oleh dan antara anggota
masyarakat untuk mendirikan suatu negara. Dalam bukunya yang berjudul “Le
contract social” (1972), Rosseau mengemukakan bahwa negara bersandar atas
kemauan rakyat, demikian pula halnya semua peraturan perundang-undangan
adalah penjelmaan kemauan rakyat. Orang menaati hukum karena orang sudah
berjanji menaati hukum. Penganut dari teori ini diantaranya Thomas Hobbes,
Montesquieu, dan John Locke. Hobbes menambahkan bahwa keadaan alamiah
sama sekali bukanlah keadaan yang aman, adil dan makmur. Namun sebaliknya,
keadaan alamiah merupakan suatu keadaan sosial yang kacau, tanpa hukum yang
dibuat manusia secara sukarela, tanpa pemerintah, dan tanpa ikatan-ikatan sosial
antar individu. Dalam keadaan yang demikian, yang berlaku adalah hukum
rimba dimana yang terkuat adalah yang menang. Manusia seakan-akan
merupakan binatang yang senantiasa berada dalam keadaan bermusuhan,
terancam oleh sesamanya dan menjadi mangsa bagi manusia yang mempunyai
fisik yang lebih kuat dari padanya. Keadaan tersebut dilukiskan dalam
peribahasa latin “homo homini lupus” (= manusia yang satu merupakan binatang
buas bagi manusia yang lain). Menurut teori ini, hukum harus ditaati karena
seolah-olah waktu awal membentuk negara ada perjanjian antara yang
memerintah dengan yang diperintah. Teori kedaulatan rakyat mengajarkan
bahwa kekuasaan negara tertinggi terletak di tangan rakyat. Sumber ajaran
kedaulatan rakyat adalah demokrasi. Teori ini memunculkan timbulnya suatu
teori pembagian kekuasaan seperti dalam ajaran trias politika yang dikemukakan
oleh Montesquieu.
Contoh : dalam hal ini rakyatlah yang berdaulat dan mewakilkan atau
menyerahkan kekuasaanya kepada negara,kemudian negara memecah menjadi
beberapa bagian kekuasaan yang diberikan pada pemerintah ataupun lembaga
perwakilan,tetapi karena pada saat dilahirkan teori ini banyak negara yang masih
menganut sistem monarki,maka yang berkuasa adalah raja atau pemerintah.bila
mana pemerintah ini melaksanakan tugasnya tidak sesuai dengan kehendak
rakyat maka rakyat bertindak mengganti pemerintah itu,kedaulatan rakyat ini
didasarkan pada kehendak umum yang disebut"volonte generale"oleh
roseau.apabila raja memerintah sebagai wakil,sedangkan kedaulatan penuh di
tangan rakyat dan tidak dapat dibagikan kepada pemerintah itu.

5. Teori mahzab hukum alam atau kodrat alam, Menurut teori ini, hukum adalah
suatu aliran yang menelaah hukum dengan bertitik tolak dari keadilan yang
mutlak, artinya bahwa keadilan tidak boleh diganggu.Adapun teori tentang
hukum alam telah ada sejak zaman dahulu yang antara lain diajarkan oleh
Aristoteles yang mengajarkan ada dua macam hukum yaitu Hukum yang berlaku
karena penetapan penguasa negara dan Hukum yang tidak tergantung dari
pandangan manusia tentang baik buruknya, hukum yang “asli”.
Contoh : Berbuat baik, Prof Subekti S.H mengatakan bahwa menurut kodrat
alam misalnya tangan kanan adalah lebih kuat dari tangan kiri, tetapi ada juga
orang yang tangan kirinya lebih kuat dari tangan kanannya.
6. Menurut Prof. Kusumaatmadja
Orang mentaati hukum karena bermacam-macam sebab:
a) Orang menaati hukum karena dia taat dan shaleh serta dapat membedakan
mana yang baik mana yang buruk.
b) Orang menaati hukum karena pengaruh masyarakat disekelilingnya.
Kemudia ia perhitungkan lebih menguntungkan menaati hukum daripada
melanggarnya.
c) Ada orang mentaati hukum atau peraturan karena tidak ada pilihan lain
akhirnya dapat dikatakan bahwa orang mentaati hukum karena semua faktor
diatas.
7. Menurut Utrech
Orang mentaati hukum karena bermacam-macam sebab:
a) Karena orang merasakan bahwa peraturan itu dirasakan sebagai hukum
mereka benar-benar berkepentingan akan berlakunya hukum tersebut.
b) Karena harus menerimanya supaya ada rasa ketentraman karena kalau ada
melanggarnya akan terkena sanksi.
c) Karena ada masyarakat yang menghendaki.
d) Karena adanya paksaan sosial.

Jadi menurut saya penyebab hukum itu di taati adalah hukum merupakan peraturan
yang mengatur tentang tingkah laku manusia yang di buat oleh badan berwenang dan bersifat
memaksa disertai sanksi yang tegas bagi yang melanggarnya, hukum dibuat dengan tujuan
untuk mewujudkan ketertiban dalam masyarakat. Dan bahwa manusia dan hukum adalah dua
entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam ilmu hukum, terdapat adagium yang
terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus” (di mana ada masyarakat di situ ada
hukumnya). Namun dari semua teori tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
persamaan bahwa hukum adalah sebagai suatu cara atau sistem pengaturan tatanan sosial
yang bertujuan untuk menciptakan keteraturan dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai