Anda di halaman 1dari 28

DIKTAT KULIAH

" FILSAFAT ILMU "

PROGRAM DOKTOR
PASCASARJANA UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2020
DIKTATKULIAH
DAFTAR !SI

KATA PENGANTAR

DAFTAR (SI

BAB I SEKILAS TENTANG FILSAFAT


A. Pengertian tentang Filsafat
1. Asal Kata, Arti Kata dan lstilah FiIsafai. 3
2. Obyek Studi Filsafat
3_ Metode Filsafat
4_ Sifat atau Ciri-ciri Filsafat 8
5_ Bidang Kajian Filsafat. 11
6. Cabang-cabang Filsafat 14
tf Aliran!Mazhab Filsafat 15

BAB II FILSAFAT ILMU


1_ Definisi Filsafat Ilmu 25
2. Ruano Linokup Filsafat Ilmu 33
3 Problema-problema datam Fifsafat Emu 39

FILSAFAT ILMU II

I. Orientasi dalam Filsafat Ilmu 1


IL Fungsi dan Arah Filsafat Ilmu 2
III. Berbagai Pendekatan dalam Filsafat Ilmu 2
IV. Substansi Kajian Filsafat Ilmu 4

TELAAH SUBSTANSIF FILSAFAT ILMU

A. Orientasi Kornparatif 7
B. Fakta_ 10
C. Kebenaran (Thruth) 11
D. Konfimiasi 14

LOGIKA INFRENSI

A. Logika 17
B. Logika Formal Kategorik 18
C. Logika Matematik Aksiomatik 19
D. LogiHa Matematik Probabilis-tik 20
E. Logika Linguistik 22
24
F. Logika
Kualitatif
26
G. Logika Paradigmatik
29
H. Inferensi Fungsional-Operasional
TELAAH KONSTRUK TEORI

30
A. Teori Ilrnu
31
B. Ternuan ilmiah Substantif Mendasar
32
C. Hukum-hukum Keteraturan
34
D. Pendeketan
E. Mengembangkan Struktur 35

F. Konsep dan Definisi 36


G. KonstrukTeori 40
H. Reduksionisme, Instrumentalisme dan Realisme 42

CABANG-CABANG UTAMA FILSAFAT !LW!


Onfe,Inni 44

B. Kebenaran (Jusffik.asi) Epistemik 46


C. EpistemOlogi Subyektif dan Praamatik 48
D_ Epistemo!oai Moral dan Reliaius 49
B. Kebenaran _Epistemoloaik 49
F. Aksioloai 50
G. Kebenaran TungaaI 53

EPISTEMOLOGI POSITIVISTIK
A. Positivisme _ 54
B. Positivisme Sosial 54
C. Positivisme Evolusioner 56
D. Positivisme Kritis 57

E. Positivisme Logik 58
F. Empirik Sensmi Reduksionis 60

RASiONALITAS DAN EPISTEMOLOGI

A. F-'\asionalitas sebaoai Instrumen dan Tujuan 61


B. Naturalisme dan Rasionalisme 61
C. Rasionalisme 63
D. Rasionagas Positivistik dan Postpositivistik 64
B. Dua Jalur Rasionalitas 65
rnbangan Tata Pikir Logik
F. Penge 67

ENSTEMOLOGI PHENOMENOLOGIK

A. Phenomenofogi
73
B. Phenomenoiogi Edmund Husser
73
C. Phenomenafool Aesthetis tf
75
Paul Ricoeur
76

EPISTEMOLOGI HERMENEUTIK

A. Hermenutik 78
B. Strukturalisirie dan Posts- 78
trukturalisme C_ 79
Strukturalisme De Saussure 79
a Bertrand Russekk dan Wittgenstein tentang Bahasa
80
E. Strukturalisme Sosiaf 81
F. Strukturalisme Serniotik R9

•-• • • 82
H. Filsafat Hermeneutik 83
I. Poststruk-turalisme 84
J. Dekonstruksi Syarrah

REALISME METAFISIK DAN EPITESMOLOGI 88


A. Realism .- 88
B. Karl Raimund Popper 90
C. Realisme Ilmiah 91
D. Realisme Moral

APLIKASI PRAGIVIATISME 93
A. Ide Utama dan Keragaman Pragmatisme 94
B. Teon Kebenaran Pragmatik 96
C. Pragmatisme sebagai Filsafat 98
D. Instrumentalisme 99
E. Praxis datam Komparasi

MENGEMBANGKAN TEORI 101


A. Menaembangkan Variabilitas 109
B. Mengembangkan Teori Rasionalrtas Positivistik 115
C. Mengembangkan llmu dan i Grass Root 124
D. imajinasi Membangun Grand Theory
Ut
E. Mengembangkan Teori Instrumentatif 126

F. Ternuan Teori Basic Research 127


G. Temuan Rekayasa Teknologi 128
-H. Temuan Rekayasa Sosial 129

TELAAH AKSIOLOGIK ETIKA DALAM PENGEMBANGAN MAU DAN


REKAYASA

A. Filsafat Ilmu dan Meta-Science 131


B. Re-Interpretasi atau Interpretation of Inteipretation 132
C. Masalah Etika da!am Pengembangan Emu 133
D. Etika dalam Pengembangan 1PTEK 138

iv
_ af Semi I

BAB I

SEKILAS TENTANG FILSAFAT

A. PENGERTIAN FILSAFAT
Apakah filsafat itu?
Filsafat adalah studi mengenai pengetahuan dan kebijalcsanaan
atau kearifan untuk mencari kebenaran yang hakiki: Arti kata
"philosophia" ialah cinta pada pengetahuan dan kebijalcsanaan.
Tetapi kecintaan seorang filsuf kepada pengetahuan dan
kehijaksanaan itu tidaklah sama seperti kecintaan seorang pengumpul
iitiak ienarik unruk mengnimpun pengetahuan
yang sudah diternukan oleh orang lain_ Rupanya filsuf terdorong
terutama oleh kepeduliannya terhadap proses untuk mencari
pengetahuan dengan senantiasa berusaha sungguh-sungguh untuk
menemukan kebenaran yang
Seperti halnya apa yang digambarkan oleh Prof_ Dr_ Jujun S.
Sariasumantri secara puitis sebagai berikut:
Alkisah bertanyalah seorang awarn kepada seorang filsuf yang
arif dan bijaksana: "Coba sebutkan ada berapa jenis manusia

yang terdapat dalam kehidupan in berdasarkan


pengetahuannyar
Ada orang yang tahu ciitahunya
Ada orang yang tahu ditidak tahunya
Ada orang yang tidak tahu ditahunya
Ada orang yang tidak tahu ditidak tahunya
"Bagaimanakah caranya agar saya mendapatkan pengetahuan

yang benar?, sambung orang awam itu penuh hasrat dalam

ketidak tahuannya_ Jawab filsuf itu, "Mudah saja! Ketahuilah

apa yang kau tabu dart ketahuilah apa yang tidak tahu"

Memang pengetahuan dimulai dan i rasa ingin tahu, kepastiari di


mulai dengan rasa raau-ragu dan fi!safat dimulai dengan
keduaduanya. Berfilsafat didorong untuk niengtahui apa yang telah
kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Berfitsafat berarti berendah
hail bahwa tidak sernuanya akan pemah kita ketahui dalam
kesemestaan yang seakan-akan tiada terbatas mi Begitu juaa
berfilsafat berarti may/as diri dan mengoreksi diFi. Sernacarn
keberanian untuk terus teran,c_=., seberapa jatih sebenamya kebenaran
yang dicari telah kita janakau. (Suriasumantri, 1985:19)

DaJam arti sederhana, sesungauhnya setiap orang clapat

berfilsafat, sepertii untuk membedakan mana yang benar dan mana


yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk_, mana yang indah

dan mana yang jeleL Mana yang berg,una dan mana yang tidal(

berguna. Akan tetapi bagi seorang filsuf, berfilsafat itu ialah berfikir

dan merentingkan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh secara


i
rnendalam dan mendasar sampai keakar-akarnya untuk memaham
setiap hakikat segala sesuatu. Alhasil filsafat adalah upaya dan hashl
dan i
pemildran dan renungan manusia dengan
budinya (kalbu) tentang segala sesuatu secara runtut dan tertib
akai dan
serta sungguh
sunRull untuk mencari, mencari
terus mencari sampat menemukan kebenaran yang hakiki_
clan

2
Filsafat kadang-kadang dinamakan -science of sciences-
(induk dan i ilmu pengetahuan), karena para filsuf telah meletakkan
landasan bagi semua displin atau cabang ilmu, baik disiplin
ilmuilmu aiamiala maupun disiplin ilmu-ilmu sosial dan
humaniora_ Dengan perkataan lain filsafat dapat digambarkan sebagai
"incluk clan semua .ilmu pngetahuan", yang dapat diibaratkan filsafat itu
bagaikan seorang ibu yang melahirkan dan juga masih mengasuh
anakanaknya yang dicintainya, yakni disiplin ilmu-ilmu alamiah,
displin ilmu-ilmu sosial dan humaniora (Davis, 1965)

1. Asa! Kata, Arti Kata thin Isti:ah Filsafat


Secara etimologi kata filsafat berasal dan i kata Yunarii
"Fhilosophia" (dan i kata phi/em = mencintai, phi/is = einta, dan
soplzia --kebenaran hakiki atau kebijaksanaan dalam arti kearifan),
yang melahirkan kata Inggns "philosophy", atau kata Arab-

falsafah",' dan biasanya diteriernahkan dengan "cinta


kebijaksanaan"
Jadi kata majemnk "philosophia" berarti = "daya upaya
pemikiran dan renungan manusia untuk mencari kebenaran atau
kebijaksanaan". Dani istilah tersebut jelaslah bahwa orang berfilsafat
ialah orang yang mencan kebenaran atau mencintai kebenaran dan
buican memiliki kebennan.
Rita Iota kaji sa.-,ara mendasar ternyata bahwa kebenaran
filsafat bersifat telatif, karena sumber kebenaran itu berasal dani
manusia dan tidak ada nianusia yang sempuma. Kebenaran mutlak
hanyalah kebenaran yang bersumber dad Tuhan Yang Maha Esa.

3
A.,

Menurut Prof. Mr. Muhammad Yamin, bahwa perkataan

Yunani "philosophos" itu mula-mula muncul untuk menandingi kata

"sophos , yang berarti "Si tahu" atau "Si panciai" yang merasa
.dirinya telah memiliki kebenaran- dalarn genggamannya. Sedangkan

phi/o-sophos cialarn segala kerendahan hati hanya mencari dan

mencintai yang masih terus bergerak daiam perjalanan, bagaikan

rnusafir setia berjalan terus menuju ke arah kebenaran yang sejati.

ncari kebenaran, dan tidak rnerniliki kebenaran itulah


tujuan semua filsafat, clan akhimya mendekati kebenaran yang
diyakininya sebagai kesungguhan_ Tetapi kebenaran yang

sesungguhnya atau kebenaran yang mutlak hanya ada pada Tuhan


Yang Maha Knasa_ Dalam arti praktis, filsafat ialah berfikir sampai
keakar-akarnya dan den9_,an sung,guh-sungg,iTh tentang haktkat segala
sesuatu.

Definisi tentang filsafat banyak sek-ali,..berbeda-beda nimusan

dan penekanan yang diberikan oleh setiap filsuf Narnun demikian

terciapat kesamaan yang: umurn. Ada beberapa definisi tentang

filsafat, diantaranya menurut


I Plato (427 SM —348 SM.), ahli filsafat Yunani
Filsafat ialah ilmu penRetahuan yang beuninat mencapai

kebenaran ash_

2_ Aristoteles (382 SM-322 SN1), m•tifid Plato : Filsafat ialah Amu

pengetahuan yang TnLhpuu kebenaran yang terkandang di

dalatnnya ilmu-ilmu metafisika, logika. retorika, etika, politika

dan estetika_
3. Al Farabi (870 —950 M) ahli filsafat Islam : Filsalat ialah ilmu
pengetahuan tentang aiam maujud bagaimana hakikat yang
sebenamya.
4. Immanuel Kant (1724 — 1894) ahli filsafat Katclik Filsafat ialah
segala pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal segala
pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan :
a. Apakah yang dapat kita k_etahui ? (Jawabannya "metafisika")

b. Apakah yang seharusnya kita kei-jakan ? (Jawabannya: "etika")


c. Sampai dimanakah harapan kita.? (Jawabannya "agama")
d. Apakah yang. dinamakan manusia (Jawabannya:
"antropologi")
Dan beimacam-macam definisi filsafat yang dikemukakan
oleh para ahli filsafat Indonesia, Hasbullah Bakry rnenambil
kesimpulan berik-ut
Ihnu filsafat ialah ihnu yang menyelidiki segala sesuatu
dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta
dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
tentang bagaimana sikap rnanusia itu sebenarnya setelah
mencapai pengetahuan itu.
Prof. MI. Muhammad Yamin berpendapat :"Filsafat ialah
pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya
di dalam kepri5adiannya itu dia!aminya kesungguhan".
Jadi bagi trap-trap rnatil:sia rnendapatkan kepribadiannya dan dapat
mengalami kesungguhan didalamnya karena menempuh jalan
pernusatan pila fan dalain segala hubungan cabang pikiran, pada
hakikatnya sudah mernbentuk filosofi; menolak atau tidal( menerima
pemusatan pikiran orang lain juga sudah ikut pula membentuk
filosofi. Kedua-duanya adalah cara atau jalan atau pemakaian hikmah
yang ada pada manusia. Dengan demikian dapatlah kita simpulican,

bahwa apa yang disebut: filsafat iatah usaha pernikiran '.dan


renungan manusia dengan akal clan kalbunya secara sungguh-
sungguh, vakni secara sistemat, fundamental, universal,
intearal dan radikal untuk mencari dan menemukan kebenaran
yang hakiki (pengetahuan, kebenaran dan keatifan).
Jadi makna filsafat .dapat ditinjau dan i dua segi yakni segi
.etimoiogi yang terdiri clan -kata philos yang juga berarti "sahabat",
.dan sophia artinya : kebiialcsanaan. Filsafat artinya ajaran atau orang
yang niencapai taraf persahabatan (Ian rnencintai kcbijaksanaan.
-.Makna kedua ialah_ suatu aktivitas fildran murni yang menghasilkan
•.kebenaran atau 'Kebijaksanaan yang kernuciian menjacii k.eyaki nan
atau pandangan hidup orang itu atau suatu bangsa_
Sumber dan filsafat yang ada di dunia ini sesuai dengan
istiiahnya ialah manusia. Dalam hal ini aka' dan kalbu manusia yang
sehat, yang berusaha keras dengan sungguh-sungPuh untuk mencari
kebenaran dan alchirnya memperoleh kebenaran.
Manusia adalah mah_luk Tuhan yang diciptakan sempuma,

meskipun manusia itu tinggi derajatnya dibandingkan dengan


makhluk lain, alcan tetap-i tidak ada yang sempuma. Karenanya
kebenaran yang dapat dicapai-bleh akal pikiran manusia itu tidak
sempuma adanya. Kebenaran yang dicapai manusia itu bersifat
relatif atau nisbi. lni tidak berarti bahwa semua hasil perkiraan

6
inanusia itu tak ada yang benar, semuanya serba salah. Tidak

begitu! Hasil pemikiran manusia itu kebenarannva tidak mutlak_

Sedangkan ajaran agarna yakni agama-agarna sarnawi yang

mernpunyai kitab suci yang bersumber dari Tunan Yang Maim Esa,

yang disampaikan kepada mat rnanusia untuk rnenjadi pedoman

hidupnya yang ciiturunkan melalui wahu dengan perantaraan Rasul-

rasul-Nya atau utusan Tuhan. Ajaran-ajaran agarna menga ndung

kebenaran mutlak, bersifat sempurna serta berlaku secara

universal, tidak terbatas oleh ruang clan waktu serta lengkap isinya,

baik kaidah-kaidah pokok, nonna-norma kebenaran, petunjuk-

petunjUk pelaksanaannya secara nyata, maupun sanksi-sanksinya


yang tegas dan jelas seperti pahala, dosa serta siksa tercantum di

dalaranya

2_ Obyek Studi Filsafat


Filsafat sebagai kegiatan pikir murni inanusia (reflective

thinking) menyehdiki obvek yang tidak terbatas, yang ditinjau dani

sudut isi atau substansniya dapat dibedakan menjadi:

1) Obyek formal ialah menyelidiki segala sesuatu yang tak terbatas

dengan tujuan sedalam-dalamnya untuk dapat memahami

hakikatnya_ Obyek fot mai ini mencari ciri dari sudut filsafat,

yakni ingin memaharrli segala sestmtu yang tak terbatas

(kesemestaan) secara men T atau sedalarn-dalamnya (hakiki)_

2) Obyek material ialah mengkaji segala sesuatu yang ada dan yang

munakin ada, baik yang konakrit fisik dan bukan fisik, abstrak

clan spiritual; maupun abstrak logis, konsepsional, ruhaniah, nilai-


niiai agama dan aiam metafisika; bahkan mengenai Tuhan,
pencipta aim sernesta.

Filsafat sebagai basil upava pemikiran dan renungan


(contemplation) para ahli pikir (filsuj) juga dapat..merupakan suatu
ajaran atau sistem niiai, balk berupa pandangan itidUp (filsafat lzidup)
maupun sebagai-cita-cita bidup atau ideoiogi.

3. Metode Filsafat
Metode penelitian atau pengkajian filsafat berbeda •dengan
metode iimu. Metode pengkajian filsafat terchri dark:
1) Anabsis filosofik
2) Analisis logik
3) Inferensi

4. Sifat atau Ciri--ciri Filsafat


.Menurut Prof Dr. Jujun S. Suriasumantri, bahwa seorang
yang berfiIsafat dapat diumpamakan seperti seorang yang berpijak di
atas bumi dan menengadah ke bintang-bintang di angkasa_ Dia
ingin-mengetahui hakikat dirinya daiam kesemestaan jagat raya. Atau
seorang, yang berdiri di puncak gunung yang tinggi, memandang ke
arah lembah dan ngarai di bawahnya_ Dia ingin menyimak
kehadirannya dengan .kesemestaan yang ditatapnva. Ciri-ciri khas
bPrfakir filsafat, :lertama adataii- sifat me nyeluruh. Seorang
il.muwan ticiak puas lagi mengenai iirnu hanya ciari segi pandang
iimu itu sendiri_ Dia ingin mehhat hakikat iimu ciaiam konsteiasi
pengetahuan yang iainnya Dia ingin tahu kaitan iimu dengan moral

8
clan kaitan ihnu dengan agama_ Dia ingin yakin apakalt iimu iru
membawa kebahagiaan kepacia dirinya.

Serin2,. kita meiihat seorang iimuwan yang picik. Ahli fisika


nukiir Memanciang rendah ahli iimu sosiai_ Lulusan jurusan IPA
merasa lebih tinggi dan i pa.da luiusan jurusan iPS. Atau lebih sedih
lagi, seoran2 iimuwan meremehican penaetahuan lain. Mereka
mengabaikan moral, agama dan niiai estetika_ Mereka, para ahli
yang berada di bawah tempurung disiplin keilrnuwannya
masingmasing, sebaiknya menengadah ke bintang-bintang clan akan
terc,engang: Lho, kok masih ada larmit lain di 'War tempurung kita?
Dan kita pun lalu berang ak-an kebodohan kita. Tujuan berfilr
.secara -kefilsafatan memang memancing keberangan tersebut_ Tetapi
bukan berang kepada orang lain, rnelainkan berang terhadap diri
sendiri dan bertenggang rasa terhadap orang lain. "Yang sava
ketahui", simpui Socrates. "falah bahwa saya tidak tahu
apaapa". (Suriasurnantri, 1985:20)
Kerenciahan hati Socrates ini bukanlah sekedar basa basi_

Seorang yang berfikir dalam beniisafat selain menengadaia ke


bintang-bintang diangkasa juga membongkar tempat berpijak
secara fundamental. Inilah ciri berlikir filsafat yang kedua, yabaii
sifat mendasar. Dia tidal: lagi begitu saja menerima bahwa ilmu itu
benar_ Mengapa ilmu dapat disebut benar? Apakah Icriterianya?

Ragaimang proses penilaiannya bcidr.;-arl.(an .1a-iteria tersebut


dilakukan? Apakah kriterib itu- sendiri benar? Laiu "benar'' itu
sendiri apa artinya? Seperti sebuah linakaran, maka pertanyaan itu
mehrigkar. Dan menyusuri sebuah lingkaran, kita hams mulai dan
4..71` Slur,/ I

suatu titik, yang merupakan titik away dan sekaligus titik akhir_

Lain bagaimana menentukan titik awal yang benar? Memang secara

terus menerus tidak yakin akan titik awal yang menjach jangkar

pemildran yang mendasar, daiam hal mi kita hanya berspekulasii,

dan jni.lah yang rnerupakan ciri fiisafat yang kctiga, yakni sifat

spekulatif.

Kita muiai mengernyitkan kening dan timbui kecurigaan


terhadap filsafat: bukanY,ah spekulasi mi suat-u- dasar yang tidak
bisa diandalkan? Dan seorang filsuf akari menjawab: "memang,
namun tut ini tidak bisa dihindarkan" Menyusuri sebuab

linakaran kita haws In-alai dan i sebuah titiiç bagaimanapun juga


spekulatifnya_ Yang panting adalah bahwa dalarn prosesm,,,a, baik

dalarn anahsis maup.un pentbuktiannya, kita bisa mernisahkan

spekulasi rriana yang dapat diandalkan dan spekulasi inana yang


tidak _ Dan tugas utania fi!safat adalah menetapkan dasar-dasar

yang dapat diandalkan Apakah yang disebut logis? Apakah yang

disebut benar? Apakah yang disebut sahih? Apakah alam mi teratur

atau kacau? Apakah alam is nada tujuannya atau tak jelas? Adakah
hukum yang mengatur aiam dan segenap kehidupan?
Sekarang kita sadar bahwa smtia pengetahuan yang sekarang_,

ada dimulai clengan spekulasi. Dan i serangkaian spekulasi ini kita

dapat memihh buah fikiran yang dapat diandalkan yang

merupakan titik awal dan i penjelajahan -pengetahuan. Tanpa

.-rnenetapkan kriteria tentang apa yang disebut benar, maka tidak

mungkin pengetahuan lain berkembang di atas dasar kebenaran.

Tanpa menetapkan apa yang disebut baik atau buruk, tidak

10
OA. Lsiowi

rnungkin kita berbicara tentang morai. Demikian juga tanpa

wawasan tentang apa yang disebut indah atau jelek, tidak mungkin

kita berbicara tentang seni. (Suriasumantri, 1985:21)

5. Bidang Kajian Filsafat


Adapun bidang penyelidiican atau kajian yang dianggap

sistematika filsafat antara lain ialah:


1)- (Jntologi (on= being + logos=iogic) ialah bidang filsafat yang
menyelidiki jenis clan hakikat ada, yaitu: ada indiVidu, ada
umum, ada terbatas, ada tidak terbatas, dan universal , ada
mutiak, termasuk kosmologi dan metafisika dan ada sesudah
kernatian maupun surnber segala yang ada_, yaitu Tuhan Yang
Maha Esa; Pencipta dan Pengatur serta penent-u akin, seiriesta.
2) Epistenzologi (Episteme= Knowledge + logos= theory) ialah
bidang filsafat yang menyelidiki .sumber, svarat dan proses
::.terjacienya iimu pengetahuan. Termasuk dalam epistemologi
pula penelitian tent9.ng sistematika„ logika dan matematika.
Epistemologi juga disebut teori ih-nu pengetahuan
(Wissenschafistehre)
3) Aksiologi (Axios=vatue, worthy + logos = account, reason,

theory) ialah bidang filsafat yang menyelidfici pengertian, jenis,


tingkat, sumber dan hakikat niiai secara kesemestaan.

Manusia dengan segenap kernar9pnan kemanusiaannya


seperti perasaan, fikiran, pengalarnan, pancaindera dan intuisi
marnpu rnenangkap alam kehidupan , dan mengabstraksikan
tangkapan tersebut cialarn dirinya ciaiam berbagai bentuk

11
"ketahuan", umpamanya: kebiasaan, akal sehat, seni, sejarah dan
filsafat. Terminologi ketahuan ini adalah terrninologi artifisial yang
bersifat sementara, sebagai aiat analisis yang pada pokoknya
diartikan sebagai -keseluruhan- bentuk produk kegiatan manusia
dalam usaha untuk menaetahui sesuatu_ Apa yang kita peroleh
dalam proses mengetahui tersebut-tanpa memperhatikan obyek, cara
clan keguriaannya kita masukkan ke dalam kategori yang disebut
"ketahuan" ini_ DaIam bahasa Inggris sinonirn dan i ketahuan ini
adai ah "knowledge".
Ketahuan atau knowledge ini merupakan terminoiogi generik
yang .mencakup segenap bentuk yang kita ketahui, seperti filSafat, a-
jarah, ekonomi, biologi, seni beladiri, cara menyuiam dan
seterusnya. Jadi biologi tetmasuk cialarn ketahuan ('knowledge"),
seperti juga ekonomi, matematika dan seni. Untuk membedakan
tiap-tiap bentuk kelornpok ketahuan (knowledge) ini terdapat tiga
kriteria yakni:
i) Apakah obyek yang ditelaah yang menahasillcan ketahuan

("knowledge") tersebut? Kriteria ini disebut obyek ontologis,


umpamanya ekonomi menelaah hubungan antara manusia
dengan barang atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya dan manajernen menelaah kerjasama.manu_sia dalam

mencapai tujuan yang telah disetujui tersama. Secara ontologis


maka flqpqt ditetapkan obyek penelanhan -kebudayaan, cara
bertukang dan fiIsafat, dan dengan demikiari dapat dibedakan
bidang kajian ketahuan ("knowledge.) masing-masina.

12
2) Cara apa yang dipakai untuk mendapatkan ketahuan
(knowledge) tersebut: atau dengan perkataan lain, bagairnana
caranya menciapatkan ketahuan (knowledge) itu? Kriteria ini
disebut landasan epistemologis yang berbeda untuk setiap
bentuk ketahuan manusia_ Urnpamanya, la ndasa n
epistemologis maternatika adalah logika dedukatif dan
iandasan epistemologis kebiasaan ialah pengalaman dan aka'
sehat.
3) Untuk apa ketahuan (knowledge) itu dipergunakan, dengan kata

lain, niIai kegunaan apa yang dipuriyai olehnya? Kriteria ini


disebut .landasan axiologis yang juga dapat dibedakan untuk
setiap jenis ketahuan (knowledge). Nilai kegunaan kiat dan seni
pencak silat jelas berbeda dengan nilai kegunaan filsafat dan
nuklir.
Jadi Seiuruh bentuk dapat digolongkan ke dalam kate2ori
ketahuan (knowledge) clan masing-masing bentuk dapat dicirikan
oleh obyek ontologis, landasan epistemologis dan iandasan
aksiologisnya. Salah satu dani bentuk ketahuan (knowledge) ditandai
dengan:
1) Obyek ontologis: pengalaman manusia, yakni segenap ujud

yang dapat dijangkau lewat pancaindera atau piranti (device)


yang membantu kemampuan pancaindera;
2) Landasan epistemolgis: metode ihniah yalag berupa gabungan
logika deduktif dan logika induktif dengan pengajuan hipotesis,

atau yang disebut metode deducto-hypotetico-veriftkatifl

13
3) Landasan aksiologis: kemaslahatan manusia, artinya segenap

ujud ketahuan itu secara moral ditujukan untuk kemanfaatan dan


kebaikan hidup manusia.
Bentuk ketahuan ("knowledge") seperti ini dalam bahasa
Inagris desebut "science". Denean demikian rnaka masalahnya
adalah terdapat perbe..daan antara "knowledge" dan "science", antara
ketahuan yang bersifat generik dan bentuk ketahuan yang
mempunyai obyek Ontologis, landasan epistemoloais dart landasan
aksioIogis yang khas_ Lalu apakah sinonim-sinonim "knowledge" dan
"science" dalam bahasa Indonesia?

6_ Cf:bang-eabang Filsafat
Pokok pennasalahan yang dikaji filsafat pada dasamya
mencakup tiaa segi, yakni apa vana disebut benar dan apa yang
disebut salah: epistemologi; mana yang dianggap baik. dan 'Dana yang
dianaaap buruk etika; serta apa yang termasuk indah dan apa yang
termasuk jelek estetika. Ketiga cabang utama filsafat ini kemudian
bertambah dua laai, yakni, pertama, teori tentang ada: tentang
hakikat keberadaan zat, tentang hakikat filciran serta kaita.n antara zat
dan fikiran yang semuanya terangkum dalam metafisika, atau
ontologi clan; kedua politik: yakni kajian mengenai organisasi sosial atau
pemerintahan yang ideal. Kelima cabang itana ini kemudian
berkembang 1q41 menjarli rabang-caba_no filsafat yang mempunyai
bidang kajian yanglebih spesifik, di antaranya filsafat ilrnu.
Cabangcabang filsafat yang sekarang dikenal sebagai bidang
yang mempunyai kajian formal pada pokolcnya terdiri dan:

14
gi-l'sn/ar Rimi

B. ALIRAN/MAZHAB FILSA FAT


Fiisafat itu iahir ciari titik tolak pemikiran manusia_ Ticiak

semua hasii p-emikiran manusia &pat digoiongkan ke cialam filsafat.

Hasii pernikiran yang fundamental yang bertoiak ciari suam sistem

berpikir, obyeic pemikiran yang konsisten secara terus-rnenerus dan


tidak membatasi pada ruang linakup yang kecil_ Dalam uraian

sebelumnya sudah diterangkan bahwa hakikat filsafat itu untuk


mencari kebenaran dan kebijaksanaan untuk rnendekati
kesempumaan.. Oleh karena berpikir filsafat erat kaitannya denaan
tujuan atau cita-cita, maka untuk sarnpai mendekati cita-cita itu
rnanusia selalu he_rpikir ilasil penait-ira_n_ itu nantinya yang
melahirkan berbagai aliran dalam filsafat itu sendiri.
Akran-ahran utama filsafat yang acia sejak ciahulu hingaa
sekarang meiiputi:

1$
74-ela! ,06-ra

1. Alaterialisme, yang mengajarkan bahwa hakilcat realitas semesta,


termasuk makhluk hidup, juga manusia, pada hakikatnya adalah
mated. Semua realitas ini ditentulcan oleh mated.

2_ Idealisme atau Spiritualisme, -yang mengajarkan bahwa ide atau


spirit yang menentukan hidup clan pe,ngertian manusia_ Subyek

manusia sadar atas realitas chrinya dan sernesta. Jadi hakikat dini
dan kenyataan ialah akal budi Ode atau spirit atau ruh).

3. Realisme, yang mengajarkan bahiva kedua aliran tersebut di alas


yaitu Materialisme dan idealisine atau spiritualisme yang
bertentangan satu sama lain itu tidak realistis. Sesungguhnya
realitas kesemestaan, terutama kehidupan, bukardah benda
(materi) atau jiwa (ruhani) semata-mata. Kehidupan seperti
tampak pada tumbuh-tumbulian, hewan dart manusia yang hidup,
akan tumbuh dan berkernbang biak kemudian-tua dan akhirnya
mati. Karenanya realitas itu metwakan paduan benda (jasmani) dan
jiwa (ruhani). Khususnya pada manusia tarnpak dalum gejala daya
pikir, cipta dan karsa (hudi). Jadi realisme merupakan
sintesis antara jasmania_h atau materi dan bukan materi.
4. Pragmatisme: Nilai ak_hir suatu ide adalah kegunaannya untuk

menyelesaikan masalah-masalah praktis.


Aliran filsafat tumbuh dan cara berpikir manusia. Cara
berpikir manusia itu di sana-sini akan kita temukan perbedaon-
perbedaan. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh cita--cita yanq akau
dituju itu tidak sama, perbedaan bisa juga tumbuh karena perbedaan
ahwa ciri
landasan berpikir manusianya_ Para ahli filsafat sependapat b
beffilsafat itu ialah berpikir secara bebas dan tera ur untuk
t

16
Ex-eswo Sem t

menemukan kebenaran_ Untuk sampai dan mendekati kebenaran itu


tumbuhlah berbagai cara atau metode serta hakikat filsafat itu sendiri.
Filsafat selalu mengikat dirinya pada kebaikan, kebahagiaan
dart ketenangan uatuk manusia dan alarm Oleh karena itu manusia
selalu berusaha dengan jalan berpikir ke arah itu dengan olahan
pikirannya. Olahan pikiran manusia itu hingga sainpai pada tujuan
filsafati, ada yang didasari oleh hati nuranin.ya, ada yang dipengaruhi
oleh alam tempat keberadaarmya, ada yang dipengaruhi oleh tujuan
kebendaan, ada juga dan i keyakinan dan kepercayaan terhadap yang
Juga akinmya manusia itu ada yang menyadari bahwa ajaran
agama sebagai dasar dalam berfildr filsafati. Semuanya itu pada
alchirnya akan berrnuara dengan turnbuhnva berbagai aliran filsafat di
dunia.
Filsafat selalu mempertanyakan hakikat manusia, alam dart
Tuhan Maha Pencipta_ Tentang ini filsafat ingin sarnpai pada
jawaban yang hakiki atau mendasar:r:Misalnya tentang manusia; apa
sesuna2uhnya manusia itu, dan i mana asalnya dan mengapa manusia itu
menjadi begitu. Akhirnya sampai pada mengapa manusia itu bisa dik-
uasai dan mengapa manusia, mampu menglizsaa dan
menundukkan manusia lain_ Tentang alam atau. metafisika filsafat
mempertanyakan apa itu alam, mengapa alam bisa dalam keadaan
mengapa dia berubah dan siapa penciptanya_ Juga tcntang

hakikat Tuhan, filsafat mempertanyakan apa itu Tuhan, mazgapa


Tuhan Maha Pencipta dan apa tujuan serta kebaikan Tuhan terhadap
manusia dan alam semesta_

17
gives.afa( get I

Berdasarkan obyeknya tentang manusia, alam dan Tuhan, kita


dapat mengenal berbagai perkembangan filsafat di dunia mi. Secara
klasik para ahli sependapat bahwa Yunani dianggap sebagai asal
mula perkembanp.an filsafat. Dan Yunani kita diperkenalkan dengan
filsafat Romawi, filsafat Mesir, filsafat Timur atau India_
Negaranegara itu mernbawa corak tersendiri dalam perkerribangan
dan tumbuhnya berbagai aliran filsafat yang akan kita
uraikan selanjutnya. Kita ambil buah filsuf besar dari- Yunani yaitu
Plato_ Ajarannyayang tersohor antara lain:
1) Alam ini seluruhnya terbit dan i tu Pencipta yang ash lagi abadi,
tidak dapat dilihat oleh mata manusia, tidak dapat diberi batas
pikiran clan tidak dapat tercapai oteh faham betapa keadaannya.
2) Sekalian roh itu caban.g dan i satu roh ini berhubungan dengan
Penciptaannya yang pertarna dengan perantaraan akal pikiran_
3) Pentakdiran alarn ini, demikian pula kejadiannya untuk kepada
yanp., iiga ini, dan di bawah kekuasaannya. Tuhan-lah yang
mengadakannya clan Dia-lab sumb-er segala sesuatu_ Dia pula
yang akan mengembalikan alani ini kepada asalnya_ Tuhan
tersebut tidak mempunyai sifat seperti segala sifat baharu. Tuhan
berpikir bukari seperti kita berpikir. Kemauan Tuhan bukan
seperti kemauan kita.

Setelah Yunani, mak-a filsafat Rornawi muncul keperraukaan


dengan corak tersendiri. HaSil filsafatnya mrunakan canicaTer-at2,.dtui
aliran berpikir "metafisika yang animisme dengan ajaian-ajaran
Yahudi dan pengaruh ajaran agarn. 2Masehi". Karena inti filsafat

Romawi disebut juga "tiga keutamaan tentang alam". Tiga

18
gifivIal guff 1

keutamaan itu ialah: Tuhan sebagai Malta Pencipta yang pertama,


akal yang lahir dani penciptaan tersebut dan roh yang berhubungan
dengan segala yang hidup, dan dan i itulah terjadi yang dinamakan
hayat mi.

Dan i sum'oernya filsafat Yunani, akhirnya tumbuh berbagai


kelompok filsafat barn yang di sana-sini terciapat penyimpangan
dan i asal filsafat itu atau dikenal dengan kelompok penyirnpangan
dan i ajaran Yunani_ Mereka itu dikenal dengan kelompok "Neo
Phitagoras, Phi/op Alexandria, dan Plotinos". Ketiga penyimpangan ini
dipengaruhi oleh pandangan mistik dan ajaran agama.
Selain di dunia Barat filsafat berkembang dengan damai di
dunia Timur, terutama India dan juga di negara-negara lainnya di
Asia, tennasuk di Indonesia. Ada corak tersendiri yang mewarnai
dan mendasari filsafat Timur, vaitu ketergantungan manusia itu
dengan alam clan rasa pasrah din terhadap lingkungan yang sanaat
besar. Penaaruh inilah yang mendasar cara berpikir manusia Timur
dalam mencari hakikat kebahaziaan dart kesenangan untuk
mendekati cita-cita hidupnya_
Filsafat yang merupakan hasiI pemikiran yang fundamental
jika dihubungkan dengan agama sebagai sendi berpikir yang
mutlak ada dan berlakunya, maka filsafat itu digolongkan ke dalam
tiga !ceiornpok pemikiran_
r ya
Alarn pilciran pertama, para filvif yang landasan berpiki n

sama sekali terIepas(ajaran


dariagama). keyakinan
agama
Kelompok ini disebUt dengan
"sekuler" (dan i asal kata
e atu entang
seculum=--duniawi) kelompok ini memikirkan s su t

19
_g;6171qUeif AI I

kebenaran secara rasional terlepas dan i pandangan dan


kepercayaan terhadap agarna dan faham agama..
Alam pikiran kedua, orarm-orang yang hash l pemikiran
filsafatnya tidak didasari oleh nilai-nilai agama dan Mereka secara
pasti dan yakin bahwa nilai-nilai agama itu adalah nihilis dan
menyesatkan manusia dalam menc_apai tujuan hidup. Alam pilciran ini
menyakini bahwa pikiran manusia adalah pedoman satusatunya
untuk sarnpai kepada cita-cita.. Oleh- karena itu perasaan manusia
clan keyakinannya kepada Yang Malta Kuasa itu harus dibuang
jauh-iauh_ Agama itu bagi mereka merupakan pertanda bagi
manusia yang lemah jiwa clan tidak marnpu- meng,gu.nalcan rasionya
dalam mencapai tujuan hidup. Pengikut aliran ini antara lain Karl
Marx, dan Fredrich Engels.

Pandangan golongaT.1 ketiza ialah orana yang dalam


pernikiran filsafatnya berakar pada keyakinan wahyu sebagai
pembimbing kehidupan manusia_ Bagi golongan ketiga ini agama
adalah sumber satu-satunva untuk menerangkan tentang manusia,
alam semesta dan Tuhan itu sendiri. Tujuan dan cita-cita manusia
bertolak dan i alam keyakinan pada ajaran-ajaran illahi. Nilai-nilai

agama yang diwahyukan adalah pemberi terang pada akal

manusia Dan pancaran nilai-nilai itulah memikiran tentang


dirinya„ alam dan cita-cita hidupnya. Pengilcut filsafat agama in
amara lain Al-Farabi, Ai-Qindi, Ibnu Roes di kalangan penganut
Islam. Thomas Aquinas, August Comte. dan ahli hukum terkenal
yaitu Grotius bagi penganut agama Kristiani. Juga seperti Sidharta
Gautama yang menyebarkan agama Budha.

20
-gieNiaLgiga

Dan i tiga kelompok pemikiran filsafat di atas, maka &lam


perkembangan filsafat berlanjut sampai saat mi. Kita menemukan
tiaa pokok pikiran ini dalam segala cabana dan ahran filsafat_ Pada
baaian terdahulu sudah disingauna bahwa filsafat itu banvak
cabananya, terutama dalam segi banyaknya ihnu pengetahuan.
Setiap ilmu pengetahuan mempunyai filsafat ilmunya tersendiri;
sebagai contoh kita menemukan filsafat hukum, filsafat ekonomi,
filsafat politik, filsafat negara_, filsafat scjarah.
Penelaah dan i sudut filsafat berbeda denaan rnenelaah

pengetahuan. Kalau ilmu pengetahuan obvek


penyehdikannya dibatasi eleh Tuang dan waktu dan selalu dalam
batas (scope) yang kecil, maka filsafat adalah sebaliknya. Bisa
dipeEtanyakan, kapan tirnbuLnya pemikiran orang tentang filsafat
atau kapan seseorang itu berpikir secara filsafati_ Secara umum
jaWabanya, ialah kalau seseorang telah meiihat adanya kesenjan2an
dalam kehidupan ini, yang kalau dibiarkan akan membawa kerugian
untuk rnanusia itu sendiri. Juga bisa jawaban tentano. seseorang
berfilsafat itu, ialah kalau ilmu pengetahuan terbentur dalam mencari
pemecahannya, maka filsafatlah yang menjawabnya. Filsafat maju
denaan jawaban-jawaban untuk semua permasalahan yang
rnenyangkut kehidupan manusia dan keadaan yang mempengaruhi
kehidupan man usia itu.
Mienunn perk-embangannya, filsafat itu secara sernpuma Rita

ternukan di Yunani sebelum abad masehi. Inilah yang banyak ditulis

oleh para Orientalis Barat. Sebetulnya filsafat itu sama

berkembangnya dengan keberadaan manusia itu sendiri. Oleh karena

21
gWyLifif_Ay

itu bisa disirnpulkan bahwa sebetulnya filsafat itu tumbuh dan


berkembang tidak hanya di Eropa saja_ Dunia Timur, terutama Asia

seperti Cina dan India sangat kaya dengan pemikiran filsafat. Juga
Indonesia mengembanakan filsafatnya sendiri O_ng tumbuh dan
bercorak khas Indonesia_
ilchtisar pengertian dan galls besar aliran filsafat itu dapatlah
dilukiskan dalam bagan 1,2 dan 3 berikut.

22

Anda mungkin juga menyukai