Anda di halaman 1dari 15

CIVIL SOCIETY (MASYARAKAT MADANI)

Mata Kuliah : Pendidikan Kewaeganegaraan


Dosen Pengampu : Nifasri Dr, M.Pd & Inne Marthyane Pratiwi,
M.Pd

Disusun oleh:

Aulia Rahma Elbab (1212090023)

Aulia Rahmah (1212090024)

UNIVERSITAS SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH

2022
DAFTAR PUSAKA

DAFTAR ISIJ
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................ii
A. Latar belakang ...........................................................................................iii
B. Rumusan masalah .....................................................................................iii
C. Tujuan pembahasan ..................................................................................iii
Bab II PEMBAHASAN .........................................................................................1
A. Pengertian Civil Society/ masyarakat madani.........................................1
B. Konsep civil Society/ masyarakat Madani ...............................................2
C. Karakteristik Civil Society/ Masyarakat Madani....................................3
D. Pilar Plar Penegak Civil Society/ Masyarakat Madani ..........................6
BAB III PENUTUP ................................................................................................9

A. Kesimpulan ................................................................................................10
DAFTAR PUSAKA ...............................................................................................10

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang karena atas berkat
rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan
makalah yang berjudul “Civil Society atau Masyarakat Madani” ini dalam rangka
pengembangan salah satu tri darma perguruan tinggi, yaitu bidang penelitian.
Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangankekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang
hati demi perbaikan makalah penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu, sudah
sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak. Akhinya, semoga tulisan yang jauh dari sempuma ini ada
manfaatnya.

Bandung, Maret 2022

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Masyarakat madani pertama kali diperkenalkan oleh Anwar Ibrahim yang


kala itu adalah Menteri Keuangan dan Perdana menteri Malaysia. Anwar
memperkenalkan masyarakat madani sebagai terjemahan dari civil society.
Pemaknaan civil society sebagai masyarakat madani untuk merujuk pada konsep
dan bentuk masyarakat Madinah yang dibangun Nabi Muhammad. Mayarakat
Madinah dianggap sebagai legitimasi historis ketiak bersalahan pembentukkan
civil society dalam masyarakat muslim modern.

Pada saat ini banyak masyarakat yang menginginkan suatu perubahan dalam
semua aspek kehidupan, yakni kehidupan yang memiliki suatu komunitas
kemandirian aktifitas warga masyarakatnya, yang berkembang sesuai dengan
potensi budaya, adat istiadat dan agama. Dengan mewujudkan dan
memeperlakukan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, penegakan hukum serta
perlindungan terhadap kaum minoritas.

Dalam era reformasi ini masyarakat Indonesia menginginkan terwujudnya


suatu masyarakat baru yakni “Masyarakat madani”. Masyarakat baru yang
mengharapkan terwujudnya kemajuan, kesejahteraan, kebahagiaan, keterbukaan,
keadilan, saling menghormati dan menghargai, menegakkan hukum dengan adil,
menghargai hak asasi manusia,modern dan ingin meninggalkan pola-pola
kehidupan masyarakat yang negatif.

Mewujudkan masyarakat seperti itu, menuntut suatu pendidikan yang sesuai.


Pendidikan yang mampu membangun kesaran masyarakat untuk ikut serta dalam
membangun masyarakatnya sendiri. Sisitem pendidikan islam diharapkan dapat
membangun suatu masyarakat yang Baldatun Toyyibatun Warobbun Gofur bagi
seluruh penghuninya. Masyarakat yang ingin dibangun yakni masyarakat yang
dikenal dengan istilah Masyarakat Madani.

Sektor pendidikan memiliki peran yang strategis dalam membangun


masyarakat madani. Pendidikan senantiasa berusaha untuk menjawab kebutuhan
dan tantangan yang muncul dalam masyarakat. Oleh karena itu, peran pendidikan
sangat diperlukan untuk mempersiapkan individu, dan masyarakat, sehingga
memiliki kemampuan dan motivasi serta berpartisipasi secara aktif dalam
mengaktualisasikan masyarakat madani.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa itu Masyarakat Madani?
2) Bagaimana konsep dari Mayarakat Madani?
3) Bagaimana karakteristik Masyarakat Madani?
4) Apa pilar-pilar penegak Masyarakat Madani?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui ap aitu masyarakat madani
2) Untuk mengetahui konsep dari masyarakat madani
3) Untuk mengetahui karakteristik masyarakat madani
4) Untuk mmengetahui pilar-pilar penegak masyarakat madani
1.4 Manfaat
1) Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang (civil society)
masyarakat madani.
2) Dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca tentang
masyarakat madani.
1.5 Metode

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode studi Pustaka,
dan metode deskriptif dalam menganalisis data.
BAB II

PEMBAHASAN

Civil Society (Masyarakat Madani)

A. Pengertian Civil Society (Masyarakat Madani)

Istilah madani menurut Munawir berasal dari bahasa arab, madaniy. Kata
madaniy berakar dari kata kerja yaitu madana yang berarti mendiami, tinggal,
atau membangun. Kemudian berubah istilah menjadi madaniy yang artinya
beradab, orang kota, orang sipil, dan yang bersifatsipil atau perdata. Pendapat
yang sama dikemukakan oleh Hall (1998), yang menyatakan bahwa masyarakat
madani identik dengan civil society artinya suatu ide, angan-angan, bayangan,
cita-cita suatu komunitas yang dapat terwujud dalam kehidupan sosial. Dalam
masyarakat madani, pelaku sosial akan berpegang teguh pada peradaban dan
kemanusiaan. Hefner (1998) menyatakan bahwa masyarakat madani merupakan
masyarakat modern yang bercirikan kebebasan dan demokratisasi dalam
berinteraksi di masyarakat.

Masyarakat madani sebagai terjemahan dari bahasa Arab yaitu mujtama’


madanin yang memiliki dua arti secara etimologis. Pertama masyarakat kota,
karena kata ‘Madani’ berasal dari kata ‘madinah’ yang berarti ‘kota’ dimana ini
menunjukkan banyaknya aktivitas, dinamis dan penuh dengan kreativitas. kedua
masyarakat peradaban, karena kata ‘madani’ juga merupakan turunan dari kata
‘Tamaddun’ yang berarti ‘Peradaban’.

Masyarakat madani adalah masyarakat yang menjunjung tinggi pada nilai-


nilai peradaban. Kata madani merupakan penyifatan terhadap kota Madinah, yaitu
sifat yang ditunjukkan oleh kondisi dan system kehidupan yang berlaku dikota
Madinah. Dimana kondisi dam system pada kehidupan diluar menjadi popular
dan dianggap ideal untuk menggambarkan masyarakat yang islami, sekalipun
penduduknya terdiri dari berbagai macam keyakinan. Mereka hidup rukun, saling
membantu , taat hukum dan menunjukkan kepercayaan penuh terhadap pimpinan.

1
Al-Qur’an menjadi konstitusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup
yang terjadi di antara penduduk Madinah.

B. Konsep Civil Spciety

Masyarakat madani merupakan konsep yang berbudaya/beradab. Memiliki


banyak arti atau sering diartikan dengan makna yang berbeda-beda. Bila merujuk
pada pengertian dalam bahasa inggris, ia berasal dari kata civil society atau
masyarakat sipil, sebuah gabungan dari masyarakat militer. Istilah masyarakat
madani selain mengacu pada konsep civil society, juga berdasarkan pada konsep
negara kota Madinah yang dibangun Nabi Muhammad SAW pada tahun 622 M.
Masyarakat madani juga mengcu pada konsep tamadhun (masyarakat yang
beradaban) yang diperkenalkan oleh Ibn Khaldun, dan konsep Al Madinah al
Fadhilah (Madinah sebagai Negara Utama) yang diungkapkan oleh filsuf Al-
Farabi pada abad pertengahan.

Menurut Dr.Ahmad Hatta, peneliti pada Lembaga Pengembangan Pesantren


dan Studi Islam, Al Haramain, piagam Madinah adalah dokumen penting yang
membuktikan betapa sangat majunya masyarakat yang dibangun pada kala itu, di
samping juga memberikan penegasan mengenai kejelasan hukum dan konstitusi
sebuah masyarakat. Piagam Madinah ini adalah konstitusi tertulis pertama dalam
sejarah manusia. Konstitusi ini secara menakjubkan dan telah mengatur apa yang
sekarang orang ributkan tentang hak-hak sipil, atau lebih dikenal dengan hak asasi
manusia (HAM).

Sementara itu konsep masyarakat madani atau dalam khazanah Barat dikenal
sebagai civil society (masyarakat sipil), muncul pada masa pencerahan
(Renaissance) di Eropa melalui pemikiran john Locke dan Emmanuel Kant.
Sebagai sebuah konsep, civil society berasal dari proses sejarah panjang
masyarakat Barat yang biasanya dipersandingkan dengan konsepsi tentang stage
(Negara). Dalam tradisi Eropa pada abadke-18, pengertian masyarakat sipil ini

2
dianggap sama dengan negara (the state), yakni suatu kelompok atau kesatuan
yang ingin mendominasi kelompok lain.

C. Karakteristik Masyarakat Madani

Masyarakat madani memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan


masyarakat pada umumnya. Berikut adalah beberapa karakteristik masyarakat
madani.

1) Demokratis

Artinya yaitu suatu proses untuk menerapkan prinsip-prinsipdemokratis


sehingga mewujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk menumbuhkan
demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran
pribadi, kemandirian, kesetaraan serta kemampuan berprilaku demokratis
kepada orang lain dan menerima perlakuan demokratis dari orang lain.

2) Toleransi

Toleransi adalah sikap yang dikembangkan dalam civil society untuk


menunjukan sikap saling menghargai dan menghormati kegiatan yang
dilakukan orang lain. Toleransi membutuhkan kesadaran masing masing
individu untuk menghargai dan menghormati pendapat serta kegiatan yang
dilakukan oleh kelompok masyarakat lain yang berbeda. Azyumardi Azra
menyebutkan bahwa masyarakat madani (civil society) lebih dari sekedar
gerakan-gerakan prodemokrasi. Masyarakat madani juga mengacu ke
kehidupan yang berkualitas. Civilitas meniscayakan toleransi, yakni kesediaan
individu-individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan sikap
social yang berbeda.

3) Pluralisme

Plurarisme menurut Nurcholis Madjid adalah pertalian sejati kebhinekaan


dalam ikatan-ikatan keadaban (genuie engagement of diversities within the
bonds of civility). Bahkan pluralisme adalah juga suatu keharusan bagi

3
keselamatan umat manusia antara lain melalui mekanisme pengawasan dan
pengimbangan (chek and balance).Lebih lanjut Nurcholish mengatakan bahwa
sikap penuh pengertian kepada orang lain itu diperlukan dalam masyarakat
yang majemuk, yakni masyarakat yang tidak monopolitik.

4) Social Justice

Keadilan dimaksudkan untuk menyebutkan keseimbangan dan pembagian


yang proporsional terhadap hak dan kewajiban setiap warga negara yang
mencakup seluruh aspek kehidupan. Hal ini memungkinkan tidak adanya
monopoli dan pemusatan salah satu aspek kehidupan pada satu kelompok
masyarakat. Secara esensial, masyarakat memiliki hak yang sama dalam
memperoleh kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
(penguasa).

5) Free Public Sphare

Free public sphare adalah adanya ruang public yang bebas sebagai sarana
dalam mengemukakan pendapat. Pada ruang public yang bebaslah individu
dalam posisinya yang setara mampu melakukan transaksi-transaksi wacana
dan praksis politik tanpa mengalami distorsi akan kekhawatiran. Menurut
Arendt dan Hebermas dikatakan bahwa “ruang public secara teoritis bisa
diartikan sebagai wilayah dimana masyarakat sebagai warga negara memiliki
akses penuh terhadap setiap kegiatan public”. Warga negara berhak
melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat,
berserikat, berkumpul serta mempublikasikan informasi kepada public.
Sebagai sebuah prasyarat, maka untuk mengembangkan dan mewujudkan
civil society dalam sebuah tatanan masyarakat, maka free pubic sphare
menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan. Karena dengan menafikan
adanya ruang public yang bebas dalam tatanan civil society, maka akan
memungkinkan terjadinya pembungkaman kebebasan warga negara dalam

4
menyalurkan aspirasi yang berkenaan dengan kepentingan umum oleh
penguasa yang tiranik dan otoriter.

6) Partisipasi Sosial

Artinya adalah adanya partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari


rekayasa, intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga
masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang
bertanggungjawab.

7) Supremasi Hukum

Artinya adalah adanya upaya untuk memberikan jaminan terciptanya


keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang
memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.

Untuk penerapan di Indonesia, rasanya konsep ideal tersebut masih cukup


jauh dari sempurna. Banyak hambatan dari sisi pandangan maupun teknis
pelaksanaan karakteristik masyarakat madani diatas. Kendala-kendala cukup
besar yang dialami oleh bangsa Indonesia dalam mewujudkan masyarakat
madani diantaranya :

a. Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum


merata
b. Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat
c. Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter
d. Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja
yang terbatas
e. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar
f. Kondisi sosial politik yang belum pulih pasca reformasi

Oleh karena itu, dalam menghadapi hambatan diatas di Indonesia, dan


ditambah dengan pesatnya perkembangan dan perubahan jaman, implementasi
civil society perlu ditegaskan ulang di negara ini, penegasan dalam

5
implementasi tersebut akan sangat bermanfaat di masa yang akan datang
melalui peran-peran sebagai berikut :

a. Sebagai media pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan


pendapatan dan pendidikan
b. Sebagai advokasi bagi masyarakat yang teraniaya, tidak berdaya
membela hak-hak dan kepentingan mereka walaupun telah
dicantumkan dalam Undang-Undang Dasar RI (masyarakat yang
terkena pengangguran, kelompok buruh yang digaji atau di PHK
secara sepihak dan lain-lain)
c. Sebagai kontrol terhadap pelaksanaan negara, terutama terkait dengan
aspek aparatur negara.
d. Menjadi kelompok kepentingan (interest group) atau kelompok
penekan (pressure group) sehingga nantinya tercipta keseimbangan
sosial
e. Masyarakat madani pada dasarnya merupakan suatu ruang yang
terletak antara negara di satu pihak dan masyarakat di pihak lain.
Dalam ruang lingkup tersebut terdapat sosialisasi warga masyarakat
yang bersifat sukarela dan terbangun dari sebuah jaringan hubungan di
antara assosiasi tersebut, misalnya berupa perjanjian, koperasi,
kalangan bisnis, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan bentuk
organisasi-organsasi lainnya, sehingga perlu adanya dukungan terkait
dengan pembentukan organisasi-organisasi kemasyarakatan seperti ini.
Baik secara materiil maupun non-materiil selama visi dan misi
organisasi sejalan dengan nilai dan norma-norma yang berlaku umum.
D. Pilar-Pilar Penegak Masyarakat Madani

Yang dimaksud dengan pilar penegak civil society adalah institusi-


institusi yang menjadibagian dari social control yang berfungsi mengkritisi
kebijakan-kebijakan penguasa yangdiskriminatif serta mampu
memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tertindas.Dalampenegakan civil

6
society pilar-pilar tersebut menjadi prasyarat mutlak bagi terwujudnya
kekuatancivil society. Pilar-pilar tersebut antara lain :

1. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) adalah institusi sosial yang


dibentuk oleh swadayamasyarakat yang tugas esensinya adalah membantu dan
memperjuangkan aspirasi dankepentingan masyarakat yang tertindas.Selain
itu, LSM dalam konteks civil society juga bertugasmengadakan empowering
(pemberdayaan) kepada masyarakat mengenai hal-hal yang signifikandalam
kehidupan sehari-hari, seperti advokasi, pelatihan dan sosialisasi program-
programpembangunan masyarakat.

2. Pers

Pers merupakan institusi yang penting dalam penegakan civil society,


karenamemeungkinkannya dapat mengkritisi dan menjadi bagian dari social
control yang dapatmenganalisa serta mempubilkasikan berbagai kebijakan
pemerintah yang berkenaan denganwarga negaranya.Hal tersebut pada
akhirnya mengarah pada adanya independensi pers sertamampu menyajikan
berita secara objektif dan transparan.

3. Supremasi Hukum

Setiap waraga negara, baik yang duduk dalam formasi pemerintahan


maupun sebagairakayat, harus tunduk kepada (aturan) hukum.Hal tersebut
berarti bahwa perjuangan untukmewujudkan hak dan kebebasan antar waga
negara dan antar warga negaradan pemerintahharuslah dilakukan dengan cara-
cara yang damai dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Selainitu, supremasi
hukum juga memberikan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia,
sehinggaterpola bentuk kehidupan yang civilized.

4. Perguruan Tinggi

7
Sebagai bagian dari pilar penegak civil society, maka perguruan tinggi
memiliki tugasutama mencari dan menciptakan ide-ide slternatif dan
konstruktif untuk dapat menjawabproblematika yang diahadapi oleh
masyarakat. Di sisi lain perguruan tinggi memiliki “Tri Dharma Perguruan
Tinggi” yang harus dapat diimplementasikan berdasarkan
kebutuhanmasyarakat (public).

5. Partai Politik

Partai politik merupakan wahan bagi warga negara untuk dapat


menyalurkan aspirasipolitiknya. Sekalipun memiliki tendensi politis dan
rawan akan hegemoni negara, tetapibagaimanapun sebagai sebuah tempat
ekspresi politik warga negara, maka partai politik inimenjadi prasyarat bagi
tegaknya civil society.

8
BAB 111

PENUTUP

A.KESIMPULAN

1. Masyarakat madani adalah masyarakat yang menjunjung tinggi pada nilai-nilai


peradaban. Kata madani merupakan penyifatan terhadap kota Madinah, yaitu sifat
yang ditunjukkan oleh kondisi dan system kehidupan yang berlaku dikota Madinah.
Dimana kondisi dam system pada kehidupan diluar menjadi popular dan dianggap
ideal untuk menggambarkan masyarakat yang islami, sekalipun penduduknya terdiri
dari berbagai macam keyakinan.

2. Civil society merupakan buah dari modernitas. Civil society dilihat sebagai
gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan. Sedangkan, masyarakat
madani lahir dari dalam asuhan dan petunjuk Tuhan. Sehingga masyarakat madani
dilihat sebagai sebuah masyarakat terbuka dan toleran yang bersumber dari Tuhan.

3. Masyarakat madani memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan


masyarakat pada umumnya. Diantaranya adalah Demokratis, Toleransi, Pluralisme ,
Social Justice, Free Public Sphare, Partisipasi Sosial, Supremasi Hukum.

4. pilar pilar yang membentuk Civil Society/ masyarakat Madani adalah LSM, PERS,
Supremasi Hukum, Perguruan tinggi, Partai Politik.

9
DAFTAR PUSAKA

https://www.academia.edu/37502229/
Apakah_Pilar_Penegak_Civil_Society_itu#:~:text=Dalam%20penegakan%20civil
%20society%20pilar,Perguruan%20Tinggi%20dan%20Partai%20Politik.

https://media.neliti.com/media/publications/131496-ID-none.pdf

http://repositori.unsil.ac.id/188/6/11%20BAB%20II.pdf

http://digilib.uinsby.ac.id/8784/5/bab2.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai