MAKALAH
Disusun Oleh:
Abd. Mukhtadir
NIM. 1218250025
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................... 22
B. Saran...................................................................................................... 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tentang suatu sistem masyarakat yang ideal dalam Islam. Namun, Alquran
mengungkapkannya.1
Konsep masayarakat ideal yang pernah ada dalam Islam diambil dari
konsep yang pernah diterapkan di kota Madinah dan Nabi Saw. membuat sebuah
Nurcholis Madjid, yang merujuk kepada konsep masyarakat yang dibangun oleh
1
Ali Nurdin, Quranic Society, Cet. II, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 100.
2
Akram Dhiyauddin Umari, Masyarakat Madani; Tinjauan Historis Kehidupan Zaman
Nabi, Cet. IV, (Jakarta: Gema Insan Press, 2014), h. 108-109.
1
2
masyarakat madani yang dibangun oleh Nabi Saw. di Madinah yaitu ada rasa
membangun sebuah kota yang ideal, penegakan hukum yang adil, menjunjung
keputusan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan ketika membuat sebuah
kebijakan baru.3
Al-Qur’an dan Hadis yang relevan harus terus dilakukan. Kedua, historis, yakni
masyarakat Madinah.4
3
Nurcholis Madjid. Menuju masyarakat madani, (Jurnal Ulumul Qur’an no. 2/VII/1996),
h. 51-55.
4
Akram Dhiyauddin Umari, Masyarakat Madani; Tinjauan Historis Kehidupan Zaman
Nabi, h. 131.
3
bermasyarakat tersebut. Hal ini juga dilakukan Nabi Saw. ketika memimpin kota
oleh masyarakat Indonesia. Hal ini sangat penting mengingat bahwa masyarakat
memiliki potensi yang sangat besar untuk menciptakan sebuah sistem baru yang
5
Suroto, Konsep Masyarakat Madani di Indonesia Dalam Masa Postmodern, (Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan, No.9/V/2015), h. 664.
6
Eko Nursalim, Pendidikan Islam Menuju Masyarakat Madani di Era Globalisasi, (Jurnal
Pemikiran Pendidikan Islam, No.1/XI/2016), h. 46.
4
Konsep masyarakat yang dibuat oleh Nabi Saw. di Madinah adalah salah
tidak membeda-bedakan antara muslim dan musyrikin dalam urusan sosial. Oleh
karena itu masyarakat yang dibangun oleh Nabi Saw. itu condong kepada
Nabi Saw. dalam menerapkan konsep bermasyarakat di kota Madinah yang ketika
itu masih bernama kota Yatsrib yang kemudian diubah namanya menjadi Madinah
sebagai sebuah kekuatan yang bukan dari pemerintah dan memiliki konsep yang
baik sehingga mampu mengimbangi suatu negara. Victor Perez Diaz menyatakan
sistem ekonomi pasar, dan timbulnya masyarakat masyarakat yang saling tolong
7
Muhammad Muslih, Wacana Masyarakat madani; Dialektika Islam Dengan Problem
Kebangsaan, (Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan No.1/VI/2010), h. 135.
5
suatu corak kehidupan bermasyarakat yang terorganisir atau tertata dengan baik,
memiliki rasa keadilan dan memiliki kesadaran hukum yang sangat tinggi
1. Mengakui dan melindungi hak hak dari setiap individu dan memfasilitasinya
yang terjadi.
tertentu.
8
Suroto, Konsep Masyarakat Madani di Indonesia Dalam Masa Postmodern, h. 665.
9
Suroto, Konsep Masyarakat Madani di Indonesia Dalam Masa Postmodern, h. 666.
6
nampak jelas bahwa masyarakat madani adalah sebuah konsep masyarakat yang
budaya dan bahasa maka perlu diperhatikan beberapa prinsip prinsip yang khas
1. Memiliki keragaman budaya yang merupakan ciri dari negara Indonesia yang
nasional;
10
Suroto, Konsep Masyarakat Madani di Indonesia Dalam Masa Postmodern, h. 666.
11
Suroto, Konsep Masyarakat Madani di Indonesia Dalam Masa Postmodern, h. 668.
7
3. Mempunyai rasa toleransi yang tinggi karena tidak sedikit konflik terjadi
karena tidak adanya rasa toleransi yang tingga baik itu antara pemelik agama
sebuah perjanjian yang disetujui oleh semua pihak yang akan berdampak
kepada terciptanya sebuah toleransi yang kuat, rasa aman dan nyaman, saling
persamaan sehingga tidak ada kesenjangan, rasa tolernsi yang tinggi dan terbuka.
yang lahir dari keinginan untuk bebas dari paham liberalisme sehingga
masyarakat madani keadilan sosial dan ekonimi adalah salah satu fokus utama.13
12
Suroto, Konsep Masyarakat Madani Di Indonesia Dalam Masa Postmodern, h. 668.
13
Muhammad Muslih, Wacana Masyarakat Madani; Dialektika Islam Dengan Problem
Kebangsaan, h. 133.
8
bentuk oleh Nabi Saw, ialah civil society merupakan buah dari moderenitas,
berikan kepada Nabi Saw. (Al-Qur’an) maka dari sinilah Syafii Maarif
tersebut dijelaskan dalam QS. Ali-Imran/3: 110, adanya rasa persaudaraan, hal
tersebut dijelaskan dalam QS. Al-Hujurat/49: 10, adanya sikap toleransi, hal
dan kesejahtraan, hal tersebut dijelaskan dalam QS. Al-Isra/17: 26, hidup yang
dijelaskan dalam QS. Al-Ma’idah/5 : 2, memiliki hukum yang adil, hal tersebut
14
Muhammad Muslih, Wacana Masyarakat Madani; Dialektika Islam Dengan Problem
Kebangsaan, h. 133.
9
dalam QS. Ali-Imran/3: 159, serta berlomba-lomba dalam kebaikan, hal tersebut
berpendapat dan hak-hak yang berkaitan erat dengan manusia. Dua komponen
yang menjadi pilar paling utama dari masyarakat madani yang dibentuk oleh Nabi
memiliki karakteristik yang akan terus melekat pada masyarakat tersebut sehingga
masyarakat yang menjungjung tinggi aturan yang ada dalam Al-Qur’an dan
masyarakat yang adil, aman, sejahtera, dan memiliki paradigma yang baru.
dengan apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. ketika beliau
15
M. Din Syamsuddin, Etika Agama: Dalam Membangun Masyarakat Madani, Cet IV,
(Jakarta: Logos, 2017), h. 77.
16
Muhammad Muslih, Wacana Masyarakat Madani; Dialektika Islam Dengan Problem
Kebangsaan, h. 137.
10
dengan penuh toleransi dalam berbagai hal serta mematuhi aturan yang sudah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui dan memahami
tentang:
PEMBAHASAN
bahasa Inggris lebih dikenal dengan sebutan Civil Society". Sebab, “masyarakat
Madani", sebagai terjemahan kata civil society atau al-muftama' al-madani. Istilah
civil society pertama kali dikemukakan oleh Cicero dalam filsafat politiknya
tempat berbagai gerakan sosial." Secara ideal masyarakat madani ini tidak hanya
nilai-nilai peradaban sebagai ciri utama. Karena itu dalam sejarah pemikiran
filsafat, sejak filsafat Yunani sampai masa filsafat Islam juga dikenal dengan
11
12
istilah madinah atau polis, yang berarti kota, yaitu kota yang maju dan
berperadaban
Islam terangkum dalam konsep ummah sebagaimana termuat dalam berbagai ayat
dalam Al-Qur’an yang memberikan beberapa peran dan posisi umat Islam dengan
seimbang) dan ummah muqtasidah (masyarakat moderat). Ali Syariati salah satu
yang sama, satu sama lain, saling bahu-mambahu, bergerak menuju cita-cita
17
Yudi Latif, Dialektika Islam (Tafsir Sosiologis Atas Sekulerisasi dan Islamisasi di
Indonesia). Cet. III, (Yogyakarta: Jalasutra, 2017), h. 60.
18
Asrori S. Karni, Civil Society dan Ummah (Sintesa Diskursif Rumah Demokrasi). Cet.
IV, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2014), h. 48.
13
Raharjo juga mengatakan bahwa dalam perspektif Islam, masyarakat madani lebih
sebagai agama, ada kaitannya dengan kata al-tamaddun atau peradaban.20 Konsep
temu kultural, sosial, politik, dan ekonomi di antara berbagai kelompok sosial
19
Nurkholis Madjid, Islam dan Humanisme (Aktualisasi Humanisme Islam di Tengah
Krisis Humanisme Universal). Cet. III. (Yogyakarta: IAIN Semarang dan Pustaka Pelajar, 2017), h.
53-54.
20
Syamsul Arifin, Islam Indonesia (Sinergi Membangun Civil Islam Dalam Bingkai
Keadaban Demokrasi), Cet. III, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2013), h. 68.
14
Bagi Islam konsep masyarakat adalah suatu yang utuh, tak terpecah. Islam
memandang bahwa individu merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari
jama’ah. Jama’ah tak bisa dipisahkan dari keberadaan Daulah (negara). Bagai
tangan yang merupakan bagian dari tubuh. Masyarakat madani adalah masyarakat
memang demikian karena kata Madinah berasal dari dan terjalin erat secara
civil society dengan cara memberi atribut keislaman madani (atribut dari kata
al-madani). Oleh karena itu, civil society dipandang sebagai masyarkat madani
pada masyarakat ideal di kota Madinah yang dibangun oleh Nabi Muhammad
21
Asrori S. Karni, Civil Society dan Ummah (Sintesa Diskursif Rumah Demokrasi), h. 96.
15
Saw.
istilah (masyarakat agama dan masyarakat madani) memiliki akar normatif dan
22
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV. J-ART, 2014), h.
430.
23
Komaruddin Hidayat, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Cet. III
(Jakarta: ICCE UIN Jakarta, 2013), h.79.
16
1. Kesukarelaan
keanggotaan dari pribadi yang bebas, yang secara sukarela membentuk suatu
kehidupan bersama dan oleh sebab itu mempunyai komitmen bersama yang
sangat besar untuk mewujudkan cita cita bersama. Dengan sendirinya tanggung
jawab pribadi sangat kuat karena diikat oleh keinginan bersama untuk
2. Keswasembadaan
Seperti kita lihat keanggotaan yang suka rela untuk hidup bersama
tentunya tidak akan menggantungkan kehidupannya kepada orang lain. Dia tidak
organisasi. Setiap anggota mempunyai harga diri yang tinggi, yang percaya akan
kemampuan sendiri untuk berdiri sendiri bahkan untuk dapat membantu yang
24
Komaruddin Hidayat, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, h. 158.
17
Berkaitan dengan ciri yang kedua tadi, para anggota masyarakat madani
perintah orang lain termasuk Negara. Bagi mereka, Negara adalah kesepakatan
bersama sehingga tanggung jawab yang lahir dari kesepakatan tersebut adalah
juga tuntutan dan tanggung jawab dari masing-masing anggota. Inilah Negara
Hal ini berarti suatu masyarakat madani adalah suatu masyarakat yang
Muhammad Saw, yang diatur dalam piagam Madina. Menurut Sukidi yang dikutip
oleh H.A.R Tilaar terdapat sepuluh prinsip dasar yang tercantum dalam piagam
Madinah, yaitu:25
25
Komaruddin Hidayat, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, h. 160.
18
pandang bulu;
dan kebenaran;
tidak mudah untuk dicapai, justru yang penting di dalam masyarakat yang
demokrasi;
kehidupan.
4. Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja yang
terbatas;
PENUTUP
A. Kesimpulan
nilai-nilai peradaban sebagai ciri utama. Bagi Islam konsep masyarakat adalah
suatu yang utuh, tak terpecah. Islam memandang bahwa individu merupakan
bagian yang tak dapat dipisahkan dari jama’ah. Jama’ah tak bisa dipisahkan dari
keberadaan Daulah (negara). Bagai tangan yang merupakan bagian dari tubuh.
teknologi.
madani. Faktor-faktor tersebut merupakan satu kesatuan yang saling mengikat dan
menjadi karakter khas masyarakat madani. Beberapa unsur pokok yang harus
dimiliki oleh masyarakat madani adalah: wilayah publik yang bebas (free public
(social justice).
22
23
Kurangnya kesadaran dari berbagi pihak baik dari penguasa, elit politik
dan ekonomi, hukum dan sebagainya serta berbagai pengaruh dari luar dapat
B. Saran
program yang akan dibuat dan dijalankan kepada masyarakat dan manfaat
madani.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Syamsul. Islam Indonesia (Sinergi Membangun Civil Islam Dalam Bingkai
Keadaban Demokrasi), Cet. III. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang. 2013.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: CV. J-ART,
2014.
Hidayat, Komaruddin. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani,
Cet. III. Jakarta: ICCE UIN Jakarta. 2013.
Karni, Asrori S. Civil Society dan Ummah (Sintesa Diskursif Rumah Demokrasi),
Cet. IV. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu. 2014.
Latif, Yudi. Dialektika Islam (Tafsir Sosiologis Atas Sekulerisasi dan Islamisasi di
Indonesia, Cet. III. Yogyakarta: Jalasutra. 2017.
Madjid, Nurcholis. Menuju Masyarakat Madani. Jurnal Ulumul Qur’an no.
2/VII/1996.
Madjid, Nurkholis. Islam dan Humanisme (Aktualisasi Humanisme Islam di
Tengah Krisis Humanisme Universal), Cet. III. Yogyakarta: IAIN
Semarang dan Pustaka Pelajar. 2017.
Muslih, Muhammad. Wacana Masyarakat Madani; Dialektika Islam Dengan
Problem Kebangsaan. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan No.1/VI/2010.
Nurdin, Ali. Quranic Society, Cet. II. Jakarta: Erlangga. 2013.
Nursalim, Eko. Pendidikan Islam Menuju Masyarakat Madani di Era Globalisasi.
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam No.1/XI/2016.
Suroto. Konsep Masyarakat Madani di Indonesia Dalam Masa Postmodern.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan No.9/V/2015.
Syamsuddin, M. Din. Etika Agama: Dalam Membangun Masyarakat Madani, Cet
IV. Jakarta: Logos. 2017.
Umari, Akram Dhiyauddin. Masyarakat Madani; Tinjauan Historis Kehidupan
Zaman Nabi, Cet. IV. Jakarta: Gema Insan Press. 2014.
24