DISUSUN OLEH:
KETUA : FERIHIDAYATULLAH
ANGGOTA : MERRY WULANDARI
FANNI MANDINI
AINUM SAHRA
MUH. SOFYAN YUSUF
TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2021
DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………………………………………………………….........
Kata Pengantar..…………………………………………………………………………….
BAB I………………………………………………………………………………………...
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………...
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………
BAB II………………………………………………………………………………………..
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………….
1. Definisi Masyarakat Madani ……………………………………………………..
2. Masyarakat Madani Dalam Sejarah ………………………………………………
3. Karakteristik Masyarakat Madani ………………………………………………..
4. Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani ……………………
5. Strategi Membangun Masyarakat Madani di Indonesia…………………………
BAB III………………………………………………..……………………………………..
PENUTUP ………………………………………………..…………………………………
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………...
3.2 Kritik dan Saran ………………………………………………..………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..…………………….
KATA PENGANTAR
Penulis Makalah
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan globalisasi yang sedang berlangsung sekarang ini membawa dampak tersendiri
bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Kemajuan teknologi komunikasi telah membabat habis batas-
batas yang mengisolasi kehidupan manusia. Karena itu, lahirlah apa yang disebut masyarakat terbuka
(open society) dimana terjadi aliran bebas informasi, yakni manusia, perdagangan, serta berbagai
bentuk-bentuk aktivitas kehidupan global lainnya yang dapat menyatukan umat manusia dari berbagai
penjuru dunia.
Masyarakat mau tidak mau dengan terpaksa harus mau menyadari bahwa betapa pentingnya
memperjuangkan hak-hak asasinya serta harus mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan dalam
membangun keadaan masyarakatnya sendiri. Oleh karena itu, kelangsungan hidup manusia
mendatang di negara Indonesia ini sudah menjadi kelaziman apabila menjadi tanggung jawab bersama
untuk memajukannya. Tanggung jawab tersebut bukanlah merupakan tanggung jawab dari satu
masyarakat atau oleh negara saja tetapi merupakan tanggung jawab kolaborasi, yaknipemerintah dan
seluruh masyarakat Indonesia. Masyarakat yang diinginkan tentunya adalah masyarakat yang damai,
sejahtera, terbuka, maju, dan modern atau yang lebih GLNHQDO VHEDJDL ‡Civil Society·
0DV\DUDNDW Madani) bukan sebagai masyarakat yang totaliter, yakni masyarakat yang
menginjak-injak akan Hak Asasi Manusianya sendiri.
Dengan kebudayaan yang konkrit, maka pembentukan masyarakat madani dengan sistem nilai
yang ingin diwujudkan tidak terlepas dari konfigurasi nilai-nilai yang terdapat dalam kebudayaan
setempat. Masalah ini bagi masyarakat dan bangsa Indonesia merupakan hal yang wajar dengan
realitas kebhinnekaan masyarakat dan budayanya.
B. Rumusan Masalah
Untuk mempelajelas pembahasan dan tidak terlalu terlambat dan tidak panjang lebar maka
dibuatlah rumusan masalah sehingga fokus penelitian menjadi lebih jelas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana konsep masyarakat madani.
2) Bagaimana karakter masyarakat Indonesia.
3) Apa hambatan dalam mewujudkan masyarakat madani di Indonesia.
4) Bagaimana tantangan masyarakat madani di Indonesia ke depan.
C. Tujuan Penulisan
1) Ingin mengetahui tentang konsep masyarakat madani.
2) Ingin mendalami tentang berbagai karakter masyarakat Indonesia yang dapat menopang
kehidupan madani
3) Ingin mengetahui hambatan-hambatan dalam mewujudkan masyarakat madani.
4) Ingin menganalisa tantangan masyarakat madani di Indonesia ke depan.
BAB II
PEMBAHASAN
Masyarkat madani sering dikatakan serupa dengan istilah masyarakat sipil (civil soceity). Konsep
civil socety sebenarnya dari sejarah masyarakat Barat yang mana istilah ini pertama digunakan oleh
Cicero dengan kata societes civilisdalam filsafat politiknya.
Definisi civil society menurut AS. Hikma adalah “wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi
dan bercirikan anatara lain kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self generating), dan
keswadyaan (self supporting), kemandirian tinggi berhadapan dengan negara, dan keterkaitan dengan
norma-norma dan nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya.
Dalam sejarah Islam, realisasi keunggulan normatif atau potensial umat Islam terjadi pada masa
Abbassiyah. Pada masa itu umat Islam menunjukkan kemajuan di bidang kehidupan seperti ilmu
pengetahuan dan teknologi, militer, ekonomi, politik dan kemajuan bidang-bidang lainnya. Umat
Islam menjadi kelompok umat terdepan dan terunggul. Nama-nama ilmuwan besar dunia lahir pada
masa itu, seperti Ibnu Sina, Ubnu Rusyd, Imam al-Ghazali, al-Farabi, dan yang lain.
Kualitas SDM Umat Islam dalam Q.S. Ali Imran ayat 110
Artinya:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat Islam adalah
umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di antara aspek
kebaikan umat Islam itu adalah keunggulan kualitas SDMnyadibanding umat non Islam.
Keunggulan kualitas umat Islam yang dimaksud dalam Al-Qur’an itu sifatnya normatif,
potensial, bukan riil.
Posisi Umat Islam
SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitas yang unggul. Karena itu
dalam percaturan global, baik dalam bidang politik, ekonomi, militer, dan ilmu pengetahuan
dan teknologi, belum mampu menunjukkan perannya yang signifikan. Di Indonesia, jumlah
umat Islam lebih dari 85%, tetapi karena kualitas SDM nya masih rendah, juga belum mampu
memberikan peran yang proporsional. Hukum positif yang berlaku di negeri ini bukan hukum
Islam. Sistem sosial politik dan ekonomi juga belum dijiwai oleh nilai-nilai Islam, bahkan
tokoh-tokoh Islam belum mencerminkan akhlak Islam.
1) Strategi yang lebih mementingkan integrasi nasional dan politik. Strategi ini berpandangan
bahwa sistem demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam masyarakat yang belum
memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara yang kuat.bagi penganut yang paham ini
pelaksanaan demokrasi liberal hanya akan menimbulkan konflik, dan karena itu menjadi
sumber instabilitas politik. Saat ini yang di perlukan adalah stabilitas politik sebagai
landasan pembangunan, karena pembangunan – lebih terbuka terhadap perekonomian global
membutuhkan resiko politik yang minim. Dengan demikian persatuan dan kesatuan bangsa
lebih di utamakan dari pada demokrasi.
2) strategi yang lebih mengutamakan reformasi sistem politik demokrasi. Strategi ini
berpandangan bahwa untuk membangun demokrasi tidak usah menunggu rampungnya tahap
pembangunan ekonomi. Sejak, awal dan secara bersama-sama diperlukan proses
demokratisasi yang pada essensinya adalah memperkuat partisipasi politik.jika kerangka
kelembagaan ini diciptakan, maka akan dengan sendirinya timbul masyarakat madani yang
mampu mengontrol Negara.
3) strategi yang memilih membangunan masyarakat madani sebagai basis yang kuat ke arah
demokratisasi. Strategi ini muncul akibat kekecawaan terhadap realisasi dari strategi
pertama dan kedua. Dengan begitu strategi ini lebih mengutamakan pendidikan dan
penyadaran politik, terutama pada golongan menengah yang semakin luas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarka nuraian pembahasan dapat disimpulkan :Masyarakat madani merupakan sebuah
sistem sosial yang tumbuh berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara
kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat
Berdasarkan prinsipnya masyarakat madani adalah sistem sosial yang subur berdasarkan
prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu untuk stabilitas
masyarakat, inisiatif individu dan masyarakat akan berpikir, seni pelaksanaan pemerintah oleh
hukum dan tidak nafsu atau keingian individu.
B. Saran
Hendaknya setiap komponen dapat membuat strategi untuk mewujudkan masyarakat madani
indonesia
Penerapan masyarakat madani indonesia perlu dimodifikasi sesuai dengan karakteristik
sasaran yang akan dicapai
Pemerintah diharapkan pro aktif bersama rakyat untuk bersama-sama membangun masyarakat
madani indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Ahdiyana, Mahrita, 2009. PemiluSebagai Wahana Pendidikan Politik (Pidato Ilmiah dalam Rangka
Dies Natalis XXX STIA-AAN Yoyakarta). Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Brownhill, Robert and Smart Patricia, 1989. Political Education. London: New Fetter Lane.
Huda, Nurul, Urgensi Pendidikan Politik. (On line). http://pemudapemimpin.
blogspot.com/p/urgensi-pendidikan politik.html?zx=c9d0a8073bc19230. Diakses tanggal 28
September 2011.
Lutfiah, 2007. Urgensi Pendidikan dalam Budaya Politik. (On line). http://
insaniaku.files.wordpress.com/2009/03/2urgensi-pendidikan-dalambuda ya -politiklutfiyah.pdf.
diakses tanggal 28 September 2011.
Nasiwan, 2005. Model Pendidikan Politik: Studi Kasus PKS DPD Sleman, Yogyakarta. Yogyakarta :
Cakrawala Pendidikan
Roqib, Muh, 2010. Politik Pendidikan dan Pendidikan Politik. (On line)
http://makalahgratis.blogspot.com/2010/03/makalahpendidikan-politik-pendidikan.html.
Diakses tanggal 28 September 2011.
Sumantri, Endang, 1993. Pendidikan Moral: Suatu Tinjauan dari Sudut Konstruksi dan Proposisi.
Bandung: Tidak diterbitkan.
Sumantri, Endang. 2008. An Outline Citizenship and Moral Education in Major Countries of
Southeast Asia. Bandung: Bintang Warliartika.
6XSULDWQD 1DQD «« Hakikat Masyarakat Madani. (On-line) Tersedia:
http://frogbelajar.blogspot.com/2010/12/hakikatmasyarakat-madani.html. Diakses tanggal 28
September 2011