Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“MEMBENTUK MASYARAKAT MADANI”

DISUSUN OLEH:

KETUA : FERIHIDAYATULLAH
ANGGOTA : MERRY WULANDARI
FANNI MANDINI
AINUM SAHRA
MUH. SOFYAN YUSUF

TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2021
DAFTAR ISI

Daftar Isi……………………………………………………………………………….........
Kata Pengantar..…………………………………………………………………………….
BAB I………………………………………………………………………………………...
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………...
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………
BAB II………………………………………………………………………………………..
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………….
1. Definisi Masyarakat Madani ……………………………………………………..
2. Masyarakat Madani Dalam Sejarah ………………………………………………
3. Karakteristik Masyarakat Madani ………………………………………………..
4. Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani ……………………
5. Strategi Membangun Masyarakat Madani di Indonesia…………………………

BAB III………………………………………………..……………………………………..
PENUTUP ………………………………………………..…………………………………
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………...
3.2 Kritik dan Saran ………………………………………………..………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..…………………….
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh, Puji syukur atas rahmat Allah SWT,


berkatrahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul membentuk masyarakat madani
ini dapatselesai.Makalah ini dibuat dengan tuju-an memenuhi tugas dari Bapak Supardi Muh Said
selaku pengampuh mata kuliah Pendidikan Agama Islam Selain itu, penyusunan makalah ini
bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang membangun masyarakat madani.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen Supardi Muh Said selaku pengampuh
mata kuliah Pendidikan Agama Islam.Berkat tugas yangdiberikan ini,dapat menambah wawasan
penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca
temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca.

Majene, 09 November 2021

Penulis Makalah
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan globalisasi yang sedang berlangsung sekarang ini membawa dampak tersendiri
bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Kemajuan teknologi komunikasi telah membabat habis batas-
batas yang mengisolasi kehidupan manusia. Karena itu, lahirlah apa yang disebut masyarakat terbuka
(open society) dimana terjadi aliran bebas informasi, yakni manusia, perdagangan, serta berbagai
bentuk-bentuk aktivitas kehidupan global lainnya yang dapat menyatukan umat manusia dari berbagai
penjuru dunia.

Masyarakat mau tidak mau dengan terpaksa harus mau menyadari bahwa betapa pentingnya
memperjuangkan hak-hak asasinya serta harus mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan dalam
membangun keadaan masyarakatnya sendiri. Oleh karena itu, kelangsungan hidup manusia
mendatang di negara Indonesia ini sudah menjadi kelaziman apabila menjadi tanggung jawab bersama
untuk memajukannya. Tanggung jawab tersebut bukanlah merupakan tanggung jawab dari satu
masyarakat atau oleh negara saja tetapi merupakan tanggung jawab kolaborasi, yaknipemerintah dan
seluruh masyarakat Indonesia. Masyarakat yang diinginkan tentunya adalah masyarakat yang damai,
sejahtera, terbuka, maju, dan modern atau yang lebih GLNHQDO VHEDJDL ‡Civil Society·
0DV\DUDNDW Madani) bukan sebagai masyarakat yang totaliter, yakni masyarakat yang
menginjak-injak akan Hak Asasi Manusianya sendiri.

Masyarakat madani akan tersusun dari masyarakat-masyarakat madani lokal dengan


berdasarkan pada kebudayaannya masingmasing. Oleh karena itu, dunia pendidikan sebagai bagian
dari pendidikan umat manusia haruslah senantiasa berpartisipasi untuk membangun terwujudnya
masyarakat madani. Baru-baru ini hampir semua masyarakat diseluruh dunia menginginkan
kehidupan demokrasi partisipatoris, yakni kehidupan masyarakat yang menghendaki rakyatnya
supaya berkemampuan untuk ikut serta dalam membangun masyarakatnya sendiri. Perkembangan
demokratisasi masyarakat ini tentunya menuntut suatu pendidikan yang sesuai. Sebab pendidikan
merupakan bagian dari proses memasyarakatkan masyarakatnya.

Dengan kebudayaan yang konkrit, maka pembentukan masyarakat madani dengan sistem nilai
yang ingin diwujudkan tidak terlepas dari konfigurasi nilai-nilai yang terdapat dalam kebudayaan
setempat. Masalah ini bagi masyarakat dan bangsa Indonesia merupakan hal yang wajar dengan
realitas kebhinnekaan masyarakat dan budayanya.

B. Rumusan Masalah
Untuk mempelajelas pembahasan dan tidak terlalu terlambat dan tidak panjang lebar maka
dibuatlah rumusan masalah sehingga fokus penelitian menjadi lebih jelas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana konsep masyarakat madani.
2) Bagaimana karakter masyarakat Indonesia.
3) Apa hambatan dalam mewujudkan masyarakat madani di Indonesia.
4) Bagaimana tantangan masyarakat madani di Indonesia ke depan.

C. Tujuan Penulisan
1) Ingin mengetahui tentang konsep masyarakat madani.
2) Ingin mendalami tentang berbagai karakter masyarakat Indonesia yang dapat menopang
kehidupan madani
3) Ingin mengetahui hambatan-hambatan dalam mewujudkan masyarakat madani.
4) Ingin menganalisa tantangan masyarakat madani di Indonesia ke depan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Masyarakat Madani


Masyarakat madani merupakan sebuah sistem sosial yang tumbuh berdasarkan prinsip moral
yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat.Ada
pandangan yang mengatakan bahwa masyarakat madani ini dilatar belakangi oleh konsep kota ilahi,
kota peradaban atau masyarakat kota. Di sisi lain, pemaknaan masyarakat madani ini juga dilandasi
oleh konsep tentang al-mutjama’ al-madani yang diperkenalan oleh Prof. Naquib al-attas, seorang
ahli sejarah dan peradaban islam Malaysia, yang secara definitif masyarakat madani merupakan
konsep masyarakatideal yang mengandung dua komponen besar yakni masyarakat kota dan
masyarakat yang beradab. Pada prinsipnya masyarakat madani adalah sebuah tatanan komunitas
masyarakat yang mengedepankan toleransi, demokrasi dan menghargai akan adanya pluralisme
(kemajemukan).

Masyarkat madani sering dikatakan serupa dengan istilah masyarakat sipil (civil soceity). Konsep
civil socety sebenarnya dari sejarah masyarakat Barat yang mana istilah ini pertama digunakan oleh
Cicero dengan kata societes civilisdalam filsafat politiknya.

Definisi civil society menurut AS. Hikma adalah “wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi
dan bercirikan anatara lain kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self generating), dan
keswadyaan (self supporting), kemandirian tinggi berhadapan dengan negara, dan keterkaitan dengan
norma-norma dan nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya.

B. Masyarakat Madani Dalam Sejarah


Ada dua masyarakat madani dalam sejarah yang terdokumentasi yaitu sebagai berikut :
1. Masyarakat Saba’, yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman.
2. Masyarakat Madinah setelah terjadi traktat, perjanjjian Madinah antara Rasullullah SAW beserta
umat Islam dengan penduduk Madinah yang beragama Yahudi dan beragama Watsani dari kaum
Aus dan Khazraj. Perjanjian Madinah berisi kesepakatan ketiga unsur masyarakat untuk saling
menolong, menciptakan kedamaian dalam kehidupan sosial, menjadikan Al-Qur’an sebagai
konstitusi, menjadikan Rasullullah SAW sebagai pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap
keputusan-keputusannya, dan memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama
serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

C. Karakteristik Masyarakat Madani


Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:
1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalam masyarakat melalui
kontrak sosial dan aliansi sosial.
2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam
masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.
3. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara dengan program-
program pembangunan yang berbasis masyarakat.
4. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena keanggotaan organisasi-
organisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap keputusan-keputusan
pemerintah.
5. Tumbuhkembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim rejim totaliter.
6. Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu mengakui
keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.
7. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan berbagai
ragam perspektif.
8. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama, yang mengakui
adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan sebagai landasan yang mengatur kehidupan
sosial.
9. Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu maupun secara
kelompok menghormati pihak lain secara adil.
10. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat mengurangi
kebebasannya.
11. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah diberikan oleh Allah
sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu oleh aktivitas pihak lain yang
berbeda tersebut.
12. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.
13. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan terhadap ilmu
pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan untuk umat manusia.
14. Berakhlak mulia.

D. Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani

Dalam sejarah Islam, realisasi keunggulan normatif atau potensial umat Islam terjadi pada masa
Abbassiyah. Pada masa itu umat Islam menunjukkan kemajuan di bidang kehidupan seperti ilmu
pengetahuan dan teknologi, militer, ekonomi, politik dan kemajuan bidang-bidang lainnya. Umat
Islam menjadi kelompok umat terdepan dan terunggul. Nama-nama ilmuwan besar dunia lahir pada
masa itu, seperti Ibnu Sina, Ubnu Rusyd, Imam al-Ghazali, al-Farabi, dan yang lain.
 Kualitas SDM Umat Islam dalam Q.S. Ali Imran ayat 110
Artinya:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat Islam adalah
umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di antara aspek
kebaikan umat Islam itu adalah keunggulan kualitas SDMnyadibanding umat non Islam.
Keunggulan kualitas umat Islam yang dimaksud dalam Al-Qur’an itu sifatnya normatif,
potensial, bukan riil.
 Posisi Umat Islam
SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitas yang unggul. Karena itu
dalam percaturan global, baik dalam bidang politik, ekonomi, militer, dan ilmu pengetahuan
dan teknologi, belum mampu menunjukkan perannya yang signifikan. Di Indonesia, jumlah
umat Islam lebih dari 85%, tetapi karena kualitas SDM nya masih rendah, juga belum mampu
memberikan peran yang proporsional. Hukum positif yang berlaku di negeri ini bukan hukum
Islam. Sistem sosial politik dan ekonomi juga belum dijiwai oleh nilai-nilai Islam, bahkan
tokoh-tokoh Islam belum mencerminkan akhlak Islam.

E. Strategi Membangun Masyarakat Madani di Indonesia


Secara umum terdapat tiga strategi atau paradigma dalam membangun masyarakat madani di
Indonesia yaitu :

1) Strategi yang lebih mementingkan integrasi nasional dan politik. Strategi ini berpandangan
bahwa sistem demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam masyarakat yang belum
memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara yang kuat.bagi penganut yang paham ini
pelaksanaan demokrasi liberal hanya akan menimbulkan konflik, dan karena itu menjadi
sumber instabilitas politik. Saat ini yang di perlukan adalah stabilitas politik sebagai
landasan pembangunan, karena pembangunan – lebih terbuka terhadap perekonomian global
membutuhkan resiko politik yang minim. Dengan demikian persatuan dan kesatuan bangsa
lebih di utamakan dari pada demokrasi.
2) strategi yang lebih mengutamakan reformasi sistem politik demokrasi. Strategi ini
berpandangan bahwa untuk membangun demokrasi tidak usah menunggu rampungnya tahap
pembangunan ekonomi. Sejak, awal dan secara bersama-sama diperlukan proses
demokratisasi yang pada essensinya adalah memperkuat partisipasi politik.jika kerangka
kelembagaan ini diciptakan, maka akan dengan sendirinya timbul masyarakat madani yang
mampu mengontrol Negara.
3) strategi yang memilih membangunan masyarakat madani sebagai basis yang kuat ke arah
demokratisasi. Strategi ini muncul akibat kekecawaan terhadap realisasi dari strategi
pertama dan kedua. Dengan begitu strategi ini lebih mengutamakan pendidikan dan
penyadaran politik, terutama pada golongan menengah yang semakin luas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarka nuraian pembahasan dapat disimpulkan :Masyarakat madani merupakan sebuah
sistem sosial yang tumbuh berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara
kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat

Berdasarkan prinsipnya masyarakat madani adalah sistem sosial yang subur berdasarkan
prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu untuk stabilitas
masyarakat, inisiatif individu dan masyarakat akan berpikir, seni pelaksanaan pemerintah oleh
hukum dan tidak nafsu atau keingian individu.

B. Saran

 Hendaknya setiap komponen dapat membuat strategi untuk mewujudkan masyarakat madani
indonesia
 Penerapan masyarakat madani indonesia perlu dimodifikasi sesuai dengan karakteristik
sasaran yang akan dicapai
 Pemerintah diharapkan pro aktif bersama rakyat untuk bersama-sama membangun masyarakat
madani indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Ahdiyana, Mahrita, 2009. PemiluSebagai Wahana Pendidikan Politik (Pidato Ilmiah dalam Rangka
Dies Natalis XXX STIA-AAN Yoyakarta). Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Brownhill, Robert and Smart Patricia, 1989. Political Education. London: New Fetter Lane.
Huda, Nurul, Urgensi Pendidikan Politik. (On line). http://pemudapemimpin.
blogspot.com/p/urgensi-pendidikan politik.html?zx=c9d0a8073bc19230. Diakses tanggal 28
September 2011.
Lutfiah, 2007. Urgensi Pendidikan dalam Budaya Politik. (On line). http://
insaniaku.files.wordpress.com/2009/03/2urgensi-pendidikan-dalambuda ya -politiklutfiyah.pdf.
diakses tanggal 28 September 2011.
Nasiwan, 2005. Model Pendidikan Politik: Studi Kasus PKS DPD Sleman, Yogyakarta. Yogyakarta :
Cakrawala Pendidikan
Roqib, Muh, 2010. Politik Pendidikan dan Pendidikan Politik. (On line)
http://makalahgratis.blogspot.com/2010/03/makalahpendidikan-politik-pendidikan.html.
Diakses tanggal 28 September 2011.
Sumantri, Endang, 1993. Pendidikan Moral: Suatu Tinjauan dari Sudut Konstruksi dan Proposisi.
Bandung: Tidak diterbitkan.
Sumantri, Endang. 2008. An Outline Citizenship and Moral Education in Major Countries of
Southeast Asia. Bandung: Bintang Warliartika.
6XSULDWQD 1DQD «« Hakikat Masyarakat Madani. (On-line) Tersedia:
http://frogbelajar.blogspot.com/2010/12/hakikatmasyarakat-madani.html. Diakses tanggal 28
September 2011

Anda mungkin juga menyukai