Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

SEJARAH PERKEMBANGAN CIVILS SOCIETY DI


INDONESIA

Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Andini Afshari Utami (P3.73.24.2.21.047)
2. Dhea Azizah Rusaliananda (P3.73.24.2.21.054)
3. Mayang Puspitasari (P3.73.24.2.21.065)
4. Sadzkia Rahmadhani (P3.73.24.2.21.076)

POLTEKKES JAKARTA III


PRODI D-III KEBIDANAN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas kelompok dari mata kuliah Kewarganegaraan. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan. Kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan
dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas
yang lain dan pada waktu mendatang. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis memohon maaf
yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen Kewarganegaraan yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI..................................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 4
C. Tujuan .............................................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6
A. Pengertian Civils Society ................................................................................................................. 6
B. Latar Belakang Civils Society ......................................................................................................... 7
C. Tujuan Civils Society....................................................................................................................... 7
D. Karakter Civils Society .................................................................................................................... 8
E. Syarat Terbentuknya Civils Society............................................................................................... 10
F. Sejarah Perkembangan Civils Society ........................................................................................... 11
G. Strategi Civils Society .................................................................................................................... 12
H. Pilar Penegak Civil Society............................................................................................................ 12
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Civil society atau yang lebih dikenal dengan masyarakat madani pada mulanya merupakan
sebuah konsep filsafat yang berkenaan dengan sistem kenegaraan.Secara historis, konsep ini
bermula dari pemikiran Aristoteles yang kemudian dikembangkan oleh Marcus Tullius Cicero,
seorong filosof Romawi Kuno (106-43 SM).Beberapa filsuf dan pemikir sosial politik sejak
abad ke 17 sampai sekarang telah mengembangkan civil society menjadi sebuah konsep
penting dalam ilmu sosial dan politik. Konsep ini sejalan dengan perkembangan pemikiran
mengenai bentuk gerakan masyarakat yang otonom dan mandiri dalam menentukan arah dan
perkembangannya tanpa campur tangan total dari pemerintah. Pemikiran tentang civil society
dalam ilmu sosial mulai marak dibahas setelah perang dunia II Terutama dalam dekade 50-80
an. Pada abad ke 20, muncul berbagai gerakan masyarakat yang tidak percaya lagi kepada
upaya pemerintah atau negara dalam menjamin dan membangun masyarakat yang bebas, maju
dan makmur.
Pada abad ke 20 ini pula, istilah civil society (masyarakat madani) secara konseptual
dikembangkan dari pengalaman era pencerahan Eropa Barat pada abad ke 1 yaitu pada masa
munculnya kembali Eropa Timur pada dasawarsa 1980-an sebagai jawaban terhadap negara
dengan sistem paratai sosialis (tunggal) yang otoriter yang kemudian dapat dijatuhkan. Civil
society (masyarakat madani) pada perkembangan berikutnya ternyata masuk kedalam wacana
lembaga multilateral..sebagai contoh : The inter American Development Bank (bank
pembangunan antar amerika) merintis sebuah proyek penguatan civil society di Amerika latin
pada dasawarsa 1990-an. Dari fakta ini, istilah civil society telah berkembang dari sekedar
konsep menjadi gerakan.
Terjemah civil society menjadi masyarakat madani pertama kali dikemukakan oleh Dato
Seri Anwar Ibrahim untuk menyifati masyarakat yang sudah memiliki peradaban maju.Istilah
madani sendiri mempunyai hubungan yang erat dengan istilah tamadun atau peradaban.
Dengan demikian, civil society atau masyarakat madani bisa diartikan sebagai kota peradaban
atau masyarakat kota, suatu masyarakat beradab yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, penegakan nilai-nilai demokrasi, dan penghormatan terhadap hak-hak asasi
manusia.Lebih lanjut Anwar Ibrahim menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat
madani adalah sistem sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin
keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian dari civils society.
2. Bagaimana latar belakang civils society?
3. Jelaskan tujuan dari civils society.
4. Bagaimana karakter civils society?
5. Apa syarat terbentuknya civils society?
6. Bagaimana sejarah perkembangan civils society?
7. Jelaskan strategi dari civils society?

4
8. Jelaskan pilar penegak civils society.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai civils society.
2. Untuk memahami latar belakang dari civils society.
3. Untuk mengetahui tujuan dan syarat terbentuknya civils society.
4. Untuk mengetahui karakter dari civils society.
5. Untuk memahami sejarah perkembangan dan strategi yang dimiliki civils society.
6. Untuk mengetahui pilar penegak civils society.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Civils Society


Masyarakat madani adalah sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antara kebebasan individu untuk stabilitas masyarakat. Inisiatif
individu dan masyarakat akan berpikir, seni, pelaksanaan pemerintah oleh hukum dan tidak
nafsu atau keinginan individu.
Pengertian lain dari masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan
teknologi.
Berikut ini terdapat beberapa pengertian masyarakat madani menurut para ahli, terdiri
atas:
1. Mun’im (1994) mendefinisikan istilah civil society sebagai seperangkat gagasan etis yang
mengejawantah dalam berbagai tatanan sosial, dan yang paling penting dari gagasan ini
adalah usahanya untuk menyelaraskan berbagai konflik kepentingan antarindividu,
masyarakat, dan negara.
2. Hefner menyatakan bahwa masyarakat madani adalah masyarakat modern yang bercirikan
demokratisasi dalam beriteraksi di masyarakat yang semakin plural dan heterogen. Dalam
keadan seperti ini masyarakat diharapkan mampu mengorganisasi dirinya, dan tumbuh
kesadaran diri dalam mewujudkan peradaban. Mereka akhirnya mampu mengatasi dan
berpartisipasi dalam kondisi global, kompleks, penuh persaingan dan perbedaan.
3. Mahasin (1995) menyatakan bahwa masyarakat madani sebagai terjemahan bahasa Inggris,
civil society. Kata civil society sebenarnya berasal dari bahasa Latin yaitu civitas dei yang
artinya kota Illahi dan society yang berarti masyarakat. Dari kata civil akhirnya membentuk
kata civilization yang berarti peradaban. Oleh sebab itu, kata civil society dapat diartikan
sebagai komunitas masyarakat kota yakni masyarakat yang telah berperadaban maju.
4. Munawir (1997) sebenarnya berasal dari bahasa Arab, madaniy. Kata madaniy berakar dari
kata kerja madana yang berarti mendiami, tinggal, atau membangun. Kemudian berubah
istilah menjadi madaniy yang artinya beradab, orang kota, orang sipil, dan yang bersifat
sipil atau perdata. Dengan demikian, istilah madaniy dalam bahasa Arabnya mempunyai
banyak arti. Konsep masyarakat madani menurut Madjid (1997) kerapkali dipandang telah
berjasa dalam menghadapi rancangan kekuasaan otoriter dan menentang pemerintahan
yang sewenang-wenang di Amerika Latin, Eropa Selatan, dan Eropa Timur.
5. Hall (1998) mengemukakan bahwa masyarakat madani identik dengan civil society,
artinya suatu ide, angan-angan, bayangan, cita-cita suatu komunitas yang dapat
terjewantahkan dalam kehidupan sosial. Pada masyarakat madani pelaku social akan
berpegang teguh pada peradaban dan kemanusiaan.

6
B. Latar Belakang Civils Society
Civils Society merupakan sebuah konsep yang pertama kali muncul didunia barat.
Permaknaan tentang civil society oleh berbagai kalangan berariasi. Ada yang mengartikan
sebagai masyarakat sipil, masyarakat kewargaan, masyarakat madani, dan ada juga yang
menggunakan civil society. Terjemahan tersebut disuguhkan kepada publik dengan
argumentasi masing-masing. Civil society sebenarnya merupakan suatu ide atau gagasan yang
terus diperjuangkan manifestasinya agar pada akhirnya terbentuk suatu masyarakat bermoral,
masyarakat sadar hukum, masyarakat beradab atau terbentuknya suatu tatanan sosial yang
baik, teratur dan progesif.
Masyarakat madani akan terbentuk ketika tatanan suatu masyarakat menjadi harmonis,
bebas dari eksploitasi dan penindasan. Konsep ini menekankan pada kondisi ideal dari suatu
masyarakat. Suatu masyarakat madani memiliki kondisi komunitas yang jauh dari monopoli
kebenaran dan kekuasaan. Konsep ini muncul akibat kesenjangan yang terjadi
dimasyarakat. Oleh karena itu, perwujudan konsep masyarakat madani mengikiskan tekanan
dari penguasa atau rezim yang berlaku dalam masyarakat. Kuatnya tekanan pemerintah Orde
baru pada tatanan kehidupan masyarakat Indonesia menjadikan civil society mulai
diperbincangkan.
Hal ini membuat cendekiawan kesulitan mencari konsep yang tepat untukmemaknai suatu
perjuangan menuju perubahan yang dicita-citakan. Ditambah dengan munculnya sistem
demokrasi, semakin mendorong terbentuknya civil society. Setiap anggota masyarakat madani
tidak bisa ditekan, ditakut-takuti, dianggu kebebasannya, semakin dijauhkan dari demokrasi,
dan sejenisnya. Hal imi terjadi karena civil society memberikan suatu kondisi dimana
kesenjangan minim terjadi.

C. Tujuan Civils Society


Tujuan civils society, yaitu :
1. Terpenuhinya Kebutuhan
Masyarakat madani merupakan konsep dimana masyarakat memiliki tujuan agar hidup
lebih baik, salah satu tujuan masyarakat madani adalah terpenuhinya kebutuhan. Baik
individu, keluarga, maupun kelompok atau organisasi. Terpenuhinya kebutuhan
merupakan tujuan utama dari masyarakat madani, dimana kehidupan harus bisa dilalui
dengan lancar. Tidak ada lagi kesusan dalam mencari makanan maupun memenuhi
kebutuhan lainnya tersebut.
2. Berkembangnya Human Capital
Human capital dan social capital merupakan kondisi dimana seseorang harus terpenuhi
dalam modal manusia maupun modal sosial. Hal ini merujuk pada kemampuan manusia
untuk melaksanakan tugas-tugas kehidupan serta terjalinnya hubungan sosial yang baik
antar sesamanya.
3. Tidak Ada Diskriminasi
Diskriminasi merupakan suatu kejadian dimana pihak lemah akan selalu ditindas oleh
pihak yang kuat, sehingga pihak kuat akan selali diuntungkan sedangkan pihak lemah akan
selalu dirugikan. Tentu saja hal ini sangatlah tidak adil dalam kehidupan masyarakat
tersebut. Diskriminasi merupakan tujuan dari masyarakat madani yang wajib terpenuhi.

7
Diskriminasi tersebut mencakup berbagai bidang yang berbeda mulai dari pembangunan,
pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Hal itu haruslah seimbang dan tidak ada
masyarakat yang tidak dapat menikmati sarana dan prasarana dalam kehidupan sosial
dalam masyarakat.
4. Adanya Hak Individu
Masyarakat madani juga memperjuangkan hak yang dimiliki oleh seseorang individu,
dimana seseorang harus memiliki hak yang sama antara satu dengan lainnya. Hal ini
berguna untuk bisa terlibat dalam segala hal, sehingga isu-isu kepentingan bersama dan
kebijakan publik dapat dikembangkan dan di realisasikan secara nyata guna menunjang
kehidupan sejahtera bagi seluruh rakyat. Selain itu hak ini bisa menimbulkan rasa
solidaritas yang tinggi, sehingga menciptakan masyarakat madani yang berkehidupan
secara layak untuk setiap individu tanpa terkecuali.
5. Persatuan Kelompok
Dengan adanya masyarakat madani maka diharapkan bisa bersatunya antar kelompok,
walaupun memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Masyarakat madani mengajarkan
agar bisa saling menghargai satu sama lain dalam berbagai hal yang berbeda mulai dari
pendapat, suku, bahasa, dan lain sebagainya. Persatuan ini penting bagi setiap kelompok
guna bisa membantu satu sama lain ketika sedang membutuhkan, dan juga bisa
menciptakan persatuan dan kesatuan yang baik dan benar. Melihat di Indonesia masih
sering terjadinya tawuran antar kelompok, tawuran antar suku, dan ragam perpecahan
lainnya. Tujuan masyarakat madani disini merupakan hal yang sangat bermanfaat dan
penting.
6. Terbentuknya Pemerintahan yang Baik
Dalam masyarakat madani terbentuknya pemerintahan yang baik merupakan tujuan yang
sangat besar, dimana semua orang ingin membuat pemerintahan suatu negara menjadi lebih
baik sehingga dapat membatu rakyatnya. Pemerintahan yang baik ini bisa terbentuk dengan
melalui serangkaian tahapan yang dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah itu
sendiri. Masyarakat memiliki peran penting terhadap aspirasi yang bisa mereka keluarkan
untuk membatu pemerintah dalam menyusun serta memperbaiki sistem pemerintahan agar
sistem pemerintahan tersebut bisa menjadi lebih baik lagi.
7. Hubungan Baik Antar Masyarakat
Tujuan terakhir terciptanya masyarakat madani adalah terciptanya hubungan sosial
masyarakat. Disini masyarakat harus bisa memiliki rasa percaya, transparan, serta memiliki
rasa kebersamaan guna menunjang terciptanya hubungan baik antar individu, kelompok,
maupun organisasi di dalam lingkup masyarakat yang luas tersebut. Terciptanya hubungan
baik tersebut dapat tercipta jika semua orang ikut ambil dalam membantu menegakkan
kehidupan sosial yang baik dan benar, tanpa perpecahan, serta aman.

D. Karakter Civils Society


Masyarakat madani (civil society) dicirikan dengan masyarakat terbuka, bebas dari pengaruh
kekuasaan dan tekanan negara kritis dan berpartisipasi aktif serta egaliter.Pada dasarnya,
masyarakat madani berkaitan dengan peradaban universal.Penyebutan karakteristik civil
society sendiri dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa dalam merealisasikan wacana civil

8
society diperlukan prasyarat-prasyarat yang menjadi nilai universal dalam penegakan civil
society. Prasyarat ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain atau hanya mengambil salah
satunya saja, melainkan merupakan satu kesatuan yang integral yang menjadi dasar dan nilai
bagi eksistensi civil society. Karakteristik tersebut antara lain :
1. Free Public Sphere
Yang dimaksud dengan Free Public Sphere adalah adanya ruang publik yang bebas sebagai
sarana dalam mengemukakan pendapat.Lebih lanjut dikatakan bahwa ruang publik secara
teoritis bisa diartikan sebagai wilayah dimana masyarakat sebagai warga negara memiliki
akses penuh terhadap setiap kegiatan publik.Waraga negara berhak melakukan kegiatan
secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta
mempublikasikan informasi kepada publik. Free Public Sphere menjadi salah satu bagian
yang harus diperhatikan untuk mengembangkan dan mewujudkan civil society, maka akan
memungkinkan terjadinya pembungkaman kebebasan warga negara dalam menyalurkan
aspirasinya yang berkenaan dengan kepentingan umum oleh penguasa yang tiranik dan
otoriter.
2. Demokratis
Demokratis adalah salah satu entitas yang menjadi penegak wacana civil society,
dimanadalam menjalani kehidupan, warga negara memiliki kebebasan penuh untuk
menjalankan aktivitas kesehariannya, termasuk dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.Demokratis berarti masyarakat dapat berlaku santun dalam pola hubungan
interaksi dengan masyarakat sekiatarnya dengan tidak mempertimbangkan suku, ras, dan
agama. Demokrasi atau demokratis merupakan salah satu syarat mutlak bagi penegakan
civil society. Penekanan demokrasi atau demokratis dapat mencakup sebagai bentuk aspek
kehidupan seperti politik, sosial, budaya pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.
3. Toleran
Toleran merupakan sikap yang dikembangkan dalam civil society untuk mewujudkan sikap
saling menghargai dan menghormati aktivitas yang dilakukan oleh orang lain. Toleransi
ini memungkinkan akan adanya kesadaran masing-masing individu untuk menghargai dan
menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh kelompok masyarakat lain yang
berbeda. Azyumardi Azra menyebutkan bahwa masyarakat madani atau civil society lebih
dari sekedar gerakan-gerakan prodemokrasi.Masyarakat madani juga mengacu ke
kehidupan yang berkualitas dan tamaddun (civility), yakni kesediaan individu-individu
untuk menerima pandanagn-pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda.
4. Pluralisme
Seabagai sebuah prasyarat penegakan civil society, maka pluralisme harus dipahami secara
mengakar. Menurut Nurcholis Madjid, konsep pluralisme ini merupakan prasyarat bagi
tegaknya civil society. Pluralisme menutunya adalaha pertalian kebhinekaan dalam ikatan-
ikatan keadaban. Bahkan pluralisme adalah juga suatu keharusan bagi keselamatan umat
manusia antara lain melalui mekanismepengawasan dan pengimbangan (check and
balance). Lebih lanjut, Nurcholis mengatakan bahwa sikap penuh pengertian kepada orang
lain itu diperlukan dalam masyarakat yang majemuk, yakni masyarakat yang tidak
monolitik. Apalagi sesungguhnya kemajemukan masyarakat itu sudah merupakan dekrit

9
Allah dan design-Nya untuk umat manusia. Jadi tidak ada masyarakat yang tunggal,
monolitik, sama dan sebangun dalam segala segi.
5. Keadaan Sosial ( social justice)
Keadilan dimaksudkan untuk menyebutkan keseimbangan dan pembagian yang
proporsional terhadap hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh
aspek kehidupan.Hal ini memungkinkan tidak adanya monopoli dan pemusatan salah satu
aspek kehidupan pada satu kelompok masyarakat. Secara esensial, masyarakat memiliki
hak yang sama dalam memperoleh kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
(penguasa).
E. Syarat Terbentuknya Civils Society
1. Adanya Wilayah Publik
Syarat terbentuknya masyarakat madani yang pertama adalah adanya wilayah publik atau
biasa disebut dengan free public sphere, dimana disini merupakan wadah bagi masyarakat
untuk mengemukakan pendapat yang ia miliki. Semua individu atau warga negara
memiliki hak yang sama dan tidak dibedakan menjadi golongan-golongan tertentu. Selain
itu wilayah publik tersebut juga berguna untuk melindungi masyarakat dalam
mengemukakan pendapatnya, tidak ada kekuatan atau ancaman dari pihak luar yang akan
membahayakan masyarakat saat mereka memberikan sebuah pendapat.
2. Adanya Demokrasi
Demokrasi merupakan syarat kedua yang harus dipenuhi agar terciptanya masyarakat
madani, demokrasi sendiri disebut-sebut menjadi salah atau syarat mutlak terbentuknya
masyarakat madani. Demokrasi sendiri merupakan tatanan sosial politik yang dilakukan
dari masyarakat dan untuk masyarakat. Tanpa adanya demokrasi yang kuat maka
masyarakat madani akan sulit untuk dicapai suatu negara, hal ini dikarenakan masyarakat
madani bisa terbentuk jika mendapat dukungan serta partisipasi penuh yang dilakukan oleh
setiap individu di negara tersebut.
3. Adanya Toleransi
Masyarakat madani juga memiliki unsur toleransi yang kuat, tanpa adanya toleransi akan
membuat perpecahan serta konflik. Toleransi ini dibutuhkan agar setiap individu bisa
menerima perbedaan di segala hal dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Adanya Pluralisme
Adanya pluralisme adalah syarat berikutnya yang harus dipenuhi agar masyarakat madani
dapat terbentuk. Pluralisme sendiri merupakan keadaan dimana kehidupan sosial pasti
memiliki keragaman, dalam artian kehidupan masyarakat pasti memiliki perbedaan
pendapat, suku, agama, dan lain sebagainya. Untuk membentuk masyarakat madani harus
adanya sikap menerima keragaman yang dimiliki oleh seluruh warga yang ada, dengan
dapat menerima hal tersebut akan membuat masyarakat dapat hidup berdampingan.
5. Adanya Keadilan dan Partisipasi Sosial
Keadilan dan partisipasi sosial merupakan persyaratan terakhir yang wajib dimiliki agar
bisa terbentuk masyarakat madani. Keadilan dalam bentuk segala hal dan tidak
memandang golongan akan menimbulkan ke harmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan perlakuan yang sama akan membuat warga tidak ada yang merasakan dirugikan
atau diuntungkan. Selain itu setiap warga negara juga harus ikut ambil atau partisipasi

10
dalam kehidupan bermasyarakat. Partisipasi tersebut dapat memudahkan serta
melancarkan keadaan sosial di sekitarnya, hal ini juga sangat penting agar terciptanya
kestabilan antar individu maupun kelompok di tengah-tengah masyarakat tersebut.

F. Sejarah Perkembangan Civils Society


Sejarah perkembangan masayarakat sipil sebenarnya berasal dari sejarah masyarakat Barat.
Akar perkembangannya dapat dirunut mulai Cicero (106-43 SM), seorang orator dan pujangga
Roma. Cicerolah yang memulai menggunakan istilah societes civilis dalam filsafat politiknya.
Akar sejarah Civil Society di Indonesia, bisa dirunut semenjak terjadinya perubahan sosial
ekonomi pada masa kolonial, terutama ketika kapitalisme merkantilis mulai diperkenalkan
oleh Belanda. Ia telah ikut mendorong terjadinya pembentukan sosial lewat proses
industrialisasi, urbanisasi dan pendidikan modern. Hasilnya, antara lain adalah munculnya
kesadaran baru di kalangan kaum elit pribumi yang kemudian mendorong terbentuknya
organisasi-organisasi sosial modern di awal abad ke-20. Gejala ini menandai mulai
bersemainya civil society di negeri ini.
Paska kemerdekaan (tahun 1950 an), pertumbuhan Civil Society di Indonesia mengalami
kemajuan. Pada saat itu, organisasi-organisasi sosial dan politik dibiarkan tumbuh bebas dan
memperoleh dukungan kuat dari warga masyarakat yang baru saja merdeka. Selain itu,
Indonesia yang baru lahir belum memiliki kecenderungan intervensionis, sebab kelompok elit
penguasa berusaha keras untuk mempraktikkan sistem demokrasi parlementer.
Sayangnya, Civil Society yang mulai berkembang itu segera mengalami penyurutan terus
menerus. Bahkan akibat dari krisis-krisis politik pada level negara ditambah dengan
kebangkrutan ekonomi dalam skala massif, distorsi-distorsi dalam masyarakatpun meruyak.
Hal ini pada gilirannya menghalangi kelanjutan perkembangan Civil Society.
Kondisi Civil Society demikian mencapai titik yang paling parah di bawah rezim Sukarno.
Yang ditopang oleh upaya penguatan negara, dilakukan dengan dukungan elit kekuasaan yang
baru. Di bawah rezim demokrasi terpimpin, politik Indonesia didominasi oleh penggunaan
mobilisasi massa sebagai alat legitimasi politik. Akibatnya, setiap usaha yang dilakukan oleh
anggota masyarakat untuk mencapai kemandirian berisiko dicurigai sebagai kontra revolusi.
Demikian pula, menguatnya kecenderungan ideologisasi politik telah mempertajam polarisasi
politik sehingga merapuhkan kohesi sosial.
Sejarah perkembangan civils society terdiri dari beberapa fase :
1. Fase Pertama
Di negara bagian barat masyarakat madani memiliki fase perkembangan dan pendapat.
Tepatnya pada abad 15-16 Thomas Hobbes mengatakan bahwa civil society memiliki
peran meredam konflik di suatu negara, karena ia memiliki kekuasaan mutlak sehingga
dapat mengatur serta mengontrol tingkah laku setiap warga negara.
2. Fase Kedua
Di fase kedua terjadi di Skotlandia pada tahun 1767 yang dikembangkan oleh Adam
Ferguson. Ia berpendapat bahwa civil society memiliki penekanan pada kehidupan sosial
dan politik, ia mencetuskan hal ini karena di Skotlandia terjadi krisis kapitalisme yang
melahirkan ketimpangan sosial berlebihan.
3. Fase Ketiga

11
Fase ketiga muncul pada tahun 1793 dimana Thomas paine memaknai civil society sebagai
suatu yang benar-benar berlawanan terhadap lembaga negara yang berlaku. Ia berpendapat
bahwa suatu kesejahteraan akan tercipta jika terdapat delegasi kekuasaan yang diberikan
oleh masyarakat secara langsung, sehingga akan membuat masyarakat akan semakin
mudah untuk diatur.
4. Fase Keempat
Fase keempat civil society dikembangkan oleh Hegel dan Karl marx pada abad 17-18,
mereka berpendapat bahwa civil society merupakan elemen yang menyusun sebuah
ideologis kelas dominan. Artinya civil society berperan penting terhadap sebuah ideologi
kemasyarakatan yang akan dianut dalam sebuah pemerintahan.
5. Fase Kelima
Fase terakhir datang dari Alexis pada abad ke 18, ia berpendapat bahwa civil society
merupakan komponen penyeimbang suatu negara. Ia mengatakan bahwa kekuatan politik
dan masyarakat sipil memiliki pengaruh terhadap berdirinya suatu negara dengan kuat
G. Strategi Civils Society
Strategi membangun masyarakat madani di Indonesia dapat dilakukan melalui integrasi
nasional dan politik, reformasi sistem politik, demoktrasi, pendidikan dan penyadaran politik.
• Integrasi nasional dan politik
Strategi ini berpandangan bahwa sistem demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam
masyarakat yang belum memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara yang kuat.
• Reformasi sistem politik demokrasi
Strategi ini berpandangan bahwa untuk membangun demokrasi tidak usah menunggu
rampungnya tahap pembangunan ekonomi.
• Membangun masyarakat madani sebagai basis yang kuat ke arah demokratisasi
Strategi ini muncul akibat kekecewaan terhadap realisasi dari strategi
pertama dan kedua. Dengan begitu strategi ini lebih mengutamakan
pendidikan dan penyadaran politik terutama pada golongan menengah
yang makin luas.
Kendala dalam mewujudkan masyarakat madani di Indonesia yaitu : publikfrust clientelisme
yang melekat dalam interaksi antara pemerintah dan pengusaha, kualitas SDM yang belum
memadai karena pendidikan yang belum merata, masih rendahnya pendidikan politik
masyarakat, tingginya angkatan kerja yang belum sterserapi karena lapangan kerja yang
terbatas.
H. Pilar Penegak Civil Society.
Yang dimaksud dengan pilar penegak civil society adalah institusi-institusi yang menjadi
bagian dari social control yang berfungsi mengkritisi kebijakan-kebijakan penguasa yang
diskriminatif serta mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tertindas. Dalam
penegakan civil society pilar-pilar tersebut menjadi prasyarat mutlak bagi terwujudnya
kekuatan civil society. Pilar-pilar tersebut antara lain :
1. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

12
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) adalah institusi sosial yang dibentuk oleh swadaya
masyarakat yang tugas esensinya adalah membantu dan memperjuangkan aspirasi dan
kepentingan masyarakat yang tertindas.Selain itu, LSM dalam konteks civil society juga
bertugas mengadakan empowering (pemberdayaan) kepada masyarakat mengenai hal-hal
yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti advokasi, pelatihan dan sosialisasi
program-program pembangunan masyarakat.
2. Pers
Pers merupakan institusi yang penting dalam penegakan civil society, karena
memeungkinkannya dapat mengkritisi dan menjadi bagian dari social control yang dapat
menganalisa serta mempubilkasikan berbagai kebijakan pemerintah yang berkenaan
dengan warga negaranya.Hal tersebut pada akhirnya mengarah pada adanya independensi
pers serta mampu menyajikan berita secara objektif dan transparan.
3. Supremasi Hukum
Setiap waraga negara, baik yang duduk dalam formasi pemerintahan maupun sebagai
rakayat, harus tunduk kepada (aturan) hukum.Hal tersebut berarti bahwa perjuangan untuk
mewujudkan hak dan kebebasan antar waga negara dan antar warga negaradan pemerintah
haruslah dilakukan dengan cara-cara yang damai dan sesuai dengan hukum yang berlaku.
Selain itu, supremasi hukum juga memberikan jaminan dan perlindungan hak asasi
manusia, sehingga terpola bentuk kehidupan yang civilized.
4. Perguruan Tinggi
Sebagai bagian dari pilar penegak civil society, maka perguruan tinggi memiliki tugas
utama mencari dan menciptakan ide-ide slternatif dan konstruktif untuk dapat menjawab
problematika yang diahadapi oleh masyarakat. Di sisi lain perguruan tinggi memiliki “Tri
Dharma Perguruan Tinggi” yang harus dapat diimplementasikan berdasarkan kebutuhan
masyarakat (public).
5. Partai Politik
Partai politik merupakan wahan bagi warga negara untuk dapat menyalurkan aspirasi
politiknya. Sekalipun memiliki tendensi politis dan rawan akan hegemoni negara, tetapi
bagaimanapun sebagai sebuah tempat ekspresi politik warga negara, maka partai politik ini
menjadi prasyarat bagi tegaknya civil society.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masyarakat madani (civil society) seringkali diposisikan sebagai pola kehidupan
masyarakat yang ideal. Dari aspek historis, para pemikir Islam biasanya merujuk kondisi civil
society seperti ini pada kondisi masyarakat Madinah di bawah kepemimpinan Rasulullah
Muhammad Ṣallallāh ‘alayh wa Sallam. Idealitas konsep masyarakat madani tidak lain
didorong oleh berbagai macam aspek yang ditonjolkan di antaranya adalah bahwa pola
kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegaranya senantiasa mengacu pada
supremasi hukum, hak-hak asasi manusia, serta menghargai perbedaan dengan segala
bentuknya (pluralisme). Masyarakat madani sering dikatakan serupa dengan istilah masyarakat
sipil(civil soceity). Konsep civil soceity sebenarnya berasal dari sejarah masyarakat Barat yang
mana istilah ini pertama digunakan oleh Cicero dengan kata societes civilis dalam filsafat
politiknya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Farid Wajdi. "Pembentukan Masyarakat Madani Di Indonesia Melalui Civic


Education." JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA: Media Ilmiah Pendidikan Dan Pengajaran 13.1
(2012).
http://nureuharisa.blogspot.com/2017/08/makalah-masyarakat-madani.html

https://www.referensimakalah.com/2012/12/sejarah-perkembangan-masayarakat-sipil.html
https://guruppkn.com/syarat-masyarakat-
madani#:~:text=Masyarakat%20Madani%20terbentuk%20dengan%20individu,menentukan%20
suatu%20keputusan%20dalam%20masyarakat.

https://sumbernesia.com/masyarakat-madani/

15

Anda mungkin juga menyukai