Anda di halaman 1dari 25

KONSEP DAN RAGAM BENTUK DEMOKRASI DI

INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah: Kewarganegaraan dan Moderasi Beragama
Dosen Pengampu: Haidi Hajar Widagdo, M. Hum.

Disusun Oleh:

ADHITYA
NIM 2214120140

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2023 / 1444 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah


memberikan berkah dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Tak lupa, kami juga mengucapkan salam dan shalawat teruntuk
Nabi Muhammad SAW, sebagai sosok inspiratif dan teladan bagi seluruh umat
manusia.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih


kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam
penyelesaian makalah ini. Tanpa bantuan mereka, makalah ini mungkin tidak
akan terwujud. Khususnya, penulis ingin berterima kasih kepada dosen
pembimbing kami, Bapak Haidi Hajar Widagdo, M. Hum., yang telah
memberikan arahan, bimbingan, dan inspirasi selama proses penyusunan
makalah ini dalam mata kuliah Kewarganegaraan dan Moderasi Beragama.

Makalah ini membahas tentang "KONSEP DAN RAGAM BENTUK


DEMOKRASI," yang merupakan topik yang sangat relevan dan penting dalam
konteks masyarakat kita saat ini. Melalui makalah ini, kami berharap dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep dasar
demokrasi dan berbagai ragam bentuk yang dapat diimplementasikan dalam
sistem pemerintahan suatu negara.

Akhir kata, kami mohon maaf atas segala kekurangan dan keterbatasan
yang ada dalam makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
rahmat-Nya dan membimbing langkah kita dalam kehidupan ini.

Wassalammu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh

Palangkaraya, 19 Juli 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar.........................................................................................................
i
Daftar Isi..................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................
2
C. Tujuan.............................................................................................................
2
D. Metode Penulisan...........................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Konsep Dasar Demokrasi......................................................
4
B. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia............................................
6
C. Sistem Demokrasi di Indonesia......................................................................
7
D. Prinsip-prinsip Demokrasi di Indonesia.........................................................
9
E. Ragam dan Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia..........................................
11
F. Tantangan dan Hambatan dalam Implementasi Demokrasi di Indonesia......
14
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................
17

ii
B. Saran...............................................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demokrasi telah menjadi pondasi utama bagi sistem pemerintahan di
Indonesia sejak kemerdekaannya pada tahun 1945. Sebagai sebuah negara yang
beraneka ragam budaya, suku, dan agama, sistem demokrasi telah dijadikan
sebagai sarana untuk membangun persatuan, menjaga keragaman, dan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 1 Konsep dan ragam
bentuk demokrasi di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan
seiring dengan dinamika politik, sosial, dan ekonomi yang ada.

Awal mula perjuangan kemerdekaan Indonesia telah memberikan pijakan


kuat bagi pembentukan sistem demokrasi di negara ini. Proklamasi kemerdekaan
yang berlangsung pada tanggal 17 Agustus 1945 menggariskan tekad untuk
menciptakan negara yang merdeka, bersatu, adil, dan makmur berdasarkan
Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila, yang terdiri dari lima sila, menjadi
landasan filosofis bagi pelaksanaan demokrasi yang melibatkan partisipasi aktif
masyarakat.

Seiring berjalannya waktu, Indonesia telah melewati berbagai masa


pemerintahan dengan berbagai model dan ragam bentuk demokrasi. Masa
demokrasi parlementer pada era awal kemerdekaan mengalami perubahan
menjadi sistem demokrasi terpimpin pada era Orde Lama.2 Kemudian, pada masa
Orde Baru, negara dikuasai oleh otoritarianisme yang kuat, meskipun secara resmi
tetap menggunakan konsep demokrasi terpimpin.

Namun, pada tahun 1998, Indonesia mengalami titik balik signifikan dengan
berakhirnya era Orde Baru dan lahirnya era Reformasi. Era ini menandai
perubahan mendasar dalam sistem pemerintahan menuju demokrasi yang lebih

1
Mardiasmo, Budi. (2015). "Demokrasi Indonesia: Sejarah dan Konsep Dasar." Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, hlm 20-21.
2
Ibid.

1
terbuka, bebas, dan akuntabel. Pembentukan UUD 1945 yang mengalami
perubahan signifikan juga memberikan fondasi bagi perwujudan demokrasi yang
lebih partisipatif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat.3

Meskipun demikian, perjalanan demokrasi di Indonesia tidaklah berjalan


mulus. Tantangan seperti korupsi, ketimpangan ekonomi, isu-isu sosial, dan
radikalisme politik selalu mengintai dan menantang stabilitas demokrasi. Oleh
karena itu, memahami konsep dan ragam bentuk demokrasi di Indonesia menjadi
sangat penting dalam mengatasi permasalahan yang ada dan memperkuat prinsip-
prinsip demokrasi di tengah-tengah dinamika bangsa.4

Makalah ini bertujuan untuk mengulas lebih mendalam tentang berbagai


konsep dan ragam bentuk demokrasi yang telah ada di Indonesia sejak masa
kemerdekaan hingga saat ini. Melalui analisis yang mendalam, diharapkan
makalah ini dapat memberikan gambaran komprehensif tentang perjalanan
demokrasi Indonesia serta tantangan dan potensinya dalam membangun negara
yang lebih maju dan berkeadilan.

B. Rumusan Masalah
Untuk menguraikan beberapa hal terkait, Berikut rumusan masalah yang
digunakan untuk pembahasan makalah adalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian dan Konsep Dasar Demokrasi?
2. Seperti apakah Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia?
3. Bagaimana Sistem Demokrasi di Indonesia?
4. Apasaja Prinsip-prinsip Demokrasi di Indonesia?
5. Bagaimana Ragam dan Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia?
6. Apasaja Tantangan dan Hambatan dalam Implementasi Demokrasi di
Indonesia?

C. Tujuan

3
Aspinall, Edward. (2014). "Demokrasi Indonesia: Problema-Praktek-Teori." Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, hlm 50-55.
4
Tim Penyusun Pusat Kajian dan Advokasi Kebijakan (PUSAKA). (2019). "10 Tahun
Demokrasi Indonesia: Refleksi dan Arah Reformasi Demokrasi." Jakarta: PUSAKA, hlm 100-102.

2
Adapun tujuan dan kegunaan penulisan makalah ini adalah:
1. Memahami Pengertian dan Konsep Dasar Demokrasi
2. Mengetahui Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia
3. Mempelajari Sistem Demokrasi di Indonesia
4. Mengerti Prinsip-prinsip Demokrasi di Indonesia
5. Mengetahui Ragam dan Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
6. Mempelajari Tantangan dan Hambatan dalam Implementasi Demokrasi di
Indonesia
D. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode literatur kajian pustaka
(library research) terhadap buku-buku yang berhubungan dengan tema makalah
yang dibuat, dan juga bersumber dari beberapa artikel.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Konsep Dasar Demokrasi


Demokrasi berasal dari bahasa Yunani "Demokratia," yang berarti
kekuasaan rakyat. Istilah ini terdiri dari dua kata, yaitu "Demos" yang berarti
rakyat dan "Kratos" yang berarti kekuasaan.5 Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang
mementingkan persamaan hak, kewajiban, dan perlakuan yang adil bagi seluruh
warga negara.

Demokrasi adalah bentuk sistem pemerintahan di mana kekuasaan berada di


tangan rakyat. Dalam demokrasi, keputusan politik dibuat berdasarkan partisipasi
dan kehendak mayoritas rakyat, baik langsung maupun melalui perwakilan yang
dipilih secara demokratis. Definisi ini menekankan pentingnya kedaulatan rakyat
dalam mengatur dan mengendalikan pemerintahan serta kebijakan publik. Berikut
Asas-asas utama dalam sistem demokrasi meliputi:6

1. Kedaulatan Rakyat: Kedaulatan rakyat merupakan asas terpenting dalam


demokrasi. Ini berarti kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat sebagai
keseluruhan, dan warga negara memiliki hak untuk berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka.
Kedaulatan rakyat juga mencakup hak untuk memilih pemimpin dan
perwakilan secara bebas dan adil melalui pemilu.

2. Kesetaraan dan Kebebasan: Asas kesetaraan dan kebebasan menjamin


bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama, dan tidak boleh ada
diskriminasi berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, atau latar belakang
sosial-ekonomi. Kebebasan individu untuk berpendapat, berkumpul,

5
Mardiasmo, Budi. (2015). "Demokrasi Indonesia: Sejarah dan Konsep Dasar." Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, hlm 5.
6
Heywood, Andrew. (2013). "Politik: Suatu Pengantar." Jakarta: Erlangga, hlm 85-87.

4
berorganisasi, dan menyampaikan pendapat secara bebas menjadi hak yang
dijamin dan dilindungi dalam sistem demokrasi.

3. Penghormatan terhadap HAM: Demokrasi menghargai dan menghormati


hak asasi manusia (HAM) sebagai nilai etika dan moral yang mendasari
sistem pemerintahan. Setiap warga negara memiliki hak untuk hidup,
kebebasan, dan keamanan, serta hak untuk mendapatkan kesempatan yang
sama dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik.

4. Perwakilan: Asas perwakilan menekankan pentingnya pemilihan


perwakilan oleh rakyat untuk mewakili kepentingan dan aspirasi mereka
dalam lembaga pemerintahan. Dalam demokrasi perwakilan, warga negara
memilih perwakilan mereka, seperti anggota parlemen atau dewan legislatif,
yang akan mengambil keputusan atas nama mereka dan memperjuangkan
kepentingan masyarakat di forum pemerintahan.

Namun, Kedaulatan rakyat meruupakan prinsip yang mendasari demokrasi,


di mana kekuasaan dan otoritas pemerintahan berasal dari rakyat. Artinya, rakyat
memiliki hak untuk berpartisipasi dan memiliki peran aktif dalam menentukan
kebijakan publik dan arah pemerintahan. 7 Partisipasi masyarakat mencakup
berbagai cara, seperti memberikan suara dalam pemilu, mengajukan pendapat dan
aspirasi melalui mekanisme partisipatif, berpartisipasi dalam diskusi publik, dan
terlibat dalam organisasi masyarakat sipil.

Partisipasi masyarakat memiliki peran penting dalam menjaga integritas dan


kualitas sistem demokrasi. Dengan partisipasi yang luas dan aktif, pemerintahan
menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi rakyat. Melalui
partisipasi, masyarakat dapat mengawasi dan mengawal jalannya pemerintahan
serta memberikan masukan yang konstruktif untuk perbaikan dan pengembangan
kebijakan publik yang lebih baik.8

B. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia


7
Mardiasmo, Budi. (2015). "Demokrasi Indonesia: Sejarah dan Konsep Dasar." Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, hlm 40-41
8
Ibid.

5
Awal mula perjuangan kemerdekaan Indonesia dimulai dengan lahirnya
semangat nasionalisme dan perlawanan terhadap penjajahan Belanda pada awal
abad ke-20. Pada tahun 1928, diadakan Kongres Pemuda di Jakarta yang
menghasilkan Sumpah Pemuda, yang menekankan persatuan Indonesia dalam
semangat "Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa." Perjuangan rakyat
Indonesia terus berkembang dengan berbagai gerakan nasional, termasuk
perlawanan melalui jalur politik dan militer.

Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia


menghadapi tantangan besar untuk membangun negara yang merdeka dan
menciptakan sistem pemerintahan yang sesuai dengan nilai-nilai demokrasi.
Pembentukan sistem demokrasi di Indonesia ditandai dengan mengadopsi UUD
1945, yang menyatakan kedaulatan rakyat dan memberikan wewenang kepada
parlemen dalam pengambilan keputusan politik.9

Setelah kemerdekaan, Indonesia mengalami berbagai perubahan dalam


sistem politiknya. Pada awalnya, Indonesia menerapkan sistem demokrasi
parlementer yang memberikan peran kuat kepada parlemen dalam pengambilan
keputusan politik. Namun, masa demokrasi parlementer ini tidak berlangsung
lama karena menghadapi berbagai tantangan, termasuk masalah keamanan akibat
Perang Kemerdekaan melawan Belanda.

Selanjutnya, pada tahun 1959, Indonesia beralih ke sistem politik demokrasi


terpimpin yang memberi kekuasaan besar kepada Presiden sebagai pemimpin
tunggal. Pemilihan anggota parlemen dilakukan secara terbatas dan tidak bebas.
Meskipun ada kestabilan politik, masa demokrasi terpimpin ini juga dipenuhi
dengan otoritarianisme dan ketidakbebasan politik.

Kemudian, pada tahun 1966, Indonesia memasuki era Orde Baru di bawah
pemerintahan Presiden Soeharto. Masa Orde Baru ditandai dengan penguasaan
militer yang kuat dan sentralisasi kekuasaan di tangan pemerintah pusat. Partai
politik terbatas dan oposisi ditindas, sehingga demokrasi mengalami kemunduran
9
Lev, D. S. (1972). "The Transition to Guided Democracy in Indonesia." Modern Asian
Studies, 6(1), hlm 28-30.

6
signifikan. Meskipun mengalami pertumbuhan ekonomi, demokrasi dan hak asasi
manusia banyak diabaikan.

Pada tahun 1998 yaitu masa Demokrasi Pancasila, Indonesia mengalami


perubahan signifikan dengan jatuhnya rezim Orde Baru akibat gerakan Reformasi
yang dipimpin oleh mahasiswa dan masyarakat. Era Reformasi membuka jalan
bagi perubahan sistem politik menuju demokrasi yang lebih terbuka dan
partisipatif. Reformasi konstitusi membawa perubahan pada UUD 1945 yang
memberikan jaminan hak asasi manusia, kebebasan pers, dan kebebasan
berpendapat. Demokrasi perwakilan dan partisipatif semakin ditegaskan melalui
pemilihan umum yang lebih terbuka dan demokratis.10

C. Sistem Demokrasi di Indonesia


Sistem Demokrasi di Indonesia adalah sebuah sistem pemerintahan yang
menganut prinsip-prinsip demokrasi, di mana kekuasaan berada di tangan rakyat.
Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan di mana rakyat memiliki hak untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik dan memiliki kebebasan
untuk menyuarakan pendapat mereka.11 Sistem demokrasi ini berlandaskan pada
Pancasila sebagai ideologi negara dan UUD 1945 sebagai konstitusi tertinggi.

Sistem Demokrasi di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan


sepanjang sejarahnya, mencakup periode Demokrasi Parlementer, Demokrasi
Terpimpin, dan Demokrasi Pancasila. Setiap sistem ini memiliki karakteristik
unik dan memberikan dampak yang berbeda terhadap perkembangan politik
negara. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang masing-masing sistem:

1. Demokrasi Parlementer, adalah sistem politik di mana kekuasaan eksekutif


(pemerintahan) tergantung pada dukungan mayoritas di lembaga legislatif
(parlemen).12 Di Indonesia, sistem ini diterapkan pada periode setelah

10
Hefner, R. W. (2000). "Civil Islam: Muslims and Democratization in Indonesia."
Princeton: Princeton University Press, hlm 120-122.
11
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008),
hlm. 127-128.
12
Abdullah, Taufik. (2018). Indonesia: Towards Democracy. New York: Equinox
Publishing, hlm 56-60.

7
kemerdekaan tahun 1945 hingga akhir tahun 1950-an. Dalam Demokrasi
Parlementer, Presiden sebagai kepala negara dan Perdana Menteri sebagai
kepala pemerintahan dipilih oleh parlemen. Namun, sistem ini menghadapi
tantangan karena terlibatnya banyak partai politik, yang menyulitkan
terbentuknya mayoritas yang stabil, sehingga akhirnya mengalami
pergantian sistem.

2. Demokrasi Terpimpin, adalah sistem politik yang diterapkan di Indonesia


pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dari tahun 1959 hingga 1965. 13
Dalam sistem ini, presiden memiliki peran yang sangat dominan dalam
pengambilan keputusan politik, dan partai politik hanya berfungsi sebagai
alat untuk mendukung kebijakan pemerintah. Selain itu, adanya Dewan
Pertimbangan Agung (DPA) yang diangkat oleh presiden juga mengurangi
peran parlemen dalam proses pengambilan keputusan politik.

3. Demokrasi Pancasila, dari tahun 1965 hingga 1998, disebut sebagai masa
Demokrasi Pancasila. Pada masa ini, Indonesia mengadopsi sistem
demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial. Sistem
politiknya didasarkan pada ideologi Pancasila dan pendekatan Gotong
Royong. Meskipun mengadopsi sistem presidensial, dalam prakteknya,
otoritas presiden sangat dominan, sehingga demokrasi terhambat oleh
kekuasaan yang besar.

4. Masa Reformasi, menjadi sistem politik yang dianut oleh Indonesia setelah
era reformasi pada tahun 1998 hingga saat ini.14 Sistem ini berdasarkan pada
Pancasila sebagai ideologi negara, yang menggabungkan nilai-nilai agama,
nasionalisme, kemanusiaan, demokrasi, dan keadilan sosial. Dalam
Demokrasi Pancasila, kekuasaan berada di tangan rakyat, dan pemerintahan
dijalankan berdasarkan aturan hukum. Presiden sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum
13
Crouch, Harold. (2007). The Army and Politics in Indonesia. Equinox Publishing, hlm
78-82.
14
Jay, Robert. (2013). Democracy and the State in the New Order Indonesia. Routledge,
hlm 112-116.

8
yang bebas dan adil. Sistem ini juga mengakomodasi partisipasi politik dan
kebebasan berpendapat bagi seluruh masyarakat.

Sistem demokrasi di Indonesia telah mengalami evolusi sepanjang


sejarahnya. Demokrasi Parlementer memberikan pengalaman awal dalam
menghadapi tantangan sistem politik yang kompleks. Sementara itu, Demokrasi
Terpimpin mencerminkan era otoritarianisme dan dominasi kekuasaan eksekutif.
Pada akhirnya, Demokrasi Pancasila muncul sebagai hasil semangat reformasi,
menekankan partisipasi aktif rakyat dan keadilan sosial sebagai dasar dalam
sistem politik yang lebih inklusif dan berkeadilan.

D. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Prinsip-prinsip dan nilai-nilai Demokrasi Pancasila yang menjadi landasan
filosofis sistem politik Indonesia adalah sebagai berikut:15

1. Persamaan bagi Seluruh Rakyat Indonesia, Prinsip ini menegaskan bahwa


hak dan kewajiban warga negara Indonesia harus sama dan sejajar dalam
berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, hukum, ekonomi, dan sosial.
Demokrasi Pancasila mencakup tidak hanya Demokrasi Politik, tetapi juga
Demokrasi Sosial dan Demokrasi Ekonomi, untuk mewujudkan keadilan
bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Keseimbangan Antara Hak dan Kewajiban, Prinsip ini menekankan bahwa


setiap warga negara memiliki hak-hak yang harus seimbang dengan
kewajiban yang dimiliki dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya
terhadap negara dan masyarakat.

3. Pelaksanaan Kebebasan yang Bertanggung Jawab secara Moral kepada


Tuhan Yang Maha Esa, Diri Sendiri, dan Orang Lain. Demokrasi Pancasila
memberikan kebebasan kepada individu, namun dalam batasan tanggung
jawab moral kepada Tuhan, diri sendiri, dan sesama manusia. Kebebasan ini
harus memperhatikan hak dan kewajiban orang lain, serta dapat
dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
15
Riza Noer, M. (1996). "Demokrasi Indonesia". Jakarta: LP3ES. hlm 3-15.

9
4. Mewujudkan Rasa Keadilan Sosial, Prinsip ini menegaskan bahwa
demokrasi bertujuan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh warga
negara, yang mencakup sila kelima Pancasila. Tujuannya adalah
menciptakan kondisi sosial yang adil dan merata bagi semua anggota
masyarakat.

5. Pengambilan Keputusan dengan Musyawarah, Prinsip gotong royong dan


kebersamaan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan melalui
musyawarah. Pengambilan keputusan yang melibatkan musyawarah
mengakomodasi aspirasi dari semua pihak, tidak hanya mengutamakan
mayoritas, tetapi juga memperhatikan dan menghormati pendapat minoritas.

6. Mengutamakan Persatuan Nasional dan Kekeluargaan, Prinsip ini


terinspirasi dari sila ketiga Pancasila. Rasa kekeluargaan dalam Negara
Republik Indonesia mendorong terciptanya persatuan nasional di tengah
masyarakat. Persatuan nasional ini juga penting untuk menghadapi
gangguan dan ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.

7. Menjunjung Tinggi Tujuan dan Cita-cita Nasional, Tujuan dan cita-cita


nasional Indonesia tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia. Negara Indonesia tidak hanya berupaya menciptakan
kebaikan bagi masyarakatnya sendiri, tetapi juga ingin berkontribusi dalam
menciptakan perdamaian dan ketertiban dunia.

Nilai-nilai demokrasi yang menjadi kriteria dan standar ideal dalam


Demokrasi Pancasila mencakup:16

1. Pemahaman yang Tercerahkan, Warga negara Indonesia harus terdidik dan


memiliki pemahaman yang baik untuk menentukan pilihan dan kepentingan
mereka sendiri, tanpa dipengaruhi oleh kepentingan pihak lain atau elit yang
berkuasa.

16
Ibid.

10
2. Partisipasi Efektif, Partisipasi aktif dari warga negara sangat penting dalam
memenuhi kepentingan bersama yang berkaitan dengan proses pengambilan
keputusan.

3. Kontrol Terhadap Agenda, Masyarakat memiliki peran penting dalam


mengendalikan dan menentukan agenda dalam proses pengambilan
keputusan, agar tidak terbatas pada kepentingan kelompok tertentu.

4. Persamaan Nilai Suara dalam Penentuan Keputusan, Setiap warga negara


memiliki hak yang sama untuk memilih dalam proses pembuatan keputusan.

5. Inklusivitas, Kriteria inklusivitas menentukan siapa saja yang menjadi


anggota atau warga negara dalam asosiasi tertentu, termasuk negara,
sehingga setiap orang dewasa memiliki hak dan tanggung jawab dalam
keputusan kolektif yang mengikat.17

E. Ragam dan Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia


Mewujudkan Demokrasi di Indonesia telah mengalami perjalanan yang
panjang dan kompleks sejak kemerdekaan pada tahun 1945. Sebagai negara
dengan keanekaragaman budaya, etnis, dan agama, pelaksanaan demokrasi di
Indonesia mencerminkan tantangan dan dinamika dalam membangun sistem
politik yang inklusif dan berkeadilan. Berikut adalah beberapa aspek yang relevan
tentang ragam dan pelaksanaan demokrasi di Indonesia:18

1. Sistem Demokrasi Perwakilan, Indonesia menerapkan sistem demokrasi


perwakilan, di mana warga negara memilih perwakilan mereka melalui
pemilihan umum. Anggota parlemen di tingkat nasional (DPR) dan tingkat
daerah (DPRD) dipilih oleh rakyat untuk mewakili kepentingan mereka dan
mengambil keputusan politik. Sistem ini bertujuan untuk menciptakan
representasi yang lebih baik bagi berbagai kelompok masyarakat.

17
Cholisin, T. (2012). "Membangun Masyarakat Ideal dalam Bingkai Pancasila". Jakarta:
Rajawali Pers. Hal. 2, 30, 31, hlm 120.
18
Tim Penyusun Buku Tematis, Pusat Data dan Informasi Kementerian Dalam Negeri.
(2019). "Demokrasi di Indonesia: Suatu Tinjauan Historis.", hlm 20.

11
2. Sistem Multi-Partai, Indonesia memiliki sistem politik multi-partai yang
memungkinkan beragam partai politik untuk berkompetisi dalam pemilihan
umum. Sejak Reformasi pada tahun 1998, peraturan tentang pendirian partai
politik lebih terbuka, dan sejumlah partai politik telah didirikan untuk
mencerminkan keberagaman pandangan dan aspirasi masyarakat. Sistem
multi-partai ini memberikan pilihan yang lebih banyak bagi pemilih.19

3. Pemilihan Umum yang Terbuka dan Transparan, Pemilihan umum di


Indonesia diatur oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas
Pemilihan Umum (Bawaslu). Proses pemilu dilakukan secara terbuka,
transparan, dan adil untuk memastikan bahwa warga negara dapat memilih
perwakilan mereka dengan suara yang merdeka. Pemilu legislatif dan
pemilu presiden dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang ditetapkan.

4. Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Demokrasi di Indonesia juga


diimplementasikan melalui sistem desentralisasi dan otonomi daerah.
Otonomi daerah memberikan kebebasan bagi daerah untuk mengatur urusan
pemerintahannya sesuai dengan kebutuhan lokal. Pemerintah daerah
memiliki peran lebih besar dalam pengambilan keputusan yang berdampak
langsung pada masyarakat setempat.

5. Partisipasi Masyarakat, Partisipasi masyarakat menjadi inti dari


pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Masyarakat memiliki hak dan
kewajiban untuk berpartisipasi dalam proses politik dan pengambilan
keputusan. Partisipasi masyarakat dapat dilakukan melalui pemilu,
konsultasi publik, dialog, serta melalui organisasi masyarakat sipil.
Partisipasi yang aktif dan inklusif sangat penting untuk menjaga kualitas
demokrasi di Indonesia.

6. Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Berpendapat, Demokrasi di Indonesia


juga mencakup perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan berpendapat.
Konstitusi menjamin hak-hak asasi manusia, termasuk kebebasan
19
Honna, J. (2017). "Dynamics of Indonesian Democracy: Perspectives from Indonesia's
2014 Legislative and Presidential Elections." Southeast Asian Affairs, 1-15, hlm 5-10.

12
berpendapat, kebebasan pers, dan kebebasan berserikat dan berkumpul
secara damai. Kehadiran lembaga hak asasi manusia juga berperan dalam
pengawasan dan perlindungan hak-hak warga negara.

7. Keterlibatan Perempuan dalam Politik, Demokrasi di Indonesia semakin


menyadari pentingnya keterlibatan perempuan dalam politik. Berbagai
upaya telah dilakukan untuk meningkatkan partisipasi perempuan di bidang
politik dan pemerintahan. Penetapan kuota perempuan dalam parlemen dan
kabinet adalah contoh langkah konkret dalam mendorong kesetaraan gender
di ranah politik.

8. Tantangan dalam Pelaksanaan Demokrasi, Demokrasi di Indonesia juga


menghadapi tantangan dan kendala. Beberapa tantangan meliputi praktik
politik uang, penyebaran hoaks dan disinformasi, konflik antaragama dan
suku, serta korupsi.20 Mengatasi tantangan ini memerlukan komitmen dari
seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk memperkuat institusi
demokrasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
partisipasi aktif dalam politik.

9. Peran Media Massa dan Teknologi Informasi, Perkembangan teknologi


informasi dan media massa juga mempengaruhi pelaksanaan demokrasi di
Indonesia. Media massa dan platform media sosial menjadi saluran penting
untuk menyebarkan informasi politik dan mendukung partisipasi
masyarakat. Namun, tantangan seperti disinformasi dan polarisasi juga
menjadi perhatian dalam era digital ini.

10. Pentingnya Pembelajaran dan Kesadaran Politik, Untuk mencapai


demokrasi yang berkelanjutan dan bermakna, penting bagi masyarakat
Indonesia untuk terus belajar tentang politik dan partisipasi. Kesadaran
politik yang tinggi dapat membantu masyarakat memahami pentingnya hak-
hak dan kewajiban mereka dalam sistem politik.

20
Hidayat, S. (2015). "Indonesia's Democratic Consolidation: A Systematic Analysis."
Journal of Current Southeast Asian Affairs, 34(1), 69-96, hlm 80-81.

13
Demokrasi di Indonesia terus berkembang dan menghadapi dinamika sosial-
politik yang kompleks. Pengawasan dan partisipasi aktif masyarakat menjadi
kunci dalam memperkuat sistem politik yang inklusif dan responsif terhadap
kebutuhan rakyat.

F. Tantangan dan Hambatan dalam Implementasi Demokrasi di Indonesia


Demokrasi di Indonesia telah mengalami perkembangan dan tantangan
sejak kemerdekaannya pada tahun 1945. Walaupun telah banyak kemajuan dalam
menerapkan prinsip demokrasi, namun negara ini masih menghadapi berbagai
tantangan dan hambatan dalam implementasi sistem politik yang demokratis.
Berikut adalah beberapa aspek yang relevan mengenai tantangan dan hambatan
dalam implementasi demokrasi di Indonesia:21

1. Praktik Politik Uang, Salah satu tantangan utama dalam implementasi


demokrasi di Indonesia adalah praktik politik uang. Praktik ini mencakup
penawaran atau penerimaan uang atau barang dalam upaya mempengaruhi
pemilih untuk memilih calon tertentu. Praktik politik uang merusak
integritas pemilu dan merugikan proses demokratis yang seharusnya adil
dan bebas.

2. Penyebaran Hoaks dan Disinformasi, Penyebaran hoaks dan disinformasi


melalui media sosial dan platform digital merupakan tantangan serius dalam
demokrasi Indonesia. Hoaks dan disinformasi dapat mempengaruhi opini
publik, menciptakan konflik, dan mengganggu proses politik yang sehat. 22
Peningkatan literasi digital dan kemampuan kritis masyarakat dalam
menghadapi informasi palsu menjadi sangat penting.

3. Konflik Sosial dan Etnis, Indonesia yang kaya akan keragaman budaya,
agama, dan etnis juga menghadapi tantangan dari konflik sosial dan etnis.
Perbedaan pandangan politik dan perbedaan identitas dapat menciptakan
polarisasi dan mengancam stabilitas demokrasi. Penting bagi masyarakat

21
Setiawan, A. (2017). "Media and Democracy in Indonesia: Equivocal Muzzling." Media
Asia, 44(1), 26-38, hlm 30.
22
Ibid.

14
dan pemerintah untuk membangun dialog dan kerjasama yang inklusif untuk
mengatasi tantangan ini.

4. Korupsi dalam Sistem Politik, Korupsi dalam sistem politik menjadi


hambatan dalam implementasi demokrasi yang efektif. Korupsi di berbagai
tingkatan pemerintahan dapat menghalangi pemerataan pembangunan dan
mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga negara.
Penegakan hukum yang tegas dan penguatan lembaga anti-korupsi sangat
diperlukan untuk mengatasi masalah ini.23

5. Rendahnya Partisipasi Masyarakat, Meskipun partisipasi masyarakat adalah


inti dari demokrasi, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam
meningkatkan tingkat partisipasi politik. Rendahnya partisipasi pemilih
dalam pemilihan umum dan rendahnya angka partisipasi dalam mekanisme
partisipatif di tingkat lokal menjadi perhatian. Peningkatan kesadaran politik
dan edukasi politik dapat mendorong partisipasi aktif masyarakat.

6. Tegangan antara Hak Asasi Manusia dan Keamanan Nasional,


Implementasi demokrasi seringkali menghadapi tegangan antara hak asasi
manusia dan keamanan nasional. Tindakan pemerintah dalam menjaga
keamanan dapat menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia dan
pembatasan kebebasan sipil. Penting untuk mencari keseimbangan yang
tepat antara keamanan nasional dan penghormatan terhadap hak-hak asasi
manusia.

7. Media yang Tidak Bebas, Tantangan dalam kebebasan media juga


mempengaruhi implementasi demokrasi di Indonesia. Keterbatasan
kebebasan pers dan kontrol media oleh kekuatan politik tertentu dapat
menghalangi akses masyarakat terhadap informasi yang objektif dan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan politik.

23
Mietzner, M. (2016). "Money, Power, and Ideology: Political Parties in Post-
Authoritarian Indonesia." Critical Asian Studies, 48(4), 536-557 hlm 543.

15
8. Ketidakadilan Gender, Kendala lain dalam implementasi demokrasi adalah
ketidakadilan gender dalam politik. Partisipasi perempuan di bidang politik
masih rendah, dan perempuan sering menghadapi hambatan dalam
mencapai posisi politik yang lebih tinggi. Kuota perempuan dan langkah-
langkah afirmatif lainnya diperlukan untuk meningkatkan keterwakilan
perempuan dalam politik.

9. Rendahnya Kesadaran Politik, Tantangan akhir adalah rendahnya kesadaran


politik di kalangan masyarakat. Sebagian besar masyarakat belum
sepenuhnya memahami pentingnya partisipasi aktif dalam politik dan
pentingnya melibatkan diri dalam proses pengambilan keputusan.
Peningkatan kesadaran politik dapat membantu memperkuat partisipasi
masyarakat dalam sistem politik.

10. Rendahnya Kapasitas dan Kualitas Birokrasi, Implementasi demokrasi juga


dipengaruhi oleh rendahnya kapasitas dan kualitas birokrasi di Indonesia.
Birokrasi yang tidak efisien dan rentan terhadap praktek korupsi dapat
menghambat pelayanan publik yang baik dan menciptakan
ketidakpercayaan terhadap pemerintah.

Pemahaman dan pengatasi tantangan dan hambatan di atas menjadi kunci


untuk memperkuat implementasi demokrasi di Indonesia. Melalui partisipasi aktif
masyarakat dan upaya bersama antara pemerintah, masyarakat sipil, dan aktor
politik lainnya, demokrasi di Indonesia dapat menjadi lebih inklusif, transparan,
dan responsif terhadap kebutuhan rakyat.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara keseluruhan, demokrasi di Indonesia telah mengalami perjalanan
yang panjang dan penuh dinamika sejak kemerdekaannya pada tahun 1945. Dalam

16
makalah ini, kita telah menjelajahi konsep dan ragam bentuk demokrasi yang
diterapkan di Indonesia. Beberapa aspek penting yang perlu dicermati dari
implementasi demokrasi di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Demokrasi di Indonesia adalah bentuk pemerintahan yang didasarkan pada


kedaulatan rakyat, di mana warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik. Pemilihan umum
merupakan mekanisme penting untuk memilih perwakilan rakyat dalam
lembaga legislatif dan eksekutif.

2. Indonesia menerapkan sistem demokrasi perwakilan dengan sistem politik


multi-partai. Partai-partai politik berkompetisi dalam pemilihan umum, dan
perwakilan terpilih bertugas sebagai wakil rakyat untuk mengemban
kepentingan dan aspirasi masyarakat.

3. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia mencakup desentralisasi dan otonomi


daerah, di mana pemerintah daerah memiliki peran lebih besar dalam
mengatur urusan pemerintahannya sesuai dengan kebutuhan lokal. Hal ini
bertujuan untuk mewujudkan partisipasi yang lebih aktif dan responsif dari
masyarakat setempat.

4. Tantangan dan hambatan dalam implementasi demokrasi di Indonesia


adalah hal yang tak terhindarkan. Praktik politik uang, penyebaran hoaks
dan disinformasi, konflik sosial dan etnis, serta korupsi dalam sistem politik
menjadi beberapa kendala yang harus diatasi untuk menciptakan demokrasi
yang lebih kuat dan berkualitas.

5. Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci dalam memperkuat demokrasi di


Indonesia. Kesadaran politik yang tinggi, partisipasi dalam pemilihan
umum, serta keterlibatan dalam mekanisme partisipatif di tingkat lokal akan
membantu mewujudkan sistem politik yang lebih inklusif dan berkeadilan.

17
Dalam menghadapi tantangan dan hambatan tersebut, penting bagi semua
pihak, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan aktor politik lainnya, untuk
bersama-sama berkomitmen dalam memperkuat demokrasi di Indonesia.
Penegakan hukum yang tegas, penguatan lembaga-lembaga demokrasi, dan
peningkatan kesadaran politik masyarakat adalah langkah-langkah penting untuk
mencapai tujuan tersebut.

Demokrasi adalah komitmen bersama untuk menciptakan sistem politik


yang adil, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi rakyat.
Semakin kuat dan matang demokrasi di Indonesia, semakin besar peluang bagi
negara ini untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.

Sebagai bangsa yang terus berkembang, Indonesia memiliki potensi besar


untuk mengatasi tantangan dan hambatan dalam implementasi demokrasi, dan
melanjutkan perjalanan menuju masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Dengan komitmen yang kokoh dan kerjasama yang erat, kita dapat mewujudkan
demokrasi yang berkualitas dan berdaya tahan untuk kepentingan bersama.

Kita harus terus menghargai nilai-nilai demokrasi, menjunjung tinggi hak-


hak asasi manusia, dan menjaga keberagaman sebagai kekayaan bangsa. Melalui
semangat kebersamaan, Indonesia dapat terus menghadirkan demokrasi yang lebih
baik, memberikan ruang partisipasi bagi seluruh warga negara, dan membangun
masa depan yang cerah untuk generasi mendatang.

B. Saran
Untuk memperkuat dan meningkatkan demokrasi di Indonesia, diperlukan
partisipasi aktif dari seluruh warga negara. Aktif terlibat dalam proses demokrasi,
seperti menggunakan hak pilih dalam pemilihan umum, memanfaatkan
mekanisme partisipatif di tingkat lokal, dan menyampaikan aspirasi dengan
konstruktif, akan membantu mengamankan proses politik yang lebih transparan
dan responsif. Selain itu, perluasan pemahaman tentang konsep dan ragam bentuk
demokrasi di Indonesia melalui pendidikan politik dan penelusuran peran
masyarakat dalam pengambilan keputusan juga menjadi kunci dalam memperkuat

18
kesadaran politik dan partisipasi masyarakat. Dukungan terhadap penguatan
lembaga-lembaga demokrasi dan pengawasan terhadap penyebaran informasi
palsu juga menjadi bagian penting dari peran aktif kita sebagai agen perubahan
positif. Dengan menjaga etos kebangsaan, menjunjung tinggi kebhinekaan, dan
berpartisipasi dalam kegiatan politik dan sosial, kita dapat bersama-sama
menciptakan masa depan yang lebih baik melalui sistem politik yang inklusif,
transparan, dan berkeadilan bagi kepentingan bersama.

REFERENCES

Mardiasmo, Budi. (2015). "Demokrasi Indonesia: Sejarah dan Konsep Dasar."


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

19
Aspinall, Edward. (2014). "Demokrasi Indonesia: Problema-Praktek-Teori."
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tim Penyusun Pusat Kajian dan Advokasi Kebijakan (PUSAKA). (2019). "10
Tahun Demokrasi Indonesia: Refleksi dan Arah Reformasi Demokrasi."
Jakarta: PUSAKA.

Heywood, Andrew. (2013). "Politik: Suatu Pengantar." Jakarta: Erlangga.

Lev, D. S. (1972). "The Transition to Guided Democracy in Indonesia." Modern


Asian Studies, 6(1).

Hefner, R. W. (2000). "Civil Islam: Muslims and Democratization in Indonesia."


Princeton: Princeton University Press.

Miriam Budiardjo. (2008). ”Dasar-dasar Ilmu Politik” Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

Abdullah, Taufik. (2018). Indonesia: Towards Democracy. New York: Equinox


Publishing.

Crouch, Harold. (2007). The Army and Politics in Indonesia. Equinox Publishing.

Jay, Robert. (2013). Democracy and the State in the New Order Indonesia.
Routledge.

Riza Noer, M. (1996). "Demokrasi Indonesia". Jakarta: LP3ES.

Cholisin, T. (2012). "Membangun Masyarakat Ideal dalam Bingkai Pancasila".


Jakarta: Rajawali Pers.

Tim Penyusun Buku Tematis, Pusat Data dan Informasi Kementerian Dalam
Negeri. (2019). "Demokrasi di Indonesia: Suatu Tinjauan Historis.".

20
Honna, J. (2017). "Dynamics of Indonesian Democracy: Perspectives from
Indonesia's 2014 Legislative and Presidential Elections." Southeast
Asian Affairs.

Hidayat, S. (2015). "Indonesia's Democratic Consolidation: A Systematic


Analysis." Journal of Current Southeast Asian Affairs, 34(1).

Setiawan, A. (2017). "Media and Democracy in Indonesia: Equivocal Muzzling."


Media Asia, 44(1).

Mietzner, M. (2016). "Money, Power, and Ideology: Political Parties in Post-


Authoritarian Indonesia." Critical Asian Studies, 48(4).

21

Anda mungkin juga menyukai