Anda di halaman 1dari 21

SEJARAH INDONESIA MASA KEMERDEKAAN

“SISTEM DEMOKRASI TERPIMPIN”

DISUSUN OLEH :

NAMA : DEVI MIRANTI (352019014)

MATA KULIAH : SEJARAH INDONESIA MASA KEMERDEKAAN

DOSEN PENGAMPUH : Dra. FATMAH, M. HUM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “SISTEM DEMOKRASI
TERPIMPIN” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bu Fatmah
pada  mata kuliah Indonesia Masa Kemerdekaan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Fatmah selaku dosen mata kuliah Sejarah
Indonesia Masa Kemerdekaan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.Saya menyadari, makalah yang
saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusasn Masalah.............................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah...................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. jelaskan Pengertian Sistem, Demokrasi, Terpimpin dan Sistem Demokrasi Terpimpin..................6
B. menjelaskan sistem pemerintah demokrasi terpimpin......................................................................6
C. Jelaskan latar belakang sistem demokrasi terpimpin......................................................................11
D. mengapa sistem demokrasi terpimpin berlaku di indonesia...........................................................12
E. Mengenal Demokrasi Terpimpin, Sistem Pemerintahan Era Soekarno..........................................14
F. Sistem Ekonomi Demokrasi Terpimpin............................................................................................15

G. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin di Indonesia.............................................................................15

BAB III......................................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demokrasi terpimpin merupakan suatu sistem pemerintahan yang ditawarkan
kepada rakyat oleh presiden Soekarno pada 21 Februari 1957 sebagai gagasan pembaruan
kehidupan politik, sosial, dan ekonomi titik gagasan ini dikenal dengan istilah konsepsi
presiden 1957. Konsepsi presiden 1957 mengandung tiga pokok pikiran. Pertama, sistem
demokrasi parlementer secara barat tidak sesuai dengan kepribadian Indonesia titik oleh
karena itu sistem ini harus diganti dengan demokrasi terpimpin. Kedua, untuk
pelaksanaan sistem demokrasi terpimpin perlu dibentuk suatu kabinet gotong royong
yang anggotanya terdiri atas semua partai dan organisasi berdasarkan perimbangan
kekuatan dalam masyarakat. Ketiga, pembentukan dewan nasional yang terdiri atas
golongan golongan fungsional dalam masyarakat titik tugas utama dewan nasional adalah
memberi nasihat kepada kabinet
Melalui Dekrit Presiden, konsep demokrasi terpimpin yang dirumuskan oleh
Presiden Soekarno melalui konsepsi Presiden 1957 direalisasikan pemberlakuannya
melalui Staatsnoodrecht atau hukum negara dalam keadaan bahaya perang. Langkah
politik ini terpaksa diambil karena krisis yang melanda tata negara dapat membahayakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta mengancam keutuhan NKRI. Sehari setelah
diumumkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Perdana Menteri Djuanda mengembalikan
mandat kepada Presiden Soekarno dan kabinet karya pun dibubarkan. Selanjutnya, pada
10 Juli 1959 Presiden Soekarno mengumum kan pembentukan kabinet baru yang disebut
sebagai kabinet kerja titik Dengan demikian, era baru dalam kehidupan bangsa Indonesia
telah dimulai, yaitu masa Demokrasi Terpimpin.(Abdurakhman.2019:118-119)
B. Rumusasn Masalah
1. Jelaskan Pengertian dari Sistem, Demokrasi , Terpimpin dan Sistem Demokrasi
Terpimpin?
2. Menjelaskan sistem pemerintah demokrasi terpimpin di indonesia?
3. Latar belakang sistem demokrasi terpimpin?
4. Mengapa sistem demokrasi terpimpin berlaku di indonesia?
5. Mengenal Demokrasi Terpimpin, Sistem Pemerintahan Era Soekarno?
6. Sistem ekonomi demokrasi terpimpin?
7. Pelaksanaan demokrasi terpimpin di Indonesia?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetaui pengertian Sistem, Demokrasi dan Terpimpin!
2. Untuk menjelaskan sistem pemerintah demokrasi nterpimpin di indonesia!
3. Untuk mengetahui latar belakang sistem demokrasi terpimpin!
4. Untuk mengetahui mengapa sistem demoktrasi terpimpin di indonesia!
5. Untuk Mengenal Demokrasi Terpimpin, Sistem Pemerintahan Era Soekarno?
6. Untuk mengenal ekonomi demokrasi terpimpin?
7. Untuk mengenal pelaksanaan demokrasi terpimpin di Indonesia?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem, Demokrasi, Terpimpin dan Sistem Demokrasi Terpimpin


Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (Sustema) adalah
suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energy. Istilah ini sering dipergunakan untuk
menggambarkan suatu entitas yang berinteraksi. Dalam pengertian umum menurut beberapa ahi
bahwa definisi sistem adalah sekelompok elemen yang berinteraksi dan bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan.(Kustiyaningsih, 2020:01)
Istilah Demokrasi berasal dari bahasa Yunani demos berarti rakyat dan kratein artinya
pemerintah. Dengan demikian, demokrasi berarti adanya kekuasaan tertinggi yang dipegang
oleh rakyat.(Abdulkarim:109)
Pengertian “terpimpin” dalam UUD 1945 adalah dengan hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan. Akan tetapi dalam prakteknya Presiden menafsirkan “
tepimpin” itu dengan pengertian bahwa pimpinan terletak ditangannya selakuk pemimpin Besar
Revolusi.
Pengertian Demokrasi Terpimpin adalah suatu sistem pemerintahan yang keputusan
dan kebijakan dijalankan dengan berpusat pada kekuasaan yang berada pada satu orang
( Pimpinan Negara). Cirri-ciri demokrasi terpimpin yaitu
pada peningkatan otokrasi. Otokrasi merupakan ssuatu bentuk pemerintahan yang kekuasaan
politiknya dipegang penuh oleh satu orang (Nuryanto,2018:4)
B. Menjelaskan sistem pemerintah demokrasi terpimpin di Indonesia
Demokrasi bukan merupakan hal baru bagi Indonesia karena sejak pertama kali di negri
ini didirikan sudah menggunakan demokrasi, demokrasi penyesuaian tidak Sali mengadopsi
demokrasi ala barat, artinya demokrasi yang cocok untuk kita adalah demokrasi untuk semua
bukan demokrasi ala barat yang memuja kebebasan tanpa batas, karena di dalam ideology
tersebut,
Negara Indonesia merupakan Negara demokrasi , hal ini dibuktikan dengan
penyelenggaraan pemmilu 1955 yang merupakan pesta demokrasi pertama di Indonesia , yang
diikuti sebanyak 29 partai politik, pemilu yang berlangsung pada saat pemerintahan cabinet
burhanudin harahap ini memilih anggota dewan perwakilan rakyat(DPR) dan konstituante dan
dimenangkan oleh partai nasional Indonesia (PIN) . Hal ini menunjukan eksistensi Indonesia
dalam pelaksaan demokrasi,
Dalm perjalanan melasanakan demokrasi , terjadi penyimpanan , diantaranya terjadi ketika
demokrasi Indonesia berubah menjadi demokrasi terpimpin, yaitu:
1. Terjadi pengangkatan presiden seumur hidup oleh MPRS:
2. Pembubaran konstituante hasil pemilu:
3. Pemberedelan pers atas dalih mengganggu revolusi , hal –hal di atas merupakan
upaya pencideraan demokrasi yang kita bangun dan jauh dari aspek yang diharapkan
demokrasi , sikap presiden soekarno dimanfaatkan oleh dua kekuatan pendukung
presiden soekarno yaitu partai komunis Indonesia (PKI)dann angkatan bersenjata
republic Indonesia (ABRI). PKI mengupayakan masukan ideology komunis dalam
pemrintah soekarno, usulan jendral ahmad Nasution yang mengusulkan Dwi fungsio
ABRI yang melibatkan ABRI, dalam pemrintahan , kedua hal tersebut sangat
bertentangan dengan demokrasi sendiri.
Setelah soekarno jatuh, soeharto yang berasal dari ABRI menggantikan kedudukan
sebagai presiden RI. Pada saat itu masyarakat sedang sangat anti komunis akibat kejadian
pembunuhan para jendral angkatan darat dalam peristiwa G30SPKI yang didalangi oleh PKI.
Soeharto mengunakan kondisi masyarakat pada waktu itu untuk merebut kekuasaan dengan
dalil menumpas komunisme di Indonesia. Pemeeintahan soeharto menamakan cabinet nya
dengan orde baru. Langkah pertama pemerintahan orde baru pada waktu itu adalah
mengkapanyekan demokrasoi pancasila . akan tetapi , pada kenyataan pancasila digunakan
untuk menkan demokrasi dengan melakukan pengekangan , pengekangan –pengekangan yang
dilakukan oleh pemerintahan orde baru antara lain sebagai berikut:
1. Penegkangan pers
Pengekangan pers sangat bertentangan dengan demokrasi karena demokrasi sangat
mendukung kebebasan pers di Negara demokrasi.
1. Pembuatan UUD subversive
Pemerintah orde baru ini membuat undang-undang subversive tujuanya untuk melawan
musuh-musuh politik rezim orde baru .
2. Melakukan fusi partai politik
Pada suatu pemrintah orde baru melakukan fusi partai politik . para pegawai negeri dan
ABRI mendirikan partai Golkar sebagi kendaraan politik soeharto menikuti pemilu ,
partai-partai islam digabung atau fusi menjadi satu partai persatuan pembangunan (PPP)
dan partai seperti partai nasional Indonesia (PNI) partai komunis Indonesia (PKI)dll ,
digabung atau difusi menjadi partai demokrasi Indonesia(PDI), ironisnya selama
pemrintahan orde baru , pemilu sejak tahun 1971-1997 selalu dimenangkan oleh partai
Golkar. Dan fusi partai sangat befrtentangan denagn demokrasi tersebut.
3. Tidak ada penghargaan terhadap Hak asasi manusia (HAM)
Penembakan misterius (petrus) menjadi pelanggaran HAM yang dilegalisasi oleh
pemerintahan orde baru dengan dalil menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat ,
ada lagi kasus timur timur yang membuat Indonesia diculikan dunia internasional . ada
banyak kasus HAM yang dilakukan pada masa pemrintahan orde baru .
4. Tindak korupsi pidana korupsi
Korupsi yang dilakukan soeharto dan krooni-kroninya mebuat majalah
“time” menuliskan soeharto ke dalam penguasa korup di dunia . kejadian-kejadian
tersebut di atas sangat bertentangan dengan amanat rakyat untuk menjadi presiden ,
akhirnya rakyat Indonesia marah dan para mahasiswa yang dikomandani amien rais
melakukan serangkaian demonstrasi .
C. Jelaskan latar belakang sistem demokrasi terpimpin
Demokrasi Terpimpin (1959-1965) pada Masa Orde Lama adalah sebutan bagi masa
pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia.
Pada periode pemerintahan Indonesia tahun 1959-1965 kekuasaan didominasi oleh
Presiden, terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya pengaruh komunis dan makin
meluasnya peranan TNI/Polri sebagai unsure sosial poltik. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dapat
dipandang sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari kemacetan politik dengan
melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat Pada masa demokrasi terpimpin banyak terjadi
penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945 antara lain pembentukan Nasakom
(Nasionalis, Agama dan Komunis), Tap. MPRS No. III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan
Soekarno sebagai Presiden Seumur Hidup, pembubaran DPR hasil pemilu oleh Presiden,
pengankatan ketua DPRGR/MPRS menjadi menteri negara oleh Presiden dan sebagainya.
Dalam demokrasi terpimpin, apabila tidak terjadi mufakat dalam sidang DPR, maka
permasalahan itu diserahkan kepada Presiden sebagai pemimpin besar revolusi untuk
diputuskan sendiri (lihat Peraturan Tata Tertib Peraturan Presiden No. 14 Tahun 1960 dalam
hal anggota DPR tidak mencapai mufakat). Dengan demikian, rakyat/wakil rakyat yang dududk
dalam lembaga legislative tidak mempunyai peranan yang penting dalam pelaksanaan
demokrasi terpimpin. Akhirnya, pemerintahan Orde Lama beserta demokrasi terpimpinnya
jatuh setelah terjadinya peristiwa G-30-S/PKI 1965 dengan diikuti krisis ekonomi yang cukup
parah
Para pemimpin berasal dari angkatan 1928 dan angkatan 1945 dengan tokoh politik
Soekarno sebagai titik dan pusatnya. Kepemimpinan tokoh politik ini berdasar pada politik
mencari Kambing hitam. Karena sifatnya kharismatik dan paternalistik, tokoh politik ini dapat
menengahi dan kemudian memperoleh dukungan dari pihak-pihak bertikai, baik dengan
sukarela maupun karena terpaksa. Dengan dialektika, pihak yang kurang kemampuannya akan
tersingkir dari gelanggang politik dan yang kuat akan merajainya. Gimnastik politik ini lebih
menguntungkan PKI.
Setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Indonesia jatuh pada masa
demokrasi terpimpin. Dalam demokrasi terpimpin Soekarno bertindak seperti seorang diktator,
hampir semua kekuasaan negara baik eksekutif, legislatif dan yudikatif berada pada
kekuasaannya. Sutan Takdir Alisyahbana menyamakan Soekarno dengan raja-raja kuno yang
mengklaim dirinya sebagai inkarnasi tuhan atau wakil tuhan di dunia.
Dekrit tersebut dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari
kemacetan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat. Undang-Undang Dasar 1945
membuka kesempatan bagi seorang presiden untuk bertahan selama sekurang-kurangnya lima
tahun. Akan tetapi ketetapan MPRS No. III/1963 yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai
presiden seumur hidup telah membatalkan pembatasan waktu lima tahun ini. Selain itu banyak
lagi tindakan yang menyimpang dari ketentuan Undang-Undang Dasar. Misalnya dalam tahun
1960 Ir. Soekarno sebagai Prseiden membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat hasil Pemilihan
Umum, padahal dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 secara eksplisit ditentukan
bahwa presiden tidak mempunyai wewenang untuk berbuat demikian.
Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong yang mengganti Dewan Perwakilan Rakyat
pilihan ditonjolkan peranannya sebagai pembantu pemerintah sedangkan fungsi kontrol di
tiadakan. Lagipula pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dijadikan menteri dan dengan
demikian ditekankan fungsi mereka sebagai pembantu presiden disamping fungsi sebagai
sebagai wakil rakyat. Hal terakhir ini mencerminkan telah ditinggalkannya doktrin trias
politica. Dalam rangka ini harus pula dilihat beberapa ketentuan lain yang memberi wewenang
kepada presiden sebagai badan eksekutif. Misalnya presiden diberi wewenang untuk campur
tangan di bidang yudikatif berdasarkan Undang-Undang No. 19/1964 dan di bidang legislatif
berdasarkan Peraturan Tata Tertib Peraturan Presiden No. 14/1960 dalam hal anggota Dewan
Perwakilan Rakyat tidak mencapai mufakat.
Hal tersebut kemudian menjadikan kaburnya batas-batas wewenang antara badan
eksekutif dan legislatif, keduanya seolah-olah dirangkap oleh presiden. Akibatnya fungsi dan
peranan MPRS dan DPR-GR hilang. Apalagi pada waktu itu menteri-menteri diperbolehkan
menjabat sebagai ketua MPRS, DPR-GR, DPA dan MA.
MPRS dan DPR-GR yang seharusnya menjadi lembaga perwakilan rakyat yang
bertugas sebagai lembaga negara yang mengawasi jalannya pemerintahan pada akhirnya tunduk
kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan presiden.
Demokrasi terpimpin ialah hypen pendek demokrasi yang tidak didasarkan atas paham
liberalisme, sosialisme-nasional, facisme, dan komunisme, tetapi suatu faham demokrasi yang
didasarkan keinginan-keinginan luhur bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, menuju satu tujuan yaitu mencapai masyarakat adil dan makmur yang
penuh dengan kebahagiaan material dan spiritual sesuai dengan cita-cita Proklamasi 17 Agustus
1945.
Akan tetapi dalam prakteknya, apa yang dinamakan dengan demokrasi terpimpin yang
mempunyai tujuan yang luhur ini tidak pernah dilaksanakan secara konsekuen. Sebaliknya
sistem ini sangat jauh dan menyimpang dari arti yang sebenarnya. Dalam prakteknya yang
memimpin demokrasi ini bukan pancasila sebagaiman dicanangkan tetapi sang pemimpinnya
sendiri. Akibatnya demokrasi yang dijalankan tidak lagi berdasarkan keinginan luhur bangsa
Indonesia tetapi berdasarkan keinginan-keinginan atau ambisi-ambisi politik pemimpinnya
sendiri.
Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi telah membawa jalannya pemerintahan jauh
dari mekanisme yang ditetapkan dalam UUD 145. kondisi ini diperburuk dengan merosotnya
keadaan ekonomi negara. Sebagai akibatnya, keadaan politik dan keamanan sudah sangat
membahayakan keselamatan negara. Situasi ini dimanfaatkan oleh Partai Komunis Indonesia
(PKI) dengan mengadakan pemberontakan pada tanggal 30 September 1965. tujuan utama
pemberontakan ialah untuk mengganti falsafah pancasila dengan falsafah lain.
Dalam periode demokrasi terpimpin pemikiran ala demokrasi barat banyak
ditinggalkan. Presiden Soekarno sebagai Pimpinan Nasional tertinggi ketika itu menyatakan
bahwa demokrasi liberal tidak sesuai dengan kepribadian bangsa dan negara Indonesia.
Prosedur pemungutan suara dalam lembaga perwakilan rakyat dinyatakan sebagai tidak efektif
dan Bung Karno kemudian memperkenalkan apa yang kemudian disebut dengan “musyawarah
untuk mufakat”.
Banyaknya partai oleh Bung Karno disebut sebagai salah satu penyebab tidak adanya
pencapaian hasil dalam pengambilan keputusan, karena dianggap terlalu banyak debat
bersitegang urat leher. Untuk merealisasikan demokrasi terpimpin ini, kemudian dibentuk yang
dikenal dengan nama Front Nasional.
Ideologi masih tetap mewarnai periode ini, walaupun sudah dibatasi secara formal
melalui Penpres tentang syarat-syarat dan penyederhanaan kepartaian (penpres no.7-1959).
Tokoh politik memperkenalkan gagasan nasionalisme agama dan komunisme (nasakom),
kompetisi nasakomis masih dibenarkan karenadalam kondisi tersebut tokoh politik dapat
memelihara keseimbangan.”jor-joran” masih berada dalam penguasaan dan didominasi tokoh
politik yang menurut beberapa pengamat, menjalankan cara yang memecah dan kemudian
menguasainya. Ketika kapercayaan terhadap tokoh politikitu meluntur, yaitu pada saat dan
sesusah G-30 S/PKI meletus Jor-Joran tersebut berubah menjadi pertarungan terbuka.
Sementara tokoh politik itu berkuasa, pengaturan soal-soal kemasyarakatan dan politik
lebih cenderung dilakukan secara paksaan. Hal-hal ini di buktikan oleh merajalelaanya teror
mental dengan memberikan predikat kontra revolusi kepada aliran-aliran yang tidak setuju
dengan nilai-nilai yang mutlak tersebut diatas.
Kondisi Politik Dalam Negeri pada Masa Demokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin yang menggantikan sistem Demokrasi Liberal, berlaku
tahun 1959 – 1965. Pada masa Demokrasi Terpimpin kekuasaan presiden sangat besar sehingga
cenderung ke arah otoriter. Akibatnya sering terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945.
Berikut ini beberapa penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang
terjadi semasa Demokrasi Terpimpin.
1. Pembentukan MPRS melalui Penetapan Presiden No. 2/1959.
2. Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh presiden.
3. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu tahun 1955.
4. GBHN yang bersumber pada pidato Presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang
berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita” ditetapkan oleh DPA bukan oleh
MPRS.
5. Pengangkatan presiden seumur hidup.
Dalam periode Demokrasi Terpimpin, Partai Komunis Indonesia (PKI) berusaha
menempatkan dirinya sebagai golongan yang Pancasilais. Kekuatan politik pada
Demokrasi Terpimpin terpusat di tangan Presiden Soekarno dengan TNI-AD dan PKI di
sampingnya.
Ajaran Nasakom (Nasionalis-Agama-Komunis) ciptaan Presiden Soekarno sangat
menguntungkan PKI. Ajaran Nasakom menempatkan PKI sebagai unsur yang sah dalam
konstelasi politik Indonesia. Dengan demikian kedudukan PKI semakin kuat PKI
semakin meningkatkan kegiatannya dengan berbagai isu yang memberi citra sebagai
partai yang paling manipolis dan pendukung Bung Karno yang paling setia. Selama masa
Demokrasi Terpimpin, PKI terus melaksanakan program-programnya secara
revolusioner. Bahkan mampu menguasai konstelasi politik. Puncak kegiatan PKI adalah
melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah pada tanggal 30 September 1965
Politik Luar Negeri Masa Demokrasi Terpimpin
Politik luar negeri masa Demokrasi Terpimpin lebih condong ke blok Timur. Indonesia
banyak melakukan kerja sama dengan negara-negara blok komunis, seperti Uni Soviet,
RRC, Kamboja, maupun Vietnam. Berikut ini beberapa contoh pelaksanaan politik luar
negeri masa Demokrasi Terpimpin.
Oldefo dan Nefo
Oldefo (The Old Established Forces), yaitu dunia lama yang sudah mapan ekonominya,
khususnya negara-negara Barat yang kapitalis. Nefo (The New Emerging Forces), yaitu
negara-negara baru. Indonesia menjauhkan diri dari negara-negara kapitalis (blok oldefo)
dan menjalin kerja sama dengan negara-negara komunis (blok nefo). Hal ini terlihat
dengan terbentuknya Poros Jakarta – Peking (Indonesia – Cina) dan Poros Jakarta –
Pnom Penh – Hanoi – Peking – Pyongyang ( Indonesia – Kamboja – Vietnam Utara –
Cina – Korea Utara).
D. mengapa sistem demokrasi terpimpin berlaku di Indonesia
Demokrasi Terpimpin di Indonesia dimulai dengan dikeluarkannya Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Soekarno. Dekrit 5 Juli 1959 menandakan era baru
yang mana Indonesia meninggalkan Demokrasi Liberal berganti dengan Demokrasi
Terpimpin. Demokrasi Terpimpin diartikan sebagai demokrasi yang dipimpin oleh
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Pada prakteknya pengertian
Demokrasi Terpimpin lebih cenderung kepada Demokrasi yang dipimpin oleh presiden
sebagai Panglima Besar Revolusi mengapa demokrasi terpimpin berlaku di Indonesia
Sebelumnya, Indonesia menerapkan Demokrasi Liberal (1950-1959). Namun,
sistem ini tidak stabil, kabinet sering berganti yang akhirnya berdampak pada tidak
dijalankannya program kerja kabinet sebagaimana mestinya Di masa Demokrasi Liberal,
partai-partai politik saling bersaing dan menjatuhkan. Sementara itu, Dewan Konstituante
yang dibentuk melalui Pemilihan Umum (Pemilu) 1955 belum juga menyelesaikan
tugasnya yakni menyusun UUD yang baru.
Tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan dekrit. Dikutip dari Dasar
dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia (2001) karya Mahfud M.D, berikut ini isi Dekrit
Presiden 5 Juli 1959: Pembubaran konstituante. Berlakunya kembali UUD 1945. Tidak
berlakunya UUDS 1950. Dibentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
(MPRS) dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS). Dekrit Presiden 5 Juli
1. Pembubaran konstituante.
2. Berlakunya kembali UUD 1945.
3. Tidak berlakunya UUDS 1950.
4. Dibentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan
Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS).
Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Sistem Demokrasi Terpimpin Sukarno di
Indonesia 1959-1965", https://tirto.id/gbBf 1959 menandai berakhirnya Demokrasi
Liberal dan digantikan dengan Demokrasi Terpimpin. Demokrasi Terpimpin yang
berlaku dari 1959 hingga 1965 memiliki artian bahwa demokrasi dengan pengakuan
kepemimpinan.
Konsep & Tujuan Demokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin merupakan suatu gagasan pembaruan kehidupan politik,
sosial, dan ekonomi. Gagasan ini dikenal sebagai Konsepri Presiden 1957. Terdapat dua
pokok pemikiran dalam konsepsi tersebut, di antaranya: Pembaruan struktur politik harus
diberlakukan sistem Demokrasi Terpimpin yang didukung oleh kekuatan yang
mencerminkan aspirasi masyarakat secara seimbang. Membentuk kabinet gotong royong
berdasarkan imbangan kekuatan masyarakat, yang terdiri atas wakil partai politik dan
kekuatan golongan politik baru atau golongan fungsional alias golongan karya. Tujuan
sistem Demokrasi Terpimpin adalah untuk menata kembali kehidupan politik serta
pemerintahan berdasarkan UUD 1945. Namun, pada pelaksanaannya justru kerap
melanggar UUD 1945. Sistem Demokrasi Terpimpin mulai ditinggalkan setelah terjadi
peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965 yang menjadi awal melemahnya pengaruh
dan kekuasaan Presiden Sukarno.
Penyelewengan Demokrasi Terpimpin Ide Demokrasi Terpimpin digagas oleh
Presiden Sukarno sejak awal tahun 1957 dan kemudian dijelaskan dalam Sidang
Konstituante tanggal 22 April 1957. Seharusnya, Demokrasi Terpimpin sebagai suatu
sistem pemerintahan dilakukan berdasarkan UUD 1945. Namun, pada praktiknya tidak
demikian. Demokrasi Terpimpin justru mengarah pada pemusatan kekuasaan dalam satu
tangan, tidak mengindahkan quorum dan oposisi, serta tidak menghendaki pemungutan
suara.

E. Mengenal Demokrasi Terpimpin, Sistem Pemerintahan Era Soekarno


Demokrasi Terpimpin merupakan penyeimbangan kekuasaan antara kekuatan
politik militer Angkatan Darat dan Partai Komunis Indonesia dan Presiden Soekarno
sebagai balancer diantara keduanya.
Masa kepemimpinan Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia
merupakan bagian dari sejarah bangsa yang amat penting. Pada saat menjadi kepala
negara, Soekarno pernah mencoba beberapa sistem pemerintahan, salah satunya adalah
demokrasi terpimpin. Sistem pemerintahan demokrasi terpimpin diawali sejak
dikeluarkannya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959. Dekrit ini dianggap menandai
kekuasaan Soekarno yang hampir tidak terbatas dan pemusatan kekuasaan berada di
tangan Presiden Soekarno.
Masa Demokrasi Terpimpin dimulai dengan hadirnya Partai Komunis Indonesia
(PKI) sebagai partai politik yang paling dominan dan TNI AD sebagai kekuatan Hankam
dan sosial politik. Demokrasi Terpimpin merupakan penyeimbangan kekuasaan antara
kekuatan politik militer Angkatan Darat dan Partai Komunis Indonesia dan Presiden
Soekarno sebagai penyeimbang di antara keduanya.
Pertentangan antara Presiden Soekarno, TNI AD dan partai-partai politik dalam
konteks Demokrasi Terpimpin menjadi kajian penting dalam melihat kekuasaan Presiden
dalam kurun waktu berlakunya UUD 1945 di Indonesia. Pada era pemerintahan sistem
politik Demokrasi Terpimpin ini, peranan PKI sangat menonjol dan berkembang
menjadi kekuatan politik.
Sementara pihak yang gigih melawan PKI adalan Partai Masyumi dan Partai
Sosialis Indonesia (PSI) yang pada akhirnya dibubarkan oleh Presiden Soekarno karena
dianggap menjadi pendukung pemberontakan yang terjadi di daerah Sumatera dan
Sulawesi. TNI AD juga turut menjadi pihak yang anti komunis. Presiden Soekarno
bekerjasama dengan TNI AD untuk mengendalikan partai politik, namun di sisi lain
Soekarno melindungi PKI. Soekarno membutuhkan PKI karena merasa terancam akan
kemungkinan pengambil-alihan kekuasaan oleh Angkatan Darat, maka terjadilah
persaingan antara tiga kekuatan, yaitu Presiden, TNI AD dan PKI. Otoritas dan
kedudukan Soekarno sebagai penentu kebijakan-kebijakan politik menjadikannya
sebagai ajang perebutan dua kekuatan politik antara TNI dan PKI untuk saling
mendekati dan mempengaruhi Presiden.
Dekret Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan Konstituante dalam
menetapkan UUD baru untuk pengganti UUDS 1950. Anggota konstituante mulai
bersidang pada 10 November 1956, namun pada kenyataannya hingga tahun 1958 belum
sukses mendefinisikan UUD yang diharapkan. Sementara di kalangan warga pendapat-
pendapat untuk kembali kepada UUD '45 lebih kuat. Dalam menanggapi hal itu, pada 22
April 1959 Presiden Soekarno lantas menyampaikan amanat di depan sidang
Konstituante yang isinya menganjurkan untuk kembali ke UUD '45.
F. Sistem Ekonomi Demokrasi Terpimpin
1. Ekonomi Keuangan

Ekonomi keuangan untuk merencanakan pembangunan ekonomi di bawah kabinet


karya pada tahun 1958 dibuat undang-undang mengenai pembentukan dewan
perencanaan nasional yaitu undang-undang No. 80/1958. Menurut pasal 2 undang-
undang ini, tugas dewan perancang nasional adalah:

a. Mempersiapkan rancangan undang-undang pembangunan nasional yang


berencana ( pasal 2);

b. Menilai penyelenggara pembangunan itu (pasal 3).


Berdasarkan undang-undang nomor. Delapan tahun 1958 ini, pada tanggal 19
Januari 1958 dikeluarkan peraturan pemerintah No. tahun 1958, yang mengatur tugas
dan susunan dewan perancang nasional. Pada tanggal 15 Agustus 1959 terbentuklah
dewan perancang nasional (Depernas) di bawah pimpinan Mr. Muh. Yamin sebagai
wakil menteri pertama yang beranggotakan 80 orang wakil golongan masyarakat dan
daerah. Dalam waktu kurang lebih 1 tahun, yaitu pada tanggal 26 Juli 1965, depernas
berhasil menyusun suatu "Rancangan dasar

undang-undang pembangunan nasional sementara berencana tahapan tahun 1961-


1969". MPRS menyetujui rancangan tersebut dengan TAP No. 2/MPRS/1960.

Pada tahun 1963, dewan perancang nasional berganti nama dan statusnya menjadi
badan perancang pembangunan nasional (Bappenas) yang dipimpin oleh presiden
Soekarno. Bappenas mempunyai tugas menyusun rencana pembangunan jangka panjang
dan rencana tahunan baik nasional maupun daerah, mengawasi laporan pelaksanaan
pembangunan, dan menyiapkan dan menilai mandataris untuk MPRS.
2. Perdagangan dan kreditan luar negeri.

Indonesia bersifat agraris, karena lebih kurang 80% dari penduduk hidup dari dan
berkecimpung dalam bidang pertanian. Sebagian hasil pertanian atau perkebunan yang
dihasilkan setiap tahunnya dijual dan diekspor ke luar negeri untuk memperoleh devisa
atau valuta asing guna membeli atau mengimpor berbagai bahan baku dan barang
konsumsi yang belum dapat dihasilkan di Indonesia. Oleh karena itu, untuk dapat
mengimpor kebutuhan-kebutuhan dari luar negeri adalah mutlak omah neraca
perdagangan kita dengan luar negeri harus menunjukkan terms of trade yang
menguntungkan. Apabila itu belum tercapai, terpaksalah dicari bantuan, atau juga
disebut kredit luar negeri, supaya dapat membiayai impor. Hal ini membawa
konsekuensi yang tidak diinginkan oleh pemerintah yang terpaksa membuat utang-utang
di luar negeri.
Politik luar negeri pada masa demokrasi terpimpin di bidang perdagangan dan
perkreditan memiliki kecenderungan untuk menerapkan ajaran marxisme yang bersandar
pada prinsip realitas yang ada dalam masyarakat dan aktivitas politiknya disesuaikan
dengan realitas yang ditemukan. Disinlah letak sumber pengertian dan latar belakang
tindakan-tindakan pemerintahan Soekarno selama Deomokrasi Terpimpi itu mengenai
perkreditan luar negeri dilandasi dengan konsep mengarrangment dan readjustment
dengan Negara-negara kreditor yang berlaku secara internasional. Namun, disatu pihak
masyarakat Indonesia yang baru merasakan kemerdekaannya justru beranggapan bahwa
utang luar negeri identik dengan penghasilan. (Poesponegoro, 2011 :429-434)
G. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin di Indonesia

Pelaksanaan demokrasi terpimpin yang memusatkan kekuasaan negara di tangan


Presiden mengakibatkan terjadinya penyimpangan penyimpangan terhadap Pancasila
dan UUD 1945. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masa demokrasi
terpimpin.

1.Pembubaran DPR hasil pemilu.


2.Pembentukan DPR-GR dan MPRS yang ditetapkan dengan Penpres (Penetapan
Presiden).
3.Pembentukan Front Nasional dan Musyawarah Pembantu Pemimpin besar Revolusi.
4.Pengangkatan Presiden Soekarno sebagai Presiden seumur hidup.
Pada masa demokrasi terpimpin, pelaksanaan politik luar negeri Indonesia mengarah
pada politik mercusuar, yakni sistem politik yang bertujuan mengejar kemegahan di
tengah-tengah pergaulan antar bangsa. Bijakan pemerintah yang mengarah pada politik
mercusuar diantaranya sebagai berikut.

a. Membagi kekuatan politik dunia menjadi dua, yaitu.


1. OLDEFO (Old Establisbed Forces), yaitu negara-negara Barat yang imperialis,
kolonialis, dan kapitalis.
2. NEFO (New Emerging Forces), yaitu negara-negara berkembang yang sosialis
dan komunis, serta anti imperialis. Indonesia termasuk dalam kelompok NEFO.
b. Indonesia membentuk poros Jakarta-Peking dan poros Jakarta-Phnom Penh-Hanoi-
Peking-Pyongyang. Pembentukan poros-poros ini semakin memperlihatkan kedekatan
Indonesia dengan negara-negara komunis.( Ganesa.2017:23)

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Demokrasi Terpimpin adalah suatu sistem pemerintahan yang
keputusan dan kebijakan dijalankan dengan berpusat pada kekuasaan yang berada pada
satu orang ( Pimpinan Negara). Cirri-ciri demokrasi terpimpin yaitu pada peningkatan
otokrasi. Otokrasi merupakan ssuatu bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya
dipegang penuh oleh satu orang (Nuryanto,2018:4)
Demokrasi terpimpin merupakan suatu sistem pemerintahan yang ditawarkan
kepada rakyat oleh presiden Soekarno pada 21 Februari 1957 sebagai gagasan pembaruan
kehidupan politik, sosial, dan ekonomi titik gagasan ini dikenal dengan istilah konsepsi
presiden 1957. Konsepsi presiden 1957 mengandung tiga pokok pikiran. Pertama, sistem
demokrasi parlementer secara barat tidak sesuai dengan kepribadian Indonesia titik oleh
karena itu sistem ini harus diganti dengan demokrasi terpimpin.

DAFTAR PUSTAKA

Yeni Kustiyahningsih. 2020. Sistem Informasi & Implementasi. Malang : Bukit Cemara
Tidar.
Aim Abdulkarim. 1977. Pendidikan Kewarganegaraan.
Marwati Djoened Poesponegoro Nugroho Notosusanto. 2011. Sejarah Nasional
Indonesia VI. Jakarta : Balai Pustaka
Dr. Abdurakhman, S.S., M.Hum. 2019. Sejarah Indonesia. Duta : Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014.
Yayu Nuryanto. 2018. Cakap Ala Demokrasi Milenial. Yogyakarta: CV Budi Utama
http:/id. Wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai